Laporan Porositas tanah I contoh

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH
POROSITAS

Oleh :
Nama

: Agung Riski Widodo

NIM

: 05021281320009

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2014

I.


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah
erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah
berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil.
Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki
porositas yang besar. Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori
tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat
menentukan penggunaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah
yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah
dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan
sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi,
juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar
partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori
besar; (2) pori meso atau pori sedang; dan (3) pori mikro atau pori kecil. Masingmasing kelompok ini menempati lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Pada lapisan
pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua
pada umumnya pori meso banyak dan juga ada pori mikro dan pori makro tetapi

tidak terlalu banyak .
Dalam ilmu biofisika tanah dan mekanika tanah yang erat dengan
perencanaan bangunan porositas memiliki hal yang negatif dan positif. Jika porositar
tanah sangat tinggi maka akan mengakibatkan ketidakkuatannya tanah untuk
menanggung beban yang sangat tinggi. Maka dalam hal ini jika porositas tinggi maka
perlu dilakukannya pemadatan. Dan jika porositas rendah maka tanah tidak perlu lagi
pemadatan. Hal ini dikarenakan porositas yang sangat kecil menandakan bahwa pori
tanah juga kecil sehingga jika tanah memiliki tahanan eser yang kuat maka tanah
sudah sangat kuat.
Porositas merupakan salah satu bagian yang menentukan kerapatan massa.
Hal ini sudah ditegaskan bahwa orositas merupakan gambaran dari pori-pori di tanah
itu sendiri. Sehingga dapat diketahui bahwa berdasarkan uraian di atas porositas

sangat menentukan nilai bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah
kerapatan massanya dan semakin rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai
kerapatan massa. Jumlah pori dari permukaan sampai lapisan dalam semakin
berkurang. Hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar
nilai bulk density.
B. Tujuan
Pada praktikum penentuan porositas tanah ini bertujuan untuk menentukan

nilai porositas pada tanah.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Porositas
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro
dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah
dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya
mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan
gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah
kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran
padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandungan bahan organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kandungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah
berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai lalu
lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori

mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun
(Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk
ke-mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori tanah sehingga perkolasi semakin memba-ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang
terbentuk oleh aktivitas akar tanam-an secara tidak langsung melalui ikatan mekanis
atau biologis dan kimia oleh hu-mus dapat memantapkan agregat tanah, akibatnya
laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001).
Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi
lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.
Porositas adalah porositas ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yanag dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga

merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous artinya
tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air tanah dan udar bebas
bergerak secara leluasa didalam tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan
menjadi pori-pori tanah dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus, poripori kasar berisi udara dan air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara atau
sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler (Buckman dan Brady, 2002).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian
besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam

lalu lintas air maupun udara. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman
cepat sekali kering, ini disebabkan karena tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori
kasar lebih banyak. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam
tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang
rendah, (Buckman dan Brady, 2002).
B. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan
struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka
tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah
maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah
tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim
kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi
kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap
porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh,
karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah
tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah
(Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya

perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan
memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori

mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan
struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena
dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim,
dkk. 1986).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas
tanaherat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat
tanahberarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat
berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu
tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita
menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang
ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan
mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi
perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila
tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam

kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim, dkk.
1986).

III.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu
Praktikum penentuan porositas tanah ini dilaksanakan setiap hari Rabu
pukul 14.30 - 16.30, bertempat di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1) Cangkul, 2) skrup, 3) mistar,
4) papan, 5) 9 buah ring sampel, 6) palu, 7) nampan, 8) plastik, 9) kain kasa, 10)
karet gelang, 11) pisau cutter, 12) spidol, 13) oven, 14) desikator, 15) dacing dan 16)
neraca analitik.
Bahan yang digunakan yaitu 1) Tanah utuh dan 2) air.
C. Cara Kerja
1. Tentukan lokasi, pastikan lokasi merupakan tanah alami yang belum banyak

terganggu atau tercemar supaya mudah dalam pengambilan sampel tanah.
2. Gali tanah sedalam 35 cm, lalu letakkan ring sampel pada tanah, letakkan
papan diatas ring sampel tersebut, pukul papan dengan menggunakan palu
sampai ring sampel terbenam sedalam 5 cm didalam tanah dan terisi penuh
oleh tanah.
3. Keluarkan ring sampel yang sudah terdapat sampel tanah didalamnya dengan
tidak mengganggu keadaan tanah didalam ring sampel, Ratakan tanah bagian
atas dan bawah pada ring sampel dengan pisau cutter.
4. Tutup bagian atas dan bawah ring sampel dengan menggunakan kain kasa
dan plastik lalu ikat dengan karet gelang. Supaya tanah didalam ring sampel
tidak terganggu. Lalu masukkan ke dalam kantong plastic.
5. Letakkan ring sampel tanah di nampan.
6. Ulangi langkah diatas sampai ring sample yang ke 9.

7. Timbang masing-masing ring sampel tanah dengan neraca analitik. Catat.
8. Letakkan ring sample dengan keadaan hanya tertutup kain kasa didalam
nampan dan isi air didalam nampan dengan ketinggian 1 cm.
9. Rendam ring sampel selama satu minggu bila air berkurang tambah kembali
air tersebut.
10. Setelah di rendam, timbang berat ring sampel tanah dengan menggunakan

neraca analitik dan dengan dacing . Catat berat ring sampel tanah basah.
11. Masukkan ring sampel tanah kedalam oven selama 24 jam.
12. Keluarkan ring sampel tanah dari oven, masukkan kedalam desikator selama
15 menit.
13. Timbang ring sampel tanah yang sudah di keringkan dengan neraca analitik.
Catat berat ring sampel tanah kering.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Nama Sampel
K3R1
K3R2
K3R3
Dik

BTBM (gr)
265

342
272

BTKM (gr)
163
237,5
165

: d = 6,5 cm  r = 3,25
T = 5 cm

V = πr2t
= 3,14 × (3,25 cm)2 × 5 cm = 165,83 cm3
BTKM
BD =
V
BD
Porositas=1−
 PD = 2,65
PD

Untuk sampel K3R1 :
BTKM
163
g
BD =
=
=0,983 3
V
165,83
cm
BD
0,983
PorositasK 3 R 1=1−
=1−
=1−0,37=0,63=63
PD
2,65
Untuk Sampel K3R2 :
BTKM 237,5
g
BD =
=
=1,432 3
V
165,83
cm
BD
1,432
Porositas K 3 R 2=1−
=1−
=1−0,54=0,46=46
PD
2,65
Untuk Sampel K3R3 :
BTKM
165
g
BD =
=
=0,995 3
V
165,83
cm
BD
0,995
Porositas K 3 R 3=1−
=1−
=1−0,374=0,626=62,6
PD
2,65
B. Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan pada hari selasa yang pertama dilakukan
penggalian sampel. Kemudian pada hari rabu dilanjutkan dengan pengambilan
sampel. Pengmbilan sampel dilakukan dengan sangat hati-hati dikarenakan
pengambilan sampel yang sembarangan akan mengakibatkan kesalahan pada

perhitungan praktikum. Besi sampel dipukul hingga terbenam lalu diambil dengan
cara menggali tanah yang berada di samping ring sampel.
Setelah tanah di angkat dari profil tanah selanjutnya ratakan ring sampel
tanah dengan pisau cutter. Dan tutup rapat ring sampel tanah dengan kain kasa.
Penggunaan kain kasa supaya kadar air, ruang pori tanah pada ring sampel tanah
tidak terpengaruhi oleh lingkungan. Perendaman dilakukan selama satu minggu dan
ring sampel tanah dikeringkan didalam oven selama 24 jam dengan suhu 103 ± 2 oC.
Dan setiap diberi perlakuan (direndam dan dikeringkan dalam oven) berat masingmasing cawan dicatat. Dan didapat bahwa berat ring sampel tanah meningkat ketika
direndam dengan air begitupun berat ring sampel tanah setelah dikeringkan dalam
oven akan menurun.
Kemudian dalam hasil yang didapat diperoleh bahwa pada sampel pertama
dsn ketiga diperoleh porositas yang hampir sama dan paling tingggi. Dari
penimbangan ketiga sampel tersebut, sampel pertama dan kedua yang memiliki berat
masa yang lebih kecil dari sampel kedua. Sehingga nilai porositasnya lebih besar dari
pada sampel kedua.
Kemungkinan hala ini terjadi akibat pengambilan sampel yang kedua
tempatnya cukup jauh dari tempat pengambilan sampel pertama dan kedua sehingga
perbedaan partikel tanah akan sangat berbeda sehingga mempengaruhi porositas
tanah tersebut.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
2. Hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur
tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas.
3. Dari ketiga sampel tanah kelompok tiga, sampel pada ring 2 memiliki nilai
porositas yang paling kecil. Hal itu menunjukan tanah pada ring ke-2
memiliki daya serap yang kecil terhadap air.
4. Sampel pada ring 1 dan 3 memiliki porositas yang hampir sama. Berarti
sampel pada ring ke-1 dan ke-2 memiliki daya serap yang hampir sama.
5. Porositas berbanding terbalik dengan bulk density.
B. Saran
Pengambilan sampel adalah hal yang terpenting dalam praktikum ini. Sampel
harus diambil dengan ring yang memiliki jari-jari dan tinggi yang diketahui sehingga
perhitungan tidak mengalami kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bharata Karya Aksara.
Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Soenartono Adisumarto.
Jakarta : Erlangga
Hakim, dkk. 1986. Dasar dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas Lampung.
Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT
INTIM.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor : Fakultas Pertanian Institut
Pertanian.

LAMPIRAN

Penggalian Sampel Tanah

Pengeringan Sampel tanah