PROPOSAL TESIS (3) id. docx
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI SERTIFIKASI
ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
Erfianto Bagus Yudhono
Proposal Tesis Program Magister Manajemen
Eksekutif Muda
Angkatan VIII
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jakarta
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................5
1.5 Lingkup Penulisan...............................................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................................6
BAB 2 KAJIAN TEORI................................................................................................8
2.1 Sistem Manajemen Mutu.....................................................................................8
2.2 ISO 9001:2008...................................................................................................11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................................32
3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan..................................................................32
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................34
3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian................................35
3.4 Populasi dan Sampling.......................................................................................35
1
3.5 Metode Pengumpulan data.................................................................................36
3.6 Metode Analisis Data.........................................................................................37
BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN...............................................................................39
4.1 Sejarah perusahaan.............................................................................................39
4.2 Visi dan Misi......................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................56
2
DAFTAR TABEL
Table 4. Perincian Pengumpulan Data..................................................................20
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Kerangka Analisis............................................................................ 16
Gambar 5. Struktur Organisasi...........................................................................27
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis mendorong timbulnya suatu standar / ketentuan
terhadap mutu yang sama sebagai acuan dalam mengukur kualitas dari suatu produk /
jasa dan tentu juga mengukur kualitas kinerja suatu perusahaan. Dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis tersebut, maka suatu perusahaan
harus mampu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produksi barang dan jasa
yang perusahaan tersebut hasilkan. Tentu saja bukan hanya kualitas dari barang atau
jasa tersebut saja yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitas dari kinerja
perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang berada pada pasar international menyadari
bahwa kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting agar produknya dapat
bersaing dengan produk-produk dari perusahaan lain / kompetitor. Dengan
meningkatnya kualitas produk dan kualitas kinerja perusahaan maka diharapkan
sejalan dengan meningkatnya laba / keuntungan perusahaan, hal ini menjadi salah
satu strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menunjukan eksistensinya dalam
dunia bisnis.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:21) terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas yang
dapat didefinisikan :
1. Performance : merujuk kepada konsistensi dan baiknya suatu produk.
2. Aesthetics : berupa daya Tarik produk berdasarkan penampilannya.
3. Serviceability : kemampuan untuk memberikan jasa.
1
4. Features : karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk
lain yang bisa memberi kesan berbeda.
5. Reliability : keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu.
6. Durability : tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan unsur ekonomis
produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis.
7. Conformance : kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
8. Fitness for Use : kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi seperti yang di
pasarkan.
Dibutuhkan suatu standar / ketentuan yang sama untuk mengukur seberapa bagus
tingkat kualitas layanan yang diberikan suatu perusahaan terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan oleh perusahaan saingannya. Pada saat ini yang menjadi acuan /
standar jelas dari jaminan kualitas produk / jasa perusahaan adalah dengan
menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan suatu standard layanan
international yang diakui secara global. Sertifikasi ISO 9001:2008 adalah sertifikasi
sistem manajemen mutu yang bermanfaat dalam peningkatan performa organisasi,
meningkatkan kepercayaan pelanggan dan daya saing organisasi. Dengan penerapan
sertifikasi ISO 9001:2008 diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan laba / keuntungan yang
maksimal, baik dari kegiatan operasional maupun kegiatan non-operasional
perusahaan.
Di Indonesia salah satu perusahaan yang mempunyai kapabilitas untuk
menyediakan sertifikasi ISO 9001:2008 adalah PT.SUCOFINDO. PT.SUCOFINDO
sendiri merupakan perusahaan inspeksi pertama di Indonesia mempunyai
2
keanekaragaman jasa yang dikemas secara terpadu, mempunyai jaringan kerja
laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai kota di Indonesia serta didukung
oleh 2.646 tenaga professional yang ahli di bidangnya. Selain mempunyai kapabilitas
untuk menyediakan sertifikasi ISO 9001:2008, PT.SUCOFINDO juga mempunyai
kapabilitas untuk menyediakan sertifikasi ISO 14000, OHSAS 18000, SA 8000,
RSPO, HAACP, Manajemen Hutan Lestari, Chain of Custody, Legal Source dan
lainnya.
Banyak perusahaan di Indonesia memilih SUCOFINDO sebagai penyedia
sertifikasi ISO 9001:2008 bagi perusahaannya karena SUCOFINDO memiliki
reputasi sebagai salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia dan memiliki
auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk berbagai sector usaha,
SUCOFINDO juga memiliki jaringan layanan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia dan bermitra dengan lembaga sertifikasi asing dan Negara tujuan ekspor,
SUCOFINDO juga terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi
Indonesia) sehingga dalam melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar
internasional yang disepakati dan operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan
ISO 17025, serta bersertifikat ISO 9001.
Perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan diasumsikan merupakan
perusahaan yang terjamin kualitasnya. Adanya jaminan kualitas dengan terdapatnya
logo ISO 9001:2008 pada perusahaan dianggap mampu meningkatkan kinerja
perusahaan dibandingkan sebelum memiliki logo ISO. Untuk menganalisis apakah
3
benar perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Implementasi
Sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan kinerja perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat bahwa banyak perusahaan yang menginginkan untuk memiliki
sertifikasi ISO guna meningkatkan profit perusahaanya, maka penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas dalam tesis ini, yaitu :
1. Apakah ada dampak yang diperoleh perusahaan dengan memiliki sertifikasi
ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan?
2. Apa benar dengan memiliki sertifikasi ISO maka kinerja perusahaan akan
meningkat?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang
dicapai dalam tesis yaitu :
1. Diketahui apakah ada hubungan atau dampak antara memperoleh sertifikasi
ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan.
2. Diketahui apakah dengan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 maka kinerja
perusahaan akan meningkat.
1.4 Manfaat Penulisan
4
Penulisan tesis ini diharapkan dapat membawa manfaat yang berarti bagi perusahaan
dan juga penulis.
1. Manfaat untuk perusahaan
Mendapatkan feedback berupa kepuasan pelanggan / klien terhadap pelayanan
dari PT.SUCOFINDO (Persero) sebagai penyedia jasa sertifikasi pada
umumnya dan untuk divisi Sertifikasi ISO (SICS) di PT.SUCOFINDO
(Persero) pada khususunya
2. Manfaat untuk penulis
Mampu membuat karya tulis yang dapat memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara memperoleh sertifikasi ISO terhadap kinerja perusahaan.
3. Manfaat akademis
Memperkaya konsep tentang ISO 9001:2008 dan hubungannya dengan kinerja
perusahaan.
1.5 Lingkup Penulisan
Ruang lingkup ini dibuat untuk membuat pembatasan terhadap cakupan topik
tesis.Pembatasan ini diperlukan karena luasnya bidang kajian dan keterbatasan waktu
yang tersedia. Maka ruang lingkup dalam tesis ini adalah:
1. Perusahaan yang diambil hanya perusahaan yang melakukan sertifikasi ISO
oleh PT.SUCOFINDO (Persero).
2. Perusahaan yang diambil sebagai sample hanya perusahaan terbuka (Tbk) dan
5
yang bergerak dibidang manufaktur.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, lingkupan penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB 2: KAJIAN TEORI
Bab ini berisi kajian terhadap konsep – konsep yang relevan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan.
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi kerangka analisis, metode pengumpulan data, metode
pengolahan data dan metode analisis data.
BAB 4: PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi mengenai profil PT SUCOFINDO (Persero) seperti
latar belakang perusahaan, jasa perusahaan, struktur perusahaan, visi,
misi dan nilai perusahaan.
BAB 5: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang analisis mengenai data hasil penelitian yang
dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan penelitian ini.
BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
6
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan penulisan tesis dan saran
penulis apabila diperlukan untuk memberikan masukan kepada
perusahaan mengenai layanan dari divisi sertifikasi ISO (SICS)
PT.SUCOFINDO (Persero).
7
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) menurut Gaspersz
(2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktekpraktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang ataupun jasa) terhadap kebutuhan persyaratan
tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Gaspersz (2008:273)
membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua macam, yaitu Sistem Manajemen
Mutu Informal dan Sistem Manajemen Mutu Formal.
Dalam Sistem Manajemen Mutu Informal, manajemen dalam suatu perusahaan
bebas untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu Organisasi,
tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi
formal. Pihak manajemen perusahaan menyusun model Sistem Manajemen Mutu
yang akan diterapkan di dalam organisasinya berdasarkan pemahaman dan keyakinan
pihak manajemen akan prinsip-prinsip Manajemen Mutu.
Sistem Manajemen Mutu Formal biasanya terdiri dari sebuah kerangka kerja yang
memiliki nilai-nilai inti serta prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-prinsip ini
merupakan landasan untuk membangun kerangka kerja, yang terdiri dari sejumlah
penilaian kriteria. Sistem Manajemen Mutu Formal ada yang berlaku secara Nasional,
Regional dan International. Menurut Miguel (2005:36) sistem manajemen mutu
formal yang berlaku secara nasional mula-mula dikembangkan di Australia berupa
8
Australian Business Excellence Award (ABEA), Kanada berupa Canadian Quality
Award (CQA), Jepang berupa Deming Prize (DP) dan Amerika Serikat berupa
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sedangkan sistem manajemen
mutu formal yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality Award
(APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality Award (EQA).
Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang diakui secara international menurut
Gaspersz (2008:264) adalah ISO. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miguel
(2005:38) setidaknya terdapat 76 Sistem Manajemen Mutu yang berlaku secara
nasional pada masing-masing negara di seluruh dunia. Negara-negara tersebut
mengadopsi salah satu atau kombinasi dari sistem manajemen mutu European Quality
Award (EQA), Deming Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award
(MBNQA). Dan sebanyak 68% dari Negara-negara tersebut mengadopsi dari
Baldrige.
Lembaga ISO adalah organisasi yang merangkum sejumlah kepentingan dalam
perumusan standar secara independen. Lembaga ISO yang berdiri sejak 1974 pada
awalnya tidak khusus merancang standar yang dipakai pada perdagangan, namun
dalam perjalanannya kebutuhan standar tidak terlepas dari persyaratan dunia
perdagangan. Keberhasilan ISO 9000 pada tahun 1987 menjadikan ISO sebagai
standar yang dinilai paling fair dalam perdagangan dunia (Thaheer, 2005). Menurut
LPJK (2005), sistem akreditasi dan sertifikasi ISO merupakan pengakuan atas
konsistensi standar Sistem Manajemen Mutu.
International Accreditation Forum (IAF) merupaka badan federasi dunia yang
mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan akreditasi dan
9
sertifikasi secara international. IAF menaungi lebih dari 30 badan akreditasi nasional
diseluruh dunia, diantaranya Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Indonesia.
Menurut Brown and Van der Wiele, (1998); Mears and Voehl, (1995); Meyer and
Allen, (1997); Zink, (1994) dalam Mei Feng, Mile’ Terziovski and Danny Samson,
(2006) sistem manajemen mutu ISO dapat dikelompokan dalam tiga framework
yaitu :
1. Perencanaan sertifikasi ISO
2. Komitmen organisasi atau perusahaan terhadap mutu
3. Penerapan prosedur standar yang telah ditetapkan.
2.2 ISO 9001:2008
Di era globalisasi saat ini, tuntutan pasar semakin meningkat dan tingkat
persaingan semakin ketat, perusahaan dituntut untuk beroperasi lebih efektif dan
efisien untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara konsisten. Perusahaan
yang mampu memenuhi tuntutan-tuntutan ini akan dapat bertahan hidup dan
memenagkan persaingan global. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang
kompetitif adalah dengan mengikuti sistem manajemen mutu yang disarankan dalam
standar ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan
untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (Quality Objective) serta
pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis organisasi / perusahaan
berdasarkan persyaratan 8 klausul ISO 9001:2008, yaitu :
1) Ruang lingkup
2) Rujukan normatif
3) Istilah dan definisi
4) Sistem manajemen mutu
10
5)
6)
7)
8)
Tanggung jawab manajemen
Manajemen sumber daya
Realisasi produk
Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.
Sistem ISO 9001:2008 akan membantu perusahaan menjalankan bisnis lebih
terorganisir dan sistematik sehingga produk dan kualitas layanan dapat memberikan
kepuasan pelanggan secara optimal. Sampai tahun 2008, sudah banyak perusahaan
yang tersebar di sejumlah Negara yang telah mengimplementasikan dan memperoleh
sertifikat ISO 9001. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan
internal perusahaan, tuntutan konsumen / pelanggan maupun tuntutan persaingan
pasar global. Berdasarkan survey oleh organisasi ISO, banyak dari perusahaanperusahaan tersebut telah memperoleh manfaat yang signifikan dari implementasi
ISO 9001:2008, manfaat tersebut yaitu :
1) Manfaat ISO 9001:2008 bagi organisasi / Perusahaan,
a) Peningkatan efiesiensi tingkat operasional
b) Peningkatan efiesiensi tingkat organisasi
c) Peningkatan produktivitas
d) Peningkatan kinerja proses secara terus-menerus
e) Mendapatkan kepercayaan konsumen / pelanggan
f) Mempertinggi posisi organisasi / perusahaan dalam persaingan pasar.
Maanfaat ini dapat tercapai jika :
i.
Proses dokumentasi yang ditetapkan secara efektif menyebabkan pekerjaan
ii.
dapat dilakukan secara konsisten.
Variasi yang tidak memenuhi standar mutu dapat diminimalkan dan tingkat
kesalahan dapat dihindarkan.
11
iii.
Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif
iv.
v.
vi.
menyebabkan solusi permanen terhadap permasalahan dapat diterapkan.
Pekerjaan ulang dan waste diminimalkan.
Kinerja direview secara teratur dan fokus pada pencapaian target.
Penerapan pendekatan proses secara efektif akan menyebabkan organisasi
vii.
fokus pada proses bisnis.
Proses pemantauan dan pengukuran kinerja proses dilakukan secara terus-
viii.
menerus.
Proses bisnis yang fokus pada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan
dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
2) Manfaat ISO 9001:2008 bagi konsumen,
a) Produk dan jasa bermutu sesuai dengan harapan konsumen / pelanggan.
b) Meningkatnya kepuasan konsumen / pelanggan.
c) Kepercayaan yang tinggi, resiko transaksi yang rendah.
Manfaat tersebut dapat dicapai jika :
i.
Kesinambungan implementasi akan meningkatkan kemampuan perusahaan
ii.
yang lebih focus pada pelanggan.
Perusahaan akan berorientasi pada keberhasilan dalam pemenuhan harapan
iii.
konsumen secara lebih efektif.
Identifikasi harapan konsumen dapat dilakukan secara sistematis, serta
digunakan untuk masukan dalam sasaran dan proses bisnis ditingkatkan untuk
iv.
mendukung sasaran tersebut.
Keluhan pelanggan ditindaklanjuti secara efektif dan ketidakpuasan pelanggan
v.
di masa mendatang selalu diupayakan dapat diminimalkan.
Pengelolaan proses-proses sistem manajemen yang efektif menghasilkan
masalah terhadap kualitas tidak ditentukan oleh pelanggan, namun telah
dikendalikan secara efektif oleh perusahaan.
12
3) Manfaat ISO 9001:2008 bagi karyawan,
a) Meningkatnya kepuasan karyawan dalam bekerja.
b) Meningkatnya kebanggan terhadap perusahaan.
c) Timbulnya proses pembelajaran bagi keberhasilan dalam bekerja.
Manfaat tersebut dapat dicapai jika :
i.
Proses bisnis yang sistematis akan menuntun karyawan bekerja secara
ii.
sistematis pula.
Tingkat stress karyawan yang diakibatkan oleh ketidakjelasan dengan tidak
iii.
adanya sistem yang mendukung mereka bekerja dapat diminimalkan.
Sertifikasi yang diperoleh dari implementasi akan memberikan dampak positif
iv.
terhadap rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.
Prosedur terdokumentasi, instruksi kerja yang informative, alur kerja yang
jelas dapat memberikan kesempatan karyawan baru untuk secara cepat untuk
beradaptasi dan karyawan lama mampu meminimalkan kesalahan dalam
bekerja.
2.3
13
14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan kajian awal kerangka teoritis yang telah diuraikan melalui studi
kepustakaan, penulis telah membuat kerangka analisis mengenai hubungan antara
implementasi sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja perusahaan. Kerangka
analisis dipaparkan melalui gambar di bawah ini.
15
Gambar 1. Kerangka Analisis
Dalam menyusun tesis ini digunakan kerangka analisa yang terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1. Mempelajari visi, misi, nilai – nilai serta sasaran dan strategi bisnis
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memahami cita – cita perusahaan yang
tertuang dalam visi dan misi. Pemahaman ini akan mempermudah dalam
16
menurunkan ke dalam strategi pengembangan sumber daya manusia. PT HK
mempunyai 3 strategi bisnis yang merupakan
2. Mengidentifikasikan strategi bisnis perusahaan yaitu dengan melihat strategi
bisnis perusahaan maka dapat ditentukan arahan untuk menyusun strategi
MSDM yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Penetuan arahan
strategi bisnin menggunakan teori Anshoff
3. Strategic Human Resouces Management (SHRM) atau MSDM strategis
yangideal untuk perusahaan.
4. Setelah dilakukan arahan yang ideal untuk MSDM strategis dapat ditentukan
arahan strategi pengembangan SDM yang ideal untuk perusahaan.
5. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan SDM
yang saat ini dilakukan oleh PT Hutama Karya.
6. Mengidentifikasi kesenjangan antara strategi pengembangan SDM yang saat
ini dilakukan oleh Departemen Human Resources dengan arahan strategi
pengembangan yang tepat untuk perusahaan.
7. Menyusun
rancangan
penyempurnaan
dan
implementasi
strategi
pengembangan SDM yang ideal untuk PT Hutama Karya.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang sering dipakai
dalam bidang studi atau penelitian tentang manusia dan berbagai bentuk tingkah
17
lakuya. Pendekatan ini digunakan karena banyak perilaku manusia yang sulit
dikuantifikasikan, apalagi penghayatan terhadap berbagai pengalaman pribadi
(Poerwandari, 1998).
Karakteristik dari penelitian kualitatif antara lain tidak mengambil sampel
dalam jumlah banyak, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, tidak kaku dan tidak
diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks penelitian.
Kelebihan metode penelitian kualitatif yaitu keluasan dan kedalaman yang
memungkinkan penulis mempelajari masalah – masalah tertentu secara mendalam
dan mendetil, hal ini disebabkan karena pengumpulan informasi peneliti tidak
dibatasi pada kategori – kategori tertentu (Poerwandari, 1998).
3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian
Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengukur bagaimana
penerapan pengembangan sumber daya manusia di PT Hutama Karya, dan untuk
melihat apakah pelatihan dan pengembangan sudah cukup terpenuhi.
3.4 Populasi dan Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah lima jabatan yang berada pada level manajerial di
PT Hutama Karya. Mereka diharapkan memilki pengetahuan dan informasi yang
langsung berkaitan dengan strategi pengembangan SDM yang dibutuhkan PT Hutama
Karya. Teknik sampling menggunakan purposive. Seperti telah dikemukakan oleh
Sugiyono (2007), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
18
dengan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih dianggap paling tahu tentang
apa yang diharapkan dalam penelitian.
3.5 Metode Pengumpulan data
Bila dilihat dari sumber data, maka data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif
dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil
langsung dari sumbernya dan tanpa perantara sedangkan data sekunder diambil secara
tidak langsung dari sumbernya (Irawan, 2004). Pengambilandata pada penelitian ini
adalah dengan cara mengumpulkan data primer dari pemangku jabatan melalui
wawancara terfokus pada data – data penting yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian (Poerwandari, 2001) dalam hal ini proses wawancara terfokus pada
kemampuan – kemampuan yang dibutuhkan organisasi untuk dapat bersaing dalam
industri dan mencapai sasaran strategi bisnis perusahaan. Metode serta tujuan
pengumpulan data dan sumber informasinya akan dijabarkan pada tabel berikut.
19
Table 1. Perincian Pengumpulan Data
No
Informasi yang dibutuhkan
1
Sasaran dan strategi
perusahaan
2
Strategi dan Implementasi
pengembangan
Metode
Data Primer
Rancangan strategi dan
implementasi pengembangan
SDM
Profil Perusahaan
Sumber Informasi
Tujuan
GM SDM&Umum
GM Pengembangan
GM Keuangan
GM Operasi 1&2
Semua narasumber
PT Hutama Karya
Menentukan arahan
SHRM dan SHRD di
PT Hutama Karya
Semua narasumber
PT Hutama Karya
Data Sekunder
Studi Dokumen
Data Perusahaan
Studi Literatur
Data Kepustakaan
Visi, Misi dan Nilai-nilai
Proses Bisnis
Penerapan fungsi
pengembangan bisnis
Kajian Teori
Mengetahui penerapan
strategi pengembangan
SDM PT Hutama
Karya
Mendapatkan saran,
masukan serta
kesepakan mengenai
penyempurnaan
rancangan strategi dan
implementasi
pengembangan SDM
di PT Hutama Karya
Mengetahui sejarah
dan perkembangan
perusahaan
Mengetahui visi,misi
dan nilai-nilai
perusahaan
Mengetahui proses
bisnis perusahaan
Mengetahui strategi
serta sasaran strategi
bisnis perusahaan
Mengetahui materi
yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan pengaturan
secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar
dapat diintepretasikan temuannya kepada orang lain (Sugiono, 2006). Tahapan
analisis data yang dilakukan peneliti yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi.Pada tahapan ini data-data yang sudah terkumpul dibuat
20
transkripnya, yakni dengan cara menyederhanakan informasi yang terkumpul ke
dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.Setelah itu data-data yang terkumpul
dipilih sesuai dengan fokus penelitian ini dan diberi kode untuk memudahkan
peneliti dalam mengkategorikan data-data yang terkumpul.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal-hal yang
tidak diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiono, 2006).
3. Penyajian Data
Data yang sudah terangkum ditafsirkan dan dijelaskan untuk menggambarkan
rancangan penyempurnaan strategi pengembangan SDM beserta rancangan
implementasinya.
4. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang sudah
dilakukan.Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas
sehingga diteliti menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2006).
21
BAB 4
PROFIL PERUSAHAAN
4.1 Latar Belakang Perusahaan
PT SUCOFINDO (Persero) merupakan perusahaan inspeksi pertama dan terbesar
di Indonesia yang didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 oleh Negara Republik
Indonesia bersama dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS) yang
merupakan perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Hingga saat ini SGS memiliki 5% saham dari PT SUCOFINDO (Persero) dan 95%
saham lainnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Sebelum berbentuk PT, SUCOFINDO merupakan suatu lembaga pemerintah
yaitu Lembaga Penyelenggara Perusahaan Industri (LPPI). Pada tahun 1956, lembaga
ini ditransformasi oleh pemerintah menjadi perusahaan joint venture bekerja sama
dengan Societe General de Surveillance (SGS) SA Geneva Swiss.
Pada awalnya, saham masing-masing sebesar 50%, sampai akhirnya berubah
dengan komposisi seperti saat ini. Bisnis SUCOFINDO bermula dari kegiatan
penunjang perdagangan terutama pemeriksaan komoditas pertanian kemudian
berkembang menjadi pemeriksaan produk dalam rangka menunjang kelancaran arus
barang dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor impor.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, SUCOFINDO melakukan
langkah kreatif dan menawarkan inovasi jasa-jasa baru berbasis kompetensinya.
Diversifikasi tersebut meliputi Inspeksi dan Audit, Pengujian dan Analisa, Sertifikasi,
Pelatihan, dan Konsultasi, yang terbagi 152 jenis jasa. Keanekaragaman jenis jasa
22
perusahaan dikemas secara terpadu, didukung oleh tenaga professional yang ahli di
bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional serta
jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan yang tersebar di berbagai kota
di Indonesia telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan
perusahaan. Pengalaman di bidang Inspeksi, Supervisi, pengkajian, dan pengujian
menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi
nasional
terbesar
di
Indonesia.
Melalui
pendekatan
manajemen
terpadu,
SUCOFINDO bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya
dalam menghadapi pasar global.
4.2 Jasa Sertifikasi
PT.SUCOFINDO adalah salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia
dan terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia) dan
operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025 serta memiliki
sertifikat ISO 9001 dan melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar
international yang disepakati. SUCOFINDO memiliki cakupan sertifikasi untuk
sistem manajemen (Mutu, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja),
Sertifikasi produk dan HACCP serta berbagai sertifikasi yang lain. PT.SUCOFINDO
sendiri memiliki auditor-auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk
berbagai sektor usaha.
23
Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PT.SUCOFINDO dilakukan sesuai
proses sertifikasi kesesuaian Sistem Manajemen Mutu organisasi / perusahaan
terhadap persyaratan standar seri ISO 9001:2008 dilakukan dengan tahapan berikut :
a) Pendefinisian ruang lingkup sertifikasi.
b) Kunjungan pendahuluan dilakukan untuk melihat gap analisis dan diagnosis
Antara standar yang diterapkan oleh organisasi terhadap ISO 9001:2008.
c) Audit sertifikasi dilakukan delam dua tahap, yaitu :
1. Tahap 1 :
Audit pendahuluan yakni audit dokumen dan pre-audit untuk menguji tingkat
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di organisasi, guna persiapan
pelaksanaan audit sertifikasi.
2. Tahap 2:
Audit sertifikasi yakni audit komprehensif untuk menilai efektivitas penerapan
sistem manajemen mutu berdasarkan sistem dokumentasi yang telah dibuat dan
ruang lingkup aplikasi sistem manajemen mutu.
d) Sertifikat akan diterbitkan oleh SUCOFINDO-ICS sesuai dengan ruang lingkup
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan standar yang
diaplikasikan oleh perusahaan serta berlaku selama 3 tahun sejak tanggal
pengesahaannya. Sertifikat baru bisa diterbitkan setelah organisasi melakukan
tindak perbaikan (corrective action) terhadap hasil temuan audit.
e) Audti pengawasan akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS untuk memantau
tingkat pemeliharaan sistem manajemen organisasi.
f) Audit sertifikasi-Ulang akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS setelah 3 tahun
dengan melakukan audit sertifikasi secarakeseluruhan terhadap organisasi yang
telah disertifikasi.
24
g) Pelaporan / Sertifikasi akan dikeluarkan berdasarkan penerapan yang efektif dan
dibuktikan dengan hasil audit yang memuaskan, PT.SUCOFINDO akan
menerbitkan sertifikat ISO 9001:2008.
4.3 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
PT.SUCOFINDO (Persero) selaku perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di
Indonesia mempunyai Visi, Misi dan nilai perusahaan sebagai berikut, yaitu :
A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan jasa yang terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan
pemastian di Indonesia dan ASEAN.
B. Misi Perusahaan
1) Kami menyediakan layanan yang inovatif, handal dan berkualitas tinggi
dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi dan jasa terkait kepada
pelanggan.
2) Kami mewujudkan lingkungan kerja yang menantang, apresiatif dan
berlandaskan pengetahuan bagi karyawan.
3) Kami menciptakan nilai bagi pemegang saham dan berkontribusi kepada
perekonomian dan masyarakat di tempat kami beroperasi.
C. Nilai-nilai Perusahaan
1) Fokus Pelanggan
Mengerti kebutuhan pelanggan, memberi solusi serta pelayanan terbaik
kepada pelanggan.
2) Inovasi
Selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau kecenderungan pasar dengan
memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam
proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien.
3) Kompeten
25
Mengembangkan sikap individu yang dapat diandalkan dan memiliki
kompetensi yang sesuai standar.
4) Integritas
Mengutamakan kejujuran, transparasi dan konsistensi antara pikiran,
perkataan dan perbuatan.
5) Independensi
Bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan.
6) Kewirausahaan
Selalu menciptakan peluang usaha, jejaring, dan berani mengambil resiko
dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.
7) Kerjasama
Bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan melalui sinergi berdasarkan
prinsip saling percaya dan berbagi pengetahuan.
26
4.3 Struktur Organisasi
Gambar 2. Struktur Organisasi
27
4.5 Prinsip GCG
PT. Hutama Karya, menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan (Good
Corporate Governance – GCG) dengan standar tinggi yang merupakan komitmen dari
seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan. Prinsip-prinsip GCG
perusahaan yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban,
Responsibility, Independensi, Fairness, kemandirian dan kewajaran telah tertanam
dalam nilai-nilai perusahaan dan menjadi budaya perusahaan.Tujuan dari upaya
peningkatan penerapan GCG di PT. Hutama Karya adalah, untuk memaksimalkan
nilai perseroan dengan terlaksananya pengelolaan perseroan secara profesional dan
mandiri, berlandaskan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tujuan ini juga termasuk memperkuat daya saing
dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, memastikan terlaksananya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap stakeholders.
4.6 INFRASTRUKTUR GCG
PT. Hutama Karya telah memiliki kelengkapan berbagai kebijakan yang mengatur
pelaksanaan GCG yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan
mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Perangkat GCG yang
berlaku di PT. Hutama Karya adalah sebagai berikut:
a. Panduan Tata Kelola (Code of Corporate Governance) Merupakan panduan
bagi manajemen dan seluruh jajaran PT. Hutama Karya dalam implementasi
prinsip-prinsip GCG pada pelaksanaan kegiatan sehari-hari sehingga
28
diharapkan hal ini akan dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan
di mata pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan.
b. Panduan Perilaku (Code of Conduct) Merupakan pedoman bagi setiap
individu di Perseroan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masingmasing. Panduan Perilaku tersebut berisi, antara lain, visi dan misi, komitmen
dan praktik usaha Perseroan. Didalamnya juga dijabarkan nilai-nilai utama
Perseroan, pedoman kerja organisasi, hubungan industrial, usaha dan
pemerintah. Code of Conduct yang telah ditandatangani oleh seluruh pegawai.
c. Panduan bagi Komisaris dan Direksi (Board Manual) Board Manual yang
mengatur hubungan kerja antara Direksi dengan Dekom. Merupakan acuan
bagi komisaris dan direksi dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan
pengelolaan perusahaan. Manual tersebut terdiri dari prinsip-prinsip dan
tujuan utama dari GCG, organisasi perusahaan, akuntansi finansial, kontrol
internal dan kebijakan perusahaan.
STRUKTUR GCG :
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perusahaan yang
memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS berhak memperoleh seluruh
29
informasi yang relevan tentang Perusahaan dan meminta pertanggung jawaban
Dewan Komisaris dan Direksi yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ utama perusahaan dengan tugas dan tanggungjawab
secara mengawasi pengelolaan Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi
jika dipandang perlu demi kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris bertanggung
jawab memastikan agar Direksi dalam kondisi apapun memiliki kemampuan dalam
menjalankan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris PT.
Hutama karya (Persero) selalu berpegang teguh kepada peraturan perundangundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, panduan Bagi Dewan Komisaris
dan Direksi (Board manual) dan Etika Dewan Komisaris yang telah disepakati.
Prinsip-prinsip yang dikembangakan Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya adalah:
1. Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan baik diminta atau tidak
diminta oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham.
2.
Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tidak akan berubah menjadi
pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif
Perusahaan merupakan kewenangan Direksi.
3.
Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris dilaksanakan baik untuk
keputusan yang sudah diambil (ex post facto) maupun terhadap putusan yang
akan diambil (preventive basis)
4.
Fungsi pengawasan dapat dilakukan oleh masing-masing Anggota Dewan
Komisaris namun keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama Dewan
30
Komisaris secara kolektif (sebagai Board) atau dilakukan bukan hanya dengan
sekedar menerima informasi dari Direksi/RUPS, melainkan juga dapat
dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan yang bersifat kolektif.
5. Fungsi pengawasan adalah proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Dewan
Komisaris berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan melaksanakan
seluruh tugas Dewan Komisaris secara bertanggung jawab
DIREKSI
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertanggungjawab atas tercapainya
kepentingan, maksud dan tujuan perseroan dengan tugas memimpin, mengurus dan
mengendalikan perseroan atas dasar itikad baik dan tanggungjawab. Keanggotaan dan
komposisi Direksi ditetapkan Pemegang Saham dengan kualifikasi personil yang
memiliki integritas, keahlian, kompetensi dan reputasi yang memadai.Direksi
membentuk struktur organisasi yang bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan.
Direksi dibantu oleh Kepala Satuan Pengawas Intern (KSPI), Sekretaris Perusahaan,
dan struktural yang dibentuk berdasarkan kebutuhan.Direksi menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari SPI, auditor eksternal dan/atau hasil pengawasan otoritas
lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang
Saham melalui RUPS.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Secara umum Direksi bertugas secara kolektif dalam melaksanakan tugas dilakukan
pembagian tugas diantara Anggota Direksi. Direksi sebagai Organ Perusahaan
31
(seluruh anggota Direksi secara kolektif) mempunyai wewenang pengurusan atas
tugas yang secara khusus dipercayakan kepada seorang Anggota Direksi dan
karenanya wajib melaksanakannya.Direksi Bertanggung Jawab dalam memenuhi Key
Performance Indicator (KPI) yang jelas, lengkap, dan berimbang, baik dari aspek
keuangan maupun nonkeuangan untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan
Perseroan sesuai dengan Statement Corporate Intent (SCI), Melaksanakan RJPP dan
RKAP dengan penuh tanggung jawab, Membangun dan menanfaatkan teknologi
informasi, menindaklanjuti temuan-temuan audit baik internal maupun eksternal dan
melaporkannya ke Dewan Komisaris, melaporkan informasi-informasi yang relevan
kepada Dewan Komisaris dan menyelenggarakan Rapat.
KOMITE AUDIT
Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu tugas Dewan
Komisaris dalam menilai kecukupan sistem pengendalian internal, kecukupan
pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan serta tugas-tugas lain seperti yang
tercantum dalam Piagam Komite Audit. Komite Audit diketuai seorang Anggota
Dewan Komisaris, yang juga merangkap sebagai Anggota Komite Audit.
Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang Dewan
Komisaris dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari
luar Perusahaan.
32
WEWENANG KOMITE AUDIT
Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Audit berhak untuk mendapatkan
akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana
dan asset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi,
kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.
Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi
apabila diperlukan.
Melakukan koordinasi dengan Komite Manajemen Risiko.
Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para
profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas
beban perusahaan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT
Komite Audit memiliki tugas membuat Program Kerja Tahunan Komite Audit
yang disahkan oleh Dewan Komisaris• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
serta hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas peran dan
pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.
Mengevaluasi tindak lanjut atas temuan Auditor Eksternal.
33
Melakukan penelaahan atas
efektifitas
sistem pengendalian internal
Perusahaan.
Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaanya.
Memberikan saran dan masukan atas permasalahan yang diajukan oleh Dewan
Komisaris.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Komite Manajemen Resiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun kebijakan
penilaian resiko dan pengelolaan resiko serta dalam mengkaji kecukupan,
kelengkapan dan efektivitas penerapan proses-proses manajemen resiko yang
dilakukan Perseroan, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan yang
dirasakan perlu, kepada Dewan Komisaris.
Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris
dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas serta dalam pelaporannya.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE RISIKO
Membuat program kerja tahunan yang disetujui oleh Dewan Komisaris PT.
Hutama Karya (Persero).• Mengadakan evaluasi atas kebijakan dan strategi
Manajemen Risiko yang disusun oleh Manajemen.
34
Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan penyelenggaraan manajemen risiko termasuk proses awal, proses
inti dan proses penunjang.
Mengevaluasi langkah langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pemegang Saham dan peraturan
perundangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehatihatian, khususnya dalam aspek Manajemen Risiko.
Melakukan evaluasi terhadap permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan
dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan Direksi,
serta melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris.
Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
35
WEWENANG KOMITE RISIKO
Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Manajemen Risiko berhak untuk
mendapatkan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan,
karyawan, dana dan aset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi,
kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.
Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi
apabila diperlukan.
Melakukan koordinasi dengan Komite Audit.
Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para
profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas
beban perusahaan.
Rapat Komite Manajemen Risiko dilaksanakan sekurang kurangnya sekali dalam 1
(satu) bulan dan hasilnya harus dilaporkan secara tertulis kepada Dewan Komisaris
PT. Hutama Karya (Persero). Di luar rapat berkala tersebut, Komite Manajemen
Risiko dapat melakukan rapat sesuai kebutuhan dengan agenda yang disepakati
bersama oleh anggota Komite Manajemen Risiko.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan PT. Hutama Karya memiliki misi membantu Direksi dalam
menyelenggarakan kegiatan korporat dan menjaga hubungan baik antara perseroan
36
dengan regulator dan lembaga-lembaga lain, baik kalangan investor, masyarakat luas
dan stakeholders lainnya. Selain itu, Sekretaris Perusahaan juga melaksanakan tugastugas lain yang dipercayakan Direksi sehubungan dengan peran sebagai pengelola
informasi yang terkait dengan lingkungan bisnis Perseroan.
Dengan kedudukannya seperti itu, Perusahaan menyadari pentingnya peranan
Sekretaris Perusahaan dalam memperlancar hubungan antara organ perseroan,
hubungan antara perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan
stakeholder, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis
dan pengembangan usaha perseroan.
SATUAN PENGAWAS INTERN
Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai salah satu unsur di dalam organisasi PT.
Hutama Karya guna membantu manajemen sesuai fungsinya melalui current audit di
dalam pengendalian dan pengawasan efektivitas kinerja perusahaan, sehingga apa
yang menjadi tujuan dan sasaran perusahaan di tahun 2011 dapat dicapai sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan, sehingga di tahun 2011 kita dapat
meningkatkan kinerja perusahaan kita dari tahun-tahun sebelumnya.
Unit SPI dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawab secara
langsung kepada Direktur Utama dan membawahi Departemen Pengawasan
Keuangan serta Departemen Pengawasan Operasional. Kepala Satuan Pengawasan
Intern bertanggung jawab atas akuntabilitas pelaksanaan tugas dan wewenang SPI,
sehubungan dengan bantuan konsultasi internal bagi unit kerja lain, khususnya
37
konsultasi mengenai pengawasan dan pengendalian; dan koordinasi dengan Komite
Audit untuk mengevaluasi kinerja Perseroan dan menangani permasalahan hasil audit
yang dilaksanakan oleh pengawas fungsional internal maupun eksternal.
Rencana Masa Depan
Sebagai upaya untuk mendukung Strategi Utama yang ditetapkan Perseroan yaitu
Pertumbuhan (Growth Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha
berdasarkan formulasi antara integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Strategi
Integrasi Vertikal lebih pada upaya perbaikan operasional melalui backward
integration yang lebih menekankan pada upaya memperbaiki daya saing dengan
memperbaiki supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan
daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya rework dan keterlambatan
delivery. Strategi ini diformulasi dengan strategi integrasi horizontal sebagai upaya
memperkuat forward integration terutama dalam memenangkan persaingan dengan
para pesaing di industri konstruksi guna mendapatkan kinerja operasional yang
maksimal.Perencanaan
strategi
Perseroan,
lebih
pada
mensinergikan
dan
mengintegrasikan kompetensi yang dimiliki oleh seluruh anak perusahaan dalam
memaksimalkan kemampuan bisnis utama HK.
Strategi forward integration diperlihatkan dalam hubungan antara kegiatan
bisnis utama HK dengan anak-anak perusahaan dimana HK mendapat nilai tambah
sebagai kontraktor dan mendukung mempercepat pelaksanaan pembangunan pada
proyek-proyek strategis yang meliputi investasi di proyek-proyek Jalan Tol, IPP
Power Plant, Oil and Gas, dan Bangunan Gedung.
38
DAFTAR PUSTAKA
Garavan, Thomas N., Pat Costine, and Noreen Heraty. "The Emergence of Strategic
Human Resource Development."Journal of European Industrial Training 19.10
(1995): 4-10. Print.
Garavan, Thomas N. "Strategic Human Resource Development." Journal of
European Industrial Training 15.1 (1991): n. pag. Print.
Hunger, J. David, and Thomas L. Wheelen. Strategic Management. Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall, 2000. Print.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2004.
McCracken, Martin, and Mary Wallace. "Towards a Redefinition of Strategic
HRD."Journal of European Industrial Training 24.5 (2000): 281-90. Print.
Miles, Raymond E., and Charles C. Snow. Designing Strategic Human Resource
System. N.p.: n.p., 1984. Print.
39
Millmore, Mike, Phillip Lewis, Mark Saunders, Adrian Tornhill, and Trevor Morrow.
Strategic Human Resource Management: Contemporary Issues. Harlow:
Financial Times Prentice Hall, 2007. Print.
Nugroho, et al., Mapping the landscape of the media industry in contemporary
Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing
media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights.
Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and
HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta:
CIPG and HIVOS. 2012. 44
Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka
Cipta, Jakarta
Poerwandari, E.K. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001.
Porter, Michael E. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. New York: Free, 1980. Print.
Rothwell, William J., and H. C. Kazanas. Human Resource Development: A Strategic
Approach. Amherst, MA: HRD, 1994. Print.
40
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta :
Jakarta, 2007.
Simamora, Henry, 2001,. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga
Jakarta: Bumi Aksara
41
ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
Erfianto Bagus Yudhono
Proposal Tesis Program Magister Manajemen
Eksekutif Muda
Angkatan VIII
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jakarta
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................5
1.5 Lingkup Penulisan...............................................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................................6
BAB 2 KAJIAN TEORI................................................................................................8
2.1 Sistem Manajemen Mutu.....................................................................................8
2.2 ISO 9001:2008...................................................................................................11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................................32
3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan..................................................................32
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................34
3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian................................35
3.4 Populasi dan Sampling.......................................................................................35
1
3.5 Metode Pengumpulan data.................................................................................36
3.6 Metode Analisis Data.........................................................................................37
BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN...............................................................................39
4.1 Sejarah perusahaan.............................................................................................39
4.2 Visi dan Misi......................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................56
2
DAFTAR TABEL
Table 4. Perincian Pengumpulan Data..................................................................20
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Kerangka Analisis............................................................................ 16
Gambar 5. Struktur Organisasi...........................................................................27
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis mendorong timbulnya suatu standar / ketentuan
terhadap mutu yang sama sebagai acuan dalam mengukur kualitas dari suatu produk /
jasa dan tentu juga mengukur kualitas kinerja suatu perusahaan. Dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis tersebut, maka suatu perusahaan
harus mampu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produksi barang dan jasa
yang perusahaan tersebut hasilkan. Tentu saja bukan hanya kualitas dari barang atau
jasa tersebut saja yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitas dari kinerja
perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang berada pada pasar international menyadari
bahwa kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting agar produknya dapat
bersaing dengan produk-produk dari perusahaan lain / kompetitor. Dengan
meningkatnya kualitas produk dan kualitas kinerja perusahaan maka diharapkan
sejalan dengan meningkatnya laba / keuntungan perusahaan, hal ini menjadi salah
satu strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menunjukan eksistensinya dalam
dunia bisnis.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:21) terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas yang
dapat didefinisikan :
1. Performance : merujuk kepada konsistensi dan baiknya suatu produk.
2. Aesthetics : berupa daya Tarik produk berdasarkan penampilannya.
3. Serviceability : kemampuan untuk memberikan jasa.
1
4. Features : karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk
lain yang bisa memberi kesan berbeda.
5. Reliability : keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu.
6. Durability : tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan unsur ekonomis
produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis.
7. Conformance : kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
8. Fitness for Use : kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi seperti yang di
pasarkan.
Dibutuhkan suatu standar / ketentuan yang sama untuk mengukur seberapa bagus
tingkat kualitas layanan yang diberikan suatu perusahaan terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan oleh perusahaan saingannya. Pada saat ini yang menjadi acuan /
standar jelas dari jaminan kualitas produk / jasa perusahaan adalah dengan
menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan suatu standard layanan
international yang diakui secara global. Sertifikasi ISO 9001:2008 adalah sertifikasi
sistem manajemen mutu yang bermanfaat dalam peningkatan performa organisasi,
meningkatkan kepercayaan pelanggan dan daya saing organisasi. Dengan penerapan
sertifikasi ISO 9001:2008 diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan
untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan laba / keuntungan yang
maksimal, baik dari kegiatan operasional maupun kegiatan non-operasional
perusahaan.
Di Indonesia salah satu perusahaan yang mempunyai kapabilitas untuk
menyediakan sertifikasi ISO 9001:2008 adalah PT.SUCOFINDO. PT.SUCOFINDO
sendiri merupakan perusahaan inspeksi pertama di Indonesia mempunyai
2
keanekaragaman jasa yang dikemas secara terpadu, mempunyai jaringan kerja
laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai kota di Indonesia serta didukung
oleh 2.646 tenaga professional yang ahli di bidangnya. Selain mempunyai kapabilitas
untuk menyediakan sertifikasi ISO 9001:2008, PT.SUCOFINDO juga mempunyai
kapabilitas untuk menyediakan sertifikasi ISO 14000, OHSAS 18000, SA 8000,
RSPO, HAACP, Manajemen Hutan Lestari, Chain of Custody, Legal Source dan
lainnya.
Banyak perusahaan di Indonesia memilih SUCOFINDO sebagai penyedia
sertifikasi ISO 9001:2008 bagi perusahaannya karena SUCOFINDO memiliki
reputasi sebagai salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia dan memiliki
auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk berbagai sector usaha,
SUCOFINDO juga memiliki jaringan layanan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia dan bermitra dengan lembaga sertifikasi asing dan Negara tujuan ekspor,
SUCOFINDO juga terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi
Indonesia) sehingga dalam melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar
internasional yang disepakati dan operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan
ISO 17025, serta bersertifikat ISO 9001.
Perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan diasumsikan merupakan
perusahaan yang terjamin kualitasnya. Adanya jaminan kualitas dengan terdapatnya
logo ISO 9001:2008 pada perusahaan dianggap mampu meningkatkan kinerja
perusahaan dibandingkan sebelum memiliki logo ISO. Untuk menganalisis apakah
3
benar perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Implementasi
Sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan kinerja perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat bahwa banyak perusahaan yang menginginkan untuk memiliki
sertifikasi ISO guna meningkatkan profit perusahaanya, maka penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas dalam tesis ini, yaitu :
1. Apakah ada dampak yang diperoleh perusahaan dengan memiliki sertifikasi
ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan?
2. Apa benar dengan memiliki sertifikasi ISO maka kinerja perusahaan akan
meningkat?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang
dicapai dalam tesis yaitu :
1. Diketahui apakah ada hubungan atau dampak antara memperoleh sertifikasi
ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan.
2. Diketahui apakah dengan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 maka kinerja
perusahaan akan meningkat.
1.4 Manfaat Penulisan
4
Penulisan tesis ini diharapkan dapat membawa manfaat yang berarti bagi perusahaan
dan juga penulis.
1. Manfaat untuk perusahaan
Mendapatkan feedback berupa kepuasan pelanggan / klien terhadap pelayanan
dari PT.SUCOFINDO (Persero) sebagai penyedia jasa sertifikasi pada
umumnya dan untuk divisi Sertifikasi ISO (SICS) di PT.SUCOFINDO
(Persero) pada khususunya
2. Manfaat untuk penulis
Mampu membuat karya tulis yang dapat memberikan pengetahuan tentang
hubungan antara memperoleh sertifikasi ISO terhadap kinerja perusahaan.
3. Manfaat akademis
Memperkaya konsep tentang ISO 9001:2008 dan hubungannya dengan kinerja
perusahaan.
1.5 Lingkup Penulisan
Ruang lingkup ini dibuat untuk membuat pembatasan terhadap cakupan topik
tesis.Pembatasan ini diperlukan karena luasnya bidang kajian dan keterbatasan waktu
yang tersedia. Maka ruang lingkup dalam tesis ini adalah:
1. Perusahaan yang diambil hanya perusahaan yang melakukan sertifikasi ISO
oleh PT.SUCOFINDO (Persero).
2. Perusahaan yang diambil sebagai sample hanya perusahaan terbuka (Tbk) dan
5
yang bergerak dibidang manufaktur.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, lingkupan penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB 2: KAJIAN TEORI
Bab ini berisi kajian terhadap konsep – konsep yang relevan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan.
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi kerangka analisis, metode pengumpulan data, metode
pengolahan data dan metode analisis data.
BAB 4: PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi mengenai profil PT SUCOFINDO (Persero) seperti
latar belakang perusahaan, jasa perusahaan, struktur perusahaan, visi,
misi dan nilai perusahaan.
BAB 5: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang analisis mengenai data hasil penelitian yang
dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan penelitian ini.
BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
6
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan penulisan tesis dan saran
penulis apabila diperlukan untuk memberikan masukan kepada
perusahaan mengenai layanan dari divisi sertifikasi ISO (SICS)
PT.SUCOFINDO (Persero).
7
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) menurut Gaspersz
(2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktekpraktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang ataupun jasa) terhadap kebutuhan persyaratan
tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Gaspersz (2008:273)
membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua macam, yaitu Sistem Manajemen
Mutu Informal dan Sistem Manajemen Mutu Formal.
Dalam Sistem Manajemen Mutu Informal, manajemen dalam suatu perusahaan
bebas untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu Organisasi,
tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi
formal. Pihak manajemen perusahaan menyusun model Sistem Manajemen Mutu
yang akan diterapkan di dalam organisasinya berdasarkan pemahaman dan keyakinan
pihak manajemen akan prinsip-prinsip Manajemen Mutu.
Sistem Manajemen Mutu Formal biasanya terdiri dari sebuah kerangka kerja yang
memiliki nilai-nilai inti serta prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-prinsip ini
merupakan landasan untuk membangun kerangka kerja, yang terdiri dari sejumlah
penilaian kriteria. Sistem Manajemen Mutu Formal ada yang berlaku secara Nasional,
Regional dan International. Menurut Miguel (2005:36) sistem manajemen mutu
formal yang berlaku secara nasional mula-mula dikembangkan di Australia berupa
8
Australian Business Excellence Award (ABEA), Kanada berupa Canadian Quality
Award (CQA), Jepang berupa Deming Prize (DP) dan Amerika Serikat berupa
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sedangkan sistem manajemen
mutu formal yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality Award
(APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality Award (EQA).
Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang diakui secara international menurut
Gaspersz (2008:264) adalah ISO. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miguel
(2005:38) setidaknya terdapat 76 Sistem Manajemen Mutu yang berlaku secara
nasional pada masing-masing negara di seluruh dunia. Negara-negara tersebut
mengadopsi salah satu atau kombinasi dari sistem manajemen mutu European Quality
Award (EQA), Deming Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award
(MBNQA). Dan sebanyak 68% dari Negara-negara tersebut mengadopsi dari
Baldrige.
Lembaga ISO adalah organisasi yang merangkum sejumlah kepentingan dalam
perumusan standar secara independen. Lembaga ISO yang berdiri sejak 1974 pada
awalnya tidak khusus merancang standar yang dipakai pada perdagangan, namun
dalam perjalanannya kebutuhan standar tidak terlepas dari persyaratan dunia
perdagangan. Keberhasilan ISO 9000 pada tahun 1987 menjadikan ISO sebagai
standar yang dinilai paling fair dalam perdagangan dunia (Thaheer, 2005). Menurut
LPJK (2005), sistem akreditasi dan sertifikasi ISO merupakan pengakuan atas
konsistensi standar Sistem Manajemen Mutu.
International Accreditation Forum (IAF) merupaka badan federasi dunia yang
mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan akreditasi dan
9
sertifikasi secara international. IAF menaungi lebih dari 30 badan akreditasi nasional
diseluruh dunia, diantaranya Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Indonesia.
Menurut Brown and Van der Wiele, (1998); Mears and Voehl, (1995); Meyer and
Allen, (1997); Zink, (1994) dalam Mei Feng, Mile’ Terziovski and Danny Samson,
(2006) sistem manajemen mutu ISO dapat dikelompokan dalam tiga framework
yaitu :
1. Perencanaan sertifikasi ISO
2. Komitmen organisasi atau perusahaan terhadap mutu
3. Penerapan prosedur standar yang telah ditetapkan.
2.2 ISO 9001:2008
Di era globalisasi saat ini, tuntutan pasar semakin meningkat dan tingkat
persaingan semakin ketat, perusahaan dituntut untuk beroperasi lebih efektif dan
efisien untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara konsisten. Perusahaan
yang mampu memenuhi tuntutan-tuntutan ini akan dapat bertahan hidup dan
memenagkan persaingan global. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang
kompetitif adalah dengan mengikuti sistem manajemen mutu yang disarankan dalam
standar ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan
untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (Quality Objective) serta
pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis organisasi / perusahaan
berdasarkan persyaratan 8 klausul ISO 9001:2008, yaitu :
1) Ruang lingkup
2) Rujukan normatif
3) Istilah dan definisi
4) Sistem manajemen mutu
10
5)
6)
7)
8)
Tanggung jawab manajemen
Manajemen sumber daya
Realisasi produk
Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.
Sistem ISO 9001:2008 akan membantu perusahaan menjalankan bisnis lebih
terorganisir dan sistematik sehingga produk dan kualitas layanan dapat memberikan
kepuasan pelanggan secara optimal. Sampai tahun 2008, sudah banyak perusahaan
yang tersebar di sejumlah Negara yang telah mengimplementasikan dan memperoleh
sertifikat ISO 9001. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan
internal perusahaan, tuntutan konsumen / pelanggan maupun tuntutan persaingan
pasar global. Berdasarkan survey oleh organisasi ISO, banyak dari perusahaanperusahaan tersebut telah memperoleh manfaat yang signifikan dari implementasi
ISO 9001:2008, manfaat tersebut yaitu :
1) Manfaat ISO 9001:2008 bagi organisasi / Perusahaan,
a) Peningkatan efiesiensi tingkat operasional
b) Peningkatan efiesiensi tingkat organisasi
c) Peningkatan produktivitas
d) Peningkatan kinerja proses secara terus-menerus
e) Mendapatkan kepercayaan konsumen / pelanggan
f) Mempertinggi posisi organisasi / perusahaan dalam persaingan pasar.
Maanfaat ini dapat tercapai jika :
i.
Proses dokumentasi yang ditetapkan secara efektif menyebabkan pekerjaan
ii.
dapat dilakukan secara konsisten.
Variasi yang tidak memenuhi standar mutu dapat diminimalkan dan tingkat
kesalahan dapat dihindarkan.
11
iii.
Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif
iv.
v.
vi.
menyebabkan solusi permanen terhadap permasalahan dapat diterapkan.
Pekerjaan ulang dan waste diminimalkan.
Kinerja direview secara teratur dan fokus pada pencapaian target.
Penerapan pendekatan proses secara efektif akan menyebabkan organisasi
vii.
fokus pada proses bisnis.
Proses pemantauan dan pengukuran kinerja proses dilakukan secara terus-
viii.
menerus.
Proses bisnis yang fokus pada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan
dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
2) Manfaat ISO 9001:2008 bagi konsumen,
a) Produk dan jasa bermutu sesuai dengan harapan konsumen / pelanggan.
b) Meningkatnya kepuasan konsumen / pelanggan.
c) Kepercayaan yang tinggi, resiko transaksi yang rendah.
Manfaat tersebut dapat dicapai jika :
i.
Kesinambungan implementasi akan meningkatkan kemampuan perusahaan
ii.
yang lebih focus pada pelanggan.
Perusahaan akan berorientasi pada keberhasilan dalam pemenuhan harapan
iii.
konsumen secara lebih efektif.
Identifikasi harapan konsumen dapat dilakukan secara sistematis, serta
digunakan untuk masukan dalam sasaran dan proses bisnis ditingkatkan untuk
iv.
mendukung sasaran tersebut.
Keluhan pelanggan ditindaklanjuti secara efektif dan ketidakpuasan pelanggan
v.
di masa mendatang selalu diupayakan dapat diminimalkan.
Pengelolaan proses-proses sistem manajemen yang efektif menghasilkan
masalah terhadap kualitas tidak ditentukan oleh pelanggan, namun telah
dikendalikan secara efektif oleh perusahaan.
12
3) Manfaat ISO 9001:2008 bagi karyawan,
a) Meningkatnya kepuasan karyawan dalam bekerja.
b) Meningkatnya kebanggan terhadap perusahaan.
c) Timbulnya proses pembelajaran bagi keberhasilan dalam bekerja.
Manfaat tersebut dapat dicapai jika :
i.
Proses bisnis yang sistematis akan menuntun karyawan bekerja secara
ii.
sistematis pula.
Tingkat stress karyawan yang diakibatkan oleh ketidakjelasan dengan tidak
iii.
adanya sistem yang mendukung mereka bekerja dapat diminimalkan.
Sertifikasi yang diperoleh dari implementasi akan memberikan dampak positif
iv.
terhadap rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.
Prosedur terdokumentasi, instruksi kerja yang informative, alur kerja yang
jelas dapat memberikan kesempatan karyawan baru untuk secara cepat untuk
beradaptasi dan karyawan lama mampu meminimalkan kesalahan dalam
bekerja.
2.3
13
14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan kajian awal kerangka teoritis yang telah diuraikan melalui studi
kepustakaan, penulis telah membuat kerangka analisis mengenai hubungan antara
implementasi sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja perusahaan. Kerangka
analisis dipaparkan melalui gambar di bawah ini.
15
Gambar 1. Kerangka Analisis
Dalam menyusun tesis ini digunakan kerangka analisa yang terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1. Mempelajari visi, misi, nilai – nilai serta sasaran dan strategi bisnis
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memahami cita – cita perusahaan yang
tertuang dalam visi dan misi. Pemahaman ini akan mempermudah dalam
16
menurunkan ke dalam strategi pengembangan sumber daya manusia. PT HK
mempunyai 3 strategi bisnis yang merupakan
2. Mengidentifikasikan strategi bisnis perusahaan yaitu dengan melihat strategi
bisnis perusahaan maka dapat ditentukan arahan untuk menyusun strategi
MSDM yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Penetuan arahan
strategi bisnin menggunakan teori Anshoff
3. Strategic Human Resouces Management (SHRM) atau MSDM strategis
yangideal untuk perusahaan.
4. Setelah dilakukan arahan yang ideal untuk MSDM strategis dapat ditentukan
arahan strategi pengembangan SDM yang ideal untuk perusahaan.
5. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan SDM
yang saat ini dilakukan oleh PT Hutama Karya.
6. Mengidentifikasi kesenjangan antara strategi pengembangan SDM yang saat
ini dilakukan oleh Departemen Human Resources dengan arahan strategi
pengembangan yang tepat untuk perusahaan.
7. Menyusun
rancangan
penyempurnaan
dan
implementasi
strategi
pengembangan SDM yang ideal untuk PT Hutama Karya.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang sering dipakai
dalam bidang studi atau penelitian tentang manusia dan berbagai bentuk tingkah
17
lakuya. Pendekatan ini digunakan karena banyak perilaku manusia yang sulit
dikuantifikasikan, apalagi penghayatan terhadap berbagai pengalaman pribadi
(Poerwandari, 1998).
Karakteristik dari penelitian kualitatif antara lain tidak mengambil sampel
dalam jumlah banyak, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, tidak kaku dan tidak
diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks penelitian.
Kelebihan metode penelitian kualitatif yaitu keluasan dan kedalaman yang
memungkinkan penulis mempelajari masalah – masalah tertentu secara mendalam
dan mendetil, hal ini disebabkan karena pengumpulan informasi peneliti tidak
dibatasi pada kategori – kategori tertentu (Poerwandari, 1998).
3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian
Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengukur bagaimana
penerapan pengembangan sumber daya manusia di PT Hutama Karya, dan untuk
melihat apakah pelatihan dan pengembangan sudah cukup terpenuhi.
3.4 Populasi dan Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah lima jabatan yang berada pada level manajerial di
PT Hutama Karya. Mereka diharapkan memilki pengetahuan dan informasi yang
langsung berkaitan dengan strategi pengembangan SDM yang dibutuhkan PT Hutama
Karya. Teknik sampling menggunakan purposive. Seperti telah dikemukakan oleh
Sugiyono (2007), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
18
dengan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih dianggap paling tahu tentang
apa yang diharapkan dalam penelitian.
3.5 Metode Pengumpulan data
Bila dilihat dari sumber data, maka data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif
dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil
langsung dari sumbernya dan tanpa perantara sedangkan data sekunder diambil secara
tidak langsung dari sumbernya (Irawan, 2004). Pengambilandata pada penelitian ini
adalah dengan cara mengumpulkan data primer dari pemangku jabatan melalui
wawancara terfokus pada data – data penting yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian (Poerwandari, 2001) dalam hal ini proses wawancara terfokus pada
kemampuan – kemampuan yang dibutuhkan organisasi untuk dapat bersaing dalam
industri dan mencapai sasaran strategi bisnis perusahaan. Metode serta tujuan
pengumpulan data dan sumber informasinya akan dijabarkan pada tabel berikut.
19
Table 1. Perincian Pengumpulan Data
No
Informasi yang dibutuhkan
1
Sasaran dan strategi
perusahaan
2
Strategi dan Implementasi
pengembangan
Metode
Data Primer
Rancangan strategi dan
implementasi pengembangan
SDM
Profil Perusahaan
Sumber Informasi
Tujuan
GM SDM&Umum
GM Pengembangan
GM Keuangan
GM Operasi 1&2
Semua narasumber
PT Hutama Karya
Menentukan arahan
SHRM dan SHRD di
PT Hutama Karya
Semua narasumber
PT Hutama Karya
Data Sekunder
Studi Dokumen
Data Perusahaan
Studi Literatur
Data Kepustakaan
Visi, Misi dan Nilai-nilai
Proses Bisnis
Penerapan fungsi
pengembangan bisnis
Kajian Teori
Mengetahui penerapan
strategi pengembangan
SDM PT Hutama
Karya
Mendapatkan saran,
masukan serta
kesepakan mengenai
penyempurnaan
rancangan strategi dan
implementasi
pengembangan SDM
di PT Hutama Karya
Mengetahui sejarah
dan perkembangan
perusahaan
Mengetahui visi,misi
dan nilai-nilai
perusahaan
Mengetahui proses
bisnis perusahaan
Mengetahui strategi
serta sasaran strategi
bisnis perusahaan
Mengetahui materi
yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.6 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan pengaturan
secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar
dapat diintepretasikan temuannya kepada orang lain (Sugiono, 2006). Tahapan
analisis data yang dilakukan peneliti yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi.Pada tahapan ini data-data yang sudah terkumpul dibuat
20
transkripnya, yakni dengan cara menyederhanakan informasi yang terkumpul ke
dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.Setelah itu data-data yang terkumpul
dipilih sesuai dengan fokus penelitian ini dan diberi kode untuk memudahkan
peneliti dalam mengkategorikan data-data yang terkumpul.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal-hal yang
tidak diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiono, 2006).
3. Penyajian Data
Data yang sudah terangkum ditafsirkan dan dijelaskan untuk menggambarkan
rancangan penyempurnaan strategi pengembangan SDM beserta rancangan
implementasinya.
4. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang sudah
dilakukan.Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas
sehingga diteliti menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2006).
21
BAB 4
PROFIL PERUSAHAAN
4.1 Latar Belakang Perusahaan
PT SUCOFINDO (Persero) merupakan perusahaan inspeksi pertama dan terbesar
di Indonesia yang didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 oleh Negara Republik
Indonesia bersama dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS) yang
merupakan perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Hingga saat ini SGS memiliki 5% saham dari PT SUCOFINDO (Persero) dan 95%
saham lainnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Sebelum berbentuk PT, SUCOFINDO merupakan suatu lembaga pemerintah
yaitu Lembaga Penyelenggara Perusahaan Industri (LPPI). Pada tahun 1956, lembaga
ini ditransformasi oleh pemerintah menjadi perusahaan joint venture bekerja sama
dengan Societe General de Surveillance (SGS) SA Geneva Swiss.
Pada awalnya, saham masing-masing sebesar 50%, sampai akhirnya berubah
dengan komposisi seperti saat ini. Bisnis SUCOFINDO bermula dari kegiatan
penunjang perdagangan terutama pemeriksaan komoditas pertanian kemudian
berkembang menjadi pemeriksaan produk dalam rangka menunjang kelancaran arus
barang dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor impor.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, SUCOFINDO melakukan
langkah kreatif dan menawarkan inovasi jasa-jasa baru berbasis kompetensinya.
Diversifikasi tersebut meliputi Inspeksi dan Audit, Pengujian dan Analisa, Sertifikasi,
Pelatihan, dan Konsultasi, yang terbagi 152 jenis jasa. Keanekaragaman jenis jasa
22
perusahaan dikemas secara terpadu, didukung oleh tenaga professional yang ahli di
bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional serta
jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan yang tersebar di berbagai kota
di Indonesia telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan
perusahaan. Pengalaman di bidang Inspeksi, Supervisi, pengkajian, dan pengujian
menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi
nasional
terbesar
di
Indonesia.
Melalui
pendekatan
manajemen
terpadu,
SUCOFINDO bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya
dalam menghadapi pasar global.
4.2 Jasa Sertifikasi
PT.SUCOFINDO adalah salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia
dan terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia) dan
operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025 serta memiliki
sertifikat ISO 9001 dan melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar
international yang disepakati. SUCOFINDO memiliki cakupan sertifikasi untuk
sistem manajemen (Mutu, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja),
Sertifikasi produk dan HACCP serta berbagai sertifikasi yang lain. PT.SUCOFINDO
sendiri memiliki auditor-auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk
berbagai sektor usaha.
23
Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PT.SUCOFINDO dilakukan sesuai
proses sertifikasi kesesuaian Sistem Manajemen Mutu organisasi / perusahaan
terhadap persyaratan standar seri ISO 9001:2008 dilakukan dengan tahapan berikut :
a) Pendefinisian ruang lingkup sertifikasi.
b) Kunjungan pendahuluan dilakukan untuk melihat gap analisis dan diagnosis
Antara standar yang diterapkan oleh organisasi terhadap ISO 9001:2008.
c) Audit sertifikasi dilakukan delam dua tahap, yaitu :
1. Tahap 1 :
Audit pendahuluan yakni audit dokumen dan pre-audit untuk menguji tingkat
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di organisasi, guna persiapan
pelaksanaan audit sertifikasi.
2. Tahap 2:
Audit sertifikasi yakni audit komprehensif untuk menilai efektivitas penerapan
sistem manajemen mutu berdasarkan sistem dokumentasi yang telah dibuat dan
ruang lingkup aplikasi sistem manajemen mutu.
d) Sertifikat akan diterbitkan oleh SUCOFINDO-ICS sesuai dengan ruang lingkup
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan standar yang
diaplikasikan oleh perusahaan serta berlaku selama 3 tahun sejak tanggal
pengesahaannya. Sertifikat baru bisa diterbitkan setelah organisasi melakukan
tindak perbaikan (corrective action) terhadap hasil temuan audit.
e) Audti pengawasan akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS untuk memantau
tingkat pemeliharaan sistem manajemen organisasi.
f) Audit sertifikasi-Ulang akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS setelah 3 tahun
dengan melakukan audit sertifikasi secarakeseluruhan terhadap organisasi yang
telah disertifikasi.
24
g) Pelaporan / Sertifikasi akan dikeluarkan berdasarkan penerapan yang efektif dan
dibuktikan dengan hasil audit yang memuaskan, PT.SUCOFINDO akan
menerbitkan sertifikat ISO 9001:2008.
4.3 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
PT.SUCOFINDO (Persero) selaku perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di
Indonesia mempunyai Visi, Misi dan nilai perusahaan sebagai berikut, yaitu :
A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan jasa yang terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan
pemastian di Indonesia dan ASEAN.
B. Misi Perusahaan
1) Kami menyediakan layanan yang inovatif, handal dan berkualitas tinggi
dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi dan jasa terkait kepada
pelanggan.
2) Kami mewujudkan lingkungan kerja yang menantang, apresiatif dan
berlandaskan pengetahuan bagi karyawan.
3) Kami menciptakan nilai bagi pemegang saham dan berkontribusi kepada
perekonomian dan masyarakat di tempat kami beroperasi.
C. Nilai-nilai Perusahaan
1) Fokus Pelanggan
Mengerti kebutuhan pelanggan, memberi solusi serta pelayanan terbaik
kepada pelanggan.
2) Inovasi
Selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau kecenderungan pasar dengan
memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam
proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien.
3) Kompeten
25
Mengembangkan sikap individu yang dapat diandalkan dan memiliki
kompetensi yang sesuai standar.
4) Integritas
Mengutamakan kejujuran, transparasi dan konsistensi antara pikiran,
perkataan dan perbuatan.
5) Independensi
Bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan.
6) Kewirausahaan
Selalu menciptakan peluang usaha, jejaring, dan berani mengambil resiko
dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.
7) Kerjasama
Bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan melalui sinergi berdasarkan
prinsip saling percaya dan berbagi pengetahuan.
26
4.3 Struktur Organisasi
Gambar 2. Struktur Organisasi
27
4.5 Prinsip GCG
PT. Hutama Karya, menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan (Good
Corporate Governance – GCG) dengan standar tinggi yang merupakan komitmen dari
seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan. Prinsip-prinsip GCG
perusahaan yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban,
Responsibility, Independensi, Fairness, kemandirian dan kewajaran telah tertanam
dalam nilai-nilai perusahaan dan menjadi budaya perusahaan.Tujuan dari upaya
peningkatan penerapan GCG di PT. Hutama Karya adalah, untuk memaksimalkan
nilai perseroan dengan terlaksananya pengelolaan perseroan secara profesional dan
mandiri, berlandaskan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tujuan ini juga termasuk memperkuat daya saing
dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, memastikan terlaksananya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap stakeholders.
4.6 INFRASTRUKTUR GCG
PT. Hutama Karya telah memiliki kelengkapan berbagai kebijakan yang mengatur
pelaksanaan GCG yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan
mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Perangkat GCG yang
berlaku di PT. Hutama Karya adalah sebagai berikut:
a. Panduan Tata Kelola (Code of Corporate Governance) Merupakan panduan
bagi manajemen dan seluruh jajaran PT. Hutama Karya dalam implementasi
prinsip-prinsip GCG pada pelaksanaan kegiatan sehari-hari sehingga
28
diharapkan hal ini akan dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan
di mata pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan.
b. Panduan Perilaku (Code of Conduct) Merupakan pedoman bagi setiap
individu di Perseroan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masingmasing. Panduan Perilaku tersebut berisi, antara lain, visi dan misi, komitmen
dan praktik usaha Perseroan. Didalamnya juga dijabarkan nilai-nilai utama
Perseroan, pedoman kerja organisasi, hubungan industrial, usaha dan
pemerintah. Code of Conduct yang telah ditandatangani oleh seluruh pegawai.
c. Panduan bagi Komisaris dan Direksi (Board Manual) Board Manual yang
mengatur hubungan kerja antara Direksi dengan Dekom. Merupakan acuan
bagi komisaris dan direksi dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan
pengelolaan perusahaan. Manual tersebut terdiri dari prinsip-prinsip dan
tujuan utama dari GCG, organisasi perusahaan, akuntansi finansial, kontrol
internal dan kebijakan perusahaan.
STRUKTUR GCG :
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perusahaan yang
memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS berhak memperoleh seluruh
29
informasi yang relevan tentang Perusahaan dan meminta pertanggung jawaban
Dewan Komisaris dan Direksi yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ utama perusahaan dengan tugas dan tanggungjawab
secara mengawasi pengelolaan Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi
jika dipandang perlu demi kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris bertanggung
jawab memastikan agar Direksi dalam kondisi apapun memiliki kemampuan dalam
menjalankan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris PT.
Hutama karya (Persero) selalu berpegang teguh kepada peraturan perundangundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, panduan Bagi Dewan Komisaris
dan Direksi (Board manual) dan Etika Dewan Komisaris yang telah disepakati.
Prinsip-prinsip yang dikembangakan Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya adalah:
1. Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan baik diminta atau tidak
diminta oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham.
2.
Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tidak akan berubah menjadi
pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif
Perusahaan merupakan kewenangan Direksi.
3.
Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris dilaksanakan baik untuk
keputusan yang sudah diambil (ex post facto) maupun terhadap putusan yang
akan diambil (preventive basis)
4.
Fungsi pengawasan dapat dilakukan oleh masing-masing Anggota Dewan
Komisaris namun keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama Dewan
30
Komisaris secara kolektif (sebagai Board) atau dilakukan bukan hanya dengan
sekedar menerima informasi dari Direksi/RUPS, melainkan juga dapat
dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan yang bersifat kolektif.
5. Fungsi pengawasan adalah proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Dewan
Komisaris berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan melaksanakan
seluruh tugas Dewan Komisaris secara bertanggung jawab
DIREKSI
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertanggungjawab atas tercapainya
kepentingan, maksud dan tujuan perseroan dengan tugas memimpin, mengurus dan
mengendalikan perseroan atas dasar itikad baik dan tanggungjawab. Keanggotaan dan
komposisi Direksi ditetapkan Pemegang Saham dengan kualifikasi personil yang
memiliki integritas, keahlian, kompetensi dan reputasi yang memadai.Direksi
membentuk struktur organisasi yang bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan.
Direksi dibantu oleh Kepala Satuan Pengawas Intern (KSPI), Sekretaris Perusahaan,
dan struktural yang dibentuk berdasarkan kebutuhan.Direksi menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari SPI, auditor eksternal dan/atau hasil pengawasan otoritas
lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang
Saham melalui RUPS.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Secara umum Direksi bertugas secara kolektif dalam melaksanakan tugas dilakukan
pembagian tugas diantara Anggota Direksi. Direksi sebagai Organ Perusahaan
31
(seluruh anggota Direksi secara kolektif) mempunyai wewenang pengurusan atas
tugas yang secara khusus dipercayakan kepada seorang Anggota Direksi dan
karenanya wajib melaksanakannya.Direksi Bertanggung Jawab dalam memenuhi Key
Performance Indicator (KPI) yang jelas, lengkap, dan berimbang, baik dari aspek
keuangan maupun nonkeuangan untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan
Perseroan sesuai dengan Statement Corporate Intent (SCI), Melaksanakan RJPP dan
RKAP dengan penuh tanggung jawab, Membangun dan menanfaatkan teknologi
informasi, menindaklanjuti temuan-temuan audit baik internal maupun eksternal dan
melaporkannya ke Dewan Komisaris, melaporkan informasi-informasi yang relevan
kepada Dewan Komisaris dan menyelenggarakan Rapat.
KOMITE AUDIT
Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu tugas Dewan
Komisaris dalam menilai kecukupan sistem pengendalian internal, kecukupan
pelaporan dan pengungkapan laporan keuangan serta tugas-tugas lain seperti yang
tercantum dalam Piagam Komite Audit. Komite Audit diketuai seorang Anggota
Dewan Komisaris, yang juga merangkap sebagai Anggota Komite Audit.
Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang Dewan
Komisaris dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari
luar Perusahaan.
32
WEWENANG KOMITE AUDIT
Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Audit berhak untuk mendapatkan
akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana
dan asset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi,
kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.
Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi
apabila diperlukan.
Melakukan koordinasi dengan Komite Manajemen Risiko.
Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para
profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas
beban perusahaan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT
Komite Audit memiliki tugas membuat Program Kerja Tahunan Komite Audit
yang disahkan oleh Dewan Komisaris• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
serta hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas peran dan
pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.
Mengevaluasi tindak lanjut atas temuan Auditor Eksternal.
33
Melakukan penelaahan atas
efektifitas
sistem pengendalian internal
Perusahaan.
Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen serta pelaksanaanya.
Memberikan saran dan masukan atas permasalahan yang diajukan oleh Dewan
Komisaris.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
KOMITE MANAJEMEN RISIKO
Komite Manajemen Resiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun kebijakan
penilaian resiko dan pengelolaan resiko serta dalam mengkaji kecukupan,
kelengkapan dan efektivitas penerapan proses-proses manajemen resiko yang
dilakukan Perseroan, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan yang
dirasakan perlu, kepada Dewan Komisaris.
Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris
dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas serta dalam pelaporannya.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE RISIKO
Membuat program kerja tahunan yang disetujui oleh Dewan Komisaris PT.
Hutama Karya (Persero).• Mengadakan evaluasi atas kebijakan dan strategi
Manajemen Risiko yang disusun oleh Manajemen.
34
Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan penyelenggaraan manajemen risiko termasuk proses awal, proses
inti dan proses penunjang.
Mengevaluasi langkah langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pemegang Saham dan peraturan
perundangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehatihatian, khususnya dalam aspek Manajemen Risiko.
Melakukan evaluasi terhadap permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan
dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan Direksi,
serta melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris.
Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
35
WEWENANG KOMITE RISIKO
Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Manajemen Risiko berhak untuk
mendapatkan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan,
karyawan, dana dan aset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi,
kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.
Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi
apabila diperlukan.
Melakukan koordinasi dengan Komite Audit.
Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para
profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas
beban perusahaan.
Rapat Komite Manajemen Risiko dilaksanakan sekurang kurangnya sekali dalam 1
(satu) bulan dan hasilnya harus dilaporkan secara tertulis kepada Dewan Komisaris
PT. Hutama Karya (Persero). Di luar rapat berkala tersebut, Komite Manajemen
Risiko dapat melakukan rapat sesuai kebutuhan dengan agenda yang disepakati
bersama oleh anggota Komite Manajemen Risiko.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan PT. Hutama Karya memiliki misi membantu Direksi dalam
menyelenggarakan kegiatan korporat dan menjaga hubungan baik antara perseroan
36
dengan regulator dan lembaga-lembaga lain, baik kalangan investor, masyarakat luas
dan stakeholders lainnya. Selain itu, Sekretaris Perusahaan juga melaksanakan tugastugas lain yang dipercayakan Direksi sehubungan dengan peran sebagai pengelola
informasi yang terkait dengan lingkungan bisnis Perseroan.
Dengan kedudukannya seperti itu, Perusahaan menyadari pentingnya peranan
Sekretaris Perusahaan dalam memperlancar hubungan antara organ perseroan,
hubungan antara perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan
stakeholder, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis
dan pengembangan usaha perseroan.
SATUAN PENGAWAS INTERN
Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai salah satu unsur di dalam organisasi PT.
Hutama Karya guna membantu manajemen sesuai fungsinya melalui current audit di
dalam pengendalian dan pengawasan efektivitas kinerja perusahaan, sehingga apa
yang menjadi tujuan dan sasaran perusahaan di tahun 2011 dapat dicapai sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan, sehingga di tahun 2011 kita dapat
meningkatkan kinerja perusahaan kita dari tahun-tahun sebelumnya.
Unit SPI dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawab secara
langsung kepada Direktur Utama dan membawahi Departemen Pengawasan
Keuangan serta Departemen Pengawasan Operasional. Kepala Satuan Pengawasan
Intern bertanggung jawab atas akuntabilitas pelaksanaan tugas dan wewenang SPI,
sehubungan dengan bantuan konsultasi internal bagi unit kerja lain, khususnya
37
konsultasi mengenai pengawasan dan pengendalian; dan koordinasi dengan Komite
Audit untuk mengevaluasi kinerja Perseroan dan menangani permasalahan hasil audit
yang dilaksanakan oleh pengawas fungsional internal maupun eksternal.
Rencana Masa Depan
Sebagai upaya untuk mendukung Strategi Utama yang ditetapkan Perseroan yaitu
Pertumbuhan (Growth Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha
berdasarkan formulasi antara integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Strategi
Integrasi Vertikal lebih pada upaya perbaikan operasional melalui backward
integration yang lebih menekankan pada upaya memperbaiki daya saing dengan
memperbaiki supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan
daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya rework dan keterlambatan
delivery. Strategi ini diformulasi dengan strategi integrasi horizontal sebagai upaya
memperkuat forward integration terutama dalam memenangkan persaingan dengan
para pesaing di industri konstruksi guna mendapatkan kinerja operasional yang
maksimal.Perencanaan
strategi
Perseroan,
lebih
pada
mensinergikan
dan
mengintegrasikan kompetensi yang dimiliki oleh seluruh anak perusahaan dalam
memaksimalkan kemampuan bisnis utama HK.
Strategi forward integration diperlihatkan dalam hubungan antara kegiatan
bisnis utama HK dengan anak-anak perusahaan dimana HK mendapat nilai tambah
sebagai kontraktor dan mendukung mempercepat pelaksanaan pembangunan pada
proyek-proyek strategis yang meliputi investasi di proyek-proyek Jalan Tol, IPP
Power Plant, Oil and Gas, dan Bangunan Gedung.
38
DAFTAR PUSTAKA
Garavan, Thomas N., Pat Costine, and Noreen Heraty. "The Emergence of Strategic
Human Resource Development."Journal of European Industrial Training 19.10
(1995): 4-10. Print.
Garavan, Thomas N. "Strategic Human Resource Development." Journal of
European Industrial Training 15.1 (1991): n. pag. Print.
Hunger, J. David, and Thomas L. Wheelen. Strategic Management. Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall, 2000. Print.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2004.
McCracken, Martin, and Mary Wallace. "Towards a Redefinition of Strategic
HRD."Journal of European Industrial Training 24.5 (2000): 281-90. Print.
Miles, Raymond E., and Charles C. Snow. Designing Strategic Human Resource
System. N.p.: n.p., 1984. Print.
39
Millmore, Mike, Phillip Lewis, Mark Saunders, Adrian Tornhill, and Trevor Morrow.
Strategic Human Resource Management: Contemporary Issues. Harlow:
Financial Times Prentice Hall, 2007. Print.
Nugroho, et al., Mapping the landscape of the media industry in contemporary
Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing
media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights.
Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and
HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta:
CIPG and HIVOS. 2012. 44
Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka
Cipta, Jakarta
Poerwandari, E.K. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001.
Porter, Michael E. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. New York: Free, 1980. Print.
Rothwell, William J., and H. C. Kazanas. Human Resource Development: A Strategic
Approach. Amherst, MA: HRD, 1994. Print.
40
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta :
Jakarta, 2007.
Simamora, Henry, 2001,. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga
Jakarta: Bumi Aksara
41