PPT Kelompok 1B Diabetes Mellitus

  

Diabetes Mellitus: Patofisiologi, Tipe,

Manifestasi Klinis, dan Komplikasi

Kelompok 1B: Astina Sicilia Ayu Wikha Dendhi Bagus Adriyanto Fitri Arum Sari Izmiaty Nurjannah Lia Anggraini Munthe

  EFINISI DAN ATOFISIOLOGI D P Astina Sicilia 1106000312 EFINISI D merupakan gangguan

Diabetes Melitus

  metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia, berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh tidak disekresinya insulin, penurunan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin yang dapat menyebabkan komplikasi kronis seperti mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati

  Penyebab Pengrusakan (destruksi) sel-sel Terjadinya resistensi pada

beta pankreas yang dimediasi reseptor insulin bersamaan

oleh imun akibat defisiensi dengan defisiensi relatif

absolut insulin insulin.

  Penyebab-penyebab lain tak umum seperti :

  • penyakit-penyakit endokrin (akromegali, sindrom cushing

  Pengaruh obat, hormon dan

  • penyakit-penyakit eksokrin infeksi. (pankreatitis)
  • pengobatan (golongan glukokortikoid, pentamidin, niasin, dan interferon)
PA

  ITU

  INSULIN A ? merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian

  

Insulin

  asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal jika terdapat rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. NSULIN

  I 

  Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari rantai A dan B yang kedua rantainya dihubungkan dengan jembatan sulfida yang menghubungkan struktur helix terminal N-C dari rantai A dengan struktur central helix dari rantai B.

I Insulin disintesis oleh sel beta dari pulau langerhans

  INTESIS DAN ELEPASAN NSULIN S P

  pankreas sebagai preproinsulin Preproinsulin disintesis di ribosom-retikulum endoplasma kasar dari RNA dengan bantuan enzim peptidase mengalami pemecahan sebagai proinsulin

  Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke badan golgi Enzim di luar badan golgi akan merubah proinsulin Peningkatan kadar glukosa dapat menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis  dibantu oleh suatu transporter yaitu GLUT agar glukosa bisa masuk ke dalam sel Glukosa yang masuk dideteksi oleh glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P

  Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanal K

  • + -ATP-Dependent yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium di intraseluler.
  •   P

    ATOFISIOLOGI

      1 

      IPE D M T

      Terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau langerhans yang disebabkan oleh reaksi

      Autoimun, autoantibodi dan idiopatik serta beberapa virus. P

    ATOFISIOLOGI

    ENYEBAB P DM 1 Autoantibodi Idiopatik

    • ICAA (Islet Cell •HLA (Human

      Cytoplasmic Leukocyte Antibodies) Antigens)

    • ICAs (Islet-Cell

      Antibodies)

    • GAD (Glutamic

      Acid Decarboxylase)

    • IAA (Insulin auto

      Antibodies) UTOANTIBODI A Interaksi antara Respon Aktivasi T-

      Tidak antigen sel imun cell yaitu dapat Apoptosis β seluler cytotoxic pankreas mensekresi β pankreas dengan aktif killer T-cell insulin antibodi DIOPATIK

      I 

      Terkait dengan Human Leukocyte Antigens (HLA) yaitu bagian kromosom yang mengekspresikan gen- gen untuk pengaturan sistem imun.

       Tipe dari gen histokompatibilitas yang berkaitan dengan diabetes tipe 1 (DW3 dan DW4) adalah yang memberikan kode kepada protein-protein yang berperanan penting dalam interaksi monosit- limfosit.

       Protein-protein ini yang mengatur respons sel T yang merupakan bagian normal dari respons imun.

       Jika terjadi kelainan, fungsi limfosit T yang terganggu akan berperanan penting dalam patogenesis perusakan sel-sel Pulau Langerhans .

    F AKTOR R ESIKO

      Riwayat Keluarga Paparan Protein Susu

      Sapi Infeksi Virus Pada Janin atau Pada Masa Obat-obatan P

    ATOFISIOLOGI

      2  Terjadi dikarenakan disfungsi pada sel beta sehingga menyebabkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah.

      IABETES ELITUS TIPE D M

       Penyebab lain : gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori, kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik. namun

       Pankreas tetap menghasilkan insulin tubuh mengalami resistensi terhadap insulin sehingga tubuh menganggap kebutuhan insulin kurang. P ENYEBAB D

      IABETES M ELITUS T

      IPE

      2 Defisiensi Sekresi Insulin

      Resistensi Insulin APAT MENGAKIBATKAN D

    :

      1. Defisiensi :

      Penuruna Menekan Lipolisis yang Peningkatan n metabolisme penggunaa tak terkendali asam lemak glukosa di di adiposa n glukosa bebas di darah jaringan perifer oleh tubuh tubuh

      2. peningkatan produksi glukosa hepatik, 3. penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.

      4.

       Kondisi yang disebabkan

      Hiperglikemia

      karna defisiensi insulin dan rendahnya respon

      I 

      EKRESI NSULIN S

      

      Fase 1 Fase 2

       Acute Insulin Secretion  Sekresi insulin meningkat  bertahan Response = AIR secara perlahan daam waktu yg lama

       Sekresi segera setelah ada rangsangan sel beta  Jika fase 1 tidak adekuat  terjadi kompensasi 

       Muncul cepat dan meningkatkan sekresi berakhir cepat insulin difase 2  bertujuan

       AIR  cepat dan adekuat memenuhi kebutuhan tubuh  mempertahanka agar kadar glukosa normal berlangsungnya proses metabolisme glukosa

       Mencegah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) D EFISIENSI S EKRESI

      I NSULIN Penurunan responsivitas pada glukosa (fase 1)

      Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance) pada fase 2 Toksisitas glukosa dan lipid-toxicity Overkompensasi sehingga sel beta lelah

      Penurunan pada masa sel beta di pankreas  penurunan sekresi insulin I Resistensi Insulin kurangnya sensitifitas jaringan tubuh

      ESISTENSI NSULIN R o

       o terhadap insulin Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau tidak mampu o merespon insulin secara normal Terdapat hubungannya dengan faktor genetik dan faktor

      lingkungan (misalnya obesitas). ENYEBAB P : 

      

      Faktor utama : Faktor tambahan :

       

      

    Dekompensasi yang Pada kasus obesitas,

    berlebihan sehingga merupakan jenis kondisi reseptor insulin yang menjadi penyebab mengalami kelelahan resistensi. untuk terus bekerja Pada obesitas terjadi menangkap insulin  peningkatan asam lemak resistensi

       bebas dalam darah terdapat senyawa sitokin yang menduduki reseptor insulin  resistensi

      

      Anggota IKAPI. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis

      

    Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta. Penerbit

    Buku Kedokteran EGC.

      

      Sudoyo, AW. et al., 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit

      Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

      

      Sukandar, Elin Yulianah dkk. 2008. Iso

      Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI

      LASIFIKASI

      IABETES ELITUS K D M Lia Anggreini Munthe LASIFIKASI

      IABETES ELITUS ERDASARKAN K D M B TIOLOGINYA

    E ( ADA,2003)

      Diabetes Pra-Diabetes Melitus Tipe

      1 Diabetes Diabetes Melitus Melitus

    Gestasional Tipe 2

    Diabetes

      Melitus Tipe Lain

      1 

      IPE D M T

      Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

       Terjadi karena kerusakan sel-sel

      β pulau langerhans yang disebabkan oleh reaksi Autoimun

      

      Ada yang disebabkan oleh virus, diantaranya virus cocksakie, rubella,Cmvirus, Herpes dan lain sebagainya ENYEBAB ERUSAKAN P K Autoantibodi Idiopatik

    • ICAA (Islet Cell •HLA (Human

      Cytoplasmic Leukocyte Antibodies) Antigens)

    • ICAs (Islet-Cell

      Antibodies)

    • GAD (Glutamic

      Acid Decarboxylase)

    • IAA (Insulin auto

      Antibodies)

    A UTOANTIBODI

      Interaksi antara antigen sel β pankreas dengan antibodi Respon imun seluler aktif Aktivasi T- cell yaitu cytotoxic killer T-cell Apoptosis β pankreas Tidak dapat mensekresi insulin DIOPATIK

      I 

      Terkait dengan Human Leukocyte Antigens (HLA) yaitu bagian kromosom yang mengekspresikan gen-gen untuk pengaturan sistem imun.

      

      Perbedaan allel pada individu dapat meningkatkan atau menurunkan risiko terkena DM tipe 1

    F AKTOR R ESIKO

      Riwayat Keluarga Paparan Protein Susu

      Sapi Infeksi Virus Pada Janin atau Pada Masa

      2 

      

    IPE

    D M T

      DM tipe 2 disebut dengan NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus) Diabetes Mellitu)

       Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari

      keseluruhan populasi penderita diabetes umumnya 45 tahun

      ENYEBAB

      IPE P D M T

      2 Gangguan Sekresi Insulin

      Resistensi Insulin G ANGGUAN S EKRESI

    I NSULIN

      Penurunan responsivitas pada glukosa saat sebelum onset klinis Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance)

      

    Toksisitas glukosa dan lipid-

    toxicity Penurunan pada masa sel beta di pankreas

    I Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau

      ESISTENSI NSULIN R o

      o tidak mampu merespon insulin secara normal Terdapat hubungannya dengan faktor genetik dan faktor lingkungan (misalnya obesitas). F AKTOR G ENETIK o

      Gen reseptor insulin o Gen IRS-1 o Gen reseptor adrenergik β3 o Gen Uncoupling Protein (UCP) F AKTOR L

      INGKUNGAN o

      Substrat bioaktif derivat adiposit (adipokines) o TNF-

      α, leptin o Resistin o asam lemak bebas o

      Adiponektin NSULIN

    I o

      Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari rantai A dan B yang kedua rantainya dihubungkan dengan jembatan sulfida yang menghubungkan struktur helix terminal N-C dari rantai A dengan struktur central helix dari o rantai B.

      Insulin mengandung 51 asam amino dengan o berat molekul 5802.

      Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino

      I sebagai proinsulin disintesis oleh sel beta dari pulau lagerhans pankreas kasar dari RNA sebagai proinsulin Proinsulin disintesis di ribosom-retikulum endoplasma membentuk proinsulin di Retikulum Endosplasma Pre-proinsulin kemudian melalui signal peptide akan heksamer proinsulin yang tidak larut air tambahan zink dan kalsium yang menyebabkan bentukan badan golgi. Di badan golgi, proinsulin akan diberikan Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke Enzim di luar badan golgi akan merubah proinsulin

      INTESIS DAN ELEPASAN NSULIN S P Insulin dikode oleh lengan pendek kromosom 117 dan

      Peningkatan kadar glukosa dapat menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis Glukosa yang masuk dideteksi oleh glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P

    • + Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanall K -ATP-Dependent yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan

      peningkatan konsentrasi kalsium di

      intraseluler.
    •   

        Sekresi insulin juga dapat dipengaruhi oleh mediator lain seperti:

         Aktivitas fosfolipase dan protein kinase C

       Ransangan dari aktivitas adenil-siklase dan

        protein kinase-A

      I Terdapat hormon yang bekerja berlawan dengan

        ESISTENSI NSULIN R o

        insulin seperti glukoagon, glukokortikoid, dan o katekolamin.

        Glukagon menyebabkan proses glikogenolisis, o glukoneogenesis, dan ketogenesis.

        Glukokortikoid menyebabkan katabolisme otot, o glukoneogenesis, dan lipolisis.

        Katekolamin menyebabkan lipolisis dan glikogenolisis.

      AKTOR ESIKO Obesitas F R >120% berat badan ideal Etnik/Ras Umur

        20-59 tahun : 8,7% > 65 tahun : 18% Hiperlipidemia Hipertensi >140/90mmHg tinggi >250mg/dl Kadar HDL rendah <35mg/dl Kadar lipid darah Riwayat Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome) Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg Diabetes Gestasional Diabetes dalam keluarga (Impaired glucose tolerance)

        IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT

        Kurang olah raga Faktor-faktor Lain

      Pola makan rendah serat ERBEDAAN DAN P DM 1 DM 2

      DM Tipe 1 DM Tipe 2

        Umumnya masa kanak- kanak dan remaja, Pada usia tua, umumnya Mula muncul walaupun ada juga pada > 40 tahun masa dewasa < 40 tahun Keadaan klinis saat Berat Ringan diagnosis

        

      Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal

      Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal Pengelolaan yang Terapi insulin, diet, Diet, olahraga, IABETES ELITUS ESTASIONAL D M G

        Diabetes Melitus Gestasional => keadaaan

      • diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM
      • Tingkat intoleransi glukosa yang terjadi atau
      • pertama kali dikenali saat masa kehamilan

        (American Diabetes Association) Melibatkan resistensi insulin &

      • berkurangnya sensitivitas insulin

         Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH yang menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui

         Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar

      darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai

      janin, sehingga kadar gula ibu yang

        

        Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin

        

        Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan

        I 

        AKTOR ENYEBAB ESISTENSI NSULIN F P R

        Hormon Estrogen

         HPL (Human Placental Lactogen)  PGH (Placental Growth Hormone)

        STROGEN E 

        Dapat merangsang glikogenolisis (penguraian glikogen) dan penuraian jaringan lemak.

        UMAN LACENTAL ACTOGEN H P L 

        hPL meningkat sebanyak 10 kali pada trimester kedua kehamilan

         hPL akan merangsang lipolisis sehingga terjadi

        peningkatan asam lemak bebas. Hal ini akan mengganggu masuknya glukosa ke dalam sel P LACENTAL G ROWTH H ORMONE (PGH)

        

        Dapat meningkatkan ekspresi subunit pb5alpha

         Dapat menghambat aktivitas PI 3-kinase

        IPE AIN D M T L

        Berdasarkan American Diabetes Associatio, terdapat jenis diabetes yaitu

      • Endokrinopati

      Defek Genetik dari Sel β

      • Induksi Obat atau Senyawa Kimia
      • Infeksi 

        

      DIABETES KARENA DEFEK GENETIK

      DARI SEL- Β

        

        Dikarakterisasi dengan timbulnya hiperglikemia pada usia dini

        

       Disebut sebagai maturity onset diabetes of the

      young (MODY) : ditandai dengan gangguan

        sekresi insulin dengan defek minimal atau tidak terdapat defek dalam aksi insulin NDOKRINOPATI E 

        Melibatkan disfungsi kelenjar endokrin : sudah terjadi kerusakan pada sekresi insulin

         Growth hormone,cortisol,glucagon dan

        ephinepherine dapat mengantagonis aksi insulin dan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan diabetes D

        I O S

        IMIA K 

        Antagonis reseptor β-adrenergik

         Mengganggu sekresi insulin, terutama golongan β-adrenergik non selektif.

         Golongan

        β-adrenergik menghambat sekresi insulin pada pulau pankreas sebagai respon terhadap peningkatan glukagon

        I Mekanisme Pertama Mekanisme Kedua Mekanisme Ketiga

        IABETES KIBAT NFEKSI D A

      • Melibatkan infeksi • Mimikri molekular • Infeksi Coxsackievirus langsung sel beta antara antigen B sel- β persisten, pankreas, replikasi coxsackievirus B4 dan menagkibatkan virus menyebabkan autoantigen sel- berkurangnya aktivitas β terjadinya lisis sel

        litik yang dapat menghasilkan autoimun sel- β spesifik Mekanisme Keempat

      • Coxsackievirus B menginduksi

        diabetes dengan aktivasi sel T

        autoreaktif melawan antigen pulau Langerhans

        Mekanisme Kelima

      • Coxsackievirus B mungkin

        terlibat dalam patogenesis DM

        tipe 1 dengan bertindak sebagai

        terminal insult pada individu yang telah kehilangan massa sel- AKTOR ESIKO F R 

        Overweight

         Melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 9

        pounds

         Pernah mengalami diabetes gestasional P

      • RA DIABETES

        Pra-diabetes merupakan kondisi dimana kadar

      • gula darah sesorang berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam diabetes tipe 2. Merupakan faktor resiko untuk diabetes,
      • serangan jantung dan stroke

        IABETES T P -D

        Impaired Fasting Glucose (IFG) yaitu keadaan

      • dimana kadar glukosa darah puasa seorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100mg/dl Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi
      • Glukosa Terganggu (TGT) yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam kondisi diabetes Diagnosa IGT ditetapkan apabila kadar glukosa
      • darah seseorang 2 jam setelah mengkonsumsu 75 gram glukosa per oral berada diantara 140-199

        ANIFESTASI LINIK M K

      Dendhi Bagus Andriyanto - 1106065760

        

      EJALA MUM

      G U 

        Polifagia

        

       Poliuria/Nokturia

       Polidipsia

        OLIFAGIA P  Polifagia

         mudah merasa lapar dan terus menerus makan.

         Disebabkan karena ketiadaan insulin, transpor glukosa

        ke dalam sel tidak berjalan. Maka dari itu, glukosa yang ada dalam darah tidak masuk kedalam sel dan diolah menjadi energi.

         tubuh menjadi lemas.

         Glukosa juga tidak masuk ke dalam jaringan-jaringan

        terutama jaringan otak. Glukosa yang banyak didalam darah mengakibatkan darah menjadi lebih kental dan lambat. Akibatnya, asupan glukosa dan oksigen menjadi kurang pada otak yang menyebabkan otak terus menerus OLIURIA P  Poliuria  banyak buang air kecil.  Disebabkan banyaknya glukosa yang melewati filtrasi

        glomerulus  glukosuria

        

        Glukosa yang bersifat osmotik  Proses osmosis di ginjal

         Hipersekresi Air di ginjal

        

        Banyaknya air yang tertarik membuat kandung kemih akan cepat terisi penuh dan penderita mudah buang air kecil. OLIDIPSIA P  Polidipsia

         banyak minum

         Penyebab: Poliuria

         dehidrasi  Tubuh rehidrasi EJALA HUSUS G K 

        DM tipe 1

         Terdeteksi pada saat anak-anak atau remaja

         Sekitar 75% gejala autoimun terjadi sebelum usia 20 tahun.  Penderita memiliki perawakan yang kurus.  DM tipe I memiliki onset penyakit yang cepat dan seringkali

      terjadi ketoasidosis pada penderita dimana ditemukan

      senyawa keton pada urin sampai nafas penderita berbau aseton.

         Sering timbul poliuri, polifagi, polidipsi.  Penderita tidak dapat memproduksi insulin sehingga dapat diberikan injeksi insulin secara rutin. EJALA HUSUS G K 

        DM tipe 2  Baru terdeteksi pada usia diatas 40 tahun.

         Pekembangan penyakitnya yang lambat karena didukung pola

      hidup yang kurang baik dan disertai dengan menurunnya

      fungsi organ-organ terutama fungsi reseptor insulin

         Penderita cenderung kelebihan berat badan. 

        Umumnya juga memiliki tekanan darah dan kolesterol darah yang tingg.

         Penderita umumnya tidak memiliki gejala khusus, tetapi terkadang mengalami polifagi, polidipsi, poliuri, dan nokturi namun jarang. Seringkali baru terdeteksi saat terjadi komplikasi

         Penderita masih dapat memproduksi insulin dalam tubuhnya tetapi sangat sedikit

      OMPLIKASI KUT K

        Hipoglikemia - - Ketoasidosis Diabetik - Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketonik

      IPOGLIKEMIA H

        adalah suatu keadaan di

        

      Hipoglikemia

        mana kadar glukosa dalam darah berada di bawah kadar normal (3.0 mmol/L atau 60 mg/dL).

         Terjadi pada penderita diabetes yang mendapat terapi

      • - Insulin - OHO (Obat Hipoglikemik Oral)

        ENYEBAB

      IPOGLIKEMIA P H

         Insulin

         Obat gol. Sulfonilurea (glibenklamid, glimepirid, gliklazid) dan glinid (repaglinid) : meningkatkan sekresi insulin

        Pasien Pasien tidak menyuntik makan Kekurangan

        Kadar insulin / dalam nutrisi insulin konsumsi waktu lama OHO

        Glukosa Kadar Aktivitas diubah

        Glukosa insulin berlebih menjadi energi G EJALA H

        IPOGLIKEMIA  Gemetar  Pusing  Lapar 

        Berkeringat

        

        Mudah lelah

         Wajah pucat Gejala awal

        

      Neuroglikopenia Gejala ringan Penglihatan kabur Susah konsentrasi Gejala sedang Pusing Penurunan kesadaran Gejala berat Pingsan Kejang ETOASIDOSIS

        IABETIK K D 

        Suatu keadaan gangguan metabolik yang disebabkan karena kekurangan insulin dan ditandai dengan adanya

        hiperglikemia, asidosis dan adanya benda keton.

         DM 1 > DM 2

        

      DEFISIENSI

        

      INSULIN

      Penyerapan glukosa ke sel dan glukoneogenesis HIPERGLIK EMIA Glukosa dikeluarkan melalui urin Kekurangan air dan elektrolit Dehidrasi

        Lipolisis (melepaskan asam lemak bebas) Hati membentuk BENDA KETON (asam asetoasetat, asam beta hidroksibutirat dan aseton) ASIDOSIS Nafas menjadi cepat dan dalam (Kushmau l

        Ketonur ia Nafas berbau seperti buah

        IABETIK T G K D

      Gejala Tanda klinis

        

      • Rasa haus Hiperglikemia

        (kadar glukosa • Polidipsia

        >250 mg/dl)
      • Poliuria

         Ketonuria

      • Dehidrasi

         Penurunan pH

      • Nyeri perut

        plasma (<7,3 )

      • Muntah • Takipnea
      IPERGLIKEMIK

        IPEROSMOLAR ONKETONIK H H N  suatu gangguan metabolik yang disebabkan karena meningkatnya resistensi insulin dan kelebihan asupan glukosa, ditandai dengan adanya hiperglikemia, hiperosmolaritas dan dehidrasi tanpa ketoasidosis.

         DM 2 > DM 1

        P ATOFISIOLOGI Glukosa darah naik HIPERGLIK EMIA HIPEROSMOLA RITAS Menarik cairan dari dalam sel Kekurangan air dan elektrolit Volume urin meningkat T ANDA DAN G EJALA H

        IPERGLIKEMIK H

        IPEROSMOLAR N ONKETONIK

      Gejala

      Tanda klinis

        

      Hiperglikemia

      • dehidrasi berat
      • kulit kering
      • poliuria
      • gangguan neurologi
      • koma

        ( kadar glukosa >600 mg/dl

        ) 

        Hiperosmolaritas plasma (>300 mOsm/L)

        OMPLIKASI

        IKROVASKULAR K M Fitri Arum Sari NEFROPATI RETINOPATI Komplikasi Mikrovaskular

        

      Penyebab utama gagal

      ginjal Akibat hiperglikmia kronik Penyebab utama kebutaan

        Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring (glomerolus). Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan merusak selaput

      penyaring ini

        Gangguan awal pada ginjal sebagai awalnya nefropati adalah terjadinya proses hiperfiltrasi membran basal glomerulus, ekspansi mesangial glomerulus yang akhirnya menyebabkan glomerulosklerosis.

        Kerusakan glomerolus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerolus sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria

        Nefropati diabetik Sindrom komplikasi mikrovaskular diabetes mellitus yang ditandai dengan hiperfiltrasi glomerulus dan peningkatan GFR

      N EFROPATI DIABETIK

        Jalur GEs Glukosa Gangguan osmolaritas membran basal Aldose reduktase Jalur poliol Adanya penimbunan AGEs dalam jangka panjang akan merusak membran basalis dan mesangium yang akhirnya merusak glomerulus ↑Sorbitol Jalur protein Kinase-C ↓Inositiol Reaksi antara glukosa dan protein yang meningkatkan produk glikosilasi dengan proses non enzimatik protein Aktivasi NO, VEGF, ET-1 Aktivasi PKC ↑ DAG hiperglikemis

        Hipertrofi ginjal Aktivasi Protein Kinase-C

        Tahapan Nefropati Tahap 1. Terjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi. Laju filtrasi glomerulus dan Tahap Kondisi Ginjal AER LFG TD laju eksresi urin meningkat 1 Hipertrofi N N Tahap 2. Laju filtrasi glomerulus tetap

        ↑ 2 Kelainan N meningkat, eksresi albumin dan tekanan

        

      ↑ ↑/N struktur darah normal. Terjadi penebalan 3 Mikroalbuminur 30-300 membran basalis ia mg/menit ↑ ↑ 4 Makroalbuminu >200 mg/menit Rendah Hipertensi Tahap 3. Terjadi mikroalbuminuria yaitu ria ekskresi albumin lebih dari 30 mg per hari. 5 Uremia Tinggi/rendah < 10 Hipertensi ml/menit Tahap 4. Perubahan histologi lebih jelas, terdapat Tekanan darah mulai meningkat N= Normal, TD= Tekanan Darah Keterangan: AER = Albumin Excretion Rate, LFG= Laju Filtrasi Glomerulus, filtrasi glomerulus menurun akibat peningkatan ini merupakan tahap nefropati lebih lanjut.Laju peningkatan ketebalan membran basalis. Tahap tekanan darah. Retinopati diabetik Komplikasi mikrovaskular pada mata akibat diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kebutaan

      Gejala Retinopati Diabetik Kesulitan Penglihatan Penglihatan membaca kabur menurun

        Melihat Melihat bintik gelap dan cahaya kelap- lingkaran- kelip lingkaran cahaya Hiperglikemi a Jalur poliol hipoksia

      Pelepasan

      vasoaktif: NO, ET-

      Kerusakan

      1

      Kerusakan endotel perisit advanced glycation end products (AGEs Reactive oxygen intermediateds

        Pembuluh darah lemah pada membran basalis Oklusi kapiler retina VEGF Aktivasi PK- hiperosmolar C akumulasi Sorbitol tidak dapat melewati membran ↑sorbitol

        Kebocoran protein plasma dan pendarahan retina Merangsang pembentukan pembuluh darah baru Kekurangan jumlah perisit Mekanisme Retinopati diabetik Diagnosis Deteksi dini retinopati dilakuka dengan

      menggunakan funduskopi. Fundus photography

      dapat dilakukan untuk dokumentasi kelainan retina berupa mikroaneurism, edema makula, pendarahan

      retina, neovaskularisasi dan proliferasi jaringan

      fibrosis retina.

        Sudoyo, AW. et al., 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi

      Klasifikasi

        Retinopati Retiinopati Non proliferatif

        Proliferatif paling awal pada retinopati DM Mikroanurism merupakan tanda non proliferatif. terdiri dari satu lapisan endotel dengan adanya pembentukan pembuluh darah baru yang tampak berupa bintik merah tumbuh secara abnormal keluar dari warna fundu, mikroaneurism Dengan optalmoskopi atau foto Pembuluh darah baru tersebut tanpa sel perisit menghalangi transmisi cahaya retina dan meluas ke vitreus yang Katarak 

        Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, atau akibat denaturasi protein lensa

        

        Hal ini disebabkan adanya akumulasi sorbitol. Akumulasi sorbitol dalam lensa akan menarik air kedalam lensa sehingga terjadi hidrasi lensa

        ATOFISIOLOGI Peningkatan kadar gula darah  akan diikuti dengan kadar glukosa pada P dalam lensa akan meningkat. humor  glukosa masuk ke dalam lensa melalui difusi  kadar glukosa aqueous humor  kadar glukosa darah yang meningkat pada aqueous menghasilkan perubahan osmotik pada jaringan lensa yang bersifat aldose reduktase. Akumulasi dari sorbitol pada jaringan intraselular Beberapa molekul glukosa akan diubah menjadi sorbitol oleh enzim hidropik yang akhirnya berdegenerasi dan membentuk gula katarak. sehingga cairan masuk karena adanya perbedaan gradien osmotik. Peningkatan akumulasi dari sorbitol membuat keadaan hiperosmotik sekitarnya yang berupa cairan intraokular  sehingga terjadi dan myoinositol lebih tinggi di dalam lensa dibandingkan jaringan membran dari lensa, yang berakibatkan kadar ion kalium, asam amino, Perubahan osmotik yang terjadi di lensa, menganggu permeabilitas dalam lensa karena hilangnya kadar kalium, sehingga terjadi gangguan perembesan dari lensa keluar. Ion Natrium dan klorida dibentuk di

        Glaukoma 

        Glaukoma adalah keadaan peningkatan tekanan intraokular yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang akibat isebabkan oleh bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris.

        OMPLIKASI EUROPATI K N Izmiaty Nurjanah 1106067425 N EUROPATI Diabetic Foot Ulcer

        Jantung Koroner IABETES EUROPATI D N 

        komplikasi terbesar yang sering terjadi pada penderita diabetes yaitu sekitar 50%

         Peningkatan risikonya

         bertambahnya usia dan lamanya pasien mengidap diabetes

        

        Diabetes neuropati umumnya muncul pada pasien yang mempunyai masalah  mengontrol gula darah, orang- orang yang kelebihan berat badan, dan kadar lemak dalam darah yang tinggi

      P ATOFISIOLOGI

        Jalur Poliol Pembentukan AGE (Advanced Glycation End

        Products) Stres Oksidatif

        1. Jalur Poliol

         Hiperglikemia menyebabkan peningkatan kadar glukosa intaseluler pada saraf  saturasi pada jalur normal glikolisis  masuknya glukosa ke jalur poliol

         Glukosa diubah menjadi sorbitol oleh aldose reduktase lalu diubah menjadi sorbitol dehydrogenase

         Aldose reduktase berperan dalam pembentukan myoinositol  akumulasi sorbitol dan fruktosa  pembentukan myoinositol menurun  mengganggu transportasi dan menyebabkan kerusakan strutur saraf

        

      2. Pembentukan AGE (Advanced Glycation End Products)

      Hiperglikemia dapat menyebabkan glikasi non enzimatik

      protein, nukleotida, dan lipid uyang mengakibatkan

      terbentuknya AGE (Advanced Glycation End Products).

      AGE memiliki peran dalam mengganggu integritas dan

      mekanisme perbaikan pada neural.

        3. Stres Oksidatif

      Stres oksidatif yaitu peningkatan produksi radikal bebas

      dapat mengganggu beberapa metabolisme dalam tubuh.

      Radikal bebas dapat secara langsung merusak pembuluh

      darah kecil, saraf pemasok, dan dapat menyebabkan

      iskemia saraf (Jakobsen & Sidenius, 1994).

        ENYEBAB P 

        Faktor metabolik seperti gula darah, lamanya pasien menderita diabetes, level lemak pada darah yang abnormal, dan level insulin yang rendah.

         Faktor neurovaskular, menyebabkan terganggunya transportasi oksigen dan nutrisi ke sistem saraf.

         Faktor autoimun yang menyebabkan terjadinya iflamasi pada sistem saraf

         Cidera mekanik pada saraf

         Faktor genetik yang menyebabkan rentan terkena penyakit saraf

        G EJALA

      Diabetes neuropati pada umumnya tidak menimbulkan gejala,

      namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan gejala seperti: 

        Nyeri, kesemutan, sakit pada jari, kaki, lengan, tangan, dan jari kaki 

        Lelah pada otot-otot kaki atau tangan 

        Gangguan pencernaan, mual, dan muntah  Diare atau sembelit 

        

      Pusing atau pingsan akibat terlalu lama berdiri atau duduk

        Masalah pada urinasi 

        Disfungsi ereksi pada pria atau vagina yang kering pada wanita Neuropati periferal Neuropati otonom

      • • Jenis diabetes neuropati yang paling umum • Menyebabkan peubahan pada pencernaan, fungsi

        kaki, tangan, kaki, dan lengan mempengaruhi saraf yang mengatur tekanan

        terjadi. Menyebabkan hilangnya rasa pada jari kandung kemih, dan respon seksual. Hal ini juga

        darah.

        

      Tipe diabetes

      neuropati

      Neuropati proximal Neuropati focal

      • Neuropati proximal menyebabkan nyeri pada • Keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kelemahan di kaki

        paha, pinggul atau bokong dan menyebabkan kelemahan satu saraf atau sekelompok saraf yang

        menyebabkan kelemahan otot atau rasa sakit.

         Laki-laki yang menderita diabetes  disfungsi ereksi karena meningkatnya gula pada darah dan mengakibatkan rusaknya

         menghambat aliran darah untuk mengalir sistem saraf tepi ke penis

         Pasien diabetes sangat rentan giginya cepat goyang  imunitas dan hormonal pada penderita diabetes sudah menurun akibat fungsi leukosit terganggu dan kadar gula darah yang tinggi

         Infeksi yang terjadi di rongga mulut  kerusakan pada jaringan penyangga gigi dan kerusakan tulang alveolar yang cukup berat sehingga mengakibatkan gigi penderita diabetes  diabetes ingin mencabut gigi yang goyang mudah goyang mengecek kadar gula darah terlebih dahulu  gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pendarahan

        IABETIC FOOT ULCER D

        Diabetes neuropati merupakan 60% penyebab terjadinya foot ulcer

        

       Penyakit ini dapat diderita oleh pasien diabetes tipe

      1 maupun 2.

         Berhubungan dengan pembentukan jalur poliol

        

      Pasien diabetes memiliki risiko tinggi untuk terkena

      cidera ringan tanpa menyadari terjadinya cidera tersebut sampai cidera tersebut bertambah parah

         Risiko terbentuknya foot ulcer pada pasien diabetes  meningkat hingga 7x lipat

        

      Diabetes melitus yang mengenai saraf otonom dapat menyebabkan kulit menjadi mudah kering dan pecah- pecah sehingga menjadi rentan terhadap infeksi. Penderita foot ulcer secara tidak sadar dapat menggaruk bagian kaki menjadi luka, hal ini dikarenakan kulit pasien yang kering dan secara tidak sadar memicu pasien untuk menggaruk bagian tersebut. Luka yang muncul biasa disebut

        “gula kering ”, sedangkan bila luka tersebut terkena infeksi maka akan menimbulkan

        “gula basah” yaitu bagian luka pada penderita menjadi berair.

        pemeriksaan Riwayat dan fisik Imaging Pemeriksaan ulkus

      Diagnosis laboratorium neurologis Pemeriksaan Pengujian J

      ANTUNG KORONER

        

        faktor risiko meningkat sebanyak 2-4 kali pada penderita diabetes

        

       WHO menyebutkan bahwa 75% pasien diabetes yang

        tidak ketergantungan terhadap insulin meninggal karena adanya kelainan pada vaskuler

          Pasien diabetes yang mengalami hiperglikemia mikroangiopati yaitu rusaknya pembuluh darah kecil sehingga mengganggu suplai darah ke jantung

         Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang sama dengan penderita non diabetes untuk terkena serangan jantung

         Pasien diabetes dapat terkena serangan jantung tanpa menyadari adanya gejala sebelumnya

         penderita diabetes mengalami kematian mendadak pria 50% wanita  300% F

      AKTOR RISIKO

        ERSENTASE PENURUNAN RISIKO TERJADINYA KOMPLIKASI P YANG DISEBABKAN OLEH DIABETES MELITUS