Makalah seks bebas remaja complete by ar

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ MAKALAH HAKIKAT SEKS BEBAS “ .
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari berbagai kesalahan,
untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Teman-teman. Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun, demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya kami dengan rendah hati dan dengan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………… 1
-


Latar Belakang

BAB II
PEMBAHASAN ./……………………………………………………..…………….……… 2
1. Pengertian Pendidikan Seks
2. Tujuan Pendidikan Seks Bebas
3. Pentingnya Pendidikan Seks Bebas Bagi Remaja
4. Metode Pendidikan Seks Bebas
5. Menghindari Seks Bebas
6. Dampak Seks Bebas

BAB III
Kesimpulan dan Saran ………………………………………………………….……………… 3

ii

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat pentingdalam pembentukan

hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.Padahal pada masa remaja informasi tentang
masalah seksual sudahseharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari oranglain
atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali.Pemberian informasi masalah
seksual menjadi penting terlebih lagi mengingatremaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena
berkaitan dengandorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memilikiinformasi yang
cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology, 1980). Tentu
saja hal tersebut akan sangat berbahayabagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki
pengetahuan daninformasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kitatidak
mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan,seringkali remaja sangat tidak matang
untuk melakukan hubungan seksualterlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual
tersebut.Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang beradadalam potensi
seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagaiinformasi mengenai hal tersebut. Dari
sumber informasi yang berhasil merekadapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang
mendapatkan selukbeluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari ataumendapatkan
dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh,misalnya seperti di sekolah atau
perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau
internet.Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh denganberbagai pengenalan
dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekaluntuk mengisi kehidupan mereka kelak.
Disaat remajalah proses menjadi manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih,
gembira, lucu bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri.Sayangnya,

banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapapengalaman yang tampaknya menyenangkan
justru dapat menjerumuskan.Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai
pertimbanganrasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik persahabatanantar kelompok,
rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya
kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam halini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat
matangnya alat-alat kelaminsekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari
sekolah/lembagaformal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media massa yangtidak
sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan-keputusanyang diambil mengenai masalah
cinta dan seks begitu kompleks danmenimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun
lingkungankeluarganya.Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan
kaumpendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak danremaja agar ekstra
berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yangberkaitan dengan masalah seksual, yang
berlangsung saat ini.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Seks Bebas
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomifisiologi seks
manusia,bahaya penyakit kelamin dan sebagainya.Pendidikan seks bisa juga diartikan sebagai sex play
yang hanya perludiberikan kepada orang dewasa. Pendidikan seks bukan hanyamengenai penerangan

seks dalam arti heterosexual , dan bukan semata-mata menyangkut masalah biologis atau fisiologis,
melainkan jugameliputi psikologis, sosio-kultural, agama, dan kesehatan. Dalampendidikan sek dapat
dibedakan antara sex instruction yaitu peneranganmengenai anatomi, mengenai biologi dari reproduksi,
pembinaankeluarga danmetode kontrasepsi serta education in sexuality meliputibidang-bidang etika,
moral, fisikologi, ekonomi, dan pengetahuanlainnya. Sex instruction tanpa education in sexuality dapat
menyebabkan promiscuity (pergaulan dengan siapa saja) sertahubungan-hubungan seks yang
menyimpang.Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secaraumum pendidikan
seksual adalah suatu informasi mengenai persoalanseksualitas manusia yang jelas dan benar, yang
meliputi prosesterjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah lakuseksual, hubungan
seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dankemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang
diberikansepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, apa yang dilarang, apa
yang dilazimkan dan bagaimanamelakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku
dimasyarakat.Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikanyang dapat menolong
muda-mudi untuk menghadapi masalah hidupyang bersumber pada dorongan seksual.
Dengan demikian pendidikanseksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal
yangberhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.Menurut Singgih, D. Gunarsa,
penyampaian materi pendidikan seksualini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai
bertanyatentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain,berkesinambungan dan bertahap,
disesuaikan dengan kebutuhan danumur anak serta daya tangkap anak ( dalam Psikologi praktis,
anak,remaja dan keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan seksual idealnyadiberikan pertama kali oleh

orangtua di rumah, mengingat yang palingtahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. Tetapi
sayangnya diIndonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalammembicarakan
permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomimaupun tingkat pendidikan yang heterogen di
Indonesia menyebabkanada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentangseks
tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahamipermasalahan tersebut. Dalam hal ini maka
sebenarnya peran duniapendidikan sangatlah besar. Pendidikan seks jangan diartikan
sebagaimengajarkan bagaimana cara berhubungan seks, kata Dr. Raditya, akantetapi pemberian materi
kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Tentu saja tidak mudah untuk mendapatkan pendidikan seks yangintegral dan bermutu. Banyak
tantangannya yang paling berat adalahkebocoran-kebocoran sistem nilai dari luar (Barat). Hal
tersebutmenyebabkan anak remaja mencontoh gaya hidup Barat yangcenderung memuaskan diri.
Waria dan homoseks diklaim sebagai hakasasi, menurut pendidik yang humoris ini, kalau nilai-nilai
Barat sepertiitu dikembangkan di negara kita, akan hancurlah remaja Indonesia

2. Tujuan Pendidikan Seks
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomisdan biologis juga
menerangkan tentang aspek-aspek psikologis danmoral. Pendidikan seksual yang benar harus
memasukkan unsur-unsurhak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakansehingga
akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.Menurut Kartono Mohamad pendidikan seksual
yang baik mempunyaitujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yangbertanggungjawab (dalam

Diskusi Panel Islam Dan Pendidikan Seks Bagi Remaja, 1991). Beberapa ahli mengatakan pendidikan
seksual yangbaik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentanghubungan antar sesama
manusia baik dalam hubungan keluargamaupun di dalam masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan
daripendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahudan ingin mencoba hubungan
seksual antara remaja, tetapi inginmenyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibatakibatnyabila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadatserta kesiapan mental
dan material seseorang. Selain itu pendidikanseksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dan mendidikanak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai norma agama, sosial dan
kesusilaan dalam mengenal dunia remaja, 1987)Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lebih
lengkap sebagaiberikut :
-

-

Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,mental dan proses
kematangan emosional yang berkaitan denganmasalah seksual pada remaja.
Memberikan pengertian tentang perbedaan antara pria danwanita.
Memberikan pengertian tentang peranan seks dalam kehidupanmanusia.
Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan denganperkembangan dan penyesuaian
seksual (peran, tuntutan dantanggungjawab)
Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seksdalam semua manifestasi yang

bervariasi
Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapatmembawa kepuasan pada kedua
individu dan kehidupankeluarga.
Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yangesensial untuk memberikan dasar
yang rasional dalam membuatkeputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpanganseksual agar individu dapat
menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yangtidak rasional dan eksplorasi seks
yang berlebihan.
Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individumelakukan aktivitas seksual
secara efektif dan kreatif dalamberbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang
tua,anggota masyarakat.
Mengembangkan pengertian diri sendiri dengan fungsi dankebutuhan seks. Jadi pendidikan seks
dalam arti sempit (incontext) adalah pendidikan mengenai seksualitas manusia.
Membantu siswa dalam memngembangkan kepribadian, sehinggamampu mengambil keputusan
yang bertanggung jawab.Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu
sikapemosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anakdan remaja ke arah
hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawabterhadap kehidupan seksualnya. Hal ini
dimaksudkan agar mereka tidakmenganggap seks itu suatu yang menjijikan dan kotor. Tetapi
lebih sebagai bawaan manusia, yang merupakan anugrah Tuhan danberfungsi penting untuk

kelanggengan kehidupan manusia, dan supayaanak-anak itu bisa belajar menghargai
kemampuan seksualnya danhanya menyalurkan dorongan tersebut untuk tujuan tertentu
(yangbaik) dan pada waktu yang tertentu saja.

3. Pentingnya Pendidikan Seks Bebas Bagi Remaja
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, sepertiyang diuraikan oleh
Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:
-

-

-

-

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, janganterlihat ragu-ragu atau malu.
Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun janganmenerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anaktidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh
atausimbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan
bahwa uraiannya tetap rasional.

Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikandengan kebutuhan dan dengan tahap
perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkansecara
lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungankelamin, karena perkembangan dari
seluruh aspekkepribadiannya memang belum mencapai tahap kematanganuntuk dapat menyerap
uraian yang mendalam mengenai masalahtersebut.
Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luassempitnya pengetahuan dengan
cepat lambatnya tahap-tahapperkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan
pendekatanpribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengankeadaan khusus anak.
Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakanpendidikan seksual perlu
diulang-ulang (repetitif) selain itu jugaperlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian
barudapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement)
apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.

4. Metode Pendidikan Seks Bebas
Usaha mempersiapkan remaja di masa depan agar mampu membentuk keluargayang berbahagia
dan bertanggung jawab tidak cukup dilakukan dengan mengemukakancontoh-contoh ataupun
menganalisis perbuatar seks. Hal ini memang merupakan aspek dan seks. Namun, seks sendiri akan
dapat dipahami dengan menghubungkan masalah penyesuaian diri secara keseluruhan dalam kehidupan
social cultural tempat ia berada.Ini berarti seksualitas merupakan salah satu aspek, bahkan aspek
terpenting, dankehidupan manusia Dalam kaitan ini, kita dituntut untuk mampu menciptakan

kehidupanseks yang sehat, karena hal ini merupakan integrasi dan kehidupan manusia sebagaimakhluk
berjenis kelamin yang meliputi aspek kehidupan, baik fisik, psikis maupunsosial.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kehidupan seks manusia menyangkut masalahkepribadian
sehingga apabila dijumpai suatu kelainan dalam kehidupan seks, sebagian besar disebabkan karena
masalah-masalah yang bersifat psikis. Oleh karena itu penyajian pendidikan seks memerlukan metode
yang tepat, agar terarah dan mencapai sasaran, sertatidak mengarah kepada hal-hal yang negatif. Untuk
itu perlulah dikemukakan beberapa metode pengajaran pendidikan seks yang tepat.Beberapa metode
pendidikan seks yang disesuaikan dengan kondisi serta situasi pendidikan, terutama mengihgat hal-hal
sebagai benikut :
a. Usia pertama.
b. Waktu yang tersedia, yang bervariasi antara 2 jam sampai 2 hari
c. Lokasi pendidikan, di sekolah, wisma pancawarga, di gelanggang remaja ataumelalui radio.
Adapun metode-metode dan alat-alat yang dipergunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi
kelompok, overhead projector, film, magnetic panel, dan gambar-gambar pada karton.Dengan
mempergunakan metode-metode tersebut, diharapkan tujuan pendidikanseks tercapai. Metode ceramah
dapat memperjelas uraian tentang pertumbuhan anak menuju dewasa, termasuk perkembangan
seksualnya, proses reproduksi manusia mulaidan bagaimana terjadinya konsepsi, dilanjutkan pula
dengan pertumbuhan janin dalamkandungan dan diakhri dengan proses kelahiran.

Metode tanya jawab digunakan untuk menanyakan sampai dimana pengertianmereka, juga agar ada

kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang hal yang menurutmereka perlu diketahui. Metode
diskusi kelompok dapat digunakan untuk memberiinformasi pada masing-masing kelompok, dan
kesempatan untuk mendiskusikannya lebih jauh.Metode pendidikan seks sebaiknya diberikan oleh
guru, psikolog atau orang tua.Hal-hal yang bersifat teknis bisa diberikan oleh guru atau psikolog,
sementara orang tuadiharapkan menanggapi masalah anak sehari-hari, seperti masalah emosional
mereka.Kuncinya terletak pada orang tua dengan anak. Meskipun onang tua tidak bisamengajukan
masalah seks secara detail, asal saja ada keterbukaan dalam keluarga, makatidak akan terjadi hal yang
tidak wajar. Sebaliknya, meskipun anak diberikan pendidikanseks secara detail, tetapi suasana di rumah
tidak hangat dan tidak ada komunikasi diantara mereka, maka kemunkinan anak : berperilaku “salah”
akan lebih besar.Jadi,
kuncinya adalah komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak.Memang, orang tua
berbekal pengetahuan mengenai masalah seks agar bisa menjelaskankepada anaknya. Atau paling tidak
mereka harus tahu siap sebaiknya yang harusmenerangkan.

5. Menghindari Seks Bebas
Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tuadari anak itu sendiri.
Pendidikan yang diberikan termasuk dalampendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual
adalah yangsifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbukadari hati ke hati
antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudahdiciptakan antara ibu dengan anak perempuannya
atau bapak dengananak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujudbila
dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengananak perempuannya. Kemudian
usahakan jangan sampai munculkeluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana,
kekakuan,kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.Dalam memberikan pendidikan seks pada
anak jangan ditunggu sampaianak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks
diberikandengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak.Sebaiknya pada saat anak
menjelang remaja dimana proseskematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul
danberkembang kearah kedewasaan.Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual,
sepertiyang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkinpatut anda perhatikan:
-

-

-

-

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, janganterlihat ragu-ragu atau malu.
Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun janganmenerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anaktidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh
atausimbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan
bahwa uraiannya tetap rasional.
Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikandengan kebutuhan dan dengan tahap
perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkansecara
lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungankelamin, karena perkembangan dari
seluruh aspekkepribadiannya memang belum mencapai tahap kematanganuntuk dapat menyerap
uraian yang mendalam mengenai masalahtersebut.
Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luassempitnya pengetahuan dengan
cepat lambatnya tahap-tahapperkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan
pendekatanpribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengankeadaan khusus anak.
Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakanpendidikan seksual perlu
diulang-ulang (repetitif) selain itu jugaperlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian
barudapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan danmemperkuat (reinforcement)
apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.

6. Dampak Seks Bebas
Untuk remaja barat hubungan pra-nikah bahkan gonta-ganti pasangan free sexmerupakan hal
yang biasa. Namun, di negara timur terutama lndonesia yang masihmenjunjung tinggi norma agama,
hal seperti itu, adaIah aib dan mengganggu ketentramanhidup selanjutnya. Untuk itu, sebelum terlanjur
ada baiknya para remaja bisa mengenal bahaya akibat hubungan pra-nikah.Bahaya seks pra-nikah dan
free sex mencangkup bahaya bagi perkembangan mental(psikis), fisik dan : masa depan remaja itu
sendiri.
a. Menciptakan Kenangan Buruk
Masih dikatakan “untung” jika hubungan pra-nikab itu tidak ada yang mengekspos. Si gadis
atau si jejaka terlepas dan aib dan cemohan masyarakat. Namun, jika ternyata diketahui masyarakat,
tentu yang malu bukan saja dirinya melainkan juga keluarganya. Peristiwa ini tidak akan pernah
terlupakan oleh masyarakat sekitar. Hal mltentu menjadi beban mental yang berat. Sekalipun mungkin
masyarakat tidak mengetahuinya, mungkin tidak bisa tenang. Mentalnya terganggu kenangan buruk
masa lalu.
b. Kehamilan dan Akibatnya
Kehamilanyang terjadi akibat seks pra-nikah bukan saja mendatangkanmalapetaka bagi bayi
yang dikandungnya juga menjadi beban mental yang sangat berat bagi ibunya mengingat
kandungannya tidak bisa disembunyikan. Bagaimana jika nantikeluarga dan masyarakat
mempertanyakan? Dalam keadaan kalut seperti ini biasanyaterjadi depresi, terlebih lagi jika pacar
kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi.
c. Pengguguran
Bayi dan pengguguran kandungan dan Pembunuhan BayiBanyak kasus bayi mungil yang baru
lahir dibunuh ibunya. Sebagian bayi itudibungkus plastic hidup-hidup, dibuang di kali, dilempar di tong
sampah, dan lain-lain.Kasus pengguguran kandungan, baik secara tradisional maupunsecara modern
kini semakin menjamur terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.Pengguguran kandungan
akanmembawa dampak yang serius, seperti kanker rahim, kemandulan dan penyakit rahimlainnya.
d. Penyebaran Penyakit
Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan pra-nikah waktu pacaranlalu putus,
cenderung berkeinginan melakukan hubungan serupa dengan lelaki atau wanita lain mengingat
sekssifatnya adiktif atau memiliki *kadar ketergantungan, suatu waktu Ia akan merasa lapar untuk
melakukan hubungan intim dengan pasangan lain. jika hal ml terus dilakukan, maka bukan hal mustahil
akan terjangkit penyakit kelamin.Terlebih lagi jika ternyata pasangan itu telah mengidap penyakit
kelamin sebelumnya.
e. Keterlanjuran dan Timbul Rasa Kurang Hormat
Perilaku seks bebas (free sex) menimbulkan suatu keterlibatan emosi dalam diri seorang pria
dan wanita. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa inginmengulangi sekalipun
sebelumnya ada rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap aja kansang pacar sangat sulit untuk ditolak
karena takut ditinggalkan atau diputuskan. Sementara itu bagi seorang laki-laki, melihat pasangan
begitu mudah diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya. Semakin sering laki-laki
melakukan makahubungan batinnya pun akan semakin renggang. Lain lagi dengan wanita, Ia akan
merasatertekan dan tidak mau berpisah karena pada dasarnya Ia telah kotor dan tidak ada yang mesti
dibanggakan lagi, kehormatannya telah dirampas oleh lelaki tadi.Karena itu, apa pun alasannya, seks
bebas merupakan perbuatan yang tidak baik.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari pembahasan uraian di atas dapat menyimpulkan, yaitu :Pemuda atau pemudi haruslah
diperhatikan sering lagi karena tanpa perhatian dariorang tua, guru dan lembaga sosial lainnya seorang
anak dapat melakukan penyimpangan sosial. Karena hanya merekalah penerus bangsa ini.Araha-arahan
perlu diberikan kepada remaja, karena dampak awal yang palingterasa adalah pada orang yang ada
disekitarnya. Pendukungan mereka sangat perluuntuk memupuk rasa patriotisme dan nasionalisme
bangsa Indonesia.
SARAN
Adapun saran yang kelompok kami buat agar dapat dijadikan teladan oleh pararemaja untuk
dapat memperbaiki jalur hidup mereka demi masa depan dan nama baik negara kita, terutama orang tua
selaku ayah dan ibu harus betul-betulmemberikan perhatian bagi anak-anak mereka. Dihimbaukan bagi
para pihak keamanan seperti polisi harus lebih mengetatkan keamanan serta kegiatan merekauntuk
mengatasi kenakalan remaja.