Solution Focused Brief Therapy: Mengatasi Ketakutan Pengambilan Keputusan untuk Menikah Akibat Trauma Perceraian Orangtua dan Mayer- Rokitansky-Kuster Haüster (MRKH) Syndrome - Ubaya Repository

  

Konferensi Nasional V Psikoterapi

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

  

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta

Kata Sambutan Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucap syukur kepada Allah Sang Maha Pencipta, PP-PDSKJI melalui Seksi Psikoterapi dan Seksi

Psikiatri Seksual & Marital dapat mengadakan Konferensi Nasional (Konas). Konas-V untuk Seksi Psikoterapi dan

Konas-I untuk Seksi Psikiatri Seksual & Marital.

Keterampilan memberikan psikoterapi merupakan andalan bagi para psikiater, sudah seharusnyalah untuk

senantiasa diasah dan diperbaharui ilmunya. Hanya psikiater yang handal ilmunya yang dapat memberikan

psikoterapi yang baik. Demikian pula pemahaman konsep-konsep tatalaksana kasus-kasus Psikoseksual dan

Konseling Perkawinan, perlu untuk dicermati di dalam konferensi ini. Banyak hal-hal baru yang perlu untuk

diketahui.

Kebutuhan para sejawat akan update ilmu serta pembaharuan tatalaksana sangatlah utama, agar dapat

memberikan pelayanan kesehatan jiwa secara prima. Dengan menghadiri Konas diharapkan para peserta dengan

bersungguh-sungguh mengikutinya serta dapat menyerapnya dengan baik. Menyadari bahwa kesibukan

sehari-hari para anggota PDSKJI tentu telah menyita waktu dan tenggelam dalam tugas. Maka menghadiri Konas

bisa sebagai suasana pencerahan diri dan juga sebagai ajang silaturahmi dengan para sejawat yang tentu sudah

cukup lama tidak bertemu. Selamat ber-Konferensi. Salam sehat jiwa.

  Ketua PP-PDSKJI Dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K) Sejawat yang terhormat,

Kita akan berjumpa lagi pada acara Konferensi Nasional Psikoterapi ke 5 yang akan diselenggarakan di Hotel

Harris Kelapa Gading, Jakarta pada tanggal 11-14 September 2014. Tema konferensi kali ini adalah

“Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strenghtening Humanity through Family Therapeutic Practices”.

Melalui tema ini kita akan mengupas lebih banyak dan mempelajari keluarga dari perspektif praktik psikoterapi,

memahami bagaimana nilai kemanusiaan dapat diperkuat melalui praktik psikoterapeutik keluarga.

Acara ilmiah akan diisi oleh pembicara-pembicara nasional dan internasional, yang memiliki pengalaman di

dalam praktik psikoterapi. Pada tanggal 11 September 2014 akan diselenggarakan Family and Couple Therapy

from Emotion Focused Therapy Approach Workshop, pada malam hari akan dilaksanakan sidang organisasi seksi

Psikoterapi PDSKJI. Rangkaian acara kuliah, simposium, dan diskusi panel sesuai tema konferensi telah disusun

untuk kegiatan konferensi yang akan berlangsung selama dua hari pada tanggal 12-13 September 2014. Panitia

juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman menjalankan praktik psikoterapi pada

sesi makalah bebas dan presentasi poster. Pada konferensi kali ini panitia khusus memberikan penghargaan “Didi

Bachtiar Lubis Award” bagi pemakalah terbaik yang membawakan makalah psikoterapi dinamik. Pasca konferensi

akan diselenggarakan pula workshop tentang Basic Principles and Applications of Psychodynamic - A Clinical

Workshop for The General Psychiatrist.

  

Kami mengundang para psikiater, psikolog, pendidik, serta profesi lain yang berminat atau yang menggunakan

psikoterapi dalam kegiatan profesinya sehari-hari. Sangat diharapkan sejawat berpartisipasi aktif, baik dalam

simposium, presentasi makalah bebas dan poster, maupun dalam sidang organisasi. Semoga Konferensi ini

  Konferensi Nasional V Psikoterapi Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

  Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Susunan Panitia

  PELINDUNG : Dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K) PENASIHAT : DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K), MPd KETUA UMUM : Dr. Petrin Redayani Lukman, SpKJ(K), MPdKed PANITIA PENGARAH Ketua : Dr. Sylvia D. Elvira, SpKJ(K) Sekretaris I : Dr. Fransiska Kaligis, SpKJ(K) Sekretaris II : Dr. Ezra E. Soleman Anggota : DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K), MPd

  Prof. Dr. Sasanto Wibisono, SpKJ(K) Prof. DR. Dr. Aris Sudiyanto, SpKJ(K) Dr. Jan Prasetyo, SpKJ(K) Dr. Charles E. Damping, SpKJ(K) Dr. Heriani, SpKJ(K) Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Dr. Petrin Redayani Lukman, SpKJ(K), MPdKed

PANITIA PELAKSANA

  Ketua : Dr. Feranindhya Agiananda, SpKJ Sekretaris I : Dr. Dyani Pitra Velyani Sekretaris II : Dr. Rizky Aniza Winanda Bendahara I : Dr. Irmia Kusumadewi, SpKJ(K) Bendahara II : Dr. Elly Tania, SpKJ Sie Dana : Dr. AAAA Kusumawardhani, SpKJ(K)

  Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Dr. Yenny D. Purnamawati, SpKJ(K) Jadwal Acara Simposium 2 Menempatkan Religi dalam Proses Psikoterapi 10.15-11.30 Simposium 8 Dealing with Schizophrenia Patients Family 10.45-12.00 Sponsor Simposium 2 13.00-14.00 Free Paper 2 14.00 - 15.00 Free Paper 4 13.45-14.45 Simposium 4 Dealing with Bipolar

  Patients Family 15.00 - 16.15 Simposium 11 Tatalaksana Kasus Psikiatri Forensik 14.45-16.00 Simposium 6 Family Therapeutic Practices in Children 16.30 - 17.45 14-Sep-14 Diskusi Panel Psychotherapy in a Rapid Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices 09.15-10.30 Simposium 9 Pendidikan Psikoterapi pada Pusat Pendidikan di Indonesia 12.00-12.45 Rehat Kopi 10.30-10.45 Simposium 7 Operationalized Psychodynamic Diagnosis (OPD)-2: 10.45-12.00 Free Paper 3 13.45-14.45 Workshop Basic Principles and Applications of Psychodynamic Psychotherapy – A Clinical Workshop for The General Psychiatrist 08.00 - 12.00 ISHOMA 12.00-13.00 Workshop Basic Principles and Applications of Psychodynamic Psychotherapy – A Clinical Workshop for The General Psychiatrist (Lanjutan) 13.00 - 17.00 Registrasi Ulang 07.00-08.00 11-Sep-14 PO S T ER Simposium 3 Penggunaan Berbagai Modalitas Terapi dalam Penyelesaian Masalah Keluarga 15.00 - 16.15 Simposium 5 Psikoterapi Lintas Generasi: Terapi Keluarga pada Pasien Lanjut Usia 16.30 - 17.45 Workshop Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach 08.00-12.00 ISHOMA 12.00-13.00 Workshop Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach (Lanjutan) 13.00-17.00 Sidang Organisasi Seksi Psikoterapi 18.00-21.00 Free Paper 1 Didi Bachtiar Lubis Award 14.00 - 15.00 PO S T ER PRE CONGRESS WORKSHOP Rehat Kopi 10.00-10.15 ISHOMA 11.30-13.00 Registrasi Ulang 07.00-08.00 HARI 1 JUMAT 12-Sep-14 Kuliah Tamu Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach 09.15-10.00 KAMIS PA MER A N HARI 2 Registrasi Ulang 07.00-08.00 13-Sep-14 Simposium 1 Terapi Keluarga 10.15-11.30 Sponsor Simposium 1 13.00-14.00 ISHOMA 12.45-13.45 Registrasi Ulang 07.00-08.00 Upacara Pembukaan 08.00-08.30 Keynote Speech Psikoterapi dan Pemerkuatan Kemanusiaan: Mentransendensi Objektifikasi, Kuantifikasi dan Materialisme 08.30-09.15 Rehat Kopi 16.15 - 16.30 Kuliah Tamu Psychodynamic Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Bridging Intrapsychic and Interpersonal Dimensions with the Family System and Great Social Context 08.30-09.15 Pengumuan Pemenang Free Paper dan Poster Upacara Penutupan 16.00-16.30 Simposium 10 Gangguan Kepribadian Ambang 14.45-16.00 Kuliah The Role of Psychotherapy in Family Therapeutic Practices in The Rapid Changing World 08.00-08.30 PA MER A N POST CONGRESS WORKSHOP MINGGU SABTU

Konferensi Nasional V Psikoterapi

  

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Program Ilmiah PRE-CONGRESS WORKSHOP KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014 07.00 – 08.00 REGISTRASI ULANG 08.00-17.00 Workshop

  Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach Prof. James L. Furrow - Amerika Serikat 18.00-21.00 Sidang Organisasi Seksi Psikoterapi HARI 1, JUM’AT, 12 SEPTEMBER 2014 07.00-08.00 REGISTRASI ULANG 08.00-08.30 Upacara Pembukaan

  08.30-09.15 Keynote Speech Psikoterapi dan Pemerkuatan Kemanusiaan: Mentransendensi Objektifikasi, Kuantifikasi dan Materialisme DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K), MPd Moderator: Dr. Petrin Redayani Lukman, SpKJ (K), MPdKed 09.15-10.00 Kuliah Tamu

  Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach Prof. James L. Furrow (USA) Moderator: DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K), MPd 10.00-10.15 Rehat Kopi 10.15-11.30 Simposium 1 Terapi Keluarga Moderator: Dr. Feranindhya Agiananda, SpKJ

  10.15-10.35 Dasar-dasar Filosofis Family System Therapy DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K), MPd

  10.35-10.55 Memahami Dinamika Keluarga Menggunakan Genogram Dr. Feranindhya Agiananda, SpKJ

  10.55-11.15 Budaya Jawa dan Praktik Psikoterapeutik dalam Keluarga Dr. Inu Wicaksana,SpKJ(K)

  11.15-11.30 Diskusi 10.15-11.30 Simposium

  10.15-10.35 Ketika Spiritualitas Menjadi Patologis Dr. Jan Prasetyo, SpKJ(K)

  10.35-10.55 The Place of Spirituality in Psychotherapy : the Converging Pathway? Dr. Suryo Dharmono, SpKJ (K)

  10.55-11.15 Psikoterapi dan Agama : Sumbangan Agama dalam Pemerkayaan Proses Terapi DR. Budhy Munawar Rachman

  11.15-11.30 Diskusi

Konferensi Nasional V Psikoterapi

  

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta

2 Menempatkan Religi dalam Proses Psikoterapi Moderator: Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

  Program Ilmiah 13.00-14.00 Sponsor Simposium 1 13.00-14.00 Sponsor Simposium 2 14.00-15.00 Free Paper 1 Didi Bachtiar Lubis Award 14.00-15.00 Free Paper 2 15.00-16.15 Simposium 3

  Penggunaan Berbagai Modalitas Terapi dalam Penyelesaian Masalah Keluarga Moderator: Dr. Charles E. Damping, SpKJ(K) 15.00-15.20 Penggunaan Genogram dalam CBT (Cognitive Behavior Therapy) Dr. Heriani, SpKJ(K) 15.20-15.40 Penggunaan Analisis Transaksional dalam Terapi Keluarga Struktural

  Dr. Jan Prasetyo, SpKJ(K) 15.40-16.15 Diskusi 15.00-16.15 Simposium

  4 Dealing with Bipolar Patients Family Moderator: Prof. DR. Dr. Tuti Wahmurti A. Sapiie, SpKJ(K) 15.00-15.20 How to Encourage Families Involved to the Treatment Process of Bipolar Disorder Patients

  Dr. Margarita M. Maramis, SpKJ(K) 15.20-15.40 Family Focused Therapy for Bipolar Disorder Patient

  Dr. Azimatul K, SpKJ 15.40-16.00 Psychoeducation for Patient and Family: What is Needed

  Prof. DR. Dr. Tuti Wahmurti A. Sapiie, SpKJ(K) 16.00-16.15 Diskusi 16.15-16.30 Rehat Kopi 16.30-17.45 Simposium 5 Psikoterapi Lintas Generasi: Terapi Keluarga pada Pasien Lanjut Usia Moderator: Dr. Profitasari K, SpKJ 16.30-16.50 Menjalin Komunikasi Antar Generasi pada Keluarga Pasien Lanjut Usia

  Dr. Profitasari K, SpKJ 16.50-17.10 Memahami Dinamika Keluarga Pasien Lanjut Usia Dr. Erikavitri, SpKJ 17.10-17.30 Menerapkan Terapi Keluarga pada Pasien Lanjut Usia

  Dr. Yuniar Sunarko, SpKJ 17.30-17.45 Diskusi 16.30-17.45 Simposium

  6 Family Therapeutic Practices in Children Moderator: Dr. Fransiska Kaligis, SpKJ (K) 16.30-16.50 Therapeutic Practice in Children How Relationship Affect Brain Development

  Dr. Fransiska Kaligis, SpKJ(K) 16.50-17.10 Mindfulness Family Therapy

  DR. Dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) 17.10-17.30 Play Therapy in Family Setting

  

Konferensi Nasional V Psikoterapi

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

  

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Program Ilmiah HARI 2, SABTU, 13 SEPTEMBER 2014 07.00 – 08.00 REGISTRASI ULANG 08.00-08.30 Kuliah

  The Role of Psychotherapy in Family Therapeutic Practices in The Rapid Changing World Prof. Dr. Sasanto Wibisono, SpKJ(K): Moderator: Dr. A.A.A.A. Kusumawardhani, SpKJ(K) 08.30-09.15 Kuliah Tamu Psychodynamic Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Bridging Intrapsychic and Interpersonal Dimensions with the Family System and Great Social Context Prof. Cesar Alfonso - Amerika Serikat Moderator: Dr. Sylvia Detri Elvira SpKJ(K) 09.15-10.30 Diksusi Panel Psychotherapy in a Rapid Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices Moderator: DR. Dr. Limas Sutanto, SpKJ(K) Panelis: Prof. James L. Furrow - Amerika Serikat Prof. Cesar Alfonso - Amerika Serikat Prof. Dr. Sasanto Wibisono, SpKJ(K) Prof. Dr. Sawitri Sadarjoen, Psi 10.30-10.45 Rehat Kopi 10.45-12.00 Simposium 7

   Operationalized Psychodynamic Diagnosis (OPD) 2: Upaya Praktika Psikoterapi Psikodinamik Berbasis Bukti Moderator: Dr. Sylvia D. Elvira, SpKJ(K)

  10.45-11.05 Instrumen OPD2: Alat Diagnostik Psikodinamik Dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ(K)

  11.05-11.25 Hasil Validasi Instrumen OPD-2 Versi Bahasa Indonesia Prof. DR. Dr. R. Irawati Ismail, SpKJ(K), M.Epid

  11.25-11.45 Kasus – Kasus Psikiatri dari Sudut Pandang OPD-2 Dr. Ezra Ebenezer Soleman

  11.45-12.00 Diskusi 10.45-12.00 Simposium

  10.45-11.05 Beban Keluarga dalam Merawat Pasien dengan Skizofrenia Dr. Feranindhya Agiananda, SpKJ

  11.05-11.25 Penguatan Keluarga dalam Membantu Pemulihan Pasien Skizofrenia Konferensi Nasional V Psikoterapi

  Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta

8 Dealing with Schizophrenia Patients Family Moderator: Dr. A.A.A.A. Kusumawardhani, SpKJ(K)

  12.00-12.45 Simposium 9 Pendidikan Psikoterapi pada Pusat Pendidikan di Indonesia Moderator: Dr. Heriani SpKJ(K)

  12.00-12.15 Pendidikan Psikoterapi di FKUI Dr. Heriani SpKJ(K) 12.15-12.30 Pendidikan Psikoterapi di FK UNS

  Prof DR. Dr. Aris Sudiyanto, SpKJ(K) 12.30-12.45 Pendidikan Psikoterapi di FK USU

  DR. Dr. Elmeida Efendi, SpKJ 12.45-13.45

  ISHOMA 13.45-14.45 Free Paper 3 13.45-14.45 Free Paper 4 13.45-14.45 Presentasi Poster 14.45-16.00 Simposium 10 Gangguan Kepribadian Ambang Moderator: Dr. Gitayanti Hadisukanto, SpKJ(K) 14.45-15.05 Memahami Gangguan Kepribadian Ambang

  Dr. Sylvia D. Elvira, SpKJ(K) 15.05-15.25 Mengelola Kontratransferensi pada Pasien Gangguan Kepribadian Ambang

  Dr. Petrin Redayani Lukman, SpKJ (K), MPdKed 15.25-15.45 Dampak Trauma Masa Kanak terhadap Struktur Kepribadian

  Dr. Gitayanti Hadisukanto SpKJ(K) 15.45-16.00 Diskusi 14.45-16.00 Simposium

  14.45-15.05 Takut Terbang pada Pilot Pasca Kecelakaan Pesawat: Tinjauan Psikodinamik dan Psikoterapi Dr. Srimpi Indah Z, Sp.KJ, FS. 15.05-15.25 Post Traumatic Embitterment Disorder

  Dr. Natalia Widiasih, SpKJ(K), MPdKed 15.25-15.45 Konseling dan Penilaian Laik Lanjut Studi Mahasiswa Kedokteran

  Dr. Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K) 15.45-16.00 Diskusi 16.00-16.30 Pengumuan Pemenang Free Paper dan Poster Upacara Penutupan POST CONGRESS WORKSHOP MINGGU, 14 SEPTEMBER 2014 07.00 – 08.00 REGISTRASI ULANG 08.00-17.00 Workshop

  Basic Principles and Applications of Psychodynamic Psychotherapy – A Clinical Workshop for The General Psychiatrist Program Ilmiah

  

Konferensi Nasional V Psikoterapi

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

  

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta

11 Tatalaksana Kasus Psikiatri Forensik Moderator: Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

  

Konferensi Nasional V Psikoterapi

Psychotherapy in a Rapidly Changing World: Strengthening Humanity through Family Therapeutic Practices

  

Jakarta, 11 - 14 September 2014, Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta

Workshop Workshop 1 Workshop Family and Couple Therapy from Emotion Focused Therapy Approach Prof. James L Furrow - Amerika Serikat Kapasitas: 40 Orang

Emotionally focused therapy (EFT) is a leading empirically based approach to treating couple and family distress.

  

This workshop provides an in depth exploration of the theories and practices informing this dynamic relationship

therapy. The session focuses on conceptualizing relational problems through the lens of attachment theory and

demonstrating how accessing, processing, and engaging emotion can transform dysfunctional relationship

patterns. Clinical examples and video demonstrations highlight the EFT process and provide practical illustrations

of couples and families finding new ways to strengthen resources for resilient relationships.

  Workshop 2 Basic Principles of Psychodynamic Psychotherapy – International Perspectives Prof. Cesar Alfonso - Amerika Serikat Kapasitas: 40 Orang At the end of this workshop segment/overview lecture, participants will be able to:

  1. Identify the fundamental concepts of psychodynamic psychotherapy

  2. Understand commonalities and core practices of all psychotherapies

  

3. Consider how psychodynamic thinking can inform the practice of general psychiatry, regardless on where it is

practiced in the world.

Psychoanalysis and psychodynamic psychotherapy definitions will be given and we will review the historical

evolution of psychoanalytic ideas from Europe to Asia and America from the 19th to the 21st Century. An

overview will be given of the fundamental concepts of psychodynamic psychotherapy theory and practice, as well

as highlights of still relevant Freudian metapsychological hypotheses. Post-Freudian constructs and revisions will

be summarized and understand the commonalities and differences between other psychotherapies and

contemporary psychodynamic psychotherapy. The overview will end with a summary for the evidence of the

efficacy of psychodynamic psychotherapy and understanding of the molecular underpinnings of such how

psychotherapy changes the brain and behavior. Module 1: The Psychodynamics of Psychopharmacology-How Psychoanalytic Theory Informs Biological Psychiatry Module 2: Psychotherapy with Persons with co Morbid PTSD, Mood Disorders and Self-injurious Behaviors Module 3: Psychotherapy Challenges in Addiction Psychiatry Module 4: Psychotherapy Challenges in the Treatment of Personality Disorders Module 5: Countertransference in Psychosomatic Medicine Clinical Settings

  

Solution Focused Brief Therapy: Mengatasi Ketakutan Pengambilan Keputusan untuk

Menikah Akibat Trauma Perceraian Orangtua dan Mayer- Rokitansky-Kuster

Haüster (MRKH) Syndrome

  

Nanik

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya 60293

Telp : 031-2981146

[email protected]

Abstract.

  Solution Focused Brief Therapy (SFBT) approach is used in psychological intervention of fear of decision making to get married. Partisipant (N=1) has traumatic experience of parent divorce and patient with Mayer-Rokitansky-Kuster-Haüster (MRKH) syndrome . Sampling technique in this psychological intervention was accidental sampling. Psychological intervention design was single-case subject design. Data collection was performed with observation and interview, functional analysis assessment of cognitive processes before and after intervention. Results of psychological intervention indicated that SFBT can be relied upon their role in overcoming fear of decision making to get married .

  

Abstrak. Solution Focused Brief Therapy (SFBT) digunakan dalam intervensi psikologi ini

  untuk mengatasi ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah. Partisipan (N=1) adalah kasus yang mengalami trauma perceraian dan penderita Mayer-Rokitansky-Kuster Haüster (MRKH) syndrome. Teknik pemilihan partisipan dalam intervensi psikologi ini ialah

accidental sampling . Desain intervensi psikologi ini ialah single case subject design.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara, asesmen analisis fungsional terhadap proses kognitif pada sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa SFBT dapat diandalkan perannya dalam mengatasi ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah.

  Kata Kunci : solution focused brief therapy, perceraian orangtua, MRKH syndrome, ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah

  

PENDAHULUAN

  Perceraian orangtua memberikan berbagai dampak psikologis negatif bagi anak, bahkan sampai sekian tahunpun, dampak tersebut masih menghantui kehidupannya di masa dewasa nanti. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Wallerstein (dalam Matthews, 1998) yang menyatakan bahwa sepuluh tahun setelah peristiwa perceraian, anak masih menunjukkan: 1) memiliki ingatan yang detail tentang peristiwa perceraian kedua orangtuanya dan masih disertai dengan rasa dukacita yang mendalam mengenai perceraian menetap sebagai berikut: a) mengalami perasaan dikhianati, ditinggalkan, kehilangan dan ditolak, b) mengalami kecemasan yang meningkat di akhir masa remaja dan awal masa dewasa ketika mengingat perceraian orangtua, c) beresiko mudah terluka terhadap pengalaman kehilangan, d) mengalami perasaan marah, benci dan dendam, e) kesejahteraan psikologis yang rendah, dan f) kepuasan hidup yang rendah 4) secara sosial, relasi mereka di kemudian hari beresiko mengalami : a) menurunnya kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan relasi pertemanan dan pacaran yang suportif, b) hubungan seksual lebih awal, c) anak perempuan korban perceraian cenderung memiliki anak sebelum menikah, menikah dan memiliki anak lebih awal, dan bercerai, d) ketakutan akan mengulangi kegagalan orangtua dalam mempertahankan relasi seksual bahkan menunda memiliki anak karena tidak ingin menempatkan anak dalam situasi yang pernah dialami, e) ketakutan akan komitmen dan keintiman, f) kurangnya kepercayaan terhadap pasangan suami atau istri di masa yang akan datang, g) kondisi sosial ekonomi yang lebih rendah, dan h) relasi dengan orangtua menjadi kurang intensif, merasa kurang disayangi dan diperhatikan oleh orangtua dan kurang mendapatkan dukungan.

  Johnston and Thomas (1996) menemukan bahwa adult children of divorce (ACD) secara keseluruhan memiliki kepercayaan yang kurang dalam memandang relasi intim dan pernikahan, dalam kenyataannya banyak yang memperkirakan pernikahan mereka gagal, merasa keintiman sebagai suatu resiko dan merusak relasi intim mereka melalui ketakutan akan penolakan dan kepercayaan yang kurang. Johnston and Thomas juga menemukan bahwa anak-anak korban perceraian yakin bahwa pernikahan bukanlah sesuatu yang berakhir seumur hidup dan perceraian adalah jalan yang logis untuk melepaskan diri dari relasi yang buruk (disitat dalam Conway, Christensen, & Herlihy, 2003).

  Mayer- Rokitansky-Kuster- Haüser (MRKH) syndrome merupakan kelainan bawaan

  sejak lahir pada rahim dan 2/3 bagian atas vagina yang dialami wanita dengan perkembangan seksual normal (46, XX karyotype). Kasus ini tergolong langka, mengingat angka kejadiannya 1:4500 di antara bayi perempuan yang lahir. Penyebabnya sampai saat ini tidak cukup jelas hingga saat ini, meski diketahui bahwa terjadinya MRKH syndrome merupakan kegagalan proses maltransformasi pada saat pembelahan sel-sel janin. Wanita dengan MRKH syndrome kemungkinan kecil bisa melahirkan anak meskipun secara hormonal tidak mengalami gangguan, memiliki indung telur dan perkembangan payudara normal. Hal ini yang sempurna sehingga mereka tidak dapat mengalami menstruasi (Morcel, dkk, 2007 dan penjelasan Lala, 2010).

  Selama ini usaha medis yang dapat dilakukan untuk membantu wanita dengan MKRH

  

syndrome memiliki anak dari darah dagingnya sendiri ialah melakukan inseminasi buatan, sel

  telur dan sel sperma dipertemukan tidak secara alami, kemudian ditanamkan pada rahim wanita lain yang bersedia menerima dan merawat kehamilan hingga melahirkan calon bayi dari wanita dengan MRKH syndrome dan suaminya. Perkembangan teknologi dunia kedokteran semakin maju, beberapa organ dalam tubuh bisa ditransplantasikan, seperti ginjal, liver, mata, dll sehingga tidak menutup kemungkinan organ rahim juga bisa ditransplantasikan (Morcel, dkk, 2007 dan penjelasan Lala, 2010).

  Mempertimbangkan uraian di atas, setiap wanita yang mengetahui dirinya mengalami MRKH syndrome akan merasa terpukul sehingga memerlukan intervensi psikologi. Hingga saat ini belum ada literatur yang berfokus pada konseling wanita dengan MRKH syndrome yang berkaitan dengan berbagai tantangan kemandulannya yang unik (American Society for

  

Reproductive Medicine , 2010). Oleh karena itu ketika menjumpai kasus langkah ini dengan

  latar belakang orangtua bercerai, penulis tergugah untuk memberikan intervensi psikologis dengan solution-focused brief therapy (SFBT), mengingat kekuatan SFBT yang berfokus pada solusi. Penulis ingin mengetahui efek terapiutik SFBT terhadap ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah akibat trauma perceraian orangtua dan penderita MRKH syndrome

  Solution-focused brief therapy (SFBT) dikembangkan pada era tahun 1980-an oleh

  Steve de Shazer dan Insoo Kim Berg dari Brief Family Therapy Center di Milwaukee, Wiconsin. Prinsip dasar SFBT ialah : 1) menghargai keberagaman manusia, 2) menghargai keunikan- keunikan individu, 3) membantu perkembangan visi klien, 4) mendorong partisipasi klien, 5) memaksimalkan kemampuan menentukan diri sendiri, 6) melindungi kerahasiaan, 7) meningkatkan kenormalan, 8) memfokuskan pada masa depan, dan 9) memantau perubahan (De Jong dan Berg, 2008 disitat dalam Mun Ng, Parikh, dan Guo, 2012).

  Berikut ini adalah lima langkah membangun solusi dalam SFBT : 1) memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan problem-problemnya, 2) terapis bekerjasama dengan klien untuk segera mengembangkan tujuan-tujuan yang jelas, 3) terapis menanyakan kepada klien tentang saat-saat ketika problem-problem klien tidak terjadi atau berkurang, 4)

METODE INTERVENSI

  Desain intervensi psikologi mengarah pada single case subject design . Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan asesmen analisis fungsional terhadap proses kognitif sebelum dan sesudah intervensi. Subjek intervensi ialah Lala (nama samaran) seorang perempuan berusia 24 tahun, anak ke-1 dengan 3 bersaudara ( 2 saudara seayah dan 1 saudara seibu). Subjek berlatar belakang pendidikan S1, budaya Cina-Jawa Timur dan beragama Katolik serta bekerja membantu orangtua.

PROSEDUR INTERVENSI

1. Formulasi masalah

  Ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah karena pengalaman traumatis perceraian orangtua dan penderita MRKH syndrome. Penegakan diagnosis kasus Lala ialah sebagai berikut : Aksis I : F40 Gangguan anxietas YTT Aksis IV : trauma perceraian orangtua yang berdampak pada ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah

  Aksis II : Karakteristik kepribadian Aksis V : 90 gejala minimal, berfungsi baik, cukup cenderung neurotik puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa. Aksis III : Mayer-Rokitansky-Kuster

   Haüster (MRKH) syndrome

  Berikut ini ialah analisis fungsional dari problem perilaku Lala :

  Gambar 1. Analisis Fungsional (SORC) Lala Sebelum Intervensi Stimulus (S) Organisma (O) Pikiran Perasaan x Saya cenderung rapuh dan sensitif x Takut akan mengalami x Pengalaman traumatis seperti ibu, saya akan mengalami hal hal yang sama seperti perceraian orangtua dan yang sama dengan ibu. ibu dalam menjalani penderita MRKH x Pacar saya keras dan emosian seperti kehidupan pernikahan syndrome ayah, pacar saya akan memperlakukan nanti. x Keinginan pacar dan saya seperti ayah memperlakukan ibu. x Takut bahwa pacar akan keluarganya untuk segera x Pernikahan saya akan berakhir dengan menjadi seperti ayah meresmikan pertunangan dalam pernikahan nanti. perceraian seperti orangtua saya.

   Perasaan dan pernikahan. x Saya tidak bisa mempunyai anak, x Takut menghadapi pernikahan karena akan

pernikahan saya nanti pasti terancam

perceraian. mengalami resiko perceraian x Pernikahan tanpa anak tidak akan bisa

  1. Loncatan kesimpulan-kesimpulan (kesalahan peramal) : Lala memperkirakan segala sesuatu akan berubah menjadi sangat buruk, dan Lala merasa yakin bahwa ramalannya tersebut sudah merupakan suatu fakta yang pasti.

  2. Penalaran emosional : Lala menganggap bahwa emosi-emosinya yang negatif mencerminkan bagaimana sebenarnya realita : “saya merasa begitu, maka pastilah begitu”.

   Respon (R) Konsekuensi (C) Perilaku Positif : x Mempertahankan pertimbangan-pertimbangan x Merasa aman dari ketakutan selama bisa irasional dan emosional terkait dengan

pengalaman traumatis perceraian orangtua dan menghindar/menunda pertunangan dan pernikahan

MRKH syndrome, yang tidak didasari oleh fakta-

  Negatif : fakta sehingga tidak bisa menyadari bahwa

sesungguhnya dirinya dan pacar telah memiliki x Masih sulit mempercayai kesungguhan pacar dan

kualitas relasi yang positif yang menunjang 3. Medefinisikan tujuan intervensi keluarganya dalam menerima dirinya apa adanya. kebahagiaan pernikahan nanti. x Meragukan kualitas potensi hubungan dengan x Memilih untuk menghindari/menunda

  4. pacarnya selama ini yang sebenarnya sudah dapat pertunangan dan pengambilan keputusan diandalkan untuk membina pernikahan yang menikah daripada menghadapi resiko perpisahan. bahagia. x Cenderung pesimis dan masih dikuasai ketakutan- ketakutan yang tidak beralasan dalam menghadapi pernikahan.

  2. Mendefinisikan Tujuan Intervensi

  Tujuan intervensi ialah mematahkan distorsi-distorsi kognitif selama ini dialami Lala sebagai berikut : a. Menganggap bahwa dirinya akan mengalami hal yang sama seperti ibu hanya karena dua karakteristik yang sama dengan ibu, yaitu : rapuh dan sensitif.

  b. Menyakini bahwa pacarnya akan memperlakukan dirinya seperti ayah memperlakukan ibu hanya karena dua karakteristik yang sama dengan ayah, yaitu : keras dan emosian.

  c. Mengalami pernikahan yang berakhir dengan perceraian seperti pernikahan orangtua d. Pernikahan saya pasti akan terancam perceraian karena saya tidak bisa mempunyai anak.

  e. Pernikahan saya tidak akan bahagia tanpa anak

  3. Menyusun sebuah strategi intervensi

  Konseling dengan pendekatan SFBT untuk mengatasi ketakutan pengambilan keputusan menikah.

  4. Membuat langkah-langkah untuk meningkatkan komitmen klien mencapai tujuan treatmen a. Menjelaskan proses konseling nanti seperti apa.

  b. Menyampaikan proses konseling ini membutuhkan kesediaan Lala untuk membuka diri, berkomunikasi interaktif dalam menyampaikan pikiran, perasaan, tindakan yang selama c. Menjelaskan bahwa proses konseling ini akan mengarahkan Lala untuk bisa melihat bagaimana sesungguhnya masalah yang sedang dihadapinya, mengkritisi dan menemukan berbagai alternatif dari pemecahan masalahnya yang mungkin selama ini belum terpikirkan, karena Lala terjebak dalam kerumitan masalah yang dialaminya.

d. Meminta kesediaan Lala bahwa kasusnya ini akan disharingkan, namun kerahasiaan identitas pribadinya tetap terjaga.

5. Penerapan intervensi

  Jadwal proses konseling SFBT : Selasa, 28 Desember 2010 Pukul 11.00 - 12.30 WIB dan Rabu, 29 Desember 2010 Pukul 09.00 - 11.00 WIB untuk mencapai sasaran sebagai berikut : a. Menyadari potensi (kekuatan) dalam diri Lala dan pacarnya yang mendukung keberhasilan membina pernikahan yang bahagia, yang tidak dimiliki oleh orangtua Lala.

  b. Menyadari bahwa sikap keras dan emosian pacar Lala berbeda dengan ayah dan tidak mengarah pada bentuk abuse serta terjadi karena stimulasi dari diri Lala sendiri terkait dengan sikap Lala dengan keluarga dan teman yang tidak pada tempatnya dan terjadi karena maksudnya demi kebaikan diri Lala sendiri.

  c. Menyadari bahwa kualitas relasi dengan pacar selama ini baik

  d. Mengajak Lala untuk mengkritisi dan membuktikan bagaimana kesungguhan pacar dan keluarganya dalam menerima dirinya sehingga ia tidak pantas lagi untuk dikuasai ketakutan mengambil keputusan meresmikan pertunangan dan menikah.

  e. Mengajak Lala untuk menemukan solusi bisa memiliki anak meskipun tidak bisa melahirkan sendiri.

  f. Menyadari bahwa pacar Lala sudah menentukan sikap yang bijaksana dalam mengantisipasi pernikahan dengan Lala nanti tanpa anak sehingga Lala tidak perlu takut lagi menikah tanpa anak yang dilahirkan sendiri.

  g. Menyadari bahwa keraguan diri Lala terhadap pengambil keputusan menerima lamaran dan menikah dengan pacarnya tidak layak untuk dipertahankan.

  h. Menyadari bahwa kualitas relasi Lala dengan pacar selama ini positif sehingga Lala patut optimis bahwa pernikahannya bisa bahagia.

  HASIL Gambar 2. Analisis Fungsional (SORC) Lala Sesudah Intervensi Organisma (O) Pikiran Perasaan Respon (R) Perilaku EVALUASI EVALUASI

  Kelemahan terapis dalam proses SFBT ini, terapis tidak sempat melakukan self evaluation terhadap per aspek perubahan yang dialami klien dengan secara detail mengkuantifikasikan level ketakutan (frekuensi dan skala) terkait dengan tidak bisa hamil, potensi karakteristik dirinya seperti ibu dan pacar seperti ayah, trauma pernikahan, pengambilan keputusan menerima lamaran dan menikah, serta menjalani pernikahan tanpa anak antara sebelum dan sesudah proses SFBT. Terapis hanya mengkuantifikasikan level ketakutan klien per aspek secara garis besarnya saja.

  x Saya berbeda dengan ibu, saya tidak akan mengalami hal yang sama dengan ibu, karena :

  9 Saya bisa bangkit dari keterpurukan keluarga saya

  9 Saya asertif karena bisa mengkomunikasikan apa yang saya inginkan dan tidak inginkan dari pacar saya.

  9 Saya dan pacar selama ini bisa saling terbuka dalam berkomunikasi dan mendiskusikan masalah kami berdua x Pacar saya berbeda dengan ayah, bentuk kekerasan dan emosi-annya :

  9 Merupakan ekspresi ketegasan yang membantu mengarahkan saya untuk bisa bersikap tegas dan tepat kepada teman yang memanfaatkan saya dan permasalahan keluarga yang tidak harus menjadi beban saya.

  9 Tidak pernah mengekspresikan dalam bentuk kekerasan fisik dan verbal, seperti : memukul, memaki, dan mengumpat saya.

  9 Bisa diredakan dan dikendalikan saat saya menyatakan bahwa saya semakin takut dan tidak bisa diperlakukan dengan ekspresi emosi yang keras dan kasar . x Saya dan pacar memiliki kualitas potensi hubungan sudah dapat diandalkan untuk membina pernikahan yang bahagia. x Saya dan pacar sudah bisa menerima kondisi kami jika seandainya kami tidak bisa mempunyai anak sendiri dan memiliki prinsip dan solusi yang sama dalam mengatasi pernikahan tanpa anak sendiri.

  Empat hal tersebut membuat perubahan besar dalam pikiran saya bahwa saya dan pacar saya mempunyai potensi untuk mengalami pernikahan yang bahagia. x Optimis tidak akan mengalami hal yang sama dengan ibu. x Optimis pacar saya tidak akan berperilaku sama dengan ayah. x Optimis menghadapi pernikahan. x Optimis mengalami pernikahan yang bahagia dan langgeng.

x Mampu membuang pertimbangan-pertimbangan irasional dan emosional terkait dengan pengalaman

traumatis perceraian orangtua dan kelainan rahim, dengan bisa menyadari bahwa sesungguhnya dirinya dan

pacar telah memiliki kualitas relasi yang positif yang menunjang keberhasilan pernikahan nanti. x Siap dan berani mengambil keputusan untuk menerima lamaran dan menghadapi pernikahan.

  

FOLLOW - UP

  Hasil intervensi konseling dengan pendekatan SFBT memberikan efek terapiutik yang masih bertahan. Hal ini dinyatakan oleh Lala sendiri bahwa dirinya telah menerima lamaran Rio dan pertunangan telah dilaksanakan pada Pebruari 2011 dan pada tgl 30 Desember 2012 Lala akan mengikat janji pernikahan dengan Rio. Bahkan hingga saat ini mereka tetap bisa menjalani pernikahannya dengan baik.

  

SIMPULAN

  Ketakutan pengambilan keputusan untuk menikah pada Lala dibangun dari trauma perceraian kedua orangtuanya, yaitu mengalami ketakutan akan mengulangi kegagalan orangtua dalam mempertahankan relasi seksual, ketakutan akan komitmen dan keintiman, dan kurangnya kepercayaan terhadap pada pacar di masa yang akan datang setelah menjalani pernikahan. Selanjutnya ketakutan pengambilan keputusan menikah diperkuat dengan MRKH syndrome yang dialaminya. Dua hal tersebut membuat Lala semakin mudah membangun konstruksi berpikir yang salah.

  SFBT sebagai salah satu teknik konseling yang dapat diandalkan untuk memecahkan konstruksi berpikir yang salah dan membantu klien melihat dan memahami permasalahan dari sisi yang sebenarnya dengan membangun konstruksi berpikir yang benar serta mengkritisi dan menemukan berbagai alternatif dari pemecahan masalahnya yang mungkin selama ini belum terpikirkan, karena klien selama ini terjebak dalam kerumitan masalah yang dialaminya dan beban emosionalnya.

  

SARAN

  Belum adanya kajian literatur tentang intervensi psikologi terhadap pasangan yang akan menikah dengan kondisi kelainan biologis bawaan yang jarang dijumpai, seperti MKRH

  

syndrome , yang dapat menimbulkan pernikahan penuh resiko, kiranya dapat menjadi

pemikiran para profesional psikolog klinis di masa mendatang.

  

Pustaka Acuan

  American Society for Reproductive Medicine. (2010). Mayer-Rokitansky-Kuster-Haüser syndrome: fertility counseling and treatment. Fertility and Sterility. Diakses pada tanggal 23 Desember 2010, dari http ://claradoc.gpa free.fr/doc/334.pdf.

  th Branch, R. & Willson, R. 2010. Cognitive Behavioral Therapy for Dummies. England : John Wiley & Sons, Ltd. Conway, M. B., Christensen, T.M., & Herlihy, B. 2003. Adult children of divorce and intimate relationships: implications for counseling. The Family Journal,11(364). Macdonald, A.J. 2007. Solution Focused Breif Therapy. London: Sage Publications Ltd. Matthews, D. W. (1998). Long term effect of divorce on children. Retrieved 23 Desember 2010, from http://www.ces.ncsu.edu . Morcel, K., Camborieux, L., Programme de Recherches sur les Aplasies Mulleriennes &

  Guerrier, D. 2007. Mayer-Rokitansky-Kuster-Haüser (MRKH) syndrome. Orphanet Journal of Rare Diseases , 2(3). Mun Ng, K., Parikh, S. & Guo, L. 2012. Integrative Solution-Focused Brief Therapy with a

  Chinese Female College Student Dealing with Relationship Loss. International Journal for the Advancement of Counselling. 34(3), 211-230. Veeninga, A. (2009, November). Solution Focused Therapy. Dipresentasikan pada

  Workshops Deepening in Cognitive Behavior Therapy, Client Centered Therapy, and Solution Focused Therapy diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung.

  SECRETARIAT: Departemen Psikiatri FKUI RSCM Jl. Kimia II, No 35, Jakarta Telp : +62-21 - 3101186/63869502 Fax : +62-21 - 3101186/63869505 CP : Ms. Silvia/Pusti HP : +62-816995230/+62-85691212850 Email : [email protected] (MCO®) MEDICAL CONFERENCE ORGANIZER Managed by PT. PHARMA-PRO INTERNATIONAL

MCO Is certified by Indonesia Authority of MICE Industry