PENYIMPANGAN PELAAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Studi Kasus pada Wilayah Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan

  

PENYIMPANGAN PELAAKSANAAN PERJALANAN DINAS

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Studi Kasus pada Wilayah Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan

  

ARTIKEL

R I Z A L

NIM: 1010018412014

  

Program Studi Ilmu Hukum

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

  2013

  IMPLEMENTATION OF OFFICIAL TRAVEL DEVIATIONS CIVIL SERVANTS Case Studies in Working Area Of The Regonal Office Directorate Of Treasury Of South Sumatera Provice Rizal¹, Uning Pratimaratri ¹, Yuslim²

  ¹Law of Study Program, Postgraduate of Bung Hatta University ²Law of Study Program, Postgraduate of Andalas University

  Email: rizalpdg65@gmail.com

  ABSTRACT

  Tour of duty is privileged to be conducted by Indonesia civil servant as the corps of government. Tour of duty may enable to improve the working quality of an organization or institution and as well the personal of public civil servant. Unluckily there is the possibility of misuse the responsibility tour of duty through some modus, these are harmful for the state. The opportunity tour of duty may be misused by actor of public civil servant to obtain the illegal benefit as his or her additional income. The loss of state may emerge of the misuse tour of duty responsibility. It can be identified as the crime of corruption and how to set the law on the misuse of tour of duty responsibility? It needs the empirical yuridis to find out the responses through questionnaires, interviews. The data are analyzed in qualitative one. The result of research indicates the misuse modus of tour of duty conducted through shortened the time tour of duty, the fictive tour of duty and falsifying the bill tour of duty, and as well through mark up of the cost. The deviation tour of duty misuse indicated the crime of corruption. The setting of the law on the misuse tour of duty may be conducted through preventive and repressive process and the loss of state should be repaid. Recomended to the public civil servant increase legal awarennes and change the mind set that the the misuse tour of duty responsibility is not a means to enrich themselves, such action is unlawfull and a criminal offense . Committing Officer and Treasures Expendituress that increase the accuracy in the testing and inspection of evidence as well as tour of duty responsibility and a special unit in charge of handling the needs of employees who will perfome tour of duty.

  .

  Key words: Public civil servant, Tour of duty, Letter tour of duty, Deviation.

  

PENYIMPANGAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Studi Kasus pada Wilayah Kerja Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

  

Provinsi Sumatera Selatan

Rizal¹, Uning Pratimaratri ¹, Yuslim²

  ¹Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Andalas

  Email: rizalpdg65@gmail.com

  

ABSTRAK

  Perjalanan Dinas merupakan hal yang lazim dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil selaku aparatur pemerintah. Perjalanan dinas memberikan manfaat untuk meningkatkan kinerja organisasi atau instansi sekaligus kinerja individu Pegawai Negeri Sipil. Namun ada indikasi (kemungkinan) penyimpangan pertanggungjawaban perjalanan dinas melalui beberapa modus, yang dapat membawa kerugian bagi negara. Pelaksanaan perjalanan dinas ternyata masih dimanfaatkan oleh oknum Pegawai Negeri Sipil selaku Pelaksana Perjalanan Dinas untuk memperoleh keuntungan secara illegal guna memperoleh tambahan penghasilan. Kerugian negara yang timbul akibat penyimpangan pertanggungjawaban perjalanan dinas, apakah dapat diidentifikasikan sebagai tindak pidana korupsi dan bagaimana upaya penegakan hukum terhadap penyimpangan pertanggungjawaban perjalanan dinas ini? Untuk mencari jawabannya dilakukan penelitian yuridis empiris, dengan penyebaran kuesioner dan wawancara hasilnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian mengindikasikan modus penyimpangan pelaksanaan perjalanan dinas dilakukan dengan mempersingkat waktu perjalanan dinas, melaksanakan perjalanan dinas fiktif dan pemalsuan bukti Perjalanan Dinas, serta penggelembungan biaya Perjalanan Dinas (Mark up),penyimpangan pertanggungjawaban perjalanan dinas merupakan tindak pidana korupsi Penegakan hukum terhadap penyimpangan pelaksanaan perjalanan dinas dilakukan dengan upaya preventif maupun represif dan kerugian yang dialami negara harus dilakukan penggantian. Disarankan kepada Pegawai Negeri Sipil agar meningkatkan kesadaran hukum dan perubahan mind set bahwa penyimpangan pertanggungjawaban perjalanan dinas bukanlah sarana untuk memperkaya diri, tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan merupakan tindak pidana. Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran agar meningkatkan ketelitian dalam pengujian dan pemeriksaan bukti pertanggungjawaban perjalanan dinas serta membentuk unit khusus yang bertugas menangani keperluan pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas.

  

Kata kunci: Pegawai Negeri Sipil, Perjalanan Dinas, Surat Perjalanan Dinas,

Penyimpangan.

  Pendahuluan

  Perjalanan Dinas lazim dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), dilaksanakan berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD). SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan atas beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN). Perjalanan Dinas dilakukan sesuai perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat Tugas. Pelaksanaan perjalanan dinas tentu memerlukan biaya dan menjadi beban dari APBN. Mengingat bahwa biaya perjalanan dinas bersumber dari uang rakyat maka setiap rupiah yang dikeluarkan dalam pelaksanaan perjalanan dinas haruslah sesuai dengan kebutuhan nyata, dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan negara.

  Ternyata sampai saat ini masih ditenggarai, banyak praktik yang dilakukan oknum PNS Sipil untuk meraup keuntungan yang berujung pada kerugian dan kebocoran pada Keuangan Negara. Perjalanan Dinas bukanlah sarana untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi sangatlah disayangkan bahwa perjalanan dinas yang dilakukan oleh oknum PNS adakalanya dimanfaatkan untuk me- ngambil keuntungan seperti dengan cara mempersingkat waktu perjalanan dinas, melakukan perjalanan dinas fiktif, pemalsuan bukti perjalanan dinas, atau penggelembungan (mark

  up) biaya perjalanan sehingga PNS

  yang melaksanakan perjalanan dinas tersebut justru mendapatkan keuntungan dari kerugian negara atas pembayaran biaya-biaya tersebut.

  Editorial Media Indonesia dengan judul “Perjalanan Dinas Sarang Penyamun”, menyoroti korupsi perja- lanan dinas oleh birokrasi peme- rintahan sesuai dengan hasil temuan BPK yang nilainya mencapai 40% dari biaya perjalanan dinas Rp. 18 triliun selama setahun.

  1 Dominikus Dalu

  menyatakan ; ”Praktek korupsi perjalanan dinas bukan hal baru dan sudah ada sejak zaman orde baru”. Kasus yang sempat menghebohkan adalah mark-up tiket perjalanan dinas 1 Harian Media Indonesia, 18 Mei 2012,

  “Perjalanan Dinas Sarang Penyamun” Jum’at tanggal 18 Mei 2012. di Kemenlu pada tahun 2010 yang menyeret sejumlah pejabat masuk penjara.

2 Perilaku PNS yang memanfaatkan

  biaya perjalanan dinas sebagai upaya

  illegal untuk menambah penghasilan

  guna mendapatkan keun- tungan pribadi barangkali dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Tidak sedikit juga PNS yang mengurangi waktu bertugas hanya karena ingin mendapatkan sisa uang perjalanan dinas yang lebih besar.

  lanan dinas yaitu untuk meningkatkan kinerja organisasi atau instansi, dan bukan untuk memakmurkan para PNS yang nakal.

  Perjalanan Dinas diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Perjalanan Dinas dibebankan pada APBN, dengan memperhatikan prinsip selektif, keter- sediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kemen- terian Negara/Lembaga, efisiensi peng- gunaan belanja negara, akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perja- lanan Dinas 2 Harian Media Indonesia, Dominikus Dalu

  S, Senior Asisten Ombudsman pada Ombudsman Republik Indonesia, “Memiskinkan Penyamun Uang Negara ” Kamis 24 Mei 2012, hlm 12 3 Majalah Treasury Indonesia edisi 2/2010,

  Sebuah evolusi Perjalanan Dinas, hlm 11

  serta pembebanan biaya. Tujuan peraturan ini adalah agar PNS yang melaksanakan perjalanan dinas, diwajibkan menyampaikan seluruh pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas atas dasar at cost atau segala pengeluaran didasarkan atas jumlah pengeluaran yang sesungguhnya (real

  cost ). Biaya perjalanan dinas yang

  bersumber dari uang negara harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan hak dan kewajiban yang diemban.

3 Tujuan ideal dilaksanakannya perja-

  Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada Jabatan, seperti mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya, penguman- dahan (Datasering), menempuh ujian dinas / ujian jabatan, menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatan guna kepentingan jabatan, memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas, mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri , mengikuti pendi- dikan setara Diploma/S1/S2/S3, mengikuti pendidikan dan pelatihan, menjeput/mengantarkan ke tempat

  pemakaman jenazah Pejabat Negara/ Nomor 8 Tahun1974 Tentang Pokok- Pegawai Negeri yang meninggal dunia Pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri dalam melakukan Perjalanan Dinas, adalah setiap warga Negara Republik menjemput/mengantarkan ke tempat Indonesia yang telah memenuhi syarat pemakaman jenazah Pejabat Negara/ yang ditentukan, diangkat oleh pejabat Pegawai Negeri yang meninggal dunia yang berwenang dan diserahi tugas dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke dalam jabatan negeri, atau diserahi Kota tempat pemakaman. tugas negara lainnya, dan digaji

  Pelaksana SPD mempertang- berdasarkan peraturan perundang- gungjawabkan pelaksanaan Perjalanan undangan yang berlaku dinas kepada pemberi tugas dan biaya Berangkat dari latar belakang Perjalanan Dinas kepada PPK paling yang telah diuraikan diatas, maka lambat 5 (lima) hari kerja setelah permasalahan dalam penelitian ini: Perjalanan Dinas dilaksanakan, dengan

  1.Bagaimanakah modus pe- melampirkan surat tugas yang sah dari nyimpangan pelaksanaan perjalanan atasan Pelaksana SPD, SPD yang telah dinas yang dilakukan oleh oknum ditandatangani oleh PPK dan pejabat di PNS? tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas

  2. Apakah penyimpangan atau pihak terkait yang menjadi tempat pelaksanaan perjalanan dinas yang tujuan Perjalanan Dinas, tiket pesawat, dilakukan oleh oknum PNS

  

boarding pass, airport tax , retribusi, dan mengandung unsur tindak pidana

  bukti pembayaran moda transportasi korupsi? lainnya, daftar penge- luaran riil, bukti

  3. Bagaimanakah upaya pene- pembayaran yang sah untuk sewa gakan hukum dalam pelaksanaan kendaraan dalam kota dan bukti perjalanan dinas yang dilakukan oleh pembayaran hotel atau tempat menginap PNS? lainnya.

  Tujuan yang hendak dicapai PNS merupakan unsur aparatur adalah untuk menemukan modus negara, abdi negara dan abdi masyarakat penyimpangan pelaksanaan perjalanan yang mempunyai tugas untuk dinas yang dilakukan oknum PNS, melaksanakan tugas peme- rintahan dan menemukan unsur korupsi dalam tugas pembangunan. Menurut Pasal 1 penyimpangan pelaksanaan perjalanan Undang-Undang Nomor . 43 Tahun 1999 dinas, dan untuk mengetahui upaya Tentang Perubahan atas Undang-Undang penegakan hukum dalam pelaksanaan perjalanan dinas.

  Metodologi

  Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris, pendekatan yang bertitik tolak dari ketentuan hukumnya dan kemudian diteliti dalam praktik dengan melihat keadaan nyata dalam masyarakat.

4 Penelitian ini

  berguna untuk menemukan penyim- pangan aturan dalam pelaksanaan Perjalanan Dinas yang dilakukan oleh PNS. Pendekatan penelitian secara yuridis empiris pada prinsipnya adalah penggabungan antara pendekatan yuridis dengan penambahan unsur-unsur empiris. Sasaran penelitian yaitu fakta empiris, dari sisi yuridis kajian didasarkan pada aturan hukum yang berlaku. Penelitian ini menyajikan fakta secara sistematis kemudian dianalisis untuk dapat dipahami dan disimpulkan, yang dilakukan dengan survey dan wawancara.

  Lokasi penelitian di Wilayah Kerja Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov. Sumatera Sela- tan meliputi Satuan Kerja Kantor Kementerian Tingkat Kantor Wilayah, Lembaga Tingkat Provinsi dan Kantor Dinas Tingkat Provinsi yang mengelola 4 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi

  Penelitian Hukum dan Jurimetri , Jakarta, Ghalia, Indonesia, 1994, hlm 34

  DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun anggaran 2012 di Kota Palembang, dengan pertimbangan bahwa Satuan Kerja tersebut memiliki tingkat perjalanan pegawainya yang relatif tinggi. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov. Sumatera Sela- tan pada tahun anggaran 2012 mengelola dana anggaran belanja negara yang bersumber dari APBN dengan jumlah sebesar 9,5 Triliun, merupakan jumlah terbesar di wilayah Sumatera. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PNS pada Kantor Kementerian Tingkat Kantor Wilayah, Lembaga Tingkat Provinsi dan Kantor Dinas Tingkat Provinsi di Kota Palembang.

  Mengingat banyaknya jumlah populasi dalam penelitian ini maka tidak semua populasi akan diteliti secara keseluruhan, untuk itu akan diambil sampel dari populasi secara purposive

  sampling. Dalam penelitian ini

  ditetapkan sampel 15 (lima belas) Kantor Kementerian Tingkat Kantor Wilayah, Lembaga Tingkat Provinsi dan Kantor Dinas di Provinsi Sumatera Selatan yaitu: Kantor Dinas Cipta Karya, Kantor Dinas Pendidikan, Kantor Dinas Pertambangan Dan Energi, Kanwil Kementerian Agama, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor Dinas Pertanian Dan Holtikultura, Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah II Palembang, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor Dinas Kelautan Dan Perikanan, Kantor Dinas Sosial, Kantor Dinas Perindustrian, Kanwil Badan Perta- nahan, Kantor Badan Pusat Statistik, Kantor BKKBN, Kantor Komisi Pemilihan Umum.

  Data yang terkumpul ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan melalui survey dan wawancara. Wawancara dengan para pihak terkait yaitu Bapak Alfajri Triawan Bendahara Pengeluaran Kanwil Direktorat Jenderal Perben- daharaan Provinsi Sumatera Selatan dan Ibu Lulu Pimpinan PT.Lukita Wisata Travel beralamat di Jalan Kolonel Atmo nomor 609 Palembang. Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk melengkapi data primer dengan melakukan penelitian kepustakaan (Library Research) terhadap peraturan yang berkaitan dengan materi penelitian, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, antara lain: Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor S-3508/PB.1/2012 tanggal 29 April 2012, hal klarifikasi atas tiket Perjalanan Dinas yang terindikasi tidak sah berkenaan dengan hasil audit

  Tim Pemeriksa BPK atas pertanggung- jawaban keuangan kegiatan perjalanan dinas tahun 2011dan tiket pesawat udara, boarding pass, dan airport tax. Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti. Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya, selanjutnya diadakan pengelompokan terhadap data yang sejenis untuk kepentingan analisa dan penulisan, dilakukan dengan pendekatan kuali- tatif, yakni data yang sudah ada dikumpulkan dipilah-pilah dan dila- kukan pengolahannya.

  Hasil dan pembahasan A. Deskripsi Hasil Penelitian

  Penelitian dilakukan dengan menyerahkan kuisioner kepada 75 (tujuh puluh lima) responden, sedangkan Wawancara dilaksanakan kepada dua orang responden.

  A. Modus Penyimpangan Pelaksanaan Perjalanan Dinas Pegawai Negeri Sipil

  Hasil penelitian: Tabel 1:Bentuk Penyimpangan yang

  dilakukan oleh Pelaksana Perjalan- an Dinas perjalanan dinas dan 1,33 % responden

  N Jawaban Freku Persent tidak memberikan jawaban. o Responden ensi ase %

  Hasil pengolahan data, modus

  1 Melakukan 20 26,67 penyimpangan dilakukan dengan cara: perjalanan dinas fiktif

  1. Melaksanakan Perjalanan Dinas

  2 Mempersingkat

  54

  72 Fiktif. waktu perjalanan

  Modus ini dengan cara

  3 Tidak 1 1,33 pejabat yang berwenang mener- memberikan jawaban bitkan Surat Tugas dan SPD, dalam

  Jumlah 75 100 kenyataannya pegawai tersebut Sumber hasil kuisioner November s.d tidak melaksanakan Perjalanan Desember 2012, diolah

  Dinas, namun kelengkapan Berdasarkan data pada tabel di pertanggungjawaban seperti tiket atas, sebagian besar responden (72%) pesawat, airport tax, boarding berpendapat, penyimpangan dalam

  pass, bill hotel , dan lain-lain dapat

  pelaksanaan Perjalanan Dinas dila- kukan dipertanggungjawabkan oleh Pelak dengan mempersingkat waktu Perjalanan sana SPD. Dinas, 26,67 % responden berpendapat

  Penulis melakukan wawan- dilakukan dengan mela- kukan perjalanan cara secara tidak terstruktur dengan dinas fiktif, dan 1,33% responden tidak

  5 Ibu Lulu pimpinan biro perja- memberikan jawaban.

  lanan PT. Lukita Wisata Travel. Didapat informasi pernah ada

  Tabel 2 :Penyimpangan lain oleh

  Pelaksana Perjalanan Dinas

  oknum PNS yang menjadi konsu-

  Persenta N Jawaban Freku se % o Responden ensi

  Sumber hasil kuisioner November s.d Desember 2012, diolah

  1 Pemalsuan 61 81,33 Berdasarkan data pada tabel di bukti atas, sebagian besar responden (81,33%) perjalanan

  2 Penggelembu 13 17,33 berpendapat, bentuk lain penyimpangan ngan biaya dalam pelaksanaan Perjalanan Dinas perjalanan dinas dilakukan dengan pemalsuan bukti

  3 Tidak 1 1,33 perjalanan Perjalanan Dinas, 17,33% 5 memberikan jawaban

  Lulu, Pimpinan PT.Lukita Wisata

  responden yang berpendapat dilakukan

  Travel, di Jl. Kolonel Atmo 609 Palembang, Jumlah

  75 100

  wawancara tanggal 16 Februari 2013, Jam 11.30

  dengan pengge- lembungan biaya WIB. mennya minta dibuatkan tiket fiktif, puluh lima ribu rupiah. Boarding Ibu Lulu tidak dapat menyanggupi dan airport tax bagaimana pak? permintaan oknum PNS tersebut, Penulis : “Lengkap sehingga oknum tersebut batal dengan boarding dan airport tax memesan tiket di biro perjalanannya, sekaligus”. karena tidak mela- yani permintaan Karyawati : “Tiket berikut kerjasama yang diharapkan oknum boarding pass dan airport tax PNS untuk menyediakan tiket fiktif Bapak harus bayar seratus lima

  6 ataupun tiket mark up. puluh ribu rupiah”.

  Selanjutnya penulis menda- Penulis : “Setuju”

  Karyawati : “jika Bapak hanya

  tangi sebuah biro perjalanan yang cukup besar dan ternama, berlo- kasi memesan tiket maka transaksi pada tempat yang strategis di kota langsung dapat diselesaikan, Palembang. Berlaku bagai konsumen berhubung Bapak pesan tiket be- yang membutuhkan tiket, penulis serta boardingpass dan airport tax memasuki kantor agen perjalanan dan selesainya hari Senin sore.apabila dilayani oleh seorang karyawatinya. telah selesai Bapak saya kabari via Penulis menyampaikan keinginan sms”. kepada karyawati tersebut untuk Untuk menghindari kecurigaan memper- oleh tiket dengan jadwal penulis langsung menyanggupi dengan pener- bangan tanggal 26 Februari membayar seratus lima puluh ribu rupiah. 2013 dengan rute Palembang tujuan Begitu mudahnya memperoleh tiket fiktif, Jakarta. Permintaan penulis lang- tanpa harus berangkat, hanya dengan sung disanggupi tanpa banyak tanya, membayar sebesar seratus lima puluh ribu dengan antusias si karyawati segera rupiah, tiket, boarding pass, berikut membalas ucapan penulis dengan airport tax dapat diperoleh. Memang tidak

  7

  dialog sebagai berikut: semua agen perjalanan dapat diajak

  Karyawati: “ Tiket fiktif ya pak, bisa bekerja sama dalam penyediaan tiket fiktif,

  pak. Kalau tiket saja harganya tujuh tentunya kondisi seperti ini perlu diwas- 6 padai dalam hal antisipasi penyimpangan dalam pertanggungjawaban biaya perja-

  Lulu, Pimpinan PT. Lukita Wisata Travel, Jl.Kolonel Atmo 609 Palembang, wawancara tanggal

  lanan dinas.

  16 Februari 2013. Jam 11.30 WIB 7 Penelitian dilakukan pada hari Sabtu

  Tiket fiktif yang dipertanggung-

  tanggal 16 Februari 2013 lebih kurang jam 14.00 WIB.

  jawabkan oknum PNS sepanjang berasal dari Maskapai penerbangan yang disertai

  Uraian Tiket Tiket Keterangan No SPJ Fiktif boarding pass dan airport tax, maka PPK .

  1. Maskapai Lion Air Lion

  satuan kerja penerbit SPD tidak dapat

  Penerbangan Air

  menolaknya apabila tarifnya sesuai standar biaya. Bendaharawan pengeluaran satuan

  2. Nama Ada x) Ada x)Sesuai SPD Penumpang

  kerja setelah menerima perintah bayar dari

  3. Booking OHXSA YYVD reference

  I IZ

  PPK dapat melakukan pembayaran karena

  4. Nomor Tiket 9902181 990214

  semua bukti yang diberikan sebagai

  395 2379 pertanggungjawaban telah sesuai ketentuan. 593 601

  Berikut ini dapat kita lihat perban- dingan

  5. Flight JT-333 JT-341

  antara tiket penerbangan yang telah 6.

  Departure Palemba Palemb (keberangkata ng ang dipertanggungjawabkan dengan tiket fiktif. n) (PLM) (PLM)

  7. Jakarta Jakarta Arrive (kedatangan)

  Tabel 3:Perbandingan Tiket yang telah

  (CGK) (CGK) dipertanggungjawabkan (SPJ) dengan Tiket Fiktif

  8. Tanggal 15-03- 26-02- 2012 2013

  Sumber, Tiket SPJ tanggal 13 Maret 2012

  9. Class Economy Econo W my Y

  (lampiran VII) No.990218395593, dan Tiket Fiktif tanggal

  19 Februari 2013

  10 Harga Rp.753.0 Rp.908 Standar biaya: . 00 (x1) .100

  No.9902142379601 (lampiran VIII) berikut

  (x1) tahun 2012: boarding pass, airport tax 8

  (x2) Rp.1.060.000 (x2) tahun 2013:

  2. Mempersingkat waktu Perjalanan Dinas. 9 Rp.1.134.000 Modus mempersingkat waktu

  11 Seat

  19 A

  10 A Boarding Pass

  cara mengurangi hari perjalanan yang . tercantum dalam SPD, perjalanan dinas

  12 Airport tax Ada Ada .

  dilaksanakan kurang dari waktu

  Dokumen

  13 Lampira Lampir . n VII an VIII

  penugasan, sedangkan tagihan biaya Perjalanan Dinas diajukan menurut uang harian Perjalanan Dinas secara waktu penugasan. Motif ataupun latar penuh tanpa melak- sanakan tugas belakang dari modus ini adalah niat dari sesuai masa penugasan. si Pelaksana SPD untuk mendapatkan

  3. Pemalsuan Bukti Perjalanan Dinas 8 Modus pemalsuan bukti

  Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

  Perjalanan Dinas oleh Pelaksana

  84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya 2012, lampiran II hal 16 9 SPD dilakukan dengan cara Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya 2013,

  bekerjasama dengan agen perja-

  lampiran II hal 16 lanan untuk memperoleh tiket pesawat, airport tax, boarding pass,

  bill hotel palsu dengan cara

  membayar atau dengan tindakan kreatif dari Pelaksana SPD itu sendiri dengan membuat tiruan tiket pesawat,

  airport tax, boarding pass, bill hotel atau dokumen lainnya.

  4. Penggelembungan biaya Perjalanan Dinas

  Modus penggelembungan biaya dengan cara menambah jum- lah nominal tarif biaya perjalanan. Biaya Perjalanan Dinas yang dipertanggungjawabkan tidak sesuai dengan biaya yang sesungguhnya telah dibayarkan oleh Pelaksana SPD. Biaya yang dipertanggungjawabkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, sehingga Pelaksana SPD mempe- roleh keuntungan dari selisih harga yang dipertanggungjawabkan ter- sebut. Pernah terjadi pada sebuah perjalanan dinas (dalam kegiatan Bimbingan Teknis/Pendidikan dan Latihan) dari Wilayah Sumatera menuju Jakarta, harga tiket yang dipertanggungjawabkan tertera Rp.1.730.000,00. Harga tersebut melebihi batas kewajaran. Setelah dilakukan konfirmasi dengan pihak maskapai terkait ternyata harga tiket sesungguhnya hanya Rp.434.000,00.

  10 Berdasarkan hasil wawan-

  cara Bapak Alfajri Triawan tentang pertanggungjawaban biaya Perja- lanan Dinas oleh Pelaksana SPD tidak ditemui penyimpangan. Semua bukti perjalanan berupa tiket transportasi bus, taksi, pesa- wat terbang, airport tax maupun

  bill hotel dipertanggungjawabkan

  sesuai ketentuan. Tiket dikeluarkan oleh penyedia transportasi. Bill

  Hotel dikeluarkan oleh Hotel. Tarif

  yang dipertanggungjawabkan sesu- ai Standar Biaya.

  11 Berdasarkan Surat Sekre-

  taris Direktorat Jenderal Perben- daharaan Nomor S-3508/PB. 1/2012 tanggal 29 April 2012 hal klarifikasi atas tiket perjalanan dinas yang terindikasi tidak sah, berkenaan dengan audit Tim Pemeriksa BPK atas pertanggung- jawaban keuangan kegiatan Perja- lanan Dinas tahun 2011 ditemukan tiket pesawat dengan indikasi tidak sah seperti tidak ada dalam database, tiket dengan nama yang 10 Wayan Juwena,2010, Telusur: Majalah Treasury Indonesia, Edisi 2/2010, halaman 14-15. 11 Alfajri Triawan, Bendahara Pengeluaran Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

  Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan, wawancara tanggal 22 Februari 2013. berbeda, dan tiket yang terindikasi pesawat. Perjalanan dinas dengan

  12 mark up harga. tingkat perjalanan A meng

  Penulis menilai kecen- gunakan fasilitas kelas bisnis, drungan yang sering digunakan oleh perjalanan dinas dengan tingkat oknum PNS selaku Pelaksana SPD perjalanan B dan C mengunakan dalam penyimpangan pelak- sanaan fasilitas kelas ekonomi. perjalanan dinas salah satunya Tiket kelas ekonomi yang dilakukan dengan meng- gunakan disediakan maskapai penerbangan moda transportasi pesawat terbang. memiliki beberapa tingkatan harga, Perbuatan curang untuk memperoleh bervariasi mulai dari yang teren- keuntungan secara illegal ini dah (promo) sampai harga batas mendapatkan bantuan kemudahan atas. Masing-masing maskapai dari pihak lain atau secara kreatif mempunyai aturan dan kriteria oknum PNS tersebut membuat bukti sendiri. Maskapai Lion Air palsu. Tindakan ini memperoleh misalnya, memiliki lima belas keuntungan yang besar sementara tingkat harga di kelas ekonomi. penyimpangannya hampir tidak kelihatan tanpa melakukan Tabel 4:Daftar Harga Tiket Kelas

  Ekonomi Lion Air Jakarta – Palem

  konfirmasi kepada mas- kapai

  bang atau Palembang – Jakarta

  penerbangan penerbit tiket pesawat

  No. Kelas Harga /Tarif (Rp) Ekonomi

  1. Y 908.000,00 oleh pihak yang berke- pentingan.

  2. A 885.000,00 Dalam dunia penerbangan,

  3. G 819.000,00 maskapai penerbangan menjual tiket

  4. W 753.000,00 kelas utama (first class), kelas bisnis

  5. S 687.000,00 (bisnis class) , kelas ekonomi

  6. B 621.000,00

  7. H 577.000,00 (economy class). Kelas membeda-

  8. K 533.000,00 kan harga atau tarif, luas tempat

  9. L 489.000,00 duduk, jumlah bagasi serta layanan

  10. M 456.000,00 (service) yang diberikan kepada

  11. N 423.000,00 penumpang baik di darat maupun di

  12. Q 401.000,00

  13. T 385.000,00 12 14. V 352.000,00

  (Sumber Surat Sekretaris Direktorat 15.

  X 302.000,00

  Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

  Sumber PT.Lukita Wisata Travel No.S-3508/PB.1/2012 tanggal 29 April 2012). tanggal 16 Februari 2013 Selisih harga inilah yang menjadi salah satu modus yang dilakukan oknum PNS untuk memperoleh keun- tungan secara illegal dalam pertang- gungjawaban biaya perjalanan dinas, dengan membeli tiket harga murah dan mempertanggung- jawabkan dengan harga maksimal (mark up ). Pertang- gungjawaban yang dilakukan oknum PNS ini secara formil dan materil tidak ditemukan penyimpangannya, baik yang berasal dari tiket fiktif, tiket palsu maupun tiket mark up. Tiket, airport tax, boarding

  pass yang dipertanggung- jawabkan

  semuanya asli. Tarif yang dipertanggungjawabkan dibawah stan- dar biaya atau maksimal sesuai standar biaya yang berlaku. Standar biaya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri Keuangan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Semua bukti yang dilapor- kan dan dipertanggungjawabkan telah sesuai dengan ketentuan yang ada. Per- buatan oknum PNS untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah ini tidak dapat dibuktikan oleh PPK maupun Ben dahara Pengeluaran tanpa melakukan konfirmasi kepada maskapai pener- bangan, namun hal ini tidak diper- syaratkan dalam melaksanakan peng- gantian biaya tiket yang dipertang- gungjawabkan oleh Pelaksana SPD.

  B. Unsur Korupsi dalam Penyimpa- ngan Pelaksanaan Perjalanan Dinas

  Oknum yang melakukan tindakan penyimpangan dalam pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas biasanya berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum. Tindakan tersebut dilakukan dengan alasan untuk memperoleh tambahan penghasilan. Hasil penelitian: Tabel 5 :Apakah Responden

  mengetahui bahwa penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya Perja lanan Dinas mengakibatkan kerugian negara? N o Jawaban Responden Freku ensi Persentase %

  1 Mengetahui

  69

  92

  2 Tidak mengetahui

  6

  8 Jumlah 75 100 Sumber hasil kuisioner November s.d Desember 2012, diolah

  Berdasarkan data pada tabel diatas, sebagian besar responden (92%) mengetahui bahwa penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas akan mengakibatkan kerugian negara, hanya 8% responden yang tidak mengetahui penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas mengakibatkan kerugian negara. Dari data dapat disimpulkan, sebagian besar Pelaksana SPD mengetahui dan menyadari bahwa penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas mengakibatkan kerugian negara. Tabel 6 :Pendapat Responden tentang

  Penyimpangan atas pertang gungjawaban biaya Perjalanan Dinas yang mengakibatkan kerugian negara dapat dikategorikan sebagai perbuatan korupsi?

  Sumber hasil kuisioner November s.d Desember 2012, diolah

  Berdasarkan data pada tabel di atas, sebagian besar responden (94,67%) berpendapat bahwa penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas yang mengakibatkan kerugian negara dapat dikategorikan sebagai perbuatan korupsi (Tindak Pidana Korupsi), hanya 1,33% responden yang berpendapat bahwa penyimpangan atas pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas yang mengakibatkan kerugian negara bukan tindak pidana korupsi, sedangkan 4% responden tidak memberikan pendapat.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, unsur-unsur tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang termasuk korporasi, melakukan perbuatan melawan hukum, .memperkaya diri sendiri, merugikan keuangan Negara.

  Ke empat unsur tindak pidana korupsi, ditemukan pada penyimpangan pelaksanaan perjalanan dinas. Penyimpangan pelaksanaan perjalanan dinas yang dilakukan dengan modus melaksanakan perjalanan dinas fiktif, mempersingkat waktu perjalanan dinas, pemalsuan bukti perjalanan maupun penggelembungan biaya perjalanan dinas (mark up) telah memenuhi unsur tindak pidana korupsi. Tindakan oknum Pelaksana Surat Perjalanan Dinas tersebut dapat diduga merupakan tindak pidana korupsi.

  Dua dari tiga sistem hukum menurut Friedman yaitu substansi hukum, dan budaya hukum. Subtansi hukum adalah aturan atau norma. Penyimpangan pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas merupakan pelanggaran atas substansi hukum. Norma hukum yang dilanggar adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan

  N o Jawaban Responden Freku ensi Persen tase %

  1 Tindakan Pidana Korupsi 71 94,67

  2 Bukan Tindak Pidana Korupsi 1 1,33

  3 Tidak memberikan pendapat

  3

  4 Jumlah 75 100 Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat pertanggungjawaban biaya

  Perjalanan Dinas?

  Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap dan pelanggaran atas Pasal 2

  Sumber hasil kuisioner November s.d ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Desember 2012, diolah

  Nomor

  31 Tahun 1999 tentang Berdasarkan hasil penelitian, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagian besar responden (60%) sebagaimana telah diubah dengan berpendapat, terhadap pelaku Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, penyimpangan pertanggungjawaban sedangkan perilaku yang bertentangan biaya Perjalanan Dinas dilakukan dengan ketentuan hukum yang ada dengan menerapkan sanksi merupakan pelanggaran budaya hukum. administrasi (hukuman disiplin),

  29,33% responden berpendapat

C. Upaya Penegakan Hukum dalam

  Pelaksanaan Perjalanan Dinas dilakukan pemberian sanksi pidana,

  Indonesia sebagai negara hukum dan 10,67% responden berpendapat memperlakuan setiap orang sama di pemberian sanksi administrasi dan depan hukum (equality before the law) sanksi pidana. sebagai salah satu prinsip dari negara Pemberian sanksi dilakukan hukum tentu membawa konsekuensi sebagai salah satu upaya penegakan setiap orang yang melakukan kejahatan hukum dalam rangka penertiban dan haruslah diproses secara hukum, meminimalkan kerugian negara. meskipun yang bersangkutan adalah Penegakan hukum meliputi fungsi aparat atau pegawai negeri. represif dan preventif. Fungsi represif

  Oknum PNS yang melakukan mencakup masalah penerapan sanksi, perbuatan yang bertentangan dengan dan fungsi preventif berupa ketentuan hukum, berupa penyimpangan

  N Jawaban Frekue Persent o Responden nsi ase %

  atas pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas yang dapat membawa

  1 Sanksi

  45

  60 administrasi kerugian pada Keuangan Negara tentulah

  (Hukuman dapat diproses secara hukum. disiplin)

  2 Sanksi Pidana 22 29,33 Hasil peneltian:

  3 Sanksi 8 10,67 Tabel 7 : administrasi

  Bagaimanakah pendapat

  dan Sanksi

  Responden, sebaiknya pemberian

  Pidana

  sanksi terhadap pelaku

  Jumlah 75 100

  penyimpangan peningkatan kesadaran hukum.

  Dalam tindak pidana korupsi, perbuatan yang dilarang dan diancam hukuman adalah perbuatan merugikan keuangan negara, bukan tergantung pada jumlah besar atau kecilnya kerugian negara yang timbul. Dalam delik formil, suatu perbuatan dinyatakan sebagai tindak pidana, jika perbuatan itu telah memenuhi delik dalam undang-undang tanpa harus menimbulkan akibat yang merugikan. Jadi meskipun perbuatan itu belum sampai menimbulkan kerugian keuangan negara, tetapi apabila perbuatannya telah “dapat” dikategorikan akan menimbulkan kerugian negara, maka pelakunya dapat dihukum. Demikian pula, meskipun hasil perbuatan korupsi tersebut telah dikembalikan kepada negara, tidak menghapus sifat melawan hukum perbuatan tersebut dan pelaku tindak pidana korupsi tetap diajukan ke pengadilan dan dipidana.

  akibat kelalain atau pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PNS diatur juga dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

  penegakan hukum bagi oknum Pegawai 13 Chaerudin, dkk, Strategi

  Pencegahan&Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, ( Bandung, PT.Refika Aditama, 2009), hlm 6. 14 Lihat Pasal

  35 ayat (1) dan Pasal 35 ayat(4), UU No. 17 /2003 Negeri Sipil sebagai Pelaksana Perjalanan Dinas yang terbukti melakukan penyimpangan pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas, diwajiban untuk mengganti kembali kerugian negara tersebut.

  Selain diwajibkan mengganti kerugian negara, oknum PNS tersebut dapat dijatuhi hukuman administrasi tanpa menghilangkan sanksi pidananya, seperti yang pernah terjadi adalah kasus mark-up tiket perjalanan dinas di Kemenlu pada tahun 2010 yang menyeret sejumlah pejabat masuk penjara.

  15 Meskipun begitu tujuan

  hukum tidaklah semata-mata memberikan penghukuman ke- pada si pelaku.Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui tindakan pengawasan.

  Hukum administrasi ditegakan bila terjadi penyimpangan dalam pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas oleh PNS dengan menerapkan hukum disipilin sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Jenis hukuman disiplin terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang dan berat. Penegakan hukum pidana secara luas 15 Harian Media Indonesia, Dominikus

13 Kerugian negara yang timbul

14 Upaya

  Dalu S, Senior Asisten Ombudsman pada Ombudsman Republik Indonesia, “Memiskinkan Penyamun Uang Negara ” Kamis 24 Mei 2012, hlm

  12 dapat diartikan sebagai suatu proses di apapun yang dilaksanakan dengan mana seorang tersangka yang melakukan melawan hukum untuk mem- perkaya tindak pidana diperiksa, dituntut, diadili, diri sendiri, merupakan tindak pidana dan selanjutnya dija- tuhi hukuman. korupsi. Upaya penegakan hukum Perilaku oknum PNS diarahkan pada terhadap penyimpangan per- pembinaan perilaku dengan memberikan tanggungjawaban biaya Perjalanan kesadaran hukum, bahwa penyimpangan Dinas, melalui mengganti kerugian pertanggung- jawaban biaya perjalanan negara sesuai penyimpangan, pem- dinas mempunyai implikasi pidana yang berian sanksi administrasi, dan/atau diancam dengan penjara dan/atau denda. dengan penegakan hukum pidana Untuk menjamin terpenuhinya asas dengan proses beracara di pengadilan.

  equality before the law , maka oknum

  PNS yang melakukan penyim- pangan Daftar Pustaka pertanggungjawaban biaya perjalanan

  A. Buku-Buku

  Hutington dalam Chaerudin, dkk, dinas hendaknya diproses secara hukum.

  Strategi

  Penghukuman sebagai bahan Pencegahan&Penegakan

  Hukum Tindak Pidana

  pembelajaran bagi sejawat lainnya untuk

  Korupsi, PT.Refika Aditama, tidak melakukan perbu- atan yang sama, Bandung,2009, hlm 2.

  Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi namun karena hukum tidaklah semata-

  Penelitian Hukum dan

  mata bertujuan meng- hukum, ada Jurimetri , Jakarta, Ghalia, Indonesia, 1994. baiknya dilakukan tinda- kan preventif

  Surat Sekretaris Direktorat Jenderal dan pemberian sanksi administrasi Perbendaharaan Kementerian Keuangan No.S- sebagai bentuk pembinaan dari pimpinan. 3508/PB.1/2012 tanggal

  29 Apabila pembinaan tidak diperdulikan April 2012). upaya represif sebagai ultimum remedium (tindakan terakhir) yang harus ditempuh.

  B. Majalah, Artikel dll Simpulan

  Harian Media Indonesia, 18 Mei 2012, “Perjalanan Dinas Sarang

  Modus penyimpangan dalam

  Penyamun ” Jum’at tanggal

  pelaksanaan perjalanan dinas dengan cara 18 Mei 2012.

  Harian Media Indonesia, Dominikus perjalanan dinas fiktif, memper- singkat Dalu S, Senior Asisten waktu perjalanan, pemalsuan bukti, Ombudsman pada Ombudsman Republik Indonesia, penggelembungan biaya. Setiap tindakan “Memiskinkan Penyamun Uang penyimpangan yang meng- akibat

  Negara ” Kamis 24 Mei 2012.

  kerugian negara dengan alasan dan dalih

  Majalah Treasury Indonesia edisi 2/2010.

C. Peraturan Perundang-Undangan

  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  37/PMK.02/2012 tentang Standar Baiay tahun 2013.