VARIASI LEKSIKAL BAHASA MINANGKABAU DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

VARIASI LEKSIKAL BAHASA MINANGKABAU DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Meksi Rahma Nesti Program Studi Pascasarjana Program Linguistik Universitas Andalas

Abstrak

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menambah hasil penelitian dalam bidang dialektologi dan menginventarisasikan bahasa Minangkabau. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan. 2) Memetakan variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan. 3) Menghitung persentase variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat 271 peta variasi leksikal dalam bahasa Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan, dari 530 daftar pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, berdasarkan peta segitiga antartitik pengamatan didapat delapan hubungan antartitik pengamatan. Dari hasil penghitungan dialektometri, disimpulkan bahwa terdapat 3 bagian wilayah yang termasuk kategori beda subdialek, yaitu TP 1 (Kecamatan Koto XI Tarusan) dan TP 3 (Kecamatan Lengayang) tergolong tidak ada perbedaan, tetapi termasuk kategori beda subdialek dengan TP 2, TP 4, dan TP 5. Untuk TP 2 (Kecamatan IV Nagari Bayang Utara) termasuk kategori beda subdialek dengan TP 1, TP 3, TP 4, dan TP 5. Selanjutnya, TP 4 (Kecamatan Basa IV Balai Tapan) dan TP 5 (Kecamatan Silaut) termasuk kategori beda wicara, tetapi termasuk kategori beda subdialek dengan TP 1, TP 2, dan TP3. Tingkat variasi kebahasaan antartitik pengamatan yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori beda subdialek, beda wicara, dan tidak ada perbedaan.

Kata Kunci: Variasi Bahasa, Bahasa Minangkabau, Leksikal

Pengantar

bagian tubuhnya, tumbuhan serta bagian-bagian Penelitian geografi dialek tidak bisa terlepas buah dan hasil olahannya, alam, bau dan rasa, dari pemetaan atau memetakan data, agar sifat serta keadaan dan warna, rumah dan penelitian tersebut terlihat jelas. Data bagian-bagiannya, alat, kehidupan masyarakat didapatkan dari lokasi TP yang ditanyakan nagari dan bercocok tanam, makanan dan secara langsung pada informan. Daftar minuman, kesenian dan permainan, penyakit pertanyaan tersebut terdiri atas beberapa dan obat, aktivitas, dan yang terakhir kategori kategori, yakni: bilangan dan ukuran, waktu dan nama hari. musim serta arah, bagian tubuh manusia, kata ganti orang dan istilah kekerabatan, pakaian dan Sebanyak 530 konsep leksikal yang ditanyakan perhiasan, jabatan dan pekerjaan, binatang dan pada informan, terdapat 271 beda berian di TP.

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

Variasi leksikal tersebut diperoleh dengan cara konsep makna yang memiliki 2 variasi leksikal, mengamati tuturan yang diucapkan oleh y yaitu ‘satu’ yang bervariasi menjadi [ci e?]

informan yang berbeda secara leksikal tetapi y (dengan varian [ci e?]) dan [suwah], ‘sedepa’ tidak membedakan makna. Setelah didapatkan yang bervariasi menjadi [sadapo] (dengan

variasi leksikal, dilakukanlah penghitungan varian [sadepo]) dan [sa eto]. Konsep makna dialektometri. Penghitungan dialektometri ‘terakhir’ memiliki 3 variasi leksikal, yaitu dilakukan agar dapat mempersentasekan dan [kudian], [paηabisan] dan [kicit] dan konsep membandingkan

yang makna ‘semuanya’ juga memiliki 3 variasi terkumpul di TP, sehingga bisa menentukan leksikal, yakni menjadi [basamo-samo], [sado- batas-batas yang tergolong dalam kategori tidak sadoe] (dengan varian [kasado]), dan [galo- ada perbedaan, beda wicara, beda subdialek, galoa] (dengan varian [galu-galua]). Namun dialek, atau perbedaan bahasa.

sejumlah

unsur

konsep makna ‘sedikit’ memiliki 4 variasi y leksikal yang bervariasi menjadi [saηeni aη],

[katia?], [sakete?], dan [dikit]. Penelitian di daerah perbatasan Kabupaten PS

Variasi Leksikal

hanya memusatkan penelitian pada variasi Kategori Waktu dan Musim serta Arah

leksikal saja. Akan tetapi, sebagai gambaran Dari 43 daftar pertanyaan pada kategori waktu umum, di perbatasan Kabupaten PS ini juga dan musim serta arah ditemukan 29 variasi terdapat variasi fonologis, morfologis, dan leksikal. Ada 10 konsep makna yang memiliki 2 semantik, serta tidak tertutup kemungkinan variasi leksikal, yakni: terdapat variasi sintaksis di daerah tersebut.

1) ‘senja’ berubah menjadi [sanjo] Walaupun demikian, penelitian ini hanya

varian [senja]) dan memusatkan pada perbedaan leksikon. Dalam

(dengan

[magari?]

perbedaan leksikon, perbedaan yang muncul

2) ‘nanti’ berubah menjadi [baiko] dalam bidang fonologi dan morfologi dianggap

(dengan varian [beko]) dan [kela?] tidak ada atau diabaikan. Oleh sebab itu, data

3) ‘besok’ berubah menjadi [barisua?] yang merupakan variasi fonologis maupun w (dengan varian [bisu a?] dan [bisu?])

morfologis dianggap sebagai varian saja dan

dan [pagi]

dikelompokkan ke dalam satu variasi leksikal.

4) ‘sehari semalam’ berubah menjadi [taηah duo malam] dan [sa ari

Penelitian yang dilakukan di lima TP ditemukan samalam] (dengan varian [saRi sebanyak 271 data berian yang bervariasi.

samalam] dan [sari samalam]) Semua variasi leksikal tersebut dapat ditemukan

5) ‘seratus tahun’ berubah menjadi pada semua kategori yang telah dijelaskan

[saratui taun] (dengan varian sebelumnya. Variasi leksikal tersebut diuraikan

[saRatui taun]) dan [sabad] berdasarkan

6) ‘musim hujan’ berubah menjadi maknanya, seperti berikut:

pengelompokkan

konsep

[musim ujan] (dengan varian [musim paujan]) dan [paηujan]

Bilangan dan Ukuran

7) ‘kanan’ berubah menjadi [suo?] Bahasa Minangkabau mempunyai beberapa w (dengan varian [su o?]) dan [kanan]

variasi leksikal, pada kategori bilangan dan ukuran ditemukan 5 variasi leksikal. Ada 2

ISSN 2339-1162

8) ‘kesini’ berubah menjadi [kani y a?] dan [petaη]. Konsep makna ‘begini’ dan (dengan varian [keña?]) dan ‘begitu’ bervariasi menjadi [mode iko], [co iko],

[kamaRi] [betU], dan [ghoman koa] dan [mode tu], [co

9) ‘di depan’ berubah menjadi [di itu], [betU], dan [ghoman tua]. depan] dan [muko] (dengan varian [di muko])

Selanjutnya, pada tiap TP terjadi variasi

10) ‘ini’ berubah menjadi [koñoa] dan leksikal, yaitu pada konsep makna ‘tadi pagi’, [iko] dengan varian [ika]

‘kemarin dulu’, ‘minggu depan’, ‘tiga hari yang lalu’, ‘sebentar’, ‘ke sana’, dan ‘ke sini’.

Ada 8 konsep makna yang memiliki 3 variasi Konsep makna ‘tadi pagi’ bervariasi menjadi

leksikal, yakni: y [para? si aη], [tu subuah], [tadi pagi], [si aη

1) ‘siang’ bervariasi menjadi [matohari y tadiη], dan [po si aη tadI], sedangkan konsep taga?], [si y aη], dan [teηah aRi]

makna ‘kemarin dulu’ yang bervariasi menjadi

2) ‘pagi’ bervariasi menjadi [si y aη], [barisua? cie? lai], [kulu mari], [aRi patang], [pagi], dan [posi y aη kabua]

[petaη cie? lai], dan [petaη suwah gi].

menjadi Selanjutnya konsep makna ‘minggu depan’ [magrib], [para? petaη], dan [petaη] bervariasi menjadi [miηgu cie? lai], [miηgu dengan varian [pataη] w dataη], [pakan bisu a?], [minggu cie? gI], dan

3) ‘petang’

bervariasi

4) ‘nanti malam’ bervariasi menjadi [akad muko]. Untuk konsep makna ‘tiga hari [baiko malam] (dengan varian [beko yang lalu’ barvariasi menjadi [tigo aRi nan malam]), [taηah malam], dan [malam lalu], [tigo ari lalu], [tigo aRi nan kali], [tigo kela?]

aRiη ne lapau], dan [tigo aRi lah balalu],

5) ‘tengah malam’ bervariasi menjadi sedangkan konsep makna ‘sebentar’ yang [taηah malam piria?], [saparoh bervariasi menjadi [siηkek], [cecah], [sagañek], malam], dan [taŋa malam] dengan [stagiη], dan [cahnet]. Konsep makna ‘ke sana’ varian [teŋah malam]

yang bervariasi menjadi [kaniin], [ken], [pai

6) ‘tengah hari’ bervariasi menjadi ken], [sinan], dan [lukiyun] dan yang terakhir [matohari taga?], [lu w a], dan [taηa konspe makna ‘ke situ’ bervariasi menjadi

aRi] dengan varian [teηah aRi] [kaniin], [ken], [pai ken], [kiyUn], dan [sayup].

7) ‘musim kemarau’ bervariasi menjadi

[musim masie?], [musim paneh], dan Kategori Bagian Tubuh Manusia

[musim keRi y aη] Kategori bagian tubuh manusia adalah daftar

8) ‘itu’ bervariasi menjadi [tu ha], [tu] pertanyaan yang paling banyak dipertanyakan, (dengan varian [Ituη] dan [itu]), dan yakni sebanyak 73 pertanyaan. Dari 73 daftar [sinan]

pertanyaan terdapat 30 variasi leksikal. Namun yang mendominasi pada tiap konsep makna

Konsep makna ’sore’, ‘kemarin’, ‘begini’, dan pada kategori ini 17 konsep makna yang ‘begitu’, mempunyai 4 variasi leksikal. Konsep mempunyai 2 variasi leksikal. Selebihnya makna ‘sore’ yang bervariasi menjadi [malaki? konsep makna yang mempunyai 3, 4 dan 5 pataη] pada TP 1, [sore] pada TP 2 dan TP 4, variasi leksikal. [sanjO] pada TP 3, dan [po? petaη] pada TP 5, sedangkan konsep makna ‘kemarin’ bervariasi Konsep makna yang mempunyai variasi leksikal menjadi [hari kapataη], [para? petaη], [pakan], ditiap TP adalah konsep makna ‘kelamin

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

perempuan’ yang bervariasi menjadi [nona], [pante?], [ame], [cepet], dan [bet]. Sedangkan untuk 4 variasi leksikal yang ditemukan di TP adalah konsep makna ‘gigi yang bertumpuk tumbuhnya’ yang berariasi menjadi [balempet] di TP 1, [mañotoη] di TP 2, [balampi] di TP 3 dan [gigiη salapit] dengan varian [gigi salapit] di TP 4 dan 5. Untuk konsep makna ‘gigi yang menonjol keluar’ yang bervariasi menjadi [taηgiaη], [mancokeh] (dengan varian [cokeh]), [gigi tacoke], dan [soηe]. Pada konsep makna ‘gigi yang menonjol keluar’ terjadi 4 variasi leksikal dan juga terjadi variasi morfologi, yaitu pada varian [mancokeh] bervariasi menjadi [cokeh], karena [mancokeh] dan [cokeh] adalah berasal dari etimon yang sama, maka dalam penelitian ini variasi konsep makna ‘gigi yang menonjol keluar’ disatukan. Selanjutnya konsep makna ‘garis-garis pada telapak tangan’ yang bervariasi menjadi [garis taηan], [gaRis tapa? taηan]), [suratan taηan], dan [geta? taηan]. Untuk konsep makna ‘tempurung lutut’ juga ditemukan 4 variasi leksikal, yaitu [tulaη tampuruaη lutui?], [tampuruaη lutui?] (dengan varian [timpu w aη lutui?]), [tulaη puηu w aη], dan [puRuη lutut]. Terakhir yang mempunyai 4 variasi leksikal adalah konsep makna ‘rambut ikal’ yang bervariasi menjadi [abua? karitiaη], [karitiaη] (dengan varian [karitiη]), [Rambut karitiaη], dan [ikal].

Selanjutnya, konsep makna yang mempunyai 3 variasi leksikal yaitu yang pertama konsep makna ‘pelipis’ dengan varian [mantagiah], [kani y aη] (dengan varian [kañi y aη], [kenni y aη]), dan [sudut kәniη]. Kedua konsep makna ‘lubang telinga pada wanita’ bervariasi menjadi [tindia? taliηo] (dengan varian [tindi? liηo]), [tindi y a?] (dengan varian [tindi y e?]), dan [sapiη taliηo]. Ketiga ‘jakun’ yang bervariasi menjadi [jakun- jakun] (dengan varian (jakun]), [qoldi], dan [buwah sakuaη]. Keempat konsep makna

‘kelamin laki-laki’ yang bervariasi menjadi [cinono?], [uηgeh] (dengan varian [uηge]), dan [semah] (dengan varian [smah]). Kelima ‘alis’ yang bervariasi menjadi [alis] (dengan varian [alis mato]), [sayo? matO], dan [bulu masuη] (dengan varian [bulu masu]). Keenam konsep makna ‘bulu tangan’ yang bervariasi menjadi [bulu ramaη] (dengan varian [bulu Ramaη]), [bulu taηan], dan [bulu-bulu]. Ketujuh konsep makna ‘warna hitam (sebagian) pada kulit sejak lahir’ dengan varian [tando layie], [tando] (dengan varian [tandO]), dan [ciRi]. Pada konsep makna ‘jakun’ yang bervariasi menjadi [jakun] dengan varian [jakun-jakun], terjadi pengulangan kata. Pada konsep makna ‘kelamin laki-laki’ juga terdapat variasi fonologis yaitu [uηgeh] dengan varian [uηge] terjadi penghilangan huruf h, dan pada [semah] dengan varian [smah] terjadi penghilangan huruf e. Variasi konsep makna ‘alis’ yang bervariasi menjadi [alis] dengan varian [alis mato] terjadi penambahan kata mata dan [bulu masuη] dengan varian [bulu masu] terjadi penghilangan ng. bentuk konsep makna ‘bulu tangan’ juga ditemukan variasi fonologis dan pengulangan kata, yaitu [bulu ramaη] dengan varian [bulu Ramaη], sedangkan pengulangan kata adalah pada [bulu-bulu].

Selanjutnya, yang mempunyai 2 variasi leksikal pada beberapa konsep makna, sebagai berikut:

1) ‘dahi’ bervariasi menjadi [kaniaη] (dengan varian [kenni y aη], [kәniη], dan [kani y aη]) dan [mantagi]

2) ‘mulut’ bervariasi menjadi [muncuaη]

(dengan varian

[muncu w aη]) dan [mulut]

3) ‘tulang rahang’ bervariasi menjadi [tulaη haraη] (dengan varian [tulaη rahaη]) dan [rahaη]

4) ‘kerongkongan’ bervariasi menjadi [raηkuaηan]

(dengan varian

ISSN 2339-1162

[aηku w aηan] dan [geku aη]) dan

[kokuη

5) ‘susu’ bervariasi menjadi [meme] dan [susu] dengan varian [susuη]

Kategori Kata Ganti Orang dan Istilah

6) ‘lengan’ bervariasi menjadi [paηka Kekerabatan

laηan] dan [laηan] dengan varian Bahasa Minangkabau mempunyai istilah [leηan]

kekerabatan antara sesama keluarga, istilah

7) ‘pergelangan tangan’ bervariasi tersebut dipakai dalam kehidupan sehari-hari menjadi [galaη taηan] (dengan varian dalam bermasyarakat. Pada kategori kata ganti [pargalaηan taηan], [pagalaηan orang dan istilah kekerabatan terdapat 37 variasi taηan], dan [gelaη taηan]) dan leksikal dari 48 daftar pertanyaan. Kategori kata [paηelaη]

ganti orang dan istilah kekerabatan merupakan

8) ‘ibu jari’ bervariasi menjadi [ampu paling banyak terdapat variasi leksikal taηan] (dengan varian [ampu]) dan dibandingkan dengan kategori-kategori lain. [indu? taηan]

9) ‘jari tengah’ bervariasi menjadi [jari Konsep makna ‘kita’ ditemukan variasi leksikal taηah] dan [jari mati] (dengan varian di tiap-tiap TP, yaitu [kami basamo], [kami], [jaRi mati], [jaRiη matiη], dan [jaRi [kito], [awa?], dan [wa? basamo], sedangkan matih])

konsep makna ‘mereka’ juga ditemukan 5

menjadi variasi leksikal, yaitu [na? uraη], [iño-iño], [pameηga?]

10) ‘panggul’

bervariasi

varian [paja-paja], [uRaη ne], dan [kamuka]. Sebutan [pameηku] dan [piηgua] (dengan untuk ‘ayah dari orang tua’ juga mempunyai 5 varaian [piηgu])

(dengan

variasi leksikal di Kabupaten PS, yaitu [ayah

11) ‘lutut’ bervariasi menjadi [lutui?] gae?], [ayah], [aye? aki], [pa? gae?], dan [daη]. (dengan varian [lutut]) dan [palo Selanjutnya, sebutan untuk ‘ibu dari orang tua’ lutut]

juga memiliki 5 variasi pada Kabupaten PS,

12) ‘usus’ bervariasi menjadi [usus] yaitu [iyek], [uak], [ayek usi], [mak gaek], dan (dengan varian [usuih]) dan [galaη- [nun]. Pada konsep makna ‘ayah dari galaη]

kakek/nenek’ juga ditemukan 5 variasi leksikal,

13) ‘rambut di kepala’ bervariasi menjadi yang bervariasi menjadi [uñaη], [aηku], [aye?], [abua?] (dengan varian [abu w a?]) dan [nduaη], dan [puyaη]. Sebutan untuk ‘kakek dari

[Rambut] (dengan varian [ambut]) kakek/nenek’ di daerah TP juga bervariasi tiap-

menjadi tiap daerah, variasi tersebut yaitu [buyui] di TP [garembeh] w (dengan varian 1, [andu aη] di TP 2, [gae?] di TP 3, [nene?

14) ‘jambang’

bervariasi

[garembe]) dan [jambaη] puyaη] di TP 4, dan [puyaη] di TP 5.

15) ‘kulit’ bervariasi menjadi [kuli?] (dengan varian [kulit]) dan [jaηe?]

Penyebutan kepada diri sendiri juga mempunyai

16) ‘nafas’ bervariasi menjadi [aηo?] dan variasi leksikal di Kabupaten PS, yaitu konsep [ηap]

makna ‘saya’ yang bervariasi menjadi [ambo]

17) ‘(air) ludah’ bervariasi menjadi [aie dan [den]. Leksikal ambo terdapat pada TP 1, 4 liyua] (dengan varian [ai liyu] dan dan 5, sedangkan leksikal den ditemukan pada [ai liyuwa]) dan [ai salero ] (dengan TP 2 dan 3. Konsep makna ‘kamu’ bervariasi varian [a y ie saleRo]).

menjadi [kau] pada TP 1, 2 dan 3, sedangkan

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

[kabaan] dengan varian [kaban] ditemukan pada

3, sedangkan Onen ditemukan di TP 4 dan Uwo TP 4 dan 5. Variasi leksikal [kasado-sado], adalah sebutan dari TP 5 yaitu di daerah Silaut. [kasado], [sadoe], [galo-galo], dan [galu-galua] Konsep makna ‘adik laki-laki’ di Kabupaten PS muncul pada konsep makna ‘kamu sekalian’ ditemukan 3 variasi leksikal. Sebutan [adia?] yang hanya ditemukan 2 variasi leksikal. Sebab y (dengan varian [adi e?]) ditemukan pada TP 1, kasado-sado, kasado dan sadoe berasal dari satu

2, dan 3, sedangkan di TP 4 adik laki-laki etimon bahasa dan hanya ditemukan variasi w disebut dengan [buyu aη], selanjutnya di TP 5

fonologis dan morfologis, sedangkan galo-galo disebut dengan [ηah]. Sebutan untuk ‘adik dan galu-galua merupakan etimon yang sama perempuan’ yang bervariasi menjadi [adia?]

dan hanya terdapat variasi fonologis. Konsep y dengan varian [adi e?], [supi?] dan [ηah]. Adiak makna ‘beliau’ bervariasi menjadi [baliau] ditemukan di TP 1, 2 dan 3, Supik adalah

(dengan varian [li y au], [liau], dan [beli au]) dan sebutan ‘adik perempuan’ di daerah Bukit Puai [alau] pada TP 2.

dan Ngah adalah sebutan di daerah Silaut untuk adik perempuan maupun adik laki-laki.

Ayah adalah seorang pemimpin dalam sebuah keluarga dan sangat dihormati oleh istri dan Selanjutnya, sebutan untuk ‘kakak laki-laki dari anak-anaknya. Sebutan untuk ‘ayah’ di ibu’ ditemukan 4 variasi leksikal, yakni [ucu], Kabupaten PS bervariasi menjadi [aba?] y [uwan], [aci e?] dan [con]. Angah, Apak dan (dengan varian [ba?], [apa?], dan [pa?]) dan Pak Cik merupakan sebutan untuk ‘adik laki- [ayah]. Untuk konsep makna ‘anak kandung’ laki dari ayah’, Angah ditemukan di TP 1, Apak ditemukan dua variasi leksikal, yaitu [ana? ditemukan di TP 2 dan 3, dan Pak Cik

kandu w aη] (dengan varian [ana? kanduaη] dan ditemukan di TP 4 dan 5. Konsep makna ‘adik [ana? kanduη]) dan [ana? ambo]. Sedangkan laki-laki dari ibu’ disebut dengan Uwan (dengan

konsep makna untuk ‘anak yang tertua’ varian Wan dan Uan) di TP 1, 2, 3 dan 4, bervariasi menjadi [ana? nan tua] (dengan sedangkan Cu ditemukan di TP 5. Sebutan varian [ana? na tuo]) dan [ana? tuo] (dengan untuk ‘kakak perempuan dari ibu’ ditemukan 2 varian [ana? tuwo]). Untuk konsep makna ‘anak variasi leksikal, yang bervariasi menjadi [ema?] yang termuda’ ditemukan 3 variasi leksikal, dan [ma? wo] dengan varian [ma? tuo]. Etek yang bervariasi menjadi [ana? nan kacie?] pada adalah sebutan untuk adik perempuan ayah dan TP 1, [ana? buηsu] (dengan varian [ana? bosoη] adik perempuan ibu yang ditemukan di TP 1, 2, dan [ana? busu]) pada TP 2, 4, dan 5, dan

3, dan 4, sedangkan di TP 5 disebut dengan Mak [bonsu] pada TP 3.

Cik.

Seorang adik hendaknya menghormati kakak Untuk menyebutkan kata ganti orang ketiga di laki-lakinya, sebutan ‘kakak laki-laki’ di Silaut disebut dengan [uRaη], di daerah Bukit Kabupaten PS ditemukan 2 variasi, yaitu Uda Puai disebut dengan [iño], sedangkan di daerah dan Uwo. Uda ditemukan di daerah Siguntur, Pancuang Taba, Siguntur disebut [paja tu] dan Pancuang Taba, Kambang dan di Bukit Puai, Kambang disebut dengan [paja]. Konsep makna sedangkan sebutan ‘kakak laki-laki’ di daerah ‘kami’ mempunyai 3 variasi leksikal di Silaut adalah Uwo. Untuk penyebutan ‘kakak Kabupaten PS, yang bervariasi menjadi [kami], perempuan’ ditemukan 3 variasi leksikal di [basamo], dan [awa?]. daerah penelitian. Uni ditemukan di TP 1, 2 dan

ISSN 2339-1162

Cici (dengan varian cicik), Cucuang dan Piyut menjadi [subaη] dan [tatiη]. Subang ditemukan adalah konsep makna dari ’anak dari cucu’. di daerah Siguntur, Pancuang Taba, Kambang Konsep makna ‘cucu dari cucu’ ditemukan 3 dan Bukit Puai, sedangkan tating ditemukan di variasi leksikal yang bervariasi menjadi daerah Silaut. Konsep makna ‘kalung’ [cucuaη], [pe w i?] (dengan varian [pewi]), dan ditemukan 3 variasi leksikal, yaitu [dukuah] [cicit]. Untuk konsep makna ‘suami dari (dengan varian [lukuah]), [antai], dan [kaluη]. saudara’ ditemukan 2 variasi leksikal, yang Dukuah dan lukuah ditemukan di TP 1 dan 2, bervariasi menjadi [ipa] dan [sumandan]. Ipa antai ditemukan di TP 3, dan kalung ditemukan ditemukan di TP 1, 2, 4,dan 5, sedangkan di TP 4 dan 5. sumandan ditemukan di TP 3. Selanjutnya, konsep makna ‘istri dari saudara’ ditemukan 3 Pada kategori pakaian dan perhiasan hanya variasi leksikal, yaitu [ipa], [mayan], dan ditemukan 7 variasi leksikal dari 17 daftar [sumandan]. Sebutan untuk ‘suami/istri saudara pertanyaan. Kategori ini hanya menemukan satu suami’ ditemukan 3 variasi leksikal, yang konsep makna yang bervariasi menjadi 4 variasi bervariasi menjadi [ipa], [sumando], dan [ma? leksikal, yakni konsep makna ‘kebaya’ yang uma]. Selanjutnya sebutan untuk ‘suami/istri bervariasi menjadi [gebaya] (dengan varian saudara istri’ juga ditemukan 3 variasi leksikal, [kabaya]), [baju pende?], [oki] dan [baju kuruη]. yang bervariasi menjadi [ipa] di TP 4 dan 5, Konsep makna ‘kain sarung’ ditemukan 2 [sumandan] di TP 1 dan 2, dan [ma? uma] di TP variasi leksikal, yaitu kain sawuang dan

3. Orang yang berjenis kelamin laki-laki disebut saruang. Untuk konsep makna ‘selendang’ dengan [laki-laki] di TP 1 dan 2 (dengan varian ditemukan 2 variasi leksikal yang bervariasi [kilaki] di TP 3) dan [jatan] disebut di TP 4 dan menjadi [salendaη] (dengan varian [slendaη])

5. Selanjutnya ‘orang perempuan’ disebut w dan [kain kulu a?]. Tarompa ditemukan di TP dengan [padusi] pada TP 1, 2 dan 3 dan [tino]

1, 2 dan 3 yang konsep maknanya ‘alas kaki’, pada TP 4 dan 5.

sedangkan pada TP 4 dan 5 ‘alas kaki’ disebut slop. Selanjutnya, konsep makna ‘celana’ juga

Untuk konsep makna ‘nenek moyang (yang ditemukan 2 variasi leksikal yang bervariasi sudah mati)’ ditemukan 4 variasi leksikal di menjadi sirawa di TP 1 dan 2 (dengan varian daerah penelitian, yakni [uraη nan lamo-lamo], siawa di TP 3) dan sowa di TP 4 (dengan varian [uraη nan bai], [ñiñi y e?], dan [nene? puyaη] suwa di TP 5). (dengan varian [ne? puyaη]). Selanjutnya ‘ibu

dari kakek/nenek’ ditemukan 4 variasi leksikal, Kategori Jabatan dan Pekerjaan

yakni [uñaη] di TP 1, [puyaη] di TP 2 (dengan Kategori jabatan dan pekerjaan terdapat 8 varian [muyaη] di TP 4), [aye?] di TP 3, dan variasi leksikal dari 9 daftar pertanyaan. Konsep [ne?] di TP 5. Untuk konsep makna ‘orang tua makna ‘penghulu’ ditemukan 2 variasi leksikal, dari suami/istri’ bervariasi menjadi Min Tuo di yang bervariasi menjadi [datua?] (dengan varian TP 2 dan Mak Tuo (dengan varian Ma Tuwo) di [datu?]) dan [paηulu]. Ulamo, Kiyai dan Urang TP 1, 3, 4, dan 5.

Malin merupakan konsep makna dari ‘kyai’, Ulamo ditemukan di TP 2 dan 3, Kiyai

Kategori Pakaian dan Perhiasan

ditemukan di TP 1 dan 4, sedangkan Urang Anting merupakan perhiasan yang dipakai oleh Malin ditemukan di TP 5. Sebutan untuk orang kaum perempuan. Anting di kabupaten PS yang berprofesi ‘pedagang’ di Kabupaten PS ditemukan 2 variasi leksikal, yang bervariasi adalah [maηaleh] (dengan varian [paηaleh]) di

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

TP 1, 2 dan 3, [balepau] di TP 4, dan [bajojo] di yang berasal dari konsep makna ‘lintah’. Kata TP 5.

lintah dan litah ditemukan di TP 1, 3, 4, dan 5, sedangkan untuk TP 2 konsep makna

Sebuah nagari dipimpin oleh seorang ‘wali ‘lintah’disebut dengan acek. Di TP 1, 4 dan 5 nagari’, penyebutan untuk ‘wali nagari’ untuk konsep makna ‘lipan’ disebut dengan ditemukan 2 variasi leksikal di TP. Variasi- lipan, selanjutnya untuk TP 2 dan 3 konsep variasi tersebut adalah [aηku palo nagari] di TP makna ‘lipan’ bervariasi menjadi sipansan di

1, [wali nagari] di TP 2 dan 5, [wali nagaRi] di TP 2 dan kapasan di TP 3. Kata sipansan dan TP 3, dan [waliη neRiη] di TP 4. Wali Nagari, kapasan hanya terjadi variasi fonologis, jadi Waling NeRing dan Wali NagaRi berasal dari untuk konsep makna ‘lipan’ hanya ditemukan 2 satu bahasa yang sama, jadi variasi leksikal variasi leksikal. Sebab dalam menentukan untuk ‘wali nagari’ hanya ditemukan 2 variasi. perbedaan leksikon, perbedaan yang muncul Konsep makna ‘pengembala’ ditemukan 4 dalam bidang fonologis dan morfologis diangap variasi lekikal di daerah TP, yang bervariasi tidak ada. menjadi

[paηkubalo]

(dengan

varian

[paηumbalo]), [uraη kubalo], [tukaη kubalo], Selanjutnya, konsep makna ‘rayap’ ditemukan 2 dan [tukaη inaη]. Selanjutnya, konsep makna variasi leksikal, yang bervariasi menjadi [anai- ‘petani’ ditemukan 3 variasi leksikal di daerah anai] dan [bubua?]. Lebah adalah binatang yang TP, yang bervariasi menjadi [karajo sawah], menghasilkan madu. Konsep makna ‘lebah’ [basawah] dengan varian [kasawa], dan [petani] ditemukan 3 variasi leksikal di daerah (dengan varian [patani]). Untuk konsep makna penelitian, yang bervariasi menjadi [labah] ‘nelayan’ dan ‘tukang kayu’ berbeda-beda (dengan varian [laba]), [pañeηe?], dan [solaη]. penyebutannya di setiap TP. Konsep makna Kubin, mingkaruang, dan ulek supah merupakan ‘nelayan’ bervariasi menjadi [mancolo?], [uraη konsep makna ‘kadal’ yang ditemukan 3 variasi palawi?], [kalawi?], [uRaη kalaut] dan leksikal di daerah penelitian. Untuk konsep [nelayan]. Selanjutnya, untuk konsep makna makna ‘kura-kura’ ditemukan 2 variasi leksikal, ‘tukang kayu’ yang bervariasi menjadi [mancari yang bervariasi menjadi katuang di TP 1 dan 3 kayu] di TP1, [uraη mari?] di TP 2, [patani] di dan kuro-kuro ditemukan di TP 2, 4 dan 5. TP 3, [uRaη gese?] di TP 4, dan [tukaη gese?]) Selanjutnya, konsep makna ‘siput’ juga di TP 5.

ditemukan 2 variasi leksikal, yaitu [keyoη] (dengan variasi [kuyuaη]) dan [cupui?]. Selain

Kategori Binatang dan Bagian Tubuhnya

itu, konsep makna ‘ikan’ juga ditemukan 2 Konsep makna ‘nyamuk’ ditemukan 2 variasi variasi leksikal, yang bervariasi menjadi leksikal di daerah TP, yang bervariasi menjadi [lawua?] di TP 1, 2 dan 3 (dengan varian [lau?] [raηi?] (dengan varian [aηi?]) dan [ñamu?], di TP 4) dan [ikan] ditemukan di TP 5. (dengan varian [ñamo?]). Selanjutnya ‘kecoa’ juga terdapat 2 variasi leksikal, yaitu lipeh dan Pada kategori binatang dan bagian tubuhnya kapuyuak. Kedek dan cankrit merupakan variasi ditemukan 2 konsep makna yang memiliki 5 leksikal dari konsep makna ‘jengkrit’. Lintah variasi leksikal. Konsep makna tersebut adalah dan litah berasal dari etimon yang sama, hanya ‘ikan asin’ dan ‘ayam jantan dewasa’. Untuk pada litah terjadi penghilangan huruf n serta konsep makna ‘ikan asin’ bervariasi menjadi lintah dan litah merupakan satu variasi leksikal [lawua? balah], [lawua? asin], [caηkua? asin],

ISSN 2339-1162

[gasa? asin], dan [ikan keRiη]. Selanjutnya, Kategori ini ditemukan 20 variasi leksikal dari konsep makna ‘ayam jantan dewasa’ yang

45 daftar pertanyaan dan setiap variasi tersebut bervariasi menjadi ayam bangkok, ayam rata-rata ditemukan 2 variasi leksikal. Konsep gadang, bapak ayam, ayam jatan, dan ayam makna ‘ketan’ bervariasi menjadi [katan], sabung. Konsep makna ‘burung’ ditemukan 2 [sipului?], dan [baReh pului?]. Konsep makna variasi leksikal di TP, yang bervariasi menjadi ‘jambu biji’ dan ‘cabe kecil/cabe rawit’ [buruaη] di TP 1, 2, 3, dan 4 dan [uηgeh] di TP ditemukan 4 variasi leksikal. Untuk konsep

5. makna ‘jambu biji’ yang bervariasi menjadi y [jambu piraweh], [pi awe], [jambu jalemo], dan

Untuk konsep makna ‘katak besar’ ditemukan 3 [jambu tuka]. Selanjutnya, untuk konsep makna variasi leksikal, yang bervariasi menjadi ‘cabe kecil/cabe rawit’ yang bervariasi menjadi mingkatak di daerah Siguntur, kangkuang di [lado pipi?] di TP 1, [lado kutu] di TP 2, [lado daerah Pancuang Taba, dan kongkek di daerah pinjai?] di TP 3, dan [lado jintan] di TP 4 dan 5. Kambang dengan varian kokek di daerah Bukit Konsep makna ‘dahan’ bervariasi menjadi Puai dan Silaut. Selanjutnya, konsep makna [capaη kayu], [bacapaη], dan [dahan]. Untuk ‘pantat (kerbau, sapi dll)’ ditemukan 4 variasi konsep makna ‘ubi jalar’ dan ‘ubi kayu’ sama- leksikal. 4 variasi leksikal tersebut adalah sama ditemukan 3 variasi leksikal, yaitu pelo, [lancirit] di TP 1, [puηguaη ciRit] di TP 4, [iku] ubi pelo dan ubi jala barasal dari konsep makna di TP 2 dan 3, dan [gadepoη] di TP 5.

‘ubi jalar’, sedangkan konsep makna ‘ubi kayu’ bervariasi menjadi [ubi pirancih], [purancih],

Selanjutnya, konsep makna ‘ayam betina dan [ubi kayu] dengan varian [ubiη kayu]. dewasa’, ‘tupai’, ‘harimau’, dan ‘monyet/kera’ ditemukan 2 variasi leksikal di Kabupaten PS. Selanjutnya, untuk konsep makna yang Konsep makna ‘ayam betina dewasa’ yang ditemukan 2 variasi leksikal pada kategori ini,

bervariasi menjadi [ayam baηko?] dan [indu w a? sebagai berikut: ayam] (dengan varian [indua? ayam] dan [indu?

1) ‘durian’ bervariasi menjadi [durian] dan ayam]). Untuk konsep makna ‘tupai’ yang

[duyan] (dengan varian [giyan] dan bervariasi menjadi [cupi y aη] dan [tupai],

[doyan]

sedangkan untuk konsep makna ‘harimau’ juga

2) ‘jerami’ bervariasi menjadi [jerami] ditemukan 2 variasi leksikal, yaitu [inia?] dan y (dengan varian [ji ami], [jaRamiη], dan

[jami]) dan [ruman] ‘monyet/kera’ yang bervariasi menjadi [karo]

[rimau]. Selanjutnya,

konsep

makna

3) ‘cabe merah’ bervariasi menjadi [lado dan [barua?], sedangkan untuk konsep makna

sirah] (dengan varian [lado siRa]) dan ‘anak katak’ dan ‘bangkai manusia’ ditemukan

[lado merah]

4) ‘cabe hijau’ bervariasi menjadi [lado dan dudu adalah yang konsep maknanya sama-

3 variasi leksikal di TP. Kongkek, anak kokek

mudo] dan [lado ijau] sama ‘anak katak’ dan yang terakhir konsep

5) ‘setandan’ bervariasi menjadi [satandan] makna ‘bangkai manusia’ bervariasi menjadi

(dengan varian [tandan], [tandu?], [mayie?], [baηkai mayi?], dan [takora?].

[satanduk?) dan [satajaη]

6) ‘jeruk’ bervariasi menjadi [limau mani]

Kategori Tumbuhan, Bagian-bagian Buah,

dan [limau]

dan Hasil Olahannya

7) ‘pepaya’ bervariasi menjadi [sintuka] (dengan varian [intuka]) dan [sapelo]

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

menjadi ‘sungai kecil’ ditemukan 4 variasi leksikal, yang [antimun] (dengan varian [intimun] dan bervarisi menjadi [banda], [bataη aie], [bataη ai [mentimun]) dan [lepaη]

8) ‘mentimun’

bervariasi

keci?], dan [suηai]. Selanjutnya, konsep makna

9) ‘kulit kayu’ bervariasi menjadi [kuli? ‘jalan sempit’ dan ‘pelangi’ juga ditemukan 4 kayu] (dengan varian [kulit kayuη]) dan variasi leksikal. Konsep makna ‘jalan sempit’ [kuli?] (dengan varian [kulit])

yang bervariasi menjadi [jalan karusua?] di TP

1, [jalan satapa?] di TP 2, [jalan kampuaη] di [skam]

10) ‘dedak’ bervariasi menjadi [dada?] dan

TP 3, dan [jalan keci?] di TP 4 (dengan varian

11) ‘ruas’ bervariasi menjadi [buku-buku] [jalan kәci?] di TP 5). Konsep makna ‘pelangi’ dan [ruwe-ruwe] (dengan varian [Uwe], bervariasi menjadi ulang geyong di TP 1, [Rueh], dan [Ruweh])

bangun di TP 2, opong di TP 3, dan ula danau

12) ‘semangka’

bervariasi

menjadi di TP 4 dan 5.

[simaηko] (dengan varian [cumaηko]) dan

varian Konsep makna ‘jalan raya’ ditemukan 3 variasi [kamojo])

[karamojo]

(dengan

leksikal di daerah penelitian, yaitu [jalan gadaη]

13) ‘buah kelapa’ bervariasi menjadi di TP 1, 3 (dengan varian [jalan gәdaη] di TP 5), [karambi y e] (dengan varian [karambi] [jalan luwe] di TP 4, dan [jalan raya] di TP 2.

dan [ki y ambi e]) dan [kalapo] Untuk konsep makna ‘mendung’ ditemukan 2

14) ‘mangga’ bervariasi menjadi [maηga] variasi leksikal, yang bervariasi menjadi gabak dan [kuini]

dengan varian gabu, dan gelok dengan varian gelap. Selanjutnya, konsep makna ‘guruh (akan

Kategori Alam

hujan)’ ditemukan 2 variasi leksikal di Dari 17 daftar pertanyaan pada kategori ini Kabupaten PS, yang bervariasi menjadi ditemukan 10 variasi leksikal. Konsep makna [guruah] di TP 1 dan 2 (dengan varian [guRua] ‘angin ribut’ disebut dengan angin kancang di di TP 3 dan [guRuh] di TP 4) dan [mbru?] di TP daerah Siguntur, sedangkan untuk daerah 5. Pancuang Taba, Kambang, Bukit Puai dan

Silaut disebut dengan badai. Bukit merupakan Kategori Bau dan Rasa

tanah yang tinggi dari tempat sekelilingnya, Pada kategori bau dan rasa ditemukan 4 variasi namun lebih rendah daripada gunung. Konsep leksikal di Kabupaten PS. Konsep makna ‘apek’ makna ‘bukit’ di TP ditemukan 2 variasi ditemukan 3 variasi leksikal, yang bervariasi

leksikal, yang bervariasi menjadi [gunuaη] y menjadi [api e?] di TP 1 dan 3, [aηi?] di TP 2, (dengan varian [gunu w aη]) dan [buki?]. Untuk dan [masam] di TP 4 dan 5. Selebihnya pada

konsep makna ‘pasir’ juga ditemukan 2 variasi ketegori ini hanya ditemukan 2 variasi leksikal leksikal, yaitu pasi ditemukan di TP 2 dan 4 dari daftar pertanyaan yang diajukan. Variasi dengan varian pasie ditemukan di TP 1 dan 5, tersebut dari konsep makna ‘busuk’, ‘mentah’ sedangkan di TP 3 konsep makna ‘pasir’ disebut dan ‘lapar’, untuk konsep makna ‘busuk’ yang dengan kasi y ek.

bervariasi menjadi [busua?] (dengan varian (busu?]) dan [baun]. Selanjutnya, konsep makna

Batang aie gadang , batang aie dan tambayang ‘mentah’ bervariasi menjadi mudo di TP 1 dan merupakan bentuk variasi leksikal dari konsep

2, dan matah di TP 3, 4, dan 5. Terakhir konsep makna ‘sungai besar’. Untuk konsep makna makna ‘lapar’ yang bervariasi menjadi lapa dan

ISSN 2339-1162

litak. Lapa ditemukan di TP 1, 3, 4, dan 5, ‘kikir’ ditemukan 4 variasi leksikal,yang sedangkan litak ditemukan di TP 2.

bervariasi menjadi pidiah, pangikik (dengan varian kisik), cekeh dan kikit. Selanjutnya, pada

Kategori Sifat, Keadaan dan Warna

konsep makna ‘panas’, ‘pintar’, ‘marah’, ‘hijau’ Bahasa Minangkabau di daerah Kabupaten PS dan ‘biru’ masing-masing ditemukan 2 variasi ditemukan beberapa variasi leksikal. Pada leksikal di daerah TP. Untuk konsep makna kategori ini, ditemukan 19 variasi leksikal dari ‘panas’ bervariasi menjadi paneh dan angek.

22 daftar pertanyaan yang diajukan. Konsep Konsep makna ‘pintar’ bervariasi menjadi makna ‘tua’ ditemukan 2 variasi leksikal, yaitu cadiek dan pandai sedangkan untuk konsep gaek di TP 1 daan 3 dan tuo di TP 2, 4 dan 5 . makna ‘marah’ bervariasi menjadi berang di TP Untuk konsep makna ‘debu’ ditemukan 2

1 dan bangih (dengan varian bangi, beηih, dan variasi leksikal, yang bervariasi menjadi [abu- mengih) di TP 2, 3, 4, dan 5. Pada konsep abu] (dengan varian [debu]) dan [kabui?] makna ‘sombong’ ditemukan 3 variasi leksikal, (dengan varian [kabut]). Selanjutnya, konsep yang bervariasi menjadi powak di TP 1, makna ‘lebar’ dan ‘pendek’ di temukan 3 variasi sombong di TP 2, 3, dan 5, dan geduk di TP 4. leksikal di daerah TP. Konsep makna ‘lebar’ bervariasi menjadi laweh (dengan varian Kategori warna di Kabupaetn PS ditemukan luweh), lapang, dan leba, sedangkan untuk beberapa variasi leksikal. Variasi tersebut ada 2 konsep makna ‘pendek’ bervariasi menjadi variasi leksikal dan ada 3 variasi leksikal. Untuk singkek, randah, dan pendek.

konsep makna ‘hijau’ ditemukan 2 variasi leksikal, yang bervariasi menjadi [ijau] dan [ijau

Konsep makna ‘kecil’ ditemukan 2 variasi pucu?], sedangkan untuk konsep makna ‘biru’ leksikal, yang bervariasi menjadi kacie? ditemukan 2 variasi leksikal, yang bervariasi (dengan varian kecik dan kәcik) dan ketek. menjadi [ijau] dan [ijau lawui?]. Warna hijau Selanjutnya, yang mempunyai 2 variasi leksikal dan warna biru dalam penyebutannya di di TP adalah konsep makna ‘sempit’ yang Kabupaten PS hampir sama, yaitu pada TP 2 bervariasi menjadi sampik di TP 1, 2, dan 3 dan dan TP 5 warna biru dan hijau sama-sama spit di TP 4 dan 5. Untuk konsep makna ‘tinggi’ disebut dengan ijau. Selanjutnya, pada TP 1 dan juga ditemukan 2 variasi leksikal, yaitu panjang TP 3 pada konsep makna ‘biru’ disebut dengan di TP 1, 3, 4, dan 5 dan tenggih di TP 2. Konsep ijau lawuik. Kata ijau tidak dihilangkan, hanya makna ‘cantik’ mempunyai 2 variasi leksikal di saja ada penambahan kata, yaitu lawuik yang TP, yaitu rancak (dengan varian ancak dan berarti ‘laut’. Kebanyakan masyarakat di racak) dan elok.

Kabupaten PS menganggap laut berwarna biru. Maka dalam penyebutan konsep makna ‘biru’

Baik merupakan sifat dari manusia, kebaikan itu mereka manambahkan dengan kata lawuik, ditentukan dari tingkahlaku manusia itu sendiri. sebab masyarakat PS tidak mengenal warna Untuk konsep makna ‘baik’ ditemukan 3 variasi biru. Untuk konsep makna ‘ungu’ dan leksikal, yang bervariasi menjadi [sawulah], ‘pink/merah muda’ ditemukan 3 variasi leksikal. [elo?] dan [bai? baso]. Konsep makna ‘bodoh’ Konsep makna ‘ungu’ yang bervariasi menjadi juga ditemukan 3 variasi leksikal, yaitu [paka?] bungo taruang (dengan varian bungo teRung), di TP 1, [pandih] di TP 2 (dengan varian Ijau tawuang, dan balung. Selanjutnya, [pandi y e] di TP 5), dan [bodo] di TP 3 (dengan ‘pink/merah muda’ bervariasi menjadi jambu varian [bodoh]) di TP 4. Pada konssep makna aie di TP 1 dan 3, merah jambu di TP 2, dan

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

siRah jambung ai di TP 4 (dengan varian siRah Kategori alat ditemukan 17 variasi leksikal dari jambu aie di TP 5).

29 daftar pertanyaan yang diajukan pada informan. Konsep makna yang pertama

Kategori Rumah dan Bagiannya

bervariasi adalah ‘batu pipisan’ yang bervariasi Kategori rumah dan bagiannya ditemukan menjadi batu lado di TP 1, 2, 3, dan 4 dan batu variasi leksikal di Kabupaten PS, dari 12 daftar ipih di TP 5. Konsep makna ‘gayung’ pertanyaan ditemukan 9 variasi leksikal. Konsep ditemukan 3 variasi leksikal di TP, yang

makna ‘lobang angin’ ditemukan variasi w bervariasi menjadi [panimbo aie], [dayu aη] leksikal ditiap-tiap TP, variasi tersebut yaitu lusi (dengan varian [gayuwaη] dan [gayuaη]), dan

angin, pentilasi, dropon, jelusing dan gawung. [galu?]. Untuk konsep makna ‘mangkok’ juga Untuk konsep makna ‘jendela’ ditemukan 3 ditemukan 3 variasi leksikal, yaitu cambuang di variasi leksikal, yang bervariasi menjadi jandela TP 1 dan 3 (dengan varian cembuang di TP 4), di TP 1 (dengan varian janela di TP 4 dan 5), salada di TP 2, dan cawan di TP 5. pintu di TP 2 dan tingkok di TP 3. Selanjutnya, yang mempunyai 3 variasi leksikal tiap-tiap satu Konsep makna ‘cangkul’ bervariasi menjadi konsep makna yaitu ‘pagar’, ‘pondok’, tabak, (dengan varian tajak), buduak, dan paku ‘loteng/pagu’, dan ‘tiang’. Konsep makna w (dengan varian paku a), sedangkan konsep ‘pagar’ bervariasi menjadi paga, parik, dan makna ‘mukenah’ ditemukan 4 variasi leksikal kandang. Untuk konsep makna ‘pondok’ yang di daerah TP, yang bervariasi menjadi kain bervariasi menjadi sarongkok di TP 1, pondok telakuang, jubah, kain kana, dan makәnah di TP 2 dan 3, dan maghuang di TP 4 (dengan (dengan varian makenah). Selanjutnya, untuk varian mamaghung di TP 5). Selanjutnya, konsep makna ‘katapel’, yang bervariasi konsep makna ‘loteng/pagu’ bervariasi menjadi menjadi [palatiaη] di TP 1 (dengan varian

[loti y aη] (dengan varian [loteaη]), [pagu] dan [latiaη-latiaη] di TP 2), [patieη kacai] di TP 3, [pәteh], sedangkan untuk konsep makna ‘tiang’ y dan [pәti aη] di TP 4 (dengan varian [ptIη]). bervariasi menjadi tongak, tandan dindieng dan tiang.

Untuk konsep makna ‘tempat basuh’ ditemukan

3 variasi leksikal yaitu [aleh basua] (dengan Mesjid merupakan tempat beribadah umat varian [aleh basuh]), [tampek ai basu], dan [pek muslim. Penyebutan untuk konsep ‘mesjid’ di basuh] (dengan varian [tampek basua]). Kabupaten PS ditemukan 2 variasi leksikal, Selanjutnya, konsep makna ‘sirih’ juga yang bervariasi menjadi masajik dan suRau. ditemukan 2 variasi leksikal, yang bervariasi Konsep makna ‘tangga’ juga ditemukan 2 menjadi sirieh (dengan varian siRie dan siRih) variasi leksikal, yang bervarisi menjadi janjang dan sugih. Konsep makna ‘rantang’ ditemukan 3 di TP 1, 2 dan 3 dan tanggo di TP 4 dan 5. variasi leksikal, yang bervariasi menjadi

Terakhir konsep makna ‘atap’ di daerah y [Rantaη] di TP 1, [renci aη] di TP 2, dan penelitian ini ditemukan 2 variasi leksikal, yang [Onjo?] di TP 3 (dengan varian [ronjo?] di TP 4

bervariasi menjadi atok di TP 1, 2, 3, dan 4 dan dan [ronjoa?] di TP 5). Untuk konsep makna bubung di TP 5. y ‘uang’ bervariasi menjadi [pitih], [kepi aη]

y dengan varian fonologis [kepe aη], dan [mago].

Kategori Alat

Selain itu konsep makna ‘tempat tidur’ juga ditemukan 3 variasi leksikal, yang bervariasi

ISSN 2339-1162

menjadi kowe (dengan varian kowi), tampek tidu Pada kategori ini hanya ditemukan 7 variasi (dengan varian mpek tidua) dan kero.

leksikal dari 11 pertanyaan yang diajukan. Konsep makna ‘daging’ terjadi 2 variasi leksikal

Selanjutnya, konsep makna ‘pisau’ bervariasi yang bervariasi menjadi dagiang (dengan varian menjadi 2 variasi leksikal, yaitu pisau dan sekin y dagi ang dan daging) dan bantai. Selanjutnya

dengan varian fonologis sәkin dan skin. Konsep pada konsep makna ‘gomok’ yang bervariasi makna ‘pensil’ juga ditemukan 2 variasi menjadi gomok di TP 1 dan 4 (dengan varian leksikal, dengan variasi menjadi pituluik dan ghamek-ghamek di TP 5) dan lamak-lamak di pitlot. Untuk konsep makna ‘sajadah’, bervariasi TP 3 (dengan varian lemak di TP 2). menjadi sajadah di TP 1, 2 dan 5 dan lapiek Selanjutnya, konsep makna ‘palai/singgang’ sumbayaη di TP 3 dengan varian fonologis ditemukan 3 variasi leksikal, yang bervariasi lapiek sambayang di TP 4. Selanjutnya untuk menjadi apik, palai, dan lampa. konsep makna yang mempunyai 3 variasi leksikal adalah ‘korek api’, ‘plastik’, dan Konsep makna ‘air teh’ ditemukan 2 variasi ‘lampu minyak tanah’; ‘korek api’ bervariasi leksikal, yaitu aie teh dan teh manyi. Lapek di menjadi piyapi, catuih dan peping (dengan Kabupaten PS ditemukan di TP 1, 2, 3, dan 4 varian pepi); ‘plastik’ bervariasi menjadi untuk konsep makna ‘lepat’, sedangkan di TP 5 plastik, karate minyak, dan asoi; ‘lampu minyak konsep makna ‘lepat’ disebut dengan lapek tanah’ bervariasi menjadi lampu cogok (dengan pendek. Untuk konsep makna ‘kapur varian lampu togok dan lapung togok), pada sirih/sadah’ bervariasi menjadi kapur sadah, maram, dan lapu tekong.

kapu, dan sada, yang terakhir untuk kategori ini yang bervariasi adalah konsep makna ’telur

Kategori Kehidupan Masyarakat Nagari dan mato sapi’ yang bervariasi menjadi [talua mato

Bercocok Tanam

sapi] (dengan varian [talu mato sapi] dan [telu Kehidupan masyarakat nagari dan bercocok mato sapiη]) dan [mato sapi]. tanam ditemukan 5 variasi leksikal dari 11

daftar pertanyaan. Konsep makna ‘kenduri’ Kategori Kesenian dan Permainan

ditemukan 3 variasi leksikal, yang bervariasi Bahasa Minangkabau di Kabupaten PS menjadi [kenduri], [barale?] (dengan varian ditemukan variasi leksikal pada kategori [bu w ale?]), dan [bimbaη]. Selain itu, konsep kesenian dan permainan. Pada konsep makna makna ‘berpacaran’ juga ditemukan 3 variasi ‘judi’ terjadi 3 variasi leksikal, yang bervariasi leksikal, dengan variasi bacewek, bapacar, dan menjadi maampok, bacoki dan bajudi (dengan sakire. Dari kategori ini juga ditemukan konsep variasi fonologis juding). Konsep makna makna yang memiliki 2 variasi leksikal ‘nyanyi’ juga ditemukan 3 variasi leksikal, yaitu diantaranya: konsep makna ‘pasar’ dengan balagu, dendang (dengan varian badendang) variasi pasa dan balai, konsep makna dan nyanying. Selain itu, ditemukan 2 variasi ‘mencangkul’ dengan variasi mamangkua leksikal pada konsep makna ‘talempong’, (dengan varian maku dan makua) dan ‘suling’, dan ‘ rebab’. Konsep makna mambaduak, konsep makna ‘maangin’ dengan ‘talempong’ bervariasi menjadi canang dan variasi bakipeh (dengan varian kipeh) dan talempong

varian talepong). maangin.

(dengan

Selanjutnya [saluaη] di TP 1 (dengan varian y [suli aη] di TP 4, [saluη] di TP 5, dan [suliaη] di

Kategori Makanan dan Minuman

TP 2) dan [sonai] di TP3 dengan konsep makna

Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016

‘suling’, sedangkan untuk konsep makna

‘rebab’ bervariasi menjadi rabab dan biola Kategori Aktivitas

dengan variasi morfologis babola dan variasi Kehidupan dalam bermasyarakat tidak bisa fonologis bola. Terakhir pada kategori ini yang terlepas dari aktivitas berinteraksi sesama bervariasi leksikal adalah konsep makna ‘sipak manusia. Kategori aktivitas ditemukan 26 takraw’ yang bervariasi menjadi cakraw, main variasi leksikal dari 40 daftar pertanyaan yang takrau dan sipak takrau.

diajukan. Untuk konsep makna ‘membersihkan’ ditemukan 4 variasi leksikal, yang bervariasi menjadi

(dengan varian mambarasien), maabehan, mersih-mersih, dan

mambarasian

Kategori Penyakit dan Obat

spai. Konsep makna ‘barkelahi (tangan)’ juga Kategori penyakit dan obat ditemukan 9 variasi ditemukan 4 variasi leksikal, yaitu bacakak, leksikal dari 15 daftar pertanyaan. Variasi balameh, batenjung dan balago. Selanjutnya, tersebut terdiri dari 2 sampai 5 variasi leksikal pada konsep makna ‘tarik’ ditemukan 4 variasi dalam satu konsep makna. Konsep makna leksikal, dengan variasi ejang, dijujuik, elo, dan ‘demam’ bervariasi menjadi damam dan damam naRik. Konsep makna ‘lempar’ juga ditemukan paneh. Pada konsep makna ‘buta’ ditemukan 2

4 variasi leksikal, yaitu [baoncean], [ampo?],

variasi leksikal, yang bervariasi menjadi [rabun] y [lanti aη] (dengan varian [lati aη]), dan (dengan varian [abun] dan [gabun]) dan [buto]. [maimbe?]. Konsep makna yang terakhir yang

Selanjutnya, pada konsep ‘bekas luka’ juga memiliki 4 variasi leksikal di daerah TP adalah ditemukan 2 variasi leksikal, yaitu jajak luko di ‘menendang’, dengan variasi baacuang, simbek, TP 1 dan 3 (dengan varian jejak luko di TP 2) sipak (dengan varian cipak) dan najang. dan pughut ditemukan di TP 4 dan 5. Selain itu, pada konsep ‘sehat’ dan ‘bengkak’ juga Berikut ini adalah konsep makna yang memilki ditemukan 2 variasi leksikal; ‘sehat’ dengan

2 variasi leksikal, yaitu ‘menelan’ dengan variasi sehat dan segeh; sedangkan ‘bengkak’ variasi [malulu] dan [negu?] (dengan varian bervariasi menjadi bangkak dan gembang [nәgo?]); ‘tersedak’ bervariasi menjadi (dengan varian gembung).

kasadakan (dengan varian kasadatan) dan sadu (dengan varian sadua dan sdua); ‘melihat’

Pada konsep makna ‘sembuh’ ditemukan variasi bervariasi menjadi mancaliek (dengan varian pada tiap-tiap daerah TP, yang bervariasi mencelik) dan nengok; ‘dengar’ bervariasi menjadi cegak, segeh, pilaRo, sehat dan lah menjadi mandanga (dengan varian danga, ungai. Selanjutnya, konsep makna ‘mual’, tadanga dan denga) dan ngeneng. Konsep ‘bengkak di leher’ dan ‘flu’ ditemukan 4 variasi makna ‘tidur’ bervariasi menjadi lalok dan tidua leksikal, yaitu mual, kaloyo, mabuak (dengan dengan variasi fonologis tidu. Konsep makna varian mabuk), dan mutah adalah variasi dari ‘berkelahi

bervariasi menjadi konsep makna ‘mual’, sedangkan pada konsep bagaduah (dengan varian fonologis bagaduh) makna ‘bengkak di leher’ bervariasi menjadi dan bacakak. Selanjutnya, konsep-konsep yang gondok, baguak, kuwok, dan buwuk (dengan ditemukan 2 variasi leksikal yaitu ‘dorong’ varian bughuk). Terakhir, pada konsep makna dengan variasi tunduoan (dengan varian tundon) ‘flu’ yang bervariasi menjadi [damam], [damam dan tulaan (dengan varian tulak); ‘pegang’ salemo], [basin], dan [Aηek diηin].

(mulut)’

bervariasi menjadi macik (dengan variasi pacik)

ISSN 2339-1162