PEMBAHASAN SUNAN GIRI

PEMBAHASAN SUNAN GIRI
A. Sejarah Singkat Tentang Sunan Gri
Selama 40 hari Sunan Giri atau yang mempunyai nama lain Raden Paku bertafakkur di sebuah
gua. Beliau lahir pada tahun 1442 M. Sunan Giri bersimpuh meminta petunjuk Alloh SWT.
Sunan Giri ingin mendirikan sebuah pesantren. Di tengah hening malam pesan ayahnya Syekh
Maulana Malik Ishak kembali terngiang : “kelak, bila tiba masanya dirikanlah pesantren di
Gresik” pesan yang tak terlalu sulit sebetulnya. Tetapi yang membuat sulit adalah Sunan Giri
diminta untuk mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan ini.
Selesai bertafakkur Sunan Giri berangkat mengembara. Di sebuah perbukitan di desa Sidomukti,
Kebomas.
Sunan Giri kemudian mendirikan sebuah pesantren Giri. Sejak itu pula Raden Paku dipanggil
dengan sebutan Sunan Giri. Dalam bahasa Sansekerta “ Giri: berarti “gunung”.Namun, tak ada
peninggalan yang menunjukkan kebesaran pesantren Giri yang berkembang menjadi Kerajaan
Kedaton. Tak ada juga bekas-bekas istana. Kini daerah perbukitan itu hanya terlihat situs
kedaton. Sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs itu berdiri sebuah langgar
berukuran 6 x 5 meter. Disanalah konon sempat berdiri sebuah masjid tempat Sunan Giri
mengajarkan agama islam. Ada juga bekas tempat wudhu berupa kolam berukuran 1 x 1 meter.
Tempat ini tampak lengang oleh pengunjung. Karena tidak banyak orang yang tau tentang situs
ini.Pesantren Giri merupakan pusat ajaran Taukhid dan Fiqih. Karena Sunan Giri meletakkan
ajaran Islam di atas Al-Quran dan Sunnah Rasul. Sunan Giri tidak mau berkompromi dengan
adat istiadat yang dianggapnya merusak kemurnian Islam. Karena itu Sunan Giri dianggap

pemimpin kaum “Putihan” yaitu aliran yang didukung oleh Sunan Ampel dan Sunan Drajat.
Tetapi Sunan Kalijaga menganggap cara berdakwah Sunan Giri kaku. Menurut Sunan Kalijaga
dakwah hendaklah pula mengguanakan pendekatan kebudayaan.
Misalnya dengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang, Sunan Muria,
Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para wali ini memuncak pada saat peresmian
Masjid Demak. Sunan Kalijaga cs ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang. Tapi
menurut Sunan Giri menonton wayang tetap haram, karena gambar wayang itu berbentuk
manusia. Akhirnya Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayang diubah
menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulah wayang beber berubah menjadi
wayang kulit. Sunan ampel adalah ketua para Wali. Dan ketika Sunan Ampel wafat, Sunan Giri
diangkat menjadi penggantinya.
Atas usulan Sunan Kalijaga, Sunan Giri diberi gelar Prabu Satmata. Diriwayatkan gelar itu jatuh
pada 9 Maret 1487-1506 M, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di
kalangan Wali Sembilan, Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Ia
pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara di keraton. Sunan Giri wafat
pada tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan di atas bukit di dalam cungkup
berarsitek sangat unik. Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan
Kebomas berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Gresik.
B. Taman Wisata Makam Sunan Giri


Kabupaten Gresik merupakan salah satu kota yang mempunyai banyak tempat wisata, mulai dari
tempat wisata yang berupa pantai, taman bermain samapi tempat wisata yang religi. Salah
satunya adalah tempat wisata taman makam Sunan Giri. Tempat wisata ini banyak digemari
pengunjung karena Sunan Giri ini merupakan salah salah satu dari sembilan tokoh yang
menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Kebanyakan pengunjung yang datang ke tempat ini
adalah kaum ibu-ibu yang biasanya mengikuti acara pengajian di kampungnya, tetapi selain itu
anak-anak juga banyak yang mengunjungi tempat wisata Sunan Giri ini.
Kebanyakan para peziarah Sunan Giri ini datang berombongan, tetapi ada juga yang datang
perorangan. Mereka beranggapan bahwa berziarah ke makam Sunan Giri ini akan bisa
mendapatkan barokah yang banyak, banyak peziarah yang datang dari luar daerah. Setiap hari
orang yang berziarah ke makam Sunan Giri ini bisa mencapai ribuan. Tetapi, pada saat musim
liburan sekolah tiba atau pada malam selawean saat puasa bulan Ramadhan makam Sunan Giri
ini bisa dua kali lipat peziarah.Para peziarah ini biasanya berdo’a dan bersyukur atas jasa yang
telah diberikan oleh Sunan Giri ini yaitu menyebarkan agama Islam dan untuk mengenang
pelajaran-pelajaran yang Beliau berikan ketika menyebarkan agama islam.
Menjelang bulan Ramadhan, pengunjung wisata religi di makam Sunan Giri, mengalami
peningkatan yang luar biasa. Sebelumnya, pengunjung yang setiap harinya rata-rata mencapai
500 hingga 1000 orang perhari, saat memasuki bulan Jawa 1 Ruwah naik hingga 2.500
pengunjung perhari. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga (Budpora) Gresik, Mighfar Syukur. “Memang benar setiap tahun jumlah pengunjung

wisata religi sejak tiga minggu sebelum bulan ramadhan mengalami kenaikan yang cukup
dratis”. Namun pada bulan tertentu, tempat wisata religi tersebut akan sepi. “Data yang kami
kumpulkan selama setahun, jumlah pengunjung mencapai 1,2 juta orang itu berasal dari Jawa,
Sumatara, Kalimantan, dan luar Jawa di Indonesia. Bahkan ada yang dari Malasyia, pernah juga
dari Amerika.
Kebanyakan para pengunjung yang datang selain untuk berdo’a dan untuk mengenang jasa-jasa
yang diberikan oleh Sunan Giri juga untuk berekreasi yang hanya untuk membeli oleh-oleh khas
gresik. Selain itu, para peziarah juga biasanya melakukan ibadah sholat di masjid Sunan Giri.
Untuk mencapai makam Sunan Giri ini para peziarah harus berjalan mendaki ratusan tangga
yang ada yang bisa membikin peziarah ngos-ngosan dalam berwisata di tempat ini. Tetapi
banyak para peziarah yang tidak merasa capek atau lelah ketika melewati ratusan tangga ini,
karena ada pengunjung yang beranggapan bahwa hal ini merupakan suatu cobaan untuk
mendapatkan sesuatu yang barokah.
Sepanjang perjalanan ke makam Sunan Giri ada anak tangga yang terdapat gapura dengan hiasan
gunungan di kaki gapura tersebut dan terdapat patung singa yang dalam keadaan rusak. Di
tangga ini juga terdapat banyak pohon yang salah satunya adalah pohon asam yang menurut
masyarakat sekitar Sunan Giri ini merupakan pohon asam yang ditanam oleh Sunan Giri ketika
beliau masih hidup. Makam Sunan Giri sendiri berada di dalam cungkup yang dihiasi banyak
ornamen dengan motif sulur tanaman. Pintu masuk makam Sunan Giri dibuat rendah sehingga
pengunjung saat mau masuk ke makam Sunan Giri harus merunduk terlebih dahulu agar tidak

terbentur.

Hal ini disengaja karena sebagai penghormatan kepada Sunan Giri atas jasa yang Beliau
berikan. Makam Sunan Giri berada pada teras paling tinggi dan dikelilingi banyak makam
lainnya. Sebagai pembatas antar teras digunakan batu bata dan rongganya yang diisi dengan batu
koral. Di dalam cungkup makam dan di selasar luarnya tampak banyak pengunjung yang
melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an dan doa-doa bagi sang Sunan. Yang tentunya beberapa
diantaranya ada yang menyertainya dengan doa-doa berbagai keperluan bagi dirinya dan
keluarganya. Di sebelah selatan makam Sunan Giri terdapat Pendapa Agung Sunan Giri yang di
dalamnya juga banyak terdapat makam-makam kuno
C. Masjid Sunan Giri
Masjid Sunan Giri ini terletak hanya beberapa langkah di sebelah Makam Sunan Giri, sebelum
sampai di masjid, peziarah harus melewati lintasan di samping tanah terbuka yang di atasnya
terdapat makam-makam lawas. Di ujung lintasan ini terdapat sebuah lorong yang di kiri
kanannya terdapat kios-kios yang menjajakan perlengkapan ibadah, cindera mata, dan barangbarang lainnya.
Masjid Sunan Giri dan makam-makam yang ada di depan, dapat juga terlihat dari halaman di
depan Makam Sunan Giri. Atap Masjid Sunan Giri ini berbentuk limasan atau tumpang susun
tiga, suatu bentuk atap yang menjadi tradisi masjid di Jawa dan beberapa daerah lain di
Nusantara. Semakin siang, semakin ramai peziarah yang berkunjung ke makam dan mampir ke
masjid Sunan Giri ini untuk melakukan ibadah sholat, dan biasanya lorong ini bisa disesaki oleh

para peziarah yang berlalu lalang. Gerbang masuk ke dalam area Masjid Sunan Giri, yang
mengingatkan pada bentuk meru atau gunungan. Masjid Sunan Giri dibangun seperti ini karena
mendapat pengaruh kebudayaan dari Jawa dalam membangun kompleks masjid ini.
Masjid Sunan Giri didirikan pada 1544 atas prakarsa Nyi Ageng Kabunan (cucu Sunan Giri),
lantaran setelah Sunan Giri meninggal pada 1506 banyak para peziarah berdatangan ke Makam
Sunan Giri, dan para pengikutnya pun berpindah tempat dan tinggal di sekitar Bukit Giri, agar
lebih dekat ke makam Sang Sunan. Ruang terbuka di halaman Masjid Sunan Giri, yang
dikelilingi oleh bangunan utama masjid dan bangunan tambahan. Untuk masuk ke dalam serambi
Masjid Sunan Giri, atau naik melalui tangga ke lantai dua, pengunjung harus melewati kolam
dangkal berisi air bersih untuk membersihkan telapak kaki.
Serambi Masjid Sunan Giri yang dipisahkan dengan ruang utama masjid oleh dinding berjendela
kisi dan gerbang-gerbang masuk berukuran kecil berbentuk meru. Gerbang meru untuk masuk ke
dalam ruang utama Masjid Sunan Giri, yang terlihat sangat anggun dengan ornamen di bagian
atasnya, dan kaligrafi berwarna keemasan yang tersusun sangat rapi di atas dasar hijau pupus
yang indah. Pilar-pilar kayu bergerigi penyangga atap bangunan Masjid Sunan Giri yang
berwarna kehijauan dengan dasar bulat berwarna keemasan. Susunan lampu penerang di bagian
tengah Masjid Sunan Giri yang dikelilingi oleh tiang-tiang penyangga.
Arsitektur masjid-masjid kuno semacam ini semoga bisa dikembangkan lagi oleh para arsitek
Indonesia masa kini sehingga bisa terlihat lebih anggun, berseni dan agung. Bagian mihrab
Masjid Sunan Giri yang menunjukkan arah kiblat, dengan sebuah jam lonceng berukuran besar

serta mimbar Khatib yang ruangannya lebih besar ketimbang ruangan imam. Ini tentu tidak

berarti bahwa kedudukan Khatib lebih penting ketimbang imam, namun saya kira ruangan itu
diperlukan untuk mengakomodasi mimbar yang terlihat indah dengan ornamen berwarna
keemasan.
pelat-pelat baja nampak digunakan sebagai penguat pilar-pilar kayu Masjid Sunan Giri. Ornamen
berwarna keemasan di tiap pertemuan kayu terlihat indah dan serasi dengan warna hijau pupus
pilar kayu yang terlihat sangat bersih.Mengunjungi makam dan Masjid Sunan Giri seolah belajar
pada kearifan masa lalu. Masa dimana pengislaman tidak harus menjauhkan dan memisahkan
orang dari akar budayanya, karena apalah arti suatu suku atau bangsa yang telah kehilangan jati
dirinya karena telah mengadopsi mentah-mentah budaya bangsa lain, yang tidak selalu identik
dengan budaya Islam.
D. Pengaruh Tempat Wisata Makam Sunan Giri Terhadap Masyarakat Sekitar
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai beberapa macam keindahan alam dan
beragam jenisnya, sehingga sangat bagus untuk dijadikan sebagai objek wisata. Pembangunan
sektor pariwisata merupakan salah satu program pemerintah Indonesia, karena dengan adanya
pembangunan objek wisata ini dapat menambah pemasukan bagi Negara. Selain menambah
pemasukan bagi Negara pembangunan objek wisata ini mempunyai banyak manfaat seperti
terbukanya lapangan pekerjaan, mempunyai banyak kesempatan untuk berwirausaha, sehingga di
dalam upaya pengembangannya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata tersebut.
Kegiatan pariwisata juga dapat menimbulkan dampak positif maupun negative di bidang social
dan budaya. Pariwisata tidak hanya berdampak pada bidang ekonomi saja, tetapi juga berdampak
di bidang sosial dan budaya, lingkungan dan fisik. Salah satu dampak yang ditimbulkan karena
adanya pembangunan makam Sunan giri adalah mata pencaharian penduduk sekitarnya. Sejak
diresmikannya makam Sunan Giri sebagai tempat wisata banyak masyarakat setempat yang ingin
membuka usaha di sekitar tempat wisata ini. Kebanyakan usaha yang mereka jalani adalah
berdagang, tetapi ada juga yang menjual jasanya sebagai penjaga tukang parkir.
Sejak adanya wisata Makam Sunan Giri ini keadaan perekonomian masyarakat sekitar
mengalami peningkatan. Mereka bisa membuka peluang dengan cara berdagang. Barang
dagangan yang biasa mereka jual adalah souvenir atau pernak-pernik khas gresik, makanan dan
minuman khas gresik seperti pudak dan ketupat puli. Selain itu mereka juga menjual barangbarang yang khas dari kota gresik. Alasan mereka memilih berdagang di temapat wisata seperti
ini karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar, ingin memperbaiki
hidupnya, tetapi ada juga yang hanya iseng-iseng berdagang suapaya mereka tidak menganggur
di rumah.
Saat liburan sekolah para pedagang sekitar makam Sunan Giri ini mendapatkan keuntungan yang
besar, karena saat liburan sekolah banyak pengunjung yang dating ke makam Sunan Giri ini
untuk berziarah. Saat liburan kebanyakan yang dating anak sekolah, karena pihak sekolah ingin
memperkenalkan salah satu dari sembilan wali yang telah menyebarkan agama islam dan
mengenag jasa-jasanya. Tidak hanya itu, pada waktu malam selawean puasa ramadhan atau saat

awal puasa ramadhan makam Sunan Giri ini juga banyak pengunjung yang ingin berziarah. Hal

ini menjadi kesempatan besar yang tidak boleh disia-siakan oleh para pedagang untuk
mempromosikan barang dagangannya.
Selain itu, para penjual jasa sebagai tukang parkir ini juga kuwalahan untuk memparkir dan
menjaga kendaraan para peziarah makam Sunan Giri ketika hari liburan tiba, karena kebanyakan
yang ingin berziarah adalah rombongan yang menggunakan kendaraan seperti bus, sehingga
untuk memparkir kendaraan seperti ini dibutuhkan tempat yang luas. Saat malam selawean
biasanya tempat parkir makam Sunan Giri ini terbatas karena kebanyakan pengunjung, sehingga
pengunjung harus memarkir kendaraannya di tempat yang berbeda. Pada saat seperti ini biasanya
para penjaga tukang parkir ini menaikkan harga parkirnya, yang biasanya parkir sepeda hanya
2000 pada saat musim seperti ini naik menjadi 3000 atau 4000 yang dimaksudkan untuk
mendapat keuntungan lebih.
Begitu juga dengan para pedagang, saat musim tertentu seperti ramai pengunjung para pedagang
di sekitar makam Sunan Giri ini juga menaikkan harga jual dagannya agar mendapatkan
keuntungan yang banyak atau melimpah. Kebanyakan mereka menaikkan harga jualnya menjadi
dua kali lipat dari harga biasanya. Dalam keadaan seperti ini pedagang akan mendapatkan
keuntungan yang lebih, karena pada hari-hari seperti biasa makam Sunan Giri ini sepi
pengunjung dan barang dagangannya juga ikut sepi. Sehingga saat musim seperti ini menjadikan
para pedagang untuk saling bersaing dengan pedagang lain dalam mempromosikan barang yang

akan dijual.
Dampak positif adanya pembangunan wisata Makam Sunan Giri adalah sebagai berikut:



Dengan adanya pembangunan tempat wisata makam Sunan Giri ini perekonomian
masyarakat semakin meningkat dan sejahtera.
Mengurangi pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan, jika sesorang mampu
mencari peluang yang ada.



Masyarakat bisa lebih berkreatif untuk berdagang.



Melalui berdagang antara penjual dan pembeli bisa saling berinteraksi untuk saling
bertukar informasi yang mereka peroleh atau mereka ketahui.




Akan terciptanya rasa saling menghargai dan menerima kebudayaan masing-masing.

Selain dampak positif di atas, ada juga dampak negative dari pembangunan wisata Makam Sunan
Giri, antara lain:




Dengan adanya pembagunan wisata ini dapat memyebabkan orang berbuat maksiat
seperti mencuri barang para peziarah ketika musim tertentu.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan banyak sampah-sampah yang berserakan
Orang malas bekerja dan biasanya mereka suka meminta-minta kepada peziarah di
tempat wisata tersebut.

Saat pengunjung makam Sunan Giri ini sepi, sebagian besar pedagang mengekuh karena omset
yang mereka dapatkan juga ikut menurun. Kebanyakan mereka mengeluh karena mereka
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka harus mencari pekerjaan
sampingan untuk memenuhi hidupnya. Dalam mempromosikan barang dagangannya sebagian
pedagang ada yang berkonflik dengan pedagang lainnya untuk saling berebut pelanggan. Bahkan

mereka banyak yang beriri hati dalam berdagang karena mereka tidak mampu untuk bersaing
dengan pedagang lainnya. Banyak mereka yang beradu mulut dengan pedagang lain untuk
mendapatkan pelanggan.
Dalam menjual barang dagangannya sebagian pedagang berjualan keliling agar barang
dagangannya cepat laku dan banyak keuntungan. Mereka berdagang di sudut-sudut dan di setiap
tempat yang ramai pengunjungnya. Di tempat wisata ini para pedagang banyak yang menjual
barang dagangannya dengan harga yang tinggi, sehingga pembeli harus lebih berhati-hati dalam
menawar harga yang ditawarkan oleh penjual ketika ingin membeli sesuatu. Pada saat pagi hari
makam sunan giri ini dijadikan tempat berbelanja atau pasar bagi masyarakat setempat untuk
memenuhi kebutuhannya.
Kebanyakan peziarah yang datang ke makam Sunan Giri ini suka membeli souvenir yang khas
dari kota gresik. Tetapi banyak juga yang membeli makanan khas dari gresik seperti pudak dan
kupat puli. Saat musim-musim tertentu seperti musim liburan pembuat makanan khas dari gresik
seperti kupat puli dan pudak ini meningkat karena peziarah banyak yang membeli makanan khas
dari gresik ini. Biasanya pada musim-musim seperti ini para pembuat makanan khas dari gresik
ini menambah pekerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Para
pedagang sekitar makam Sunan Giri ini juga saat musim tertentu menjual makanan khas ini lebih
banyak dari hari-hari biasa.
Begitupun dengan pedagang yang berjualan souvenir dari Gresik, saat musim-musim tertentu
pedagang ini juga menjual souvenir lebih banyak dari hari-hari biasanya. Para pedagang ini
menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih mahal dai hari-hari biasa dan sulit sekali
harga tersebut ditawar oleh pembeli. Hal demikian dilakukan oleh para pedagang karena untuk
mencari keuntungan yang lebih, karena pada hari-hari biasa keuntungan mereka sedikit bahkan
menurun dari hari-hari tertentu. Pada hari-hari biasa ini pedagang banyak yang mengeluh karena
omzet pendapatan mereka menurun dan mereka harus membayar pajak dengan harga tertentu.
Sehingga pada saat musim tertentu saat ramai pengunjung para pedagang ini mecari kesempatan
kepada pengunjung untuk menjual barang dagangannya.

Para pedagang ini berjualan di sebelah utara Masjid Agung Ainul Yakin Sunan Giri dengan
menjual berbagai jenis dagangan, seperti makanan khas dari Gresik, baju-baju, souvenir khas
dari gresik, dll. Para pedagang ini kebanyakan warga yang tinggal di sekitar wisata makam
Sunan Giri, tetapi ada juga yang datang dari daerah lain. Sejak adanya wisata makam Sunan Giri
ini warga sekitar beralih pekerjaan, yang dulunya petani kini banyak yang bekerja sebagai
pedagang. Mereka lebih banyak menyukai berdagang karena mereka tidak mau berepot-repot
dalam menyelesaikan pekerjaannya, mereka tidak mau berpanas-panasan dalam bekerja. Apalagi
berdagang di tempat wisata banyak meraih keuntungan.

Dengan adanya wisata makam Sunan Giri ini masyarakat yang dahulunya menganggur di rumah
bias melakukan aktivitas baru sehari-hari yaitu berdagang. Mereka bias berkreatif untuk
berdagang apa yang cocok di perdagangkan di dalam tempat wisata. Kebanyakan para pedagang
ini berjualan dengan barang yang sama dengan pedagang lain. Sehingga daya saing dengan
pedagang lain ini semakin kuat. Dalam berdagang mereka harus bersaing dengan pedagang lain
untuk mendapatkan keuntungan. Mereka harus bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan.
Kadang-kadang untuk mendapatkan keuntungan mereka harus mempromosikan barang
dagangannya dengan memberi diskon atau dengan merayu-rayu pengunjung yang sedang
berjalan.
Selainitu, kadang-kadang mereka juga harus berjualan di sekeliling tempat wisata yang di lalui
oleh pengunjung. Tetapi kadang-kadang dengan cara seperti ini dagangan mereka juga banyak
yang tidak laku. Saat pembeli akan membeli sesuatu para pedagang ini berusaha untuk merayu
pembeli agar mau membeli barang yang akan mereka beli. Saat pembeli akan membeli barang
yang mereka pilih pedagang biasanya menawarkan harga yang tinggi sehingga pembeli harus
bisa menawar harganya menjadi setengah harga dari harga yang telah ditawarkan. Pedagang
berusaha untuk membujuk pembelinya agar jadi membeli barangya dan tidak pindah ke
pedagang lain.
Begitu juga dengan tukang parkir, untuk mencari uang mereka biasanya membujuk peziarah
untuk memarkir kendaraannya ke tempat parkir yang mereka pegang atau mereka jaga. Jika ada
kendaraan yang lewat atau pengunjung yang hendak memarkir kendaraannya mereka saling
berebut. Apalagi saat hari-hari tertentu mereka biasanya membikin area parkir yang lebih luas
agar para pengunjung bisa memarkir kendaraannya dengan nyaman. Saat seperti ini juga banyak
masyarakat sekitar yang menjadi tukang parkir dadakan. Biasanya mereka menjadi tukang parkir
pada musim-musim tertentu saja, tetapi pada hari-hari biasa mereka mencari pekerjaan lain yang
bisa mendapatkan upah lebih banyak dari upah penjaga parkir.
Selain menjadi tukang parkir dan berdagang di sekitar makam Sunan Giri masyarakat sekitar
Sunan Giri juga ada yang bekerja sebagai jasa penyewa dokar. Biasanya dokar ini disewa
digunakan pengunjung untuk berkeliling di makam Sunan Giri agar mereka tidak kelelahan.
Tetapi, ada juga yang menyewa dokar dari terminal dan menuju makam Sunan Giri. Untuk
menaiki kendaraan dokar ini pengunjung harus mambayar dokar± Rp 10.000,- tergantung juga
berapa kita menawar dan seberapa banyak penumpangnya. Harga naik dokar ini beragam, jika
kita naik dokar untuk menuju makam Sunan Giri maka biayanya akan semakin mahal, tetapi
apabila kiata naiknya untuk turun atau kembali pulang maka biaya yang kita keluarkan lebih
murah dari pada kita naik ke makam Sunan Giri.
Untuk peziarah yang ingin menuju makam Sunan Giri menggunakan ojek maka pengunjung bisa
mengeluarkan biasaya sekitar Rp 2000,-untuk sekali jalan. Sehabis naik ojek atau dokar, kita
harus naik anak tangga lagi untuk menuju makam. Di sepanjang anak tangga banyak terdapat
pedagang makanan dan cinderamata serta yang tak ketinggalan adalah para pengemis yang
menyemut. Tetapi kebanyakan pengunjung yang datang ke makam Sunan Giri ini memilih untuk
berjalan menuju tempat makam Sunan Giri dari pada menaiki kendaraan seperti dokar atau yang
lainnya. Karena selain untuk menyehatkan badan juga untuk menghemat biaya yang pengunjung
keluarkan.

Biasanya para pedagang menjual barangnya tidak hanya diam di tempat saja tetapi menjualnya
ke tempat-tempat lain, biasanya yang banyak dijual adalah makanan khas gresik yaitu pudak dan
kupat puli, dan juga aksesoris seperti gantungan kunci, gantungan hp, dll.Salah satu yang
dirasakan pedagang sekitar makam Sunan Giri adalah banyaknya para pengunjung yang
berdatangan dan itu menghasilkan keuntungan bagi para pedagang tetapi dibalik itu semua ada
dampak negatifnya. Biasanya kalau para pengunjung sepi akan menimbulkan kerugian.
Contohnya barang-barang seperti pakaian, yang tidak laku di pasaran.
Karena penduduk sekitar makam Sunan Giri ini tinggal di salah satu objek wisata yang banyak
diminati oleh pengunjung oleh karena peluang untuk mencari pekerjaan sangatlah banyak, mulai
dari berdagang asongan, pakaian, aksesoris makanan dll. Keuntungan yang didapatkan sangatlah
menguntungkan bagi para pedagang yang berdagang. Dengan berdagang keuntungan yang
mereka dapatkan bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya. Meskipun hari-hari biasa
tempat makam Sunan Giri ini sepi pengunjung, pedagang biasanya bisa mendapatkan
keuntungan sekitar seratus ribu, apalagi jika waktunya pengunjung ramai pedagang biasanya bisa
mendapatkan keuntungan yang lebih.
Peluang untuk berdagang di tempat wisata seperti ini memanglah sangat besar dan mudah, hanya
tergantung pada individu-individu masing-masing saja, apakah mereka mau berusaha dan
menangkap peluang yang ada ataukah hanya diam saja dan sebagai pengunjung. Dengan
berdagang di tempat seperti masyarakat sekitar makam Sunan Giri bisa menghidupi keluarganya
dengan hasil jerih payah berdagangnya. Apalagi jika hari libur atau pada saat bulan ramadhan
tempat wisata makam Sunan Giri ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Para peziarah biasanya
ibu-ibu yang mengajak anaknya untuk berziarah dan mengenang jasa orang yang telah
menyebarkan agama islam di pulau jawa.
Memang pada saat liburan atau bulan ramadhan ini semua masyarakat yang mencari nafkah di
sekitar makam Sunan Giri kebanjiran pekerjaan atau mendapatkan keuntungan yang lebih. Maka
pada musim-musim seperti ini banyak masyarakat sekitar makam Sunan Giri yang membuka
usaha untuk mencari keuntngan. Selain para pedagang berdagang di area makam Sunan Giri ada
juga yang berdagang di sepanjang jalan atau di depan rumah mereka. Karena biasanya saat
musim-musim seperti ini area parkir tempat wisata makam Sunan Giri ini penuh dan tidak muat.
Sehingga kebanyakan peziarah banyak yang memilih parkir di luar tempat wisata makam Sunan
Giri dan berjalan bersama-sama dengan rombongan lain menuju makam Sunan Giri.
Sepanjang perjalanan biasanya ada juga pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan.
Mereka juga saling berebut dan menawarkan barang dagangannya kepada pengunjung yang mau
lewat. Meraka biasanya juga berdagang di depan-depan rumah atau seperti lapangan. Dengan
adanya pembangunan tempat wisata seperti makam Sunan Giri ini masyarakat sekitar bisa
membuka usaha dengan cara berdagang atau yang lainnya. Banyak yang dahulunya menganggur
mau bekerja dengan cara berdagang, sehingga mereka dalam mencari pekerjaan tidak usah
bersusah payah ke luar kotaatau di tempat yang jauh dari rumah, tetapi cukup dengan berdagang
di sekitar makam Sunan Giri saja. Mereka juga bisa mendaptkan keuntungan yang banyak dari
hasil berdagangnya tersebut.