Keputusan Manajemen Memediasi Pengaruh Gross Profit Margin Terhadap Benchmarking Agresivitas Pajak

INFO ARTIKEL

  gross profit margin terhadap agresivitas pajak dimediasi keputusan

  

Keputusan Manajemen Memediasi Pengaruh Gross Profit Margin Terhadap

Benchmarking Agresivitas Pajak

  Santi Sani 1 , Surtikanti 2 1 Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640 2 Universitas Ilmu Komputer Bandung (Unikom), Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung, Jawa Barat 40132

  A B S T R A C T The aim of research to determine how much influence the gross profit margin on a tax aggressiveness benchmarking with pemediasi management decisions. Correlational quantitative research methods with PLS regression analysis techniques SmartPLS 3.0 program and selection of samples by purposive sampling methodThe results showed a significant influence between the gross profit margin on a tax aggressiveness mediated management decisions in this case financial leverage and dividend policy. Contributions of research can provide a signal to the fund owner (shareholder) the placement of capital in companies that commit acts of tax aggressiveness, and the regulator can be considered the formulation of the rules-setting debt and dividends related to the effect of tax payments arising from tax aggressiveness action.

  A B S T R A K

  Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

  gross profit margin terhadap benchmarking agresivitas pajak dengan pemediasi keputusan

  manajemen. Metode penelitian kuantitif korelasional dengan tehnik analisis regresi PLS program SmartPLS 3.0 dan pemilihan sampel dengan metode

  purposive sampling

  . Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan antara

  Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

  manajemen dalam hal ini

  financial leverage dan kebijakan dividen. Kontribusi

  penelitian dapat memberikan signal terhadap pemilik dana (shareholder) terhadap penempatan modal pada perusahaan yang melakukan tindakan agresivitas pajak, dan bagi regulator dapat menjadi pertimbangan perumusan peraturan penetapan hutang dan dividen terkait dengan efek pembayaran pajak yang ditimbulkan dari tindakan agresivitas pajak.

  JEL Classsification: M41 H25 Keywords: gross profit margin, financial leverage, dividend policy, tax aggressiveness.

1. Pendahuluan

  Tax aggressiveness adalah tindakan manipulasi

  untuk menurunkan penghasilan kena pajak melalui perencanaan pajak, baik yang berhubungan dengan tax evasion maupun tidak (Frank et al., 2009).

  Gross profit margin menggambarkan kondisi

  laba bruto perusahaan sebelum dikurangi biaya bunga dan biaya manajemen menjadi dasar awal

  Pajak adalah beban bagi perusahaan maka wajar jika tidak satupun perusahaan (wajib pajak dengan senang hati dan suka rela membayar pajak). Usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi beban pajak disebut sebagai tindakan agresivitas pajak (tax aggressiveness).

  • *Email Korespondensi:
  • 1 sani.santi@gmail.com, 2 kanti_haidar@yahoo.com

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      net profit margin

      gross profit yang dihasilkan bervariasi

      Fenomena yang kedua menunjukkan rata- rata

      

    Gambar 1. Rata-rata agresivitas pajak perusahan

      yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana terlihat pada gambar : Sumber : Data sekunder yang diolah dalam penelitian

      net profit margin standar

      yang dihasilkan perusahaan masih lebih rendah dibandingkan dengan

      agresivitas pajak yang dimediasi oleh keputusan manajemen dapat tergambar dari beberapa fenomena yang terjadi. Fenomene yang terjadi dalam perusahaan food and beverage tahun 2010- 2015 terlihat dari adanya tindakan agresivitas pajak yang ditunjukkan oleh

      ISSN 2339 - 1545

      gross profit margin terhadap

      Pengaruh

      financial leverage dan kebijakan dividen.

      sebelum penetapan laba kena pajak, pembayaran pajak yang berimbas dari laba yang dihasilkan mendorong perusahaan mengambil keputusan dengan memanfaatkan peraturan perpajakan yang dapat meminimalkan pajak sebagai salah satu bentuk penghindaran pajak (agresivitas pajak). Keputusan manajemen tersebut antara lain adalah

      Gross profit margin perusahan food and beverage

      Sumber : data yang diolah dalam penelitian Gambar 2.

      umumnya tidak lebih dari 30%, hanya ada satu perusahaan yang mencapai 48%, namun ada yang paling rendah yaitu 11% sebagaimana terlihat pada gambar 2.

      Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      Penelitian profitabilitas terhadap kebijakan hutang menghasilkan pendapat yang berbeda- beda, Ismiyati dan Hanafi (2003) dan Indah Ningrum dan Handayani (2009) menjelaskan hubungan yang negatif, dimana pada tingkat profitabilitas rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasional. Namun Berbeda dengan penelitian Masdupi (2005) dengan hasil yang tidak signifikan antara profitabilitas terhadap kebijakan hutang.

      Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan skala pengukuran agresivitas pajak perusahaan, dalam penelitian ini membandingkan

      Penelitian yang ada sebelumnya menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh postif terhadap kebijakan dividen (Marpaung,2009), Nanastassiou (2007), Suharli (2007), berbeda dengan yang dihasilkan oleh Anil dan Kapoor (2008) yang menyatakan bahwa pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen positif tidak signifikan.

      (2014) yang menunjukkan hubungan yang negatif tidak signifikan, Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto dan Supramono (2011), Ozkon (2001) dan Choi (2003) yang menunjukkan hasil yang positif signifikan antara penggunaan hutang dengan agresivitas pajak (ETR, CTR),

      Fikriyah (2012), Ngadiman dan Puspitasari

      (NPM) juga dilakukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Adisamarta dan Naniek (2015),

      Fenomena tingkat agresivitas pajak yang berawal dari

      Dari fenomena diatas adanya hubungan profitabilitas dengan agresivitas pajak telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain Sabrina dan Soepriyanto (2013) dan Kurniasih dan Sari (2013) yang menyatakan ROA berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Grupta dan Newberry (1997) dalam Yoena (2013) bahwa kenaikan ROA akan mengakibatkan kenaikan ETR, sehingga ROA memiliki hubungan yang postif dengan ETR. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulaikha (2014) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap agresivitas pajak (effective tax ratio).

      untuk net profit margin dari perusahaan sejenis didasarkan oleh penetapan rasio benchmarking yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, selain itu penelitian kebijakan dividen terhadap pajak yang pernah dilakukan hanya menjelaskan hubungan secara kualitatif tanpa adanya penelitian secara kuantitatif yang menunjukkan tingkat signifikansi antara kebijakan dividen dengan agresivitas pajak.

      kebijakan dividen , karena pada kenyataannya menunjukkan tidak semua perusahaan dalam kondisi laba melakukan kebijakan dividen ditahun tersebut.

      financial leverage dibandingkan dengan

      yang diambil oleh perusahaan. Fenomena menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan rata- rata sebagian besar melalui hutang dibandingkan modal yang ada. Berbeda hal dengan keputusan

      financial leverage dan kebijakan dividen

      perusahaan tentunya tidak akan terlepas dari keputusan managemen yang diambil perusahaan. Keputusan manajemen dalam penelitian ini adalah

      gross profit margin yang dihasilkan

      net profit magin dari perusahaan dengan net profit margin dari perusahaan sejenis, dan

    2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis

      Agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan terkait terhadap tindakan perusahaan untuk menurunkan laba kena pajak baik dilakukan secara legal maupun illegal yang tentunya berimbas kepada penghematan pajak bagi perusahaan dan peminimalan jumlah pajak yang dibayar. Hubungan antara laba dengan pembayaran pajak tidak terlepas

      Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Martani (2010) menunjukkan hubungan yang positif tidak signifikan antara financial leverage dengan agresivitas pajak (ETR, CETR). Pendapat yang sama terkait signifikansi antara penggunaan hutang dengan agresivitas pajak

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      net profit margin (NPM) industri perusahaaan sejenis.

      1 15211 Industri Susu 13.54% 2 15144 Industri minyak goreng dari kelapa sawit 32.14%

      Tabel 2. Rasio-rasio total benchmarking beberapa Klu tertentu No Kode Klu Uraian Klu Rasio NPM

      Kebijakan dividen ialah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya

      perusahaan untuk mendanai segala bentuk operasinya dengan menggunakan hutang keuangan. Hutang keuangan ini dilakukan dengan tujuan membiayai aktivitas-aktivitas perusahaan baik dalam hal pengoperasian perusahaan maupun untuk investasi Sukirni (2012).

      Financial leverage ialah kebijakan

      financial leverage .

      dan Wachowicz (2005:222). Dalam penelitian ini rasio profitabiltas yang digunakan adalah g ross profit margin karena gross profit margin merupakan awal laba perusahaan sebelum diperhitungkan oleh biaya diluar HPP yang antara lain adalah biaya bunga yang muncul dari

      profit margin dan net profit margin. Van Horne

      Rasio Profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabiltas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan terdiri atas gross

      Edaran Direkorat Jenderal Pajak terkait dengan perusahaan food and beverage yang digunakan dalam penelitian ini :

      Petunjuk dan Pemanfaatannya. Berikut daftar net profit margin yang tertuang dalam Surat

      PJ/2010 Tentang Rasio Total Benchmarking dan

      Total Benchmarking Tahap II dan SE-96/

      Indeks untuk industri sejenis dalam penelitian ini menggunakan dasar hasil penghitungan rasio- rasio total benchmarking beberapa klasifikasi usaha (KLU) tertentu yang dikeluarkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-11/PJ/2010 Tentang Penetapan Rasio

      (NPM) dalam perusahaan dengan

      ISSN 2339 - 1545

      kurang

      dengan keputusan perusahaan untuk melakukan keputusan manajemen baik dari segi prioritas pendanaan maupun keputusan pembagian dividen kepada pemegang saham.

      Pecking order theory yang dikemukakan

      oleh Myers dan Majluf (1984) menjelaskan mengapa perusahaan yang

      profitable umumnya

      menggunakan utang dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena perusahaan mempunyai target leverage yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan

      external financing yang sedikit. Perusahaan yang

      profitable akan cenderung menggunakan

      net profit margin

      utang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu; (1) dana internal tidak mencukupi, dan (2) utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.

      Trade-off theory yang diperkenalkan

      oleh Modigliani & Miller pada tahun 1958 mengungkapkan bahwa Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (

      financial distress).

      Tindakan pajak agresif adalah tindakan

      yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak, baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion (Frank et.al, 2009) Pengukuran agresivitas pajak diproksikan dengan membandingkan

      3 15410 Industri roti dan sejenisnya 14.27% 4 15432 Industri makanan dari coklat dan kembang gula 10.35% Sumber : Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak

      Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Rosdini, 2009). Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut :

      Pengaruh g ross profit margin terhadap financial leverage

      Suatu perusahaan pastinya membutuhkan dana dalam menjalankan usahanya,

      gross profit margin

      yang merupakan dari rasio profitabilitas yang berasal dari laba kotor dibandingkan penjualan merupakan laba awal sebelum memperhitungkan biaya manajemen dan biaya yang lainnya. Perusahaan awalnya memilih pendanaan internal (laba ditahan) kemudian hutang dan terakhir ekuitas.

      Hubungan negatif antara profitabilitas den- gan hutang, dimana kenaikan profit akan men- dorong perusahaan menurunkan penggunaan hutang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan Handayani (2009), is- mayanti dan hanafi (2003). Myers et al (1984), jensen et al (1992) dan moh’ed et al (1998) dan Nurbaiti (2007).

      H1: Gross profit margin berpengaruh ter- hadap financial leverage

      Pengaruh gross profit margin terhadap kebijakan Dividen

      Laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen tahun sebelumnya (Lintner, 1956). Perusahaan penghasil profit mampu membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba ditahan untuk membiayai investasinya (Al-Makalwi, 2007) dengan syarat profit yang dihasilkannya cenderung stabil (Atmaja, 2008:292). Selain itu menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992), semakin tinggi laba maka semakin tinggi aliran kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat membayar dividen lebih tinggi , hipotesis yang diuji sebagai berikut :

      H1: Gross profit margin berpengaruh ter- hadap kebijakan dividen Pengaruh financial leverage terhadap agresivitas pajak perusahaan

      Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan opera-sional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan menimbulkan beban tetap ( fixed rate of return) yang disebut dengan bunga. Penelitian Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian suyanto dan supramono (2012) yang menjelaskan bahwa hutang perusahaan manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan.

      H3: Financial leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak Kebijakan dividen berpengaruh terhadap agresivitas pajak

      Kebijakan dividen yang dilakukan dengan membagikan dividen dari laba yang dihasilkan perusahaan dalam ketentuan perpajakan di indonesia dilakukan dengan melakukan pemotongan pajak dari penghasilan yang diterima pemegang saham dan tidak dapat dibebankan kepada perusahaan. Jadi ada banyak pertimbangan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan langkah kebijakan dividen, dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Prihandini (2012) menjelaskan bahwa pajak badan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

      H4: kebijakan dividen b erngaruh ter-hadap agresivitas pajak Pengaruh gross profit margin terhadap agresivitas pajak

      Perusahaan yang profitability dengan kenaikan laba kotor yang meningkat merupakan awal yang baik untuk mencerminkan kesehatan

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      shareholder adalah seseorang atau badan

      sampling. Adapun kriteria yang digunakan pada

      sekunder yang diperoleh dari beberapa publikasi dari Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan data melalui data situs internet www.idx.co.id. Dari populasi perusahaan industri yang terdaftar dipilih sampel dengan metode purposive

      SmartPLS 3.0. Penelitian ini menggunakan data

      Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif korelasional. Teknik analisis yang akan digunakan adalah analisis regresi Partial Least Square dengan program

      3. Metode

      H6: Gross profit margin berpengaruh terhadap agresivitas pajak dimediasi oleh financial leverage dan kebijakan dividen

      Kebijakan manajemen perusahaan dalam hal mengambil keputusan melakukan alternatif kebijakan dividen tentunya akan berpengaruh terhadap tindakan agresivitas pajak yang dilakukan yang dapat ditunjuk-kan oleh tingkat pembayaran pajak yang dilakukan.

      hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan profi-tabilitas dalam mendorong perusahaan untuk melakukan kebijakan dividen.

      ber-kesempatan untuk membagikan laba kepada pemegang saham. Sesuai teori

      ISSN 2339 - 1545

      profitabile tentu

      Perusahaan yang

      Hal tersebut membawa implikasi mening- katnya penggunaan utang oleh perusahaan. Pe- nelitian Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak ting- gi akan memilih untuk berutang agar menguran- gi pajak. Dengan sengajanya perusahaan beru- tang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian Suyanto dan Supramono (2012).

      Situasi dimana perusahaan dengan pening- katan gross profit margin yang tinggi dihadapkan oleh pilihan pembayaran pajak yang meningkat pula. Perusahaan yang profit dengan perencanaan pajak yang baik memungkinkan mencari pola yang terbaik dalam rangka melakukan penghematan pajak. Salah satu penghematan pajak berdasarkan trade-off teory yang diungkap oleh Miier (1958) Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan ( financial distress)

      Gross profit margin berpengaruh terhadap agresivitas pajak dimediasi oleh financial leverage dan kebijakan dividen

      H5: Gross profit margin berpengaruh ter- hadap agresivitas pajak

      Pendapat yang sama juga diungkapan oleh Rodiguez dan Arias (2012) hubungan antara profitabiltas dan effective tax ratio (salah satu alat ukur agresivitas pajak perusahaan) bersifat langsung dan signifikan.

      keuangan peru-sahaan tersebut. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih taat membayar pajak karena perusahaan tersebut tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, baik itu kewajiban kepada investor, kepada kreditor, maupun kepada pemerintah yaitu membayar pajak. Peru-sahaan dengan profitabilitas yang rendah akan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk tidak taat membayar pajak. Hal ini karena perusahaan dengan profitabilitas yang rendah akan memilih untuk mem-pertahankan keadaan keuangan dan aset perusahaan daripada membayar pajak, sehingga perusahaan tersebut menjadi agresif terhadap pajak.

      tabel 3 berikut ini : Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      

    Tabel 3. Kriteria pemilihan sampel penelitian

    No Kiteria Jumlah

      1 Perusahaan Industri food and beverage terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

      15

      2 Perusahaan industri tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dalam 6 tahun (5)

      3 Perusahaan Industri yang menerbitkan lengkap laporan keuangan

      10

      4 Perusahaan industri yang mengalami kerugian (3)

      5 Perusahaan Industri yang aktif dalam kurun waktu tahun 2010 – 2015

      7 tota seluruh sampel dalam 6 tahun

      42 Sumber : data yang diolah dalam penelitian Penelitian menggunakan variabel inde- kebijakan dividen (Z2), serta agresivitas pajak penden yaitu perusahaan sebagai variabel dependen (Y), dapat

      gross profit margin (X1), variabel

      mediating yaitu dilihat dari variabel operasional berikut :

      financial leverage (Z1),

      Tabel. 4. Operasionalisasi variabel

      Variabel Sub Variabel Definisi Pengukuran Net Sales - Cost of Gross Profit Gross Profit Gross profit margin yang dimaksud adalah

      Margin (X1) Margin rasio penjualan setelah dikurangi harga Goods Sold

      pokok penjualan (cost of goods sold) dengan nilai penjualan bersih perusahaan Net Sales (Abdullah,2005:54). Agresivitas Benchmarking Ukuran tingkat agresivitas pajak yang NPM indeks = Pajak (NPM jenis dilakukan perusahaan diproksikan dengan (Y1) usaha yang membandingkan NPM Perusahaan

      Net profit margin (NPM)

      sama) dalam perusahaan dengan Net profit margin (NPM) dari industri perusahaan tersebut (Ida NPM Benchmarking Bagus Putu Fajar Adisamartha 2015).

      Financial Debt To Equity Menunjukkan kemampuan perusahaan Total Kewajiban leverage Ratio (DER) dalam membayar hutang dengan ekuitas

      (Z1) yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan Tota Ekuitas perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajiban- nya (kasmir,2012:158). Kebijakan Dividend Kebijakan dividen ialah kebijakan yang Dummy Cash

      Dividen (DIV) berhubungan dengan pembayaran dividen Dividend,1 jika (Z2) oleh pihak perusahaan, berupa penentuan perusahaan membayar besarnya dividen yang akan dibagikan dan dividend dan 0 untuk besarnya saldo laba yang ditahan untuk sebaliknya kepentingan perusahaan (Rosdini, 2009).

      Sumber : data yang digunakan dalam penelitian

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      ISSN 2339 - 1545

    4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

      lebih memanfaatkan hutang sebagai pembiayaan Data deskriptif statistik dalam penelitian ini perusahaannya. Nilai rata-rata kebijakan dividen bisa dilihat pada tabel 5 sebesar 51%, menunjukkan tidak semua per- usahaan dalam sampel penelitian melakukan

      Tabel 5. Deskriptif statistik kebijakan dividen setiap tahunnya.

      Tax_AGG LEV DIV GPM Nilai rata-rata agresivitas pajak perusahaan

      Mean 0,88 0,92 0,52

      0.26 sebesar 88% menunjukkan perusahaan rata-rata menghasilkan tingkat net profit margin yang

      Maksimum 1,52 1,75

      1

      0.53 hampir sebanding dengan standar

      net profit

      Minimum 0,052 0,25

      0.06

      margin untuk perusahaan sejenis oleh data yang

      Std Deviasi 0,39 0.43 0,51

      0.11 dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini.

      Pengujian Hubungan gross profit margin dengan agresivitas pajak

      Nilai rata-rata gross profit margin sebesar 26% dan nilai rata-rata financial leverage Pengujian hubungan gross profit margin dengan agresivitas dilakukan dalam 2 bagian sebesar 92%, menunjukkan bahwa perusahaan yaitu : dengan rata-rata gross profit sebesar tersebut

      2 R

      Koefisien T-statistik P-Value 0,73

      10.44 0.00 0,529

      Gross Profit Margin – Agresivitas Pajak Gambar 4. Pengaruh g ross profit margin terhadap agresivitas pajak tanpa variabel mediasi

      Pada gambar menunjukkan bahwa gross pajak perusahaan sebelum dimediasi oleh kebijakan dividen.

      profit margin berpengaruh terhadap agresivitas

      Koefisien t hitung P-Value keterangn 0.189 2.093 0.042

      Gross Profit Margin – financial leverage & signifikan kebijakan dividen - Agresivitas Pajak

      Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

      Gambar 5. Pengaruh gross profit margin terhadap agresivitas pajak dengan mediasi financial

    leverage dan kebijakan dividen

      Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      Kebijakan dividen - agresivitas pajak 0.226 1.983 0.048

      Koefisien t hitung P-Value

      Gross profit margin - Financial leverage -0.341 2.289 0.022

      signifikan

      Gross profit margin - Kebijakan Dividen

      0.338 2.444 0.015 signifikan

      Financial leverage – agresivitas pajak -0.331 3.218 0.001

      signifikan

      signifikan

      profit margin dengan agresivitas pajak secara full model dapat terlihat pada tabel berikut :

    Tabel 8. Hasil pengujian hiptesis direct effect dan indirect effect

      Gross Profit Margin – Agresivitas Pajak 0.538 4.818 0.000

      signifikan

      Path Indirect Effect Hasil

      Koefisien t hitung P-Value

      Gross Profit Margin – financial leverage & Kebijakan dividen - Agresivitas Pajak

      0.189 2.093 0.042 signifikan

      part mediation

      Path Direct Effect Hasil

      Hasil pengujian hipotesis hubungan gross

      Pada gambar 5 menunjukkan bahwa gross

      

    Tabel 7. Nilai R-Square

    Path Analysis

      profit margin berpengaruh positif signifikan

      terhadap agresivitas pajak perusahaan setelah dimediasi oleh kebijakan dividen.

      Nilai R 2 menunjukkan bahwa

      gross profit margin dengan mediasi financial leverage dan

      kebijakan dividen menyumbang pengaruh terhadap agresivitas pajak sebesar 65,4% sisanya 34.6% dipengaruhi faktor lainnya misalnya

      Nilai R- Squar0e

      Nilai R 2 mengindikasikan bahwa model masuk dalam kategori “baik ; 0,67, “Moderat ; 0,33 dan lemah ; 0,19. Hasil R 2 dalam penelitian dapat ditunjukkan sebagai berikut :

      R 2 Kategori

      0.02 - 0.15 (lemah), 0.15 -0.35 (sedang) dan >0.35 (kuat). Sehingga dari perhitungan diatas dapat diperoleh hasil 36,1% dengan efek mediasi kategori kuat.

      Gross Profit Margin – Agresvitas Pajak

      0.529 baik

      Gross Profit Marginfinancial leverage 0.116 lemah Gross Profit Margin – kebijakan dividen

      0.114 lemah

      Gross Profit Marginfinancial leverage dan kebijakan dividen - Agresvitas Pajak 0.654 baik

      Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian hubungan istimewa dengan biaya intercompany dan faktor lainnya.

      Efek Mediasi

      efek mediasi terjadi dari dua mediating dapat umus f 2 ( Nilai effect size) berikut : Menurut Cohen (1988) nilai effect size :

      Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      terhadap agresivitas pajak perusahaan, setiap kenaikan leverage mengakibatkan terjadinya penurunan rasio agresivitas pajak sebagai akibat turunnya net profit margin perusahaan dibanding

      Penelitian Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian Suyanto dan Supramono (2012) yang menjelaskan bahwa leverage perusahaan manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan, atau dengan kata lain adanya pengaruh yang kuat antara leverage perusahaan terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan, dimana semakin tinggi leverage maka semakin tinggi agresivitas pajak perusahaan.

      laba usaha dari biaya bunga yang dibebankan menjadi suatu pilihan yang menarik buat perusahaan.

      leverage yang berimbas adanya pengurangan

      Peningkatan hutang berpengaruh signifikan terhadap kondisi tindakan agresivitas pajak perusahaan menandakan adanya bentuk penghematan pajak yang dilakukan oleh perusahaan, sebagaimana ketahui bahwa tindakan agresivitas pajak tidak hanya terbatas pada tax evasion (penggelapan pajak) namun juga dilakukan dengan tax avoidance. Tindakan agresivitas pajak dengan cara pemanfaatkan

      melakukan tindakan agresivitas pajak.

      net profit margin benchmarking ( kondisi perusahaan

      oleh perusahaan masih dibawah standar

      net profit margin yang dihasilkan

      yang ditunjukan oleh rasio hutang yang tinggi sebesar 92% yang mengkondisikan perusahaan banyak mengandalkan hutang dibandingkan modal yang ada. Kondisi ini diimbangi oleh tindakan agresivitas pajak yang tinggi bila dilihat dari

      financial leverage)

      Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan food and beverage selama tahun 2010 sampai dengan 2015 sebagain besar melakukan kebijakan hutang (

      meningkatnya tindakan agresivitas pajak perusahaan.

      net profit margin sejenis yang mengindikasikan

      financial leverage berpengaruh signifikan

      ISSN 2339 - 1545 Pengaruh gross profit margin terhadap financial leverage

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa

      Pengujian pengaruh financial leverage terhadap agresivitas pajak

      mendorong perusahaan tidak selalu melakukan kebijakan dividen, kondisi sebaliknya terjadi bila profitabilitas tinggi mendorong perusahaan melakukan kebijakan dividen, sejalan dengan penelitian Jensen, Solberg, dan Zorn (1992), semakin tinggi laba maka semakin tinggi aliran kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat membayar dividen lebih tinggi

      gross profit margin

      kebijakan dividen. Rendahnya

      profit margin berpengaruh signifikan terhadap

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa gross

      Pengujian pengaruh g ross profit margin terhadap kebijakan dividen

      Hubungan negatif antara profitabilitas dengan hutang, dimana kenaikan profit akan mendorong perusahaan menu-runkan penggunaan hutang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan Handayani (2009), Ismayanti dan Hanafi (2003). Myers et al (1984), Jensen et al (1992) dan Moh’ed et al (1998) dan Nurbaiti (2007) menemukan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara profitabilitas terhadap pilihan me-lakukan kebijakan hutang.

      food and beverage selama tahun 2010.

      bahwa perusahaan food and beverage selama tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami penurunan gross profit margin yang diimbangi dengan kenaikan hutang yang tinggi Perusahaan

      margin berpengaruh negatif signifikan terhadap financial leverage. Gambaran secara umum

      Hasil penelitian menunjukkan gross profit

      Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan antara peningkatan hutang dengan peningkatan tindakan agresivitas pajak juga Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      sejalan dengan trade-off teory yang diungkapkan oleh Miller (1958) “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan ( financial distress)” (p.81). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur.

      Pengujian pengaruh kebjakan dividen terhadap agresivitas pajak

      Hasil penelitian bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan negatif terhadap agresivitas pajak perusahaan, setiap peningkatan kebijakan dividen yang diambil mengakibatkan peningkatan rasio agresivitas pajak (tindakan agresivitas pajak menurun).

      Berdasarkan fenomena awal bahwa tidak semua didapati perusahaan walaupun dalam kondisi laba , mengambil kebijakan dividen, berbeda dengan fenomena leverage yang selalu dipilih oleh perusahaan. Dari 7 perusahaan yang diteliti dalam 6 tahun hanya 50% yang melakukan kebijakan dividen ditahun tersebut, Sedangkan bila dibandingkan dengan rata-rata rasio kebijakan dividen dan rasio agresivitas selama tahun pajak 2010 -2015 dapat diketahui bahwa rata rata rasio kebijakan dividen sebesar 52% sedangkan rasio rata-rata agresivitas pajak menunjukkan 88%, tindakan agresivitas pajak yang ditunjukkan oleh rasio tersebut menggambarkan bahwa rata rata perusahaan melaporkan

      net profit marginnya (laba) tidak

      semua perusahaan yang mengalami laba melakukan kebijakan dividen.

      Kebijakan dividen berbeda sifatnya bila dikaitkan dengan sudut pandang peraturan perpajakan. Bila financial leverage menim- bulkan biaya bunga yang berpotensi mengurangi beban pajak yang terhutang karena sifatnya yang deductable, sedangkan kebijakan dividen adalah pembagian dividen yang berasal dari laba setelah pajak perusahaan kepada pemilik saham dalam hal investasi penanaman modal yang dilakukan, namun karena kewajiban perpajakan di Indonesia menganut bahwa antara perusahaan dengan pemilik modal merupakan entitas yang berbeda, sehingga pada saat pemilik modal menerima penghasilan dividen maka jumlah yang diterima harus di kurangi dengan pajak dividen atas pemilik saham.

      Pengujian pengaruh gross profit margin terhadap agresivitas pajak

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan gross profit margin meng-akibatkan penurunan pada rasio agresivitas pajak (tindakan agrsivitas pajak naik).

      Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan food and beverage selama tahun 2010 sampai dengan 2015 dalam kondisi gross profit margin yang rendah yang ditunjukkan oleh rasio 26% hal ini mendorong tindakan agresivitas pajak perusahaan (kondisi perusahaan memiliki net profit margin yang lebih rendah dibandingkan dengan net profit

      margin benchmarking yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

      Perusahaan yang

      profitability dengan kenai-

      kan laba kotor yang meningkat merupakan awal yang baik untuk mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan ter-sebut. Hal ini karena profitabilitas meru-pakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau nilai hasil akhir dari kegiatan operasional perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dengan profitabilitas yang rendah akan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk tidak taat membayar pajak. Hal ini karena perusahaan dengan profitabilitas yang rendah akan memilih untuk mempertahankan keadaan keuangan dan aset perusahaan daripada membayar pajak, sehingga perusahaan tersebut menjadi agresif terhadap pajak.

      Pendapat yang sama juga diungkapan oleh Rodiguez dan Arias (2012) hubungan antara profitabiltas dan effective tax ratio (salah satu alat ukur agresivitas pajak perusahaan) bersifat

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan agresivitas pajak yang ditunjukkan net

      gross profit margin yang rendah

      secara rata-rata menyebabkan hanya sebagian perusahaan memilih melakukan kebijakan dividen. Financial leverage berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Kondisi perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan modal mempengaruhi perusahaan menjadi lebih agresif terhadap pajak yang ditunjukkan oleh rasio

      net profit margin

      yang dimiliki perusahaan masih dibawah rata- rata benchmarking yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. kondisi yang ada hanya sebagian perusahaan melakukan kebijakan dividen, Keengganan perusahaan untuk melakukan kebijakan dividen mempengaruhi kondisi perusahaan bertindak lebih agresif (tindakan agresivitas pajak naik).

      Gross profit margin berpengaruh negatif

      terhadap tindakan agresivitas pajak. Kondisi

      gross profit margin yang masih rendah

      profit margin yang dihasilkan oleh perusahaan

      Gross profit margin

      masih dibawah rata-rata benchmarking. Gross

      profit margin berpengaruh negatif terhadap

      tindakan agresivitas pajak saat dimediasi oleh

      financial leverage dan kebijakan dividen. Hal

      ini mengindikasikan bahwa kondisi

      gross profit margin yang masih rendah mempengaruhi

      peningkatan hutang dan keengganan perusahaan untuk melakukan kebijakan dividen yang akhirnya berimbas pada tindakan perusahaan menjadi lebih agressif terhadap pajak.

      Penelitian ini hanya mencakup periode penelitian selama 6 tahun yaitu mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sehingga penelitian masih dalam waktu yang terbatas dan belum digeneralisasi untuk periode yang lebih panjang. Pada dasarnya pengukuran agresivitas pajak dapat menggunakan skala pengukuran

      berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen . Kondisi

      oleh rasio hutang yang tinggi artinya pendanaan perusahaan hampir sebagaian besar menggunakaan hutang.

      ISSN 2339 - 1545

      benchmarking yang dikeluarkan oleh Direkrorat Jenderal Pajak (rasio 88%).

      langsung dan signifikan. Tingkat pendapatan cenderung berbanding lurus dengan pajak yang dibayar. meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan dapat disebabkan oleh meningkatnya kapasitas perusahaan atau sumber pendanaan dalam menjalankan aktivitas bisnis (Natalia, 2012).

      Pengujian Pengaruh Gross profit margin terhadap agresivitas pajak dimediasi oleh financial leverage dan kebijakan dividen

      Berdasarkan fenemena yang terjadi bahwa perusahaan food and beverage selama tahun 2010-2015 rata-rata

      gross profit margin

      perusahaan yang rendah sebesar 26% dengan rata-rata financial leverage yang tinggi sebesar 92% dan kebijakan dividen yang dilakukan hanya sebesar 52% serta terjadinya agresivitas pajak yang ditandai oleh

      rasio net profit margin

      yang dihasilkan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan standar net profit margin dalam

      Bila dihubungkan antara fenomena dengan hasil statistik penelitian dapat menjelaskan bahwa kondisi

      margin yang rendah berpengaruh terhadap financial leverage yang tinggi yang ditunjukkan

      rasio gross profit margin yang

      rendah mendorong perusahaan untuk melakukan peningkatan pada financial leverage artinya sebagian besar modalnya dibiayai oleh hutang.

      Gross profit margin yang rata-rata rendah juga

      menyebabkan tidak semua perusahaan dalam kondisi laba melakukan kebijakan dividen. Sehingga kondisi gross profit margin yang rendah, tingkat

      financial leverage yang tinggi

      dan pilihan perusahaan untuk tidak selalu membagikan dividen tiap tahun mendorong penurunan rasio agresivitas pajak (tindakan agresivitas pajak meningkat).

    5. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Hasil Penelitian

      Gross profit margin berpengaruh negatif

      terhadap finacial leverage. Kondisi gross profit

      Santi Sani, Surtikanti: Keputusan Manajemen Memediasi...

      Kurniasih, Tommy dan Maria M.Ratna Sari.

      reporting aggressiveness and its relation to aggressive financial reporting. The Accounting Review, 84, 467-496.

      Fontanella, A., & Martani, D., 2014, Pengaruh

      Karakteristik Perusahaan terhadap Book Tax Differences (BTD) pada Perusa- haan Listed di Indonesia, Makalah dipre-

      sentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 17. Mataram Ghozali, Imam. (2012) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Enam.

      Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro . Husnan, Suad. 2010. Manajemen Keuangan

      Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) Buku 1. Yogyakarta: BPFE.

      Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar

      Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

      (2013) Pengaruh Return on Assets, Lever-

      Likuiditas, Leverage, Komisaris Inde- penden, Dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusaahaan, Jurnal

      age, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance,. Buletin Studi Ekonomi. (18). hal. 58-66.

      Kamila Putri Alamaida, 2014, Analisis hubungan

      agresivitas pelaporan dan keuangan dana gresivitas pajak, Finance adn Banking Journal, Vol 16 No. 2 Desember 2014

      Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta. Latan, H., dan Ghozali. 2012 Partial Least

      Square Konsep, Metode dan Aplikasi Menggunakan Program WarpPLS 2.0. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

      Modigliani, Franco, and Miller, Merton H., 1958,

      The Cost of Capital, Corporate Finance, and the Theory of Investment, the American

      Economic Review, 48/3, 261 – 297. Ngadiman, Puspitasari, 2014. Pengaruh

      Keuangan dan Perbankan, Vol.16, No.2 Mei 2012, hlm. 167–177. Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S. 2009. Tax

      Universitas Udayana, Vol. 13.3 Desember (2015): 973-1000. Choi, Y.R. 2003. Taxes and Corporate Capital Structure.Journal of Finance, 11(1). Dwi Suyanto, Krisnata. Supramono, 2012.

      yang umumnya dilakukan peneliti sebelumnya yaitu menggunakan Efektif Taxs Ratio (ETR),

      tindakan agresivitas pajak yang dimediasi oleh

      Cash Efektif Taxs Ratio (CETR) dan Book Taxs Difference (BTD), akan tetapi penelitian ini

      hanya menggunakan rasio

      Net Profit Margin

      perusahaan dibandingkan

      Net Profit Margin

      dalam benchmarking yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

      Hubungan

      gross profit margin dengan

      financial leverage dan kebijakan dividen,

      rage, Intensitas Persediaan dan Intensitsa Aset Tetap Pada tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan, E-Jurnal Akuntansi

      disarankan penelitian selanjutnya menggunakan variabel lain seperti beban intercompany yang banyak berhubungan dengan biaya-biaya yang muncul dari kebijakan hutang,

      financial flexibility Kontribusi penelitian dimana

      hubungan

      gross profit margin dengaan tindakan

      agresivitas pajak yang dimediasi oleh kebijakan hutang dan kebijakan dividen dapat memberikan signal terhadap pemilik dana (shareholder) terhadap penempatan modal pada perusahaan yang melakukan tindakan agresivitas pajak, dan bagi regulator dapat menjadi pertimbangan perumusan peraturan penetapan hutang dan dividen terkait dengan efek pembayaran pajak yang ditimbulkan dari tindakan agresivitas pajak.

      Daftar Referensi

      Abdullah, M. Faisal, 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua.

      Universitas Muhamadiyah, Malang. Adisamartha, Ida Bagus Putu Fajar dan Noviari,

      Naniek, 2015. Pengaruh Likuiditas, Leve-

      Leverage, kepemilikan Institusional, Dan

      Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 134-147

      Thaib Chaidir dan Taroreh Rita, 2015. Pengaruh

      Sirait, N.S. & Martani, D. 2014.Pengaruh