Kandidiasis Rongga Mulut pada Penderita Diabetes Mellitus
Minasari Nasution
Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Abstrak: Jumlah pasien Diabetes Mellitus (DM) pada masa periode 25-30 tahun mendatang akan
meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi karbohidrat dan kurangnya diet makanan
berserat. Diabetes Mellitus adalah penyakit dalam organ tubuh dimana terjadi defisiensi dari
produksi insulin oleh sel islet (β) pankreas yang dapat terjadi secara tetap ataupun relatif.
Simptom umum dari DM termasuk glukosuria, poliuria, serostomia, patique, kehilangan berat
badan yang drastis dan rasa ngantuk. Penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan pada semua
organ tubuh salah satu kelainan yang terjadi kandidiasis rongga mulut. Kandidiasis adalah suatu
infeksi jamur yang tumbuh berlebihan dalam rongga mulut mengakibatkan terbentuknya plak
atau plek putih, di sekitar rongga mulut. Lesi ini dapat menimbulkan warna mukosa mulut lebih
merah dari normal. Faktor predisposisi dari kandidiasis bersifat lokal dan sistemik faktor lokal
antara lain oral hygiene jelek, pemakaian gigi palsu dan pesawat ortodonti baik cekat atau lepas.
Sedangkan faktor sistemik antara lain terapi radiasi, obat-obatan anti kanker dan pemakaian
antibiotika yang terus menerus.
Kata kunci: diabetes mellitus, oral candidiasis
Abstract: Number of patients with Diabetes Mellitus (DM) in next period 25–30 years will
increase noticably due to high carbohydrate diet but lack of fibers. DM is a disease in body organ
due to insulin deficient produced by islet cells (β) pancreas can be either absolute or relative. This
disease can result in disorders on all body organs. One of anomaly is oral candidiasis. The general
symptoms of those with DM including glucosurya, polyuria, xerostomia, fatique, lost body weight
and drowsiness. Candidiasis is overgrowth mold infection in oral cavity causing the formation of
patchy white plaques or flecks. The colour of mucosa near the lesion can be normia, but
sometimes it redness. Presidposition factor of candidiasis can be local and systemic. The local
factor includes poor oral hygiene, the use of denture infrequently cleaned. Systemic factor
includes of candidiasis if untreated, can result in leucoplacia candidal malignantly and then
progress to carsinoma of scuamosa cells. Additional check to facilitate the diagnosa for this
candidiasis will be through histological and microscopical checks.
Keywords: diabetes mellitus, oral candidiasis
PENDAHULUAN
Diebetes mellitus adalah suatu penyakit
pada organ tubuh akibat berkurangnya insulin
yang diproduksi oleh sel-sel islet pankreas
1,2
dapat bersifat absolut atau relatif.
DM dapat berakibat buruk bagi semua
organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam penyakit. Salah satu kelainan yang
terjadi di rongga mulut adalah kandidiasis
mulut yang terjadi akibat menurunnya barier
mukokutan dan respon imun rongga mulut
2,3
terhadap kandida albikans.
Kandida albikans merupakan flora normal
rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina,
200
tetapi dapat berubah menjadi patogen apabila
terjadi perubahan pada host. Pada umumnya
terjadi berbagai tanda dan gejala pada rongga
mulut penderita DM yang tidak terkontrol
yaitu, hiposaliva atau serostomia yang
menyebabkan sindroma mulut terbakar,
gangguan pengecapan, pembesaran kelenjar
1,3
ludah parotis.
Lesi kandidiasis ini dapat berkembang di
setiap mukosa mulut, tetapi lokasi yang paling
sering adalah mukosa bukal, lipatan mukosa
4,5
bukal, orofaring dan lidah.
Kandidiasis kronis yang tidak segera
dirawat dapat berkembang menjadi kandidal
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008
Minasari Nasution
leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan
kemudian mengakibatkan karsinoma sel
skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik melalui
aliran getah bening yang menyerang organ
vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan
3,5
dinding pembuluh darah yang bersifat fatal.
Penatalaksanaan kandidiasis dilakukan
dengan mengontrol kadar gula darah terlebih
dahulu kemudian memberikan anti jamur
6,7
secara lokal dan sistemik.
DIABETES MELLITUS
DM merupakan kelainan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia), dan terjadi sebagai
akibat defisiensi insulin yang diproduksi oleh
sel-sel islet (β) pankreas bersifat absolut atau
1,4,6
relatif.
Klasifikasi DM ada 2 tipe yaitu, tipe 1
ketergantungan terhadap insulin (IDDM)
yang biasanya menyerang anak-anak dan tipe
2 ketergantungan terhadap insulin(NIDDM)
1,4
terutama terjadi pada penderita dewasa.
Kerentanan genetik tampak berperan
lebih penting pada NIDDM, dengan hampir
semua pasangan kembar identik yang terkena
penyakit DM 50% lebih banyak dibanding
penderita DM yang IDDM. Munculnya DM
tipe I biasanya akut, dengan gejala poliuria,
rasa haus dan turunnya berat badan secara
drastis, hyposaliva, serostomia sementara
munculnya tipe 2 lebih lambat dan perlahan1,4,8
lahan (Tabel 1).
Diagnostik DM dapat ditegakkan dengan
menggunakan kadar gula darah waktu puasa
dan 2 jam setelah beban glukosa oral 75 gram
(WHO 1985). Bila dijumpai kasus-kasus yang
dicurigai menderita DM (misalnya riwayat
keluarga DM, obesitas, umur) tetapi tes
toleransi glukosa belum memenuhi kriteria
diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan ulang
secara periodik sampai ditegakkan diagnosis
adanya DM atau tidak. Kriteria diagnosis
tergantung dari sampel darah yang diambil
(whole blood dari vena/kapiler atau plasma
3,8
dari vena/kapiler).
Jumlah pasien diabetes mellitus (DM)
dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan
datang akan sangat meningkat akibat cara
hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari
pagi sampai sore bahkan kadang-kadang
sampai malam hari duduk di belakang meja
menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk
Kandidiasis Rongga Mulut...
berolah raga, apalagi bagi para eksekutif
hampir setiap hari harus lunch atau dinner
dengan para relasinya dengan menu makanan
6
barat yang serba mewah.
Tabel 1.
Tanda dan gejala pada pasien DM yang terkontrol
dan tidak terkontrol (Quirino MRS, Birman EG,
Paula CR. “Oral manifestasion of Diabetes Mellitus
in controlled and uncontrolled patients”.
Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Abstrak: Jumlah pasien Diabetes Mellitus (DM) pada masa periode 25-30 tahun mendatang akan
meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi karbohidrat dan kurangnya diet makanan
berserat. Diabetes Mellitus adalah penyakit dalam organ tubuh dimana terjadi defisiensi dari
produksi insulin oleh sel islet (β) pankreas yang dapat terjadi secara tetap ataupun relatif.
Simptom umum dari DM termasuk glukosuria, poliuria, serostomia, patique, kehilangan berat
badan yang drastis dan rasa ngantuk. Penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan pada semua
organ tubuh salah satu kelainan yang terjadi kandidiasis rongga mulut. Kandidiasis adalah suatu
infeksi jamur yang tumbuh berlebihan dalam rongga mulut mengakibatkan terbentuknya plak
atau plek putih, di sekitar rongga mulut. Lesi ini dapat menimbulkan warna mukosa mulut lebih
merah dari normal. Faktor predisposisi dari kandidiasis bersifat lokal dan sistemik faktor lokal
antara lain oral hygiene jelek, pemakaian gigi palsu dan pesawat ortodonti baik cekat atau lepas.
Sedangkan faktor sistemik antara lain terapi radiasi, obat-obatan anti kanker dan pemakaian
antibiotika yang terus menerus.
Kata kunci: diabetes mellitus, oral candidiasis
Abstract: Number of patients with Diabetes Mellitus (DM) in next period 25–30 years will
increase noticably due to high carbohydrate diet but lack of fibers. DM is a disease in body organ
due to insulin deficient produced by islet cells (β) pancreas can be either absolute or relative. This
disease can result in disorders on all body organs. One of anomaly is oral candidiasis. The general
symptoms of those with DM including glucosurya, polyuria, xerostomia, fatique, lost body weight
and drowsiness. Candidiasis is overgrowth mold infection in oral cavity causing the formation of
patchy white plaques or flecks. The colour of mucosa near the lesion can be normia, but
sometimes it redness. Presidposition factor of candidiasis can be local and systemic. The local
factor includes poor oral hygiene, the use of denture infrequently cleaned. Systemic factor
includes of candidiasis if untreated, can result in leucoplacia candidal malignantly and then
progress to carsinoma of scuamosa cells. Additional check to facilitate the diagnosa for this
candidiasis will be through histological and microscopical checks.
Keywords: diabetes mellitus, oral candidiasis
PENDAHULUAN
Diebetes mellitus adalah suatu penyakit
pada organ tubuh akibat berkurangnya insulin
yang diproduksi oleh sel-sel islet pankreas
1,2
dapat bersifat absolut atau relatif.
DM dapat berakibat buruk bagi semua
organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam penyakit. Salah satu kelainan yang
terjadi di rongga mulut adalah kandidiasis
mulut yang terjadi akibat menurunnya barier
mukokutan dan respon imun rongga mulut
2,3
terhadap kandida albikans.
Kandida albikans merupakan flora normal
rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina,
200
tetapi dapat berubah menjadi patogen apabila
terjadi perubahan pada host. Pada umumnya
terjadi berbagai tanda dan gejala pada rongga
mulut penderita DM yang tidak terkontrol
yaitu, hiposaliva atau serostomia yang
menyebabkan sindroma mulut terbakar,
gangguan pengecapan, pembesaran kelenjar
1,3
ludah parotis.
Lesi kandidiasis ini dapat berkembang di
setiap mukosa mulut, tetapi lokasi yang paling
sering adalah mukosa bukal, lipatan mukosa
4,5
bukal, orofaring dan lidah.
Kandidiasis kronis yang tidak segera
dirawat dapat berkembang menjadi kandidal
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008
Minasari Nasution
leukoplakia yang bersifat pra ganas, dan
kemudian mengakibatkan karsinoma sel
skuamosa. Selain itu, kandidiasis dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik melalui
aliran getah bening yang menyerang organ
vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan
3,5
dinding pembuluh darah yang bersifat fatal.
Penatalaksanaan kandidiasis dilakukan
dengan mengontrol kadar gula darah terlebih
dahulu kemudian memberikan anti jamur
6,7
secara lokal dan sistemik.
DIABETES MELLITUS
DM merupakan kelainan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia), dan terjadi sebagai
akibat defisiensi insulin yang diproduksi oleh
sel-sel islet (β) pankreas bersifat absolut atau
1,4,6
relatif.
Klasifikasi DM ada 2 tipe yaitu, tipe 1
ketergantungan terhadap insulin (IDDM)
yang biasanya menyerang anak-anak dan tipe
2 ketergantungan terhadap insulin(NIDDM)
1,4
terutama terjadi pada penderita dewasa.
Kerentanan genetik tampak berperan
lebih penting pada NIDDM, dengan hampir
semua pasangan kembar identik yang terkena
penyakit DM 50% lebih banyak dibanding
penderita DM yang IDDM. Munculnya DM
tipe I biasanya akut, dengan gejala poliuria,
rasa haus dan turunnya berat badan secara
drastis, hyposaliva, serostomia sementara
munculnya tipe 2 lebih lambat dan perlahan1,4,8
lahan (Tabel 1).
Diagnostik DM dapat ditegakkan dengan
menggunakan kadar gula darah waktu puasa
dan 2 jam setelah beban glukosa oral 75 gram
(WHO 1985). Bila dijumpai kasus-kasus yang
dicurigai menderita DM (misalnya riwayat
keluarga DM, obesitas, umur) tetapi tes
toleransi glukosa belum memenuhi kriteria
diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan ulang
secara periodik sampai ditegakkan diagnosis
adanya DM atau tidak. Kriteria diagnosis
tergantung dari sampel darah yang diambil
(whole blood dari vena/kapiler atau plasma
3,8
dari vena/kapiler).
Jumlah pasien diabetes mellitus (DM)
dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan
datang akan sangat meningkat akibat cara
hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari
pagi sampai sore bahkan kadang-kadang
sampai malam hari duduk di belakang meja
menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk
Kandidiasis Rongga Mulut...
berolah raga, apalagi bagi para eksekutif
hampir setiap hari harus lunch atau dinner
dengan para relasinya dengan menu makanan
6
barat yang serba mewah.
Tabel 1.
Tanda dan gejala pada pasien DM yang terkontrol
dan tidak terkontrol (Quirino MRS, Birman EG,
Paula CR. “Oral manifestasion of Diabetes Mellitus
in controlled and uncontrolled patients”.