BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian ASI

  ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan pertama, tidak ada cairan atau makanan lain yang diperlukan. ASI terus tersedia hingga setengah atau lebih dari kebutuhan gizi anak pada tahun pertama dan sampai tahun kedua kehidupan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang membantu memerangi penyakit (Khrist, 2011).

  ASI merupakan cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat

  • – zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan ASI memiliki bentuk yang paling baik bagi tubuh bayi. ASI juga sangat kaya akan sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel
  • – sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan untuk bayi yang dibuat menggunakan teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan dari ASI (Saleha, 2009).

  ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Di antaranya menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi pada bayi, ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi seperti penyakit obesitas, kurang gizi, asma dan meningkatkan IQ dan EQ anak serta menciptakan ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindungi dalam dekapan ibu, mendengar langsung suara detak jantung ibu dan merasakan sentuhan ibu pada saat menyusui (Prasetyono, 2012).

2.1.2 Komposisi Gizi Dalam ASI

  ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna, serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.

  Komposisi gizi dalam ASI ( Vivian, 2011) :

  1. Protein ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi tetapi protein ASI mempunyai nutrisi lebih tinggi ( lebih mudah dicerna ).

  2. Karbohidrat ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram).

  Karbohidrat yang paling utama adlah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena saat permentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam dalam usus bayi. Asam laktat dalam usus bayi ini memberikan beberapa keuntungan : a.

  Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.

  b.

  Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin.

  c.

  Memudahkan terjadinya pengendapan dari kalsium.

  d.

  Memudahkan absorbsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor dan magnesium.

  3. Lemak dalam ASI Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Kadar lemak dalam ASI 7-8 kali lebih besar dari air susu sapi. Asam lemak rantai panjang berperan dalam perkembangan otak.

  4. Mineral ASI mengandung mineral lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diet ibu.

  5. Air dalam ASI Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus pada bayi.

  6. Vitamin Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan C cukup.

  Sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflafin dan asam penthothenik lebih kurang.

2.1.3 Jenis – Jenis ASI

  Menurut Khamzah (2012), ASI dapat dibagi tiga jenis yaitu :

  1. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan tingginya komposisi lemak dan protein. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi defekasi dan feses bewarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 65 kal per ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20

  • – 30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu mature.

  Adapun kandungan dan manfaat kolostrumn dapat dilihat pada :

  Tabel. 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum Kandungan Manfaat kolostrum Kolostrum

  Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning.

  Faktor Membantu usus bayi berkembang lebih

  • –faktor pertumbuhan matang, serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan.

  Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan mencegah penyakit pada mata

  2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat belas. Pada masa ini, kadar protein berkurang sedangkan karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat.

  3. ASI Mature ASI Mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas dan seterusnya.

  ASI Mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sehingga bayi harus mulai dikenalkan dengan makanan pendamping.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

  Menurut Khamzah (2012), faktor

  • – faktor yang mempengaruhi produksi ASI ialah: 1.

  Makanan Ibu Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.

  Tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI.

  2. Frekuensi Pemberian Susu Semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusunan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011).

  3. Berat Lahir Bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal.

  Kemampuan menghisap lebih rendah akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

  4. Umur Kehamilan Saat Melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organnya (Khamzah, 2012).

  5. Ketenangan Jiwa dan Fikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang (Ambarwati, 2009).

  6. Konsumsi Rokok dan Konsumsi Alkohol Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana andrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin ( Rukiyah, 2011).

  7. Penggunaan Alat Kontrasepsi Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrapsepsi berupa pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat mengurangi dan menghentikan jumlah produksi ASI. Sebaiknya, ibu menggunakan KB alamiah, kondom, dan IUD daripada menggunakan KB hormonal seperti pil, suntik, implan. Adapun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat merangsang uterus ibu dan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Prasetyono, 2012).

8. Perawatan Payudara

  Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga memengaruhi hifofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.

2.2 ASI Eksklusif

  ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun (WHO, 2011).

  adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih ( Diah, 2012).

2.2.1. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

  Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit yaitu imunoglobulin. ASI bersifat praktis, murah, bersih dan mudah diberikan kepada bayi.

  Pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan bayi yang terbaik, terutama bayi berumur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung berbagai zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk mencukupi gizi bayi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran (Prasetyono, 2012).

  e.

  h.

  Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

  g.

  Dengan memberikan ASI maka akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.

  f.

  ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.

  Dengan memberikan ASI minimal sampai enam bulan maka dapat menyebabkan perkembangan psikomotrik bayi lebih cepat.

  Beberapa manfaat ASI menurut Astutik (2014), yaitu : 1. Manfaat ASI bagi Bayi a.

  d.

  ASI mengandung zat pelindung atau antibodi yang melindungi terhadap penyakit. Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan bayi yang mendapat ASI.

  c.

  Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai enam bulan.

  b.

  Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan.

  Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi penyakit kuning. Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang jika diberikan ASI yang kolostrum sesering mungkin yang dapat mengatasi kekuningan dan tidak memberikan makanan pengganti ASI. i.

  Bayi yang lahir prematur lebih cepat menaikkan berat badan dan menumbuhkan otak pada bayi jika diberi ASI.

  2. Bagi Ibu Manfaat bagi ibu menyusui bayinya menurut Prasetyono (2012), yaitu: a.

  Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelum hamil dan mengurangi resiko perdarahan.

  b.

  Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.

  c.

  Ibu yang menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara.

  d.

  Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu.

  e.

  ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu formula dan air panas.

  f.

  ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula.

  g.

  Ibu yang menyusui bayinya memperoleh manfaat fisik dan emosional.

  3. Bagi Keluarga Manfaat ASI bagi keluarga menurut Astutik (2014), yaitu : a.

  Mudah pemberiannya Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula yang harus mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, sedangkan ASI tidak perlu disterilkan karena sudah steril. b.

  Menghemat Biaya ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri sehingga keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya bayi.

  c.

  Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga dikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana kesehatan.

4. Bagi Negara a.

  Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit sehingga resiko kesakitan dan kematian pada bayi akan menurun.

  b.

  Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Bayi jarang sakit dapat menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit yang memerlukan biaya untuk perawatan.

  c.

  Mengurangi devisa untuk membeli susu formula Artinya keuangan untuk membeli susu formula bisa dialihkan untuk membeli kebutuhan yang lain.

  d.

  Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa ASI mengandung DHA dan AA yaitu asam lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi.

  

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Yang Mempunyai Bayi 0-12

Bulan Dalam Pemberian ASI Eksklusif

  2.3.1 Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan dari hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

  Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: Tahu (know), Memahami (comprehension), Aplikasi (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), dan Evaluasi (evaluation).

  2.3.2 Sikap

  Sikap adalah reaksi respon seorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak dapat langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoadmojo, 2010).

  2.3.3 Informasi Tenaga Kesehatan

  Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007).

  Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari tenaga kesehatan, disebabkan masih banyaknya sikap para tenaga kesehatan persalinan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kesehatan seperti konsep baru tentang pemberian ASI dan hal

  • – hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin,ibu menyusui dan bayi baru lahir. Bahkan ada juga sikap tenaga kesehatan yang langsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya (Baskoro, 2008).

2.3.5 Dukungan Keluarga

  Dukungan keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lai, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan ( Sarwono, 2009).

  Menurut hasil penelitian Nuzulia (2004) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Adanya dukungan keluarga terutama suami maka akan berdampak pada peningkatan rasa percaya diri atau motivasi dari ibu dalam menyusui.

  Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan menimbulkan rasa nyaman pada ibu sehingga akan mempengaruhi produksi ASI serta meningkatkan semangat dan rasa nyaman dalam menyusui . Dalam kenyataan, masih banyak suami yang berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dengan bayinya, sehingga kurang peduli (Sartono, 2012).

  2.3.6 Kondisi Ibu Alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu sakit,

  baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang mengharuskan Ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya yang sakit ( Ningsih, 2014).

  Umumnya jika ibu menderita penyakit ringan seperti flu (batuk, pilek, demam) dan diare tetap dapat memberikan ASI, begitu juga tuberkulosis ibu tetap dapat menyusui tetapi perlu memakai masker, patuh pada pengobatan yang diberikan, serta memeriksakan status tuberkulosis bayi, dan hepatitis (A, B, dan C) ibu tetap dapat menyusui karena transmisi virus hepatitis melalui ASI sangat rendah. Ada beberapa obat yang efek sampingnya dapat timbul pada bayi dan atau mengurangi produksi ASI sehingga perlu dipikirkan alternatif lain. Jika ibu sakit jangan lupa memberitahu dokter bahwa ibu sedang menyusui, agar dapat diberi obat yang lebih sesuai untuk ibu dan bayi serta tidak mengganggu proses menyusui (Handy, 2010).

  2.3.7 Budaya Budaya adalah hasil cipta manusia didalam budaya dan terkandung kebiasaan.

  Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari budaya yang mengandung nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu.

  Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi yang berbeda dengan konsepsi kesehatan modern.sebagai contoh, pemberian ASI menurut konsep kesehatan modern ataupun medis dianjurkan selama dua tahun dan pemberian makanan tambahan berupa makanan padat sebaiknya dimulai sesudah bayi berumur enam bulan (Firanika, 2010).

  Menurut Ludin (2009) di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru berdasarkan pengetahuan ibu tentang asi eksklusif pada 78 responden, diketahui 48 responden (61,5%) menyatakan salah jika ASI eksklusif hanya merupakan pemberian ASI kepada bayi tanpa tam,bahan apapun, seperti pisang, yang dimaksud agar bayi merasa kenyang, tidak rewel dan tubuhnya tidak lembek atau lemah, madu diolesi pada puting susu untuk merangsang bayi untuk menyusui.

2.3.8 Tindakan

  Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).

  Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

2.4 Kerangka Konsep

  Kerangka konsep penelitian yang berjudul Faktor

  • – Faktor Yang Mempengaruhi ASI Eksklusif Terhadap Ibu Yang Memiliki Bayi 7-12 Bulan Di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015.

   Variabel Independen Variabel Dependen

  • Pengetahuan - Sikap - Informasi Petugas Pemberian ASI Eksklusif Eksklusif -

  Kesehatan Tidak Eksklusif -

  • Dukungan Keluarga - Kondisi Ibu - Budaya

Dokumen yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 - Implementasi Algoritma Learning Vector Quantization dan Weighted Product Dalam Memilih Perusahaan Tempat Berinvestasi

0 1 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Implementasi Algoritma Learning Vector Quantization dan Weighted Product Dalam Memilih Perusahaan Tempat Berinvestasi

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Uniject) pada Bayi Usia 0-7 Hari di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan kabupaten Padanga Lawas Utara Tahun 2015

0 0 10

ANALISIS PEMBERIANIMUNISASI HEPATITIS B(UNIJECT) PADA BAYI USIA 0-7HARI DI DESA PANGIRKIRAN KECAMATAN HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2015

0 0 16

II. Daftar pertanyaan - Analisis Rujukan Puskesmas Botombawo Kabupaten Nias Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015

0 0 24

BAB II - Analisis Rujukan Puskesmas Botombawo Kabupaten Nias Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015

1 1 25

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Rujukan Puskesmas Botombawo Kabupaten Nias Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015

0 0 8

Analisis Rujukan Puskesmas Botombawo Kabupaten Nias Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015

0 1 14

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015

0 0 45