LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1

A.

LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B.

MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................. 2

C.

SEJARAH KOTA SEMARANG ......................................................... 2


D.

KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG .................................. 5

E.

GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG ............ 6

F.

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ..................................... 8

G.

STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 10

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

13


A.

VISI .......................................................... ........................................... 13

B.

MISI .................................................................................................... 14

C.

TUJUAN DAN SASARAN ................................................................ 15

D.

INDIKATOR KINERJA UTAMA ............................ ........................ 17

E.

PERJANJIAN KINERJA ................................................ .................... 18


BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

20

A.

RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA IKU .................................. 20

B.

RINGKASAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA .................. 23

C.

ANALISIS CAPAIAN KINERJA ....................................................... 26
MISI I Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya
dan Berkualitas............................ ........................................... 26
MISI II Mewujudkan Pemerintahan Yang Semakin Handal Untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik............................................ 61
MISI III Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan

Lingkungan ........................................................................... 74
MISI IV Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal
Dan Membangun Iklim Usaha Yang Kondusif...................... 93

D.

AKUNTABILITAS KEUANGAN.............. ........................................ 114
Pengelolaan Pendapatan Daerah ......................................................... 115
Pengelolaan Belanja Daerah ................................................................ 139
Pembiayaan Daerah .............................................................................. 149
SILPA Anggaran Tahun 2016 .............................................................. 150

BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR ISI

i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pada tanggal 17 Februari 2016 bertempat di Simpang Lima telah dilaksanakan
pelantikan Walikota dan Bupati se Jawa Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah atas nama
Presiden, dan selanjutnya dilakukan serah terima jabatan Walikota Semarang dari Pj
Walikota Semarang Bp. Drs Tavip
Supriyanto, Msi., kepada Walikota terpilih,
Bp. Hendrar Prihadi SE, MM (Hendi),
bersama Wakil Walikota terpilih Ibu
Hevearita G Rahayu. Jadi tahun 2016 ini
merupakan tahun transisi.
Kebijakan arahan pembangunan
untuk tahun 2016 tertuang dalam Peraturan
Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD). Tahun 2016 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, karena belum adanya RPJMD 2016-2021.
Dengan dikeluarkanya Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, maka kebijakan arahan pembangunan
telah disesuaikan dengan RPJMD Tahun 2016-2021.
Dalam RPJMD Tahun 2016-2021, tahun 2016 merupakan tahun dasar (baseline)
bagi pelaksanaan pembangunan untuk lima tahun ke depan. Program dan kegiatan di
tahun 2016 disusun dalam rangka menyiapkan landasan bagi pencapaian visi dan misi
Walikota dan Wakil Walikota sampai dengan tahun 2021 sesuai dengan target-target
dalam RPJMD Tahun 2016-2021 yang merupakan penjabaran dari tahapan
pembangunan periode ketiga pada RPJPD Tahun 2005-2025.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan amanat dari
Undang Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah;
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, LKjIP tingkat
Pemerintah Kota disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan

PENDAHULUAN

1

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

Aparatur Negara dan Refornasi Birokrasi selambat lambatnya tiga bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
B.

MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini selain
untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang juga
sebagai bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota

Semarang dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah diperjanjikan serta
sebagai wujud transparansi atau keterbukaan publik terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan selama tahun 2016.
Tujuan dari penyusunan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
ini adalah :
1.
Untuk bahan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016.
2.
Untuk alat ukur pelaksanaan dan pencapaian tujuan, sasaran, program dan
kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.
3.
Untuk bahan evaluasi pencapaian target kinerja yang sudah yang sudah ditetapkan
dalam dokumen perjanjian kinerja.
4.
Untuk alat kendali / controlling bagi Kepala Daerah untuk mendorong peningkatan
kinerja setiap unit organisasi.
5.
Untuk bahan masukan demi perbaikan kinerja pelayanan publik dan
penyelenggaraan pemerintahan yang berkelanjutan.
C.


SEJARAH KOTA SEMARANG
Sejarah Kota Semarang dimulai sejak kedatangan seseorang yang berasal dari
Kesultanan Demak bernama Pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan
Arang, yang meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat (daerah tersebut yang
kemudian bernama Pulau Tirang). Di daerah itu Pangeran dan putranya membuka hutan
dan kemudian mendirikan pesantren untuk menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke
waktu daerah itu menjadi semakin subur. Dari sela-sela kesuburan muncullah pohon pohon asam yang jarang (bahasa Jawa : Asem Arang), sehingga mereka memberikan
nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri daerah, kemudian beliau menjadi
kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Pandan Arang I yang kemudian dilanjutkan
oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Perkembangan daerah Semarang makin
menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan
Hadiwijaya dari Pajang. Akhirnya Pandan Arang II oleh Sultan Pajang melalui
konsultasi dengan Sultan Kalijaga dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama.
Penobatan tersebut bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW
tanggal 12 Rabiul Awal 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 M. Pada
tanggal tersebut ”secara adat dan politis berdirilah Kabupaten Semarang”. Berdasarkan
momentum itulah oleh Pemerintah Kota Semarang dengan persetujuan DPRD dalam
sidangnya pada tanggal 29 April 1978, maka pada setiap tanggal 2 Mei diperingati
sebagai ”Hari Jadi Kota Semarang”.


PENDAHULUAN

2

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

Masa pemerintahan Raden Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Kawasan Semarang pada waktu itu
meliputi: Inderono (Gisik Drono), Tirang Amper, Jurang Suru, Tinjomoyo, Wotgalih,
Gajah Mungkur, Sejonilo dan Gedung Batu. Sesudah Bupati Pandan Arang II lalu
diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586),
kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R. Tumenggung Tambi (1657-1659),
Mas Tumenggung Wongsorejo (1659-1666), Mas Tumenggung Prawiprojo (16661670), Mas Tumenggung Alap-Alap (1670-1674), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung
Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674-1701), Raden Martoyudo (17431751), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Raden Martoyudo (1743-1751),
Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773),
Surohadimenggolo IV (1773-1778), Adipati Surohadimenggolo V atau Kanjeng
Terboyo (1778-1841), Raden Tumenggung Surohadiningrat (1841), Putro
Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), RTP

Suryokusumo (1860-1887), RTP Reksodirjo (1887-1891), RMTA Purbaningrat (18911891), Raden Cokrodipuro (1891-1927), RM Soebiyono (1897-1927), RM Amin
Suyitno (1927-1942).
Pada periode 1500-1700 Masehi, Kota Semarang mulai dikenal, terutama oleh
orang-orang asing yang singgah dan berdagang di pelabuhan Semarang. Status kawasan
yang semula berada dibawah kekuasaan Susuhunan Surakarta akhirnya berubah mejadi
daerah kekuasaan Belanda. Karena letaknya yang strategis, maka pada tahun 1678 Kota
Semarang dijadikan tempat pertahanan militer dan daerah perniagaan. Kemudian untuk
kepentingan politik kolonial Belanda, Kota Semarang dijadikan kota kedua setelah
Batavia. Pada periode 1700-1906, Kota Semarang mulai menampakkan dirinya sebagai
bentuk fisik sebuah kota. Wilayah pemukimannya semakin diperluas dengan adanya
Kampung Jawa di Kaligawe, Pengapon, dan Poncol, Kampung Pecinan di sekitar
Bubakan, Kampung Melayu di Melayu Darat. Peristiwa penting yang terjadi pada masa
itu adalah pelantikan Kyai Adipati Surahadimenggolo ke IV menjadi Bupati Semarang
ke 21 oleh pihak Belanda pada tanggal 6 Juli 1704.
Pada pertengahan abad ke 18, perkembangan Kota Semarang semakin pesat yaitu
dengan tumbuhnya perkantoran-perkantoran Pemerintahan Belanda. Kantor-kantor
dagang, fasilitas-fasilitas sosial dan lain-lain. Dengan demikian pemerintahan pada
masa itu terdiri dari pemerintahan pribumi dan pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda
di dalam benteng kota yang bernama Gubernur Jenderal Jawa Utara.
Pada tahun 1864 Nederlandsch Indisch Spoorrwagen (NIS), membangun jalan
kereta api yang pertama kali di indonesia, yaitu rute Semarang-Yogyakarta, dengan
stasiunnya di Tambak Sari. Kemudian pada tahun 1872 telah dibangun jalan kereta api
jurusan Semarang-Kedung Jati dan Solo dengan mempertimbangkan transportasi
tradisional yang semakin pesat.
Pada tahun 1900, jumlah ekspor meningkat, sehingga membuat kota perdagangan
Semarang menjadi semakin makmur. Jaringan kereta api ditambah yaitu jurusan
Semarang-Juwana dan Semarang-Cirebon. Pada tanggal 1 April 1906 dengan Statblat

PENDAHULUAN

3

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

Nomor 120 tahun 1906 dibentuk dan diresmikanlah Pemerintah Gemeente, yang berarti
Semarang menjadi Kotapraja (Stads Gemeente Van Semarang). Sehingga sejak saat itu
Kota Semarang terlepas dari Kabupaten dan memiliki batas kekuasaan Pemerintah
Kotapraja. Terdapat keterangan bahwa adanya Gemeente itu maka sejak tahun 1906
Semarang dipimpin oleh dua macam Pemerintahan. Yang menyangkut Pemerintahan
Bumiputra dikepalai oleh Bupati, sedang yang menyangkut pemerintah Kota Semarang
dikepalai oleh Burgermeester (Walikota).
Pemerintah Kota Besar Semarang buatan Belanda ini berakhir ketika tentara
Jepang menduduki Indonesia tahun 1942. Tentara Jepang membentuk Pemerintahan
Daerah Semarang yang dipimpin seorang militer (Shitjo). Didampingi dua orang wakil,
seorang Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Pemerintahan dijalankan secara sentral
dibawah pimpinan Kepala Daerah Karesidenan, sehingga Bupati Semarang saat itu
RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945) tidak mempunyai kedudukan atau
tugas sama sekali. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945, tidak lama kemudian yaitu tanggal 14 sampai 20 Oktober
1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur
melawan bala tentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada
pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama “Pertempuran Lima Hari”.
Pada tanggal 16 Mei 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Kota Semarang
kepada pihak Belanda. Pada tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak
Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum Proklamasi
Kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda hingga pemulihan kedaulatan yaitu
tanggal 27 Desember 1949 tidak ada Pemerintahan Daerah di Kota Semarang.
Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam pengungsian tersebut dapat berjalan hingga
bulan Desember 1949, berpindah-pindah mulai dari daerah Purwodadi, Gubug,
Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturutturut dipegang oleh R. Patah, R. Prawoto Soedibyo dan Mr. Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha
membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dahulu di bawah
pimpinan R. Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena pada masa pemulihan
kedaulatan harus menyerahkan kepada komandan KMKB Semarang pada bulan Februari
1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan kepemimpinan Pemerintah
Daerah Semarang kepada Mr. Koesoebijono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam
Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali Pemerintahan Daerah Kota Besar
Semarang sampai terbentuknya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang, maka saat
kepemimpinan Walikotamadya Kol. Hadijanto Kotamadya Semarang dimekarkan dari 5
Kecamatan menjadi 9 Kecamatan yaitu pada tanggal 19 Juni 1976 dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang dimana pemekaran tersebut sampai ke wilayah Tugu, Gunung Pati, Mijen,

PENDAHULUAN

4

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

dan Genuk. Kemudian berlanjut dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 50
Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah
Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah, dimana secara administratif dari 9 Kecamatan yang ada di Kota
Semarang diadakan penataan menjadi 16 Kecamatan.
D.
1.

KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG
Batas dan Luas Wilayah
Kota Semarang adalah ibukota pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dengan luas
wilayah sebesar 373,70 km2 (BPS, 2016) yang lokasinya berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten

Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai
berkisar 13,6 km. Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan
dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri
atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan.

2.

Topografi
Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah
pantai dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara
0,75 m sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut.
Daerah pesisir pantai merupakan wilayah terendah di Kota Semarang yang dibatasi
Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Luas daerah pantai di Kota
Semarang adalah 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian 0-0,75 m dpl (diatas
permukaan laut). Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian tengah, seperti
daerah simpang lima dan pusat kota, dengan kemiringan antara 2 – 15 % dan ketinggian
antara 0,75 – 3,5 m dpl seluas 33% dari luas wilayah total. Sedangkan wilayah dataran
tinggi di Kota Semarang seluas 66% dari luas wilayah dengan ketinggian antara 5-348 m
dpl. Daerah ini memiliki ketinggian yang bervariasi, seperti 136 m dpl di wilayah
Jatingaleh, 253 m dpl di wilayah Mijen, serta 259 dan 348 m dpl di wilayah Gunungpati.
Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan pemanfaatan bagian atas

PENDAHULUAN

5

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

Kota Semarang lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota
Semarang bagian bawah.
E.

GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG
Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di
tahun 2016 berjumlah 1.604.419 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah
797.625 jiwa (49,71%) dan penduduk perempuan sejumlah 806.794 jiwa (50,29%). Jika
dibandingkan dengan penduduk di tahun 2015, penduduk di tahun 2016 mengalami
pertumbuhan sebesar 0,6% atau bertambah 9.152 jiwa.
Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan
dengan penduduk terbanyak, dan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk
paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel
berikut:
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2016
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

KECAMATAN
Kecamatan Semarang Selatan
Kecamatan Semarang Utara
Kecamatan Semarang Barat
Kecamatan Semarang Timur
Kecamatan Semarang Tengah
Kecamatan Gunungpati
Kecamatan Tugu
Kecamatan Mijen
Kecamatan Genuk
Kecamatan Gajahmungkur
Kecamatan Tembalang
Kecamatan Candisari
Kecamatan Banyumanik
Kecamatan Ngaliyan
Kecamatan Gayamsari
Kecamatan Pedurungan
JUMLAH

JUMLAH (JIWA)

PERSENTASE (%)

85.897
131.926
164.623
81.898
74.391
76.600
31.255
57.678
93.392
65.340
146.124
82.557
132.360
123.741
76.024
180.613

5,35
8,22
10,26
5,10
4,64
4,77
1,95
3,59
5,82
4,07
9,11
5,15
8,25
7,71
4,74
11,26

1.604.419

100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2016
KELOMPOK UMUR
JUMLAH (JIWA)
PERSENTASE (%)
0–4
128.948
8,04
5–9
128.132
7,99
10 – 14
124.303
7,75
15 – 19
148.644
9,26
20 – 24
156.654
9,76
25 – 29
151.623
9,45
30 – 34
141.479
8,82
35 – 39
127.136
7,92
40 – 44
120.670
7,52
45 – 49
107.925
6,73
50 – 54
91.311
5,69
55 – 59
65.022
4,05
60 – 64
37.057
2,31
65+
75.515
4,71
JUMLAH
1.604.419
100,00
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah
penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2016 sejumlah 1.147.521 jiwa, dan
jumlah penduduk usia tidak produktif (0-15 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah
PENDAHULUAN

6

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

456.898 jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan
penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan
(dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2016
adalah sebesar 28,47%.
Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir
merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat,
SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar
22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan
tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar
4,33% dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk
Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2016
NO
1
2
3
4
5
6
7

TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH (JIWA)
Tidak / belum sekolah
96.542
Tidak / belum tamat SD
301.282
Tamat SD/MI sederajat
337.997
Tamat SLTP/MTs / sederajat
299.785
Tamat SLTA/MA / sederajat
311.934
Tamat Diploma I / II / III
64.103
Tamat D IV / S1 / S2 / S3
65.569
JUMLAH
1.477.212
Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

PERSENTASE (%)
6,54
20,40
22,88
20,29
21,12
4,34
4,44
100,00

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar
bekerja sebagai buruh industri (25,69%), PNS/TNI/POLRI (13,77%), pedagang
(12,53%) dan buruh bangunan (12,03%). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani
dan buruh tani (3,9%) serta nelayan (0,37%) adalah mata pencaharian yang paling
sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara
lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG
BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2016
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

JENIS MATA PENCAHARIAN
Petani Sendiri
Buruh Tani
Nelayan
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pedagang
Angkutan
PNS/TNI/POLRI
Pensiunan
Lainnya
JUMLAH

JUMLAH

PERSENTASE

(JIWA)

(%)

27.297
18.713
2.528
54.223
180.389
84.414
87.964
25.949
96.693
40.426
83.220

3,89
2,67
0,36
7,73
25,70
12,03
12,53
3,70
13,78
5,76
11,86

701.816

100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2016 (data sementara, data diolah)

Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan
manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan
indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level

PENDAHULUAN

7

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

pembangunansuatu wilayah/negara.Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang
meningkat menjadi 80,28.
GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
80.5
80

80.23

80.28

79.5
79.24
79
78.68
78.5
78.04

78
77.58

77.5
77

2011

2012

2013

2014

2015

2016 *)

Keterangan : *) Target pada RPJMD 2016-2021
Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )

F.

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Permasalahan Pembangunan Daerah merupakan kesenjangan antara sasaran
pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat
perencanaan pembangunan disusun. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih, maka diperlukan perumusan
yang tepat terkait analisis permasalahan daerah.
Berdasarkan hasil analisis
permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan
kondisi objektif Daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan
(stakeholder) pembangunan daerah maka diketahui permasalahan utama Kota Semarang.
Permasalahan utama ini dijabarkan ke dalam 4 (empat) pokok permasalahan
sebagai berikut :
1.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih perlu ditingkatkan. Adapun rumusan
permasalahan atas Kualitas Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :
a.
Kualitas kelulusan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan
b.
Belum seluruh lapisan masyarakat mendapat akses ke pelayanan kesehatan
yang bermutu.
c.
Tingginya tingkat pengangguran terbuka.
d.
Masih belum tuntasnya pengentasan kemiskinan
e.
Pengembangan kekayaaan dan keragaman budaya masih perlu ditingkatkan
f.
Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
2.
Penyelenggaraan Pemerintahan Tata Kelola yang baik (Good Governance) masih
belum sesuai harapan. Rumusan permasalahan dari Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintahan adalah sebagai berikut :
a.
Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan
b.
Perlu peningkatan disiplin aparatur
c.
Masih terdapat sarana dan prasarana yang belum sesuai standar
d.
Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda

PENDAHULUAN

8

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

3.

4.

Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur Dasar dan Penataan Ruang. Rumusan
Permasalahan dalam penyediaan Infrastruktur & Penataan Ruang sebagai berikut :
a.
Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan
rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan
b.
Masih terjadinya genangan banjir dan rob.
c.
Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu.
d.
Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik.
e.
Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian masih
perlu ditingkatkan. Rumusan permasalahan Inovasi dan daya saing nilai tambah
adalah sebagai berikut :
a.
Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan

rencana tata ruang wilayah (RTRW) maupun daya dukung lingkungan
b.
Masih terjadinya genangan banjir dan rob
c.
Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu.
d.
Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik
e.
Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
Dari 4 pokok permasalahan tersebut, terdapat isu-isu strategis terkait
pembangunan jangka menengah Pemerintah Kota Semarang antara lain :
1.
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat dengan
2.
Peningkatan pelayanan pendidikan
3.
Peningkatan pelayanan kesehatan
4.
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi
Peningkatan pelayanan publik
Penanganan rob dan banjir
Peningkatan infrastruktur berkelanjutan
Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
Peningkatan ekonomi dan daya saing

G.
a.

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi
Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh

seorang Wakil Walikota dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota
Searang terdiri dari :
a.

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, sebagai unsur staf yang membantu
penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2008. Sekretariat Daerah
dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan terdiri dari 13 bagian.

PENDAHULUAN

9

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

b.

Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008

c.

Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008.

d.

Kecamatan dan Kelurahan, sebagai unsur kewilayahan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008.

e.

Perubahan pada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan menerbitkan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2010, guna membentuk lembaga baru yaitu Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang.
Adapun secara lengkap struktur organisasi Pemerintah Kota Semarang adalah

sebagai berikut :

b.

Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Kota Semarang memiliki PNS sebanyak 12.174 orang dengan
perimbangan laki laki sebanyak 6.705 orang dan perempuan sebanyak 5.469 yang
menunjukkan perimbangan gender yang baik sebagaimana nampak dalam grafik berikut:
JUMLAH PNS BERDASARKAN GENDER
Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender
6705

5469

LAKI - LAKI

PEREMPUAN

8000
6000
4000
2000
0

PENDAHULUAN

10

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

JUMLAH PNS BERDASARKAN USIA
20-30 Th; 406
31-40 Th; 1867

51-60 Th; 5910
20-30 Th
31-40 Th
41-50 Th
51-60 Th

41-50 Th; 3991

RANGE USIA
20-30 Th
31-40 Th
41-50 Th
51-60 Th

JUMLAH
406
1867
3991
5910

JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN
0

2000

4000

6000

8000

1. Tidak Sekolah/Belum
Tamat SD
2. Tamat SD atau Sederajat
3. SMP dan Sederajat
4. SMA dan Sederajat
5. Akademi (DI, DII dan
DIII)
6. Sarjana (S1)
7. Magister (S2)
8. Doktor (S3)
JUMLAH PNS BERDASARKAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
1. Tidak Sekolah/Belum Tamat SD
2. Tamat SD atau Sederajat
3. SMP dan Sederajat
4. SMA dan Sederajat
5. Akademi (DI, DII dan DIII)
6. Sarjana (S1)
7. Magister (S2)
8. Doktor (S3)

PENDAHULUAN

JUMLAH
0
199
360
3.147
917
6.719
828
4

11

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN
2%

19%
30%

1. Golongan I
2. Golongan II
3. Golongan III
4. Golongan IV
49%

GOLONGAN
1. Golongan I
2. Golongan II
3. Golongan III
4. Golongan IV

JUMLAH
213
2.289
5.937
3.735

JUMLAH PNS BERDASARKAN JENIS JABATAN
2. Eselon II ; 37
3. Eselon III ; 189
1. Eselon I ; 0

4. Eselon IV ; 1610

7. Pejabat Fungsional
Tertentu; 6627

JENIS JABATAN
1. Eselon I
2. Eselon II
3. Eselon III
4. Eselon IV
5. Eselon V
6. Pejabat Fungsional Umum
7. Pejabat Fungsional Tertentu

PENDAHULUAN

5. Eselon V ; 37

6. Pejabat Fungsional
Umum; 3674

JUMLAH
0
37
189
1.610
37
3.674
6.627

12

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
A.

VISI
Suatu wilayah atau kota harus memiliki visi dan misi untuk perencananaan jangka
panjang yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD), maupun jangka menengah yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD kemudian dijabarkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan
untuk periode satu tahun.
LKj-IP ini berisi laporan penyelenggaraan pemerintahan Kota Semarang selama
tahun 2016, dan merupakan tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) periode 2016–2021.
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD periode 2016-2021, visi Pemerintah Kota
Semarang adalah :
SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU
MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan
berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan
dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang
kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan
politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk
mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan
modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan
perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui
kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

13

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin
meningkat, nilai investasi yang semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap
tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir dan rob yang semakin menurun.
SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat
Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan
kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana
penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui
peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.

B.

MISI
Untuk mewujudkan Visi ”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA

YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN
dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut:

SEJAHTERA”

MISI 1

Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta
menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang.

MISI 2

Mewujudkan
Pemerintahan
yang
Semakin
Handal
untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi
daerah secara nyata, efektif,efisien dan akuntabeldengan menerapkan prinsipprinsiptata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga
mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai
dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

MISI 3

Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan
Lingkungan
Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan
peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras,
serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

MISI 4

Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian
daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada
ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing
baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan
investasi pada sektor industri besar untuk menyerap tenaga kerja (Penanaman
Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan
industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan
rumah tangga.

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

14

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota
Semarang dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin
sejahtera, maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan
kehidupan berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan
secara konsisten di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai
dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan.
Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan:
“BERGERAK BERSAMA MEMBANGUN SEMARANG”
Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap
yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan
tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan
untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya.
Melalui pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk
menjaga kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota
dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal.

C.

TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang
diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras. dengan
penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan
daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan
daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran
dari suatu kegiatan, program, dan sasaran.
SASARAN adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan
secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Hasil rumusan tujuan dan sasaran pembangunan Kota Semarang sebagai berikut :
MISI PEMERINTAH KOTA
SEMARANG

TUJUAN

SASARAN
1. Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat
2. Meningkatkan
Kualitas
Pendidikan Masyarakat

KEHIDUPAN
MASYARAKAT YANG
BERBUDAYA DAN
BERKUALITAS

1. Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia

TAGLINE :
SEMARANG SEHAT DAN
CERDAS

3. Meningkatnya Kualitas
Saing Tenaga Kerja
4. Meningkatnya
Masyarakat

Daya

Kesejahteraan

5. Meningkatnya
Pembangunan
yang berperspektife Gender dan
Kapasitas
Pemberdayaan
Masyarakat
2. Meningkatkan Nilainilai Budaya
Masyarakat

6. Terwujudnya Pelestarian dan
Pengembangan Warisan Budaya
Lokal

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

15

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

MISI PEMERINTAH KOTA
SEMARANG

MEWUJUDKAN
PEMERINTAHAN YANG
SEMAKIN HANDAL UNTUK
MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK
TAGLINE :
SEMARANG MELAYANI

MEWUJUDKAN KOTA
METROPOLITAN YANG
DINAMIS DAN
BERWAWASAN
LINGKUNGAN
TAGLINE :
SEMARANG TANGGUH

MEMPERKUAT EKONOMI
KERAKYATAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM
USAHA YANG KONDUSIF

TUJUAN
3. Mewujudkan Tata
Kelola Pemerintahan
yang baik dan
melayani

SASARAN
7. Terwujudnya Pemerintah yang
Bersih dan Bebas KKN
8. Meningkatkan Kapasitas dan
Akuntabilitas Kinerja
9. Meningkatkan Integritas Aparatur

4. Kualitas Pelayanan
Publik

10. Terwujudnya Pelayanan Prima

5. Mewujudkan Kota
Semarang yang
Tentram, Tertib, dan
Nyaman

11. Meningkatkan Ketentraman dan
Kenyamanan Masyarakat

6. Mewujudkan Tata
Ruang yang Terpadu
dan Berkelanjutan

12. Meningkatkanya
Keterpaduan
Rencana Tata Ruang

7. Mewujudkan Sistem
Pengelolaan Drainase
Kota Semarang yang
Terintegrasi

13. Menurunnya Genangan Banjir
dan Rob

8. Mewujudkan Sistem
Transportasi Kota
Semarang yang
Terintegrasi dan
Berkelanjutan

14. Menurunya Kemacetan Jalan

9. Meningkatkan
Pelayanan Sarana dan
Prasarana Dasar
Perkotaan

15. Terwujudnya
Sarana
dan
Prasarana Dasar Perkotaan yang
Berkualitas

10. Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup
Perkotaan

16. Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup

11. Menjamin Ketahanan
Pangan bagi Penduduk

17. Meningkatkan
Kualitas
dan
Kuantitas Ketersediaan Pangan
18. Meningkatnya Pendapatan Petani
19. Meningkatnya
Kesejahteraan
Masyarakat
Pelaku
Usaha
Perikanan

12. Meningkatkan Sektor
Perdagangan dan Jasa

20. Meningkatnya Sektor Barang dan
Jasa Unggulan

13. Mendorong
TAGLINE :
Pengembangan
SEMARANG BERDAYA SAING
Investasi dan Ekonomi
Lokal Berdaya Saing
Global

21. Meningkatnya
Produk-produk
Unggulan Daerah
22. Meningkatnya Daya Tarik Wisata
(DTW)
23. Meningkatnya Iklim Investasi
Kota

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

16

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

D.

INDIKATOR KINERJA UTAMA KOTA SEMARANG TAHUN 2016

MISI 1 :
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
TAGLINE : SEMARANG SEHAT DAN CERDAS
NO
1

SASARAN
STRATEGIS

NO

Meningkatkan kualitas
Sumber Daya

SATUAN

TARGET
TAHUN
2016

Poin

80,28

Per 100.000
penduduk

98,61

INDIKATOR
KINERJA UTAMA (IKU)

1

Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)

2

Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)

2

Meningkatnya Kualitas
Daya Saing Tenaga
Kerja

3

Tingkat Pengangguran
Terbuka

%

5,57

3

Meningkatnya
Kesejahteraan
Masyarakat

4

Angka Kemiskinan

%

4,99

MISI 2 :
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDALUNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK
TAGLINE : SEMARANG MELAYANI
4

Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN

5

Opini BPK

Opini/
Predikat

WDP

5

Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja

6

Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi
atas penetapan SAKIP)

Kategori/
Nilai

CC

6

Terwujudnya Pelayanan
Prima

7

Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)

Angka Indeks
/OPD

77/20

MISI 3 :
MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
TAGLINE : SEMARANG TANGGUH
7

Menurunnya luas
genangan banjir dan rob

8

Prosentase luas genangan
banjir dan rob

Persen

40,17

8

Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar perkotaan
yang berkualitas

9

Luas Lingkungan Pemukiman
Kumuh

Persen

0,80

9

Pengendalian pencemaran
dan perusakan lingkungan
hidup

10

Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)

Skor

45,38

MISI 4 :
MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN
MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
TAGLINE : SEMARANG BERDAYA SAING
10

Meningkatnya sektor
perdagangan dan jasa
unggulan

11

Kontribusi kategori
perdagangan dan jasa terhadap
PDRB

%

31,06

12

Laju Pertumbuhan Ekonomi

%

5,85

%

27,34

Rupiah
(dalam juta)

10.500.000

11

Meningkatnya produkproduk unggulan daerah

13

Kontribusi kategori sektor
Industri Pengolahan terhadap
PDRB

12

Meningkatnya iklim
investasi kota

14

Nilai investasi

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

17

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

E.
NO
1.

2.
3.

PERJANJIAN KINERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2016
SASARAN
Meningkatkan kualitas
Sumber Daya

NO

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET
TAHUN 2016

1.

Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)

Poin

80,28

2.

Angka Harapan Hidup (AHH)

Tahun

77,21

3.

Angka Kematian Bayi (AKB)

Kasus

225

4.

Angka Kematian Balita (AKBa)

Per 1.000 KH

20

5.

Persentase Gizi

%

0,39

6.

Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)

Per 100.000
penduduk

98,61

Meningkatnya kualitas
pendidikan masyarakat

7.

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Tahun

10,35

8.

Harapan Lama Sekolah (HLS)

Tahun

14,36

Meningkatnya kualitas
daya saing tenaga kerja

9.

Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja

%

63,35

10.

Tingkat Pengangguran Terbuka

%

5,57

%

4,99

4.

Meningkatnya
11.
Kesejahteraan Masyarakat

Angka Kemiskinan

5.

Meningkatnya
pembangunan yang
berprespektif gender

12.

Indeks Pembangunan Gender
(IPG)

Poin

95,65

13.

Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG)

Poin

76,58

6.

Terwujudnya pelestarian
dan pengembangan
warisan budaya lokal

14.

Jumlah seni budaya dan tradisi
yang dilestarikan

Unit

11

7.

Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN

15.

Opini BPK

Opini/
Predikat

WDP

8.

Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja

16.

Predikat Akuntabilitas Kinerja
Kategori/Nilai
Pemerintah Daerah (Evaluasi atas
penetapan SAKIP)

9.

Meningkatnya integritas
aparatur

17.

Predikat Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah

10.

Terwujudnya Pelayanan
Prima

18.

11.

Meningkatnya
ketentraman dan
kenyamanan masyarakat

12.

CC

Kategori
/Nilai

Kota dengan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah Terbaik

Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)

Angka Indeks
/OPD

77/20

19.

Angka Kriminalitas

Angka
Kriminalitas

2.500

Meningkatnya
keterpaduan rencana tata
ruang

20.

Persentase kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan perencanaan Tata Ruang
(simpangan)

%

5,4

13.

Menurunnya luas
genangan banjir dan rob

21.

Prosentase luas genangan banjir
dan rob

Persen

40,17

14.

Menurunnya kemacetan
jalan

22.

Jumlah simpul kemacetan

Simpul

8

15.

Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar
perkotaan yang
berkualitas

23.

Persentase rumah tangga
pengguna air minum / jumlah
seluruh rumah tangga x 100%

Persen

88,5

24.

Persentase rumah tangga ber
sanitasi

Persen

85,82

25.

Luas Lingkungan Kumuh

Persen

0,80

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

18

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

NO

SASARAN

NO

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET
TAHUN 2016

Skor

45,38

16.

Pengendalian
pencemaran dan
perusakan lingkungan
hidup

26.

Indeks Kulaitas Lingkungan
Hidup (IKLH)

17.

Meningkatnya kualitas
dan kuantitas
ketersediaan pangan

27.

Ketersediaan pangan penduduk

Kkl/Kapita
/hari

3.050

18.

Meningkatnya
pendapatan petani

28.

Pendapatan rumah tangga petani

Rp/tahun

10.452.000

19.

Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
pelaku usaha perikanan

29.

Jumlah pendapatan per kapita
nelayan

Rp/tahun

18.000.000

20.

Meningkatnya sektor
perdagangan dan jasa
unggulan

30.

Kontribusi kategori perdagangan
dan jasa terhadap PDRB

%

31,06

31.

Laju Pertumbuhan Ekonomi

%

5,85

21.

Meningkatnya produkproduk unggulan daerah

32.

Kontribusi kategori sektor
Industri Pengolahan terhadap
PDRB

%

27,34

22.

Meningkatnya Daya
Tarik Wisata (DTW)

33.

Jumlah kunjungan wisata

Orang

4.660.822

23.

Meningkatnya iklim
investasi kota

34.

Nilai investasi

Rupiah
(dalam juta)

10.500.000

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

19

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas adalah suatu wujud pertanggungjawaban dari suatu instansi
pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam waktu satu tahun yang disusun
melalui media pelaporan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini disusun
dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, dan program.
LKjIP Kota Semarang Tahun 2016 ini menyajikan data capaian kinerja setiap
sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan. Pengukuran Kinerja
dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan
realisasinya. Selain capaian setiap sasaran LKjIP Kota Semarang Tahun 2016 juga
menyajikan capaian kinerja kegiatan tahun 2016 yang dibiayai dari dana APBD Kota
Semarang.
Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran, program dan kegiatan merupakan
prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang
ditetapkan pada awal tahun melalui Perencanaan Kinerja (Performance Plan).
Selanjutnya pada akhir tahun 2016 target kinerja tersebut dibandingkan dengan
realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (Performance Gap). Selisih yang timbul
akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang
(Performance improvement).
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja setiap indikator, dilakukan
dengan menggunakan skala pengukuran dengan menggunakan pijakan Permendagri
nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut :

NO
1
2
3
4
5

INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA
91<
76 < 90
66 < 75
51 < 65
< 50

KRITERIA
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Sumber : Permendagri 54 Tahun 2010, diolah

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

20

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

A.

RINGKASAN PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA
TAHUN 2016

Bagian ini akan menguraikan ringkasan pencapaian kinerja indikator kinerja utama
sebagai berikut :
NO
1
2

3
4
5
6

7
8
9
10
11

12
13

14

1.

2.

INDIKATOR KINERJA
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
Incident Rate (IR) Demam
Berdarah Dengue (DBD)
Tingkat Pengangguran
Terbuka
Angka Kemiskinan
Opini BPK
Predikat Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Evaluasi
atas SAKIP)
Survei Kepuasan Masyarakat
(SKM)
Persentase Luas Genangan
Banjir dan Rob
Luas lingkungan
permukiman kumuh
Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup Perkotaan
Kontribusi kategori-kategori
perdagangan dan jasa-jasa
terhadap PDRB
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kontribusi kategori-kategori
sektor Industri Pengolahan
terhadap PDRB
Investasi Kota Semarang

TARGET
80,28

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
REALISASI
%
SKOR
80,28
100
Sangat Tinggi

REALISASI
TAHUN 2015
80,23

98,50
Per 100.000
penduduk
5,57 %

25,22
Per 100.000
penduduk
5,77 %

390,56

Sangat Tinggi

103,59

Sangat Tinggi

98,61
Per 100.000
penduduk
5,77 %

4,99
WDP
CC

4,97
WDP
CC

100,40
100,00
100,00

Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

5,04
WDP
CC

77/20

78/20

101,3

Sangat Tinggi

75/15

40,17%

35%

125,32

Sangat Tinggi

41,6%

0,80 ha

0,79 ha

105,26

Sangat Tinggi

0,99 ha

44,84

44,84

100

Sangat Tinggi

-

31,06 %

23,75 %

76,46

Tinggi

30,99 %

5,85 %
27,34 %

5,79 %
27,55 %

98,97
100,77

Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

5,79 %
27,30 %

10.500.000.000.000

10.511.240.381.834

100,11

Sangat Tinggi

9.570.413.742.378

Di tahun 2016, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 80,28.
Pengukuran IPM dilihat dengan menggunakan metode pengukuran yang berbeda
dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf
(AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi
Per Kapita, mulai dari tahun 2014 digunakan indikator Angka Harapan Hidup
(AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan
Paritas Daya Beli.
Tahun 2016 pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir IR DBD Kota Semarang
dibawah IR DBD Jawa Tengah. Incidence rate DBD Kota Semarang 25,22 per
100.000 penduduk atau 47,5 % lebih rendah dari IR DBD Jawa Tengah yang
mencapai 48,22 per 100.000 penduduk. Hal tersebut merupakan salah satu bukti
kontribusi penempatan petugas surveilan kesehatan (Gasurkes) mulai tahun 2015
dan 2016 dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk pengendalian
kegiatan demam berdarah.

3.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2016 sebesar 5,77%. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio perbandingan jumlah penganggur usia
angkatan kerja dengan jumlah angkatan kerja.

4.

Angka Kesmiskinan Kota Semarang menurut BPS pada tahun 2016 sebesar 4,97
(angka sangat sementara). Pemerintah Kota Semarang telah membangun web site

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

21

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2016

mengenai Sistem Informasi Manajemen Warga Misikin (SIMGAKIN) yaitu
http://simgakin.semarangkota.go.id.
Pendataan Warga Miskin dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali. Pendataan terakhir
dilakukan pada tahun 2015, diperoleh data warga miskin Kota Semarang sebesar
114.939 KK/367.848 jiwa dengan rincian Penduduk Hampir Miskin sejumlah
97.564 KK/313.258 Jiwa, Penduduk Miskin sejumlah 17.336 KK/54.485 Jiwa, dan
Penduduk Sangat Miskin sejumlah 39 KK /105 Jiwa.
5.

Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015, Pemerintah
Kota Semarang belum mampu mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Untuk LKPD tahun 2015, Pemerintah Kota Semarang mendapat opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).
Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang Tahun
2016 belum diketahui, karena baru dalam proses pemeriksaan oleh BPK RI.

6.

Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan
SAKIP) dari yang ditargetkan CC menjadi CC, atau berhasil mencapai target
sejumlah 100%.
NO
a
b
c
d
e

KOMPONEN YANG DINILAI

BOBOT

Perencanaan Kinerja
Pengukuran Kinerja
Pelaporan Kinerja
Evaluasi Internal
Capaian Kinerja
Nilai Hasil Evaluasi
Tingkat Akuntabilitas Kinerja

30
25
15
10
20
100

NILAI
2015
19,02
9,17
8,79
5,55
9,90
52,43
CC

2016
18,42
10,11
9,35
5,66
12,40
55,94
CC

Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang Semarang
memperoleh nilai 55,94 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 sebesar
52,43.
7.