IMPLEMENTASI STANDAR NORDIC MODEL TERHADAP HUBUNGAN LUAR NEGERI FINLANDIA Irawati Prabowo1, Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA2 Abstrak - IMPLEMENTASI STANDAR NORDIC MODEL TERHADAP HUBUNGAN LUAR NEGERI FINLANDIA

  

IMPLEMENTASI STANDAR NORDIC MODEL TERHADAP HUBUNGAN

LUAR NEGERI FINLANDIA

  1 Irawati Prabowo ,

  2 Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA

Abstrak

  Di tengah skeptisme global, Finlandia berhasil membutikan bahwa penerapan standar Nordic Model berhasil menciptakan kesejahteraan serta ekonomi yang terus bertumbuh dan kuat untuk menopang sistem kesejahteraan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana standar Nordic Model diimplementasikan sebagai acuan pembangunan kesejahteraan di Finlandia dan pembinaan hubungan luar negeri Finlandia. Topik ini dipilih karena fenomena nordic model merupakan model pembangunan kesejahteraan yang cukup kontemporer dan menarik untuk dikaji lebih jauh.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan wawancara. Analisis data menggunakan analisa data kualitatif yang terdiri dari tahap pemrosesan satuan, reduksi data, kategorisasi, dan penafsiran data. Kerangka pemikiran penelitian ini berangkat dari konsep Nordic Model dan Decision Making Process.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi standar Nordic Model di Finlandia dimulai berdasarkan prinsip stateness yang diwujudkan melalui sistem pengambilan kebijakan terkait penyelenggaraan layanan publik dan sosial yang bersifat multi-level. Finlandia juga mengedepankan konsensus yang dapat terlihat dari keterlibatan berbagai komunitas dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, terdapat pula beberapa fitur ekonomi dan politik Nordic Model yang diterapkan oleh Finlandia , antara lain pasar bebas, welfare state, keterlibatan sektor swasta, dan perserikatan kerja. Semua fitur tersebut mendorong terciptanya kesejahteraan yang

  

universal dan equal. Selanjutnya berkaitan dengan hubungan luar negeri, penerapan

  standar Nordic Model berpengaruh utamanya dalam keterlibatan Finlandia dalam organisasi regional Nordic Councils dan Uni Eropa, serta hubungannya dengan negara lain di luar organisasi tersebut.

  Kata kunci: Model Nordik, Negara Kesejahteraan, Layanan Publik, Hubungan Luar Negeri

  1 2 NIM D0412023, Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP UNS, sebagai penulis pertama Dosen Program Studi Hubungan Internasional FISIP UNS, sebagai penulis kedua

  

THE IMPLEMENTATION OF NORDIC MODEL STANDARD TOWARDS

FINLAND’S FOREIGN AFFAIRS

  1

  2 Irawati Prabowo , Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA

ABSTRACT

  In the middle of global skepticism, Finland succeed in proving that the

implementation of Nordic Model standard capable in creating welfare and economic

that steadily growing stronger to support the implemented welfare system. This

research is aimed to examine how the Nordic Model standards are being implemented

as a base to develop welfare system in Finland as well as conducting its foreign affairs.

This topic is being chosen considering that Nordic Model is a contemporary model in

welfare developing yet interesting for further study.

  This research used qualitative approach with data collecting technique that

departs from library research and interview. Data analyzing used qualitative data

analysis that consists of four stages, including unit processing, data reduction,

categorization, data processing. Conceptual frameworks in this study used Nordic

Model Concept and Decision Making Process.

  The result of the research showed that the implementation standard Nordic

Model in Finland started from stateness principle, in which carried out by using

multi-level decision making process. Finland also puts priority in finding consensus

that can be seen from the involvement of various community in decision making.

Furthermore, there are some economics and political feature in Nordic Model that

applied bay Finland government, including free market scheme, welfare state, private

sector involvement, and labor union. All the features promote the creation of universal

and equal welfare. Next, the implementation of Nordic Model standards also influence

Finland foreign relations, specifically in Finland’s involvement in Nordic Council and

European Union, and Finland’s relations with the counties outside those sphere.

  

Keywords: Nordic Model, Welfare States, Public Services, Foreign Affairs

  PENDAHULUAN

  Meskipun terhitung terlambat dibandingkan negara-negara Skandinavia lainnya, dalam hal transformasi ekonomi, akan tetapi di era global ini, Finlandia mampu bersaing dengan berbagai negara di kawasan nordik maupun dengan negara-negara Barat. Finladia dikenal pula sebagai negara dengan layanan sosial dan pendidikan yang paling baik. Jumlah pembelanjaan yang dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan layanan publik pun dari tahun ke tahun semakin bertambah, inilah yang kemudian membuat relasi state-people di Finladia sangat harmonis.

  Finlandia memang tidak begitu terlihat menonjol dalam berbagai interaksi secara internasional bila dibandingkan dengan Amerika serikat atau Tiongkok, akan tetapi negara ini mampu menunjukkan kemampuannya untuk menciptakan tingkat kesejahteraan yang bahkan melebihi negara-negara Barat. Hal ini disebabkan pula oleh implementasi

  Nordic Model dalam upayanya

  bertransformasi menjadi negara dengan

  social security yang tinggi. Selain itu,

  menggunakan Nordic Model sebagai acuan dan landasan, Finlandia mampu menempatkan diri di posisi yang cukup kuat dalam pergaulan internasional dengan menjadi promotor perdamaian dunia dan menjadi mediator bagi beberapa perundingan perdamaian internasional. Hal tersebut terlihat dari hubungan Finlandia dengan Negara Nordik, Uni Eropa dan negara-negara di luar kerja sama regional tadi.

  Menjadi hal yang menarik untuk membahas mengenai implementasi Model Nordic sebagai acuan pembangunan Finlandia beserta faktor- faktor apa saja yang mempengaruhinya, bagaimana model tersebut membentuk keadaan masyarakat yang sejahtera dan membentuk relasi Finlandia dengan negara lain, baik di kawasan Skandinavia, regional Eropa dan negara-negara lain di luar kawasan tersebut.

NORDIC MODEL

  Nordic Model merupakan sebuah

  model kesejahteraan yang digunakan untuk mendefinisikan situasi ekonomi, politik, dan sosial di hampir semua negara Skandinavia, seperti Swedia, Denmark, Islandia, termasuk pula Finlandia. Negara di kawasan ini pekerjaan.

  dikenal sebagai negara sejahtera melalui penggunaan belanja sosial yang terbilang cukup signifikan. Negara- negara di wilayah Nordik memiliki skema pengambilan keputusan dan distribusi kesejahteraan yang terdesentralisasi.

  terakhir Nordic Model mendapatkan cukup perhatian dari pakar ekonomi kesejahteraan di level internasional, karena kemampuannya untuk menciptakan hasil yang positif dalam bidang pertumbuhan, tenaga kerja, kesetaraan gender, perbaikan kondisi penghidupan masyarakat dan egalitarianisme.

  dalam sektor perekonomian di Nordic

  Model, yang meliputi rendahnya

  ketimpangan distribusi pendapatan, status full employment, dan kesetaraan gender yang baik dengan luasnya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat dalam berbagai sektor 3 Kommune Kredit, MuniFin, dan

  Kommuninvest, “The Nordic Model: Local Government, Global Competitiveness in Denmark, Finland, and Sweden,” dilihat pada 5 Mei 2017, https://www.munifin.fi/sites/default/files/content_blo ck/field_file/nordic_model_mediumres.pdf 4 Olli Kangas dan Antti Saloniemi,”Historical

  • – Challenged but Capable Reform.”
dan teknologi yang memiliki potensi pada tahun 1998 dan 2008, yang mana

  Making, Present, Future, and Challenge for the Nordic Welfare State Model in Finland,” Fafo Report, Sub Report 6 (2013), hal. 5.

  5 Pemerintahan yang

  menggunakan model ini juga memiliki efisiensi ekonomo yang tinggi, didukung oleh rendahnya utang luar negeri dan kemampuan negara untuk mengelola sektor finansialnya dengan baik. Menurut Valkonen dan Vihriala,

3 Beberapa tahun

  Nordic Model merupakan model

  pembangunan yang mana sebuah negara menawarkan keamanan baik bersifat fisik maupun non-fisik bagi masyarakatnya, dan pada saat bersamaan menciptakan pasar produk dan tenaga kerja yang fleksibel. Model ini juga mengikutsertakan adanya kegiatan investasi yang tinggi dalam berbagai sektor melalui pembelanjaan negara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan serta penelitian dan pengembangan di dalam negeri. Secara keseluruhan, Nordic Model, dikembangkan dengan upaya penciptaan kepercayaan publik terhadap pemerintah sehingga membuat masyarakat lebih terbuka terhadap perdagangan internasional

4 Terdapat beberapa ciri khusus

  5 Tarmo Valkonen dan Vesa Vihriala, “The Nordic Model

  Norden , dilihat pada 5 Mei 2017, http://norden.diva- portal.org/smash/get/diva2:715939/FULLTEXT02.pd f

  6

  membangun. negara-negara di kawasan Nordik kecuali Islandia tidak mengalami gejala

  Nordic Model tidaklah dibangun

  penurunan ekonomi signifikan seperti hanya dengan menggunakan satu blue

  9 yang dialami oleh negara lainnya. print. Model ini dibentuk melalui

  Situasi yang demikian ini dapat proses perubahan yang panjang dan menunjukkan bahwa selama masanya menyesuaikan dengan keadaan bertransformasi dari tahun ke tahun, domestik maupun internasional yang

  Nordic Model cenderung bersifat

  tengah berkembang. Selama lebih dari adaptif terhadap berbagai perubahan satu abad, spektrum partai politik yang yang terjadi di lingkungan sekitarnya. terdapat di negara-negara kawasan Nordik dan berbagai organisasi sosial memiliki kontribusi yang cukup

  PENERAPAN DAN PENGARUH

  signifikan terhadap pengembangan

  STANDAR MODEL NORDIC

  7

  model ini. Kawasan Nordik

  DALAM PEMBANGUNAN

  mendapatkan keuntungan dari adanya

  KESEJAHTERAAN DI FINLANDIA

  sistem politik yang stabil yang mampu Meskipun terdapat banyak memberikan jaminan bahwa perubahan pendapat yang bersifat skeptis terhadap dalam kepemimpinan politik tidak akan

  Nordic Model, bahwa kesejahteraan

  berpengaruh signifikan terhadap yang dibangun berdasarkan model ini kebijakan yang telah ditetapkan dalam akan mulai jatuh di era global saat ini, upaya negara untuk mencapai titik akan tetapi pada faktanya model

  8 kesejahteraan.

  tersebut merupakan satu dari sedikit Hingga saat ini, Nordic Model model kesejahteraan yang berhasil merupakan salah satu model yang melewati masa-masa krisis tanpa memiliki tingkat resistensi yang rendah kehilangan keseimbangan di sektor terhadap munculnya krisis. Hal ini perekonomiannya. Dibandingkan dapat dibuktikan pada krisis finansial dengan Amerika Serikat atau negara 6 maju lainnya di wilayah Eropa, kawasan 7 Ibid.

  Kommune Kredit, MuniFin, dan Kommuninvest, loc. cit. 8 9 Ibid.

  Tarmo Valkonen dan Vesa Vihriala, loc. cit. Skandinavia yang menerapkan standar

  Nordic Model memperlihatkan performa ekonomi yang jauh lebih baik.

  12 a.

  Enhancing Market Openness Through Regulatory Reform,” dilihat pada 22 Februari 2018, https://www.oecd.org/finland/2510156.pdf

  13 12 Razi Iqbal da n Padma Toni, “The Nordic Mod el: Existance, Emergence, and Sustainability,” Procidia Economics and Finance (2015): 336-351. 13 OECD, “Regulatory Reform in Finland:

  Fitur-fitur yang telah disebutkan diatas, semuanya dapat ditemukan di Finlandia, yang sekaligus membuktikan implementasi standar Nordic Model di negara tersebut. Sampai dengan dekade 80-an Finlandia masihlah menjadi sebuah negara tertutup, dengan kebijakan ekonomi yang terpusat, keberadaan regulasi harga, serta beberapa perjanjian perdagangan bilateral penting dengan Uni Soviet.

  Pemerintahan Demokrasi e. Peran Swasta dalam Sektor yang Bersifat Publik

  Kerja d. Sistem

  Penerapan Mekanisme Pasar Bebas dan Globalisasi b. Negara Kesejahteraan c. Peran Persekutuan Tenaga

  pengembangan kesejahteraan lainnya, yaitu:

  Etos yang terdapat dalam Nordic Model yang mengakar kuat dalam pemerintahan negara-negara Nordik termasuk Finlandia adalah adanya penekanan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan dan hak yang sama.

  Nordic Model dengan model-model

  dalam beberapa fitur ekonomi dan politik di kawasan Nordik, yang mana hal tersebut semakin membedakan

10 Prinsip standar Nordic Model

  “The Nordic Welfare Model,” (2013, Swedia: Nordic Center for Welfare and Social Issues), hal. 11. 11 Mati Alestalo, Sven Hort, dan Stein Kuhnle, loc. cit., hal. 3.

  setara yang diwujudkan dengan rendahnya kesenjangan distribusi pendapatan, tingkat kemiskinan, dan kesenjangan gender. Dalam upaya mewujudkan sistem kesejahteraan yang demikian tersebut terdapat beberapa standar Nordic Model yang terlihat 10 Nordic Center for Welfare and Social Issues,

  pemberian jaminan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat, yang artinya segala bentuk jaminan sosial tersebut tidak hanya diberikan kepada warga-warga yang masuk dalam kategori miskin, akan tetapi juga pada golongan kelas menengah keatas.

  Universalism merujuk pada

  yang sejalan dengan etos ini adalah universalism dan equality.

11 Sedangkan equality merupakan kondisi

  Barulah pada akhir tahun 1980-an, Finlandia mulai mengupayakan sistem ekonomi yang lebih terbuka. Lembaga advokasi Finnish Competition Authority (FCA) menjadi lembaga yang memainkan peran signifikan dalam melakukan deregulasi terhadap pasar Finlandia yang tertutup melalui beberapa kebijakan seperti liberalisasi impor dan penghilangan lisensi serta reformasi standar teknis. Keterbukaan perekonomian Finlandia mencapai titik yang lebih nyata setelah akhirnya bergabung dalam keanggotaan Uni Eropa di tahun 1995. Sejak saat itu, Finlandia menjadi salah satu negara dengan lingkungan bisnis yang kompetitif dan 35 persen GDP yang berasal dari sektor ekspor impor.

  ini sekaligus membuktikan bagaimana penerapan skema pasar bebas dilakukan di Finlandia.

  Selanjutnya, berkaitan dengan negara kesejahteraan, Finlandia pun mengimplementasikan prinsip kesetaraan. Pemerintah Finlandia memiliki porsi yang sangat besar dalam mengatur kebijakan-kebijakan sosial yang dapat dinikmati oleh seluruh warga negaranya. Terdapat pula sebuah 14 Razi Iqbal da n Padma Toni, loc. cit. tanggung jawab moral untuk memberikan dukungan pada kelompok masyarakat kurang mampu yang diwujudkan melalui pembayaran pajak yang disesuaikan dengan pendapatan dan beban rumah tangga. Layanan publik dalam sistem jaminan sosial diperuntukkan bagi seluruh warga negara Finlandia. Sistem yang dibiayai oleh pajak dan kontribusi pekerja ini menyediakan layanan kesehatan dan sosial yang komprehensif bagi semua warga negara tanpa memandang status perekonomian maupun usia.

  15 Hal ini

  bertujuan untuk mendorong keterlibatan dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan sistem sosial yang berkelanjutan.

14 Hal

  Lembaga pemerintahan pusat yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial di Finlandia adalah Kementerian Urusan Sosial dan Kesehatan (The

  Ministry of Social Affairs and Health/MSAH). Lembaga ini juga

  berperan dalam menerapkan standarisasi dalam ranah layanan sosial serta membuat regulasi dalam sektor 15 Ministry of Social Affairs and Health,

  Charactersitic of Social Security System in Finland, (2013, Helinski, Finnish University Print), hal. 6. tersebut.

16 Akan tetapi, seperti yang

  telah dijelaskan dalam sub-bab sebelumnya, tataran implementasi layanan sosial ini sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintahan lokal. Tidak seperti negara-negara maju lainnya, negara Nordik memberikan perhatian lebih terhadap sektor kesejahteraan masyarakat yang dibuktikan dengan adanya pembelajaan negara yang besar untuk sektor ini, termasuk di Finlandia. Pada tahun 2010, belanja sosial telah mencapai 55 milyar euro yaitu hampir 31 persen dari total keseluruhan GDP.

  Perhatian dalam sektor ini juga ditunjukkan melalui pembentukkan beberapa agensi yang melayani beberapa hal berkaitan dengan jaminan sosial secara spesifik. Finlandia memiliki Social Insurances Institution (Kela), yang bertugas untuk memberikan layanan asuransi dan dana sosial untuk pengangguran, veteran, dana perumahan, serta dana untuk penyandang disabilitas.

  terdapat pula Finish Centre for Pensions yang khusus memberikan layanan dana pensiun dan Financial Supervisory 16 Ibid. 17 Ibid.

  Authority yang bertugas melakukan

  pengawasan terhadap distribusi dana sosial dan skema pensiun. Semua sektor sosial di Finlandia pada dasarnya dibangun dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dalam berbagi tunjangan kesehatan, pendidikan, keluarga, hingga tunjangan bagi warga yang tidak memiliki pekerjaan. Situasi tersebut menunjukkan bagaimana pemerintah sangat memfokuskan dirinya dan memberikan intervensi yang kuat bagi sistem kesejahteraan yang berkelanjutan.

  Selain adanya peranan pemerintah yang kuat dalam pembentukan negara kesejahteraan, upaya untuk membentuk negara kesejahteraan, Finlandia juga menerapkan prinsip kesetaraan dan tanggung jawab moral untuk mendukung kelompok masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Kedua prinsip tersebut diwujudkan dalam skema pembayaran pajak. Tingginya tingkat jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah Finlandia ini pada kenyatanyaan dibarengi juga dengan tingkat pajak yang tinggi bagi masyarakat.

17 Selain itu,

  Memang harus diakui, bahwa pajak merupakan hal yang esensial untuk menciptakan jaminan sosial yang berkelanjutan dan menyeluruh di Finlandia. Dalam buklet yang diterbitkan oleh Kementerian Urusan Sosial dan Kesehatan Finlandia pun dinyatakan bahwa sumber utama pembiayaan untuk penyediaan layanan publik dan sosial bagi masyarakat berasal dari pajak. Dibandingkan dengan negara-negara Nordik lainnya, tingkat pajak di Finlandia termasuk yang paling tinggi, dengan pendapatan dari sektor pajak mencapai 43.5 persen dari keseluruhan total GDP.

  berasal dari pajak penghasilan yang mana mencapai 19 persen dari total keseluruhan pendapatan dari sektor pajak.

  kemudian tersebut digunakan untuk membangun sistem jaminan sosial yang komprehensif bagi semua masyarakat.

  Sistem pajak di Finlandia pun disesuaikan dengan tingkat pendapatan dari masing-masing orang, sehingga pekerja dengan penghasilan yang rendah membayar pajak yang lebih 18 Ministry of Finance, Taxation inf Finland, (Helinsiki, Edita Prima, 2009), hal. 15. 19 Ibid. rendah pula. Selain itu, keluarga dengan jumlah anak yang lebih banyak juga diterapkan pajak yang lebih rendah.

  20 Namun hal itu sama sekali tidak

  mempengaruhi kualitas layanan sosial yang didapatkan oleh masing-masing individu. Hal ini dapat mengindikasikan perwujudan tanggung jawab moral untuk mendukung kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah. Melalui sistem pajak yang demikian itu, dapat dilihat adanya dukungan finansial secara tidak langsung yang diberikan oleh orang- orang dengan penghasilan tinggi terhadap kelompok masyarakat dengan pendapatan lebih rendah, sehingga pemerintah dapat memberikan kualitas pelayanan dan jaminan sosial yang sama bagi semua masyarakat dari berbagai kalangan.

18 Pendapatan pajak yang paling besar

19 Pendapatan dari sektor pajak

  Layaknya di negara Nordik lainnya, persekutuan pekerja yang lebih dimanifestasikan sebagai persekutuan dagang merupakan salah satu

  stakeholder yang penting dalam

  pengambilan kebijakan pemerintah, utamanya yang berhubungan dengan 20 OECD, “Taxing Wages – Finland,” dilihat

  pada

  22 Februari 2018, https://www.oecd.org/finland/taxing-wages- finland.pdf

  ketenagakerjaan. Di Finlandia sendiri, persekutuan semacam ini mulai muncul pada tahun 1896 dengan dibentuknya

  Printers Union. Memasuki era modern

  saat ini, keberadaan persekutuan yang demikian tersebut semakin menjamur, yang akhirnya dibentuklah sebuah lembaga perwakilan persekutuan, yang mana dalam pemerintah Finlandia saat ini, lembaga tersebut ikut melakukan negosiasi dan lobi dengan pemerintah dalam berbagai kebijakan yang berkaitan dengan sistem pajak dan jaminan sosial.

  yang terkenal di Finlandia antara lain adalah Central Organization of Finish

  Trade Unions, The Finnish Confederation of Salaried Employees,

  dan Confederation of Union for Academic Proffesionals in Finland. Sementara itu berkaitan dengan demokrasi, hal tersebut sudah jelas terlihat dalam bentuk pemerintahan Finlandia berdasarkan Undang-Undang yaitu demokrasi perwakilan. Selain itu, Finlandia juga menerapkan universal

  sufrage, yang memberikan hak memilih 21 Peyman Dayyani, “Labour Union in Finland: A Brief History Overview,” dilihat pada 22 Februari 2018, http://www.academia.edu/15290754/LABOR_UNIO NS_IN_FINLAND_A_BRIEF_HISTORIC_OVERV

  IEW

  kepada semua warga negara Finlandia yang usianya telah mencukupi tanpa memandang suku, kebangsaan, maupun perbedaan etnis lainnya.

  22 Sektor swasta memainkan

  peranan yang cukup signifikan dalam penyediaan layanan publik di Finlandia. Pemerintahan lokal yang memiliki tanggung jawab penuh dalam penyediaan layanan publik dan sosial seringkali bekerjasama dengan sektor swasta untuk melaksanakan tugas tersebut. Di Finlandia, Public-Private

21 Beberapa persekutuan

  Partnership utamanya dapat terlihat di

  sektor kesehatan. Terdapat rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakan akan layanan kesehatan yang layak. Kedua bidang tersebut tidak memperlihatkan kompetisi namun saling melengkapi satu sama lain, terbukti dari adanya standar kesehatan yang sama yang diterapkan baik oleh rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah.

  Hampir tidak ada perbedaan antara rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Masyarakat pun cenderung tidak memiliki tendensi untuk memilih satu dari kedua rumah 22 Razi Iqbal da n Padma Toni, loc. cit.

  sakit tersebut karena kualitas, akan tetapi mereka akan memilih rumah sakit yang paling dekat dengan tempat tinggal mereka. Lebih jauh lagi, ketika rumah sakit pemerintah memberikan layanan kesehatan secara gratis, biaya untuk rumah sakit swasta pun akan dikembalikan oleh pemerintah melalui skema pengembalian.

23 Sehingga,

  layanan kesehatan di kedua rumah sakit tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat dari kalangan manapun.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bagaimana Finlandia mengimplementasikan standar Nordic

  Model melalui fitur kebijakan ekonomi

TANTANGAN YANG DIHADAPI FINLANDIA DALAM UPAYA

  dan politik. Pengaruh implementasi tersebut dapat terlihat jelas dari adanya penyediaan layanan publik dan sosial yang universal dan equal. Semua masyarakat diberi kesempatan yang sama untuk mengakses layanan publik dan mereka dapat menikmati layanan tersebut secara komprehensif. Kebijakan ekonomi dan politik yang diambil oleh pemerintah pun mampu menciptakan tatanan negara yang mampu dengan kuat menopang kebutuhan untuk menyediakan layanan publik. Dengan 23 Ministry of Social Affairs and Health, loc.

IMPLEMENTASI STANDAR

  cit.

  adanya perekonomian yang kuat dan sistem politik yang mendukung maka akan tercipta sebuah skema layanan publik yang berkelanjutan. Pada akhirnya ini akan berdampak pada kesejahteraan di Finlandia, yang lebih baik dibandingkan dengan negara maju lainnya. Hal ini dapat dilihat dari angka harapan hidup yang tinggi serta distribusi pendapatan yang merata. Selain itu dapat tingkat pengangguran di Finlandia juga rendah yang disertai dengan baiknya tingkat kesejahteraan pekerja.

  Implementasi standar Nordic

  Model telah berhasil menciptakan

  kesejahteraan bagi masyarakat Finlandia. Tentunya, dalam upaya untuk terus mempertahankan model yang demikian tersebut, Finlandia dihadapkan oleh beberapa tantangan yang antara lain dijabarkan sebagai berikut:

  24

  24 Razi Iqbal da n Padma Toni, loc. cit. menyediakan layanan publik dan sosial. Hal utama yang dalam penerapan standar

  Nordic Model bahwa

  penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, maupun tunjangan-tunjangan lainnya adalah bagian dari tanggung jawab negara yang pembiayaannya diambil dari pajak. Kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga harus tinggi, tidak hanya sekedar memenuhi standar minimum saja. Ketika produktivitas dan upah riil mengalami peningkatan, maka hal ini akan mendorong meningkatnya standar hidup material. Masyarakat mengharapkan peningkatan kualitas layanan publik ketika standar hidup mengalami peningkatan, sehingga terjadi kenaikan permintaan layanan dalam ekonomi, meskipun jumlah populasi mengalami stagnansi.

  Model yang saat ini

1. Meningkatnya biaya untuk

  diterapkan sangatlah mahal dan hal itu memaksa pemerintah untuk memotong sebagian anggaran yang ditujukan bagi penyediaan tunjangan. Namun tentu saja ini akan berdampak pada relasi antara masyarakat dengan pemerintahnya. Selama ini, masyarakat terbiasa dengan adanya tunjangan serta layanan publik yang ekstensif, dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran tentu ingin akan sangat berpengaruh terhadap jumlah tunjangan yang bisa disediakan oleh pemerintah. Dalam jangka panjang, apabila pemerintah tidak segera mendapatkan solusi yang baik bagi kenaikan biaya untuk penyediaan layanan publik, maka bukan tidak mungkin model yang diterapka oleh Finlandia ini akan mengalami kemunduran.

  2. Imigrasi serta dampak yang terjadi terhadap perekonomian dalam jangka panjang. Salah satu kunci sukses dari implementasi standar Nordic Model adalah kompisisi penduduk. Negara- negara Nordik termasuk juga Finlandia memiliki komposisi populasi yang homogen, yang mana hal ini merupakan salah satu hal yang memudahkan terciptanya kepercayaan dan kohesi sosial. Tingkat imigrasi di Finlandia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tercatat hingga tahun 2016 jumlah penduduk Finlandia mencapai angka 5,5 juta. Terdapat penambahan penduduk sejumlah 16 ribu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

  berdasarkan data statistik, pada tahun yang sama Finlandia memiliki tingkat kelahiran yang sangat rendah, sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa 25 Ministry of the Interior, “International

  Migration 2016- 2017: Report for Finland,” (Helinski, 2017, Government Administration Unit), hal. 31.

  penambahan jumlah penduduk yang signifikan tersebut bukanlah penambahan secara alami, melainkan karena peningkatan jumlah imigrasi dari negara lain. Pada dasarnya peningkatan jumlah penduduk ini dapat berdampak positif bagi Finlandia yang penduduknya mulai menua, akan tetapi dalam jangka panjang jumlah imigran yang terus bertambah juga menjadi ancaman terhadap nilai-nilai yang selama ini mendukung terimplementasinya standar

  Nordic Model. Penduduk

  imigran akan menambah variasi demografi sehingga tidak lagi memiliki kompisis yang homogen. Selain itu, keberadaan imigran juga akan dalam jangka pendek memberikan tekanan bagi perekonomian karena menimbulkan peningkatan beban negara. Tentunya imigran yang datang ke Finlandia tidak bisa langsung

25 Akan tetapi

  begitu saja dapat menjadi warga Finlandia, mereka harus melalui proses integrasi yang pembiayaannya tentunya dibebankan pada negara.

  3. Perubahan demografi di Finlandia yang ditandai dengan adanya elder wave.

  Seperti kebanyakan negara- negara maju lainnya, Finlandia juga dihadapkan pada permasalahan populasi yang menua. Dengan tingkat natalitas yang rendah, Finlandia tidak memiliki kemampuan untuk mengimbangi jumlah penduduk yang terus menua dan produktivitas ekonomi yang mulai menurun. Kesejahteraan yang terdapat di Finlandia saat ini dibangun oleh pajak, penduduk memperoleh layanan publik dan sosial yang memadai karena mereka membayar pajak. Kompisisi demografi yang terus mengalami penuaan, akan berakibat pada jumlah pendapatan yang diperoleh dari pajak yang mana hal ini akan berpengaruh pada kemampuan negara untuk menyediakan layanan yang terus berkelanjutan.

  Berdasarkan uraian diatas, maka implementasi standar Nordic Model memang tentunya harus terus mengalami penyesuaian agar dapat terus bertahan. Pemerintahan Finlandia pun harus segera dengan sigap dan cepat menangani masalah yang agaknya mulai timbul dan mengancam keberadaan kesejahteraan yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Kerjasama regional melalui Nordic

  Council juga harus terus digalakkan

  untuk menjadikan standar Nordic

  Model sebagai model pembangunan kesejahteraan yang berkelanjutan.

  PENGARUH STANDAR MODEL NORDIK TERHADAP HUBUNGAN LUAR NEGERI FINLANDIA A.

  HUBUNGAN FINLANDIA DENGAN UNI EROPA Sebelum penerapan standar

  Nordic Model, Finlandia merupakan

  sebuah negara yang tertutup. Seperti yang dipaparkan dalam sub-bab sebelumnya, hubungan bilateral hanya terjalin dengan Rusia atau Uni Soviet pada masa itu melalui beberapa penjanjian dagang yang penting. Memasuki pertengahan tahun 1980, Finlandia perlahan-lahan mulai melakukan liberalisasi yang dimulai dari sektor telekomunikasi. Lain halnya dengan sektor ekonomi lain yang masih ada penetrasi tangan pemerintah yang kuat, sektor telekomunikasi tidak pernah didominasi oleh negara, akan tetapi tercipta sebuah persaingan sehat antar operator telekomunikasi lokal.

  pasar pada sektor ini di pertengahan tahun 1980, meskipun pada masa-masa itu Finlandia masih menerapkan aturan regulasi yang cenderung kaku. Fase utama liberalisasi di Finlandia terjadi antara tahun 1987 hingga tahun 1994. Percepatan liberalisasi di bidang telekomunikasi ini telah membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap restrukturisasi ekonomi yang lebih berorientasi pasar. Pemerintah mulai mengubah prioritas

  Model

  perekonomian untuk meningkatkan kekompetitifan dan inovasi.

  27 Upaya Finlandia untuk

  mengintegrasikan dirinya dalam perekonomian global terlihat semakin nyata dengan bergabungnya Finlandia dalam keanggotaan Uni Eropa pada tahun 1995. Seperti kita ketahui, bahwasanya Finlandia menjadi satu- satunya negara Nordik yang bergabung dengan zona Euro. Langkah ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam berbagai kebijakan Finlandia karena adanya keharusan mengkoordinasikan proses pembuatan kebijakan dengan Uni Eropa. Akan tetapi, bergabungnya Finlandia dengan Uni Eropa telah membawa sebuah dimensi baru dalam berbagai hubungan luar negeri yang dijalin oleh negara ini, utamanya dengan Rusia. Finlandia dan Rusia saling berbatasan sepanajang 13000 kilometer, dan sebagai satu- satunya negara anggota Uni Eropa, Finlandia merupakan jaringan utama untuk meluaskan pasar Uni Eropa hingga ke Rusia dan daerah Timur lainnya.

26 Finlandia mulai melakukan liberalisasi

  28 Lebih dari 4o persen

  pengiriman darat dari Uni Eropa ke 27 Ibid. 28 OECD, loc. cit.

26 Antti Pelkonen, “Reconsidering The Finnish

  • – Information Society Policy and Modes of Governance,” TRAMES (2008): 400-420.
Rusia melewati Finlandia atau sampai di Finlandia. Situasi ini membuka peluang kerjasama dagang yang lebih besar.

  Sejak tahun 2001, mitra dagang Finlandia telah bertambah meliputi Jerman, Inggris, Swedia, Perancis, Jepang, Italia, dan Cina. Hal ini pada akhirnya menjadikan Finlandia sebagai negara yang lebih terbuka dengan iklim bisnis yang kompetitif bahkan untuk

  stakeholder asing.

  B. HUBUNGAN FINLANDIA DENGAN NEGARA-NEGARA NORDIK

  Dengan munculnya upaya implementasi standar Nordic Model di kawasan Nordik, maka dibentuklah sebuah organisasi regional yang disebut sebagai Nordic Councils, yang mana Finlandia juga menjadi anggota tetap di organisasi tersebut. Utamanya, Nordic

  Councils membuat berbagai kebijakan

  ekonomi dan sosial yang dapat mendorong keberlanjutan sistem kesejahteraan yang dibangun di negara- negara anggotanya. Selain itu juga,

  Nordic Councils juga menjadi satu

  organisasi yang mewakili satu suara di Nordic. Sehingga dalam hal ini, kebijakan dan tindakan yang diambil oleh Nordic Councils dengan negara lain merupakan upaya untuk mencapai kepentingan negara anggotanya, termasuk Finlandia. Sebagai salah satu konsekuensi dari implementasi standar Nordik adalah menjadi bagian integral dari kawasan tersebut, yang mana dengan demikian, Finlandi juga harus menyesuaikan sebagian kepentingan luar negerinya dilebur menjadi sebuah kepentingan bersama dalam kerjasama regional Nordik.

  Negara-negara Nordik membentuk sebuah entitas politik yang unik yang didasarkan pada nilai-nilai bersama dan pada kerjasama antar- pemerintah dan parlemen yang dibangun dengan baik. Secara internal, keberadaan Nordic Council merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kepentingan negara anggota termasuk Finlandia, yang utamanya berkaitan dengan pembangunan sistem kesejahteraan yang berkelanjutan. Berbagai kerjasama regional yang juga melibatkan Finlandia telah digalakkan dalam upaya menanggapi beberapa isu penting seperti pembangunan berkelanjutan, lingkungan, hingga isu kontemporer saat ini yang berkaitan dengan energi alternatif. Sementara untuk area eksternal, Nordic Councils lebih memfokuskan diri dalam hal Nordik, termasuk Finlandia, melalui

29 Selama bertahun-bertahun,

  Meluaskan kerjasama dalam bidang manajemen krisis militer dan kontribusi negara-negara Nordik dalam operasi perdamaian Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Melanjutkan 30 Ibid.

  Nordic Council telah melakukan

  berbagai kontribusi yang kuat terhadap keamanan internasional. Upaya negara- negara Nordik untuk meningkatkan kerjasama berkaitan kebijakan luar negeri dan keamanan didasarkan pada konsep keamanan yang komprehensif.

  negara-negara Nordic telah menjalin berbagai bentuk kerjasama militer. Namun, di era modern saat ini, Nordic

  Council terlihat mengurangi praktik

  keamanan tradisional tersebut dan mulai memberikan prioritas dalam upaya membangung keamanan melalui peningkatan pencegahan dan resolusi konflik, upaya kooperasi jangka panjang untuk membangun demokrasi, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kesetaraan gender. Terdapat sebuah pandangan baru yang dikembangkan oleh negara-negara 29 Stjornarradi,”Join Statement of Nordic

  Foreign Policy and Security Policy,” dilihat pada 22 Februari 2018, https://www.stjornarradid.is/media/utanrikisraduneyti

  keamanan, yang mana ini juga bisa disebut sebagai kepentingan Finlandia, karena keputusan untuk fokus pada sektor tersebut merupakan konsensus bersama. Negara-negara Nordik melalui

  Nordic Council bahwa pengembangan

  lingkungan, sosial, dan ekonomi yang didasarkan pada prinsip keberlangsungan merupakan bagian dari keamanan global. Kerjasama untuk mengatasi perubahan iklim, manajamen sumber daya air dan udara, serta berupaya untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang cepat serta migrasi internasional dianggap sebagai langkah-langkah yang vital untuk dilakukan.

  Maka dari itu, Nordic Council telah mengembangkan beberapa strategi yang berkaitan dengan keamanan global untuk tahun 2011-2018. Strategi tersebut dituangkan dalam sebuah joint-

  agreement antara lima negara Nordik,

  yang mana hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa kepentingan luar negeri Finlandia pun juga sepenuhnya tertuang dalam strategi yang dijabarkan sebagai berikut:

  30 a.

  • media/media/oryggismal/Joint-Nordic-Statement-
koordinasi terkait isu kebijakan konservasi dan managemen luar negeri yang berhubungan sumber daya alam yang dengan situasi konflik serta berkelanjutan, konsumsi dan meningkatkan kerjasama Nordik produksi yang berkelanjutan, dalam bidang mediasi. energi berkelanjutan, dan membiayai upaya pembangunan b. kerjasama

  12FEB2014.pdf

  Mengembangkan berkelanjutan dan transisi pertahanan Nordik. ekonomi hijau.

  c.

  Melanjutkan koordinasi dengan g.

  Menguatkan kerjasama terkait organisasi multilateral, termasuk

  cyber issues dan

  dengan lembaga keuangan mengembangkan kesiapan untuk internasional. Memberikan menghadapi tantangan kontribusi dalam penguatan PBB keamanan yang bersifat cyber. melalui joint candidatures, joint

  statement, joint

  maupun

  h. hubungan Megembangkan

  resolution. dengan negara-negara partner

  seperti Nordic-Baltic

  d. pengembangan Memastikan

  Cooperation dan Nordi-US

  kebijakan dan program yang Security Dialogue. memberikan kontribusi demi tercapainya Millenium

  C. HUBUNGAN FINLANDIA DENGAN

  Development Goals (Tujuan- RUSIA

  Tujuan Pembangunan Seperti sudah dijelaskan Milenium). sebelumnya, Finlandia merupakan e. perpanjangan tangan Uni Eropa untuk

  Berkoordinasi lebih jauh dan melakukan dialog dengan negara- tetap menjalin kerja sama dengan Rusia. negara ketiga dalam mendorong Oleh karenanya, Finlandia tetap penguatan peran di International menjaga hubungan baik dengan negara

  Criminal Court (ICC). yang pernah menjajahnya tersebut.

  Hubungan keduanya terbilang cukup f. Berpartisipasi dalam berbagai harmonis bila dibandingkan dengan aktivitas yang berkaitan dengan negarabekas jajahan Rusia lain yang perubahan iklim, seperti telah bergabung dengan Uni Eropa. Salah satu prinsip yang dipegang oleh Finlandia berkenaan dengan Standar

  Nordic Model adalah netralitas. Hal ini

  menjadikan kedudukan Finlandia menjadi unik baik untuk Uni Eropa maupun Rusia di mana Finlandia dapat menjalin hubungan baik dengan keduanya tanpa harus membatasi hubungan dengan salah satu pihak.

  Pada masa Uni Soviet, Finlandia menjadi negara kapitalis pertama yang menandatangani kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknis dengan negara komunis tersebut.

31 Memang

  pada masa tersebut Finlandia berada di bawah pengawasan ketat Uni Soviet, namun karena kenetralan dan standar yang diterapkannya membuat Finlandia mampu mempertahankan kedemokratisannya di bawah rezim komunis-sosialis, dan juga pergaulannya dengan negara-negara blok barat pada masa itu. Agaknya penerapan Standar

  Nordic Model oleh pemerintah

  Finlandia telah berhasil menyelamatkan negara tersebut dari ancaman dan kekacauan yang banyak terjadi selama perang dingin berlangsung. 31 U.S. Library of Congress, “Soviet Union,”

  Dilihat pada

  31 Juli 2018,

  D. HUBUNGAN FINLANDIA DENGAN PBB DAN NEGARA DUNIA KETIGA Sebagai negara yang menerapkan standar Nordic Model, Finlandia berkomitmen untuk menjadi negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan netralitas. Apalagi sejak tergabung dengan organisasi tingkat dunia, PBB, Finlandia semakin aktif menyuarakan gerakan perdamaian dan netralitas aktif. Karena keaktifannya memperjuangkan nilai-nilai tersebut, Finlandia sempat hampir diganjar sebagai ketua dewan keamanan tidak tetap PBB pada masa perang dingin, hanya saja hal tersebut urung terwujud karena adanya keberatan dari beberapa anggota dewan keamanan PBB.

  Selain dua nilai tadi. Ada dua hal yang menjadi pokok agenda Finlandia dalam keanggotaannya di PBB. Pertama, Finlandia menghindari konfrontasi politik dan ekonomi yang mana biasanya negara-negara superpower memiliki campur tangan secara langsung. Kedua, FInlandia bertindak sebagai bagian dari Negara Nordik dalam organisasi tersebut. Maksudnya, FInlandia akan memiliki suara yang sama saat voting, dan bekerjasama dengan mereka dalam misi-misi yang

  menjadi program kerja PBB, seperti program pemberian bantuan pada negara dunia ketiga melalui UNDP ataupun menjadi bagian dalam misi keamanan PBB untuk dikirim ke kawasan yang tengah bergejolak.

32 KESIMPULAN

  Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bagaimana pengaruh implementasi standar Nordic Model terhadap hubungan luar negeri yang dijalin oleh Finlandia. Pertama, terdapat fitur ekonomi penting yang diterapkan dalam standar Nordic Model, yaitu implementasi pasar bebas. Bagi Finlandia, yang hingga tahun 1980 masih menjadi yang negara yang cukup tertutup dengan melakukan relasi dagang dengan Rusia, strukturisasi ekonomi menjadi market-oriented ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi relasi Finlandia di level internasional. Hal ini semakin terlihat jelas setelah keikutsertaan Finlandia dalam keanggotaan Uni Eropa. Terdapat sebuah dimensi baru dalam perspektif hubungan luar negeri Finlandia yang 32 U.S. Library of Congress, “UN and Third

  world ,” Dilihat pada 31 Juli 2018,

  pada akhirnya membuat negara ini memperluas hubungan dagangya dengan negara-negara lain. Kedua, penerapan standar Nordic Model ini juga memiliki pengaruh yang kuat dalam keikutsertaan Finlandia di organisasi regional Nordic Council. Melalui kerjasama regional ini, maka Finlandia harus mengedepankan konsensus bersama dalam hal kepentingan luar negerinya. Nordic

  Council dibentuk berdasarkan nilai-nilai

  bersama yang lebih mengutamakan kepentingan bersama sehingga hubungan antar negara dalam organisasi regional ini cenderung sangat dekat. Sehingga dalam hal ini, keputusan luar negeri yang diambil oleh

  Nordic Council, secara tidak langsung

  mewakili juga kepentingan yang diambil oleh Finlandia.

  Selain prinsip ekonomi, netralitas Finlandia dalam bidang politik juga telah membawa pengaruh yang cukup baik bagi posisi Finlandia dalam berbagai perundingan, di mana Finlandia dapat menjadi pihak penengah maupun penghubung bagi pihak-pihak yang tengah berseteru. Selain itu posisi netral Finlandia juga nyatanya telah berhasil menjaga

  keamanan nasional Finlandia dari Global Competitiveness in ancaman karena adanya permasalahan Denmark, Finland, and aliansi dan sebagainya. Sweden.” Dilihat pada 5 Mei

  2017, https://www.munifin.fi/sites/de

DAFTAR PUSTAKA

  fault/files/content_block/field_ Alestalo, Matti, Sven E.O. Hort, dan file/nordic_model_mediumres.