Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ID

AMDAL

A. LATAR
BELAKANG
Environmental Impact Assessment
(AMDAL)
lahir
sejak
NEPA
(National
Environmental Policy Act) diundangkan oleh AS
pada tahun 1969, dan mulai berlaku 1 Januari
1970.



AMDAL timbul sebagai
reaksi masyarakat AS
terhadap kerusakan,
degradasi & pencemaran
lingkungan serta

menurunnya nilai estetika
alam akibat makin
meningkatnya aktivitas
manusia.





Pemahaman tentang AMDAL
mulai
timbul
sejak
diundangkannya UURI No. 4
tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan
LH, yang disusul dengan PP 29
tahun 1986 tentang Pelaksanaan
Analisis Dampak Lingkungan
(mulai berlaku 5 Juni 1987).
Selanjutnya PP 29/1986 dicabut

dan diganti dengan PP 51 tahun
1993.
Saat
ini
dasar
utama
pelaksanaan
AMDAL
adalah
UURI No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Ps. 15 (1) ) dan PP 27 tahun 1999
tentang AMDAL.

Dasar hukum pokok AMDAL :
1. UU R.I. No: 23/1997 tentang
2.
3.

4.


5.

Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP No: 27/1999 ttg AMDAL (d/h
PP 29/1986 dan PP 51/1993)
Kepmen LH No. 17/2001 ttg
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib Dilengkapi dengan
AMDAL.
Kep. Ka. Bapedal No: 056/1994
tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting
Kep. Ka. Bapedal No: 09/2000 tt
Pedoman Penyusunan Amdal

B. Batasan, Pengertian & Dasar
Hukum



AMDAL menurut PP 27/1999, Bab I Pasal
1 (1), adalah
“kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.”



Dokumen AMDAL meliputi 4 (empat)
buku, yaitu :
1. KA (Kerangka Acuan) -ANDAL
2. ANDAL,
3. RKL
4. RPL










KA ANDAL
ruang lingkup
kajian analisis mengenai dampak
lingkungan hidup yang merupakan
hasil pelingkupan.
ANDAL
telaahan secara
cermat dan mendalam tentang
dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
RKL
upaya pengelolaan
dampak besar dan penting terhadap

LH yang ditimbulkan akibat dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
RPL
upaya pemantauan
komponen LH yang terkena dampak
besar dan penting akibat dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.

Dalam PP 27/1999 tentang AMDAL Bab I Pasal 3 (1), disebutkan
bahwa usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
meliputi :
1.
2.
3.

4.

Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam (Contoh:
pembuatan jalan, bendungan/dam, jalan KA dan pembukaan

hutan).
Esploitasi SDA baik yang terbaharui maupun yang tak
terbaharui (Contoh : eksploitasi hutan dan pertambangan).
Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,
serta kemerosotan SDA dalam pemanfaatannya (Contoh :
pertambangan umum, pemanfaatan lahan tanpa konservasi,
dll)
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial
dan budaya (contoh : pembangunan kota satelit, loka wisata,
pusat perdagangan dsb).

5.

Proses dan kegiatan yg hasilnya dapat mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi SDA dan/atau perlindungan
cagar budaya.

6.


Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad
renik.
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati.

7.
8.

Penerapan teknologi yg diperkirakan mempunyai potensi besar
untuk mempengaruhi lingkungan hidup.

9.

Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan/atau
mempengaruhi pertahanan negara.

Dampak besar dan penting adalah
perubahan lingkungan hidup yang
sangat mendasar yang diakibatkan
oleh

suatu
usaha
dan/atau
kegiatan.
Kriteria dampak besar dan penting
 PP 27/1999, Bab I Pasal 5 (1) :
1.
2.
3.
4.
5.

Luas wilayah persebaran dampak,
Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung
Jumlah manusia yang akan terkena
dampak,
Banyaknya komponen lingkungan
lainnya yang terkena dampak,
Sifat kumulatif dampak, Berbalik

(reversible) atau tidak berbaliknya
(irreversible) dampak.





AMDAL dalam UU 23/1997, Pasal 18
(1), mrpk syarat perizinan bagi rencana
usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan
penting (persyaratan penataan
lingkungan hidup).
Dalam studi kelayakan suatu rencana
kegiatan, AMDAL termasuk kajian
aspek kelayakan lingkungan,

sehingga dalam studi kelayakan sebaiknya
memiliki tiga aspek kajian yaitu :
1. kelayakan teknis,

2. kelayakan ekonomi/ finansial, dan
3. kelayakan lingkungan







Istilah dampak berasal dari
kata “impact”, yang berarti
“benturan” atau pengaruh yang
reversible (dampak negatif
maupun positif).
Berbeda dengan istilah
“pengaruh” (effect), yang
bersifat searah dan dalam
konteks ilmu lingkungan lebih
disebabkan oleh fenomena
alam
Dampak lebih disebabkan oleh
kegiatan dan kepentingan
manusia.

C. Manfaat dan Tata Laksana
AMDAL
Manfaat AMDAL
1.
Terpeliharanya fungsi LH sehingga
Pembangunan Berkelanjutan dapat
dilaksanakan dengan tujuan agar
kesejahteraan manusia pada masa
kini maupun masa mendatang
terjamin.
2.
Membantu menanggulangi dan
mengurangi dampak negatif, serta
mengembangkan dampak positif.

Merupakan dokumen penting
untuk penyelesaian sengketa LH
atau pencemaran/kerusakan LH.
4. Merupakan sumber data dan
informasi bagi pelaksanaan
Sistem Manajemen Lingkungan.
5. Tertampungnya aspirasi dan
kepentingan para pihak (stake
holder) tentang kondisi LH yang
dikehendaki/diterima.
6. Diperolehnya pilihan teknologi
selaras lingkungan, ecoefficiency, pemanfaatan limbah,
pencegahan bahaya dan
kecelakaan dsb.
3.

Pelaksanaan studi AMDAL meliputi
beberapa langkah, yaitu :
1.
2.

Pengumuman dan Sosialisasi rencana
studi AMDAL
Penyusunan Kerangka Acuan
 Penapisan (screening) (apakah
perlu AMDAL atau tidak/UKL/UPL
saja)
 Pelingkupan (scoping)
 Studi Pustaka serta Pengumpulan
informasi dan data sekunder
 Penyusunan draft KA (Identifikasi
Dampak Potensial dan Prakiraan
Dampak)
 Presentasi draft KA di depan Komisi
AMDAL dan Stake Holder
 Pengesahan KA oleh Instansi
bidang LH (a.n.
Bupati/Gubernur/Menteri)

Observasi lapangan dan
analisis laboratorium
4. Penyusunan Draft Dokumen
ANDAL :
3.

a. Analisis data yang terkumpul
b. Evaluasi dampak
c. Penyusunan draft ANDAL, RKL

dan RPL
d. Pengajuan draft ke Tim Teknis
AMDAL untuk dikoreksi.

Presentasi Draft AMDAL di
depan Komisi AMDAL & Stake
Holder
6. Revisi draft dan atau reiterasi.
7. Pengesahan Dokumen AMDAL
oleh Bupati/Gubernur/Menteri
5.

PENAPISAN










Jenis dan besaran kegiatan pembangunan
sangat beraneka ragam, sama banyaknya
dengan jenis barang dan jasa yang
dibutuhkan manusia.
Untuk itu, perlu penapisan agar dapat
diketahui apakah usaha/kegiatan yang
direncanakan perlu “diAMDAL” atau kajian
lingkungan yang lain.
Penapisan atau screening, adalah tindakan
memilah atau memisahkan permasalahan
menurut besaran atau tingkat kepentingan.
Penapisan merupakan langkah paling awal,
sebelum studi/penyusunan AMDAL
dilakukan.

Adalah memastikan bahwa proyek tersebut
benar-benar perlu “diAMDAL” atau cukup dengan
kajian lingkungan lainnya (UKL-UPL, SPPLH
atau Audit Lingkungan)

Acuan yang digunakan untuk dapat
menapis rencana usaha/kegiatan
adalah :
 PP 27/1999 tentang AMDAL,
 Kep Men LH No: 17/2001 tentang
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib Dilengkapi dengan
AMDAL.
 Kep. Ka. Bapedal No: 056/1994
tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting.

JENIS PENAPISAN
1. Penapisan Satu Langkah
Metoda ini merupakan pendekatan yang sangat
praktis tetapi efektif, karena didasarkan pada
daftar positif, yaitu daftar rencana usaha/
kegiatan yang tercantum dalam lampiran
Kepmen LH No. 17/2001 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
dengan AMDAL

Tabel 1. Contoh Jenis Usaha/Kegiatan yang Wajib AMDAL
menurut Kepmen LH No. 17/2001

Jenis Usaha/kegiatan

Besaran

1. Pengambilan air bawah tanah

 50 l/dt. (1 – 5 sumur dlm areal  10
ha)

2. Industri

Semua besaran

3. Kawasan pariwisata

Semua besaran

4. Pencetakan sawah

 1.500 ha

5. Pembangunan jalan tol

Semua ukuran

6. Pembangunan jalan

 30 km atau  15 ha.

7. TPA (open dumping)

Semua besaran

8. SUTT atau SUTET

> 150 kV

9. Pembangunan Rumah Sakit

Kelas A dan B atau yang setara

10. Pemb. Pusat Pendidikan

Luas lahan ≥ 5 ha, atau
Luas bangunan ≥ 10.000 m

2. Penapisan Bertahap
Metode ini sangat berguna untuk
menetapkan apakah rencana
usaha/kegiatan yang ditelaah, wajib
AMDAL atau hanya UKL dan UPL, karena
kriterianya belum jelas
Timbul karena berbagai hal sebagai berikut:

Jenis usaha/kegiatannya tidak tercantum dalam Lampiran
Kepmen LH No. 17/2001. Contoh: pembangunan tanki
crude oil

Besarannya kurang jelas dan menimbulkan penafsiran
ganda. Contoh : pembangunan 1 (satu) buah Tower SUTT
150 kV

Skala kegiatannya relatif kecil (lebih kecil dari batas
minimal skala menurut Lampiran Kepmen LH No. 17/2001),
tetapi dikhawatirkan akan berdampak besar dan penting.
Contoh: eksploitasi air tanah, pertambangan galian C.

Skalanya kecil (lebih rendah dari batas minimal menurut
Lampiran Kepmen LH No. 17/2001), tetapi belum ada
teknologi yang dapat digunakan untuk meminimasi dampak
negatif yang ditimbulkannya. Contoh: industri laundry
(pelusuhan kain jean)

PENAPISAN
BERTAHAP

Jenis rencana usaha/ kegiatan
(Proyek)

Penapisan Tk. I

Proyek berdampak besar dan
penting

Ada keraguan (berdampak besar
& penting atau tidak)

Proyek tidak
berdampak
besar & penting

Penapisan Tk. II

Proyek ber- dampak
penting

AMDAL
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penapisan Bertahap

Proyek tidak ber- dampak
penting

UKL – UPL

 UKL & UPL (Kepmen LH No. 86/2002 tt

Pedoman Pelak. UKL & UPL): “upaya yang
dilakukan dalam pengelolaan lingkungan dan
pemantauan LH oleh penanggung jawab
usaha dan / kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL”.

 AMDAL (PP 27/1999 tt AMDAL) : “kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Sandingan antara AMDAL dengan UKL & UPL
Uraian

AMDAL

Sifat

Wajib (studi kelayakan LH)

Dasar Hukum
Pokok






UURI No: 23/1997 tentang
Pengelolaan LH
PP No: 27/1999 tt AMDAL
Kepmen LH No. 17/2001 tt
Kegiatan yang wajib AMDAL
Kep. Ka. Bapedal No:
09/2000 tt Pedoman
Penyusunan AMDAL

UKL & UPL
Wajib (studi kelayakan LH)






UURI No: 23/1997 tentang
Pengelolaan LH
PP No: 27/1999 tt
AMDAL
Kep. Bupati/wali Kota
tentang Kegiatan yang
wajib UKL&UPL dan
SPPLH
Kepmen LH No. 86/2002
tt Pedoman Pelak. UKL
dan UPL

Penapisan

Kepmen LH No. 17/2001

Kep. Bupati/Walikota

Sifat kajian

Kajian mendalam terhadap
dampak besar & penting
(Kep. Ka. Bapedal No:
056/1994 )

Kajian praktis upaya
pengelolaan/pemantauan
dampak yang mungkin
timbul

Prosedur
Pelaksanaan








Produk Pokok

Pengumuman & Sosialisasi
Penyusunan KA ANDAL
Presentasi KA ANDAL pada
Sidang Komisi AMDAL
Observasi dan menyusun
ANDAL, RKL & RPL
Presentasi ANDAL, RKL &
RPL pada Komisi AMDAL
Rekomendasi/Persetujuan

RKL & RPL





Observasi lapangan dan
langsung menyusun
Dokumen
Konsultasi dan diskusi
dengan Instansi LH dan
Inst. Terkait.
Rekomendasi/Persetujuan

Matriks UKL & UPL

PELINGKUPAN



merupakan proses awal guna
menetapkan lingkup
permasalahan dan
mengidentifikasi dampak besar
dan penting (hipotesis) yang
terkait dengan rencana usaha
dan/ atau kegiatan” (Kep. Ka
Bapedal No. 09/2000 tt Pedoman
penyusunan AMDAL)

Pelingkupan merupakan
proses terpenting dalam
penyusunan KA ANDAL
guna
menghasilkan
:
 Dampak
besar dan penting





terhadap lingkungan hidup yang
dipandang relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi
ANDAL
Lingkup wilayah studi ANDAL
berdasarkan batas proyek, batas
ekologis, batas sosial dan batas
administratif.
Kedalaman studi ANDAL (antara
lain : metode yang digunakan,
jumlah sampel/parameter, tenaga
ahli).

TUJUAN
PELINGKUPAN








Mengidentifikasi dampak besar dan
penting hipotesis yang relevan
untuk ditelaah secara cermat dan
mendalam, dengan meniadakan
hal-hal atau komponen lingkungan
yang dipandang kurang penting.
Menetapkan lingkup wilayah studi
ANDAL berdasar pertimbangan
batas proyek, batas ekologis, batas
sosial dan batas administratif.
Menetapkan tingkat kedalaman
studi ANDAL sesuai sumber daya
yang tersedia.
Menetapkan lingkup dan rancangan
studi ANDAL secara sistematik agar
terhindar dari pembahasan
berlebihan atau sempit/dangkal

MANFAAT
PELINGKUPAN






Mengurangi timbulnya konflik
dan tertundanya pembangunan
proyek;
Studi ANDAL berlangsung
dengan lebih terarah dan
cermat;
Biaya, tenaga dan waktu dalam
penyusunan studi ANDAL dapat
dicurahkan secara efektif dan
efisien.

LANGKAH
PELINGKUPAN
1. Pelingkupan dampak besar dan penting
a. Identifikasi Dampak Potensial
 Untuk mengidentifikasi semua dampak
(primer, sekunder, dst) yang secara potensial
akan timbul akibat akan adanya proyek.
 Inventarisasi DP dilakukan tanpa
memperhatikan besar/kecilnya atau
penting/tidaknya dampak. Belum menilai
apakah DP tersebut merupakan dampak
besar dan penting atau bukan.
 Diperoleh dari serangkaian hasil konsultasi
dan diskusi dengan para pakar, pemrakarsa,
instansi, masyarakat, dan hasil observasi.
 IDP juga dapat dilakukan dengan metode
identifikasi seperti: telaah uraian proyek,
telaah pustaka, analisis isi, interaksi
kelompok (rapat, curah pikir dll.), daftar uji
(checklist), matrik interaksi sederhana,
bagan alir, pelapisan (overlay) dll.

b. Evaluasi Dampak Potensial
1. Untuk meniadakan DP yang
dianggap tidak relevan/penting.
2. Daftar dampak besar dan penting
potensial disusun atas dasar pertimbangan masyarakat di sekitar
lokasi proyek, instansi dan pakar.
3. Metoda : interaksi kelompok (rapat,
loka karya, curah pikir).
4. Dilakukan oleh pemrakarsa (diwakili
konsultan penyusun AMDAL),
dengan mempertimbangkan hasil
konsultasi dan diskusi dengan para
pakar, instansi, serta masyarakat
yang berkepentingan.

c. Pemusatan Dampak Besar dan
Penting (Focussing)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mengelompokkan DPP agar diperoleh isu-isu
pokok yang dapat menggambarkan :
Keterkaitan rencana proyek dengan
komponen lingkungan hidup yang mengalami
perubahan mendasar
Keterkaitan berbagai komponen dampak yang
telah dirumuskan.
Isu-isu pokok lingkungan hidup dirumuskan
melalui dua cara :
Semua dampak besar dan penting disusun
menjadi beberapa kelompok menurut
keterkaitan satu sama lain.
Kelompok dampak besar dan penting itu
selanjutnya diurut berdasarkan
kepentingannya, baik secara ekonomi, sosial
maupun ekologis.

2. Pelingkupan wilayah studi
Tujuan: Untuk membatasi luas
wilayah studi ANDAL, sesuai hasil
peling-kupan dampak besar dan
penting, dengan memperhatikan
keter-batasan sumber daya serta
saran, dan tanggapan
masyarakat.

Batas proyek :
Ruang di mana proyek akan melakukan kegiatan (terdiri atas 3
atau 4 tahap : pra-kontruksi, konstruksi, operasi, dan pasca
operasi). Batas proyek lazim disebut “tapak proyek” dan perlu
adanya penetapan koordinat lokasi.
Batas ekologis :

Ruang persebaran dampak pada lingkungan hidup di sekitar
tapak proyek, yang diprakirakan akan mengalami perubahan
mendasar, termasuk komponen lingkungan yang berpotensi
menimbulkan dampak pada proyek.

Batas terluar ditentukan oleh suatu batas di mana dampak yang
timbul tidak lagi melampaui baku mutu lingkungan yang telah
ditentukan (tresh hold limit).

Batas tersebut juga dapat mengancu pada peruntukan lokasi /
tata ruang wilayah atau prakiraan ada tidaknya penurunan
kualitas lingkungan.
Batas sosial :

Suatu ruang yang merupakan tempat berlangsungnya interaksi
sosial yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar akibat
rencana proyek. Batas sosial meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat.
Batas administratif :

Batas yang didasarkan atas pembagian wilayah admimistrasi
yang berlaku di daerah di mana proyek tersebut akan berlokasi.
Batas ini dapat berupa batas administrasi pemerintahan atau
batas konsesi.

PENYUSUN AMDAL





Pemrakarsa (biasanya
diserahkan kepada konsultan
amdal)
Konsultan AMDAL terdiri dari
beberapa ahli yang multidisiplin

SIAPA?
Yang terlibat dalam
PENYUSUNAN AMDAL




Stakeholder (dinas terkait)
Masyarakat
Komisi AMDAL

KOMISI AMDAL
ANGOTA
1. Ketua (Bappeda)
2. Pakar
3. LSM
4. Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA UKL & UPL DAN AMDAL

Dampak
(+)&
(–)

Rencana
Proyek
Ada Dampak
Besar dan
Penting

Kep. Men.LH No: 17/2001
Kep. Ka.Bapedal No: 056/’94

PP No: 27/1999,
Kep. Ka.Bapedal 09/2000

AMDAL
KA ANDAL

Lingkungan
Hidup

Best Available Tech.
( BAT )
ANDAL
RKL

Tidak Ada
Dampak Besar
Dan Penting
Kep.Men.LH 86/2002

UKL

RPL

Keputusan
Proyek dibangun & operasional
Dampak Lingkungan
Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan
Keadaan Kualitas
Lingkungan

Kegiatan Pemantauan
Lingkungan
Hasil Pemantauan
Kualitas Lingkungan

UPL

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63