PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1.

Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Tahap pertama dalam prosedur penelitian dan pengembangan adalah

melakukan penelitian dan pengumpulan data awal. Penelitian dan pengumpulan
data awal dilakukan untuk menentukan materi dan menganalisis kebutuhan yang
digunakan sebagai dasar dalam penyususnan produk yang akan dikembangkan.
Materi yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
Transformasi, hal ini karena materi tersebut tepat dengan waktu pelaksanaan uji
coba produk di lapangan selain itu karena transformasi merupakan materi yang
dianggap mudah dipelajari namun mudah pula dilupakan oleh siswa.
Setelah materi ditentukan, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis
kebutuhan melalui wawancara dengan salah satu guru matematika di sekolahan
yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu MTs Negeri 2 Tulungagung.
Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui tindakan yang sebaiknya
dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nocky, diperoleh informasi

diantaranya bahwa pada tahun ajaran 2015/2016 untuk semester genap
menggunakan kurikulum 2013. Kegiatan tatap muka pelajaran matematika
dijadwalkan terdapat 5 kali pertemuan dalam satu minggu dengan alokasi waktu
2x45 menit untuk satu kali pertemuan. Dalam hal karakteristik peserta didik,
dikatakan bahwa karakteristik peserta didik sangat beragam, ada yang rajin,
tertarik dan antusias ketika pelajaran matematika berlangsung, namun tidak
56

57

sedikit pula peserta didik yang kurang antusias dengan pelajaran matematika.
Sementara bahan ajar yang digunakan beliau selama proses pembelajaran adalah
modul yang disusun oleh tim MGMP, hal tersebut karena belum adanya
pendistribusian buku kurikulum 2013 dari pemerintah sehingga untuk sementara
bahan ajar yang digunakan adalah modul yang disusun oleh tim MGMP tersebut.
Modul yang disusun oleh tim MGMP tersebut lebih didominasi oleh penggunaan
otak kiri dan belum nampak memanfaatkan kemampuan otak kanan peserta didik,
hal tersebut dapat dilihat pada ukuran modul, font huruf dan dominasi warna
hitam putih yang relatif sama dengan bahan ajar yang lain. Serta isi dari modul
tersebut yang hanya terpaku yang materi, angka, rumus dan soal yang harus

dikerjakan. Sehingga wajar apabila peserta didik merasa kurang antusias terhadap
pelajaran matematika. Kelemahan pada modul tim MGMP tersebut sangat
dipahami oleh ibu Nocky dan Bapak Abdullah (selaku waka kurikulum), sehingga
beliau sangat mendukung dengan adanya modul yang peneliti kembangkan,
dengan harapan kualitas produk yang peneliti kembangkan akan lebih baik dari
bahan ajar yang disusun oleh tim MGMP sehingga mampu memberikan manfaat
serta dampak positif kepada peserta didik. Untuk sampel kelas, beliau
menyarankan mengadakan penelitian terhadap kelas VII A dan VII B, dengan
alasan kemampuan kedua kelas tersebut relatif sama.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa rasa bosan
yang dialami oleh peserta didik ketika pelajaran matematika pasti mempunyai
beragam alasan, salah satunya yaitu karena tidak adanya sesuatu yang baru dan
menyenangkan dalam kegiatan belajar tersebut, salah satunya yaitu faktor bahan
ajar yang mereka gunakan.

58

2.

Perencanaan

Setelah analisis kebutuhan dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat

perencanaan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan
penelitian dan pengembangan modul matematika berdasarkan kemampuan otak
kanan ini, mulai dari pencarian berbagai referensi buku yang sesuai dengan modul
yang akan dikembangkan, memahami karakterisik dan hal-hal yang digemari oleh
otak kanan dengan seksama, memilih desain, layout, mencari kata-kata yang
sesuai dengan karakteristik otak kanan dan usia peserta didik pada jenjang SMP
serta menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk evaluasi pada modul
yang dikembangkan.
3.

Pengembangan Draft Produk
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab III sebelumnya, komponen-

komponen produk (modul) adalah sebagai berikut:
a.

Sampul Modul (Cover)
Sampul pada produk pengembangan modul berbasis kemampuan otak kanan


ini terdiri dari tiga jenis yakni sampul depan, sampul belakang serta sampul
dalam.

Gambar 4.2 sampul dalam

Gambar 4.1 sampul depan dan belakang

59

Sampul depan dan sampul belakang didesain bersambung. Sampul depan berisi
judul bahan ajar yaitu MATEMATIKA Modul Bergaya Otak Kanan Materi
Transformasi. Terdapat judul yang berada di dalam gambar awan disertai dengan
munculnya matahari. Adapun filosofi dari background warna hitam serta
penggunaan handwritten font dengan aneka warna yang digunakan adalah untuk
memberikan nuansa baru pada wajah matematika sehingga nampak nyaman
dilihat sementara gambar matahari dan warna kuning menyiratkan bahwa
matematika penuh keceriaan dan menyenangkan, sehingga diharapkan mampu
memunculkan minat peserta didik agar tertarik untuk membuka dan mempelajari
modul tersebut secara sukarela. Pemilihan background warna hitam serta

penggunaan handwritten font dengan aneka warna yang dipilih menunjukkan
bahwa modul memang berbasis otak kanan. Secara Psikologis, warna hitam
merupakan warna yang mampu memunculkan minat dan ketertarikan, serta
mampu memberikan nuansa nyaman ketika dilihat. Sampul belakang ditulis
dengan bahasa yang sederhana, yang berisi motivasi dan sedikit saran dalam
mempelajari matematika. Sementara sampul dalam berisi informasi tentang tim
redaksi serta tagline modul, yaitu MATEMATIKA SEMUDAH TERSENYUM.
Tagline bertujuan memberikan sugesti bahwa matematika bukanlah suatu mata
pelajaran yang menakutkan dan begitu rumit sehingga harus ditakuti dan
dihindari.
b.

Pengantar Penulis
Sebagaimana pengantar penulis pada umumnya, pengantar penulis dalam

produk ini berisi ucapan syukur kepada Allah SWT karena tanpa pertolonganNya

60

penulis tidak akan mampu menyelesaikan produk ini. Serta berisi ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya produk.
c.

Tentang Modul
Rubrik ini memberikan penjelasan singkat tentang produk pengembangan

(modul), serta alasan mengapa penulis mengembangkan produk berdasarkan
kemampuan otak kanan siswa.
d.

Petunjuk Penggunaan Modul
Bagian ini berisi saran-saran yang sebaiknya dilakukan oleh pengguna modul

agar modul yang ditulis bisa tepat tujuan. Serta berisi informasi dan penjelasan
tentang topik-topik yang ada di dalam modul.
e.

Daftar Isi
Bagian ini menginformasikan kepada pengguna modul tentang topik-topik


yang ditampilkan dalam modul sesuai urutan tampilan dan nomor halaman.
Dengan demikian, pembaca lebih mudah untuk melacak materi yang ingin dicari,
tanpa harus membuka halaman demi halaman.
f.

Standar Kompetensi
Berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar agar pembelajaran bisa terarah.

Kompetensi dasar bisa juga berfungsi sebagai controller ketika pembelajaran
tidak sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
g.

Peta Konsep
Peta konsep disajikan untuk memberikan informasi penting tentang hubungan

antar topik, sehingga pengguna (peserta didik) lebih mudah melihat materi yang
akan dipelajari secara komprehensif, disertai juga visualisasi gambar untuk setiap
topik agar peserta didik lebih mudah menghafal topik yang akan dipelajari.

61


h.

Materi
Materi dalam modul ini terdiri dari 4 pokok bahasan utama yaitu: refleksi,

translasi, rotasi dan dilatasi. Sebelum memasuki materi, penulis selalu
memberikan rangsangan atau stimulus kepada peserta didik tentang materi yang
akan dipelajari agar mudah diingat oleh peserta didik. Stimulus tersebut ada yang
berupa visualisasi gambar yang disenangi oleh otak kanan, deskripsi yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta ada pula yang disajikan dalam
bentuk cuplikan film popular yang dihubungkan dengan materi yang akan
dipelajari siswa. Setiap akhir materi, terdapat contoh soal dan penyelesaian serta
latihan soal agar peserta didik benar-benar memahami materi yang dipelajari.
Materi disajikan dengan berbagai visualisasi gambar dan aneka warna yang sesuai
dengan karakteistik otak kanan peserta didik, sehingga peserta didik diharapkan
tertarik dengan matematika serta tidak mudah bosan. Disajikan pula dengan font
berjenis handwritten yang memberikan makna bahwa matematika bukanlah
materi yang menakutkan.
i.


Latihan
Berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa untuk menguji seberapa

jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Karena otak
menyukai dengan hal yang baru dan unik, maka penulis menggunakan istilah otak
atik otak sebagai ganti dari istilah latihan agar peserta didik merasa tertantang
untuk mengasah kemampuan otaknya.
j.

Glosarium
Berisi kata-kata ilmiah dan penjelasan dari definisi kata-kata tersebut. Agar

peserta didik semakin hafal dan paham tentang materi yang telah dipelajari.

62

k.

Intermezo

Berisi filosofi dan motivasi yang berkaitan dengan pokok bahasan, sehingga

peserta didik bisa memperoleh manfaat lebih selain pengetahuan materi.
l.

Daftar Rujukan
Sejumlah referensi yang digunakan sebagai bahan rujukan ditulis dalam

bagian ini, sehingga ketika pembaca (peserta didik) ingin mengetahui lebih
lengkap atau lebih jauh tentang suatu persoalan dari sumber referensi tertentu,
maka dapat dilacak keberadannya.
m. Kunci Jawaban
Bagian ini memuat jawaban-jawaban dari pertanyaan atau soal-soal yang
digunakan untuk menguji penguasaan materi peserta didik
n.

Rubrik Penilaian
Berisi petunjuk penilaian/ pedoman penskoran yang bisa dilakukan oleh

peserta didik secara mandiri, hal ini bertujuan agar siswa bisa mengukur

kemampuannya setelah mempelajari materi dan mengerjakan soal.
4. Validasi Produk
Validasi produk diperoleh dari hasil penilaian para validator ahli terhadap
kelayakan modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan yang telah
dikembangkan. Validasi produk dilakukan dengan menggunakan angket validasi
untuk dosen IAIN Tulungagung dan guru matematika di sekolah yang akan
dilakukan penelitian. Validasi diperoleh dari 3 validator yang terdiri dari 2 dosen
matematika IAIN Tulungagung dan 1 guru mata pelajaran matematika dari MTs
Negeri 2 Tulungagung. Sehingga data yang disajikan adalah data hasil angket
validasi terhadap kelayakan produk modul berdasarkan kemampuan otak kanan.

63

Selain memberikan penilaian, validator juga memberikan tanggapan, kritik dan
saran terhadap modul yang telah dikembangkan pada kolom kritik dan saran.
Setelah data hasil validasi diperoleh kemudian dilakukan analisis data berdasarkan
teknik analisis data yang telah diuraikan pada bab III. Sedangkan kriteria tingkat
kevalidan atau revisi produk telah ditentukan dalam tabel 3.1 yang terdapat pada
bab III. Adapun rangkuman data hasil validasi produk secara keseluruhan
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Validasi Produk oleh Para Ahli

No

Aspek yang
Item
dinilai
Pernyataan

1

Isi Modul

2

Bahasa

3

Tampilan

Validator

Total
Skor

Mean

Presentase
(%)

A
B
C
D
A
B
C
D

V1
4
4
4
4
4
4
4
3

V2
4
4
4
4
4
4
4
4

V3
5
4
4
5
5
5
4
4

13
12
12
13
13
13
12
11

4,3
4
4
4,3
4,3
4,3
4
3,7

86,7
80
80
86,7
86,7
86,7
80
73,3

E
A
B
C
D

4
4
4
3
3

4
4
4
4
4

5
5
4
5
4

13
13
12
12
11

4,3
4,3
4
4
3,7

86,7
86,7
80
80
73,3

E

4

3

4

11

3,7

73,3

F

2

3

4

9

3

60

55
3,67
73,3

58
3,87
77,3

67
4,47
89,3

172
3,99

79,97

Jumlah data
Mean
Presentase Keseluruhan

Keterangan:
V1, V2, V3 = Validator Ahli
V1 = Dr. Eny Setyowati

Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Cukup
valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Cukup
valid
Cukup
valid
Cukup
valid

Valid

64

V2 = Dewi Asmarani, M. Pd.
V3 = Nocky Sisca, S.Pd.
Tabel 4.1 di atas merupakan analisis data hasil validasi modul matematika
berdasarkan kemampuan otak kanan siswa pada materi transformasi yang
berdasarkan pada hasil rata-rata angket validasi oleh 2 dosen dan 1 guru
matematika. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa hasil validasi
pengembangan modul matematika yang diperoleh dari validator pertama
mendapatkan rata-rata 3,67 atau dengan presentase sebesar 73,3%, validator
kedua mendapatkan rata-rata 3,87 atau dengan presentase sebesar 77,3%,
validator ketiga mendapatkan rata-rata 4,47 atau dengan presentase sebesar
89,3%. Sehingga dari jumlah rata-rata hasil validasi oleh para dosen dan guru
matematika mendapatkan rata-rata keseluruhan 3,99 atau presentase (P) total
79,97% dengan kriteria valid. Data hasil validasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan pada materi
transformasi layak digunakan dengan perbaikan yang telah di sarankan oleh para
validator.
5.

Revisi Produk
Revisi didasarkan pada komentar, tanggapan, kritik dan saran yang telah

diperoleh dari para validator. Revisi merujuk pada bagian-bagian kesalahan dan
kekurangan yang terdapat pada produk modul. Gambar dalam tabel 4.2 sampai 4.4
berikut merupakan keseluruhan tanggapan, kritik dan saran dari para validator
ahli.

65

Validator yang pertama yaitu Dr. Eny Setyowati. Adapun tanggapan, kritik,
dan saran serta perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, disajikan dalam
gambar-gambar berikut beserta penjelasannya.
Tabel 4.2 Tanggapan, kritik dan saran Validator
Tanggapan, kritik dan saran

Gambar 4.3
Belum tercantum nama materi dan
ukuran font terlalu kecil

Hendaknya diberi petunjuk penggunaan
modul

Perbaikan

Gambar 4.4
Setelah direvisi, penulis mencantumkan
nama materi, jenis font dirubah serta
ukuran huruf diperbesar agar lebih mudah
dibaca oleh peserta didik usia SMP

66

Gambar 4.5
Setelah direvisi, penulis
menambahkan ptunjuk penggunaan modul

Tambahkan soal pengayaan

Gambar 4.6
Penulis menambahkan soal pengayaan

Tanggapan, kritik, dan saran secara umum yang di berikan oleh Dr. Eny Setyowati
yaitu: pertama, pada cover depan, hendaknya dicamtumkan nama materi dan
membesarkan ukuran font, kedua yaitu tambahkan soal pengayaan, ketiga,
tambakan langkah mempelajari modul. Secara umum, modul sudah layak
digunakan meskipun dengan perbaikan-perbaikan yang ada dan yang telah
disarankan.
Validator yang kedua adalah Dewi Asmarani, M.Pd, Adapun tanggapan,
saran dan kritik serta perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan disajikan dalam
gambar-gambar berikut beserta penjelasannya.

67

Tabel 4.3 Tanggapan, kritik dan saran Validator
Tanggapan, kritik dan saran

Perbaikan

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Warna hendaknya lebih berani

Penulis mengubah warna yang semula
nampak soft menjadi lebih berani dan
terang, agar peserta didik semakin tertarik

Hendaknya pemilihan gambar dikaitkan
dengan materi

Gambar 4.9
Penulis memilih gambar tersebut karena
unik dan mencerminkan contoh dari rotasi.

68

Kurang bisa merangsang kreativitas
siswa (dalam hal soal)
Gambar 4.10
“Bagaimana Jika” merupakan pertanyaan
sederhana namun siswa mudah terkecoh
apabila kurang teliti. “Bagaimana Jika?”
merupakan kalimat yang diadopsi dari
buku Kreatif Sampai Mati karya Wahyu
Aditya. Kalimat tersebut merupakan salah
satu cara untuk merangsang kreativitas.

Secara umum komentar dan saran dari Ibu Dewi Asmarani adalah: pertama, jika
ingin mengaktifkan otak kanan hendaknya jenis font tidak terlihat monoton (font
yang dipilih oleh peneliti nampak lebih cocok untuk siswa SMA). Kedua,
hendaknya warna lebih berani. Ketiga, bahasa yang digunakan masih rumit.
Keempat isi tulisan dalam satu lembar terlalu banyak sehingga menimbulkan
kebosanan. Kelima, masih kurang membangkitkan kreativitas (dalam hal soal,
seharusnya terdapat soal yang bersifat merangsang kreativitas otak). Secara
keseluruhan modul sudah layak digunakan dengan perbaikan-perbaikan yang telah
disarankan di atas.
Validator yang ketiga adalah Nocky Sisca, S.Pd. (guru matematika MTs
Negeri 2 Tulungagung). Adapun tanggapan, saran dan kritik serta perbaikanperbaikan yang dilakukan, disajikan dalam gambar-gambar berikut beserta
penjelasannya.

69

Tabel 4.4 Tanggapan, kritik dan saran Validator
Tanggapan, kritik dan saran
Perbaikan

Gambar 4.11

Gambar 4.12

Hendaknya dalam koordinat kartesius
tersebut diberi angka, agar peserta didik
tidak bingung

Peneliti telah memperbaiki koordinat
kartesius

Hendaknya diberi materi prasyarat,
yaitu tentang koordinat kartesius, hal
ini karena dikhawatirkan ada peserta
didik yang masih bingung.

Gambar 4.13
Peneliti menambahkan materi prasyarat
tentang koordinat kartesius pada halaman 8
dan 9.

70

Menurut penilaian secara umum dari Ibu Nocky, beliau menyatakan bahwa modul
telah layak digunakan dan sesuai dengan kurikulum 2013, meskipun dengan
perbaikan-perbaikan yang telah disarankan seperti yang telah dipaparkan di atas.
6. Uji Coba Lapangan
Setelah tahap revisi dilakukan dan dinyatakan bahwa modul telah layak
digunakan, selanjutnya adalah proses uji coba produk di lapangan. Uji coba
lapangan dilaksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan 03 Mei 2016
sebanyak 3 kali pertemuan. Uji coba lapangan dilakukan di MTsN 2 Tulungagung
pada kelas VII-A dan VII-B. Dengan jumlah masing-masing siswa sebanyak 25
dan 30 orang. Untuk mengetahui bahwa kelas VII-A dan VII-B homogen atau
tidak ada perbedaan yang signifikan, maka peneliti melakukan uji homogenitas.
Untuk melakukan uji homogenitas, peneliti menggunakan data Nilai Ulangan
Tengah Semester (UTS).
a.

Hasil Uji Homogenitas Sampel
Hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan

untuk memastikan bahwa kedua kelas tersebut homogen (tidak ada perbedaan
yang signifikan), uji homogenitas adalah syarat dua kelas atau lebih bisa
dibandingkan. Nilai yang dibandingkan adalah nilai UTS kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Data nilai UTS selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Data nilai UTS kelas VII-A dan VII-B
No
1
2
3
4
5
6
7

Kelas VII-A (Kk)
100
60
100
90
90
70
100

Kelas VII-B (Ke)
85
80
100
85
85
70
50

71

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah

90
60
70
90
70
80
50
50
90
80
100
60
90
60
90
80
100
100

50
100
100
79
100
85
50
100
85
100
85
100
85
100
70
80
90
60
85
70
50
50
80
2409

2020

Hasil Uji Homogenitas menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut
Tabel 4.6 Output SPSS 16.0 Untuk Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic

df1

2.393

df2
5

Sig.
19

.076

ANOVA

Sum of Squares

Df

Mean Square

Between Groups

1318.960

5

263.792

Within Groups

5238.000

19

275.684

Total

6556.960

24

F

Sig.
.957

.468

72

Data hasil output SPSS 16.0 diperoleh signifikansinya 0,468. Jika dibandingkan
dengan taraf signifikansinya menunjukkan bahwa 0,468 > 0,05 yang artinya kedua
kelas tersebut dinyatakan homogen. Dengan perbandingan nilai rata-rata antara
dua kelas yang disajikan dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan nilai Rata-Rata Kelas Kelas Kontrol Dengan Kelas
Eksperimen
Nilai rata-rata UTS
Kelas control
Kelas eksperimen
80,3
80,8
Selisih nilai rata-rata = 0,5

Pada pelaksanaan uji coba lapangan ini, praktisi lapangan yang bertindak
sebagai guru di kedua kelas (control dan eksperimen), sementara peneliti bertugas
sebagai observer.
b.

Observasi Kegiatan Pembelajaran
Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri. Aktivitas

yang diobservasi meliputi aktivitas pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas
belajar siswa.
1) Observasi terhadap kegiatan guru
Hasil observasi terhadap kegiatan guru di dalam kelas secara jelasnya
disajikan pada tabel 4.8:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Guru Di Kelas

No
1
2

Kesesuaian kegiatan dengan

RPP Pertama
RPP Kedua

Rata-rata keseluruhan kegiatan

Ketercapaian

Presentase
100%
100%
100%

Kriteria
Baik
Baik
Baik

73

Berdasarkan tabel 4.8, hasil observasi terhadap kegiatan guru di dalam kelas,
yang dalam hal ini dilakukan oleh peneliti, mendapatkan presentase rata-rata 100
yang artinya kegiatan guru di dalam kelas sesuai dengan RPP yang dibuat. Guru
benar-benar melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP yang ada.

2) Observasi terhadap kegiatan siswa
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa yang
menggunakan modul bergaya otak kanan selama proses pembelajaran. Respon
yang ditunjukkan oleh peserta didik ketika belajar dengan menggunakan modul
bergaya otak kanan ini sangat beragam, sebagian besar siswa kelas VII-A merasa
antusias dengan adanya modul berdasarkan kemampuan otak kanan ini, ada yang
menunjukkan wajah bahagia ketika membaca modul namun ada juga sekitar
empat peserta didik yang nampak kurang antusias. Peneliti tidak memungkiri hal
tersebut karena peneliti menyadari bahwa setiap individu memiliki gaya belajar
yang berbeda dengan yang lainnya. Di samping itu karena telah melekatnya pola
pembelajaran yang cenderung menggunakan otak kiri, sehingga membutuhkan
proses adaptasi dalam penggunaan modul tersebut. Namun selama proses
pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang tidak ragu untuk bertanya ketika
menemui materi yang belum dipahami. Ada pula peserta didik yang merasa
termotivasi dengan kata-kata yang terdapat dalam modul dan terus bertanya. Dan
banyak juga siswa yang secara mandiri mengerjakan latihan soal yang ada di
modul tanpa menunggu perintah dari peneliti, hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa sangat antusias dan senang dengan adanya sesuatu yang baru
yaitu modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan ini.

74

c.

Analisis Data Soal Post Test
Pada akhir tindakan, peneliti memberikan soal post test terhadap kelas kontrol

dan kelas eksperimen untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Sebelum soal
post test diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal tersebut divalidasi
oleh 2 dosen IAIN Tulungagung yaitu Dr. Eny Setyowati dan Dewi Asmarani,
M.Pd. serta Nocky Sisca, S.Pd. selaku guru matematika di MTs Negeri 2
Tulungagung. Ibu Dewi Asmarani memberikan saran agar peneliti menjaga
kekonsistenan. Secara keseluruhan, ketiga validator ahli memberikan kesimpulan
bahwa instrument soal post test valid atau layak digunakan. Setelah melakukan
post test terhadap kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh hasil belajar peserta
didik antara kelas yang menggunakan modul bergaya otak kanan dengan kelas
yang menggunakan modul MGMP. Hasil ulangan inilah yang nantinya dijadikan
sebagai data kuantitatif. Adapun hasil ulangan kelas kontrol dengan kelas
eksperimen sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil Ulangan Pos Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Inisial
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K 10
K 11
K 12
K 13
K 14
K 15
K 16
K 17

Nilai
60
75
75
50
60
69
90
100
55
80
50
90
75
60
5
65
90

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Inisial
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E 10
E 11
E 12
E 13
E 14
E 15
E 16
E 17

Nilai
89
70
65
65
65
55
85
80
80
90
85
85
90
90
100
90
70

75

18 K 18
19 K 19
20 K 20
21 K 21
22 K 22
23 K 23
24 K 24
25 K 25
26 K 26
27 K 27
28 K 28
29 K 29
30 K 30
Jumlah
Rata-Rata
Keterangan:

100
80
55
84
65
85
80
55
45
70
90
2028
72,43

18
19
20
21
22
23
24
25

E 18
E 19
E 20
E 21
E 22
E 23
E 24
E 25

80
100
90
70
80
100
95
80

Jumlah
Rata-Rata

2049
81,96

K = Kelas Kontrol
E = Kelas Eksperimen
d.

Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau

tidak. Normal di sini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Jika data
dinyatakan berdistribusi normal, maka langkah uji t-test dapat dilakukan. Hasil
perhitungan uji normalitas dengan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut
Tabel 4.10 Hasil Output SPSS 16.0 Pada Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N
Normal Parametersa

28
Mean
Std. Deviation

Most Extreme
Differences

69.9286
2.00664E
1

Absolute

.100

Positive

.087

Negative

-.100

Kolmogorov-Smirnov Z

.528

Asymp. Sig. (2-tailed)

.943

76

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N

28

Normal Parametersa

Mean
Std. Deviation

Most Extreme
Differences

69.9286
2.00664E
1

Absolute

.100

Positive

.087

Negative

-.100

Kolmogorov-Smirnov Z

.528

Asymp. Sig. (2-tailed)

.943

a. Test distribution is Normal.

Data hasil output SPSS 16.0 menunjukkan bahwa pada kelas kontrol
diperoleh signifikansi 0,943. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka
0,984 > 0,05 yang artinya data pada kelas kontrol berdistribusi normal.

Tabel 4.11 Hasil Output SPSS 16.0 Pada Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N
Normal Parametersa

25
Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

81.9600
1.22218E1

Absolute

.156

Positive

.116

Negative

-.156

Kolmogorov-Smirnov Z

.781

Asymp. Sig. (2-tailed)

.575

a. Test distribution is Normal.

77

Data hasil output SPSS 16.0 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen
diperoleh signifikansi 0,575. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka
0,575 > 0,05 yang artinya data pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
e. Uji t-test
Setelah dinyatakan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal, maka
langkah selanjutnya yaitu dengan menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol yang
proses pembelajarannya tidak menggunakan modul dengan kelas eksperimen yang
proses pembelajaranya menggunakan modul. Hasil post test sebagaimana yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Post Test Yang Akan Diuji Coba Dengan Uji t-Test
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kk
60
75
75
50
60
69
90
100
55
80
50
90
75
60
5
65
90
100
80
55
84
65
85

Ke
89
70
65
65
65
55
85
80
80
90
85
85
90
90
100
90
70
80
100
90
70
80
100
95

78

25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata

80
55
45
70
90
2028
72,43

80

2049
81,96

Hasil perhitungan uji-t menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut
Tabel 4.13 Output SPSS 16.0 Untuk Uji t-test
Group Statistics
Kelas

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Eksperimen

25

81.9600

12.22184

2.44437

Control

28

69.9286

20.06642

3.79220

Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the

F

Sig.

t

df

Sig. (2-

Mean

Std. Error

tailed)

Difference

Difference

Difference
Lower

Upper

Equal
variances

3.741

.059 2.597

51

.012

12.03143

4.63276

2.73077

21.33209

2.667 45.300

.011

12.03143

4.51173

2.94600

21.11686

assumed
Equal
variances
not
assumed

Berdasarkan hasil output SPSS 16.0 di atas, diperoleh signifikan sebesar
0,012. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka 0,012 < 0,05 yang
berarti ada perbedaan antara kelas yang diterapkan menggunakan modul (kelas
eksperimen) dengan kelas yang tidak diterapkan modul (kelas kontrol). Sehingga

79

ada pengaruh antara modul matematika berbasis kemampuan otak kanan terhadap
hasil belajar peserta didik.
7.

Revisi Produk
Revisi ini merupakan revisi terakhir yang didasarkan pada hasil angket respon

siswa yang disebarkan setelah menggunakan modul dalam proses pembelajaran.
Selain digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, respon siswa ini juga
di gunakan sebagai penilaian terhadap keefektifan modul. Jika produk dirasa telah
efektif, maka peneliti tidak perlu melakukan revisi terhadap produk. Kriteria
perhitungan tingkat keefektifan analisis rata-rata respon siswa sesuai dengan tabel
3.1 yang telah disajikan pada BAB III.
Tabel berikut merupakan rangkuman hasil penilaian respon peserta didik
untuk mengukur tingkat keefektifan modul yang telah dikembangkan.
Tabel 4.14 Data Hasil Penilaian Respon Peserta Didik Uji Keefektifan
No

Pernyataan

1

Modul matematika
ini mempermudah
saya dalam
memahami materi
yang disampaikan
Desain sampul
menarik, dan
mampu
menumbuhkan
minat saya untuk
belajar matematika
Desain isi buku
mampu membuat
saya termotivasi
untuk belajar
matematika
Bentuk tulisan
membuat saya
merasa tidak bosan
dalam belajar

2

3

4

Σ�

��

Ket

100

Presentase Tingkat
Keefektifan
80%
Efektif

82

100

82%

Efektif

Tidak
Revisi

78

100

78%

Efektif

Tidak
Revisi

80

100

80%

Efektif

Tidak
Revisi

80

Tidak
Revisi

80

5

matematika
Animasi gambar
membuat
matematika menjadi
lebih mudah
dipahami

Warna-warna yang
digunakan
menambah semangat
saya untuk belajar
matematika
Bahasa yang
7
digunakan tidak
membingungkan
sehingga saya bisa
memahami maksud
modul dengan jelas
8
Ukuran huruf
sudah sesuai
Materi matematika
9
menjadi lebih
mudah dipahami
10 Dengan modul ini,
“matematika”
menjadi lebih
menyenangkan dan
tidak membosankan.
Jumlah
6

78

100

78%

Efektif

Tidak
Revisi

79

100

79%

Efektif

Tidak
Revisi

78

100

78%

Efektif

Tidak
Revisi

75

100

75%

73

100

73%

Cukup
Efektif
Cukup
Efektif

Tidak
Revisi
Tidak
Revisi

81

100

81%

Efektif

Tidak
Revisi

784

1000

78,4%

Efektif

Tidak
Revisi

Dari tabel 4.14 di atas dapat kita lihat bahwa hasil angket respon peserta
didik terhadap keefektifan modul diperoleh presentase (P) total 78,4% dengan
kriteria efektif. Sesuai dengan kriteria keefektifan pada tabel 3.3 maka produk
pengembangan modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan ini
dinyatakan efekif dan tidak perlu revisi.

81

8.

Diseminnasi dan Implementasi
Setalah melakukan serangkaian langkah dan prosedur pengembangan, sampai

dengan melakukan perbandingan antara kelas kontrol dan eksperimen dengan
menggunakan post test, langkah yang terakhir dalam prosedur atau langkah
pengembangan ini adalah melaksanakan langkah diseminasi dan implementasi.
Pada langkah terakhir ini, peneliti mendesiminasikan produk kepada para
pengguna (subjek) melalui sebuah pertemuan kecil atau diskusi. Dalam proses
diseminasi ini ada tiga hal yang dilakukan yaitu yang pertama adalah kegiatan
sosialisasi produk oleh peneliti kepada para pengguna, yang kedua adalah
pemberian masukan, ataupun tanggapan dari para pengguna, yang terakhir adalah
pelaksanaan implementasi produk oleh pengguna. Diseminasi dilaksanakan pada
hari Rabu, 04 Mei 2016 dan bertempat di MTsN 2 Tulungagung pada pukul 12.30
sampai dengan selesai. Diseminasi atau diskusi kecil ini dihadari oleh peneliti,
Guru matematika kelas VII yaitu Ibu Nocky Sisca, Ibu Dewi serta Bapak
Abdullah. Pada diskusi ini ada tiga kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.

Sosialisasi produk
Dalam sosialisasi ini, peneliti mensosialisasikan produk hasil pengembangan

berupa modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan kepada para
anggota diskusi yang hadir. Selain itu, peneliti juga menjelaskan tentang: 1)
tujuan dan alasan membuat modul berdasarkan kemampuan otak kanan, 2) urgensi
modul berdasarkan kemampuan otak kanan, 3) kendala-kendala yang dihadapi
dalam proses pembuatan produk modul, dan 4) kelebihan dari produk modul yang
dikembangkan.

82

b.

Pemberian masukan
Pada tahap ini, para pakar menyampaikan pendapat mereka tentang produk

kemudian memberikan masukan. Para pakar mengapresiasi modul bergaya otak
kanan ini, karena sebelumnya belum pernah diaplikasikan. Tanggapan dari semua
ahli menuturkan bahwa struktur tampilan modul sudah sangat menarik, desain
maupun penyusunannya juga sudah sangat baik, Bahasa yang digunakan
sederhana sehingga mudah dipahami oleh peserta didik, serta mampu melatih
kreativitas peserta didik.
c.

Implementasi
Langkah yang terakhir yaitu menawarkan produk modul untuk diterapkan

atau diimplementasikan oleh para ahli untuk mengetahui dan sejauh mana kualitas
produk modul yang telah dikembangkan. Setelah peneliti menanyakan kesedian
para

subjek

diskusi

yang

hadir,

diputuskan

bahwa

yang

akan

mengimplementasikan produk modul adalah Ibu Nocky Sisca dan Ibu Dewi
sebagai guru matematika di MTsN 2 Tulungagung.
Ibu Nockky Sisca dan ibu Dewi akan megimplementasikan produk modul
bergaya otak kanan kepada siswa kelas VII-B.
B. Analisis Data
1.

Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji homogenitas yang dilakukan terhadap data nilai UTS dua kelas yaitu

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan SPSS 16.0 didapatkan
hasil

dengan

signifikansinya

0,468.

Jika

dibandingkan

dengan

taraf

signifikansinya maka 0,468 > 0,05. Uji homogenitas tersebut menunjukkan bahwa
kedua kelas yang akan dibandingkan adalah homogen atau tidak terjadi perbedaan

83

yang signifikan diantara dua kelas yang akan dibandingkan. Sehingga dapat
dilakukan analisa tahap selanjutnya.
2.

Hasil Uji Normalitas Data
Hasil output SPSS pada kelas kontrol menunjukkan signifikan sebesar

0,984, hal ini lebih besar daripada taraf signifikansinya yaitu 0,05 yang artinya
data pada kelas kontrol tersebut berdistribusi normal. Sedangkan hasil output
SPSS pada kelas eksperimen menunjukkan signifikan sebesar 0,575, signifikan ini
juga lebih besar daripada taraf signifikansinya 0,05 yang artinya data kelas
eksperimen berdistribusi normal. Sehingga uji prasyarat untuk uji-t berupa uji
normalitas data telah terpenuhi, maka dapat dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu uji
t-test.
3.

Uji-t
Dalam uji-t dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh signifikan sebesar

0,012. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka 0,012 < 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang diterapkan menggunakan
modul (kelas eksperimen) dengan kelas yang tidak diterapkan modul (kelas
kontrol). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara modul
matematika berdasarkan kemampuan otak kanan terhadap hasil belajar peserta
didik. Berikut disajikan perbedaan nilai serta selisih nilai antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen, selangkapnya perhatikan tabel 4.15 berikut
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol Dengan
Kelas Eksperimen
Nilai Rata-rata Post Test
Kelas control
Kelas Eksperimen
72,43
81,96
Selisih nilai rata-rata = 9,53

84

Nilai rata-rata post test kelas ekperimen sebesar 81,96 lebih tinggi daripada
nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol yang nilai rata-ratanya 72,43. Maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas
eksperimen yang melakukan pengajaran dengan menggunakan modul bergaya
otak kanan dengan kelas kontrol yang melakukan pengajaran tanpa menggunakan
modul bergaya otak kanan. Hal ini menunjukkan bahwa produk pengembangan
modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan merupakan produk yang
valid dan efektif berdasarkan langkah-langkah yang telah ditempuh mulai dari
mengembangkan produk sampai dengan uji coba lapangan, karena terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dikelas VII-A MTsN 2 Tulungagung
tahun ajaran 2015/2016.

Dokumen yang terkait

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A MTs SULTAN AGUNG JABALSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 23

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A MTs SULTAN AGUNG JABALSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 24

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 32

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 8

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA MATERI TRANSFORMASI BERDASARKAN KEMAMPUAN OTAK KANAN SISWA KELAS VII MTS NEGERI 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 16

PENGARUH RECIPROCAL TEACHING DENGAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN SISWA KELAS VII MTs AL MA’ARIF TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP NEGERI 1 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 4 3