ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

  

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL

(STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN

PASURUAN)

  

Andi Syaiful Amal

  Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person :

  Andi Syaiful Amal e-mail : andiamal99@yahoo.co.id

  

Abstrak

Simpang Taman Dayu merupakan salah satu simpang bersinyal di Kabupaten Pasuruan. Letak

simpang yang strategis yakni berada ditengah-tengah jalur Malang – Surabaya mengakibatkan volume

arus lalu lintas yang melalui simpang ini tinggi, hal ini berpotensi menimbulkan kemacetan, kecelakaan,

antrian, kemacetan dan tundaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi

karakteristik arus lalu lintas dan kinerja simpang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Hasil kinerja simpang Taman

Dayu Pandaan saat ini dapat dilihat dari nilai kapasitas (Pendekat Utara 457 smp/jam, Pendekat Barat

1656 smp/jam, Pendekat Selatan 1384 smp/jam, Pendekat Timur 369 smp/jam), derajat kejenuhan

simpang (Pendekat Utara 0,75, Pendekat Barat 0,78, Pendekat Selatan 0,91, Pendekat Timur 0,43),

panjang antrian (Pendekat Utara 260,27 m, Pendekat Barat 230,88 m, Pendekat Selatan 317,47 m,

Pendekat Timur 33,78 m), jumlah kendaraan terhenti (Pendekat Utara 311,22 smp/jam, Pendekat Barat

1062,72 smp/jam, Pendekat Selatan 1223,17 smp/jam, Pendekat Timur 136 smp/jam) dan tundaan

(Pendekat Utara 830,26 detik/smp, Pendekat Barat 215,62 detik/smp, Pendekat Selatan 776,48

detik/smp, Pendekat Timur 128,84 detik/smp). Tundaan rata-rata simpang 354,70, dari ukuran

parameter tersebut kinerja simpang menunjukkan tingkat pelayanan E.

  Kata kunci : Derajat Kejenuhan, Simpang Bersinyal

1. Pendahuluan

  Permasalahan transportasi yang sering terjadi diantaranya kemacetan lalu lintas dan tertundanya waktu perjalanan. Waktu tempuh kendaraan sebagai salah satu kriteria kinerja pelayanan jalan dan persimpangan. Permasalahan tersebut menjadi indikator dari kualitas aliran dan pengoperasian fasilitas transportasi, karena didalamnya terkait dengan kapasitas, kondisi fisik jalan dan persimpangan, hambatan samping, penggunaan tata guna lahan, dan pemilihan rute perjalanan. Permasalahan tersebut sering dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Kabupaten Pasuruan yang merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintah berlokasi di Bangil, Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya di utara, Kabupaten Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah perindustrian, pertanian, dan tujuan wisata yang hal ini banyak menarik minat penduduk kota lain untuk berkunjung ataupun melewati kabupaten ini, sehingga secara tidak langsung menambah padatnya arus lalu lintas di Kabupaten Pasuruan dan diperlukan adanya manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatur kelancaran lalu lintas, khususnya di daerah persimpangan. Simpang Taman Dayu merupakan salah satu simpang bersinyal di Kabupaten Pasuruan, tepat nya berada di Kecamatan Pandaan. Letak simpang yang strategis yakni berada di tengah-tengah jalur Malang - Surabaya dan merupakan jalur akses menuju tempat pariwisata yang banyak, di samping itu juga berbagai aktivitas sehari-hari di sekitar daerah simnpang seperti kegiatan sosial, kerja, dan sekolah akan menimbulkan tingginya volume kendaraan yang melewati ruas persimpangan tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan, antrian, kemacetan dan tundaan. Pada kondisi di hari libur (sabtu dan minggu) volume lalu lintas yang melewati simpang ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga menyebabkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, Hal ini diperparah lagi dengan telah beropersinya Tol Gempol - Pandaan yang mengakibatkan berubahnya geometrik simpang yang sebelumnya merupakan simpang tiga menjadi simpang empat, sehingga terjadi perubahan pergerakan arah arus kendaraan yang melewati simpang ini. Perubahan arah arus ini menimbulkan permasalahan yang berakibat antrian yang panjang di persimpangan Taman Dayu. Permasalahan ini mempengaruhi tingkat kinerja simpang sehingga menyebabkan kinerja persimpangan menjadi kurang optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik dan kinerja dari simpang empat bersinyal Taman Dayu Kabupten Pasuruan.

2. Metode Penelitian

  Dalam proses evaluasi perlu dilakukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakuakan analisis yang baik memerlukan data-data/informasi yang lengkap dan akurat disertai dengan teori/konsep. Ringkasan prosedur analisis adalah sebagai berikut Mulai

  Studi L iteratur Survei Pendahuluan Pengumpulan Data c. Data Waktu Sinyal Lalu Lintas b. Data Kondis i Lingkungan Simpang a. Data Arus Lalu Lintas d. Data Geometrik Data Primer b. Fungs i dan Kelas Jalan a. Peta Kabupaten Pasuruan c. Data Jumlah Penduduk Data Sekunder Ya Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal DS ≥ 0,8 Analisa Perbaikan Kinerja Simpang Bersinyal Analisa Kinerja Simpang Bers inyal Dalam Lima Tahun Mendatang Tidak Kesimpulan Selesai Gambar 1 Diagram Alur Penelitian Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada salah satu simpang empat bersinyal di Kabupaten Pasuruan. Tepatnya berada di simpang empat bersinyal Taman Dayu Pandaan.

  Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam peneltitian ini dibedakan atas data primer dan data sekunder.

  • Data Primer Data primer yang dibutuhkan adalah data geometrik simpang, arus lalu lintas di persimpangan, waktu signal dan kondisi lingkungan.

II- 2 SENTRA 2017

  • Data Arus Lalu Lintas

  Data arus lalu lintas diambil dengan melakukan survei pada jam-jam sibuk di tiap-tiap lengan persimpangan guna mendapatkan data yang akurat dan dilakukan dalam periode waktu interval per 15 menit selama 2 jam pada hari senin, kamis, sabtu dan minggu. Adapun jam-jam pelaksanaan survei yaitu :

  • Pagi hari antara pukul 06.00 WIB sampai dengan 08.00 WIB
  • Siang hari antara pukul 12.00 WIB sampai dengan 14 .00 WIB
  • >Sore hari antara pukul 16.00 WIB sampai dengan 18.00
  • Data Kondisi Lingkungan

  Data kondisi lingkungan persimpangan diambil berdasarkan hasil survei tentang gambaran kondisi tipe lingkungan jalan pada setiap lengan simpang, serta hambatan samping yang terjadi di sekitar simpang Taman Dayu.

  • Survey Waktu Signal

  Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu sinyal. Data yang diambil yaitu waktu lampu merah, hijau dan kuning dilakukan berulang selama 4 hari pada jam-jam puncak pagi, siang, dan sore untuk pengoperasian sinyal yang ada pada persimpangan Taman Dayu

  • Data Geometrik

  Data geometrik persimpangan taman dayu diperoleh dari hasil survei yang meliputi pengukuran lebar lajur lalu lintas, lebar bahu, lebar median.

  • Data Sekunder

  Data sekunder yang diperoleh adalah sebagai berikut :

  • Peta Kabupaten Pasuruan • Fungsi dan kelas jalan
  • Data Jumlah penduduk

  Data tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan.

  Tahap Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

  Evaluasi kinerja simpang dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja simpang Taman Dayu Pasuruan pada kondisi saat ini, yaitu dengan melakukan perhitungan seberapa besar derajat kejenuhan pada simpang tersebut. Dengan mengacu pada metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Volume (Q), kecepatan (V), kerapatan arus lalu lintas (D)

  Analisa Perbaikan Kinerja Simpang

  Analisa perbaikan dilakukan apabila hasil evaluasi kinerja simpang bersinyal pada kondisi eksisting melebihi batas toleransi DS ≥ 0,8 yaitu dengan melakukan pengaturan waktu siklus dan merubah fase sinyal yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja simpang bersinyal.

  3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum

  Lokasi penelitian ini dilaksanakan di persimpangan Taman Dayu yang merupakan status jalan nasional dengan fungsi arteri primer. Persimpangan jalan ini tepat berada di Jalan Malang – Surabaya, Jalan R.A. Kartini, Jalan By Pass Pandaan, dan Jalan Tol Gempol – Pandaan yang sangat ramai pada jam-jam puncak.

  Geometrik dan Kondisi Ruas Jalan

  Data kondisi geometrik simpang Taman Dayu disajikan pada Tabel 1

  Arus Lalu Lintas

  Jam puncak arus lalu lintas pada simpang Taman Dayu Pandaan, terjadi pada Hari Minggu, jam 16.30 – 17.30 WIB dengan volume total 7569 kend/jam. setiap jenis kendaraan pada masing-masing pendekatan dikalikan dengan nilai ekivalen mobil penumpang sehingga didapat nilai arus lalu lintas dalam satuan smp/jam sebesar 4430 smp/jam. Disajikan pada Tabel 2.

  

Tabel 1 Kondisi Lingkungan Simpang Taman Dayu Pandaan

Lengan Persimpangan Jl. R.A Kartini (Utara) Jl. By Pass Pandaan (Barat) Jl. Malang - Surabaya (Selatan) Jl. Tol Gempol – Pandaan (Timur)

  58 TOTAL 4430

  RT 639 240 200 1079 Jl. Malang –

  Surabaya (Selatan)

  LT 550 232 142 924 229 383 2185 ST 27 640

  RT 546 75 621 Jl. Tol Gempol –

  Pandaan (Timur)

  LT 316 131 447 608 ST

  46 56 102 RT

  31

  27

  Sumber : Hasil Survey

  36

  Operasional Lampu Lalu Lintas

  Operasional lampu lalu lintas pada simpang bersinyal Taman Dayu dibagi menjadi 4 fase, seperti terlihat pada tabel dibawah ini

  

Tabel 3 Waktu Siklus Lampu Lalu Lintas Simpang Taman Dayu Pandaan Pada Kondisi Eksisting.

  Fase Sinyal

  Pendekat Waktu Nyala (Detik) Hijau Kuning Merah

  Fase 1 Jl. R.A. Kartini (Utara)

  27 3 219 Fase 2 Jl. By Pass Pandaan (Barat)

  82 3 164 Fase 3 Jl. Malang - Surabaya ( Selatan)

  94 3 149 Fase 4 Jl. Tol Gempol - Pandaan (Timur)

  23 3 223 Sumber : Hasil Survey

  85 1296 ST 98 34 132

  16

  Tipe Lingkungan

  (smp/Jam) Total LV MC HV smp/Jam emp 1,0 0,2 1,3

  Komersial Komersial Komersial Komersial Hambatan Samping

  Rendah Rendah Tinggi Rendah Median Tidak Ya Ya Ya Lebar Pendekat W A (m)

  7,30 7,30 8.50 9,50 Lebar Masuk, W masuk (m)

  6,00 6,00 6,00 6,50 Lebar Keluar, W keluar (m)

  8,50 11,00 7,30 7,30 Lebar Belok Kiri Langsung W LTOR

  (m) 1,30 1,30 2,50 3,00

  Sumber : Hasil Survey

  

Tabel 2 Arus Lalu Lintas Simpang Taman Dayu Pandaan Pada Kondisi Eksisting (smp/jam) jam

  16.30 – 17.30 Lengan

  Persimpangan Pergerakan

  Jl. R.A. Kartini (Utara)

  32

  LT

  21

  14

  39 101 154 342 ST 17 292

  RT

  12

  11

  12

  41 Jl. By Pass Pandaan

  (Barat) LT

II- 4 SENTRA 2017

  Data Penduduk

  Belok Kana n F RT

  Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

  Sumber : Hasil Analisa

  Q/S PR U 4219 342 0,08 0,10 B 5028 1296 0,26 0,32 S 3552 1261 0,35 0,47 T 3997 160 0,04 0,05

  S Q Smp/jam

  Kode Pendekat

  

Tabel 5 Tabel Rasio Arus Jenuh (FR)

  Rasio arus jenuh (FR) dihitung dengan nilai rasio arus jenuh pada persimpangan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Rasio Arus Jenuh (FR)

  Sumber : Hasil Analisa

  U P 7,30 4380 1,00 0,95 1,00 1,00 1,03 0,99 4219 B P 7,30 4380 1,00 0,95 1,00 1,00 1,22 0,99 5028 S P 6,00 3600 1,00 0,93 1,00 1,00 1,06 1,00 3552 T P 6,50 3900 1,00 1,00 1,00 1,00 1,02 1,00 3997

  Belok Kiri F LT

  Par kir F P

  Data jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan menurut data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, yaitu sebanyak 1.556.700 jiwa, dan prediksi laju pertumbuhan penduduk yakni 1,35 % sehingga pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan 1.620.601 jiwa.

  Kelan daian F G

  Hambat an Sampin g F SF

  Ukuran Kota \F cs

  Semua tipe pendekat Hanya tipe P W e

  Faktor-faktor Penyesuaian Nilai disesu aikan smp/ja m hijau S

  Arus Jenuh smp/jam hijau Nilai Dasar smp/j am hijau S o

  Lebar Efektif (m)

  Tipe Pend ekat

  Kode Pende kat

  

Tabel 4 Perhitungan Arus Jenuh Dasar Simpang

  a. Arus Jenuh Simpang Adapun perhitungan arus jenuh dasar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Evaluasi Kinerja Simpang Kondisi Eksisting

  Untuk menghitung kapasitas (C) dan derajat kejenuhan (DS) masing-masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  

Tabel 6 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

  Kode Q g c C S

  DS Pendekat Smp/jam detik detik Smp/jam

  U 4219 342 27 249 457 0,75 B 5028 1296 82 249 1656 0,78 S 3552 1261 94 249 1384 0,91 T 3997 160 23 249 369 0,43

  Sumber : Hasil Analisa

  Jumlah Antrian (NQ)

  Hasil analisis antrian kendaraan diperoleh berdasarkan 2 kondisi penyebab antrian yaitu:

  • Antrian kendaraan yang tersisa pada fase hijau sebelumnya (NQ1)
  • Antrian kendaraan yang datang selama fase merah (NQ2)

  

Tabel 7 Jumlah Antrian (NQ)

  Rasio Q C

  Jumalah Kendaraan Antri Hijau NQ

  Kode D

  max

  Total Pendekat Smp/ja Smp/ja S

  GR = NQ 1 NQ 2 smp NQ m m g/c smp smp smp

  U 342 457 0,75 0,108 0,98 22,96 23,94 25,14 B 1296 1656 0,78 0,329 1,26 80,91 82,17 84,27 S 1261 1384 0,91 0,390 4,26 90,51 94,77 95,24 T 160 369 0,43 0,092 0,12 10,46 10,58 10,98

  Sumber : Hasil Analisa

  Tundaan Kendaraan

  Tundaan rata-rata tiap pendekat (D) adalah jumlah dari tundaan lalu lintas rata - rata dan tundaan geometrik masing - masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  

Tabel 8 Nilai Tundaan Kendaraan

  Kode Tundaan Tundaan D = DT - D x Q Pende Lalu Lintas Geometrik DG Smp/ kat DT Det/smp det

  Det/smp U 826,57 3,69 830,26 283948 B 211,43 4,19 215,62 279443 S 772,56 3,92 776,48 979141 T 125,35 3,49 128,84 20614

  Sumber : Hasil Analisa

  Strategi Penanganan Simpang

  Strategi penanganan untuk memperbaiki kinerja simpang dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di persimpangan pada saat ini dan masa akan datang. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penangan simpang yang dapat dilakukan adalah :

II- 6 SENTRA 2017

  • Analisis Perubahan Waktu Siklus
  • Analisis Perubahan Fase
  • Fase 1 : Untuk Pendekat Utara • Fase 2 : Untuk Pendekat Barat dan Timur • Fase 3 : Untuk Pendekat Selatan • Perbaikan Hambatan Samping

  Kondisi Eksisting

  Analisis Kinerja Simpang Dalam 5 Tahun Mendatang

  Sumber : Hasil Analisa

  Barat 1899 0,68 101,78 Selatan 1776 0,71 115,27 Timur 444 0,36 15,51

  Utara 516 0,66 30,27 37,31

  Perubahan Fase

  Barat 1691 0,77 126,88 Selatan 1647 0,77 142,97 Timur 363 0,44 18,22

  Utara 460 0,74 37,21 92,08

  Perubahan Waktu Sinyal

  Barat 1656 0,78 230,88 Selatan 1384 0,91 317,47 Timur 369 0,43 33,78

  Utara 457 0,75 260,27 354,70

  Rata- rata Det/smp

  Perubahan waktu siklus dirancang dengan waktu siklus untuk empat fase yaitu 130 detik, dengan pengaturan lampu hijau pada masing – masing pendekat.

  Tundaan Simpang

  Panjang Antrian (QL)

  Derajat Kejenuhan (DS)

  Kapasitas (C) Smp/jam

  Simpang Taman Dayu Pandaan Kondisi

  

Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Analisis Kondisi Eksisting dan Alternatif Perbaikan Kinerja Simpang Kinerja

  Beberapa alternatif perbaikan kinerja simpang yang dilakukan untuk mendapatkan kinerja simpang yang lebih baik dari kondisi eksisting. Rekapitulasi hasil analisis kondisi eksisiting dan alternatif perbaikan kinerja simpang disajikan pada Tabel 9.

  Pembahasan

  Penurunan kinerja persimpangan salah satunya disebabkan oleh tingkat hambatan samping, yang menunjukkan tingkat hambatan samping di sekitar simpang tinggi ini terjadi pada ruas Jalan Malang – Surabaya (Pendekat Selatan) sebesar 640,8 bobot kejadian, Upaya perbaikan hambatan samping dilakukan untuk menurunkan tingkat hambatan samping dari hambatan samping tinggi menjadi rendah. Dari hasil pengamatan hambatan samping yang besar yakni keluar masuk nya kendaraan dari Kawasan Taman Dayu yang mengakibatkan terhenti nya arus kendaraan yang mengarah ke Simpang Bersinyal Taman Dayu. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menutup akses jalan menggunakan separator pada jam–jam puncak agar kendaraan yang akan menyebrang dari atau menuju kawasan Taman Dayu harus memutar balik terlebih dahulu. Sehingga hal tersebut tidak menggangu arus kendaraan yang akan menuju simpang.

  Analisis perubahan fase adalah merubah fase simpang yaitu dari 4 fase menjadi 3 fase, dengan waktu siklus yaitu 110 detik. Kemudian fase simpang direncanakan dengan urutan sebagai berikut :

  Untuk memeperkirakan tingkat kinerja simpang yang terjadi dalam tahun 2022 atau jangka waktu 5 tahun yang akan datang dibutuhkan data laju.pertumbuhan penduduk tiap tahun dan data pertumbuhan volume lalu lintas, yang akan digunakan untuk memprediksi jumlah kendaraan dan jumlah penduduk pada tahun 2022

  Tabel 10 Analisis Kinerja Simpang Taman Dayu Pandaan Dalam Lima Tahun Yang Akan Datang

  2020 Utara 516 0,89 48,79

  2. Strategi perbaikan yang dilakukan dapat menurunkan derajat kejenuhan yakni perubahan fase. Dari hasil analisis perubahan fase menunjukkan bahwa derajat kejenuhan pada semua pendekat lebih baik dari kondisi eksisting dan alternatif perubahan siklus yaitu sebesar 0,66 (Pendekat Utara), 0,68 (Pendekat Barat), dan 0,71 (Pendekat Selatan), dan 0,36 (Pendekat Timur). Panjang antrian pada perubahan Fase sebesar 30,27 m (Pendekat Utara), 101,78 m (Pendekat Barat), 115,27 m (Pendekat Selatan), dan 15,51 m (Pendekat Timur), tundaan rata-rata sebesar 37,31, yang masuk dalam kategori indeks tingkat pelayanan (ITP) kategori D, Namun hal ini lebih baik dari hasil tundaan rata-rata pada kondisi eksisting yakni E. Namun alternatif ini berpotensi menimbulkan konflik akibat dari gerakan pendekat barat dan timur yang berjalan bersamaan dikarenakan dalam satu fase. Berdasarkan uraian perbaikan kinerja simpang diatas, maka perubahan fase layak dipertimbangkan sebagai pilihan yang terbaik terhadap kinerja simpang bersinyal pada kondisi saat ini.

  1. Tingkat arus lalu lintas terbesar terjadi pada hari minggu dengan arah pergerakan yaitu Jalan R.A Kartini (Pendekat Utara) 342 smp/jam, Jalan By Pass Pandaan (Pendekat Barat) 1296 smp/jam, Jalan Malang – Surabaya (Pendekat Selatan) 2185 smp/jam, dan Jalan Tol Gempol – Pandaan (Pendekat Timur) 608 smp/jam. dengan total pergerakan melalui simpang dari jam – jam puncak pagi, siang, dan malam. jam puncak Strategi perbaikan yang dilakukan dapat menurunkan derajat kejenuhan yakni perubahan fase. terjadi pada sore hari pada pukul 16.30– 17.30 sebesar 4430 smp/jam.. Dari hasil analisis kinerja simpang empat bersinyal Taman Dayu Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan pada kondisi eksisting diperoleh hasil derajat kejenuhan yakni pada pendekat Utara 0,75, Pendekat Barat 0,78, Pendekat Selatan 0,91 dan Pendekat Timur 0,43. Tundaan rata- rata simpang 354,70, dari ukuran parameter tersebut kinerja simpang menunjukkan tingkat pelayanan E.

  Dari hasil survey di lapangan dan telah dilakukan analisis dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan anatara lain :

  Sumber : Hasil Analisa

  1326,55 Barat 1899 0,91 158,93 Selatan 1776 1,05 393,27 Timur 444 0,46 19,29

  2021 Utara 516 0,95 60,47

  342,20 Barat 1899 0,86 142,63 Selatan 1776 0,97 219,23 Timur 444 0,44 18,43

  148,47 Barat 1899 0,81 129,86 Selatan 1776 0,90 173,10 Timur 444 0,42 17,66

  Tahun Pendekat Kapasitas (C) Smp/jam

  2019 Utara 516 0,82 41,53

  89,80 Barat 1899 0,77 119,73 Selatan 1776 0,83 148,13 Timur 444 0,40 16,89

  2018 Utara 516 0,77 37,12

  54,70 Barat 1899 0,72 109,56 Selatan 1776 0,75 124,80 Timur 444 0,38 16,22

  2017 Utara 516 0,71 33,26

  Tundaan Simpang Rata-rata Det/smp

  Panjang Antrian (QL)

  Derajat Kejenuhan (DS)

4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

II- 8 SENTRA 2017

  3. Dari hasil analisis kinerja simpang bersinyal lima tahun yang akan datang menunjukkan tingkat kinerja simpang pada tahun 2017 sampai dengan 2018 masih normal, dimana derajat kejenuhan (DS) pada masing - masing pendekat masih dibawah batas toleransi yang diizinkan (DS≤0,80). Kinerja simpang bersinyal pada tahun 2019 sampai dengan 2022 mengalami peningkatan, dimana derajat kejenuhan (DS) pada masing – masing pendekat diatas batas toleransi yang diizinkan (DS≥0,80) sedangkan untuk pendekat Timur dibawah batas toleransi yang diizinkan.

  Saran

  • • Disarankan untuk penanganan simpang empat bersinyal Taman Dayu disesuaikan dengan tingkat

    derajat kejenuhan yang terjadi.
  • • Perlu diadakan penelitian selanjutnya tentang kinerja simpang pada lokasi yang lebih banyak lagi

    agar jaringan jalan maupun hubungan dengan simpang yang lain dapat terkoordinasi dengan baik.
  • • Penambahan lebar pendekat pada pendekat Utara, Barat dan Selatan agar meningkatkan kapasitas

    simpang.

  Refrensi [1] Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

  [2] Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan. [3] Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Departemen

  Pekerjaan Umum RI [4] Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, Tentang Pedoman Teknis

  Penelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Departemen Perhubungan Jakarta

  [5] Ahmad Munawar, 2006, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta [6] Ahmad Munawar, 2005, Dasar-dasar Teknik Transportasi, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta [7] Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan Ir. Suprapto TM., Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.

  [8] Morlock, K. Edward, 1978, Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta

  [9] Muslich Zainal A, 2001, Sistem Manajemen Transportasi Kota, Penerbit Medprint Offset, Yogyakarta

  [10] Suwardjoko Warpani, 2002, Pengelolaan lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, Bandung