Perbendaharaan Negara negara-negara budaya negara-negara budaya negara-negara budaya

Chapter 3
Perbendaharaan
Negara
Putri Pertiwi
120810301020
Siti Musrifah
120810301064

Pokok Bahasan
Ruang Lingkup dan Pejabat
Perbendaharaan Negara
Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara
(APBN)
Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)

Ruang Lingkup dan
Pejabat Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara,
termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD

Meliputi
1. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara dan daerah
2. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara dan
daerah
3. Pengelolaan kas, piutang, dan utang negara/daerah, serta
investasi dan barang milik negara/daerah
4. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD
5. Penyelesaian kerugian negara dan daerah
6. Pengelolaan badan layanan umum
7. Perumusan standar kebijakan serta sistem dan prosedur
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara
dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

Menurut UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, beberapa pihak yang ditunjuk
sebagai pejabat perbendaharaan, antara lain:

Menteri/Pimpinan Lembaga
Gubernur/Bupati/Walikota
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
Menteri Keuangan
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah

Menteri/pimpinan lembaga
Berwenang:
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
dan menyampaikan laporan keuangan
kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya
 Menunjuk kuasa pengguna anggaran/barang
 Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan negara,
pengelolaan utang dan piutang, pengujian

dan perintah pembayaran, dan pengelolaan
barang milik negara
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja
 Menggunakan barang milik negara
 Mengawasi pelaksanaan anggaran

Gubernur/bupati/walikota
Berwenang:
 Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD
 Menetapkan kuasa pengguna anggaran dan
bendahara penerimaan dan/atau bendahara
pengeluaran
 Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pemungutan penerimaan daerah, pengelolaan
utang dan piutang daerah, pengelolaan barang
milik daerah, dan pengujian atas tagihan

Kepala satuan kerja perangkat daerah
Berwenang:

 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
 Melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran serta
pemungutan penerimaan bukan pajak
 Mengelola utang dan piutang
 Menggunakan barang milik daerah
 Mengawasi pelaksanaan anggaran
 Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya

Menteri keuangan
Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara (BUN) yang
berwenang:
• Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran dan
mengendalikan pelaksanaannya
• Menyimpan uang negara
• Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas pemerintah
• Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Umum Negara

(KUN)
• Menunjuk pejabat kuasa BUN (Bendahara Umum Negara)
• Menyajikan informasi keuangan negara

Kepala satuan kerja
pengelola keuangan daerah

Termasuk Bendahara Umum Daerah yang
berwenang untuk:
o Menyiapkan kebijakan dan pedoman
pelaksanaan APBD dan mengendalikan
pelaksanaannya
o Melaksanakan pemungutan pajak daerah
o Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan
sistem penerimaan dan pengeluaran kas
daerah
o Menyimpan kas daerah
o Menyajikan informasi keuangan daerah
o Mengusahakan dan mengatur dana yang
diperlukan dalam pelaksanaan APBD


BENDAHARA
Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
mengangkat:
a. Bendahara penerimaan, untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran
pendapatan pada kantor/satuan kerja di lingkungan
kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah
b. Bendahara pengeluaran, untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran
belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan
kementerian negara/lembaga/satuan kerja daerah

Pelaksanaan APBN
1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran
2. Pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP)
3. Penerbitan Surat Perintah Membayar
(SPM)

4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana oleh KPPN
5. Jenis Pembayaran

1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran

2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan
(BA HP3) dibuat rangkap 5 dan disampaikan kepada
pihak yang melakukan kontrak (masing-masing satu
berkas), dua berkas (asli dan salinan) kepada penerbit
Surat Perintah Membayar – SPM (sebagai lampiran
Surat Permintaan Pembayarn-SPP), dan satu berkas
untuk disimpan oleh pejabat pelaksana pemeriksaan
pekerjaan yang bersangkutan

Pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan segera membuat dan
menyampaikan SPP kepada PA / Kuasa PA untuk
diteruskan kepada Pejabat Penerbit SPM

berkenaan

3. Penerbitan Surat Membayar (SPM)
SPM diterbitkan sekurang-kurangnya 3 rangkap
dengan ketentuan :
a. Lembar 1 dan 2 disampaikan kepada KPPN
Pembayar
b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada
kantor/satuan
kerja
yang bersangkutan
dinyatakan sah
apabila
ditandatangani oleh
SPM
pejabat yang diberi kewenangan. Instansi
penerbit SPM menyampaikan kepada KPPN: nama,
spesimen tanda tangan pejabat yang diberi
kewenangan untuk menandatangani SPM, dan cap
dinas instansi penerbit SPM


4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana oleh KPPN
SP2D diterbitkan dengan ketentuan:
a) SP2D ditandatangani bersama oleh Seksi
Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi
Bendum
b) Penerbitan SP2D dilakukan selambat-lambatnya 1 hari
kerja sejak diteimanya SPM dari Pejabat Penerbit SPM
c) SP2D diterbitkan rangkap 3 dan dibubuhi stempel
timbul Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi Bendum yang
disampaikan kepada Bank Operasional, Penerbit SPM,
dan pertinggal KPPN (Seksi Verifkasi dan Akuntansi)

5. Jenis Pembayaran

Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran SKPD
(DPA SKPD)

Surat Penyediaan
Dana (SPD)
Surat Perintah
Membayar (SPM)
Pelaksanaan
Belanja

Pelaksanaan APBD
Penyusunan
Anggaran Kas
Surat
Permintaan
Pembayaran
(SPP)
Surat Perintah
Pencairan Dana
(SP2D)
Surat
Pertanggungjaw
aban

Pengeluaran

1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
 Merupakan dokumen yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD
sebagai Pengguna Anggaran
 Rancangan DPA berisi sasaran yang hendak
dicapai, program dan kegiatan, anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut,
rencana penarikan dana tiap SKPD, serta
pendapatan yang diperkirakan
 Tim Anggaran Pemda bersama Kepala SKPD
melakukan verifikasi atas rancangan DPA-SKPD
dan Rancangan Anggaran Kas paling lambat 15
hari kerja sejak Raperbup penjabaran APBD
ditetapkan

2. Penyusunan Anggaran Kas
• Berguna untuk mengatur ketersediaan dana yang
cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran
sesuai dengan rencana penarikan dana yang
tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan

• Kepala SKPD menyusun Rancangan Anggaran Kas
berdasarkan Rancangan DPA SKPD dan
menyerahkan Rancangan Anggaran Kas SKPD
kepada PPKD selaku BUD

3. Surat Penyediaan Dana
o Dibuat oleh BUD dalam rangka manajemen
kas daerah
o Manajemen kas, adalah kemampuan daerah
dalam mengatur jumlah penyediaan dana kas
setiap SKPD, artinya BUD harus mampu
memperkirakan kemampuan keuangan Pemda
dalam memenuhi kebutuhan dana SKPD
o SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi
tiap-tiap SKPD dalam periode waktu tertentu

4. Surat Permintaan Pembayaran
 Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran
mengajukan SPP kepada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui Pejabat Penatausahaan
Keuangan SKPD.
 SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar jumlah yang
diminta untuk dibayarkan kepada SKPD. SPP
memiliki 4 jenis, yaitu:
a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)
b. SPP GU
c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU)
d. SPP Langsung (SPP-LS)

5. Surat Perintah Membayar
 Proses ini dimulai dengan pengujian atas SPM yang
diajukan dari segi kelengkapan dokumen maupun
kebenaran pengisiannnya dengan otoritas Pejabat
Pengguna Anggaran (PPA)
 SPM diterbitkan jika
a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu
anggaran yang tersedia
b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai
peraturan perundang-undangan
 Waktu pelaksanaan penerbitan SPM, yaitu paling
lambat 2 hari sejak SPP diterima. Namun apabila
ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak
SPP diterima

6. Surat Perintah Pencairan Dana
 SP2D adalah surat yang digunakan untuk
mencairkan dana melalui bank yang
ditunjuk setelah SPM diterima oleh BUD
 SP2D diterbitkan jika:
a) Pengeluaran yang diminta tidak melebihi
pagu anggaran yang tersedia
b) Didukung dengan kelengkapan dokumen
sesuai peraturan perundang-undangan
 Waktu pelaksanaan penerbitan SPM, yaitu
paling lambat 2 hari sejak SPP diterima.
Namun apabila ditolak, dikembalikan paling
lambat 1 hari sejak SPP diterima

7. Pelaksanaan Belanja
 Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan wajib
dipertanggungjawabkan oleh PPTK secara
tepat waktu
 Dokumen penggunaan anggaran diberikan
kepada Bendahara Pengeluaran sebagai
dasar bagi Bendahara Pengeluaran untuk
membuat SPJ Bendahara berdasarkan
dokumen yang diberikan oleh PPTK

8. Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran
 Bendahara pengeluaran secara administratif
wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan/ganti/tambah UP kepada kepala
SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya
 Selain melakukan pertanggungjawaban
admisnistratif, bendahara juga harus
membuat SPJ dan dikirimkan ke BUD dalam
rangka pertanggungjawaban fungsional