TERHADAP KETERSEDIAAN K ENTISOLS BENGAWAN SOLO DENGAN INDIKATOR TANAMAN KACANG TANAH   (Arachis hypogaea. L) (The Effect of Leucite Grain and Nitric Acid Concentration on Potassium Availability of  Bengawan Solo Entisols with Peanuts as Plant Indicator (

ENTISOLS BENGAWAN SOLO DENGAN INDIKATOR TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea. L)

(The Effect of Leucite Grain and Nitric Acid Concentration on Potassium Availability of Bengawan Solo Entisols with Peanuts as Plant Indicator (Arachis hypogaea. L))

Abdurrakhman WKA, Sri Hartati, dan Hery Widijanto

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126

ABSTRACT

Research in the Glass House of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University have been made to study the effect of Leucite grain and nitric acid concentration against availability of potassium from Bengawan Solo Entisols made in April – September 2006. This research is a causal relationship functional research; the approach is done with variables factorial experiment using Complete Random Design (CRD) with 2 factors and 3 times repeated. First factor is adding the Leucite grain (L) consist of 4 stage, that is L0 (without Leucite), L1 (using 5 mesh of Leucite grain), L2 (using 30 mesh of Leucite grain) and L3 (using 80 mesh size of Leucite grain). Second is adding acid concentration of nitrate (M), consists of 4 stage that is M0 (without nitric acid), M1 (adding 0.1M of nitric acid), M2 (adding 0.2M of nitric acid), and M3 (adding 0,3M of nitric acid). The first shaken with second factor for 24 hours before applied to soil. Analysis of data is using Analysis of Variance and Duncan’s Multiple Range Test.

Results of research shows the high K dissolved value on the acid concentration of nitrate with 10‐1M after the first 24 hours shaking between the two factors, with soluble K value 172.52 cmol/kg of L1M1 addition, 120.48 cmol/kg of L2M1 addition, and 188.13 cmol/kg of L3M1 addition. Adding Leucite grain and nitric acid concentrations have lower soil available K value at the time of incubation with a value that is lower than 0.30 cmol / kg (L0M0 – control of treatment). In stage of maximum vegetative, the additions of two factors have to increase the value of average soil available K was 0.30 cmol/kg on the L3M2. K absorption by plants has the highest average value of 0.73 mg/ kg on L3M3

Keyword: Leucite, Nitrite acid, potassium availability, potassium absorption, weathering

PENDAHULUAN feldspar, Leusit, Biotit, Plogopit, dan Glukonit, Tanah Alluvial meliputi lahan yang sering

sedangkan batuan silikat kaya‐K yang lebih atau baru saja mengalami banjir. Tanah yang

mudah lapuk adalah batuan volkanik berasal dari Bengawan Solo berasal dari

pembawa Leusit, yang merupakan bentukan pegunungan karst (Gunung Sewu) umumnya

dari batuan yang mengandung alumunium kekurangan Fosfor dan Kalium (Munir, 1996).

metasilika yang mineralnya terikat pada Salah satu cara mengatasi kekahatan

batuan kristal pada kondisi tekanan yang unsur hara adalah dengan pemupukan yang

rendah, dengan kandungan K 2 O 22,58% biasanya di impor dari luar negeri, alternatif

(Anonim, 2005).

lain untuk mengurangi ketergantungan Asam nitrat merupakan cairan yang tidak terhadap pupuk impor adalah dengan

berwarna, bersifat korosif, biasa digunakan menggunakan potensi Agromineral di

sebagai pereaksi di laboratorium, sebagai Indonesia, salah satunya adalah pemanfaatan

pelarut, pembuat bahan peledak dan juga Leusit sebagai sumber unsur hara K. Kalium

baik untuk digunakan sebagai pupuk seperti merupakan unsur hara yang berperan sebagai

amonium nitrat (Anonim, 2005). aktivator enzim dalam tanaman. Mineral

Kacang tanah adalah tanaman palawija pembawa K yang paling umum adalah K‐

yang mampu hidup pada tanah yang kurang Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurrakhman et al.

subur, sedikit masam, dan juga agak kering.

10 ‐3 dan 10 N. Ukuran Menurut Soeprapto (1993) tanah yang

Leusit yang digunakan adalah 5, 30, dan 80 mengandung cukup kalium akan mesh yang dilarutkan dalam larutan asam

menghasilkan kacang tanah yang berkualitas, nitrat dengan dosis 100 g Leusit/150 ml HNO 3 yang akan membuat polong tumbuh baik dan

dan digojog selama 24 jam. berisi penuh (Soemarno, 1987).

Tanah yang telah disiapkan kemudian Atas dasar pertimbangan tersebut di

ditambahkan kombinasi dari Leusit dan HNO 3 atas, perlu adanya penelitian dengan

dengan dosis 100 gr Leucite/7 kg tanah menggunakan asam nitrat sebagai pelapuk

Entisol, lalu didekompositkan dan batuan yang akan mempercepat proses

diinkubasikan selama 100 jam. Penanaman pelapukan mineral Leusit, sehingga mampu

kacang tanah dilakukan setelah masa melepaskan + ion K dan menunjang

inkubasi. Pemeliharaan tanaman kacang ketersediaan K di tanah Entisol Bengawan

tanah dilakukan dengan cara penyiraman dan Solo. penyiangan. Pemanenan dilakukan pada masa vegetatif maksimum.

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Bebas berupa seluruh perlakuan Penelitian dilaksanakan di Fakultas

yang dicobakan, Variabel Terikat Utama Pertanian Universitas Sebelas Maret berupa K tersedia tanah awal, K tersedia

Surakarta. Analisis kimia dilaksanakan di tanah setelah masa inkubasi, K tersedia tanah Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah

akhir/saat vegetatif maksimum, dan Variabel Fakultas Pertanian UNS. Penelitian ini

Terikat Pendukung adalah K total, pH H 2 O dan dilaksanakan mulai bulan April 2006 sampai

KCl, Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, September 2006.

Kejenuhan Basa tanah, (K 2 O, P 2 O 5 , CaO, MgO, Penelitian dilaksanakan secara faktorial

Na 2 O) batuan Leusit murni, K terlarut batuan yang menggunakan rancangan dasar Leusit, Serapan K tanaman, Tinggi tanaman, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri

Berat brangkasan kering tanaman atas dua faktor yaitu: faktor pertama berupa

Analisis data hasil pengamatan ukuran batuan Leusit (L) yang terdiri atas 4

menggunakan Analisis Ragam (Uji F) taraf 5% taraf, yaitu L0 (tanpa batuan berleusit), L1

dengan sebelumnya diuji normalitas, dan uji (batuan Leusit ukuran 5 mesh), L2 (batuan

beda jarak berganda (DMRT). Leusit

30 mesh), dan L3 (batuan Leusit 80 mesh), serta faktor kedua berupa konsentrasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HNO 3 yang terdiri atas 4 taraf, yaitu M0

Hasil Analisis Awal Tanah dan Batuan Leusit

(tanpa HNO 3 ), M1 (HNO 3 konsentrasi 10 ‐1 N), Tabel 1 menunjukkan bahwa reaksi M2

(10 ‐2 N HNO 3 ), dan M3 (10 ‐3 N HNO 3 ), tanah (pH) H 2 O pada Entisols Bengawan Solo sehingga diperoleh 16 kombinasi faktor

mempunyai harkat agak masam dengan nilai penambahan L dengan M dengan ulangan 3

6,44. Unsur hara mudah diserap tanaman kali. pada kondisi pH tanah sekitar netral

Tahapan penelitian yang dilakukan (Hardjowigeno, 1993). Unsur hara K tersedia meliputi pengambilan contoh tanah yang

dalam jumlah yang rendah, yaitu sebesar 0,06 dilakukan dengan cara komposit dari

cmol/kg. Darmawijaya (1997) berpendapat kedalaman 0 hingga 20 cm, selanjutnya

bahwa tanah Entisol mengandung K yang dikeringanginkan dan disaring dengan ukuran

relatif rendah. Rendahnya unsur hara K saringan berdiameter 2 mm. Asam nitrat

disebabkan karena Entisols Bengawan Solo (HNO 3 ) yang digunakan mempunyai selalu mengalami erosi akibat banjir dan

10 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Peng garuh Pember rian Butir Leus sit....Abdurahm man et al.

Tabe el 1. Hasil an nalisis tanah awal

Macam m Analisis

Nilai

Satua an

Harkat

pH H 2 O 6,44

agak masam m **

sangat rend dah* Mg g tersedia

Ca tersedia 0,01

cmol/ /kg

cmol/ /kg

sangat rend dah*

sangat rend dah * K te ersedia (cmol/ /kg)

K to otal /K 2 O HCl 25% 2,04

cmol/ /kg

cmol/ /kg

sangat rend dah *

rendah * KTK K (cmol/kg)

Bah han organik (% %) 1,96

rendah* * Tek kstur :

12,34 1 cmol/ /kg

Geluhan* **

%P asir 4 47,55

%D Debu 29,53 2 %Le empung 22,92 2

Sum ber : Hasil An nalisis Laborat torium Kimia dan Kesubura an Tanah Juru san Ilmu Tana ah FP UNS Sur rakarta 2006 alira an sungai ya ng berperan n dalam pela arutan k onsentrasi asam nitrat t yang pek kat akan

unsu ur hara. m mempercepa t terjadinya a pelapukan n secara Hasil anal isis awal batuan ber rleusit k imia dalam w waktu yang l ebih cepat p pula. (Tab bel

2) menu unjukkan un nsur hara K Kalium

dala am bentuk t tersedia (K 2 O O) sebesar 3 3,22%,

CaO O 4,74%, Mg gO 3,20%, M MnO 0,28%, Na2O 6,11 1% dan P 2 O 5 5 0,90%. Un nsur K meru pakan unsu ur ketiga set telah nitroge en dan fosfor r serta dise erap tanama an dalam ju umlah men dekati atau u bahkan melebihi j jumlah nitr rogen,

mes skipun terse edia di tana ah dalam ju umlah

terb batas (Sutedj o dan Kartas saputra, 199 0).

Tabe asil el 1. Ha analisis K terlarut (cmo ol/kg) dari 2. Hasil an nalisis batuan n berleusit

G Gambar

Pengukuran

ba tuan

berleus yang digoj dalam

it og

Para ameter Hasil l

asa am An nitrat. nalisis

Rerat ta

I II III CaO C 4,70 0 4,70 4,83 3 4.74 4

MgO M 3,15 5 Pe 0 emberian 3.20 Ba atuan Berle usit dan 3,25 3,20 MnO M 0,27 7 0,26 0,3 1 0.28 Konsentrasi K A Asam Nitrat t terhadap Variabel Na N 2 O 6,03 3 6,14 6,17 7 6.11 T Tanah pada S Saat Setelah Masa Inkub basi K 2 O 2,77 7 3,40 3,50 0 3.22 K K Tersedia Ta anah

P Pengaruh

P P 2 O 5 0,90 0 0,91 0,88 8 0.90 Hasil uji i beda jarak k berganda Duncan Sum mber : Hasil An nalisis Labora torium Kimia Analitik k

6 b ertaraf 5% (Tabel 3) m menunjukkan Fakultas MIP n UGM 2006 bahwa in nteraksi anta ara pemberi ian batuan berleusit

PA

Hasil anal isis batuan n berleusit yang d engan asam m nitrat ( L*M) menu unjukkan digo ojog dengan n asam nit trat (Gamb bar 1)

a danya beda a nyata ant tara kontrol l (L0M0) deng gan perban ndingan 10 00 gram b batuan d engan pem mberian L0 M1, L1M0, , L2M0,

berl eusit/150 m ml asam nit trat menunj ukkan L 2M2, L2M3 3, L3M1, d dan L3M3. Kontrol nilai i K total yan g terdapat p pada larutan asam

m mempunyai nilai yang l lebih tinggi sebesar

nitra at dengan k konsentrasi 0 0,1 N, yaitu pada

0 + ,31 cmol/kg . Proses pela arutan K da an kation L1M M1 (172,52 cmol/kg), L2M1 (1 120,48 y ang lain dari batua an Feldspa ar akan

cmo ol/kg) dan L3 M1 (188,13 cmol/kg) me emiliki d ipercepat la ajunya oleh h asam (ba ik asam nilai i yang lebi ih besar d dibanding d engan organik o mau pun asam anorganik) pada 24 inte raksi L*M y yang lain. Ha al ini dikare nakan ja am pertama a (Gambar 1) yang sel anjutnya

Sains s Tanah – Jurn nal Ilmu Tana ah dan Agrokli imatologi 7(1) ) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurrakhman et al.

Tabel

3. Hasil Uji DMR 5% pengaruh interaksi pemberian batuan berleusit (L) dan asam nitrat (M) terhadap variabel tanah pada saat setelah inkubasi

Variabel Pengamatan

K KB* Tersedia ) K Total KTK* ) pH H 2 0 pH KCl

Interaksi

Inkbsi Inkbsi Inkbsi

Inkbsi

Inkbsi Inkbsi

(cmol/kg) (cmol/kg) (cmol/kg)

L0M0 0,31 d 3,86 hi

14,00 ab 43,80 def

6,35 bcdefg 5,80 ef

6,16 a 5,64 a L0M2 0,27 abcd

L0M1 0,26 ab 3,18 de 20,00 bcde

25,20 bcde

2,63 b 11,00 ab 50,50 e 6,41 defg 5,76 def L0M3 0,29 abcd

3,02 bc 17,30 bc 34,20 de 6,30 abcdef 5,71 abcd L1M0 0,24 a 2,24 a 20,50 d 27,20 bc 6,30 abcdef

5,74 cdef

23,90 e 24,10 b 6,24 abcd 5,79 def L1M2 0,27 abcd

L1M1 0,30 cd 4,42 k

3,05 d 17,30 c 34,30 d 6,37 bcdefg 5,66 ab L1M3 0,27 abcd

3,14 d 17,30 c 32,50 cd 6,26 abcde 5,67 abc L2M0 0,26 abc

3,47 g 18,90 c 31,10 d 6,43 defg 5,89 gh

L2M1 0,30 d 3,73 gh 21,40 def

23,70 ab 6,23 abc 5,78 def L2M2 0,24 a 3,17 de 10,10 ab 55,30 ef 6,22 ab 5,77 def

L2M3 0,25 ab 3,40 ef 9,40 a 65,50 f 6,44 efg 5,72 bcde

54,40 de 6,40 cdefg 5,95 h L3M1 0,26 abc

L3M0 0,30 d 4,22 jk

11,20 abc

3,04 cd 8,70 a 66,80 ef 6,37 bcdefg 5,82 g L3M2 0,27 abcd

6,47 fg 5,81 fg

6,52 g 5,95 h Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% menurut ) uji Duncan; * Hasil Uji Mood Median.

L3M3 0,24 a 3,90 hi

19,80 bcde

27,30 bcd

akan mengalami penurunan secara Reaksi Tanah (pH Tanah)

eksponansial dengan peningkatan waktu Hasil uji DMR taraf 5% pH H 2 O (Tabel 3), hingga mencapai nilai yang konstan (Huang

interaksi antara pemberian batuan berleusit dan Keller, 1983). Hal inilah yang

dengan asam nitrat (L*M) terhadap pH H 2 O menyebabkan pada saat setelah masa

menunjukkan bahwa kontrol (L0M0) berbeda inkubasi nilai K tersedia pada seluruh

nyata dengan L0M1. L0M1 bersifat lebih interaksi pemberian L dan M lebih rendah

masam dibandingkan dengan kontrol dan dari kontrol.

interaksi L*M yang lain, karena konsentrasi

M1 lebih pekat dan bersifat lebih masam

K Total Tanah

daripada konsentrasi M yang lain, konsentrasi Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 3),

yang lebih masam pada percobaan akan interaksi antara pemberian batuan berleusit

berpengaruh terhadap nilai kemasaman dengan asam nitrat (L*M) menunjukkan

tanah.

kontrol (L0M0) berbeda nyata dengan semua Hasil uji DMR taraf 5% pH KCl (Tabel 3) interaksi pemberian faktor L*M kecuali L2M1,

pada interaksi antara L*M terhadap pH KCL L3M2, dan L3M3. Pemberian batuan berleusit

menunjukkan adanya beda nyata antara dan asam nitrat menunjukkan adanya beda

kontrol (L0M0) dengan L0M1, L0M3, L1M2, nyata antara kontrol dengan L1M1l yang

L1M3, L2M0, L3M0, L3M1, dan L3M3, karena mempunyai nilai rerata tertinggi sebesar 4,42

adanya pengaruh utama pemberian batuan cmol/kg. L1M1 menggunakan asam nitrat

berleusit yang semakin halus ukuran batuan dengan konsentrasi yang paling tinggi, yang

akan semakin meningkat pula nilai potensial lebih bersifat masam, sehingga proses

pH tanah dan pengaruh utama pemberian pelapukan yang terjadi dapat berjalan dengan

asam nitrat mengakibatkan turunnya nilai pH lebih cepat, dan K dari batuan terlepas ke

potensial tanah dengan semakin tingginya dalam tanah.

konsentrasi asam nitrat. Tabel 3

12 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurahman et al.

menunjukkan nilai pH KCl pada kolom L3 menyebabkan terlepasnya basa‐basa pada lebih besar bila dibandingkan dengan nilai pH

batuan tersebut.

pada kolom L1. Semakin halus ukuran butir batuan berleusit maka reaksi yang terjadi

Pengaruh Pemberian Batuan Berleusit dan

antara batuan berleusit dengan asam nitrat

Konsentrasi Asam Nitrat Terhadap Variabel

semakin besar pula karena luas permukaan

Tanah pada Saat Vegetatif Maksimum batuan yang semakin luas, dalam hal ini HNO 3 K Tersedia Tanah

selain menyebabkan kemasaman dan Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 4) interaksi mempercepat laju proses pelapukan batuan

antara pemberian L*M berbeda nyata antara juga melepaskan basa‐basa yang terikat

kontrol L0M0 dengan semua faktor dalam batuan yang dapat menetralkan

pemberian kecuali L0M1 dan L0M3, karena kemasaman dari HNO 3 . L0M1 dan L0M3 tidak menggunakan batuan

berleusit sehingga dapat dikatakan

Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah

pemberian K tersedia dalam tanah Hasil uji Mood‐Median (Tabel 3)

disebabkan karena adanya mineral primer menunjukkan interaksi antara L*M berbeda

dari tanah Entisol sendiri yang mempunyai nyata antara kontrol (L0M0) dengan

kandungan K yang ikut terlapukkan karena pemberian L1M0, L1M1, L1M2, L1M3, L2M0,

pemberian asam nitrat. Tabel 8 menunjukkan dan L2M1, dengan nilai rerata KTK tertinggi

bahwa pemberian batuan berleusit dengan pada L2M1 sebesar 25,48 cmol/kg, yang

ukuran L3 mempunyai ketersediaan K yang disebabkan karena pemberian L2M1 lebih tinggi bila dibandingkan dengan L1 dan

menggunakan L dengan ukuran 30 mesh dan L2 yang mempunyai ukuran yang lebih besar, HNO 3 dengan kons\entrasi 0,1N. Konsentrasi

karena reaksi kimia akan lebih banyak terjadi asam yang lebih tinggi akan berpengaruh

pada batuan dengan ukuran yang lebih halus. terhadap laju pelarutan batuan dan ukuran

Ukuran batuan yang lebih halus mempunyai batuan yang lebih kecil akan memperbesar

permukaan yang lebih luas sebagai tempat luas + permukaan batuan sehingga reaksi terjadinya reaksi kimia, sehingga pada L3, K

pertukaran kation yang terjadi lebih banyak yang terlarut lebih besar. yang menyebabkan nilai KTK tanah lebih lebih tinggi dari pada kontrol.

K Total Tanah

Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 5)

Kejenuhan Basa (KB) Tanah

menunjukkan bahwa pada pengaruh utama Hasil uji Mood‐median (Tabel 3)

pemberian L berbeda nyata antara L0 dengan menunjukkan interaksi antara L*M berbeda

L1, L2, dan L3. Pemberian batuan berleusit nyata antara kontrol dengan L1M0, L1M1,

pada tanah akan berpengaruh terhadap dan L2M1, yang mempunyai nilai median

unsur K tanah baik dalam bentuk K tersedia, K yang lebih rendah bila dibandingkan dengan

lambat tersedia, maupun K tidak tersedia kontrol (dibawah 43,8%). Nilai kejenuhan

yang terikat dalam batuan maupun dalam basa meningkat dengan semakin halusnya

mineral. Saat vegetatif maksimum pengaruh ukuran butir leusit yang disebabkan karena

pemberian HNO 3 sudah tidak terlihat sebagai ukuran yang lebih halus akan berpengaruh

akibat dari penyiraman yang dilakukan terhadap luas permukaan partikel yang

sehingga HNO 3 bersifat encer dan K yang menyebabkan asam nitrat akan lebih banyak

terdapat dalam batuan berleusit telah larut bereaksi dengan batuan berleusit dan

dalam tanah meskipun sebagian masih dalam bentuk lambat tersedia.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurrakhman et al.

Reaksi Tanah (pH)

menunjukkan kontrol (L0M0) berbeda nyata Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 5)

dengan seluruh faktor interaksi L*M kecuali menunjukkan pada pengaruh utama L0M1, L0M2, L0M3, L1M1, dan L3M1. Tabel 4

pemberian batuan berleusit berbeda nyata menunjukkan nilai pH KCl yang mendekati antara L0 dengan L1 dan L2. Hal ini

netral menggunakan HNO 3 dengan disebabkan karena penambahan batuan

konsentrasi M2 dan M3, yang berbeda tidak berleusit akan meningkatkan nilai pH H 2 O nyata dengan M0, sehingga dapat dikatakan

sebagai akibat dari larutnya basa‐basa pada saat vegetatif maksimum ini hanya tertukar seperti K, Na, Ca dan Mg yang

pemberian M1 dengan konsentrasi 0,1N saja terdapat dalam batuan berleusit. Pemberian

yang masih bersifat lebih masam dari pada air basa pada tanah masam menyebabkan H

(pada M0 dimungkinkan terjadi proses terlarut akan dinetralisir dan sebagian H yang

hidrolisis yang disebabkan oleh air). Sifat dapat dipertukarkan terionisasi untuk

masam telah dinetralisir oleh adanya basa‐ mengembalikan keadaan seimbang.

basa tertukar yang terlepas baik dari mineral Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 4)

tanah itu sendiri maupun dari batuan menunjukkan interaksi antara L*M berleusit.

Tabel

4. Hasil Uji DMR 5% pengaruh interaksi pemberian batuan berleusit (L) dan asam nitrat (M) terhadap variabel tanah pada saat vegetatif maksimum

Variabel Pengamatan

pH Perlakuan

K Tersedia

(cmol/kg) (cmol/kg)

L0M0 0,16 a 16,43 abcde

5,51 ab

L0M1 0,17 ab 15,29 abcd

5,48 ab

L0M2 0,19 bc 16,07 abcd

5,41 a

L0M3 0,18 ab 18,79 cdef

5,44 a L1M0 0,23 de 12,96 a 5,99 efg

L1M1 0,25 ef 16,50 abcde

5,59 abc

L1M2 0,27 fg 16,30 abcde

5,90 defg

L1M3 0,27 fg 18,14 bcdef

5,79 cde

L2M0 0,24 def

14,39 abc

5,88 defg

L2M1 0,22 def

21,24 ef 5,82 cdef

L2M2 0,26 ef 20,34 def

5,83 defg L2M3 0,26 ef 13,65 ab 6,23 h

L3M0 0,21 bcd

16,90 abcde

6,03 fgh

L3M1 0,23 cde

15,32 abcd

5,67 bcd L3M2 0,31 g 22,56 f 5,90 defg

6,06 gh Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% menurut

L3M3 0,30 g 13,94 abc

) uji Duncan; * Hasil Uji Mood Median.

Tabel

5. Hasil Uji DMR 5% pengaruh tunggal pemberian batuan berleusit (L) terhadap variabel tanah saat vegetatif maksimum

Variabel Tanah

Pengaruh

) Tunggal L K

Total

KB Tanah *

pH 2 O

H (cmol/kg)

(%) L0 6,43 a 3,07 a 35,90 b L1 6,78 bc 3,72 b 38,60 cd L2 6,82 c 3,98 b 32,90 abc L3 6,55 ab 3,86 b 41,10 bcd

Keterangan : Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan; *) Hasil Uji Mood Median

14 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurahman et al.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah

tersedia, sedangkan tanaman kacang tanah Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 4)

membutuhkan K dalam jumlah banyak menunjukkan pada interaksi antara L*M

meskipun ketersediaan K sedikit berbeda nyata antara kontrol (L0M0) dengan

(Soemaatmadja, 1983). Pemberian M3 L3M2,

yang mempunyai nilai KTK yang lebih ‐3 (konsentrasi 10 N) berbeda nyata dengan tinggi dibanding dengan faktor pemberian

seluruh faktor M dan kontrol (M0), karena L*M

3 dengan konsentrasi 10 adanya basa tertukar seperti K, Ca dan Mg

yang sebesar 22,56 cmol/kg, karena ‐3 HNO

pemberian

(M3) mempunyai pH mendekati netral, yang mempunyai nilai rerata lebih tinggi bila

semakin tinggi nilai pH tanah akan semakin dibandingkan dengan faktor pemberian L*M

tinggi pula serapan unsur hara oleh tanaman yang lain, basa‐basa tertukar akan

(Tan, 1991).

berpengaruh terhadap nilai KTK tanah disamping pengaruh yang lain seperti pH

Berat Brangkasan Kering Tanaman

tanah yang mendekati nilai netral pada Hasil uji DMR taraf 5% pada interaksi pelakuan L3M2.

antara L*M menunjukkan kontrol (L0M0) berbeda nyata dengan L0M2, L1M1, L2M0,

Kejenuhan Basa (KB) tanah

L2M1, dan L3M0. L2M1 mempunyai nilai Hasil uji Mood Median (Tabel 5)

rerata tertinggi sebesar 9,86 g. Hasil uji menunjukkan bahwa pada pengaruh utama L

korelasi menunjukkan adanya korelasi positif terdapat beda nyata antara L0 dengan L1,

antara berat brangkasan kering tanaman karena ukuran yang lebih besar (L1)

dengan tinggi tanaman, pemberian L2M1 pelepasan nutrisi dari batuan berleusit

pada variabel tinggi tanaman mempunyai berlangsung lambat sejak masa inkubasi.

nilai rata‐rata yang lebih besar bila Pelepasan yang lambat menyebabkan saat

dibandingkan dengan faktor interaksi L*M vegetatif maksimum batuan berleusit masih

yang lain sebesar 21,5 cm. Hal ini mempunyai cadangan nutrisi yang dapat

menunjukkan adanya proses fotosintesis dan disumbangkan ke tanah. Pada ukuran batuan

proses transpor hasil fotosintesis ke seluruh yang lebih halus laju pelepasan berlangsung

jaringan tanaman berjalan dengan baik. cepat, sehingga saat vegetatif maksimum

Hasil uji Mood Median menunjukkan batuan dengan ukuran yang lebih halus

interaksi antara L*M, kontrol (L0M0) berbeda nutrisinya telah larut ke dalam tanah dan

nyata dengan L0M2, L2M0, L2M1, dan L3M0. diserap tanaman.

Hasil uji korelasi menunjukkan adanya korelasi yang positif antara variabel tinggi

Pengaruh Pemberian Batuan Berleusit dan

tanaman dengan berat kering tanaman.

Asam Nitrat terhadap Variabel Tanaman

Pemberian L2M1 mempunyai nilai rerata

Serapan K Tanaman

tinggi yang lebih besar bila dibandingkan Hasil uji DMR taraf 5% (Tabel 6)

dengan semua faktor interaksi L*M. Serapan menunjukkan pemberian batuan berleusit

unsur K lebih banyak digunakan tanaman untuk semua ukuran berbeda nyata dengan

untuk pertumbuhan ke arah penambahan kontrol (L0, karena pemberian batuan

volume tubuh tumbuhan daripada berleusit berpengaruh terhadap K tanah baik

pertumbuhan ke arah pemanjangan tanaman, dalam bentuk tersedia maupun dalam

karena fungsi K berperan dalam bentuk lambat tersedia dan relatif tidak

pembentukan hasil tanaman.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010

Pengaruh Pemberian Butir Leusit....Abdurrakhman et al.

Tabel

6. Hasil Uji DMR taraf 5% pengaruh utama pemberian batuan berleusit (L), asam nitrat (M) terhadap serapan K (mg/kg tanaman) tanaman kacang tanah

Pengaruh

tunggal L

Pengaruh

tunggal M Pengaruh utama M

L0 L1 L2 L3

M0 0,47 0,44 0,46 0,43 0,45 a M1 0,42 0,55 0,46 0,57 0,50 a M2 0,40 0,60 0,57 0,46 0,51 a M3 0,50 0,54 0,69 0,73 0,62 b

Pengaruh utama L

0,45 a 0,53 b 0,55 b 0,55 b

Keterangan : Angka‐angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada DMR 5%

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Anonim. 2005. Leucite. http://www. Pemberian butir Leusit dan konsentrasi

whatmeans.com/encyclopedia/Leucite . HNO 3 mempunyai pengaruh yang nyata

______. 2005 Nitrate. http://www. terhadap K tersedia Entisols Bengawan Solo.

encyclopedia.laborlawtalk.com/Nitrate . Saat setelah masa inkubasi, pemberian

Darmawijaya, IM. 1997. Klasifikasi Tanah: butir Leusit dan konsentrasi HNO 3 Dasar Teori bagi Penelitia Tanah dan

mempunyai pengaruh menurunkan nilai Pelaksana Pertanan di Indonesia. Gadjah ketersediaan K Entisols dengan nilai K

Mada Universitay Preaa. Yogyakarta. tersedia yang lebih rendah daripada nilai K

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. PT tersedia kontrol (L0M0) dengan rerata L0M0

Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. sebesar 0,31 cmol/kg.

Huang, PM. dan M. Schnitzer. 1997. Saat vegetatif maksimum, pemberian

Interactions of Soil Minerals with butir Leusit dan konsentrasi HNO3

Natural; Organics and Microbes. mempunyai pengaruh meningkatkan Terjemahan Didiek Hadjar Goenadi dan

ketersediaan K Entisols dengan nilai K Sudarsono. Interaksi Minerla Tanah tertinggi pada pemberian L3M2 dengan

dengan Organik Alami dan Mikrobia. Gadjah

University Press. rerata

sebesar 0,31 cmol/kg.

Mada

Yogyakarta.

Serapan K oleh tanaman tertinggi pada pemberian

L3M3 dengan nilai 0,73 mg/kg. Munir. 1996. Tanah‐tanah Utama di Indonesia. Dunia pustaka Jaya. Jakarta.

Saran Soeprapto, HS. 1993. Bertanam Kacang Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut

Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. mengenai keefektivitasan antara penggunaan

Soemaatmadja, S. 1983. Kacang Tanah. CV asam ‐asam anorganik dengan asam organik

Yasaguna. Jakarta.

terhadap pelarutan unsur‐unsur pada mineral Soemarno. 1987. Tehnik Budidaya Kacang Leusit serta pengaruhnya terhadap Tanah. Sinar Baru. Bandung.

kemasaman dan ketersediaan unsur hara Sutedjo, M. Mulyani, dan AG. Kartasapoetra.

yang lain pada tanah. 1998. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Penelitian lanjutan mengenai penurunan

Aksara. Bandung.

nilai ketersediaan K tanah pada saat setelah Tan, KH. 1991. Dasar‐dasar Kimia Tanah. masa inkubasi.

Didiek hadjar Goenadi. Gadjah Mada Penelitian lanjutan mengenai dampak

University Press. Yogyakarta. negatif penggunaan asam anorganik sebagai pelarut unsur mineral Leusit pada bermacam jenis tanah yang ada di Indonesia.

16 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(1) 2010