HUBUNGAN ANTARA DZIKIR ALLAH DENGAN KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL (Studi Kasus Jama'ah Dzikir di Bawah Bimbingan Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi)

Dr. Bambang Suryadi KONSENTRASI TAFSIR HADITS PROGRAM PASCA SARJANA S2 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2007

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul "HUBUNGAN ANTARA DZIKIR ALLAH DENGAN KESEHATAN FISIK DAN KESEHATAN MENTAL (STUDI KASUS TERHADAP MAJLIS DZIKIR DIBAWAH BIMBINGAN USTADZ HARYONO, DI KOTA BEKASI), yang ditulis oleh: Nur Arfiyah Febriani, dengan nomor induk: 04.2.00.1.05.01.0001. konsentrasi Tafsir Hadits telah disetujui untuk dibawa ke dalam ujian tesis.

Pembimbing

Dr. Bambang Suryadi

KETERANGAN

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta,

Ketua /Anggota Tim Penguji

Dr. Fuad Jabali

KETERANGAN

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta,

Pembimbing

Dr. Bambang Suryadi

KETERANGAN

Tesis dengan judul: "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental, Studi Kasus Jama'ah Dzikir Di bawah Bimbingan Ustadz. Haryono di Kota Bekasi", yang ditulis oleh saudara Nur Arfiyah Febriani, NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, telah diperbaiki sesuai dengan permintaan tim penguji tesis pada ujian tesis yang berlangsung pada tanggal 30 Agustus 2007.

Jakarta,

Anggota Tim Penguji

Prof. Dr. Enoch Markum

ABSTRAK

Tesis ini berjudul "Hubungan antara Dzikir Allah dengan Kesehatan

Fisik dan Kesehatan Mental (Studi Kasus Terhadap Majlis Dzikir Di Bawah

Bimbingan Ustadz Haryono, Di Kota Bekasi), ditulis oleh Nur Arfiyah Febriani, dengan NIM: 04.2.00.1.05.01.0001, di bawah bimbingan Dr. Bambang Suryadi. Tesis ini bertujuan untuk memaparkan kajian tentang dzikir dalam perspektif al-Quran dan hadits yang dihubungkan dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental manusia.

Dzikir adalah sebagai salah sat u cara hamba yang beriman unt uk meref leksikankan bent uk keingat an, kerinduan, dan kebut uhan kepada Allah swt . Karena sebagai makhluk dependent , dalam mengemban skenario

kehidupan yang dipercayakan kepadanya, manusia membut uhkan sesuat u yang bersif at adi-manusia, t ent u saj a dalam hal ini adalah Allah swt . yang dapat memberikan inner st r ange , sehingga manusia t ermot ivasi agar senant iasa melaksanakan amal ma'r uf nahi munkar .

Komunit as manusia yang dikat akan homo rel igius t ernyat a semakin menyadari bahwa dzikir bukan hanya sekedar aj aran agama belaka, akan t et api merupakan sebuah solusi yang ef ekt if dalam menanggulangi berbagai permasalahan yang menghimpit bat in manusia. Hal ini t ent u saj a dapat memberikan efek pada kesehat an ment al yang berimbas kepada kesehat an

f isik mereka. Kesadaran ini salah sat unya t erbukt i dengan berlombanya media inf ormasi dan elekt ronik yang mensosialisasikan kepada masyarakat t ent ang program acara yang mengungkap t ent ang keist imewaan dzikir yang dapat memberikan pengaruh pada kesehat an ment al dan kesehat an fisik manusia. Fenomena t ersebut begit u eksponensial, banyak t ampil dan kit a dapat i di berbagai macam media dengan cara yang begit u ekspresif.

Di dalam al-Quran dan hadit s keist imewaan t ent ang dzikir senyat anya memang t elah banyak diungkapkan. Dari manfaat nya secara vert ical kepada Sang Maha Khalik sampai manfaat nya secara horizont al kepada sesama makhluk, begit u j uga manfaat nya bagi individu yang int ent melaksanakannya, benefit nya dapat diraih ket ika masih hidup di dunia sampai kelak di akhirat .

Dzikir dalam perspektif al-Quran dan hadits dapat disimpulkan dalam artian: Akt if it as hamba dalam mengingat dan menghadirkan Tuhan dalam seluruh ruang gerak kehidupannya dengan seluruh anggot a t ubuh sert a mengimplement asikan keingat an it u ke dalam bent uk perilaku, sikap, gerak dan akhlak yang mulia, baik di hadapan-Nya maupun di hadapan makhluk- Nya sepanj ang wakt u. Dan, senant iasa bert af akur akan hikmah dibalik pencipt aan seluruh makhluk-Nya dalam marcapada ini

Sedangkan kesehatan Fisik adalah: 1) Suat u keadaan sej aht era badan, j iwa, dan sosial yang memungkinkan set iap orang hidup produkt if secara Sedangkan kesehatan Fisik adalah: 1) Suat u keadaan sej aht era badan, j iwa, dan sosial yang memungkinkan set iap orang hidup produkt if secara

Untuk kesehatan mental, manusia dapat dikatakan memiliki kesehatan mental apabila t erwuj udnya lima aspek dalam kehidupannya, yait u: aspek spirit ualit as ( èablu min Al lah) , int elekt ualias, sosial ( èabl u min al -nãs ), emosi ( emot ional at t achment / ikat an emosi) dan fisik. Bambang Suryadi j uga menambahkan bahwa: "There is no heal t h wit hout ment al heal t h."

Dalam menjawab permasalahan yang terdapat dalam penulisan tesis ini adalah dengan menggunakan metodologi library research dan field research. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana variasi pada satu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih dari variable yang lain berdasarkan standar koefisien korelasi. Selain itu perlu ditegaskan bahwa: penelitian ini adalah studi tentang "sikap" responden terhadap dzikir Allah, yang dihubungkan dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental responden. Oleh sebab itu hasil penelitian ini adalah hanya berdasarkan pengalaman responden semata.

Hasil yang didapat setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih satu tahun membuktikan bahwa:

1. Ada hubungan yang signifikan antara dzikir dengan kesehatan fisik. Diketahui juga dari kelima aspek variabel zikir, hanya 1 aspek yang tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variabel kesehatan fisik, yaitu: aspek aspek tempat dan waktu berdzikir. Dengan demikian, terdapat 4 aspek yang dapat dikatakan memiliki kontribusi yang signifikan, ke-empat aspek tersebut adalah: aspek zikir untuk mengingat Allah, aspek adab dalam berzikir, aspek memuji Allah dengan bermacam bentuk zikir, dan aspek manfaat zikir

2. Ada hubungan yang signifikan antara dzikir dengan kesehatan mental. Didapati juga dari kelima aspek variabel zikir, terdapat satu aspek yang tidak dapat dikatakan sebagai aspek yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan mental yaitu aspek waktu dan tempat dzikir (berdzikir dalam berbagai situasi dan kondisi), karena nilai t hitung pada aspek ini tidak memenuhi standar. Maka dengan demikian, terdapat empat aspek yang memiliki kontribusi paling signifikan terhadap variabel kesehatan fisik, yaitu: aspek adab dalam berzikir, aspek zikir untuk mengingat Allah, aspek manfaat zikir dan aspek memuji Allah dengan bermacam zikir.

Setelah mengungkap beberapa bahasan yang menjadi topik dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran agar dzikir dapat difahami bukan hanya sebatas perintah Allah kepada hamba yang beriman, akan tetapi juga bisa dij adikan salah sat u met ode da’ wah yang dapat mengej ewant ahkan aj aran agama Islam, yang bukan hanya sebat as kat a-kat a, akan t et api sebagai implement asi Setelah mengungkap beberapa bahasan yang menjadi topik dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran agar dzikir dapat difahami bukan hanya sebatas perintah Allah kepada hamba yang beriman, akan tetapi juga bisa dij adikan salah sat u met ode da’ wah yang dapat mengej ewant ahkan aj aran agama Islam, yang bukan hanya sebat as kat a-kat a, akan t et api sebagai implement asi

KATA PENGANTAR

Al-Èamdulill ah, segala puj i dan syukur ke hadirat Allah swt at as Rahmat , Hidayah dan Inayah yang senant iasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penelit ian yang penulis beri j udul: "Hubungan Dzikir dengan Kesehat an Fisik dan Kesehat an Ment al, St udi Kasus Maj lis Dzikir di bawah Bimbingan Ust adz. Haryono, di Kot a Bekasi" ini, dapat penulis selesaikan set elah sekian lama penulis menghadapi berbagai t ant angan, mengingat

penulisan t esis ini adalah kali pert ama dalam Konsent rasi Taf sir Hadit s, yang mencoba mengkombinasikan ant ara kaj ian t eorit is yang t erdapat dalam al-Quran dan hadit s dengan menghubungkannya dengan kesehat an

f isik dan ment al manusia. Êalawat sert a salam, semoga senant iasa t erlimpahkan kepada j unj ungan Nabi Muhammad saw. besert a keluarganya yang mulia dan para sahabat nya yang set ia dalam mensyiarkan agama Islam dan aj aran yang t erkandung di dalamnya demi kemaslahat an umat manusia.

Sungguh merupakan sebuah hasil karya yang t idak mungkin penulis berhasil hant arkan, t anpa bant uan moril dan met eriil, mot ivasi sert a cambukan dari berbagai pihak, yang membuat penulis t idak akan melupakan budi baik mereka dalam penulisan t esis ini. Unt uk it ulah, penulis menyampaikan rasa t erimakasih yang t idak t erhingga kepada mereka yang sangat berj asa, t erut ama:

Kepada Babah H. Murhain, alm. dan Umi Hj Sit i Mariyam, orangt ua sekaligus t eman set ia bagi penulis yang t idak pernah lelah merawat penulis dengan penuh cint a kasih, curahan perhat ian dan mot ivasi, sert a unt aian do'a yang t idak pernah berhent i bahkan sampai penghuj ung malam. Maaf kan saya Bah, karena saya t idak sempat memberikan karya ini langsung kepada Babah unt uk dibaca, karena Allah t elah menent ukan Babah berist irahat Kepada Babah H. Murhain, alm. dan Umi Hj Sit i Mariyam, orangt ua sekaligus t eman set ia bagi penulis yang t idak pernah lelah merawat penulis dengan penuh cint a kasih, curahan perhat ian dan mot ivasi, sert a unt aian do'a yang t idak pernah berhent i bahkan sampai penghuj ung malam. Maaf kan saya Bah, karena saya t idak sempat memberikan karya ini langsung kepada Babah unt uk dibaca, karena Allah t elah menent ukan Babah berist irahat

Kepada sebelas saudaraku: Dra. H. Nunung, Husnawat i, Hj . Umi Kulsum, S. Pd. , H. Suryo Harj o, Amd. , Wasliat i, Rahmawat i, Amd. , Eel

Aliyah, S. Ag. Diana Vit a, S.E., H. Eko Abdurrahman, Solihah Januart i, S.E dan Mairo Dzikriana, t erimakasih at as kepercayaan dan dorongan yang diberikan kepada penulis, begit u j uga at as kenangan indah masa kecil kit a sehingga kit a semua menj adi dewasa.

Kepada Akang, H. Badru Tamam, Lc. unt aian kat a t idak akan pernah cukup unt uk melukiskan bet apa besar j asa yang t elah akang berikan, perj uangan ini menguat kan hat i kit a unt uk selalu menghadapi segala t ant angan bersama. Neng sangat bahagia menj alani hidup bersama akang, semoga kit a selamanya dalam sakinah mawaddah wa r ahmah, Aamiin. Terimakasih at as semua cint a dan bahagia yang t ercipt a dalam hidup kit a.

Kepada Bapak pembimbing, Dr. Bambang Suryadi yang membuat penulis berani melakukan f iel d resear ch pada penulisan t esis ini. Dengan segala ket erbat asan yang penulis miliki bapak t erus memberikan mot ivasi dan masukan yang sangat membant u penulis unt uk mengembangkan karya ini agar lebih hidup dan f r esh unt uk dibaca. Slowly but sure, bapak t elah memberikan kepada penulis pengalaman yang sangat berharga, membuka wacana dan diskusi sehingga penulis dapat berf ikir lebih krit is.

Kepada Bapak Rekt or, Direkt ur Pascasarj ana besert a seluruh dosen dan st af civit as akademika Sekolah Pasca Sarj ana Universit as Islam Negeri Syarif Hidayat ullah Jakart a, yang t elah memberikan pendidikan yang baru kepada penulis, sehingga penulis dapat lebih konsen dalam mengkaj i ilmu penget ahuan yang dipilih meski t idak akan pernah cukup.

Kepada Bapak kepala besert a st af Perpust akaan Ut ama, dan Perpust akaan Pasca Sarj ana UIN (Mr. Suali and Mr. Syukron), Perpust akaan Iman Jama, Perpust akaan Ut ama UI, Perpust akaan Psikologi UI at as penyediaan buku-buku yang menj adi referensi ot orit at if dalam penulisan ini.

Kepada semua Ibu dan Bapak guru, Kiayi dan Ust adzah, sert a para dosen sej awat yang t elah berj asa menghant arkan penulis unt uk belaj ar dari nol wakt u di t aman kanak-kanak sampai menyelesaikan j enj ang pendidikan ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya at as ilmu, diskusi, mot ivasi dan do'a yang selalu penulis dapat kan dari mereka.

Kepada Ust adz Haryono, K. H. Muchlis Thaib, M. A. , Hj . At ifah Hasan, Lc. besert a seluruh Ust adz dan Ust adzah, para st af dan anggot a maj lis dzikir yang selalu membuka pint u bagi penulis dengan sambut an yang hangat , sehingga penulis dapat mengikut i kegiat an dalam maj lis dzikir, dan melakukan observasi yang sangat mendukung hasil penelit ian selama lebih dari 1 t ahun.

Kepada t eman-t eman Konsent rasi Tafsir Hadit s (K Hendra, K Ahmad Zumaro, dan Uda Novi) yang sangat raj in menanyakan perkembangan t esis penulis sert a menj adi t eman diskusi. Al -Hamdulil lah, akhirnya t esis ini rampung j uga diselesaikan meski harus angkat dua j empol t erlebih dahulu at as kesuksesan kalian sebelumnya. Sert a sahabat penulis yang lain, f ourt et yang t erdiri dari Tet eh Lala, Mama Zat il dan De' Ema, dan Nisa yang selalu mengusir kej enuhan dan menj adi sahabat yang t idak kenal lelah dalam Kepada t eman-t eman Konsent rasi Tafsir Hadit s (K Hendra, K Ahmad Zumaro, dan Uda Novi) yang sangat raj in menanyakan perkembangan t esis penulis sert a menj adi t eman diskusi. Al -Hamdulil lah, akhirnya t esis ini rampung j uga diselesaikan meski harus angkat dua j empol t erlebih dahulu at as kesuksesan kalian sebelumnya. Sert a sahabat penulis yang lain, f ourt et yang t erdiri dari Tet eh Lala, Mama Zat il dan De' Ema, dan Nisa yang selalu mengusir kej enuhan dan menj adi sahabat yang t idak kenal lelah dalam

Kepada Kak Agus dan Kak Masykur yang disela-sela kesibukannya t et ap membant u penulis dalam berkut at dengan rumus-rumus st at ist ik. Terimakasih at as penj elasan dan saran yang diberikan sehingga penulis lebih mudah memahami t ent ang met ode penelit ian dan hasil penelit ian ini dapat t ersaj i dengan rapih.

Penulis hanya dapat memanj at kan doa, memohon kepada Allah swt . Semoga Ia berkenan menerima dan membalas segala j asa dan budi baik

mereka kepada penulis sert a memberikan balasan yang hanya kepada-Nya

penulis serahkan, Ämîn Yã Rabb al-'Äl amîn, .

Jakart a, Juli 2007

Nur Arf iyah Febriani

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. ii

PENGESAHAN PANITIA

UJIAN.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . iii

ABSTRAK.. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. vi

KATA PENGANTAR.. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. viii DAFTAR ISI . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. xi PEDOMAN TRANSLITERASI . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. xv DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………. .. xvi

BAB I PENDAHULUAN .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 1

A. Lat ar Belakang Masalah . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 1

B. Ident ifikasi Masalah .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 6

C. Pembat asan dan Perumusan Masalah .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. 7

D. Tuj uan Penelit ian dan Manfaat Penelit ian .. .. .. .. . .. .. .. .. 8

E. Definisi Operasional .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 9

F. Penelit ian Terdahulu . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 14

G. Sist emat ika Penulisan.. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 17

BAB II KAJIAN TEORITIS . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 19

A. Dzikir dalam Perspektif al-Quran dan Hadits. . .. .. .. .. .. 19

A. 1. Definisi Dzikir . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 19

A. 2. Dzikir dalam Perspektif al-Quran dan Hadits . .. .. 22

A. 2. 1. Adab Berdzikir .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 22

A. 2. 2. Berdzikir dengan Anggot a Tubuh. .. .. . .. .. .. .. 30

A. 2. 3. Berzikir dengan Fenomena Alam . .. .. . .. .. .. .. 35

A. 2. 4. Dzikir Sebagai Salah Sat u Ciri Orang Beriman dan Bert aqwa .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 53

A. 2. 5. Berdzikir dalam Berbagai Sit uasi dan Kondisi

A. 2. 6. Akibat Lalai dan Melupakan Dzikir Allah bagi Manusia . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 59

A. 3. Bentuk-Bentuk Dzikir dan Lafadz Dzikir yang Diutamakan .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 61

A. 3. 1. Bent uk-bent uk Dzikir . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 61

A. 3. 2. Lafadz-laf adz Dzikir yang Diut amakan .. .. .. 73

A. 4. Fadhilah Majlis Dzikir . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 84

B. Kesehatan Fisik. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 85

B. 1. Konsep Kesehatan Fisik . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 85

B. 2. Faktor-Fakt or yang Mendukung Kesehat an Fisik 90

B. 3. Dzikir Allah dan Pengobat an Fisik .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 103

C. Kesehatan Mental .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 105

C. 1. Definisi Kesehatan Mental dan Indikator Kesehatan Mental.. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 105

C. 2. Peran Agama dalam Kesehatan Mental .. . .. .. .. .. .. 112

C. 3. Kesehatan Mental dan Kesehat an Fisik . . .. .. .. .. .. 119

C. 4. Dzikir Allah dan Kesehat an Ment al . .. .. .. . .. .. .. .. .. 123

D. Hipot esis . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 128 BAB III

Met ode Penelit ian.. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 129

A. Jenis Penelit ian .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 129

B. Variabel Penelitian . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 129

C. Populasi dan Sampel .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 131

D. Teknik Pengambilan Sampel . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 133

E. Prosedur Pengambilan Data .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 134

F. Inst rumen Penelit ian.. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 134

G. Prosedur Penelit ian . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 139

H. Analisa Data . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 140 BAB IV

Analisis Hasil Penelitian .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142

A. Gambaran Umum Subyek .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 142

A. 1. Gambaran Umum Maj lis Dzikir .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142

A. 1. 1. Let ak Geografis.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 142

A. 1. 2. Kegiat an Jama'ah Dzikir Ust adz Haryono .. .. 142

A. 1. 3. Met ode Pengobat an Ust adz Haryono . .. .. .. .. 144

B. Deskripsi Dat a .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 147

B. 1. Gambaran Umum Responden . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 147

B. 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengalaman Berdzikir.. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 152

C. Hubungan Antara Dzikir dengan Kesehat an Fisik dan Kesehat an Mental .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 159

C. 1. Hubungan ant ara Dzikir dengan Kesehat an Fisik.. .. 159

C. 2. Hubungan ant ara Dzikir dengan Kesehat an Ment al . 160

D. Analisis Tambahan: Hubungan ant ara Aspek-aspek Dzikir dengan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental. .. .. .. .. 161

BAB V Penut up . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 165

A. Diskusi .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 165

B. Kesimpulan .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 168

C. Implikasi.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 169

D. Saran . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 170 LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Tugas Penelit ian .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 174 Lampiran II. Kat a Pengant ar Penelit ian . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 175 Lampiran III. Skala Uj i Coba . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 176 Lampiran IV. Kunci Jawaban Skala Uj i Coba .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 183 Lampiran V. Skala Penelit ian . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 184

Lampiran VI. Kunci Jawaban Skala Penelit ian .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 191 Lampiran VII. Skor Skala Dzikir, Kesehat an Fisik dan Ment al (Uj i Coba)

192 Lampiran VIII. Skor Skala Dzikir, Kesehat an Fisik dan Ment al (Penelit ian) .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 195

Lampiran IX. Reliabilit as dan Validit as Skala Dzikir . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. 213 Lampiran X. Reliabilit as dan Validit as Skala Kesehat an Fisik .. .. .. .. 215 Lampiran XI. Reliabilit as dan Validit as Skala Kesehat an Ment al .. .. 217 Lampiran XII. Reliabilit as dan Korelasi ant ar Variabel . .. .. .. . .. .. .. .. .. 219 Lampiran XIII. Korelasi dan Regresi Dzikir dengan Kesehat an Fisik .. 223 Lampiran XIV. Korelasi dan Regresi Dzikir dengan Kesehat an Ment al 228 Lampiran XV. Tunt unan Dzikir Ust adz. Haryono .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 233 DAFTAR PUSTAKA.. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 234

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hij aiyah أ =

kh

sy

Saddah

Penulisan saddah menggunakan konsonan rangkap seperti فﺎّﺸﻜﻟا ditulis al-kasysy ã f

Maddah

Kata Sandang لا

Kata sandang لا baik diikuti huruf syamsiah maupun qamariah ditulis dengan al seperti لﺎﺟﺮﻟا ditulis al-rijal, ﺖﯿﺒﻟا ditulis al-bait.

Diftong

ai sepert i ﻦﯿﺑ dit ulis baina

au sepert i مﻮﯿﻟا dit ulis al-yaum

DAFTAR SINGKATAN

swt . Subhãnah wa t a` ãa saw. Éal la Al lah ` alaihi wa sallam t .t h. t anpa t ahun t .p. t anpa penerbit t .t p. t anpa t empat as.

` Alaihi salam ra.

Raçia Al lah ` anh H.R. Hadis Riwayat M.

Masehi

H. Hij riyah

h. halaman

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dzikir adalah sebagai salah sat u cara hamba yang beriman unt uk meref leksikankan bent uk keingat an, kerinduan, dan kebut uhan kepada Allah swt . Karena sebagai makhluk dependent , dalam mengemban skenario

kehidupan yang dipercayakan kepadanya, manusia membut uhkan sesuat u yang bersifat adi-manusia, t ent u saj a dalam hal ini adalah Allah swt .

Dengan sugest i yang kuat , melalui dzikir yang int ent dilakukannya manusia akan dapat merasakan dalam ruang kalbunya, nuansa ket enangan, kedamaian dan kebahagiaan hakiki yang diinginkannya. Karena dengan berdzikir kepada-Nya manusia merasakan kedekat an dengan Allah swt dalam set iap hembusan naf as dan akt ivit asnya.

Ini dapat kit a fahami, karena dzikr ul lah menempat i sent ral amaliah j iwa hamba Allah yang beriman, karena dzikrullah adalah keseluruhan get aran hidup yang digerakkan oleh kalbu dalam t ot alit as Ilahi. Tot alit as inilah yang mempengaruhi seluruh akt ivit as hamba, dalam perenungannya pada kekuasan, keindahan dan kesempurnaan cipt aan Tuhan, akt ivit as hamba, kediaman hamba, kont emplasi hamba, bahkan pada saat -saat hamba ist irahah dalam t idurnya. Sebagaima dalam salah sat u ayat al-Quran Allah berf irman:

(yait u) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri at au duduk at au dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan t ent ang pencipt aan langit dan bumi (seraya berkat a): "Ya Tuhan kami, t iadalah Engkau mencipt akan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami (yait u) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri at au duduk at au dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan t ent ang pencipt aan langit dan bumi (seraya berkat a): "Ya Tuhan kami, t iadalah Engkau mencipt akan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami

Ayat ini menj elaskan t ent ang krit eria dari siapa saj a unt uk orang yang dinamai dengan Ülu al -Albãb , mereka adalah: orang-orang baik laki- laki dan perempuan yang t erus menerus mengingat Al l ah, dengan ucapan, dan at au hat i dalam seluruh sit uasi dan kondisi saat bekerj a at au ist irahat , sambil berdiri at au duduk at au dal am keadaan ber bar ing, at au bagaimanapun. Dan mer eka memikirkan t ent ang pencipt aan, yakni kej adian dan sist em kerj a l angit dan bumi dan set elah it u berkat a sebagai

kesimpulan: "Tuhan Kami, t idakl ah Engkau mencipt akan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia, t anpa t uj uan yang hak. Apa yang kami

alami, at au lihat at au dengar dari keburukan at au kekurangan. Maha suci Engkau dari semua it u. It u adalah ulah, at au dosa dari kekurangan kami yang dapat menj erumuskan kami ke dalam siksa neraka maka pel iharal ah kami dari siksa api ner aka.

Quraish menambahkan penj elasan t ent ang obyek dzikir pada ayat ini adalah Allah. Sedang obyek

f ikir adalah makhluk Allah yang berupa

f enomena alam. Ini berart i pengenalan kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan akal, yakni berfikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya unt uk memikirkan f enomena alam, t et api ia memiliki ket erbat asan dalam

memikirkan Dzat Allah. 1

Dalam al-Quran, Allah mengingat kan kepada manusia t ent ang pent ingnya senant iasa berdzikir kepadanya. Allah menyert akan dalam al- Quran 268 ayat yang di dalamnya t erdapat kat a dzikir dengan semua bent uk derivasinya 2 . Begit u j uga dalam hadit s Rasulullah, dzikir dikat akan

1 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Miébaè Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Volume II, h. 308-311. Lihat j uga: Q.S al-Baqarah [2]: 152.

2 Muhammad Fuad 'Abd al-Bãqi, al-Mu'j am al -Muf ahr as l i Al f aì al-Qur an al-Karîm, (Qahirah: Dar al-Hadit s, 1422 H/ 2001 M), h. 332-337. Di ant ara kata-kat a al -dzi kr yang 2 Muhammad Fuad 'Abd al-Bãqi, al-Mu'j am al -Muf ahr as l i Al f aì al-Qur an al-Karîm, (Qahirah: Dar al-Hadit s, 1422 H/ 2001 M), h. 332-337. Di ant ara kata-kat a al -dzi kr yang

mengamalkannya baik di mat a Allah maupun makhluk-Nya 3 . Set iap makhluk Allah berdzikir dengan caranya sendiri. Manusia

sebagai makhluk Allah yang memiliki berbagai macam keist imewaan j uga berdzikir dengan cara yang lebih variat if (sepert i yang diungkapkan dalam

disebut sebanyak 268 kali, terdapat delapan belas kat a di ant aranya berarti laki-laki ( dzukur). Disamping kata dzikir, dalam al-Quran j uga terdapat kata muddakkir (memakai huruf dal), yang oleh Muhammad Fuad al-Baqi, dimasukkan ke dalam kelompok kata dzi kr.

Dzikir dalam al-Quran memiliki art i yang beragam, dari art i kata dzikir adalah al-Quran itu sendiri (Q.S. al-Hij r [ 15] : 6 dan 9, Ali Imran [3]: 58) sampai mengandung pengertian lain seperti: 1) shalat , 2) mengingat Allah (Q. S. al-Zumar [ 39]: 22 dan 23, al-Maidah [5]: 91, al- Ra'ad [ 13]: 28, al-Muj ãdalah [ 58] : 19, Munãfiqün [63] : 9, 3) peringatan (Q.S. al-A'rãf [ 7] " 63, al-Anbiyã' [ 21] : 24 dan 28, Yüsuf [ 12]: 104, 4) pelaj aran (Q. S. Yãsin [ 36]: 69, Qamar [ 54] :

17, 22, 32, dan 40, 5) menyebut (Q. S. al-Baqarah [2]: 200), 6) Wahyu (Q.S. al-Qamar [ 45] : 25, al-Mursalãt [ 77]: 5), 7) Kit ab-Kitab Allah (Q.S. Ëãha [20] : 124, al-Éaffãt [ 37]: 3 dan 168), dan lain-lain. Toni Victor Mandawini Wanggai, menyert akan dalam tesisnya 14 (empat belas) arti dzikir lengkap dengan semua bentuk derivasinya. Lihat lebih lengkap: Toni Victor Mandawini Wanggai, Mahasiswa Program Pascasarj ana Universit as Islam Negeri Syarif Hidayat ullah, Jakarta. Judul Tesis: Dzi ki r Al lah dalam Perspekt i f al -Quran, 2002 M.

3 Lihat j uga lebih j auh, hadit s yang berkenaan dengan dzikir dalam kit ab: Muslim bin al-Èaj j aj al-Nasaibury, Éaèiè Musl i m, (Beirut , Dar al Fikr, 1993) j uz II, h.566-587. Dalam

kitab ini terdapat 25 bab pembahasan yang berhubungan dengan dzikir Allah, doa, taubat dan ist ighfar. Bab-bab tersebut menj elaskan t entang: 1) Anj uran untuk berdzikir, 2) Asma Allah dan orang yang mengamalkannya, 3) Kesungguhan dalam berdoa, dan j angan mengucap: “ Jika Engkau Menginginkan” , 4) Dimakruhkan memohon kematian, 5) Orang yang sangat menyukai berj umpa dengan Allah dan Allah j uga sangat menyukai berj umpa dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai berj umpa dengan Allah maka Allah j uga t idak suka berj umpa dengannya, 6) Bab keutamaan dzikir dan do’ a dan mendekatkan diri kepada Allah, 7) Dimakruhkan berdoa dengan memohon dikabulkan dengan segera di dunia,

8) Fadhilah maj lis dzikir, 9) Keut amaan doa dengan mengucapkan “ Al l ahumma Ät i nã f i al - dunyã èasanat i n wa f i al -ãkhirat i èasanat i n wa qi nã ‘ adzãba al-nãri ” , 10) Keut amaan t ahli l , t aébi è, dan doa, 11) Keut amaan berj ama’ ah dalam membaca al-Quran dan berdzikir, 12) Dianj urkan unt uk membaca ist ighfar dan memperbanyak melafaìkannya, 13) Dianj urkan unt uk merendahkan suara ket ika berdzikir, 14) Memohon perlindungan dari keburukan fitnah dan selainnya, 15) Memohon perlindungan dari kelemahan dan kemalasan j uga selainnya, 16) Memohon perlindungan dari taqdir yang buruk dan kesengsaraan serta selainnya, 17) Doa ket ika hendak naik ke t empat tidur, 18) Memohon perlindugan dari perbuatan buruk dan dari keburukan apa yang belum dikerj akan, 19) Bertaêbiè pada waktu awal pagi dan ketika t idur. 20) Dianj urkan membaca do’ a ket ika ayam berkokok, 21) Doa diwakt u kesuasahan, 22) Keut amaan lafaì “ Subèanal l ah wa bi èamdi hi ” , 23) Keut amaan berdo’ a bagi sesama muslim meski (mereka) tidak bersama, 24) Keut amaan mengucap “ al - Èamdul il l ah” / memuj i Allah swt setelah makan dan minum, dan 25) Dikabulkan do’ a orang yang tidak terburu-buru, dan dia berkata: “ Aku berdoa t et api doaku belum dikabulkan” .

Q.S. Ali Imran [ 3] : 191). Manusia dikat akan memiliki banyak keist imewaan yang t idak dimiliki makhluk cipt aan Allah yang lain, karena dalam diri manusia t idak t erlepas dari beberapa unsur. Yait u, unsur ruhaniyah (spirit ualit as), akal dan fisik. Menurut Imam Ghazali, ket iga unsur ini dapat

saling mempengaruhi 4 . Dalam Islam sendiri, keist imewaan manusia j uga t erdapat dalam

konsep “ Insan Kamil” , yang indikat ornya ant ara lain adalah seseorang yang seimbang dalam kesehat an j asmani dan rohanimya 5 . Ini mengindikasikan

bahwa, Islam sangat memperdulikan perkembangan dan keseimbangan kesehat an j asmani dan ment al seseorang. Tidak mendikot omikan salah sat u

dari 2 (dua) f akt or ur gent t ersebut bagi diri manusia. Dalam kaj ian t eori kesehat an ment al misalnya, lebih eksplisit lagi dikat akan: manusia dapat dikat akan sehat ment alnya apabila t erwuj udnya keseimbangan di ant ara lima aspek dalam kehidupannya, ke lima aspek t ersebut adalah: aspek spirit ualit as ( 6 èabl u min Al lah), int elekt ualias, sosial

4 Lihat Q. S. al-Isrã [17] : 70. Imam Ghazali melihat keist imewaan perangkat pot ensi yang dimiliki manusia, sehingga dia menj adi "makhluk t erhormat" t erut ama keistimewaan

yang berwuj ud: an-Nafs (j iwa/ pribadi), al-Qalb (hat i nurani), ar-Ruh (ruh/ nyawa) & al-'Aql (pikiran/ nalar). Al-Ghazali memandang 4 pot ensi t ersebut mempunyai art i fisik dan non fisik. Dikat akannya, potensi yang empat t ersebut mencakup lima makna l aëif yyah (supernat ural) yang didefinisikan sebagai: نﺎﺴﻧﻹا ﻦﻣ ﺔﻛرﺪﻤﻟا ﺔﻤﻟﺎﻌﻟا ﺔﻔﯿﻄﻠﻟ ا ﻲﻫ

Yaitu: kekuatan mist eri pada diri manusia yang menj adikannya t ahu dan mengerti. Jika para Filosof (termasuk umumnya filsafat muslim), menempatkan "akal" pada kedudukan t ertinggi diantara empat potensi manusia tersebut, maka kalangan sufi menempatkan "kalbu" dalam kedudukan ut ama. Dalam pandangan mut aéawwi fîn (ahli-ahli t asawuf) hat ilah yang bergerak menuj u Tuhan, dan hat i pula yang t erbuka unt uk melihat kepada apa yang ada pada Tuhan. ( al-Mukasyaf bi mã 'inda All ah). Lihat . M. Ëolhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lant abora Press, Juli 2005)

5 Lihat . Murt aça Mut ahhari, The Per f ect Man, dalam edisi t erj emahan oleh: M. Hashem, Manusia Sempurna Pandangan Isl am t ent ang Haki kat Manusi a, (Jakarta: Lent era,

1994). 6 Defenisi dari spiritual di antara lain adalah: 1) kejiwaan, rohani, batin, mental dan moral.

Lihat: Departemen Pembinaan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, t.th.), h. 857. 2) sesuatu yang bersifat kejiwaan atau rohani. Lihat: Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia II, (Jakarta: PT New Aqua Press, 1983), h. 2059. 3). Spirituality juga memiliki arti: sesuatu yang

( èablu min al-nãs ), emosi ( emot ional at t achment / ikat an emosi) dan f isik. Bambang Suryadi j uga menambahkan bahwa: "Ther e is no heal t h wit hout

ment al heal t h" 7 . Jelas, bahwa kesehat an fisik seseorang banyak t erkait dengan f akt or-f akt or lain yang berhubungan int ent

dalam kehidupannya sehari-hari. Kaj ian t ent ang berbagai bidang ilmu, khususnya kaj ian t ent ang pengobat an penyakit pada fisik dan ment al manusia memang t idak akan pernah berhent i, karena akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan manusia it u sendiri. Para ahli dan cendikiawan baik dari kalangan akademis maupun agamis mengembangkan berbagai t eori melalui prakt ek-prakt ek yang mereka lakukan demi kemaj uan penget ahuan dan kesej aht eraan umat manusia.

Tidak ket inggalan pula bagi media informasi dan elekt ronik, mereka mencoba t urut andil dalam mensosialisasikan kepada masyarakat t ent ang program-program acara yang banyak mengupas sisi-sisi kehidupan manusia, dalam hal ini t ent unya t erkait dengan kaj ian kesehat an fisik dan ment al manusia dengan menghadirkan narasumber yang berkompet en di bidangnya. Dari program berit a t ent ang kemaj uan pengobat an melalui t eknologi t inggi sampai pada acara yang menget engahkan pengobat an dengan cara

t radisional dilengkapi dengan pendekat an keagamaan 8 .

berhubungan dengan kerohanian dan berkenaan dengan ruh dan hal-hal ghaib. Lihat: Peter Salim, Advanced English, Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern Englih Press, 1988), h. 818. dan 4) Dalam Longman Dictionary, spiritual didefinisikan sebagai: 1) Connected with your spirit rather than with your body or mind: As a priest.

2) Connected with religion: The spiritual authority of the church.

Lihat: Longman Dictionary of Contemporary of English, (England: British Library, 2001), h. 1386

7 Dr. Bambang Suryadi, diskusi kelas pada mat a kuliah "Kesehat an Ment al", konsent rasi Pendidikan, Program Pascasarj ana, Universit as Islam Negeri Syarif

Hidayat ullah. Jakarta, 19 Mei 2006.

8 Kita sering mendapati di layar kaca acara-acara yang mengetengahkan tentang kajian keagamaan yang membahas berbagai macam materi, di antaranya adalah materi yang mengedepankan

unsur spiritualitas manusia yang salah satu esensinya adalah bertujuan untuk mengajarkan tips bagaimana menjaga kesehatan mental bagi manusia. Di antara acara yang mengedepankan kajian

tentang keagamaan tersebut adalah: Hikmah Pagi, di Ambang Fajar, Penyejuk Imani, Penyegaran Rohani, dan Tasawuf. TPI j uga punya acara Dzikir Bersama dengan Ust adz Haryono pada

Pada set iap hari Minggu siang misalnya, TVRI menayangkan acara “ Terapi Sehat ” , dimana Ust adz Haryono j uga dit ampilkan sebagai narasumber. Acara ini menj adi menarik, karena pasien yang didat angkan dari berbagai daerah di nusant ara ini, mengucapkan syukur at as kesembuhan yang mereka alami bukan hanya pada penyakit ment al mereka akan t et api pada penyakit fisik yang diderit a set elah melaksanakan t erapi

kesehat an dengan melakukan dzikir dan do’ a bersama disert ai dengan pengobat an t radisional.

Selain it u, di kediaman Ust adz Haryono j uga diadakan dzikir berj amaah secara rut in pada set iap malam Jum’ at , pernyat aan senada j uga

diungkapkan oleh audiens yang hadir, bahwa dzikir yang dilakukan secara berj ama'ah it u t ernyat a dapat menyembuhkan bukan hanya pada "penyakit rohani" mereka akan t et api j uga pada "penyakit j asmani" mereka. Hal ini j uga diamini berbagai macam kalangan masyarakat yang mencoba mengikut i pengobat an alt ernat if ini 9 . Beberapa penyakit kronis dan paramedis yang

sudah “ angkat t angan” dalam menanganinya, t ernyat a dapat disembuhkan

set iap hari minggu pagi selepas adzan Subuh. Dari tema acara-acara tersebut tentunya dapat kita fahami bahwa, acara tersebut banyak menyentuh pemahaman akan ajaran agama yang mampu menggugah mata batin pemirsa. Int eraksi yang disiarkan li ve dari t elevisi, membuat pemirsa ingin tahu lebih banyak akan mat eri yang disampaikan at au sekedar mengungkap pendapat mereka t entang kaj ian yang dibahas.

9 Pengobat an alt ernat if yang dilakukan Ust . Haryono adalah pengobat an dengan metode yang dilakukan oleh Rasulullah saw, selain melaui doa dan dzikir yang terdapat

dalam al-Quran dan hadit s j uga dibarengi dengan ikhtiar pengobat an dengan menggunakan bahan alami seperti air, minyak dan tumbuhan, seperti buah j ahe, kunyit dan pinang. Beliau berpedoman pada kit ab Tib al-Nabawiy. Lihat: Muèyi al-Dîn Abd al Èamid, 'Al li j Naf saka bi Mã'i Zam-zam (Jeddah, Dar al Qãdisiyyah, 1415 H/ 1994 ). Lihat : Syeikh Muhammad Nabiih, 'Ali j Nafsaka bi al -Quran wa al-A' syãb (Qahirah, Dar al Bayan al-'Arabiy, t . th). Lihat : Dr. Yasin Muèammad Yaèya, Mi n Waèyi al-Quran Qirã'at i n fi Ayãt al -Du'ã', (Qahirah: Dar Ulüm al-'Arabiy, t. th). Lihat : Maj di Muèammad al-Syahãwi, al ‘ Ilãj al - Rubbãniy l i al-Si èr wa al -Mass al -Syaiëãn (Qahirah: Muassasah Badran li al-Ëaba'ah wa al- Nasyr wa al-Tauzi', t .t h). Lihat j uga: Riyaç Muhammad Sammahah, Dal il Mu'al li j în bi al - Qur'ãn al -Karîm, (Qahirah: al-Azhar Islamic Research Academy General Departement , 1991).

dengan t erapi pengobat an t radisional disert ai dengan doa dan dzikir yang dipanj at kan 10 .

Fenomena di at as begit u eksponensial, banyak t ampil dan kit a dapat i di berbagai macam media dengan cara yang begit u ekspresif. Kehausan spirit ual pada masyarakat urban ini bisa kit a f ahami sebagai akibat dari paradigma modernisme yang mat erialist is. Ther e's so much uncer t aint y in l if e, people will always want t o discover what it is t hey'r e missing. Banyak ket idak past ian dalam hidup yang membuat manusia mest i bersandar pada sebuah nilai yang bisa memberikan pencerahan bat in at au insight , suat u

nilai yang dapat mendamaikan hidup. Komunit as manusia yang dikat akan homo r el igius t ernyat a semakin menyadari bahwa Allah Yang Maha Penguasa adalah Sang Penolong Yang senant iasa Mendengar dan Mengabulkan permohonan hambanya. Dan mendekat kan diri kepada-Nya adalah kenikmat an yang bukan hanya sekedar aplikasi dari bent uk cint a kepada-Nya akan t et api j uga suat u kebut uhan yang dapat membawa kit a pada nuansa peace of heart and mind, sert a memberikan efek pada kesehat an fisik dan ment al.

Set elah menilik realit a keist imewaan dzikir di at as yang layak unt uk dit elit i, dan adanya legit imasi t ent ang keist imewaan dzikir yang banyak t erdapat dalam al-Quran dan Hadit s, menj adikan penulis memilih j udul : "Hubungan Ant ara Dzikir Allah dengan Kesehat an Fisik dan Ment al, St udi Kasus Terhadap Maj lis Dzikir Dibawah Bimbingan Ust adz Haryono, di Kot a Bekasi".

B. Identifikasi Masalah

10 Ust . Haryono mengisi berbagai macam acara di t elevisi, diant ara lain yait u: acara "Konsultasi Keluarga" yang pernah dit ayangkan di TVRI, "Terapi Sehat" di TVRI, "Sehat

Melalui Do'a" yang disiarkan di TPI, dan "Alternat if Ust adz Haryono" di ANTV.

Berdasarkan uraian lat ar belakang masalah di at as t imbul beberapa masalah yang dapat diident if ikasi sebagai berikut :

1. Apakah keist imewaan dzikir yang t erdapat dalam al-Quran dan Hadit s j ika diamalkan oleh manusia?

2. Apakah manf aat dzikir bagi kehidupan manusia?

3. Apakah dzikir dapat membant u proses penyembuhan penyakit fisik dan ment al seseorang?

4. Adakah hubungan ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an f isik?

5. Adakah hubungan ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an ment al?

6. Adakah pengaruh ant ara int ensit as dzikir yang dilakukan seseorang dengan kesehat an f isik dan ment al seseorang secara bersamaan?

7. Apakah dzikir dapat memperkuat hubungan spirit ual seorang hamba kepada Sang Khalik dan mempererat hubungannya dengan sesama manusia?

8. Dengan met ode apa Ust adz Haryono dapat membant u j ama’ ah unt uk menyembuhkan penyakit fisik dan ment al j ama’ ahnya?

C. Pembat asan dan Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang diident ifikasikan di at as, sert a luasnya cakupan permasalahan, dalam penelit ian ini agar lebih f okus dan akurat , maka masalah yang akan dibahas dibat asi pada hubungan dzikir yang dihubungkan dengan kesehat an fisik dan ment al pada j ama’ ah maj lis dzikir Ust adz Haryono di Kot a Bekasi.

Dari permasalahan t ersebut pert anyaan penelit ian ( resear ch quest ion ) ini adalah:

1. Adakah hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an f isik pada j ama’ ah dzikir?

2. Adakah hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an ment al pada j ama’ ah dzikir?

Unt uk it u t uj uan dari penelit ian ini ( pur pose of t he st udy) adalah mencari hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an fisik dan kesehat an ment al pada j ama’ ah dzikir di bawah bimbingan ust adz Haryono di kot a Bekasi.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D.1. Tujuan Penelitian

Tuj uan Penelit ian ini adalah unt uk menj awab pert anyaan yang t erdapat dalam perumusan masalah. Tuj uan penelit ian ini secara operasional unt uk menget ahui secara empiris ant ara lain:

1. Hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an fisik

2. Hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an ment al

D.2. Manfaat penelitian

Penelit ian ini diharapkan dapat bermanf aat baik secara t eorit is maupun prakt is yang dapat berguna sebagai bahan informasi at au masukan bagi berbagai pihak ant ara lain:

D.2. 1. Manfaat Teorit is. Penelit ian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan lit erat ur mengenai dzikir dan hubungannya bagi kesehat an f isik dan ment al, bagi hazanah ilmu penget ahuan secara umum dan bagi kaj ian keilmuan Taf sir al- Quran, Hadit s sert a Kesehat an Fisik dan Kesehat Ment al pada khususnya.

Selain it u penelit an ini diharapkan dapat menj adi bahan perbandingan bagi penelit i lain yang ingin melakukan penelit ian yang sama.

D.2. 1. Manfaat Prakt is Secara aplikat if penelit ian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para j ama'ah maj lis dzikir khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya, agar menambah wawasan t ent ang dzikir bukan hanya sekadar perint ah dan rit ual agama belaka akan t et api dapat menj adikan dzikir sebagai salah sat u met ode yang bermanfaat unt uk dapat menj aga kesehat an

f isik dan ment al mereka. Selain it u penelit ian ini diharapkan dapat menj adi bahan inf ormasi bagi pengelola j ama'ah maj lis dzikir sebagai masukan unt uk lebih f isik dan ment al mereka. Selain it u penelit ian ini diharapkan dapat menj adi bahan inf ormasi bagi pengelola j ama'ah maj lis dzikir sebagai masukan unt uk lebih

Semoga penelit ian ini j uga dapat menambah wawasan bagi penulis dalam memperkaya khasanah ilmu penget ahuan.

E. Definisi Operasional

E.1. Dzikir

Secara leksikal, kat a "dzikir " berasal dari bahasa Arab اﺮ ﻛذ - ﺮﻛﺬ ﯾ - ﺮ ﻛذ

11 yang mengandung art i menyebut , mengucap, menut urkan. Dzikir diart ikan j uga mencerit akan, memuj i dan mengingat 12 .

Ibnu Manzur mendef inisikan dzikir, sebagai menyebut sesuat u yang diingat , sesuat u yang t erucap lewat lisan. 13 Sement ara Fairuzi Abadiy

mendef inisikan art i dzikir dengan mengingat sesuat u. 14 Dan dzikir adalah lawanan lupa 15

Dalam Shor t er Encyclopedia of Isl am, disebut kan secara t erminologi: dzikr in t he mind (bi al-kal b) means “ r ememberance” and wit h t he t ongue (bi al -l isan), “ ment ioning” , r el at ing t hen, as ar degiious t echnical t er m (pr onoun dzikr ) t he glor if ying of Al lah wit h cert ain f ixed phases, repeat ed in a rit ual or der , eit her aloud or in t he mind, wit h pecul iar breat hings and physical movement s. Maksudnya, dzikir dalam hat i ( bi al -qalb) dan dengan lisan ( bi al-lisan) adalah penyebut an , di mana keduanya berhubungan,

Ahmad Warson al-Munawir, Kamus al -Munawi r Arab-Indonesia Ter l engkap, (Yogyakart a: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesant ren al-Munawwir Krapyak Yogyakart a, 1984) h. 482. Lihat j uga, Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhçor, Kamus al-'Iériy (Yogyakart a: Multi Karya Grafika, 1999), h. 933.

12 Husein al-Habsyi, Kamus al -Kaut sar Arab Indonesi a, (Bangil: Yayasan Pesant ren Islam Bangil, 1992), h. 113

13 Abu al-Façl Jamãl al-Dîn Muèammad bin Makrom Ibn Manìür al-Af riqiyy al-Miériy, Li sãn al -'Arab, (Beirut: Dãr Éãdir, 2000), Vol. VI, h. 36

14 Majid al-Dîn Muèammad bin Ya'qub al-Fairuz Abadiy, al -Qamus al -Muèîë, (Beirut : Dãr Ièyã Turãts al-Arabiy, 1420 H-2000 M), Vol. 2. h. 560

15 Muèammad bin Abi Bakar bin 'Abd al-Qadîr al-Rãzi, Mukht ãr al -Éièãè, (Beirut : Dãr Ibnu Katsîr, 1405 H/ 1985 M), h. 222 15 Muèammad bin Abi Bakar bin 'Abd al-Qadîr al-Rãzi, Mukht ãr al -Éièãè, (Beirut : Dãr Ibnu Katsîr, 1405 H/ 1985 M), h. 222

dalam hat i, dengan pernafasan khusus dan gerakan j asmani. 16 Dzikir secara t erminologi j uga dikat akan: In t he mind (bi al -Qalb),

means “ r emembering” , and wit h t he t ongue (bi al-Lisan), “ ment ioning” , “ rel at ion” , t hen as religious t echnical t erm (pr onounced dzikir), t he Glor if ying of Al lah wit h cert ain f ixed phr ases, repeat es in a r it ual order,

eit her aloud, it is a dzikir dj al i, when in war dl y, a dzikir khaf i. 17

Definisi lain mengat akan bahwa dzikir adalah: “ Most commonly