PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS DAN PENILAIAN PROSES DENGAN PELATIHAN MICRO TEACHING BAGI GURU DI SEKOLAH BINAAN

  

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS DAN PENILAIAN PROSES

DENGAN PELATIHAN MICRO TEACHING BAGI GURU DI SEKOLAH BINAAN

Hawariyun

  SMAN 1 Pasaman dan SMAN 1 Kinali

  Abstract

Based on the results of observations that researchers have done in the School of Development, namely in SMAN 1

Pasaman and SMAN 1 Kinali found that the ability of Classroom Management and Process Assessment with Micro

Training for teachers is still low. The purpose of this study is to describe and obtain information on Improving the

Ability of Class Management and Process Assessment. This study is a school action research. The research

procedures in this study include planning, action, obeservation and reflection. This study consists of two cycles

with four meetings. The subjects consisted of 14 teachers where 7 teachers from SMAN 1 Pasaman and 7 teachers

from SMAN 1 Kinali at Sekolah Binaan. Research data was collected using obeservation sheets. Data were analyzed

using percentages. The results showed that the training of Micro teaching can improve the ability of Classroom

Management and Process Assessment with Micro-teaching training for teachers in Schools. This is evidenced by

the existence of Micro Training training can improve the ability of Classroom Management and Process

Assessment with Micro Training for teachers in Schools from Cycle I to cycle II. Teachers' average ability in

classroom management and process assessment through micro teaching training in terms of aspect assessment in

cycle I is 54.46 in enough category whereas in the assessment of the dimension is in the category with enough

category with the value of 59.15 and the appraisal aspect for cycle II is 86.83 with Good category and also on

dimensional appraisal for cycle II is 84.82 with Good category.

  Keywords: Classroom Management Capability and Process Assessment, Micro Training teaching.

  Abstrak

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan di Sekolah Binaan, yaitu di SMAN 1 Pasaman dan

SMAN 1 Kinali ditemukan bahwa kemampuan Pengelolaan Kelas dan Penilaian Proses dengan Pelatihan Mikro

teaching bagi guru masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mendapatkan informasi

tentang Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Kelas dan Penilaian Proses. Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan sekolah. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan, obeservasi dan refleksi.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kali pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 14 orang guru

dimana 7 orang guru dari SMAN 1 Pasaman dan 7 orang guru dari SMAN 1 Kinali di Sekolah Binaan. Data

penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembaran obeservasi. Data dianalisis dengan menggunakan

persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Pelatihan Mikro teaching dapat meningkatkan kemampuan

Pengelolaan Kelas dan Penilaian Proses dengan Pelatihan Mikro teaching bagi guru di Sekolah Binaan. Hal ini

dibuktikan dengan adanya Pelatihan Mikro teaching dapat meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Kelas dan

Penilaian Proses dengan Pelatihan Mikro teaching bagi guru di Sekolah Binaan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata

kemampuan Guru dalam pengelolaan kelas dan penilaian proses melalui pelatihan mikro teaching dalam segi

penilaian aspek pada siklus I adalah 54.46 berapa pada kategori cukup sedangkan pada penilaian dimensi berada

pada kategori dengan kategori cukup dengan nilai 59.15 dan pada penilain aspek untuk siklus II adalah 86.83 dengan

kategori Baik dan juga pada penilain dimensi untuk siklus II adalah 84.82 dengan kategori Baik.

  Kata Kunci: Kemampuan Pengelolaan Kelas dan Penilaian Proses, Pelatihan Mikro teaching.

  JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018

  PENDAHULUAN

  Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.

  Kegiatan pengelolaan antara lain seperti mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, penetapan norma kelompok yang produktif, memberi penguatan dengan segera, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok, serta penghentian tingkah laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib.

  Dalam hal ini guru mempunyai tantangan besar mengenai bagaimana mengendalikan perilaku peserta didik sehingga terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengkondisikan lingkungan kelas yang kondusif, membangun interaksi kelas yang positif, mendorong peserta didik bertanggung jawab atas perilakunya, dan mengembangkan keterampilan pengelolaan diri yang terkait dengan kebiasaan kerja yang baik, serta mengembangkan perilaku sosial yang positif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan manajemen kelas yang dilakukan oleh guru bisa didukung oleh berbagai faktor.

  Menurut Muhammad Zain dalam Milman (2010:10) bahwa “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas sesorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Adapula pendapat lain menurut Anggiat,dkk (2001:34) bahwa “kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil”.

  Diantaranya faktor sekolah dan juga faktor pribadi guru sendiri. Jika guru mempunyai kemampuan dan benar-benar ingin melakukan manajemen kelas dengan sungguh-sungguh tentu hasilnya juga akan baik, namun jika guru hanya fokus pada kegiatan mengajar saja dan kurang memperhatikan kegiatan manajerial kelas, maka kegiatan pembelajaran pun tidak akan berjalan dengan maksimal. Selain itu, faktor sekolah juga turut memegang peranan dalam penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Jika di sekolah tersedia fasilitas yang memadai tentu guru juga akan semakin mudah untuk melakukan manajemen kelas dengan lebih maksimal.Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta sikap kepada peserta didiknya. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut diperlukan berbagai kemampuan dan kepribadian. Guru harus memiliki kemampuan dan kepribadian yang baik untuk dicontoh oleh peserta didiknya.

  Layaknya seperti seorang guru yang akan mengajar, terlebih dahulu guru tersebut harus membuat persiapan mengajar atau sekarang disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Demikian halnya bagi setiap yang akan berlatih dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran mikro terlebih dahulu harus membuat persiapan yang matang baik persiapan secara tertulis (RPP) maupun persiapan-persiapan lain yang diperlukan untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran mikro.

  JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018

  26

  Penilaian proses bertujuan melihat efektivitas dan efisiensi kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran penilaian proses adalah komponen- komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan, proses maupun dengan keluaran, dengan segala dimensinya. Namun hal ini kurang terlihat di Sekolah Binaan dilihat dari hasil supervisi yang dilaksanakan pada umumnya guru masih memperoleh nilai cukup. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  

Tabel 1. Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Binaan Semester 2 Tahun

pelajaran 2015/2016 No Jenis Kepeg Nilai Catatan

  75 Perlu diperhatikan keterlibatan siswa, penilaian dan pengelolaan kelas

  72 Perlu perhatikan pengelolaan kelas, sumber belajar, dan penilaian

  JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018

  Menurut Djamarah (2000:145) bahwa “guru seharusnya memiliki keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran”. Suasana kondisi yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian sebagai alat untuk menentukan hasil pencapaian tujuan dalam pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus dan sebagai dasar umpan balik dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.

  Dari hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran di atas, data yang jelas dapat dilihat pada tabel diatas, terlihat bahwa pada umumnya catatan yang diperoleh oleh guru untuk memperbaiki pengelolaan kelas, penilaian dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini menjadi permasalahan bagi peneliti dalam meningkatkan mutu pembelajaran di Sekolah Binaan.

  68 Perlu diperhatian penilaian dan pengelolaan kelas

  14 PNS

  68 Perlu diperhatian keterlibatan siswa dalam pembelajaran, penilaian, pengelolaan kelas

  13 PNS

  12 PNS

70 Diperhatikan pengelolaan kelas dan penilaian.

  68 Perhatikan pengelolaan kelas, penilaian, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

  11 PNS

  78 Lebih diperhatikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

  10 PNS

  9 PNS

  2 PNS

  1 SMAN 1 Pasaman PNS

  8 SMAN 1 Kinali PNS

  68 Perlu diperhatian penilaian dan pengelolaan kelas

  7 PNS

  68 Perlu diperhatian keterlibatan siswa dalam pembelajaran, penilaian, pengelolaan kelas

  6 PNS

  5 PNS

70 Diperhatikan pengelolaan kelas dan penilaian.

  68 Perhatikan pengelolaan kelas, penilaian, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

  4 PNS

  78 Lebih diperhatikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

  3 PNS

  72 Perlu perhatikan pengelolaan kelas, sumber belajar, dan penilaian

  75 Perlu diperhatikan keterlibatan siswa, penilaian dan pengelolaan kelas Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan mengangkat judul

  Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Kelas dan Penilaian Proses dengan Pelatihan Mikro teaching bagi guru di Sekolah Binaan. METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian dilaksanakan di Sekolah Binaan Kabupaten Pasaman Barat. Penulis memilih Sekolah Binaan ini sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa: (1) peneliti menjabat sebagai pengawas sekolah di sekolah ini (2) permasalahan pengelolaan kelas dan penilaian pembelajaran merupakan salah satu kendala yang dihadapi guru kelas di sekolah ini, (3) guru di sekolah-sekolah ini mau menerima pembaharuan. Sebagai subjek untuk penelitian ini adalah guru yang mengajar di Sekolah Binaan yaitu 7 orang guru di SMAN 1 Pasaman dan 7 orang guru di SMAN 1 Kinali. Sesuai dengan data yang dikumpulkan sewaktu data awal, jumlah seluruh guru sebanyak 14 orang yang berasal dari sekolah binaan.

  Vol 03. No 01 th.2018

  Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan terhadap Guru Sekolah Binaan yaitu di SMAN 1 Pasaman dan SMAN 1 Kinali di Kabupaten Pasaman Barat pada awal semester ganjil pada tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Agustus 2017. Pemilihan awal semester ini didasarkan bahwa guru dalam menjalankan perannya sebagai guru harus

  Sumber: Menurut Ridwan dalam BagusTrianjaya.2014

  4 0%-25% Tidak

  1 76%-100% Baik 2 51%-75% Cukup 3 26%-50% Kurang 1.

  2. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase No. Persentase Kriteria

  Tabel

  Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.

  Dimana: P= Persentase f= Frekuensi n= Jumlah Responden

  P = f x 100% n

  Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

  Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan guru setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

  (2009:8) bahwa “Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas atau kepala sekolah pada saat melaksanakan tugasnya”. Penelitian tindakan sekolah adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, dan melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (Suharjono, 2009).

  Penelitian tindakan sekolah dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu atau kualitas pendidikan di sekolah. Menurut Sujana

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

28 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

  memiliki program yang akan dilaksanakannya untuk satu tahun pelajaran termasuk dalam hal meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas dan penilaian proses dengan pelatihan Mikro teaching. Jumlah guru yang terlibat dalam penelitian ini adalah 14 orang guru.

8 Agustus 2017 Analisis terhadap peningkatan Penerapan praktek Mikro Teaching

  Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa praktek Mikro teaching yang dilakukan oleh guru masih berada pada kategori kurang yaitu 54.46. Berdasarkan analisis terhadap data penelitian, belum terdapat guru yang memiliki nilai rata-rata diatas 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

  11 PNS

  43.73

  12 PNS

  57.81

  13 PNS

  81.25

  14 PNS

  45.31 Rata-Rata

  54.46 Sumber : Lembar obervasi

  10

  Gambar 3 Kualitas Meningatkan kemampuan guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi aspek Pada Siklus I

  10 PNS

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  90 C at eg o ry 1 C at eg o ry 2 C at eg o ry 3 C at eg o ry 4 C at eg o ry 5 C at eg o ry 6 C at eg o ry 7 C at eg o ry 8 C at eg o ry 9 C at eg o ry 1 C at eg o ry 1 1 C at eg o ry 1 2 C at eg o ry 1 3 C at eg o ry 1 4 Nilai Mikco Teaching Guru di SMAN 1 Pasaman dan SMAN 1 Kinali

  Series 1 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018

  35.94

  35.94

  Siklus 1

  35.94

  Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dengan dua kali pertemuan. secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Tabel 3 Tahap Pelaksanaan Siklus 1

No Tanggal Jenis Kegiatan

  1

  7 Agustus 2017 Pelaksanaan Pelatihan Mikro teaching Melakukan pendampingan guru dalam meningkatkan Kemampuan guru dalam melaksanakan praktek Mikro Teaching

  2

  Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan siklus 1 pada setiap pertemuannya. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalah- masalah lanjutan yang timbul dari pelaksanaan tindakan di siklus 1. Setelah dilakukan Pelatihan Mikro teaching terhadap guru dalam meningkatkan pengelolaan kelas dan penilaian proses, maka didapat hasil sebagai berikut:

  Tabel 4 Daftar Nilai Kemampuan guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi aspek Pada Siklus I No Nama Sekolah Binaan Jenis Kepeg Rata- Rata

  1 SMAN 1 Pasaman PNS

  81.25

  2 PNS

  3 PNS

  9 PNS

  35.94

  4 PNS

  43.73

  5 PNS

  57.81

  6 PNS

  81.25

  7 PNS

  45.31

  8 SMAN 1 Kinali PNS

  81.25

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

  Selain itu, berdasarkan hasil

  Tabel 5 Daftar Nilai Kemampuan guru dalam

  pengamatan peneliti terhadap Kemampuan

  menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi

  guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro

  dimensi Pada Siklus I No Nama Sekolah Jenis Rata teaching yang dipraktekkan oleh guru

  Binaan Rata Kepeg

  selama siklus I, dan hasil analisis data yang

  1 SMAN 1 PNS

  81.25

  dilakukan oleh peneliti, maka ditemukan

  Pasaman

  2 PNS

  35.94

  hal-hal sebagai berikut:

  3 PNS

  35.94

  a) belum optimal dalam Guru

  4 PNS

  43.73

  mengidentifikasi masalah yang dihadapi

  5 PNS

  57.81

  6 PNS siswa

  81.25

  7 PNS

  45.31

  b) belum maksimal dalam Guru

  8 SMAN 1 PNS

  81.25 mempraktekkan mikro teaching. Kinali

  9 PNS

  35.94

  c) guru yang kurang Terdapat

  10 PNS

  35.94

  berpartisipiasi dalam dikusi pada

  11 PNS

  43.73 kegiatan Pelatihan Mikro teaching .

  12 PNS

  57.81

  13 PNS

  d)

  81.25 Terdapat guru yang masih sibuk dengan

  14 PNS

  45.31

  urusan pribadinya selama kegiatan

  Rata-Rata

  59.15 Pelatihan Mikro teaching berlangsung Sumber : Lembar obervasi

  Oleh sebab itu, maka pada siklus II, akan dilakukan tindakan untuk Berdasarkan tabel di atas, dapat meningkatkan kemampuan guru dalam disimpulkan bahwa praktek Mikro teaching menerapkan Pelatihan Mikro teaching dan dari segi di mensi yang dilakukan oleh guru meminimalisir hambatan dan permasalahan masih berada pada kategori kurang yaitu yang ditemui pada siklus I.

  59.15. Berdasarkan analisis terhadap data Siklus 2

  penelitian, belum terdapat guru yang Pelaksanaan tindakan pada siklus memiliki nilai rata-rata diatas 80. Untuk pertama dilakukan dengan dua kali lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik pertemuan. secara lebih rinci dapat dilihat dibawah ini : pada tabel berikut.

  Nilai Mikco Teaching Guru di SMAN 1 Pasaman dan SMAN 1 Kinali 100

  80

  60

  40

  20 o o o o o o o o o ry ry ry ry ry ry ry ry ry ry ry ry ry ry 1 Ca Ca Ca Ca Ca Ca Ca Ca Ca teg teg teg teg teg teg teg teg teg 2 3 4 5 6 7 8 9 o o o o o Ca Ca Ca Ca Ca teg teg teg teg teg 1 1 1 1 2 3 1 4 1 dimensi Pada Siklus I dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi Gambar 4 Kualitas Meningatkan kemampuan guru JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

  30 Vol 03. No 01 th.2018

  Tabel 6 Tahap Pelaksanaan Siklus 1I No Tanggal Jenis Kegiatan

  1

  21 Agustus 2017  Pelaksanaan Pelatihan Mikro teaching Melakukan pendampingan kepada guru dalam merevisi Kemampuan guru dalam menerapkan mempraktekkan Mikro teaching saat proses belajar mengajar

   Merevisi Program Kemampuan guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching secara bersama-sama antara guru dan peneliti

  2

  22 Agustus 2017  Analisis terhadap Pelatihan Mikro teaching yang telah dilaksanakan oleh guru

  Pada tahap ini peneliti melakukan Berdasarkan tabel di atas, dapat kegiatan observasi terhadap seluruh disimpulkan bahwa rata-rata kualitas kejadian yang terjadi selama tahap program Kemampuan guru dalam pelaksanaan siklus

  2 pada setiap menerapkan Pelatihan Mikro teaching pertemuannya. Selain itu peneliti juga yang dibuat oleh guru 86.83 yang sudah mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan berada pada kategori Baik. Untuk lebih yang timbul dari pelaksanaan tindakan di jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah siklus 1. Setelah dilakukan Kegiatan ini : Pelatihan Mikro teaching terhadap guru

  Nilai Mikro Teaching Guru SMAN 1

  dalam meningatkan kemampuan

  Pasaman dan SMAN 1 Kinali

  pengelolaan kelas dan penilaian proses,

  95

  maka didapat hasil sebagai berikut:

  Tabel 7 Daftar Nilai Kemampuan guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi

  90 penilaian aspek Pada Siklus 2

  No Nama Sekolah Jenis Rata

  85 Binaan Kepeg rata

  1 SMAN 1 PNS

  78.13

  80 Pasaman

  2 PNS

  87.5

  3 PNS

  87.5

  75

  4 PNS

  85.94

  5 PNS

  93.75

  70

  6 PNS

  93.75

  7 PNS

  81.25

  8 SMAN 1 Kinali PNS

  78.13

  9 PNS

  87.5 Gambar 5 Kualitas program

  10 PNS

  87.5

  11 PNS Kemampuan guru dalam menerapkan

  85.94

  12 PNS

93.75 Pelatihan Mikro teaching dalam segi

  13 PNS

  93.75 aspek Siklus II

  14 PNS

  81.25 Rata-Rata

  86.83 Sumber: Lembar obervasi dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching

  JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018

  Nilai Mikro Teacing Guru SMAN 1 Tabel 8 Daftar Nilai Kemampuan guru Pasaman dan SMAN 1 Kinali dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching dalam segi penilaian Dimensi Pada Siklus 2

  100 Jenis

  No Nama Sekolah

  Rata-

  90

  80 Binaan Kepeg rata

  70 SMAN 1 PNS

  1

  84.38

  60 Pasaman

  50 PNS

  2

  90.63

  40 PNS

  3

  78.13

  30 PNS

  4

  20

  78.13

  10 PNS

  5

  98.44

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  6

  9 PNS

  89.06

  10

  11

  12

  13

  14 ry ry ry ry ry ry ry ry ry o o o o o o o o o ry ry ry ry ry g g g g g g g g g o o o o o

  PNS

  7

  e e e e e e e e e g g g g g

  75

  e e e e e at at at at at at at at at C C C C C C C C C at at at at at C C C C C

  SMAN 1 Kinali PNS

  8

  84.38 PNS

  9

  90.63 Gambar 6 Kualitas program

  PNS

  10

  78.13 Kemampuan guru dalam menerapkan

  PNS

  11

  78.13 Pelatihan Mikro teaching dalam segi

  PNS

  12

  dimensi Siklus II

  98.44 PNS

  13

  89.06 Berdasarkan hasil pengamatan selama

  PNS

  14

  75 kegiatan Pelatihan Mikro teaching

  Rata-Rata

  84.82

  berlangsung, ditemukan bahwa masalah

  Sumber: Lembar obervasi dalam

menerapkan Pelatihan Mikro teaching yang muncul pada siklus I sudah hilang. Hal

  Berdasarkan tabel di atas, dapat ini terlihat dari Guru yang sangat disimpulkan bahwa rata-rata kualitas berpartisipiasi dalam diskusi Pelatihan Kemampuan guru dalam Pelatihan Mikro

  Mikro teaching dan Guru sangat fokus teaching yang dilakukan oleh guru 84.82

  memperhatikan dan menjalan diskusi selama yang sudah berada pada kategori Baik. Pelatihan Mikro teaching berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Berikut ini dokumentasi pada siklus II. grafik dibawah ini :

  Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis terhadap siklus I dan Siklus II tentang kemampuan guru dalam menerapkan pelatihan mikro teaching, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata- rata kemampuan Guru dalam menerapkan pelatihan mikro teaching dalam segi penilaian aspek pada siklus I adalah 54.46 dan dalam segi penilaian dimensi 59.19 dan pada siklus II rata-rata kemampuan Guru dalam menerapkan pelatihan mikro teaching dalam segi penilaian aspek yaitu 86.83 dan

  JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol 03. No 01 th.2018 dari segi penilaian dimensi yaitu 84.82. berdasarkan hal ini, maka terjadi kemampuan pengelolaan kelas dan penilaian proses maka penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

  Untuk lebih jelasnya dapat tentang kemampuan pengelolaan kelas dan penilaian proses dapat dilihat pada tabel berikut ini dibawah ini :

  Tabel 9 Peningkatan Kemampuan guru Dalam penerapan Pelatihan Mikro teaching pada Siklus I ke Siklus II No Siklus Rata-rata Penilaian

84.82 Berdasarkan tabel diatas, dapat

  peningkatan kemampuan Guru dari kategori Baik pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II dalam hal menerapkan Pelatihan Mikro teaching. Artinya, Guru telah memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching .

  teaching . Hal ini terlihat dengan adanya

  Berdasarkan analisis terhadap data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Guru sudah memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan Pelatihan Mikro

  II adalah 84.82 dengan kategori Baik.

  Berdasarkan data awal kemampuan guru pengelolaan kelas dan penilaian proses rata-rata kemampuan guru masih rendah bahkan terdapat guru yang tidak memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas dan penilaian proses. Namun setelah dilakukan penelitian tindakan ini, seluruh guru telah mampu mempraktekkan Mikro teaching dalam proses belajar mengajar. Selain itu, kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dan penilaian proses melalui pelatihan micro teaching terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dan penilaian proses melalui pelatihan mikro teaching dalam segi penilaian aspek pada siklus I adalah 54.46 berapa pada kategori cukup sedangkan pada penilaian dimensi berada pada kategori dengan kategori cukup dengan nilai 59.15 dan pada penilain aspek untuk siklus II adalah 86.83 dengan kategori Baik dan juga pada penilain dimensi untuk siklus

  disimpulkan bahwa adanya peningkatkan kemampuan pengelolaan kelas dan penilaian proses di Sekolah Binaan. Untuk lebih mudah dalam memahami peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching , dapat dilihat pada gambar berikut ini.

  86.83

  86.83

  2 Siklus II

  59.15

  54.46

  1 Siklus I

  Aspek Rata-rata penilaian Dimensi

  penerapan Pelatihan Mikro teaching pada Siklus I ke Siklus II SIKLUS I SIKLUS II

84.82 Peningkatan Kemampuan guru Dalam

  20

  40

  60

  80 100 Rata-rata Penilaian

  Aspek Rata-rata penilaian Dimensi

  54.46

  59.15

  pengelolaan kelas dan penilaian proses di Sekolah Binaan.

  teaching dapat meningkatkan kemampuan

  Vol 03. No 01 th.2018

  Gambar 7 Perkembangan Kemampuan guru Dalam menerapkan Pelatihan Mikro teaching pada Siklus I ke Siklus II.

  Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pelatihan Mikro

  KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil penelitian dan Robbin, SP. 2007. Perilaku Organisasi.

  pembahasan yang telah dikemukakan pada Jakarta: Salemba bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan Sudjana, Nana. 2009. Penelitian Tindakan bahwa pelatihan mikro teaching dalam Kepengawasan. Jakarta: LPP meningkatkan kemampuan pengelolaan Binamitra kelas dan penilaian proses dalam proses Suharjono. 2009. Tanya Jawab tentang PTK belajar mengajar siswa di Sekolah Binaan. dan PTS. Naskah buku

  Hal ini dibuktikan dengan adanya Milman, Yusdi, 2011, Pengertian peningkatan dalam kemampuan pengelolaan , [online]

  Kemampuan

  kelas dan penilaian proses dengan pelatihan http://milmanyusdi.blogspot.com/2011

  mikro teaching bagi guru dari siklus I ke /07/pengertian-kemampuan.html, siklus II. Rata-rata kemampuan Guru dalam diakses tanggal 5 Agustus 2013).

  pengelolaan kelas dan penilaian proses Usman, Mohammad Uzer. 2010. Menjadi melalui pelatihan mikro teaching dalam segi Guru Profesional . Bandung: Remaja penilaian aspek pada siklus I adalah 54.46 Rosdakarya. berapa pada kategori cukup sedangkan pada Kunandar. 2007. Guru Profesional: penilaian dimensi berada pada kategori

  Implementasi Kurikulum Tingkat

  dengan kategori cukup dengan nilai 59.15 Satuan Pendidikan (KTSP) dan dan pada penilain aspek untuk siklus II persiapan menghadapi Sertifikasi adalah 86.83 dengan kategori Baik dan juga Guru . Jakarta: PT Raja Grafindo pada penilain dimensi untuk siklus II adalah Persada. 84.82 dengan kategori Baik.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUIS KARTU BERVARIASI PADA SISWA KELAS XI.IPA.4 IPA 4 SMAN 1 KINALI

0 1 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN MELALUI MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) BERBASIS PENDAMPINGAN DI SEKOLAH BINAAN

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE PEMBELAJARAN AUDIO-LINGUAL METHOD (ALL) PADA SISWA KELAS X.1 SMAN 1 KINALI

0 0 10

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY – TWO STRAY (TS-TS) DI KELAS XII IPA.1 SMAN 1 PASAMA

0 0 12

PENINGKATAN KUALITAS PENYUSUNAN RPP MELALUI MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH OLEH GURU DI SMAN 1 KINALI

0 0 10

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH BINAAN PASAMAN BARAT

1 3 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI METODE CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING) PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMAN 1 PASAMAN Maryules Hendra SMAN 1 PASAMAN Email. maryulesgmail.com

0 0 12

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA.1 SMA NEGERI 1 KINALI Mirdayanti SMAN 1 Kinali Email. midrayantigmail.com

0 0 8

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BAMBOO DANCING DI KELAS XI IPA.1 SMAN 1 KINALI Kusuma Winanto SMAN 1 Kinali

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJASKES MELALUI METODE DRILL DI KELAS XII IPA.3 SMAN 1 KINALI

0 0 10