LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA mengenai indikat (1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
MENGUJI LARUTAN ASAM MENGGUNAKAN
KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR ALAMI
PEENETRALAN ASAM BASA

AMY SARINAH
11 MIA 2

LABORATORIUM KIMIA
SMA HARAPAN BANGSA
2015/2016

I.

JUDUL
Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus
Menguji larutan asam dan basa menggunakan indikator alami
Penetralan asam dan basa

II.


TUJUAN
 Menguji dan mengelompokan sifat asam atau basa suatu zat
dengan menggunakan indikator warna
 Menguji berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan
sebagai indikator asam dan basa
 Menentukan sifat asam dan basa berdasarkan perubahan warna
pada indikator alami
 Mengetahui dan memahami reaksi penetralan asam basa

III.

DASAR TEORI
i.
Asam dan Basa
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak
sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa
berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita

gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.enzim-enzim dan protein
dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi
tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan
dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda
hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa
lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang
mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam
dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun,
namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Berdasarkan pengertian asam basa menurut ARRHENIUS,
suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. adapun
suatu senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH-.

Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+
atau ion H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas
lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam

larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah
menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun
adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus
(lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap
berwarna biru).
Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli
kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa
Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton
donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor)
disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas
proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian
pula dengan basa,setelah menerima proton akan membentukasam
konjugasi dri basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi
basa adalah zat yang memilikisatu atau lebih satu pasangan elektron
babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima
pasangan elektron tersebut.
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang
berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa

masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun
dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai
penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa,
jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat
asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa
tersebut bersifat basa. ( Yayan sunarya, 2003 )(Windarti,T.,2008)
Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang
berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa
masam dan basa terasa pahit dan sifat asam basa juga bersifat beracun
dan korosif. hubungan asam basa dengan pH adalah pH sebagai
penentu agar suatu senyawa bisa diketahui bersifat asam atau basa,
jika pH senyawa lebih kecil dari 7 maka senyawa tersebut bersifat
asam dan jika suatu senyawa pH lebih besar dari 7 maka senyawa
tersebut bersifat basa.
A. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang


disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu
basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam
memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan
dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan
logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik merupakan
cairan elektrolit.
Asam kuat adalah asam yang benar-benar terionisasi
dalam larutan. Tidak banyak asam kuat di dunia. Beberapa
contoh asam kuat adalah asam sulfat, asam klorida, asam
bromida dan asam nitrat.
Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara
signifikan dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam
dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih
terdapat

sejumlah
besar
HA
yang
belum
terdisosiasi/terionisasi.
B. Basa
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam.
Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang
larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan
ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal
ini basa mempunyai arti bahwa ketika suatu senyawa basa
di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion
hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan
ke dalam air. Secara umum, basa memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit

3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi
biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik

Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat
mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asambasa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah
hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti
NaOH dan Ca(OH)2.
Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah
seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia
adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia
bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan
ion hidroksida.

Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak
semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa.
Kita juga sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam
lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu
senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut
dalam air. Asam atau basa juga bersifat elektrolit, daya hantar larutan
elektrolit bergantung pada konsentrasi ion-ion dalam larutan.
Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara sempurna sehingga
konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya sebagian kecil
saja yang dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit.
C. Teori Asam Basa

Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan
teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa
arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+
dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada
dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di
larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-,

dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di
dalam larutan.

Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N
Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry
mengemukakan teori yang bernama teori asam basa
broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton
(proton donor) disebutasam dan suatu zat penerima proton

(proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka
suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa
konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa,
setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi
dari basa tersebut.

Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang
berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih
pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat
lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima

pasangan elektron tersebut.
ii.

Kertas Lakmus dan Indikator Universal
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah
dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator
buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan
lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga
akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada
larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai
dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh
kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang
berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak
lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion,
sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan

pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat
atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan
kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam
larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus
merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa,
maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk
Indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam
dan basa adalah kertas lakmus. Jika larutan bersifat asam, maka kertas
lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus
merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu
larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah

warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah
warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas
lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka
larutan tersebut bersifat netral.
Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu
larutan. Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari
beberapa senyawa yang menunjukkan beberapa perubahan warna
yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan
keasaman atau kebasaan larutan. Meskipun secara komersial tersedia
beeberapa indikator universal, sebagian besar variasi formula
dipatenkan oleh Yamada pada tahun 1933. Indikator universal adalah
campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi
warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna
indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita
dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Suatu indikator universal
biasanya terdiri dari air, 1-propanol, garam natrium fenolftalein,
natrium hidroksida, metil merah, garam mononatrium bromotimol
biru, dan garam mononatrium timol biru. Indikator universal untuk
mengetahui pH suatu larutan secara langsung sehingga dapat diketahui
apakah larutan tersebut termasuk asam, basa atau garam. Nilai pH
ditunjukkan dengan skala, secara sistematis dengan nomor 0-14
iii.
Indikator Asam Basa dan Indikator Alami
Pengenalan asam basa dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan indikator asam dan basa. Indikator asam dan basa adalah zat
yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan
basa.
Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan
kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH
dimana terjadi perubahan warna indikator.
Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan
alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak.
Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada
zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa dipakai
dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna
mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan
dedaunan.
iv.
Reaksi Penetralan
Reaksi penetralan disebut juga reaksi asam basa. Reaksi
penetralan adalah reaksi yang membentuk unsur bersifat netral yaitu
air (H2O) yang berasal dari zat asam yang melepaskan ion H+ dengan
zat basa yang melepaskan ion OH-. Namun pada kenyataannya, reaksi

penetralan tidak hanya menghasilkan garam yang bersifat netral, tetapi
tergantung sifat asam atau basa yang lebih kuat.
Dalam larutan, netralisasi (reaksi asam basa) akan terjadi
antara suatu asam kuat dengan basa kuat yang menghasilkan
persamaan reaksi ion. Jika diteliti, persamaan molekuler dari reaksi
asam basa yang umum akan menghasilkan garam dan air.

IV.

ALAT DAN BAHAN
 Alat: gelas beker 100 ml, pipet tetes, pinset, lakmus merah,
lakmus biru, indikator universal, mortar dan alu, plat tetes,
tabung reaksi(2buah) dan rak
 Bahan: air sabun, air keran, air kolam, air cuka, air got, air
mineral (pH=8), air sabun, air pompa, bunga kempang sepatu,
kunyit, kol ungu, wortel, daun miyana, etanol, HCl 0,1 M,
NaOH 0,1 M, KOH 0,1M, Asam sulfat 0,1M, indikator PP.

V.

CARA KERJA
i.
Menguji larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus
Lakmus merah

lakmus biru
Indikator universal

Sampel
1. Sampel air ( air keran, air kolam, air cuka, air
got, air mineral, air sabun, air pompa )
dimasukkan ke dalam gelas beker
2. Semua sampel lalu diuji. lakmus merah dan
lakmus biru dicelupkan ke dalam gelas beker,
lalu pengamatannya dicatat.
3. Semua sampel diuji dengan indikator
universal yang dicelupkan ke dalam gelas
beker, lalu nilai pH-nya dicocokkan lalu
dicatat pengamatannya.

ii.

Menguji larutan asam dan basa menggunakan indikator alami

Tiap lubang=
1sampel

Ditetesi air kapur

Ditetesi larutan cuka

1. Beberapa helai bunga sepatu yang sudah dipotong dimasukkan
ke dalam mortal lalu digerus sampai halus, kemudian ditambah
beberapa tetes etanol, 1ml filtrat diambil dan dimasukkan ke
dua lubang plat tetes (1ml tiap lubang)
2. Beberapa tetes larutan cuka ditambahkan ke dalam lubang
pertama, dan beberapa tetes air kapur ke lubang kedua.
3. Hal yang sama dilakukan pada kunyit,wortel, kol ungu, dan
daun miyana.

iii.

Penetralan asam dan basa

Tabung Reaksi A
larutan NaOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
sampai terjadi
perubahan warna

HCl 0,1 M (1cm) + satu tetes indikator PP
1. 1cm (20 tetes) HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung
reaksi A, lalu ditambahkan satu tetes indikator PP.
2. Tetesan larutan NaOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam tabung reaksi A sampai terjadi perubahan warna.
(Jumlah tetesan yang digunakan dicatat).

Tabung Reaksi B

Larutan KOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warma

Asam Sulfat 0,1 M (1cm) + satu tetes indikator PP
1. 1 cm (20 tetes) Asam Sulfat 0,1 M dimasukkan ke dalam
tabung reaksi B, lalu ditambahkan satu tetes indikator PP.
2. Tetesan larutan KOH 0,1 M ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam tabung reaksi B sampai terjadi perubahan warna.
(jumlah tetesan yang digunakan dicatat)

VI.

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

HASIL DAN PEMBAHASAN
i.
Hasil
1. Percobaan pertama: menguji larutan asam dan basa
menggunakan kertas lakmus
Perubahan kertas lakmus
Sampel
Kesimpulan
Lakmus Merah Lakmus Biru

Air Keran
Air Kolam
Air Cuka
Air Got
Air Mineral (pH=8)
Air Sabun
Air Pompa

-

Ungu
Merah
Ungu
Ungu

Netral
Asam
Asam
Netral
Netral
Asam
Asam

2. Percobaan kedua: menguji larutan asam dan basa
menggunakan indikator alami

Nilai pH
(indikator
universal)
7
5
3
6
7
6
6

Sam
ple

Warna indikator
bunga sepatu

Warna indikator
kunyit

Warna indikator
wortel

Warna indikator
daun miyana

Warna indik
kol ungu

sebelu
m

sebelu
m

sebelu
m

sesuda
h

sebelu
m

sesudah

sebelu
m

Oren

Oren

Hitam

Hitam

Ungu

M
m

Oren

Oren

Hitam

Hitam

Ungu

H
m

Cuka

Ungu
tua

Ca(O
H)2

Ungu
tua

sesuda
h
Merah
maroo
n
Hijau
lumut

Kuning
tua
Kuning
tua

sesuda
h
Kunin
g
muda
Coklat
merah

3. Percobaan ketiga: penetralan asam dan basa
1. Reaksi HCl dengan NaOH
Warna larutan HCl+indikator PP= bening
Volum NaOH yang digunakan (jumlah tetesan)= 9 tetes
Perubahan warna= pink
2. Reaksi asam sulfat dengan KOH
Warna larutan asam sulfat + indikator PP= bening
Volum KOH yang digunakan (jumlah tetesan)= 63 tetes
Perubahan warna= pink
Perubahan lainnya= jika warna belum sepenuhnya
berubah diaduk, maka warna akan kembali menjadi
bening.
ii.

Pembahasan

Pada percobaan pertama dimana larutan diuji menggunakan
kertas lakmus, tujuh sampel air diuji, antar lain; air keran, air kolam,
air cuka, air got, air mineral, dan air sabun. Terbukti jika suatu sampel
bersifat asam, maka lakmus merah akan tetap merah, dan lakmus biru
akan berubah menjadi warna merah. Jika suatu sampel bersifat netral
maka lakmus merah akan tetap merah, dan lakmus biru akan tetap
biru. Jika suatu sampel basa, lakmus merah akan berubah biru, dan
lakmus biru akan tetap biru, namun terlihat pada hasil pengamatan
tidak ada satu sampel yang bersifat basa. Bahkan air sabun yang
seharusnya bersifat basa terbukti bersifat asam, ini kemungkinan
sampel yang terkontaminasi ataupun sabunnya yang mengandung zat
yang asam. Beberapa lakmus biru yang berubah menjadi ungu pun
termasuk asam.
Nilai pH suatu larutan ditentukan dengan mencelupkan indikator
universal yang berupa kertas yang warnanya akan berubah dari warna

se

kuning lalu membandingkan dan menyesuaikannya sesuai warnawarna yang ada dalam kartu indikator universal dimana beda warna
memiliki beda nilai pH.
Berdasarkan percobaan kedua, yang layak menjadi indikator
alami adalah bunga sepatu, kunyit, dan kol ungu. Wortel tidak layak
menjadi indikator alami karena perubahan warna tidak terjadi,
sementara pada bahan alami lainnya terjadi perubahan warna yang
signifikan terutama kol ungu. Bahan-bahan yang dipilih atau layak
menjadi indikator alami itu adalah karena terjadinya perubahan warna
pada zat yang bersifat asam dan basa. Perubahan warna terlihat jelas
dan signifikan. Sementara saat wortel dan daun miyana diuji,
perubahan warna sedikit pun tidak terlihat. Oleh karena ini, wortel dan
daun miyana tidak layak dijadikan indikator alami.
Ekstrak bunga sepatu yang berwarna ungu berubah menjadi
merah saat asam, dan berubah menjadi hijau saat basa. Ekstrak kunyit
berubah menjadi kuning cerah saat asam, dan coklat-merah saat basa.
Ektrak kol ungu berubah menjadi warna merah saat asam, dan warna
hijau saat basa. Daun miyana dan wortel yang tidak berubah juga tidak
layak dijadikan indikator alami.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ketiga, yang pertama adalah
antar HCl dan NaOH. Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion
H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk
air (H2O). Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari
HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam
NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl
akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H2O).
Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan
bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ionionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
H+(aq) + Cl–(aq) + Na+(aq) + OH–(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq) +
H2O(aq)
Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion
bersih adalah

H+(aq) + OH–(aq) → H2O(aq)
Jika H2SO4 dicampurkan dengan KOH, maka ion H+ dari H2SO4
akan bereaksi dengan ion OH- dari NaOH membentuk H2O. SO42- akan
bereaksi dengan K2-akan membentuk KSO4. Reaksi ini disebut
penetralan.
H2SO4 + KOH → KSO4 + H2O
Mengingat asam dalam air menghasilkan ion H + dan basa
dalam air akan menghasilkan ion OH -, maka bila kedua larutan
dicampur ion H+ akan bereaksi dengan ion OH - menghasilkan air.
Larutan tidak lagi bersifat asam maupun basa, reaksi semacam ini
disebut reaksi netralisasi (penetralan).
Reaksi penetralan HCl dengan NaOH membutuh lebih dikit
tetesan daripada H2SO4 dengan KOH karena pada H2SO4 ion H+nya
ada dua, sementara di HCl cuman ada satu. Jumlah tetesan NaOH
yang ditambah ke HCl hanya 9 tetesan, sementara jumlah tetesan
KOH yang ditambahkan ke H2SO4 memerlukan 63 tetesan agar netral.
Artinya volume atau jumlah basa yang diperlukan untuk menetralkan
suatu larutan asam bergantung pada ionnya.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam percobaanpercobaan ini adalah pada percobaan pertama, warna yang dilihat atau
yang dibandingkan ke kartu indikator universal adalah warna yang
langsung muncul setelah dicelupkan. Jika menunggu lama atau
beberapa detik, kemungkinan terkontaminasi zat lain tinggi maka hasil
percobaan pun terpengaruhi dimana warnanya berubah. Pada
percobaan kedua sangat penting dimana plat tetes diletakkan baikbaik, jika kesengol dikit maka semua sampel mudah sekali tercampur.
Jika itu terjadi maka harus ulang dari awal. Pada percobaan ketiga,
perlu diperhatikan jumlah tetesannya dengan benar dan hitungnya
dengan benar.
VII. KESIMPULAN
 Jika suatu larutan bersifat asam maka akan mengubah lakmus biru
menjadi merah, dan jika suatu larutan bersifat basa makan akan
mengubah lakmus merah menjadi biru.
 Kol ungu, bunga sepatu, dan kunyit layak menjadi indikator alami
karena mengalami perubahan warna yang jelas dan berbeda pada
larutan asam dan basa, sementara wortel dan daun miyana tidak layak
menjadi indikator alami karena tidak terjadi perubahan warna.

 Volume basa yang dibutuhkan untuk terjadinya penetralan asam basa
bergantung pada ion asamnya seperti HCl yang lebih membutuhkan
sedikit basa dibanding H2SO4.

DAFTAR PUSAKA

INTERNET
 Fungsiweb.2015.Pengertian dan contoh asam basa.[online].tersedia:
http://fungsi.web.id/2015/06/pengertian-dan-contoh-asam-kuat.html.[15
Februari 2015]
 Jenggalu.2015.
Reaksi penetralan asam basa.[online].tersedia:
https://jenggaluchemistry.wordpress.com/reaksi-penetralan-asam-basa/.[15
Februari 2016]
 Suprihatin,Agung.2014. Indikator alami di sekitar kita.[online].tersedia:

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/plh/51
3-mengenal-indikator-alami-di-sekitar-kita .[15 Februari 2016]
 Wikipedia.2015.Indikator
universal.[online].tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_universal.[15 Februari 2016]
 Samuel,Joksan.2013.Praktikum kimia dasar sifat asam dan basa.
[online].tersedia:
http://joksansamuel.blogspot.co.id/2013/04/-praktikum-

kimia-dasar-sifat.html.[15 Februari 2016]
 Amiroh,
Ade.
2013.Indikator
asam
basa[online].tersedia:
http://adeamiroh.blogspot.co.id/2013/10/indikator-asam-basa.html.[16
Februari 2016]
 Goeslaw, Disnan.2012. Pengujian Larutan Dengan Indikator Universal Dan
Lakmus.[online].tersedia:
https://disnan.wordpress.com/membaca/ilmu-

pengetahuan-alam/kimia-3/.[17 Februari 2016]