Relevansi Teori Agenda Setting Dalam Dunia Tanpa Batas
Dalam Dunia Tanpa Batas
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Kharisma Nasionalita
Sultan Agung Semarang k_nasionalita@yahoo.co.id Jl. Raya Kaligawe Km. 4
Po. Box 1054/SM “Children Go Online” di Indonesia, Apa dan Bagaimana? Semarang 50112 Nurist Surayya Telp. (024) 6583584 nurist.surayya@undip.ac.id
ext. 448/ 449 Fax. (024) 6582455 email : jurnalfikom@yahoo.com
Fakultas Ilmu Komunikasi UNISSULA Semarang
KAJIAN INTERAKSI SIMBOLIK POLA KOMUNIKASI ETNIS ARAB DAN ETNIS SUNDA DALAM PERKAWINAN MUT’AH DI KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR
Yessi Sri Utami
Universitas Putra Indonesia Cianjur Jl. Dr. Muwardi no. 66 By Pass Cianjur 43212
Telp. (0263) 262604; 081394345671 email: yessikhansa@gmail.com
Abstrak
Kajian Interaksi simbolik dalam artikel ini menganalisis pola komunikasi etnis Arab dan etnis Sunda dalam perkawinan mut’ah di Cipanas kabupaten Cianjur. Kajian ini dimulai dengan menjelaskan empat peristiwa komunikasi dimana dua peristiwa komunikatif dawwir dan ittifaq menjelaskan bagaimana proses human trafficking terjadi dalam perilaku perkawinan mut’ah: 1)Dawwir/ )2 nad )iracnem) رود ittifaq/قاــف تا
(kesepakatan). Dua peristiwa komunikatif berikutnya yakni zawaaj/ جاوز (kawin) dan talaq / ا ق (melepaskan) menunjukkan lemahnya posisi perempuan dalam perkawinan mut’ah, yaitu: 1) zawaaj (جاوز )/kawin dan 2)Talaq/ ا ق( melepaskan).
Interaksi terus menerus secara lisan baik langsung maupun bermedia menciptakan hubungan atau keterkaitan antara individu. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka dan memunculkan saling pengertian diantara individu-individu tersebut. Konsep George Herbert Mead bahwa melalui bahasa orang mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri pada pola komunikasi suami istri dengan keluarga keduanya. Konsep generalized other pada pola komunikasi antara suami istri dengan khadamah, sopir/guide, aparatur pemerintah dan perangkat MUI serta masyarakat lain. Penyebutan Jablay/JBL atau Onta dari masyarakat adalah wujud terjadinya interaksi yang tersirat dalam masyarakat di sekitar villa Kota Bunga Cipanas Cianjur.
Abstract
Symbolic Interaction study in this article analyze about pattern of communication Arabic Etnic and Sundanesse Etnic in Mut’ah merriage at Cipanas Cianjur. This study describing four the communication event where two communicative events is dawwir/ رود
(looking) and Ittifaq /قاــف تا (agreement) explain the process of human trafficking in mut’ah merriage. Two communicative events is zawaaj / جاوز (marry) and talaq / ا ق (divorce) showed weak position of women in marriage Mut’ah.
Continuous interaction directly or mediated creating the relationships between individuals. Human communication based on the meanings about something to mutual understanding among such individuals. George Herbert Mead’s concept through language that people have the ability to be a subject and an object for himself on the pattern of communication in Mut’ah married with families of both. Generalized other’s concept of the patterns of communication between husband and wife with communities such asrelationship with khadamah, driver / guide, government the MUI and other communities.
Nickname such as Jablay / JBL or Onta by society is a fact of implicit interaction in communities around the villa Kota Bunga Cipanas Cianjur.
Keywords: intercultural communication, Arabic Ethnic, Sundanesse Etnic, Pattern of
Communication, symbolic interaction theory.
128
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015 129
Pendahuluan
Perilaku Kawin Mut’ah di kawasan Cipanas Cianjur tidak terlepas dari keberadaan kawasan ini sebagai tempat wisata khususnya bagi orang etnis Arab. Wisatawan Etnis Arab umumnya laki-laki dari negeri-negeri Arab, seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, juga dari Turki. Interaksi yang dinamis dan intens antara wisatawan etnis Arab dengan Penduduk setempat menimbulkan kedekatan diantara keduanya. Bagi warga setempat, laki-laki beretnis Arab disebut dengan ‘Onta’. Para Onta berinteraksi dengan warga setempat untuk keperluan mendapatkan sopir yang biasanya merangkap pemandu jalan atau pemandu wisata (guide), menjadi pembantu rumah tangga (hadammah), pencari atau penjaga villa dan petugas salon. Vila tempat tinggal orang Arab akan terisi hingga 400 vila pada ‘musim Arab’ yakni pada bulan liburan akhir tahun, antara Mei dan Juni serta pada waktu setelah musim haji (Idul Adha). Keberadaan para wisatawan maupun imigran beretnis Arab memunculkan suasana yang berbeda dengan kawasan lainnya di Kabupaten Cianjur.
Para ‘Onta’ juga berinteraksi secara khusus dengan perempuan setempat. Hubungan yang lebih intim yang terjadi antara perempuan etnis sunda dengan laki-laki etnis Arab kemudian mencuatkan perilaku adanya nikah mut’ah atau kawin kontrak atau masyarakat setempat menyebutnya
zuwaj muaggot . 1 Kawin mut’ah yaitu kawin sementara atau temporal dalam jangka waktu tertentu. Kawin Mut’ah adalah ikatan
tali perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan dengan mahar yang telah disepakati, yang disebut dalam akad sampai pada batas waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dan tekanan apapun. 2
Perilaku nikah temporal ini merebak biasanya hanya diketahui secara rahasia di daerah Cipanas dan diketahui khalayak yang lebih luas melalui media massa
memberitakannya baik dalam media cetak maupun elektronik seperti yang ditemukan dalam http://arsip.gatra.com//artikel. Kawin Mut’ah menurut warga setempat dilakukan dengan alasan menghindari zina yang diharamkan oleh agama islam. Pada umumnya umur perkawinannya biasanya 5 (lima) hari
sampai dengan dua bulan 3 . Para laki-laki- arab yang berwisata ke Cipanas kemudian berencana kawin mut’ah dengan perempuan setempat memiliki pola komunikasi yang khas. Para laki-laki Arab tidak mencari pasangannya sendiri, melainkan dikelilingi oleh berberapa pihak yang disekitarnya, ada semacam calo/makelar atau mak comblang yang menghubungkan mereka dengan turis laki-laki dari Arab. Bahkan, beberapa keluarga perempuan setempatpun memiliki peran terjadinya kawin mut’ah ini.
Peristiwa Komunikasi dalam Perilaku Kawin Mut’ah Laki-laki Etnis Arab dan Perempuan Etnis Sunda di Cipanas Cianjur
Peristiwa komunikasi menurut Engkus Koeswarno adalah: keseluruhan perangkat komponen komunikasi yang utuh. Dimulai dengan tujuan utama komunikasi, topik umum yang sama dan melibatkan partisipan yang sama, mempertahankan tone yang sama dan kaidah-kaidah yang sama untuk berinteraksi dan dalam setting yang sama. Sebuah peristiwa komunikasi berakhir bila ada perubahan dalam batasan-batasannya, misalnya ketika terdapat keheningan atau perubahan posisi tubuh partisipan komunikasi (komunikan). (Koeswaro, 2008:19) Peristiwa komunikasi yang berulang (recurrent event) adalah peristiwa- peristiwa komunikasi yang signifikan dan menjadi ciri khas dari perilaku komunikasi
suatu
kelompok masyarakat. Dalam konteks perilaku
1 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4268/1/SURAHMAN-FSH.pdf (diakses tanggal 5 September 2013) 2 Muhammad Fa’ad Syakir, Perkawinan Terlarang (Jakarta. Cendiki, 2002) 3 Wawancara dengan Nni ( 12 April 2014) 1 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4268/1/SURAHMAN-FSH.pdf (diakses tanggal 5 September 2013) 2 Muhammad Fa’ad Syakir, Perkawinan Terlarang (Jakarta. Cendiki, 2002) 3 Wawancara dengan Nni ( 12 April 2014)
A. Biong mengantar calon istri langsung
Arab dan Perempuan Etnis Sunda di
ke Villa
Cipanas Cianjur, terdapat 4 (empat) Proses dawwir melalui perantara peristiwa komunikasi yang khas dan (biong) langsung ke villa biasanya dimulai berlangsung secara berulang, yaitu: dengan proses booking. Istilah booking Dawwir ,)iracnem) دورittifaq قاــف تا berarti perempuan yang di’tawar’kan akan (Kesepakatan), zawwaj (جاوز )/ bersama dengan laki-laki etnis Arab dalam
menikah dan Talaq ا ق/ melepaskan. Peristiwa waktu singkat (short time), yakni dari mulai komunikasi dalam perilaku nikah mut’ah laki- datang sampai menjelang subuh. Namun ada laki etnis Arab dan perempuan etnis Sunda di juga ketika laki-lakinya merasa cocok, maka Cipanas Cianjur dijelaskan sebagai berikut: melanjutkan hubungan menjadi kawin mut’ah
sesuai waktu yang disepakati. Maka prosesnya
akan dikondisikan tidak pada hari yang sama, Dawwir dalam percakapan bahasa karena harus ada tawar menawar mahar. Arab berarti “mencari”. Dawwir mencari Proses dawwir secara langsung seperti ini seperti dalam percakapan ‘ana dawwir banat dapat mempercepat pelaksanaan nikah mut’ah. sawi jawad indonesi (saya mencari perempuan Orang Arab tidak perlu menunggu lama untuk indonesia untuk dinikahi) , sedangkan bertemu calon istri mut’ahnya. Namun bisa percakapan inta dawurri fi rizal ( kamu juga dianggap tidak sengaja, karena semula (perempuan) dicari oleh laki-laki). Selama di hanya untuk short time tapi berubah menjadi Kota Bunga dawwir juga ditemukan ketika kawin. Dengan demikian prosedurnya pun saya berbincang dengan seorang infroman berubah, karena billa short time sang laki-laki penelitian yang berprofesi sebagai hadamah: dapat secara langsung berhubungan dengan
1. Dawwir رود (mencari)
“teh, sekarang udah kerja? “ kata perempuannya. Sementara bila diminta untuk teh Nada “belum, sudah dawer-dawer belum kawin, maka belum bisa berhubungan karena dapat juga sekarang mah susah cari kerjaan harus ada ittifaq mahar dan perencanaan yang
di Kota Bunga teh...” 4 membutuhkan waktu setidaknya satu hari Pengucapan dawwir oleh orang Sunda setelah bertemu.
berbeda dengan pengucapan oleh orang Arab seperti yang diucapkan Teh Nda menjadi
B. Dicarikan Perantara secara interpersonal
dawer-dawer (huruf i berubah menjadi e). Perantara adalah orang lokal yang Tapi maknanya sama dan ketika disampaikan sudah dkenal dan biasa berinteraksi dengan atau diungkapkan dalam perbincangan dengan shabab 5 . Perantara ini sering disebut biong. orang Arab kedua pihak memaknai dengan Perantara ini biasanya berprofesi sebagai makna yang sama yakni mencari.
tukang ojek atau sopir yang memiliki intensitas Dalam pelaksanaan kawin mut’ah, interaksi yang sering dengan orang Arab. Para proses dawwir adalah proses awal ketika perantara ini biasanya sudah memiliki kenalan seorang laki-laki(shabab)mencari pada waktu perempuan–perempuan yang mau dinikahi hendak mendapatkan perempuan untuk mut’ah. Perantara mencari perempuan dengan dinikahi. Pada proses ini sebenarnya juga melalui sebuah kelompok tertentu atau melalui merupakan tahap perkenalan. Cara mengenal orang tua perempuan secara langsung. dilakukan dengan cara melihat langsung
Proses dawwir dengan perantara biong orangnya karena datang langsung ke villa, yang terjadi dimulai ketika shabab sudah dapat juga melalui foto yang dibawa perantara, sampai di Villa. Ia baru berkomunikasi dengan melalui teknologi komunikasi. Proses Dawwir sopir yang mengantarnya dan mengutarakan dapat dilakukan dengan cara:
niatnya untuk nikah mut’ah termasuk minta
4 Wawancara dengan Teh Nada (01 Mei 2014) 5 Shabab adalah sebutan untuk wisatawan Arab yang datang ke Cipanas tidak dengan keluarga, sendiri atau bersama teman-teman
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015 Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
2. ittifaq قاف تا (Kesepakatan)
“Saya kan biasa membawa arab Istilah ittifaq dalam bahassa Arab (sebagai sopir). Awalnya ada teman saya yang berarti kesepakatan. Kata ini digunakan dalam bilang ada orang Arab yang sedang mencari hal perdagangan atau jual beli atau perjanjian istri. Pas saya menayakan pada anak saya kesepakatan perbankan. Sebelum ittifaq, mau ngga nikah dengan orang Arab. Kata biasanya kedua pihak (penjual & pembeli) anak saya ga apa-apa mau. Terus saya bawa melakukan tawar menawar. Bila telah ada ke Cipanas. Langsung saya yang menikahkan. kesepakatan kedua pihak itulah yang disebut Nikahnya di Villa Padarincang yang sebelum ittifaq . Cibodas. Saya tahunya arab ini pertamanya
Sedangkan makna Ittifaq yang mau menyewa mobil dan sopirnya. Tapi minta dipahami dalam proses kawin mut’ah di ceweknya juga yang tidak sekedar booking-an Cipanas Cianjur adalah proses tawar menawar tapi untuk nikah. Saya kenalkan dengan anak hingga terjadi kesepakatan. Kesepakatan saya dan membawanya bertemu orang Arab yang terjadi meliputi kesepakatan penentuan
di Cipanas.” 6 jangka waktu perkawinan dan penentuan jumlah mahar yang dibayarkan. Seperti dalam
C. Menggunakan teknologi komunikasi
percakapan:
Rutinitas wisatawan Arab berkunjung Arab : inti tibgoh sawijd zawwajd ma ke Cipans menjadikan orang Arab yang datang
ana asaroh liom, kam? (kamu mau sudah memiliki teman atau kenalan di Cipanas.
engga nikah sama saya 10 hari, Kenalan atau teman yang dimaksud adalah
berapa?
orang yang tinggal di Cipanas seperti penjaga Wanita: Asaroh milion (10 juta) oke Villa, sopir mobil, guide atau khadamah .
Arab : Oke. Inssha Allah ana ijji tanni setelah bertemu biasanya bertukar nomor
indonesia abgoh sufi inti la kin handphone. Dari nomor handphone inilah
inti la ter ab tani maal rizal basma kemudian orang arab dapat menghubungi
anna. (insya Allah saya datang kenalannya di Cipanas walaupun sudah
lagi ke Indonesia bertemu kamu kembali ke negaranya.
lagi tapi kamu tidak lagi main- Keberadaan
main lagi selain saya. karegori smartphone, dengan berbagai aplikasi
handphone
dengan
Tapi proses ittifaq juga tidak selalu memungkinkan orang Arab berinteraksi langsung melahirkan kesepakatan. Hal ini secara audio visual dari tempat tinggalnya diungkapkan oleh Pak Ali yang menceritakan dengan kenalannya di Cipanas. Perbincangan temannya yang sedang i’ttifaq untuk kawin melalui whatsapp atau skype biasanya terjadi mut’ah tapi belum ada kesepakatan: antara orang Arab dengan guide atau perantara
“ kemarin teman saya, sopir juga. Ada membicarakan karakteristik perempuan yang
yang sedang ittifaq (tawar menawar diinginkan dan mengirimkan foto wajah
mahar) untuk nikah duaminggueun perempuan yang ditawarkan. Rencana untuk
(selama dua minggu). Tapi belum ada kawin mut’ah laki-laki Arab dimulai sejak
kabarnya lagi. Perempuannya mau 30 komunikasi melalui media sosial. Jauh
juta, Ontanya mau 10 juta.” 7 sebelum Sang laki-laki sampai di Indonesia.
Kesepakatan Mahar biasanya lebih Setelah oke perempuannya mau , baru ia didominasi oleh keinginan perempuan. datang ke Cipanas. Ketika sampai dibandara Penawaran awal mahar juga ditentukan oleh
6 Wawancara dengan Pak Abuk ( 30 April 2014) 7 Wawancara dengan Pak Ali (10 Maret 2014)
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
1. Kata “Oke”
dahulu pada sang perempuan, penentuan Seperti dalam percakapan berikut ini: waktu lamanya perkawinan sepenuhnya Laki-laki Arab: Kam bin asaro li yaum inti ditentukan oleh laki-laki. Perempuan tidak
tibgoh fulus? (berapa kamu dapat mengurangi atau menambah waktu
butuh uang untuk 10 hari)
perkawinan. Perempuan pun tidak memiliki Perempuan : asaroh milion (10 juta) hak untuk bernegosiasi berapa lama proses Laki-laki Arab: la ya bin. Ana abgoh hadiqi perkawinan ini akan berlangsung.
inti khomash milion tibgoh wa Ittifaq menentukan waktu pada
lala. (tidak. Saya mau ngasih awalnya dikomunikasikan dari laki-laki
kamu 5 juta) kepada biong, ketika mencarikan perempuan. Perempuan : la ana ma’ abgoh. asaroh Setelah bertemu dengan sang perempuan
milion oke mafi asaroh milion kemudian biong menyampaikan waktu yang
batal (saya tidak mau 5 juta. diinginkan oleh sang laki-laki. Lamanya
10 juta oke, kalau tidak 10 waktu dalam proses perkawinan juga akan
juta saya batal). berpengaruh pada ittifaq dalam menentukan Laki-laki Arab: oke asaroh milion(oke jadi 10 mahar. Semakin lama waktu yang diinginkan
Juta)
sang laki-laki maka perempuan akan meminta Kata “oke” dalam konteks ini sama mahar lebih besar. Seperti percakapan laki- artinya dengan qobiltu, yang berarti saya terima. laki Arab dengan perantara (biong): “Ana Setelah kata “oke” maka secara langsung laki- abgohbin asharo li yaum, kam? (saya ingin laki dan perempuan yang sudah ittifaq menjadi wanita untuk sepuluh hari, berapa?). Dengan suami istri. Meskipun yang menikahkan bukan demikian perkawinan akan terjadi dalam wali yang seharusnya, tidak ada surat nikah sepuluh hari saja. Penentuan waktu inilah yang dan saksi yang tidak sesuai syariat, perkawinan menjadi ciri khas kawin mut’ah dan berbeda dianggap sudah dilaksanakan. Setelah selesai dengan prose pernikahan pada umumnya. mengucapkan “oke” maka sang suami
Proses ittifaq sangat ditentukan memberikan mahar kepada istri yang telah oleh perasaan suka atau tidak suka, cocok disepakati oleh kedua pihak. atau tidak cocok. Laki-laki Arab lebih
Aturan mahar yang diterima perempuan menyukai perempuan yang tidak banyak harus dibagi dua, yakni setengah untuk pihak berbicara, penurut (ismakalam) dan mau perempuan termasuk keluarganya. Sedangkan, mengalah, intonasi nada bicara yang lembut setengah lagi dibagi-bagi untuk biong atau dan perempuan indonesia yang mungil tim calo yang mengenalkan sang perempuan ( Indonesia masya Allah soghir-sohgir dengan calon suami mut’ahnya. Oleh karena ).Sedangkankarakteristik laki-laki Arab itulah salah satu alasan seorang perempuan yang disukai perempuan Sunda yaitu baik meminta mahar yang tinggi. Namun bila karena memberikan materi yang besar, Postur mahar yang disepakati sedikit atau rendah, tubuh terlihat tegap, besar, tinggi, berambut ia berharap akan mendapatkan hadiah yang keriting dan berhidung mancung, romantis banyak ketika berstatus sebagai istri mut’ah. memanjakan istrinya
2. Bersalaman
3. zawwaj ( جاوز )/ menikah
Selain kata oke, dimulainya waktu Zawwaj dalam bahasa Arab berarti kawin mut’ah adalah dengan bersalaman.
kawin. Maknanya berbeda dengan Nikahun Bersalaman antara pengantin laki-laki dengan (حاك ن ) atau nikah. Proses zawwaj biasa di perantara atau orangtua. Pa Ali yang sering lakukan dalam kawin mut’ah di Cipanas dari menyaksikan zawwaj, mengatakan: “siga
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015 Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
“Suami beranggapan bahwa istri selesai)” 8 Bersalaman menyimbolkan adanya
yang dinikahi secara kontrak kesepakatan bahwa kedua pihak akan berada
prinsipnya “saya beli anda” jadi dalam perkawinan selama yang disetujui.
diperlakukan sesuai keinginannya. Tidak ada kata-kata yang diucapkan yang
Hal ini akan berhubungan dengan menandai ‘sah’nya perkawinan ini. Hal ini
cara berhubungan suami istri yang biasa terjadi apabila dikawinkan langsung
berlebihan, melebihi normal.hal inilah oleh orang tuanya yang tidak bisa berbahasa
yang membuat para perempuan calon Arab. 3. “Qobiltu” (تــل ب ق )/ “saya terima:
istrinya mematok tarif yang lebih Qobiltu yang artinya saya terima. Kata
tinggi karena menilai resikonya lebih qobiltu menjadi simbol berubahnya identitas
besar. 9
seseorang dari seorang laki-laki menjadi Proses zawwaj, dapat terjadi pada seorang suami dan seorang perempuan lajang hari yang sama dengan dawwir, ittifaq menjadi seorang istri. Dengan satu kata ini hingga zawwaj biasanya terjadi pada hari maka perkawinan dimulai dan masing-masing yang sama. Setelah terjadinya jawad, tidak pihak, baik suami dan istri memiliki hak dan seperti pernikahan dalam tradisi sunda yang kewajiban. Dalam konteks kawin mut’ah mengadakan resepsi. Tidak ada resepsi setelah di Cipanas Cianjur, qobiltu juga diucapkan akad nikah agar diketahui bahwa pasangan sebagai simbol sahnya perkawinan, meskipun ini sudah sah menjadi suami istri. Dalam orang-orang yang terlibat dalam proses perkawinan juga tidak ada rencana untuk perkawinan tidak sesuai dengn syariat islam. memiliki anak atau keturunan. Setelah zawwaj, Pa Ali juga menuturkan ” cukup ku qobiltu yang ada di villa hanya suami dan istri saja atau (cukup dengan mengatakan qobiltu)...jadi bila sang suami telah satu villa dengan teman-
kawin. Sah” temannya, maka lantai satu diperuntukkan
Setelah sah, maka dimulailah untuk teman-temannya, sedangkan lantai atas perkawinan mut’ah dimana sang laki-laki khusus untuk suami istri. menjadi suami dan sang perempuan menjadi
istri. Selama perkawinan atau selama Talaq ا ق/ melepaskan
‘berumah tangga’ masing-masing pihak Talaq berasal dari kata ithlaq ( ا ق) memiliki hak dan kewajiban. Hak suami yang berarti melepaskan atau meninggalkan. adalah dilayani oleh istri menuruti setiap Dalam istilah agama talak berarti melepaskan keinginan suami (ismakalam) terutama dalam ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan pemenuhan kebutuhan biologis. Kewajiban 10 perkawinan. Perkawinan Mut’ah yang secara suami adalah memberikan materi dan eksplisit menentukan waktu perkawinan, mencukupi kebutuhan istri selama menikah. justru tidak secara eksplisit menentukan talaq. Hak istri adalah mendapatkan materi berupa Dalam perkawinan mut’ah, talaq atau bubarnya hadiah selama perkawinan berlangsung. hubungan perkawinan terjadi karena: Sedangkan kewajiban istri adalah hak suami
yang diistilahkan ismakalam yaitu memenuhi Istri kabur sebelum waktu kawin yang keinginan suami. Dalam istri boleh meminta disepakati selesai.
apapun seperti mendapatkan uang rutin setiap Peristiwa istri yang kabur sebelum harinya, mendapatkan perhiasan dan diberikan waktu kawin yang disepakati selesai, dapat
8 wawancara dengan Pak Ali (10 Maret 2014) 9 wawancara dengan Pak H. Ade (05 April 2014) 10 https://www.facebook.com/BelajarHukumIslam/posts/505902112784775 (diakses 10 Mei 2014)
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Pak Ali juga menuturkan kebiasaan oleh perempuan yang menjadi istri mut’ah, yang berlebihan dalam hubungan suami istri paling besar hanya setengah dari mahar yang seperti sodomi dan frekuensi yang sering diterima. Setengahnya lagi diberikan kepada membuat sang istri juga kewalahan. Dalam perantara yang mengenalkan orang arab perbincangan mengenai kebiasaan orang kepada perempuan tersebut.
Arab dalam berhubungan suami istri, Erna Jumlah mahar yang diberikan bisa jadi menuturkan dan diungkapkan juga oleh Pak tidak besar, namun biasanya berharap dari Ali yang sering mengobrol dengan perempuan pemberian suami selama proses kawin. Dari yang kawin mut’ah, “ sok menta ti tukang (suka perbincangan yang dilakukan dengan Merry 12 minta dari belakang (sodomi))” namun hal memutuskan untuk kabur sebelum masa ini dianggap sebagai resiko yang ditanggung kontraknya selesai. Itu pun diberikan kepada oleh istri mut’ah. Hal ini juga yang membuat ayahnya, merasa tidak mendapatkan materi pengharapan istri akan pemberian materi oleh selama ia menjadi istri. Alasan pemenuhan suaminya lebih besar. Kebiasaan suami yang kebutuhan ekonomi menjadi dominan dalam diluar kewajaran dalam hubungan suami menjalani kehidupan perkawinan mut’ah. istri masih dapat membuat sang istri mut’ah Dalam wawancara dengan Teh Nada, ia bertahan. Namun pemberian materi selama menceritakan pernah melihat ijab kabul pernikahan yang dianggap kurang dapat perkawinan mut’ah ketika Teh Nada bekerja membuat sang istri kabur dan mengakhiri di Kota Bunga,
perkawinannya
“di satu villa dilangsungkan nikah
mut’ah seorang perempuan asal Perkawinan dihentikan oleh suami sebelum Sukabumi dengan laki-laki Arab waktunya karena sudah tidak suka/tidak dengan perantara seorang perempuan cocok.
berkerudung dengan waktu dua minggu. Setelah menikah sang perantara Waktu perkawinan menjadi kewenangan suami. dan orang yang mengantarnya talaq atau bubarnya perkawinan mut’ah juga pulang, sang perempuan menjalani terjadi bila sang suami tidak lagi menyukai istri kehidupan perkawinannya. Ketika mut’ahnya. Hal-hal yang membuat sang suami perkawinannya berjalan 3 (tiga) hari, menghentikan perkawinan sebelum waktunya sang perempuan mengadu pada Teh bila istri sudah tidak lagi ismakalam (menuruti Nada karena suaminya ‘pelit’ tidak perintah suami) termasuk istri yang bawel memberikan materi yang diharapkan. atau cerewet (gergerger) dan suami tidak suka Lalu keesokan harinya sang istri tidak dengan aroma tubuh istri. Apabila keputusan nampak lagi di vila dan tidak pernah sudah ada pada suami, dengan tegas suami
kembali ke Villa.” 11 mengucapkan “Dakhen inti ruhbet ahsan ana Apabila hal ini terjadi, suami biasanya halas ma ibgoh inti ( sekarang kamu pulang,
marah pada biong yang menjadi perantara saya tidak butuh kamu lagi) 13 perkawinan mut’ahnya. Namun sang biong pun tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa
11 Wawancara dengan Teh Nada (13 April 2014) 12 Wawancara dengan Erna juga dengan Pak Ali (Wawancara 21 April 201411 Maret 2014) 13 Wawancara dengan (Teh Nni 13 April 2014)
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Perkawinan sudah mencapai waktu yang digunakan secara umum. Kata “talaq” saja
ditentukan
sudah menyimbolkan bahwa suatu perkawinan Apabila telah sampai pada waktu yang telah di akhiri, atau bermakna kita cerai. telah disepakati pada waktu Ittifaq, maka
Setelah kata talaq, maka sang perkawinan pun gugur dengan sendirinya. perempuan harus meninggalkan villa. Tidak Sang perempuan keluar dari villa dan sang ada pemberian apapun ketika jatuh talaq. laki-lakinya menganggap tidak ada hubungan Tidak ada pembagian harta dan juga tidak apapun lagi. Namun bisa juga, perkawinan ada pembagian waris kalau sang istri ternyata mut’ah diperpanjang dengan waktu yang hamil. Seperti yang dituturkan Erna “ kalau disepakati antara suami dan istri hingga sang sudah cerai ya sudah tidak dapat apa-apa, suami pulang kembali ke tempat asalnya.
tinggal ada bekasnya ada di saya nya)”
Proses talaq atau bubarnya perkawinan, (Wawancara tanggal 20 April 2014.) Erna tidak secara langsung diucapkan oleh sang menuturkan sambil menunduk. suami. Bahkan tidak ada kata-kata yang
Peristiwa Komunikatif
Ittifaq ( قافتا)
(tawar menawar/
Talaq ( ُ قَلاَّطلا)
Cerai/ berpisah • Dicarikan
• bertemu di Villa
• Istri kabur sebelum waktu
Perantara
•“Qobiltu”
kesepakatan selesai
interpersonal
mahar
• Suami tidak cocok dengan istri • Sudah sampai pada waktu
•Melalui whatsapp
•Kesepakatan
Zawaaj ( جاوز)
yang disepakati
waktu
Dawwir ( رود ) (kawin)
(Mencari)
Sumber: Hasil Sumber Observasi dan Wawancara, 2014
Teori Interaksi Simbolik
secara sadar dan berkaitan dengan gerak Istilah
Simbolik tubuh, vokal, suara dan ekspresi tubuh yang diperkenalkan oleh Herbert Blumer dalam kesemuanya itu mempunyai maksud dan lingkup sosiologi, sebenarnya ide ini telah disebut “simbol”)Koeswarno, 2008:22) dikemukakan terlebih dulu oleh Goerge
Interaksi
Simbol yang dimaknai dalam perilaku Herbert Mead, seperti dalam Koeswarno kawin mut’ah antara laki-laki beretnis Arab dan (2008):
perempuan beretnis Sunda di Cipanas Cianjur
Karakteristik dari ide ini adalah menunjukkan adanya hubungan antara bahasa hubungan yang terjadi secara alami antara dan komunikasi. Simbol-simbol yang ada manusia dalam masyarakat dan hubungan dalam perilaku kawin mut’ah antara laki-laki masyarakat dengan individu. Interaksi beretnis Arab dan perempuan beretnis Sunda berkembang melalui simbol-simbol yang di Cipanas Cianjur dimaknai melalui proses mereka ciptakan. Realitas sosial merupakan interaksi yang berlangsung secara alami dan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa menyeluruh sehingga membentuk peristiwa individu dalam masyarakat. Interaksi yang komunikasi yang khas dan berulang. Kemudian dilakukan antar individu itu berlangsung hubungan antarkomponen komunikasi yang
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
yang disebut Mead sebagai simbol signifikan Perspektif
simbolik atau simbol-simbol yang memunculkan mengandung dasar pemikiran yang sama makna yang sama bagi banyak orang. (West dengan teori tindakan sosial tentang makna dan Turner, 2008 : 104-105). subjektif (subjective meaning) dari perilaku
interaksi
Kemudian Mead mendefinisikan self manusia, proses sosial dan pragmatismenya. (diri) adalah kemampuan merefleksikan diri Menurut Herbert Blumer yang merupakan kita sendiri dari perspektif orang lain. Diri mahasiswa George Herbert Mead, dasar berkembang dari sebuah jenis pengambilan pemikiran interaksi simbolik yaitu:
peran yang khusus dengan membayangkan
1 Manusia bertindak terhadap sesuatu ketika kita dilihat oleh orang lain. Coley berdasarkan makna-makna yang ada pada (1972) mengungkapkan 3 (tiga) prinsip sesuatu itu bagi mereka
pengembangan yang dihubungkan dengan
2 Makna tersebut berasal dari “interaksi cermin diri. (1) kita membayangkan sosial seseorang dengan orang lain”. bagaimana kita terlihat di mata orang lain,
3 Makna-makna tersebut disempurnakan di (2) kita membayangkan penilaian mereka saat proses interaksi sosial berlangsung. mengenai penampilan kita, (3) kita merasa (Koeswarno, 2008:22)
tersakiti atau bangga berdasarkan perasaan Asumsi-asumsi di atas dijelaskan pribadi. Kita belajar mengenai diri kita sendiri Deddy Mulyana dalam bukunya Metodologi dari cara orang lain memperlakukan kita, Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu memandang kita dan memberi label kepada Komunikasi dan ilmu sosial lainnya sebagai kita (Turner,2008:106) berikut:
Setelah mendefinisikan self, Mead Pertama,
mendefinisikan masyarakat suatu situasi simbolik, dengan kata (society) sebagai jejaring hubungan sosial lain individulah yang aktif untuk yang diciptakan individu. Individu-individu menentukan lingkungan mereka terlibat di dalam masyarakat melalui sendiri. Kedua, makna adalah perilaku yang mereka pilih secara aktif dan produk interaksi sosial, karena itu sukarela. Jadi, masyarakat menggambarkan makna tidak terletak pada objek, keterhubungan beberapa perangkat perilaku melainkan dinegosiasikan melalui yang terus disesuaikan oleh individu-individu. penggunaan bahasa. Ketiga, makna Masyarakat ada sebelum individu tetapi juga yang
individu
merespons kemudian
individu diciptakan dan dibentuk oleh individu dengan dapat berubah dari waktu ke waktu, melakukan tindakan sejalan dengan orang sejalan dengan perubahan situasi yang lainnya. (forte,2004). ditemukan dalam interaksi sosial.
diinterpretasikan
Mead kemudian mengungkapkan (Mulyana, 2008 : 71-72).
bagian penting masyarakat yang memengaruhi Pemikiran Mead yang tertuang dalam pikiran dan diri, yaitu orang lain secara khusus karya yang berjudul Mind, Self, dan, Society (particular other) yakni individu-individu merefleksikan tiga konsep penting dari teori yang signifikan bagi kita seperti keluarga, interaksi simbolik. Mead mendefinisikan teman dan kolega. Orang lain secara umum Mind (pikiran) sebagai kemampuan untuk (generalized other) yaitu merujuk pada menggunakan simbol yang mempunyai cara pandang dari sebuah kelompok sosial makna sosial yang sama, dan Mead percaya atau budaya sebagai suatu keseluruhan. bahwa manusia harus mengembangkan Sikap dari orang lainsecara umum adalah pikiran melalui interaksi dengan orang lain. sikap dari keseluruhan komunitas (Mead Bahasa atau sebuah sistem simbol verbal dan dalam Turner, 2008:108) Orang lain secara
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015 Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
merupakan bahasa yang mengikat aktivitas
Teori ini melengkapi pandangan Schutz diantara mereka dan kelompok diluar mereka. tentang kesadaran individu kearah situasi sosial Pandangan interaksi simbolik membantu sebagai situasi jenis tertentu tetapi bagaimana menjelaskan bagaimana perempuan etnis persisnya situasi itu didefinisikan tergantung Sunda yang kawin mut’ah dengan laki-laki pada para pelaku individual dan peran-peran etnis arab memandang dirinya sendiri. yang ingin mereka terima untuk dimainkan
Selain itu, bagaimana mereka dalam kehidupan sosial yang khusus itu. melakukan tindakan kawin mut’ah berdasarkan Pemikiran interaksi simbolik menjadi dasar pandangan dirinya sendiri maupun pandangan untuk menjelaskan bagaimana makna atas orang lain terhadap dirinya. Melalui simbol-simbol yang dipahami dan dipikirkan pemahaman ini akan diketahui apakah oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku perempuan etnis sunda yang kawin mut’ah kawin mut’ah. perempuan etnis sunda untuk dengan laki-laki etnis arab memandang menentukan tindakan mereka.
dirinya sebagai pribadi yang kreatif, impulsif
Makna atas simbol yang mereka dan spontan, atau me yang menjaga keserasian pahami akan semakin jelas karena adanya dan terarahkan karena harapan dapat diterima interaksi baik dengan keluarga asal, perantara oleh orang lain dalam kelompoknya maupun yang membantu mengenalkannya dengan orang lain diluar kelompoknya.
Interkasi Simbolik Pola Komunikasi Etnis Arab dan Etnis Sunda dalam Perkawinan Mut’ah di Pacet Cianjur
1) Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Calon Suami mut’ah dengan Perantara (Biong) dan Calon Istri mut’ah dengan Perantara (biong) ketika Dawwir.
Gambar 1
Bagan Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Calon Suami mut’ah dengan Perantara Gambar 1
(Biong) dan Calon Istri mut’ah dengan Perantara (biong) Ketika Dawwir
perempuan yang sesuai keinginan
mencarikan
(pikiran) calon suami
(roletaking)
Bentuk Pesan:
Bentuk Pesan:
1.Lisan, bahasa Arab
1.Lisan, bahasa Sunda
Ammiyah
2.telepon dan sms
dan skype
ruang dalam villa di
3. pesan nonverbal,
Perantara
rumah perempuan
ruang di dalam villa
Pikiran
Mendapatkan mencari informasi dari
perempuan
Laki-laki
Interaksi simbolik Peremp
perantara
uan
sehubungan ada
untuk nikah
laki-laki Arab yang
mencari istri
Keterangan:
: Arus komunikasi langsung : Arus komunikasi tidak langsung
Sumber:Hasil Observasi dan Wawancara, 2014
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015 (etnis Sunda) dengan perantara terjadi dalam peristiwa komunikasi (mencari).
137
Proses seorang laki- (biong). Ketika seorang laki-laki mengutarakan niatnya untuk mencari perempuan untuk
h, maka dalam pikirannya ia mencoba membangun makna yang sama
dengan perantara (
). Dalam interaksi simbolik Mead percaya bahwa manusia
mengembangkan pikiran melalui interaksi dengan orang lain (Turner, 2012:105).
Demikian pula penguasaan bahasa Arab oleh perantara (
) yang biasa
berbahasa Sunda atau berbahasa Indonesia adalah cara perantara (
untuk secara
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Pola Komunikasi calon suami) etnis Arab) dengan perantara dan Calon Istri mut’ah (etnis Sunda) dengan perantara terjadi dalam peristiwa komunikasi dawwir (mencari). Proses dawwir )mencari) dalam perkawinan mut’ah di Cipanas Cianjur dimulai ketika seorang laki-laki etnis Arab mengutarakan niatnya untuk menikah mut’ah kepada perantara (biong). Ketika seorang laki-laki mengutarakan niatnya untuk mencari perempuan untuk dinikahi mut’ah, maka dalam pikirannya ia mencoba membangun makna yang sama dengan perantara (biong). Dalam interaksi simbolik Mead percaya bahwa manusia mengembangkan pikiran melalui interaksi dengan orang lain (Turner, 2012:105).
Demikian pula penguasaan bahasa Arab oleh perantara (biong) yang biasa
berbahasa Sunda atau berbahasa Indonesia adalah cara perantara (biong) untuk secara simbolis menempatkan dirinya sendiri dalam diri khayalan dari orang lain. Proses ini dinamakan pengambilan peran (role taking). Proses ketika perantara (biong) menjelaskan kepada perempuan yang mau dinikahi mut’ah perihal adanya seorang laki-laki Arab yang ingin kawin mut’ah, sebenarnya sang biong mencoba berempati dan menempatkan diri pada posisi orang lain yang merupakan tindakan simbolis sehingga dapat menjelaskan keinginan atau maksud laki-laki Arab kepada perempuan yang mau dinikahi mut’ah. Pada proses ini telah terjadi pertukaran makna atau simbol-simbol signifikan melalui bahasa diantara laki-laki etnis Arab, perantara dan perempuan etnis Sunda yakni berencana melangsungkan perkawinan mut’ah.
2) Interaksi Simbolik Pola komunkasi Calon Suami mut’ah dengan Perantara (Biong) dan Calon Istri mut’ah dengan Perantara (biong) ketika ittifaq.
Gambar 2 Bagan Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Calon Suami Calon Suami mut’ah dengan Perantara (biong) dan Calon Istri mut’ah dengan Perantara (biong) dalam Peristiwa Komunikasi “Ittifaq”
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara, 2014
Keterangan:
Calon Istri
Calon Suami
Biong
1. Menawari
jumlah mahar kepada Calon Suami
2. Memberikan setengah mahar kepada biong
1. Menanyakan jumlah mahar kepada calon istri
2. Membayar mahar sesuai kesepakatan dengan calon istri
1. Mendapatkan pembagian setengah dari Mahar
2. Mendapatkan hadiah dari calon suami
Bentuk Pesan:
1. Lisan, secara langsung
2. Lisan, pembicaraan melalui telepon
Bentuk Pesan:
1. Lisan, secara langsung 2. Lisan, pembicaraan
melalui telepon
Interaksi simbolik
: Arus komunikasi langsung
Proses ittifaq mulai dapat dilihat dari diantara satu sama lain. Keterhubungan pihak-pihak yang terlibat dalam perilaku satu dengan yang lain nampak pada peran kawin mut’ah. Dalam interaksi simbolik, setiap individu dalam komunitas. Calon Mead mendefinisikan masyarakat )society) istri dalam proses ittifaq memiliki peran sebagai jejaring hubungan sosial yang sentral yang menentukan apakah prosesnya diciptakan manusia. Individu-individu terlibat akan berlanjut ke tahap zawaaj atau tidak. dalam masyarakat melalui perilaku yang Meskipun demikian, peran calon istri pun mereka pilih secara sukarela. Jadi, masyarakat akan dipengaruhi oleh individu lain seperti menggambarkan keterhubungan beberapa oleh tawaran calon suami dan permintaan perangkat perilaku yang terus disesuaikan oleh dari biong. Sehingga ada hubungan atau individu-individu. Masyarakat ada sebelum keterkaitan antara individu dalam komunitas individu tetapi juga diciptakan dan dibentuk sehingga individu berperilaku disesuaikan oleh individu-individu dengan melakukan dengan peran individu-individu lain. Proses tindakan sejalan dengan orang lainnya (Forte ittifaq menggambarkan bagaimana manusia dalam Turner, 2012:107)
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-
Dalam proses ittifaq, individu- makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. individu yang terlibat seperti seorang calon Makna tersebut berasal dari interaksi diantara suami, calon istri dan Biong. Individu- individu-individu yang saling berhubungan individu ini berkomunikas lisan baik satu dengan yang lain secara serus menerus. secara langsung maupun bermedia untuk Lalu memunculkan saling pengertian diantara menggambarkan bahwa ada keterhubungan individu-individu tersebut.
3) Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Suami Istri dalam Perkawinan Mut’ah Laki-laki
Etnis Arab dan Perempuan Etnis Sunda di Cipanas Cianjur .
Gambar 3
Bagan Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Suami Istri dalam Perkawinan Mut’ah Laki-Laki Etnis Arab dan Perempuan Etnis Sunda di Cipanas Cianjur
1. Hak Suami: istri 1. Hak
Istri:
Mendapatkan suami (Ismikalam)
Suami
menuruti perintah Istri
2. Kewajiban Suami: (
( waa
Inter aksi
aw ah)
materi dari Suami 2. Kewajiban
memberikan materi Istri:
simbolik
ismikalam kepada istri
perintah suami
Pola Komunikasi
tidak seimbang
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara, 2014
Keterangan:
: Arus komunikasi langsung
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Dalam Pola komunikasi suami istri primer bersifat dalam dan meluas. menurut Joseph A Devito, salah satunya
Kedua komunikasi dalam kelompok diantaranya yaitu Pola pemisah tidak
primer bersifat personal. Ketiga, seimbang.
lebih menekankan Dalam hubungan terpisah yang tidak
komunikasi
hubungan daripada isi” (Rahmat, seimbang, satu orang dalam keluarga
2000:142-143)
(si suami atau si istri) mendominasi. Komunikasi yang bersifat dalam artinya Maka dari itu, satu orang ini secara menembus kepribadian yang tersembunyi. teratur mengendalikan hubungan dan Misalnya dalam tindak komunikatif merayu hampir tidak pernah meminta pendapat suami istri untuk meminta berhubungan suami antara kedua belah pihak (si suami atau istri. Komunikasi bersifat meluas artinya si istri). Sedangkan anggota keluarga (si sedikit sekali kendala yang menentukan suami atau si istri) yang dikendalikan rentangan
cara berkomunikasi. membiarkannya untuk memenangkan Pengungkapan hal-hal yang bersifat pribadi argumentasi
dan
membuat menggunakan lambang-lambang tertentu, keputusan. (Devito,2007:277-278)
ataupun
akan dipahami oleh seorang istri jika suaminya
Dalam perkawinan mut’ah yang terjadi sedang meminta berhubungan. di Cipanas Cianjur, suami mendominasi dalam
Komunikasi bersifat personal, dimana pembuatan keputusan dan mengendalkan hubungan suami istri mut’ah tidak bisa begitu hubungan. Suami memiliki kekuatan luar biasa saja dipindahkan kepada orang lain. Kata-kata, dalam mengendalikan hubungan. Sedangkan perilaku dan Pemberian hadiah sangat bersifat istri sebagai pihak yang dikendalikan personal yang mungkin tidak diberitahukan membiarkannya membuat keputusan. Istilah kepada orang lain. Sedangkan komunikasi ismakalam menjelaskan bahwa suami lebih menekan hubungan daripada isi memiliki kekuatan memberikan perintah maksudnya memelihara hubungan baik lebih sedangkan istri harus menuruti perintah suami penting dibandingkan dengan isi komunikasi. tersebut.
Misalnya ketika seorang istri tinggal di villa Jika dikaitkan dengan teori interaksi sedangkan suami membeli kebutuhan sehari- simbolik, maka orang akan bertindak sesuai hari ke pasar atau ke supermarket menunjukkan dengan makna yang mereka miliki bersama, adanya upaya untuk menjaga hubungan baik begitu juga istri mut’ah yang selalu menuruti lebih penting daripada isi komunikasi. perintah suaminya. Hal ini dilakukan karena
Bentuk penyampaian pesan lisan secara itu dianggap baik oleh suaminya. Makna itu langsung berkaitan dengan zona proksemik tercipta dari interaksi yang dilakukan oleh yang dibangun oleh suami istri mut’ah, yaitu suami istri selama waktu perkawinan. Pada berada dalam jarak intim dan jarak personal. komunikasi suami istri, komunikasi yang Oleh karena itu tidak banyak menggunakan terjadi adalah komunikasi kelompok primer, handphone atau jaringan internet.
“Kelompok ini dapat dilihat dari
4) Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Suami karakteristik komunikasinya. Pertama Istri mut’ah dengan keluarga istri atau kualitas komunikasi pada kelompok keluarga suami.
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
Gambar 4
Bagan Interaksi Simbolik Pola Komunikasi Suami Istri Mut’ah Dengan Keluarga
Istri Atau Keluarga Suami
Suami mengenalkan Istri mut’ahnya Istri tidak mengenalkan suami mut’ahnya melalui telepon kepada keluarganya dan kepada keluarga karena berfikir orangtuanya
memberitahukan kepada Anaknya di tidak dapat menerima apa yang telah
Arab Saudi bahwa ia menikah mut’ah dilakukannya dan merasa orangtuanya akan selama di Indonesia.
kecewa.
Istri merasa
suami mut’ah
Istri
mendapatkan
berpikir bahwa
menyembunyikan Suami tidak merasa
penerimaan dari keluarganya
mendapatkan
tindakannya dari
keluarga suami. dapat menerima
penerimaan dari
orangtuanya
tindakannya.
keluarga Istri.
INTERAKSI SIMBOLIK (PARTICULAR OTHER)
I )suami mut’ah ) menginginkan menikahi
I (Istri mut’ah ) menginginkan memperoleh secara temporal Erna untuk menghindari penghasilan yang besar dengan menikah
zina untuk memenuhi hasrat biologis mut’ah, sementara Me lebih berhati-hati selama berwisata. Sementara Me(suami ketika melihat orangtua Erna yang tidak
dapat menerima perkawinan mut’ah yang reflektif dan peka secara sosial ketika
mut’ah Erna)
menunjukan tindakan
dilakukan Erna dan memikirkan penolakan mengenalkan Erna kepada anaknya di Arab masyarakat di sekitar rumah orang tua
Saudi sehingga Erna merasa diterima oleh Erna bila tahu Erna menikah mut’ah. keluarga di Arab Saudi.
Sumber: Hasil wawancara dan observas i, 2014
Pola komunikasi yang akan dianalisa Pola komunikasi yang akan dianalisa selanjutnya adalah pola komunikasi suami istri Engke teh dikenalkeun ieu bapana, ieu
selanjutnya adalah pola komunikasi suami budaya Sunda dan budaya Arab, keluarga sangat berperan dalam pelaksanaan perkawinan. ibuna. (nanti diknalkan ini ayahnya, istri mut’ah dengan keluarga istri atau kan, ketika perkawinan dilangsungkan, maka suami menjadi bagian dari keluarga istri. ini ibunya) Padahal bukan. Tidak ada
keluarga suami. Pada perkawinan yang Sehingga ada sebutan hubungan wali yang ada dengan cewe dikenal dalam budaya Sunda dan budaya Arab,
yang diakan dinikahi. Etamah disetting keluarga sangat berperan dalam pelaksanaan
ku biong. Kada ng orang Arabna oge perkawinan. Bahkan, ketika perkawinan keluarga istri tidak dibangun seperti dalam perkawinan yang lazim dilakukan di Cipanas teu apaleun. Etateh bapa palsu, ibu
dilangsungkan, maka suami menjadi bagian yang memegang adat dan tradisi Sunda. Suami tidak mengenal keluarga istri secara dekat. palsu.(itu diatur oleh biong. Kadang
Sebagian
dari keluarga istri.Sehingga ada sebutan orang Arabnya tidak tahu bahwa itu minantu (menantu), mitoha (mertua), rayi
ayah palsu, ibu palsu” 14 beuteung (adik ipar), dahuan (kakak ipar).
Sementara itu, hubungan istri dengan
Namun dalam perkawinan mut’ah keluarga suami juga dapat terjadi ketika di Cipanas Cianjur hubungan suami istri dikenalkan kepada anak suami melalui dengankeluarga istri tidak dibangun seperti telepon. Seperti diungkapkan Erna yang dalam perkawinan yang lazim dilakukan di pernah dikenalkan kepada putra suaminya di Cipanas yang memegang adat dan tradisi Arab Saudi: Sunda. Suami tidak mengenal keluarga istri
“saya dikenalkan dengan putranya., secara dekat. Sebagian besar perkawinan
Sulton. Lalu saya berbincang dengan. mut’ah justru tidak diketahui oleh keluarga
Sulton menanyakan bagaimana sikap perempuan. Suami dapat dikenalkan pada
Ayahnya ke saya. Saya bilang ayahmu ayah atau ibu istri, tapi ayah dan ibu yang
baik sekali sama saya dan begitu dikenalkan bukan ayah dan ibu yang
membahagiakan saya.” 15 sesungguhnya melainkan manipulasi yang
Perkenalan dengan pihak keluarga sudah diatur oleh biong. Pak Ali menuturkan: Suami hanya sebatas menelepon dan tidak
14 Wawancara dengan Pak Ali tanggal 10 maret 2014 15 Wawancara dengan Erna tanggal 21 April 2014
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
141
142
Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 5 no. 2, Agustus 2014-Januari 2015
pernah bertemu secara langsung. Ketika waktu perkawinan habis, Erna tidak pernah lagi berhubungan baik dengan mantan suaminya mapun dengan keluarganya.