BAB II STUDI LITERATUR - Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

BAB II STUDI LITERATUR

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

BAB II STUDI LITERATUR

2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek

  Pengertian tentang terminology dari judul proyek Perancangan Stasiun KA di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai.

  : Proses pengembangan spesifikasi system  Perancangan baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. : Tempat untuk menaikkan dan menurunkan  Stasiun penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis.

  S

   Mixed-Use : uatu bangunan yang mengakomodasi

  beberapa fungsi sekaligus yang berupa fasilitas. : Wilayah yang memiliki fungsi utama

   Kawasan lindung atau budi daya  Transit Oriented Development : Sebuah konsep pengembangan kota dimana

  (TOD) usaha yang dilakukan adalah memasukkan berbagai fungsi kegiatan (mixed- use/intensifikasi) di area stasiun transit hingga sejauh radius yang dapat dijangkau pejalan kaki. : Suatu kota dengan status kotamadya di

   Binjai Provinsi Sumatera Utara Jadi Perancangan Stasiun KA di Kawasan Transit Oriented Development

  (TOD) Binjai dapat diartikan sebagai pengembangan pusat transportasi di suatu

  wilayah dengan mengakomodasi berbagai fasilitas pada wilayah tersebut yang

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  mudah dijangkau oleh pejalan kaki. Adapun fasilitas yang terdapat diwialayah ini adalah stasiun kereta api, halte, dan shopping mall.

  2.1. Sejarah Kereta Api Indonesia

  Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jum'at tangga Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische

  Spoorweg Maatschappij " (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari

  Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan leba

  Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antaratumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahunmencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

  2.3. Pengertian Stasiun Kereta Api

2.3.1. Pengertian Stasiun Kereta Api

  1) Kereta Api (Commuter Rail)

  Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari daerah-daerah tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang

  Ruth S. P. | 110406057

  • – 125 mph). Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir. Dibandingkan dengan rapid transit (subway), kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu

  Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 km/jam (35

  level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km (10 sampai 125 mil)

  1 . Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail.

  Infrastruktur Ukuran Panjang kereta 20 sampai 26 meter Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter Tinggi kereta single-level 4 meter Tinggi kereta double-level 5 meter Jumlah penumpang single-level Lebih dari 128 kursi Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi Kapasitas berdiri 360 orang Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong Laju kecepatan maksimal 80 mph (130 km/jam) Kecepatan rata-rata 18-50 mph (30-75 km/jam) Maksimum kurva rel :

   Jalur utama Radius 174 meter

   Jalur stasiun Radius 91 meter

  Maksimum Kenaikan Rel :  Jalur utama

  Kenaikan 3%

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Kenaikan 1%  Jalur utama tergabung  Jalur dengan kebutuhan maksimal Kenaikan 2% Jarak senggang sepur 1,435 meter Minimum lebar selubung 4 sampai 4,75 meter Minimum tinggi selubung 5,4 meter Minimum tinggi selbung kereta barang 6,7 sampai

Tabel 2.1 Karaktersitik Commuter Rail Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1).

  Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2). Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1). Single level cars, dan 2).Bi-level cars, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini: Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1). Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2). Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1). Single level cars, dan 2).Bi-level cars, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:

  Gambar 2. 1. Single level cars dan Bi-level cars

  sumber : Ansaldobreda dari McGraw-Hill (2004) Ruth S. P. | 110406057 Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

  2) Stasiun Kereta Api (Commuter Rail Station)

  Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api. Beberapa pengertian mengenai stasiun: a.

  Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan mengurus bagasinya. Di stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih

  1 .

  b.

  Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun masih dibutuhkan moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan akhir

  2 .

  

Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah (1981), memiliki jenisnya masing-

masing, dengan rincian sebagai berikut:

  a.

  Menurut bentuknya 1.

  Stasiun siku-siku, letak

  gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.

  Gambar 2. 2. Stasiun siku-siku

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan stasiun pertemuan.

  Gambar 2. 3. Stasiun paralel.

  Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya di tengah-tengah antara sepur.

  Gambar 2. 4. Stasiun pulau.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.

  Gambar 2. 5. Stasiun memanjang.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  b.

  Menurut jangakauan pelayanan 1.

  Stasiun jarak dekat (Commuter Station) 2. Stasiun jarak datang (Medium Distance Station) 3. Stasiun jarak jauh (Long Distance Station) c. Menurut letak 1.

  Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan.

  2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.

  3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan.

  4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.

  d.

  Menurut ukuran Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

  1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.

  Gambar 2. 6. Stasiun semenanjung.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh.

  Gambar 2. 7. Stasiun sedang.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya besar dengan system pengaturan yang sangat kompleks.

  Gambar 2. 8. Stasiun besar.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981. Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  e.

  Menurut posisinya 1.

  Ground level station,bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan platform /peron diatas tanah.

  Gambar 2. 9. Ground Level Station.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  2. Over track station,letak bangunan stasiunnya diatas platform/peron.

  Gambar 2. 10. Over Track Station

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.

  Gambar 2. 11. Under Track Station.

  sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.

  Ruth S. P. | 110406057

  Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai

  Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkan/diklasifikasikan dalam beberapa yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor penilaian/klasifikasi, yaitu : 1.

  Jumlah personil.

  2. Jumlah kereta api yang dilayani.

  3. Jumlah kereta api yang berhenti.

  4. Jumlah kereta api yang dialngsir.

  5. Daerah tingkat kedudukan stasiun.

  6. UPT lain disekitarnya.

  7. Potensi angkutan.

  8. Volume penumpang.

  9. Volume barang.

  10. Pendapatan stasiun.

  Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu :

  1. Stasiun kelas besar 2.

  Stasiun kelas 1 3. Stasiun kelas 2 4. Stasiun kelas 3

  Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api Indonesia dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatikan usulan-usulann yang disampaikan oleh pengelola stasiun serta wilayah dimana stasiun itu berada.

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

2.3.2. Sejarah Kereta Api Kota Binjai

  Pada tanggal 23 Januari 1883 dikeluarkanlah tanah konsesi untuk kereta api jalur Medan ke Binjai No.17, tgl 23 Jan 1883 dengan jarak 20,888 km. 1 Maret 1887 barulah tahap pengerjaannya dimulai. Stasiun yang terletak pada ketinggian ±29,52 m dpl ini sekarang berada di Divisi Regional 1 Sumatera Utara dan NAD. Tidak seperti kebanyakan stasiun lain di Sumatera Utara yang sudah berganti arsitektur, Stasiun Binjai ini masih mempertahankan gaya bangunan kolonial semenjak masa pembangunannya dulu. Sebelum sampai ke Binjai, dibangun pula 4 stasiun yaitu: Sikambing, Sunggal, Sungai Semayang, dan Diski.

  Stasiun Binjai ini dibangun menjadi stasiun persimpangan antara jalur ke Besitang dan jalur ke Kuala. Namun saat ini jalur KA ke Kuala sudah mati dan yang tersisa hanyalah bekas-bekasnya saja. Jalur KA menuju Kuala dan Besitang terdapat di sebelah Utara stasiun Binjai.

  Stasiun Binjai memiliki 6 jalur KA, namun sekarang hanya tersisa 3, yang menggunakan rel R25 & R33. Di ujung utara stasiun ini juga masih terdapat sisa menara air dan sumurnya, serta corong pipa pancuran pengisian air untuk lokomotif uap di ujung utara dan selatan emplasemen stasiun ini.

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

2.3.3. Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Kereta Api

  Diagram 2.28 Struktur Organisasi Pengelolaan Stasiun PT. Kereta Api (Persero)

  Dari struktur organisasi di atas dapat diperkirakan jumlah personel pengelola stasiun kereta api Binjai, yaitu : Jumlah Personel Pengelola

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

No Jabatan Jumlah

  

1 Kepala Stasiun 1 orang

  

2 Wakil Kepala Stasiun 1 orang

  

3 Bendahara 4 orang

  

4 Sekretaris 1 orang

  

4 Administrasi 12 orang

  6 Staff Loket 14 orang

  

7 KADIV 8 orang

  

8 PPKA 2 orang

  

9 Telekomunikasi 3 orang

  

10 Teknisi 8 orang

  11 Kondektur 4 orang -

  12 Staff Teleks 58 orang

Tabel 2.2 Jumlah Personel Pengelola

  Sedangkan pengertian dan fungsi tugas personel yang terdapat pada stasiun kereta api Binjai adalah : a.

  Kepala Stasiun : orang yang bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api, berkuasa atas aktivitas kereta api dan penanggung jawab keuangan.

  b. : bertugas membantu tugas-tugas kepala Wakil Kepala Stasiun stasiun, jabatan ini hanya ada pada stasiun besar.

  c.

  Bendahara : bertugas mengurusi masalah administrasi keuangan stasiun kereta api.

  d.

  Pimpinan Perjalanan Kereta Api (PPKA) : mengatur operasional perjalanan kereta api.

  e.

  Kondektur : orang yang bertugas sebagai pemimpin dalam perjalanan kereta api dan bertanggung jawab penuh.

  f. : mengurus surat menyurat kepala stasiun.

  Administrasi

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

2.3.4. Jaringan Eksisting Kereta Api Medan

  Gambar 2. 12. Peta Jaringan Jalan Rel Sumatera sumber : PT. Kereta Api (persero), 2005.

  Jenis Rel Panjang (km) Koridor R42 187 Rantauprapat

  • – Kisaran – Tebing Tinggi R33 101 Tebing Tinggi – Medan – Belawan Medan – Binjai Tanjung Pura-Pangkalan Susu Binjai – Kuala Medan – Batu R25 248 Medan – Pancur Batu Lubuk Pakam – Pertumbukan Tebing Tinggi – Siantar Kisaran – Tanjung Balai Total 536

  Gambar 2. 13. Jaringan Jalan Rel di Provinsi Sumatera Utara

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented sumber : Hasil Studi Kelayakan Kereta Api Komuter Medan dan sekitarnya, PT Kereta Api (persero) Tahun 2005.

  2.3.4. Aktivitas di Stasiun Kereta Api Binjai

  Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam stasiun kereta api Binjai adalah : a.

  Penumpang, melakukan aktivitas berangkat dan datang.

  b.

  Pengantar/penjemput, mengantar /menjemput sanak saudara yang berangkat/datang.

  c.

  Pemberi jasa.

  2.3.4. Hal-hal yang dapat dipelajari a.

  Menurut jangkauan pelayanannya merupakan stasiun jarak sedang.

  b.

  Menurut letaknya merupakan stasiun antara.

  c.

  Menurut ukurannya merupakan stasiun sedang.

  d.

  Jumlah personil pengelola adalah orang.

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis

  Berikut beberapa studi banding bangunan dengan fungsi sejenis. proyek-proyek sejenis ini dapat diambil sebagai bahan pembelajaran, baik itu typologi maupun penerapan konsep-konsep arsitekturnya. Studi banding tersebut antara lain:

  Berikut ini kesimpulan secara keseluruhan :

1) Stasiun Kyoto

  Stasiun Kyoto adalah pusat transportasi yang paling menonjol dari ibukota kuno Jepang Kyoto. Hal ini stasiun ini dianggap sebagai salah satu stasiun terbesar yang mencolok di dunia.

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Gambar 2. 14. Atap lengkung Stasiun Kyoto dengan bahan baja dan kaca

  sumber : Google.com

  Stasiun kompleks berisi pusat perbelanjaan, beberapa museum kecil, bioskop layar lebar, dua teater lain, department store Isetan, dua bertingkat parkir mobil garasi, game center, Granvia Hotel, kantor-kantor pemerintah, berbagai macam restoran dan fasilitas lain yang disediakan oleh pemerintah daerah. Bangunan ini juga dilengkapi ruang kantor di menara tersebut.

  Stasiun ini memiliki strutur kaca yang futuristik. Terdiri dari 15 lantai dengan kaca berlapis monolit abu-abu yang menonjol dan kontras dengan lingkungannya. Salah satu fiturnya adalah pembangunan gelombang kaca yang melengkung dengan atap baja sepanjang platform stasiun.

  Besarnya konstruksi ditegaskan oleh sistem eskalator raksasa yang difungsikan untuk mengambil penumpang sampai sembilan lantai, 60m tinggi atrium sepanjang concourse utama, sampai di atap terdapat pemandangan spektakuler Kota Kyoto dari atas dek. Struktur ini memiliki fluiditas ruang, diskontinuitas yang menarik dari skala, garis atap yang terbuka dan kualitas futuristik yang gelap.

  Gambar 2. 15. Salah satu kereta api bawah yang berada di gedung utama

  sumber : Google.com Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Fasad “unik kubik” stasiun dibangun dengan piringan kaca yang ditempatkan di atas rangka baja. Stasiun ini memiliki ketinggian 70m dengan bentang 470m dari timur ke barat dan luas area lantai besar sebesar 238,000m².

  Gambar 2. 16. Fasad menara Stasiun Kyoto dengan kaca hitam difungsikan sebagai kantor dan hotel

  sumber : Google.com

  "Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota." Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan sebagai tuan rumah dalam acara-acara seperti konser dan komedi di akhir pekan.

  Secara keseluruhan bangunan stasiun ini memiliki gaya futuristik, tapi tetap dirancang baik sesuai dengan konteksnya, dengan penataan ruang yang baik dan dirancang untuk tujuan menggunakan bahan modern yang menyatu dengan baik. Stasiun ini digambarkan sebagai 'kombinasi yang menakjubkan dari kaca dan baja dan dengan ruang publik kolosal'.

2) Berlin Central Station

  Stasiun mega Berlin Kereta, Berlin Hauptbahnhof, mampu menerima lebih dari 1.500 kereta setiap hari dan 25.000 penumpang. Pembangunannya berlangsung sepuluh tahun berarti bahwa beberapa konflik antara perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn dan arsitek, dalam memutuskan untuk pertama mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dengan memodifikasi proyek. Ini

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  disingkat sampul stasiun di 100 meter dan lantai bawah yang berfungsi sebagai penukar panas bawah tanah yang akan dibahas, menyebabkan tidak ada daylight tiba seperti yang direncanakan dalam proyek awal.

  Pembangunan baru Berlin Hauptbahnhof adalah karya logistik. Sementara melakukan penggalian, tingkat air tanah terus-menerus dipantau oleh monitor sekaligus bahwa mereka akan naik jembatan dan 1,5 juta meter kubik bumi telah dihapus di tongkang, yang jika tidak akan diperlukan konvoi truk 1.300 mil panjang.

  Sebagian kompleks konstruksi itu terkait dengan yayasan, sebagai bangunan terletak pada tanah berpasir di tepi sungai Spree. Untuk mengatasi kesulitan ini kolam beton dibangun pada kedalaman 25 meter yang diisi dengan air tanah.

  Lain dari prestasi rekayasa yang terjadi dalam konstruksi ini adalah peletakan jembatan logam yang melintasi stasiun di seluruh. Karena risiko yang ditimbulkan oleh bangunan sebagai stasiun itu penuh sesak dengan orang-orang, diputuskan untuk menjalankan untuk akhir pekan di mana stasiun ditutup untuk umum selama 54 jam. Maka struktur ini dibangun dalam dua bagian vertikal dan 1.200 ton masing-masing, dan kemudian bergabung sebagai jembatannya.

  Untuk arsitek dari Hamburg gerkan, Marg & Partners, faktor penentu arsitektur dikembangkan untuk menekankan pentingnya Hauptbahnhof-Berlin - Lehrter Bahnhof baru sebagai titik persimpangan di Eropa yang semakin terintegrasi dan menyoroti secara bergiliran, dari jalur eksisting kereta api dalam konteks perkotaan melalui cara-cara arsitektur.

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Gambar 2. 17. Berlin Central Station

  sumber : Google.com

  Lobi stasiun dibingkai oleh dua struktur melengkung setinggi 46 kaki berusaha untuk menyoroti skala tempat, pentingnya stasiun sebagai titik persimpangan antara Eropa dan menghubungkan timur dan barat.

  2

2 Dari 175.000 m , 21.000 m digunakan untuk transportasi kereta api,

  2

  dengan dua tingkat dan memiliki 14 platform, 15.000 m difungsikan sebagai

  2

  2

  toko-toko dan restoran, 50.000 m kantor, dan 5.500 m jembatan fungsional

  2

  kereta api. Platform tersebar di area seluas 32.000 m dan luas garasi menempati

  2 sekitar 25.000m .

  Gambar 2. 18. Lobby entry Berlin Central Station

  sumber : Google.com Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Antara dua frame terdapat central nave yang melindungi platform stasiun, dengan panjang 430 meter, berorientasi ke arah timur - barat, ditutupi oleh kubah kaca besar dan cahaya yang membentang lebih dari 321 meter.

  Bangunan berorientasi utara-selatan dengan lebar 45 meter dan 159 panjang, terletak di antara dua blok bangunan dan ditutupi oleh kubah barel, kerawang dan kaca. Dari sudut pandang arsitektur dan perencanaan kota, struktur ini, yang disebut bangunan jembatan membentuk kapal kaca stasiun kereta api.

  Gambar 2. 19. Suasana ruang pada Berlin Central Station

  sumber : Google.com

  Dua bangunan jembatan stasiun dibagi menjadi dua bidang fungsional yang berbeda. Area komersial, restoran dan layanan bagi pengguna kereta api berada di tingkat bawah dan area kantor 50.000 m² menempati sembilan dari sepuluh lantai bangunan ini. Mereka kantor fungsional dan mudah beradaptasi, menghubungkan ruang yang berbeda dengan tangga.

  Area yang besar dan terang, dirancang dengan menggunakan struktur grid oleh jaring kabel. Grid ini memungkinkan permukaan bebas dan keterbukaan yang luar biasa seperti kaca langsung. Satu cellblock lebar ditempati enam rel kereta api dan lengkungan elips datar distabilkan oleh konstruksi kabel yang dikencangkan.

  Ruth S. P. | 110406057

  Perancangan Stasiun Mixed-Use di Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Binjai Kawasan Transit Oriented

  Jarak antar lengkung sekitar 13 meter rentang grid spasial yang mengganti tali transparan biasa.

  Stasiun ini bergantung pada basis salib, yang sekaligus mengintegrasikan blok diagonal dominan bangunan. Soket persegi panjang dapat diakses dari keempat sisi dengan tangga dan menawarkan ruang publik besar untuk ketinggian 4,43 m di atas permukaan jalan, jelas terpisah dari daerah sirkulasi.

  Pintu masuk hall memiliki atap kaca yang terhubung ke jembatan yang memiliki bangunan di sisi, melayani luar struktur pendukung sama seperti balok dukungan dalam bentuk perut ikan, dengan 4, 70 meter yang terletak kubah kaca atap.

  Atap kaca dari stasiun baru di Berlin adalah konstruksi berteknologi tinggi dari era modern. Atap dari arah timur ke barat dari stasiun menutupi jembatan kereta api komuter. Sebanyak 23 gulungan baja mendukung atap lengkung tinggi 16 meter dan lebar 59-68 meter. Sisi bawah dua lantai terakhir dirancang sebagai lintas kubah untuk menciptakan ruang yang berkualitas tinggi.

  Dalam pembangunannya telah digunakan 500.000 m³ beton dan 85.000 ton baja. Menara teluk ventilasi dilengkapi dengan 27000 blok kaca. Perhatian khusus diberikan untuk masalah keamanan dan perlindungan api, baik dalam perencanaan dan konstruksi, menggunakan komponen yang dirancang sesuai dengan kemajuan terbaru dalam keamanan dan pencegahan.

  Ruth S. P. | 110406057

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) - Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Menyirih - Prevalensi Kelainan Mukosa Oral Dan Pengetahuan Risiko Menyirih Pada Penduduk Kecamatan Pancur Batu Deli Serdang

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Genteng - Pembuatan Genteng Polimer Berbahan Baku Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dengan Perekat Resin Polipropilen

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik - Hubungan Penggunaan Obat Bronkodilator Terhadap Terjadinya Xerostomia Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Di Rsu Dr.Pirngadi Medan

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Kubis Di Kecamatan Simpang Empat(Studi Kasus: Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 1 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Rerata Karies Gigi Spesifik Antara Tukang Becak Dan Supir Angkot Dihubungkan Dengan Kebiasaan Merokok

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ubi Kayu - Pengaruh Lokasi Penanaman Terhadap Kandungan Timbal Dan Kadmium Dalam Ubi Kayu ( Manihot Utilissima Pohl) Di Kota Medan Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 2 12

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Stiffness Ratio Pada Penggunaan Metallic Steel Damper Terhadap Bangunan Bertingkat

0 0 8

Panduan Penggunaan Aplikasi (PDUM) Pangkalan Data Ujian Madrasah - Berkas Edukasi

0 4 23