KTI mini antioksidan ekstrak daun pepaya

KTI MINI
PRAKTIKUM KOSMETOLOGI
FORMULA MASKER GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA
(Carica papaya L.) SEBAGAI ANTI ACNE

OLEH :
MONIKA AQMARINA A.H.

F.16.043

MUH. ICHSAN RAMADHAN

F.16.045

RISKI OLIPIYA

F.16.064

RISYE OCTAVINA ROKOT

F.16.065


NADHA ULKHASANAH

F.16.078

KELAS 5 B

LABORATORIUM KOSMETOLOGI
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)· Gel
adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah

kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masingmasing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional,
hal 315).
Jerawat adalah reaksi dari penyumbatan pori-pori kulit disertai
peradangan yang bermuara pada saluran kelenjar minyak kulit. Sekresi
minyak kulit menjadi tersumbat, membesar dan akhirnya mengering
menjadi jerawat (Muliyawan dan Suriana, 2013). Gangguan kulit yang
berupa peradangan dari folikel pilosebasea ini ditandai dengan adanya
erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksinya
(muka, leher, lengan atas, dada dan punggung) (Wasitaatmadja, 1997).
Salah satu kosmetik yang dapat mengatasi kulit kering dan kusam
adalah sediaan masker. Karena masker memiliki bahan dasar yang mampu
melembabkan kulit wajah sehingga stratum korneum pada kulit juga
mengalami kelembaban sehingga pada saat sediaan masker dicuci maka
stratum korneum yang paling atas (yang kering dan kusam) akan ikut
terangkat. Penggunaan masker pada wajah memiliki beberapa manfaat,

selain melembutkan kulit, fungsi masker adalah membuka pori-pori yang
tersumbat karena kotoran, debu, maupun sisa kosmetik yang tidak bisa
hilang karena pembersih biasa, serta membantu mengikis sel kulit mati.
Masker juga dapat mengembalikan kelembaban dan kehalusan kulit serta

mengencangkan kulit (S.M.Balsam,S.D.Gershon, M.M.Rieger, 1972:438).
Tanaman pepaya atau yang bahasa latinnya Carica pepaya L.
termasuk familia caricacea, yang banyak digunakan sebagai makanan atau
lalap. Banyak sekali manfaat pepaya ini, mulai dari buah pepayanya dan
daunnya. Pepaya disebut sebagai tanaman multiguna, karena hampir semua
bagian tanamannya dapat dimanfaatkan.Tanaman ini dapat digunakan
sebagai makanan, minuman, obat sampai pakan ternak (Agoes, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik membuat penelitian
tentang Formulasi masker alami gel ekstrak daun pepaya (Carica papaya
L.) untuk mengurangi kerutan pada kulit.
B. Rumusan Masalah
Apakah ekstrak dari daun pepaya (Carica papaya L.) dapat
diformulasikan sebagai masker gel yang memenuhi uji evaluasi sediaan?
C. Tujuan
Untuk memformulasikan sediaan masker gel ekstrak daun pepaya
(Carica papaya L.) yang memenuhi uji evaluasi sediaan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber

informasi tentang efektivitas daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai
serbuk masker wajah, dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lebih luas dan dalam.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat
memberikan sumbangan informasi dalam rangka memanfaatkan daun
pepaya (Carica papaya L.)

BAB II
FORMULASI SEDIAAN
A. Master Formula
No

Bahan

F1

F2

F3


F4

F5

1

Ekstrak kental

10%

10%

10%

10%

10%

2


daun teh hijau
PVA

7%

6,75%

4,5%

2,25%

2%

3

HPMC 60SH

2%


2,25%

4,5%

6,75%

7%

4

Gliserin

6%

6%

6%

6%


6%

5

TEA

2%

2%

2%

2%

2%

6

Aquadest ad


100%

100%

100%

100%

100%

B. Modifikasi Formula
No

Nama Bahan

Konsentrasi yang
digunakan (%)
10 %

Range

konsentrasi
-

1
2

Ekstrak daun
pepaya
PVA

3

HPMC

Zat Aktif

7%

2,5


Basis

2%

2 – 20 %

Gliserin

6%

5,0–15,0 %

Peningkat
Viskositas
Humektan

4
5

TEA

2%

2–4 %

Stabilizer
Agent

6

Oleum Rosae

qs

qs

Pengharum

7

Aquadest

Ad 50 mL

-

Pelarut

\

BAB III

Fungsi

TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian
1. Menurut Rufi Andaryekti (2015), dalam penelitiannya “Pengaruh Basis
Gel Sediaan Masker Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis L.)
pada Karakteristik Fisik Dan Aktivitas Bakteri Staphylococcus Aureus
Atcc 25923”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan kombinasi PVA dan HPMC 60SH dalam sediaan gel masker
yang mengandung ekstrak daun teh hjau serta untuk mengetahui
karakteristik fisik dan aktivitasnya sebagai antibakteri Staphylococcus
aureus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi PVA dan HPMC
dalam sediaan gel masker ekstrak daun teh hijau mempengaruhi
karakteristik fisik meliputi organoleptis, homogenitas, viskositas, daya
lekat, daya sebar, dan pH. Ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis
Linn.) dengan konsentrasi 10% mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Perbedaan
konsentrasi PVA dan HPMC 60SH mempengaruhi daya hambat bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Formula I mempunyai daya
hambat paling besar.
2. Menurut Maya Wulandari (2015), dalam penelitiannya “Perbedaan
Hasil Pengurangan Jerawat Dengan Menggunakan Masker Daun
Pepaya Dan Masker Daun Jambu Biji”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis mana yang lebih baik hasil pengurangan jerawat antara
yang menggunakan masker daun pepaya dan masker daun jambu biji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan jerawat pada kulit
wajah yang menggunakan masker daun pepaya sangat baik. Dalam
masker pepaya lebih besar 47 S.I(standar internasional) dibandingkan
dengan masker daun jambu biji yang memiliki 25 S.I (standar
internasional).
B. Landasan Teori
a. Uraian Tentang Masker
Pemakaian kosmetika merupakan hal yang sangat diperlukan
oleh seseorang sejak usia bayi sampai usia lanjut, tidak terkecuali pria
maupun wanita dengan tujuan untuk mendapatkan kulit yang sehat,
wajah yang cantik, penampilan pribadi yang baik dan kepercayaan pada
diri sendiri. Kosmetik dikenal oleh manusia sejak berabad-abad yang
lalu, sehingga seiring berkembangnya ilmu tentang kosmetologi banyak
ilmuan yang menggembangkan tentang ilmu dermatologi agar dapat
mengetahui efek dari

suatu bahan terhadap kulit, karena saat ini

banyak kasus penyakit baru yang muncul karena pemilihan bahan
kosmetik yang ternyata dapat mengiritasi kulit seperti bercak merah,
rasa panas dan terbakar jika terkena paparan sinar matahari langsung
( Tranggono Retno Iswari, 2007).
Masker wajah adalah masker kecantikan yang berwujud sediaan
gel,

pasta dan serbuk yang dioleskan untuk membersihkan dan

mengencangkan kulit, terutama kulit wajah. Secara sistematik, masker
wajah bertindak

merangsang sirkulasi aliran darah maupun limpa,

merangsang dan memperbaiki kulit melalui percepatan proses
regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit. Masker wajah
juga berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan aktif yang berguna bagi
kesehatan kulit, seperti ekstrak tumbuhan, minyak esensial, atau
rumput laut yang dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa ke
dalam sirkulasi darah (Novita Widya, 2009).
Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah
satunya dalam bentuk masker. Sediaan masker bentuk gel masih jarang
dijumpai, padahal masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan
di antaranya penggunaan yang mudah serta mudah untuk dibilas,
dibersihkan, dan dapat diangkat atau dilepaskan seperti membran
elastik (Wilkinson dan Moore, 1982 : 276).
C. Daun Pepaya

Menurut Yuniarti, 2008, tanaman pepaya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Regnum : Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Cistales

Family

: Caricaceae

Genus

: Carica

Species

: Carica Papaya L.

Di dalam daun papaya terkandung enzim papain, alkaloid,
pseudokapain, glikosid, karposid dan saponin. Senyawa alkaloid yang
terdapat pada daun pepaya merupakan jenis alkaloid karpain yang memiliki
aktivitas sebagai antibakteri (Kalie, 2000). Mekanisme senyawa alkaloid
sebagai antibakteri yaitu penghambat penyusunan peptidoglikan pada sel
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel pada bakteri (Juliantina. 2009)
Secara empiris telah terbukti bahwa daun pepaya dapat digunakan
untuk mengobati jerawat. Di dalam ekstrak daun pepaya terkandung
alkaloid karpain yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan
membuat daun papaya memiliki rasa yang cukup pahit.

Salah satu

penelitian Ardina (2007), membuktikan bahwa ekstrak daun papaya
memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri P. acnes penyebab
jerawat. Penelitian lain dari Dimas (2014), bahwa senyawa flavonoid yang
terkandung dalam ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas antiinflamasi
berupa penurunan jumlah sel limfosit pada hewan uji yang mengalami

periodentitis. Efek antiinflamasi dari

ekstrak daun pepaya ini dapat

mendukung efek antibakteri pada pengobatan jerawat.

D. Uraian bahan
1. Gliserin
Gliserin merupakan Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna;
rasa manis; hanya boleh boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak
enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus (FI Ed IV hal. 275).
Berfungsi sebagai Pengawet antimikroba; cosolvent; yg melunakkan;
humektan; plasticizer; pelarut; agen pemanis; agen tonisitas (Rowe,
2009, hal. 295)
2. Triethanolamine
Triethanolamine adalah cairan kental berwarna kuning pucat
yang memiliki sedikit bau amoniak dan Larut dalam Aseton, Benzena,
Karbon tetraklorida, Etil eter, Methanol Miscible, air berfungsi sebagai
Agen Alkalin atau agen pengemulsi (Rowee dkk, 2009 hal 754).
3. Hidroksipropil Metilselulosa
Hypromellose adalah bubuk berserat atau butiran yang tidak
berbau dan tidak berasa, putih atau krem-puti dan Larut dalam air
dingin, membentuk larutan koloid yang kental; praktis tidak larut dalam
air panas, kloroform, etanol (95%), dan eter, tetapi larut dalam
campuran

etanol

dan

diklorometana,

campuran

metanol

dan

diklorometana, dan campuran air dan alkohol. Tingkat-tingkat tertentu

dari hypromellose larut dalam larutan-larutan aseton encer, campuran
dari diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lainnya
mempunyai kegunaan sebagai Bahan bioadhesive; zat pelapis; agen
pelepas terkontrol; pendispersi; penambah disolusi; agen pengemulsi;
stabilisator emulsi; agen extended-release; agen pembentuk film;
foaming agent; bantuan granulasi; agen pelepas termodifikasi;
mukoadhesif; agen rilis-memodifikasi; zat pelarutan; agen stabilisasi;
menangguhkan agen; agen lepas lambat; pengikat tablet; agen
pengental; agen yang meningkatkan viskositas (Rowee dkk, 2009 hal
326).
4. POLYVINYL ALCOHOL
Polivinil alkohol berbentuk bubuk granular yang tidak berbau,
berwarna putih hingga krem dan Larut dalam air; sedikit larut dalam
etanol (95%); tidak larut dalam pelarut organik mempunyai kegunaan
sebagai

agen

pelapis;

pelumas;

agen

stabilisasi;

agen

yang

meningkatkan viskositas.
5. Aquadest
Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Dapat bercampur dengan pelarut polar. Berfungsi sebagai pelarut.

BAB IV
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah batang pegaduk,
Cawan porselin, gelas kimia, gelas ukur, oven, rotavapor, gegep kayu,
Hot plate, lumpang, alu, pemanas air, termometer, sudip, timbagan
digital dan wadah.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun
pepaya, PVA, HPMC, TEA,Gliserin dan aquadest.
B. Perhitungan Bahan
Ekstrak kental dan daun teh hijau 10%
PVA 7%
7
7% = 100 x 50 ml
= 3,5 gram
HPMC 6 SH 2%
2
2% = 100 x 50 ml
= 1 gram
Gliserin 6%
6
6% = 100 x 50 ml
= 3 mL

TEA 2%
2
2% = 100 x 50
= 1 gram
Aquadest ad 50 mL
50 mL – ( 3,5+ 1 + 3 + 1 )
= 50 mL– 8,5
= 41,5 mL

C. Prosedur Kerja ( Pengambilan sampel, ekstraksi, pembuatan sediaan,
evaluasi)
1. Pengambilan sampel
Sampel di ambil di jl.Dr.samratulangi lorong mitra pada pukul
09:00 wita.
2. Maserasi dan Ekstraksi
Pembuatan Maserasi dan Ekstrak Kental Daun pepaya
Daun pepaya dikeringkan kemudian di masukkan ke dalam toples
( wadah ) yang telah ditutupi lakban kemudian di berikan etanol
3.750 mL setelah itu di simpan di tempat gelap dan sesekali di aduk.
Kemudian di saring menggunakan kain flanel dan di masukkan
kedalam rotavapor setelah selesai diuapkan menggunakan hairdryer
sampai kental
3. Pembuatan Sediaan masker
Pembuatan Gel Masker Ekstrak Daun pepaya
PVA dikembangkan dalam aquadest panas pada suhu 80°C hingga
mengembang sempurna. HPMC 60SH dikembangkan dalam
aquadest hingga mengembang. HPMC 60SH ditambah gliserin,
PVA, ekstrak ditambahkan setelah dilarutkan dengan aquadest, TEA
dan aquadest ditambahkan sampai 150 g diaduk sampai homogen
dan di tambahkan oleum rosae secukupnya.

4. Evaluasi
a. Organoleptis
Uji

Organoleptik

dengan

parameter

pengujian

berdasarkan perubahan warna, bentuk dan bau.
b. Uji daya sebar
Bertujuan untuk melihat kecepatan penyebaran sediaan
masker wajah peel off pada kulit saat dioleskan pada kulit. Uji
daya sebar dilakukan dengan cara mengukur diameter sebar
sediaan yang diletakkan di atas lempeng kaca yang diberi beban
100 g. Sediaan masker wajah peel off yang baik dan memiliki
nilai daya sebar berkisar antara 5-7 cm
c. Uji waktu kering
Merupakan parameter masker Peel-Off yang memenuhi
waktu kering yang baik yaitu antara 15-30 menit (Lestari, 2013)

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian ini digunakan zat aktif Ekstrak Daun Pepaya
10 %. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah Aquadest, gliserin,
HPMC, PVA, dan TEA.
Tujuan pemilihan Ekstrak Daun Pepaya sebagai zat aktif adalah
Daun Pepaya tersebut mengandung enzim papain, alkaloid, pseudokapain,
glikosid, karposid dan saponin. Senyawa alkaloid yang terdapat pada daun
pepaya merupakan jenis alkaloid karpain yang memiliki aktivitas sebagai
antibakteri (Kalie, 2000). Mekanisme senyawa alkaloid sebagai antibakteri
yaitu penghambatan penyusunan peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
sel pada bakteri (Juliantina, 2009).
P. acne merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat, bakteri ini
bersifat anaerob- gram positif. Pada proses patogenesis jerawat, P. Acnes
menghasilkan lipid dengan memecah asam lemak bebas dari lipid kulit.
Asam lemak yang dihasilkan menimbulkan radang jaringan dan
menyebabkan jerawat (Jawetz, dkk., 2005).
Pengujian terhadap mutu fisik gel masker dari Ekstrak Daun Pepaya
meliputi pengujian organoleptik, pengujian daya sebar, pengujian waktu
kering.

A. Hasil dan Evaluasi
1. Hasil pengujian organoleptik
Tabel 1. Data hasil uji organoleptik
Replikasi

Bau

Warna

Bentuk

I

Aroma
mawar

Hijau

Agak
cair

II

Aroma
mawar

Hijau

Agak
cair

Keterangan : A = formula maskker gel dengan konsentrasi 10%
B = formula masker gel dengan konsentrasi 10%
Uji organoleptik masker melitputi uji warna, bau dan bentuk.
Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan mendeskripsikan warna, bau
dan bentuk serta sediaan yang dihasilkan sebaiknya memiliki warna yang
menarik bau yang menyenangkan dan kekentalan yang cukup agar nyaman
dalam penggunaan (Gromophone, 1983).
Hasil pengujian secara organoleptik menunjukan bahwa sediaan masker
gel ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 10% A dan 10% B memiliki
bentuk sediaan yang agak cair karena ekstrak daun pepaya yang digunakan
sedikit dan cairan yang digunakan banyak. Tetapi pada bahan PVA pada
formulasi 7% A menunjukkan hasil yang tidak homogen dikarenakan PVA
yang digunakan tidak bagus begitupun pada formulasi dengan konsentrasi
10% B menghasilkan hasil yang tidak homogen karena PVA yang
digunakan tidak bagus. Uji bau masker ekstrak gel daun pepaya pada
konsentrasi 10% A dan 10% B menunjukkan bau oleum rosae ( aroma
mawar). Pengujian warna sediaan pada konsentrasi 10% A dan 10% B
menghasilkan warna hijau . Hasil pengamatan sediaan secara organoleptis,
menunjukkan pengujian organoleptik sediaan tidak memenuhi syarat

pengujian evaluasi fisik dengan melakukan pengamatan terhadap bau,
bentuk dan warna pada sediaan.
2. Hasil pengujian waktu kering
Tabel 2. Data hasil uji waktu kering
Replikasi

Hasil

I

±30 menit

II

±30 menit

Keterangan :

A = formula masker gel dengan konsentrasi 10%
B = formula masker gel dengan konsentrasi 10%

Pemeriksaan uji waktu mengering dari sediaan masker peel off, pada
formulasi 10% A menunjukkan (±30 menit) memiliki waktu mengering
yang sama dengan formulasi 10% B (±30 menit). Hal ini disebabkan karena
ekstrak daun pepaya yang digunakan sedikit dan cairan yang digunakan
banyak

3. Hasil pengujian daya sebar
Tabel 5. Data hasil uji daya sebar
Replikasi

Hasil

I

8 cm

II

8 cm

Keterangan : A = formula masker gel dengan konsentrasi 10%
B = formula masker gel dengan konsentrasi 10%

Pemeriksaan

daya

sebar

bertujuan untuk

melihat

kecepatan

penyebaran sediaan masker wajah ekstrak daun pepaya pada kulit saat
dioleskan pada kulit. Sediaan masker ekstrak daun pepaya wajah ekstrak
daun pepaya yang baik dan memiliki daya sebar berkisar antar 5-7 cm
(Garg etal.,2002).
Dari hasil uji daya sebar yang telah dilakukan pada konsentrasi 10% A
dan 10% B menunjukkan daya sebar masker gel ekstrak daun pepaya , pada
formula konsentrasi 10% B (8 cm) lebih luas dari formula konsentrasi 10%
B (8cm). Berdasarkan pengujian evaluasi fisik yang dilakukan dengan
parameter pengujian daya sebar, maka hasil yang didapatkan yaitu formulasi
10% A tidak memenuhi syarat evaluasi fisik, untuk formulasi 10% B tidak
memenuhi syarat evaluasi fisik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi kedua, Dapartemen Kesehatan
Republik Indonesia
Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Morgan, G., 1992, Beauty Mask, in Balsam, M.S., S. D. Gershon, Riegerm M.
M., E. Sagarin and Strianse S.J., Cosmetic, Science, and Technology
2nd edition, Krieger Publishing Company, Florida.
Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Haley S., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe
R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Assosiation.

LAMPIRAN GAMBAR SAAT PRAKTIKUM

GAMBAR SEDIAAN

PROSES PEMBUATAN HMPC

MASERASI

PROSES PENCAMPURAN BAHAN
PENGENTALAN EKSTRAK

PEMBUATAN PVA
UJI DAYA SEBAR