MAKALAH KARYA ILMIAH KESRAWAN

KESEJAHTERAAN HEWAN TERNAK SAPI
BETINA PRODUKTIF DI RPH OEBA DITINJAU
DARI 5 PRINSIP KESRAWAN

GEORGE M DO HAGE
1009012012

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2013

Kata Pengantar
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yesus karena atas rahmah dan
perkenananNya, maka pelaksanaan pembuatan Tulisan karya ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah karya ilmiah ini sangat penting sebagai penambah
wawasan kita terhadap isu kesrawan di NTT terkhususnya kota Kupang.
Saya selaku penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan karya ilmiah
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, mungkin masih ditemukan beberapa
kesalahan dalam penamaan, pengetikan, penomoran dan lain lain, untuk itu segala
koreksi dan saran guna perbaikan makalah karya ilmiah ini masih sangat diharapkan.
Semoga makalah karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa fakultas

kedokteran hewan, terkhususnya mahasiswa FKH Universitas Nusa cendana dalam
mengikuti mata kuliah yang terkait dengan tema kesrawan.

Kupang, Desember 2013

Penulis

i

Daftar isi
Kata Pengantar

i

Daftar isi

ii

BAB I Pendahuluan


1

1.1 latar belakang

1

1.2 Perumusan Masalah

2

BAB II Tujuan dan Manfaat

3

2.1 Tujuan Penulisan

3

2.2 Manfaat Penulisan


3

BAB III Materi dan Metode

4

3.1 Materi

4

3.2 Metode

4

BAB IV Pembahasan

5

4.1 Pengertian Animal Walfare


5

4.2 Lima prinsip Kesejahteraan Hewan (five of freedom)

5–6

4.3 Prinsip Animal Walfare yang menyimpang di RPH Oeba,Terkait terhadap Betina Produktif

7 – 11

4.4 Terkait Kesrawan terlepas dari 5 prinsip Animal Walfare,Di RPH Oeba

12 – 13

4.5 Hal hal yang perlu diperhatikan mengenai Kesrawan dan,Upaya dalam meminimalisir Kesrawan Di RPH Oeba

14

BAB V Kesimpulan dan Saran


15

Daftar pustaka

16

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Penduduk Indonesia terutama pada kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan kota
berkembang seperti kota Kupang – NTT, saat sekarang ini mulai sadar akan kebutuhan
gizi yang baik dalam makanan yang dikonsumsi, terutama gizi yang berasal dari
hewani atau daging dalam hal ini daging sapi. Hal ini berdampak memicu permintaan
akan daging yang meningkat, karena permintaan akan daging yang terus meningkat
dari hari ke hari membuat RPH di sejumlah kota termasuk kota kupang yaitu Rumah
Pemotongan Hewan Oeba (RPH) kurang memperhatikan aspek kesejahteraan hewan,
bahkan memasukan sejumlah ternak sapi betina produktif dengan tujuan semata mata
hanya ingin memenuhi permintaan akan daging sapi.
Bedasarkan Undang Undang Permentan No 13 tahun 2010 dalam BAB II bagian
ke satu pasal 13 menyatakan bahwa “Untuk melindungi populasi ternak ruminansia

betina produktif, harus dilakukan pencegahan pemotongan ternak ruminansia betina
produktif di RPH”. Dengan kata lain betina produktif harus dicegah dalam proses

pemotongan di RPH, namun dalam kenyataan dilapangan RPH Oeba masih terdapat
ternak sapi betina produktif, sehingga hal ini sangat bertolak belakang dari yang kita
harapkan, ternak betina yang masih produktif dipotong dan diperlakukan dengan tidak
memperhatikan 5 prinsip dasar animal welfare yang biasa dikenal sebagai Five Of
Freedom.

Defenisi Animal welfare atau kesejahteraan hewan Berdasarkan UU No.18 tahun
2009 Animal Welfare adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik
dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan
ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak
terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.
Dengan adanya permasalahan yang terkait diatas yaitu terdapat ternak betina
produktif di RPH dan perlakuan sebelum pemotongan yang melanggar 5 prinsip
Animal Welfare, maka pemerintah kota perlu dirasa memperhatikan masalah tersebut,

baik dari kualitas RPH yang memenuhi standar higienis, aman, kesmavet, dan Animal
Welfare. Karena jika setiap unsur tadi sudah diperhatikan dengan baik terutama dalam


aspek animal walfare maka dalam mewujudkan Kesmavet (Kesehatan Masyarakat
Veteriner) tidaklah sulit karena daging yang diperoleh merupakan daging yang ASUH
yaitu Aman, sehat, utuh dan Halal.

1.2 Perumusan masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah karya ilmiah ini adalah :




Apa itu defenisi animal walfare atau kesejahteraan hewan yang sebenarnya ?



Menjelaskan apa itu 5 prinsip animal walfare atau kesejahteraan hewan ?




ternak sapi betina produktif ?

Menjelaskan 5 prinsip animal walfare yang tidak sejalan di RPH Oeba terhadap

Menjelaskan hal hal apa saja yang perlu diperhatikan terkait kesejahteraan
hewan di RPH Oeba ? serta bagaimana upaya meminimalisir kesejahteraan
hewan di RPH Oeba tersebut ?

BAB II
Tujuan Dan Manfaat Penulisan

2.1 Tujuan Penulisan
Sebagai salah satu persayaratan utama dalam Lomba penulisan karya ilmiah yang
diadakan dalam kampus Fakultas kedokteran hewan Universitas Nusa Cendana, serta
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa FKH Undana tentang Animal Welfare
atau kesejahteraan hewan yang baik di RPH.

2.2 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan
refrensi bagi mahasiswa mengenai konsep dari animal welfare atau kesejahteraan

hewan yang baik di RPH, serta diharapkan juga makalah ini dapat menjadi bahan
refrensi bagi mahasiswa tingkat akhir yang ingin melakukan penelitian mengenai
Animal Welfare, dan makalah ini diharapakan juga bisa menjadi suatu informasi yang

bersifat edukasi terhadap masyarakat kota kupang pada umumnya dalam menerapkan
animal welfare di RPH.

BAB III
Materi dan Metode

3.1 Materi
Materi yang digunakan dalam menunjang penulisan karya ilmiah ini adalah :
Kamera Digital (handphone).
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah observasi
langsung pada Rumah Pemotongan Hewan atau RPH Oeba yang bertempat pada
daerah Oeba – Kupang, Nusa Tenggara Timur. Observasi dilakukan pada :







Hari tanggal : senin, 2 desember 2013
Waktu : 16:30 – selesai
Tempat : RPH Oeba – Kupang NTT

BAB IV
Pembahasan

4.1 Pengertian Kesejahteraan Hewan (Animal Walfare)
Kata “sejahtera” dalam kesejateraan hewan (Animal Walfare) berarti kualitas hidup
yang meliputi berbagai elemen yang berbeda beda seperti kesehatan, kebahagiaan, dan
panjang umur yang untuk masing masing orang mempunyai tingkatan yang berbeda
dalam memberikannya, istilah kesejahteraan hewan juga bisa berupa perhatian manusia
untuk kesejahteraan hewan atau sebuah posisi dalam perdebatan tentang etika hewan
dan hak hak hewan, posisi ini diukur dengan sikap terhadap berbagai jenis penggunaan
hewan. (DuniaFauna, 2013)
Adapun Defenisi lain Animal Walfare atau kesejahteraan hewan adalah perlakuan
secara wajar, alami dan terkendali dalam kerangka perlindungan hewan dari tindak

semena mena manusia. (yudi, 2009),
Sedangkan Defenisi Animal welfare atau kesejahteraan hewan Berdasarkan UU
No.18 tahun 2009 Animal Welfare adalah segala urusan yang berhubungan dengan
keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu
diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang
tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

4.2 Lima Prinsip kejejahteraan Hewan (five of freedom)
Dalam upaya mewujudkan Animal welfare dapat diukur melalui 5 indikator yang
berdasarkan 5 prinsip Animal welfare atau yang biasa disebut dengan five of freedom.


Bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from hunger and thirst)

Untuk mencegah hewan dari rasa haus dan lapar, makanan yang layak, bergizi dan
juga akses langsung terhadap air bersih perlu disediakan, dengan menyediakan
tempat makanan dan minuman yang memadai akan dapat mengurangi kompetisi
dan penindasan diantara kawanan ternak itu sendiri.


Bebas dari rasa tidak nyaman (Freedom from discomfort)

Ketidaknyamanan biasanya disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak sesuai
pada hewan atau ternak itu sendiri, biasanya bebas dari rasa tidak nyaman dapat
diwujudkan dengan menyediakan tempat yang sesuai seperti menyediakan
kandang/tempat berlindung yang nyaman (ventilasi memadai, suhu, kelembaban
yang cukup, adanya lantai, tempat tidur dan sebagaiannya). Hewan ternak pada
dasarnya akan merasa nyaman pada lingkungan yang tepat, termasuk perkandangan
dan area beristirahat yang nyaman.


Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit (freedom from pain, injury, and
disease)

Secara sangat sederhana, sehat pada hewan secara individu dapat didefenisikan
negative sebagai “tidak adanya symptom penyakit”. Penyakit yang sering muncul
dalam suatu peternakan atau RPH adalah penyakit produksi. Penyakit ini adalah
penyakit akibat kekeliruan manajemen ternak atau akibat system yang diberlakukan
dalam suatu peternakan atau RPH, penyakit ini meliputi : malnutrisi, trauma dan
infeksi yang diderita hewan selama hewan dipelihara oleh manusia, kebebasan ini
dapat dicegah dengan diagnose dan perawatan yang tepat.


Bebas mengekspresikan perilaku normal (freedom to express normal behavior)

Hewan mempunyai kebiasaan atau perilaku yang khas untuk masing masing ternak,
biasanya dalam kebebasan ini dapat dicegah dengan memberi ruang atau kandang
yang cukup luas untuk sapi atau ternak dapat mengekspresikan perilaku normal
nya.


Bebas dari rasa takut dan stress (freedom from fear and distress)

Stres sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan tergantung besar kecilnya
kerusakan biologis akibat stress tersebut, takut merupakan emosi primer hewan
yang mengatur respon mereka terhadap lingkungan fisik dan sosialnya, rasa takut
yang berkepanjangan tentu akan berimbas buruk bagi kesejahteraan hewan, oleh
karena itu perilaku manusia atau peternak sangat berperan penting terhadap hewan
dalam membangun sikap hewan terhadap manusia.
Kelima point diatas yang menjadi 5 prinsip dasar animal walfare merupakan daftar
control status kesejahteraan hewan

4.3 5 prinsip animal walfare yang tidak sejalan di RPH Oeba terhadap ternak sapi
betina produktif


Bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from hunger and thirst)
Gambar A

Gambar B

Keterangan : pada gambar (a) diatas merupakan ternak sapi betina produktif,
dimana terlihat jelas bahwa ternak tersebut hanya diberikan pakan makanan
rerumputam yang minim, Sedangkan pada gambar (b) terjadi perebutan pakan
antar ternak tersebut.



Bebas dari rasa tidak nyaman (Freedom from discomfort)

Keterangan : pada gambar diatas terjadi ketidak nyamanan antar kawanan
ternak sapi akibat sempitnya ruang pergerakan akibat kandang yang sempit
dan banyak nya populasi ternak, sehingga memicu perkelahian antara
kawanan ternak tersebut
**kawanan sapi diatas adalah ternak sapi betina produktif**



Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit (freedom from pain, injury, and
disease)

gambar a

gambar b

Keterangan : pada gambar (a) merupakan ternak sapi betina produktif yang
mengalami alopesia pada daerah leher, perut dan punggung akibat infestasi
parasite kulit, dan mengalami kerusakan mata (kiri) dan kehilangan mata
(kanan), sedangkan pada gambar (b) merupakan gambaran jelas bahwa mata
(kanan) sudah tidak ada dengan kedaan luka dan sering dihinggapi lalat.

Keterangan : gambar diatas merupakan ternak sapi betina produktif yang
mengalami perlukaan di daerah aboral, luka tersebut dikarenaka tali yang di
ikatkan terlalu keras, dari perlukaan tersebut memicu terjadi nya miasis karena
adanya lalat yang menghinggapi luka tersebut.



Bebas mengekspresikan perilaku normal (freedom to express normal behavior)

Keterangan : gambar diatas merupakan gambaran 2 ternak sapi yang tidak
membaringkan badan setelah memakan pakan, karena keadaan lantai yang
kotor dan ruang yang sempit sehingga tidak memungkinkan sapi tersebut
untuk berbaring



Bebas dari rasa takut dan stress (freedom from fear and distress)

Keterangan : pada gambar diatas terlihat respon ketakutan dari sapi tersebut
karena sebelumnya sapi tersebut sudah ditusuk dengan pisau ke arah jantung
dan vena jugularis sapi tersebut sehingga menimbulkan perdarahan dan stress
pada sapi tersebut

4.4 Terkait kesrawan terlepas dari 5 prinsip dasar animal walfare di RPH Oeba
Pada prinsipnya kesrawan atau kesejahteraan hewan adalah tanggung jawab
manusia selaku pemilik atau pengelola hewan untuk memastikan hewan memenuhi 5
prinsip animal walfare. Dalam pemotongan hewan di RPH penting untuk
memperhatikan dan melaksanakan kesrawan karena secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kualitas daging yaitu ASUH : Aman, Sehat, Utuh dan Halal.
Tetapi sampai saat ini masih saja terlihat hal hal yang masih kurang dan dirasa perlu
untuk diperbaiki di RPH Oeba – Kupang NTT.
Adapun beberapa tindakan menyimpang yang melanggar kesehjahteraan hewan :


transpotasi hewan yang masih minim, serta cara penuruna ternak dengan secara
paksa sehingga ternak terjatuh, bahkah bisa mengalami luka pada kaki ternak



tersebut.



sehingga sapi masih bisa merasakan sakit.

Pemotongan pada ternak yang tidak dilakukan pada sekali penyembelihan

Memotong ekor, telinga dan memberi cap (menggunakan besi yang
dipanaskan) pada punggung atau paha sapi yang bertujuan sebagai penanda



ternak



dengan feses sapi itu sendiri dan sampah masyarakat.

Sumber air minum ternak yang kotor dan bau, karena telah terkontaminasi

Penggunaan pisau dalam menyembelih hewan yang tidak steril (kurang bersih)
karena hanya dicuci atau dibilas dengan air.

Keterangan : pada gambar diatas merupakan penyembelihan ternak sapi betina
produktif di RPH Oeba dengan cara menikam kan pisau ke arah leher sapi atau ke
arah vena jugularis setelah itu sapi dibiarkan hingga mati atau ditikam sekali lagi
hingga sapi benar benar mati.

Keterangan : pada gambar diatas terlihat sapi betina produktif dipotong didalam
ruangan penanganan daging sapi, dan terlihat sapi yang masih hidup menyaksikan
pemotongan hewan ternak yang lain.

4.5 Hal hal yang perlu diperhatikan mengenai kesrawan dan upaya
meminimalisir kesrawan di RPH Oeba.
Karena hewan merupakan mahkluk hidup, maka hewan juga dapat merasakan rasa
lapar, haus, tidak nyaman, ketakutan, rasa sakit, dan ingin bebas melakukan perilaku
normal nya, oleh karena itu perlu diperhatikan Kesejahteraan hewan terutama di RPH
Oeba Kupang – NTT, hal hal mengenai kesrawan yang prtlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :


Hewan yang baru datang sebaiknya diturunkan menggunakan alat secara hati



hati dan tidak kasar



berkala.

Selalu diadakan pemeriksaan kesehatan hewan oleh Drh (dokter hewan) secara

Memperhatikan sumber air yang dijadikan sebagai sumber minum dari ternak.




Sebelum pemotongan dipastikan ruangan pemotongan sudah harus siap dan
bersih.
Dalam memasukan hewan kedalam ruangan pemotongan harus dengan cara
yang baik dan tidak kasar seperti memukul kaki ternak ataupun menimbulkan



luka fisik pada sapi.



terlebih dahulu.

Dalam melakukan pemotongan sebaiknya ternak sapi dilakukan pemingsanan

Jika pemingsanan tidak efektif, dapat dilakukan perobohan, dalam merobohkan
ternak harus dilakukan secara baik dan tepat sehingga tidak menimbulkan sakit
dan stress pada hewan ternak tersebut.

Adapun cara meminimalisir kesrawan di RPH Oeba yaitu :


Pemerintah kota kupang harus lebih tegas terhadap masalah terkait adanya
ternak sapi betina produktif di RPH dan penanganan ternak sebelum



pemotongan yang melanggar kaidah animal walfare.



sebelum pemotongan dan sesudah pemotongan (post & antemortem)

Peran dokter hewan atau Drh harus lebih dioptimalkan lagi dalam proses

Selalu memberikan informasi edukasi terkait kesrawan dan kesmavet terhadap
setiap lapisan masyarakat, terutama pada kaum pelajar (SMA, SMP dan SD)

BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
Kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan
fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan
dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak
terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia (UU No 18, 2009), kesrawan juga
mencakup pemotongan ternak sapi betina produktif di RPH, Bedasarkan Undang
Undang Permentan No 13 tahun 2010 dalam BAB II bagian ke satu pasal 13
mengatakan bahwa “Untuk melindungi populasi ternak ruminansia betina produktif,
harus dilakukan pencegahan pemotongan ternak ruminansia betina produktif di RPH”.

Kesrawan atau animal walfare dapat diukur bedasarkan 5 prinsip animal walfare yaitu
:





Bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from hunger and thirst)



Bebas dari rasa tidak nyaman (Freedom from discomfort)



disease)



Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit (freedom from pain, injury, and

Bebas mengekspresikan perilaku normal (freedom to express normal behavior)
Bebas dari rasa takut dan stress (freedom from fear and distress)

5.2 Saran
Dalam pemotongan hewan di RPH perlu diperhatikan populasi ternak sapi
betina produktif dengan tujuan menjaga dan melindungi populasi ternak sapi,
disamping itu juga perlu diperhatikan dan melaksanakan kesejahteraan hewan, karena
secara tidak langsung akan berhubungan dengan kualitas daging yang akan dihasilkan
sehingga dapat tercapai dan terwujud nya kesehatan masyarakat veteriner melalui
kesejahteraan hewan.

Daftar Pustaka
Undang Undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun
2012 Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan .
Undang Undang Permentan Nomor 13/Permentan/OT.140/1/2010 Tentang
Persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia Dan Unit Penanganan Daging (Meat
Cutting Plant)

Undang Undang Republik indonesia NO 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan
Dan Kesehatan Hewan.
Yudi, drh. 2009, “Veterinarium Humanumque Saluti” Kesehatan Hewan untuk
Kesejahteraan Manusia (online),
(http://drhyudi.blogspot.com/2009/07/apa-itu-kesrawan.html?m=1), diakses tanggal
2/12/2013.
Duniafauna.tk,

2013,

“Pengertian

Kesejahteraan

Hewan”

(http://duniafauna.tl/2013/06/pengertian-kesejahteraan-hewan.html?m=1)
2/12/2013

(online),
diakses