Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp dalam menghambat perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici Penyebab Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Tomat | Arsih | Natural Science: Journal of Science and Technology 5141 16800 1 PB

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp dalam
menghambat perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici
Penyebab Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Tomat
The Test of Betel Leaf Extract and Trichoderma sp. Inhibit
Growth In Fusarium oxysporum f.sp lycopersici Couses of
Fusarium Wilt on Tomato Plants
Desi Wahyuni Arsih*), Johanis Panggeso, Irwan Lakani

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Palu
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of betel leaf extract and Trichoderma sp in
suppressing the growth of fungi Fusarium oxysporum f.sp lycopersici. This research was done at the
Laboratory of Plant Pests and Diseases (HPT) Faculty of Agriculture, University of Tadulako, Central
Sulawesi Palu. The experiment were from January to April 2015. Treatment on this experiment were
a) mix of betel leaf extract in concentration of 0.05%, 0.15%, 0.25% on PDA and b) antagonism fungi

of Trichoderma sp agains F.oxysporum f.sp lycopersici . The results showed that, betel leaf extract at
concentration of 0.25% was more effective in suppressing the growth of F.oxysporum f.sp lycopersici
and in inhibitory rate of 68.89%. Based on t-test this inhibition rate was significantly differend
compare to the inhibition of Trichoderma sp 46.04%.

Keywords: Biological fungicide, Betel leaf extract, Fusarium oxysporum f.sp
lycopersici, Fusarium wilt, Antagonist.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak daun sirih dan Trichoderma sp
dalam menekan pertumbuhan cendawan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici Pelaksanaan penelitian
di Laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Sulawesi Tengah Palu. Penelitian dimulai pada bulan Januari sampai April 2015.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan perlakuan berupa a) ekstrak daun
sirih kosentrasi 0,05%,0,15%,0,25% dalam media PDA dan b) uji antagonisme Trichoderma sp
terhadap pertumbuhan F.oxysporum f.sp lycopersici. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ektrak
daun sirih kosentrasi 0,25% lebih efektif menekan pertumbuhan F.oxysporum f.sp lycopersici dan
memiliki daya hambat sebesar 68,89%. Persentase daya hambat ekstrak daun sirih 68,89% berbeda
sangat nyata dengan daya hambat Trichoderma sp 46,04% pada taraf uji t.

Kata kunci: Fungisida biologi, Ekstrak daun sirih, Fusarium oxysporum f.sp

lycopersici,Layu fusarium, Antagonis.
LATAR BELAKANG

Coresponding Author: desiwahyuni992@gmail.com
355

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Kebutuhan tomat dari tahun ke

tular tanah yang sangat berbahaya bagi

tahun selalu meningkat, hal ini terlihat

tanaman tomat karena patogen dapat

pada peningkatan produksi dan luas areal


bertahan lama dalam tanah. F. oxysporum

pertanaman secara nasional. Data luas areal

dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10

tanaman

tahun

tomat

menunjukan

10

tahun

adanya


terakhir

dalam

F.oxysporum

konsistensi

bentuk
f.sp.

klamidospora.

lycopersici

mampu

peningkatan. Selama periode 2008-2009


menginfeksi tanaman sejak tanaman dalam

produksi tomat meningkat sebesar 5,18 %

fase

yaitu dari 53,128 ton (Tahun 2008)

mengakibatkan tanaman mati dan gagal

menjadi 55,881 ton (Tahun 2009) dengan

panen (Semangun, 2001). Jamur ini dapat

rata-rata

ton/ha

menyebabkan kerugian besar terutama


(Direktoral Jendral Hortikultura, 2010).

pada varietas yang rentan dan pada kondisi

Namun berdasarkan hasil laporan BPS

lingkungan yang sesuai (Agrios, 2005).

produktifitas

15,27

pembibitan

Menurut

(2013), terjadi penurunan produksi buah

sehingga


Endah

dan

dapat

Novizan

tomat pada tahun 2012 sebesar 6,96 %,

(2002), cendawan patogen tular tanah

sehingga rata-rata produksi buah tomat di

dapat dikendalikan dengan cara menanam

Indonesia pada tahun 2011 sebesar sebesar

varietas tomat yang tahan, penggunaan


954.046 ton, sedangkan tahun 2012 hanya

mulsa plastik, dan perlakuan benih. Cara

887.556 ton.

ini

belum

memberikan

hasil

yang

di

memuaskan. Teknik pengendalian yang


indonesia, salah satunya disebabkan oleh

paling banyak diterapkan adalah aplikasi

gangguan mikroba patogen Fusarium sp.

fungisida sintetik. Tetapi, fungisida ini

yang menyebabkan penyakit layu fuarium

harganya

(Semangun, 2001).

pemakaian fungisida secara terus-menerus

Rendahnya

Wibowo


produksi

(2005)

tomat

lingkungan

yang besar pada tanaman tomat, sehingga

pencemaran

kerugian

20



mahal,


selain

itu

dapat menimbulkan dampak negatif bagi

menyatakan

penyakit ini mengakibatkan kerusakan

menimbulkan

cukup

seperti

resistensi

lingkungan,

dan

patogen,
matinya

organisme non target (Oka, 1995).

30%.

Tingginya kerugian mengharuskan petani

Alternatif pengendalian penyakit

melakukan pengendalian penyakit dengan

layu Fusarium yang ramah lingkungan

mengaplikasikan fungisida sintetis.

adalah dengan menggunakan fungisida

Fusarium

oxysporum

f.sp.

alami dari mikroba antagonis dan ekstrak

lycopersici merupakan salah satu patogen

tumbuhan. Salah satu jenis fungisida alami

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
356

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

adalah ekstrak daun sirih, secara umum

dan Trichoderma sp dalam memghambat

daun sirih mengandung minyak atsiri

perkembangan

sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid, dan

oxysporum

tanin. Senyawa ini bersifat antimikroba dan

penyakit layu fusarium pada tanaman

antijamur

tomat.

yang

kuat

dan

dapat

lycopersici

ini

penyebab

bertujuan

untuk

coli,

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirih

Salmonella sp, Staphylococcus aureus,

dan cendawan Tricoderma sp dalam

Klebsiella,

menghambat

bakteri

antara

lain

Escherichia

f.sp.

Penelitian

menghambat pertumbuhan beberapa jenis

Fusarium

cendawan

Pasteurella,

dan

dapat

pertumbuhan

cendawan

(Agusta

F.oxysporum f.sp. lycopersici penyebab

2000, Hariana 2007). Ekstrak daun sirih

penyakit layu Fusarium pada tanaman

pada konsentrasi 0,5% efektif menghambat

tomat.

mematikan

F.

Candida albicans

oxysporum

dan

bakteri

Ralstonia
BAHAN DAN METODE

solanacearum pada bibit pisang di rumah
kaca

(Phabiola,

2004).

Tempat dan Waktu
Penelitian ini

Sedangkan

pengendalian secara hayati dengan agen

Laboratorium

antagonis bisa menggunakan cendawan

Penyakit

sampai dengan April 2015.

dengan memanfaatkan agen hayati yang

Alat dan Bahan

bersifat antagonis seperti Trichoderma sp.
hiperparasit

dan

Dan dilaksanakan pada bulan Januari

teknik pengendalian lain dapat dilakukan

bersifat

Hama

di

Tumbuhan Universitas Tadulako, Palu.

Trichoderma sp. Menurut Novizan (2002),

Selain

dilaksanakan

Alat yang digunakan pada penelitian

terhadap

cendawan patogen tular tanah, cendawan

ini

yaitu

cawan

petri,

pipet

micro,

antagonis ini juga bersifat dekomposer

timbangan, saringan, corong, tissue, labu

yang dapat mempercepat proses pembuatan

erlemeyer, blander, botol kecil penampung

kompos.

ekstrak, kertas saring Whatman No. 1, ,
cork borer, enkas, kertas alumunium foil

Fungisida alami dari ekstrak daun
cendawan

dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang

yang bersifat ramah

digunakan adalah tanaman tomat yang

lingkungan diharapkan dapat mengurangi

terinfeksi cendawan F. Oxysporum f, sp.

penggunaan fungisida sintetis. Berdasarkan

Lycopersici, daun sirih, isolat cendawan

hal tersebut di atas, maka dilakukan

Tricoderma sp, Alkohol 70 % dan media

penelitian untuk menguji ekstrak daun sirih

PDA.

sirih

serta

Trichoderma sp

dan

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
357

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ciri F. oxysporum, kemudian cendawan di

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis

murnikan pada media PDA.

RAL dan uji T untuk membandingkan daya
hambat ekstrak daun sirih dan cendawan
Trichoderma

ISSN: 2338-0950

sp

dalam

menekan

Perbanyakan
Lokal.

Trichoderma

Dalam

perbanyakan

F. Oxysporum f. Sp

Trichoderma

sp

lycopersici penyebab layu fusarium pada

mengambail

beberapa

tanaman

Laboratorium

Hama

perkembangan

tomat.

Percobaan

dilakukan

sp

Isolat

cendawan

dilakukan

dengan

isolat

koleksi

dan

Penyakit

sebanyak empat kali dengan diameter zona

UNTAD. Hal yang pertama dilakukan

hambat diukur setelah di inkubasi pada

adalah menumbuhkna beberapa isolat yang

suhu 30ºC selama 7 hari.

akan dijadikan bibit ke dalam media PDA.
Setelah itu, di inkubasi selama 3x24

Pelaksanaan Penelitian

jam.Isolat yang pertumbuhannya paling

Isolasi Cendawan F. Oxysporum f.sp
lycopersici Dari Tanaman Tomat Yang
Terinfeksi.
Cendawan

F.

oxysporum

bagus di ambil dan digunakan pada uji
antagonis.

f.sp
Penyediaan Ekstrak Daun Sirih.

lycopersici diisolasi dari tanaman tomat

Ekstrak

yang bergejala layu Fusarium yang di

sirih yang telah menjadi bubuk diambil 100

sakit batangnya diambil dimasukkan dalam

g yang kemudian dilarutkan dalam 1000 ml

plastik, kemudian di beri label untuk

methanol. Setelah itu dimaserasi selama 2

diamati di laboratorium. Isolasi patogen

x 24 jam. Setelah dimaserasi selanjutnya

dilakukan dengan memotong batang yang

bubuk daun sirih yang telah dilarutkan ke

sakit kira-kira 1 cm, setelah itu dicelupkan

dalam metanol dievaporasikan sampai

dalam Beaker glass yang berisi alkohol
dua

menit

mengental (telah menjadi ekstrak) . Hasil

untuk

ekstraksi

menghilangkan kontaminasi pada bagian
luarnya,

kemudian

dibilas

dilakukan

dahulu dan kemudian di haluskan, daun

Biromaru. Setiap tanaman yang bergejala

selama

sirih

dengan cara mengeringkan daun terlebih

ambil dari desa Sidera kabupaten Sigi

70%

daun

digunakan

untuk

uji

daya

hambat..

dengan

mencelupkannya ke dalam akuades steril.

Uji Daya Hambat Ektrak Daun Sirih
Terhadap Pertumbuhan F. oxysporum
f.sp. lycopersici.

Potongan batang yang sakit diletakkan
pada media PDA dan diinkubasikan selama

Pengujian daya hambat ekstrak

tiga hari pada suhu kamar. Setelah

daun sirih menggunakan 0%; 0,05%;

pengamatan mikroskopi menunjukan ciri-

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
358

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

0,15%; dan 0,25 % .Setelah campuran

�:

PDA dan ekstrak memadat biakan murni F.
oxysporum f.sp. lycopersici

� −�



%

Keterangan:
R
:
Presentase
penghambatan
pertumbuhan (%)
r1: diameter pertumbuhan jamur F.
oxysporum pada kontrol (mm).
r2: diameter F. oxysporum f.sp lycopersici
pada tiap perlakuan (mm).

diambil

menggunakan cork borrer dan jamur
tersebut diletakkan tepat di bagian tengah.
Setiap konsentrasi ekstrak dibuat empat
kali ulangan. Biakan jamur tanpa ekstrak
disiapkan sebagai kontrol. Pengamatan
dilakukan setiap hari dengan mengukur
diameter

koloni

perlakuan.

jamur

Persentase

pada
daya

setiap
hambat

dihitung dengan membandingkan diameter
Gambar 1. Skema zona hambat Trichoderma
sp. dan F. oxysporum f.sp lycopersici
(dual culture method).

jamur pada media yang diberi ekstrak
dengan jamur pada media kontrol.

Variabel Pengamatan

Uji Antagonis Trichoderma sp Terhadap
Pertumbuhan
F.
oxysporum
f.sp.
lycopersici.

Variabel pengamatan penellitian ini
adalah diameter koloni F. oxysporum f.sp

Pengujian daya hambat Tricoderma

lycopersici

pada

media

agar.

Untuk

sp dilakukan dengan menuangkan 10 ml

mengetahuai

media PDA ke dalam cawan petri. Setelah

perbandingan daya hambat ekstrak daun

memadat,

jamur

F.

oxysporum

f.sp.

besar

persentase

sirih dengan menggunakan RAL.

lycopersici diinokulasikan dengan jarak

kiri. Kemudian biakan diinkubasi dalam

Untuk membandingkan persentase
daya hambat ekstrak daun sirih dan
Trichoderma sp, maka dilakukan analisis
menggunakan Uji-t (t-test) Menurut
Walpole (2009).

ruang dan pengamatan dilakukan selama

HASIL DAN PEMBAHASAN

3cm dari ujung piring Petri di sisi kanan
dan jamur Trichoderma di piring Petri sisi

satu minggu. Daya hambat jamur antagonis
Isolasi dan Pembuatan Biakan Murni
Cendawan F. oxysporum f.sp. lycopersici
.
Hasil pengamatan makroskopis

Trichoderma sp terhadap jamur patogen F.
oxysporum f.sp lycopersici diukur dengan
menghitung

presentase

penghambatan

yang dilakukan di Laboratorium, diperoleh

yang mengacu pada Imtiaj dan Lee (2008)

hasil

(Gambar 1) dengan menggunakan rumus

morfologi

umum

pertumbuhan

cendawan F. oxysporum f.sp lycopersici

sebagai berikut:

pada media PDA (Gambar 2).
Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
359

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

F.oxysporum f.sp lycopersici pada hari
pertama setelah inkubasi belum terlihat
adanya
a

b

cendawan

Perkembangan

cendawan Trichoderma sp dan cendawan

Gambar 4.
Koloni F.oxysporum f.sp
lycopersici setelah diisolasi pada
media PDA (a) Biakan murni F.
oxysporum f.sp lycopersici pada media
PDA (b) pengamatan menggunakan
lensa objective 40 X.

Koloni

perkembangan.

yang

F. oxysporum f.sp lycopersici terlihat jelas
pada hari ke 3, 4, 5, 6 setelah inkubasi
(Gambar 4). Cendawam Trichoderma sp
menunjukkan perkembangan yang lebih

telah

cepat di mana jari-jari koloni cendawan

diisolasi dimurnikan pada media PDA.

pada

Biakan cendawan ini berwarna putih pada

dibandingkan jari-jari koloni cendawan

bagian tepi (dipinggir) dengan pusat

F.oxysporum f.sp lycopersici.

berwarna

putih

hari

ke

3,4,5,6

lebih

besar

kekuning-kuningan

(Gambar 2a).
Isolasi dan Pengamatan Pertumbuhan
Cendawan Tricoderma sp.
Pengamatan

koloni

a

b

Gambar 4. Perkembangan Koloni Jamur
Antagonis Trichoderma sp (a) dan
Jamur Patogen F. oxysporum f.sp
lycopersici (b) pada Umur 3 Hsi.

cendawan

Tricoderma sp. pada media PDA terlihat
pertumbuhan awal hifa berwarna putih
kemudian berubah warna menjadi hijau
pada pengamatan hari ke 3 sampai hari ke
7 (Gambar 3).

a

b

Gambar 5. Perkembangan Koloni Jamur
Antagonis Trichoderma sp (a) dan
Jamur Patogen F. oxysporum f.sp
lycopersici (b) pada Umur 5 Hsi
a

b

Gambar 3. Koloni Trichoderma sp pada media
PDA (a) Biakan murni Trichoderma
sp pada media PDA (b) Pengamatan
menggunakan lensa objective 40 X

a

Perkembangan
Koloni
Cendawan
Antagonis dan Cendawan Patogen.
Pertumbuhan
Trichoderma

sp

koloni

cendawan

dan

cendawan

b

Gambar 6. Perkembangan Koloni Jamur
Antagonis Trichoderma sp (a) dan
Jamur Patogen F. oxysporum f.sp
lycopersici (b) pada Umur 7 Hsi.

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
360

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Uji Ekstrak Daun Sirih Terhadap
Pertumbuhan Cendawan F.oxysporum
f.sp lycopersici.
Uji ekstrak daun sirih dilakukan
dengan metode mencampurkan ekstrak

0,15%

0,25%
Gambar 7. Uji ekstrak daun sirih konsentrasi 0
%, 0,05%, 0,15 % dan 0,25 % pada
media PDA umur 7 (Hsi).

daun sirih kosentrasi 0,05 % , 0,15 % dan
0,25

%

pada

média

PDA.

Hasil

pengukuran diameter koloni cendawan
Semua perlakuan ekstrak daun sirih nyata

F.oxysporum f.sp lycopersici dapat dilihat

menghambat pertumbuhan diameter koloni

pada Tabel 1 Hasil analisis menunjukkan

cendawan F.oxysporum f.sp lycopersici

bahwa pemberian ekstrak daun sirih pada

jika dibandingkan dengan kontrol (tabel 1).

media PDA berpengaruh nyata dalam

Pemberian ekstrak daun sirih pada semua

menekan pertumbuhan koloni cendawan

kosentrasi (0,05%, 0,15% dan 0,25 %),

F.oxysporum f.sp lycopersici (Gambar 7).

pertumbuhan
Hasil

uji

BNT

cendawan

rata-rata

F.oxysporum f.sp lycopersici meningkat

diameter koloni cendawan F.oxysporum

pada tiap penggamatan (3,4,5,6, dan 7

f.sp lycopersici dapat dilihat pada Tabel 1.

HSI),

Kontrol

dari

koloni

0,05%

Tabel 1. Diameter Pertumbuhan F. oxysporum f.sp lycopersici Pada Uji % Ekstrak Daun Sirih.
Diameter Koloni Cendawan F.oxysporum (cm)
Perlakuan (%)
3 HSI
4 HSI
5 HSI
6 HSI
7 HSI
Kontrol
3,0 d
3,6 c
4,3 c
5,8 c
6,5 d
0,05
1,40 c
1,55 b
1,78 b
2,33 b
2,58 c
0,15
1,20 b
1,42 a
1,62 b
1,78 a
1,93 b
0,25
1,05 a
1,28 a
1,40 a
1,55 a
1,67 a
BNT
0,09
0,16
0,18
0,25
0,23

nyata lebih baik dibandingkan perlakuan
Ket : 1. Angka sekolom yang diikuti dengan
huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5 %
2. HSI : Hari Setelah Inkubasi.

lain

dan

berbeda

nyata

dari

semua

perlakuan. Dengan peningkatan kosentrasi
ekstrak daun sirih semakin tinggi pula daya

Hasil uji BNT taraf 5 % (Tabel 1)

hambatnya terhadap pertumbuhan diameter

namun peningkatan pertumbuhan yang
terjadi sangat kecil bila dibandingkan

koloni cendawan
lycopersici.

dengan kontrol. Kosentrasi 0,25 % secara

F.oxysporum

f.sp

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
361

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950
Pengamatan uji antagonis dilakukan

ekstrak daun sirih terhadap diameter koloni

sejak hari ke dua setelah inkubasi sampai

F.oxysporum f.sp lycopersici (Gambar 8).

hari ke tujuh (Gambar 9,10 dan 11).

Persentase Daya
Hambat

Besarnya persentasi penghambatan

80
60
40

0,05%

20

0,15%

0

Gambar 9. Uji antagonis Trichoderma sp
terhadap
F.oxysporum
f.sp
lycopersici 3 (Hsi).

0,25%

3 4 5 6 7
hsi hsi hsi hsi hsi

Hari Setela Inkubasi (HSI)
Gambar 8 . Persentase Penghambatan Ekstrak
Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan
F.oxysporum f.sp lycopersici.

Kosentrasi 0,05 % ekstrak daun
Gambar 10. Uji antagonis Trichoderma sp
terhadap F.oxysporum f.sp lycopersici 5(Hsi).

sirih pada 3 HSI sebesar 53 %, kosentrasi
ekstrak 0,15 % sebesar 60 % dan kosentrasi
0,25 % sebesar 65 % dan daya hambat
cenderung semakin meningkat pada tiap
harinya.

Gambar 11. Uji antagonis Trichoderma sp
terhadap
F.oxysporum
f.sp
lycopersici 7 (Hsi)

Uji Antagonis Trichoderma sp Terhadap
Pertumbuhan
F. oxysporum f.sp.
lycopersici

Pertumbuhan Trichoderma sp. dari

Uji antagonisme dilakukan dengan

hari ke 3 sampai hari ke 6 terus meningkat,

metode dual method pada média PDA.

dibandingkan dengan F. oxysporum f.sp

Mekanisme penghambatan yang terjadi

lycopersici

pada uji antagonisme ini yaitu terbentuknya

mampu menghambat perkembangan F.

zona penghambatan pada pertumbuhan

oxysporum f.sp lycopersici dan menutupii

F.oxysporum

dimana

seluruh permukaan media PDA (Gambar

mampu

9,10,11).

cendawan

f.sp

lycopersici

Trichoderma

sp

sehingga

Trichoderma

sp

menutupi seluruh permukaan media

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
362

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Tabel 2. Persentase Pertumbuhan Koloni Cendawan Trichoderma sp pada Uji Antagonis
Hari

Persentase Penghambatan (%)
2
3
4
30
28
28
44,61
43,07
43,07
50,66
49,33
49,33
52,5
53,75
51,25
52,43
53,65
51,21

1

3
4
5
6
7

30
43,07
50,66
52,5
53,65

Pengamatan pada hari ke 3, mulai
menunjukan
cendawan

adanya
antagonis

perkembangan
dan

Rata-Rata

5
30
44,61
50,66
52,5
52,43

29,2
43,69
50,13
52,5
52,68

f.sp lycopersici (Gambar

F.oxysporum
8,9,10)

patogen.

Hasil

pengukuran diameter zona

Trichoderma sp menunjukan perkembangan

hambat menunjukkan bahwa pertumbuhan

yang lebih cepat dimana jari-jari koloni

cendawan

cendawan pada hari ke 3 lebih besar

dibandingkan

dibandingkan cendawan patogen

F.oxysporum f.sp lycopersici. Secara umum

(Gambar

Tricoderma

sp.

pertumbuhan

lebih

cepat

cendawan

daya hambat Trichodrma sp berbeda-beda

9).
Pengamatan diameter zona hambat
Trichoderma

dan cenderung semakin besar pada hari ke 7

terhadap

hal ini dapat dilihat cendawan Trichoderma

F.oxysporum f.sp lycopersici menunjukkan

sp memiliki diameter yang lebih besar yaitu

bahwa cendawan Trichoderma sp, dapat

52,68 mm (Tabel 2). Sedangakan cendawan

menghambat pertumbuhan cendawan

Fusarium oxysporum f.sp lycopersici pada

pertumbuhan

sp,

hari ke 7 memiliki diameter 44,31 mm
(Tabel 3).
Tabel 3. Persentase Pertumbuhan Koloni F. oxysporum f.sp lycopersici Pada Uji Antagonis.
Besar Persentase Penghambatan (%)

Hari

1
20
27,78
34,88
44,83
46,15

3
4
5
6
7

2
20
25
32,56
43,10
44,62

3
20
27,78
34,88
41,38
46,15

4
10
19,44
30,23
39,66
41,54

5
16,67
25
30,23
39,66
43,08

Rata-rata
17,33
25,00
32,56
41,72
44,31

Persentase daya hambat ekstrak
daun

sirih

terhadap

pertumbuhan

kosentrasi sangat berbeda. Daya hambat

cendawan F.oxysporum f.sp lycopersici

ekstrak daun sirih pada kosentrasi 0,05 %

pada tiap-tiap

memiliki daya hambat sebesar 57,,80 %,

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
363

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

sedangkan daya hambat Trichoderma sp

sebesar 64,45 % dan kosentrasi 0,25 %

berkisar antara 44,57 % hingga 46,04 %

memiliki daya hambat sebesar 68,89 %

(Gambar 12).

Persentase
penghambatan Fusarium
f.sp lycopersici

kosentrasi 0,15 % memiliki daya hambat

80.00
57.80
44.57

60.00

64.45

68.89

45.98

46.04

40.00

Ekstrak Sirih

20.00

Tricoderma

0.00
0.05%

0.15%

0.25%

Perlakuan

Gambar 12. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Daun Sirih (0,05%, 0,25, 0,25%) dan Cendawan
Trichoderma sp. Terhadap Pertumbuhan Cendawan F.oxysporum f.sp lycopersici

Setelah Dirata-ratakan.
(Sastrahidayat, 1988). Jamur membentuk

Pembahasan
Pada

pengamatan

pertumbuhan

awal

koloni

F.oxysporum f.sp lycopersici

organ reproduksi berupa mikrokonidia,

cendawan

makrokonidia,

berwarna

(Semangun, 2001).

dan

klamidospora

putih kemudian berubah menjadi kekuning-

Pada pertumbuhan awal koloni

kuningan dan dibutuhkan waktu 7 hari

cendawan Tricoderma sp berwana putih

untuk menutupi hampir seluruh permukaan

kemudian berubahan warna menjadi hijau

cawan petri, sehingga pertumbuhannya

tua dan di butuhkan waktu 7 hari untuk

lebih

dengan

menutupi seluruh permukaan cawan petri

Perubahan

(Gambar 6). Menurut Rifai dkk (1996),

koloni F.oxysporum f.sp lycopersici sangat

Trichoderma sp. pada kultur media akan

berbeda pada setiap harinya, dan terlihat

membentuk koloni dengan cepat dan segera

pada 7 hari setelah inokulasi (HSI) baru

menutupi cawan petri dalam 4 hari pada

warnanya

temperatur 20º C. Koloni memiliki hifa

lambat

di

bandingkan

Tricoderma sp (Gambar 6).

sangat

nampak

dan

jelas

(Gambar 6).

yang berwarna putih sedangkan koloni tua
berwarna

Miselium cendawan ini bersekat

hijau

kehitaman

atau

hijau

dan mula-mula berwarna putih kemudian

kebiruan. Adanya perubahan dari putih

berwarna krem atau kuning pucat dan

menjadi hijau karena konidia jamur ini

dalam keadaan tertentu berwarna merah

mempunyai

muda agak ungu bila ditumbuhkan pada

pigmen berwarna hijau.

media

Potato

Dekstrosa

kemampuan

menghasilkan

Agar

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
364

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Susunan sel Trichoderma bersel

pati, vitamin A, B dan C (Rostiana dkk.,

banyak berderet membentuk benang halus

1991). Hasil penelitian Koesmiati (1966)

yang disebut dengan hifa. Hifa pada jamur

menunjukkan bahwa 82,8% komponen

ini

dan

penyusun minyak atsiri daun sirih terdiri

bercabang-cabang membentuk anyaman

dari senyawa-senyawa fenol, dan hanya

yang disebut miselium. Jamur Trichoderma

18,2% merupakan senyawa bukan fenol.

memiliki bagian yang khas antara lain

Senyawa

miselium berseptat, bercabang banyak,

bakterisidal, fungisidal, maupun germisidal

konidia spora berseptat dan cabang yang

(Fardiaz, 1989).

berbentuk

pipih,

bersekat,

anti

bakteri

dapat

bersifat

Lambatnya pertumbuhan diameter

paling ujung berfungsi sebagai sterigma.
berbentuk

koloni F.oxysporum f.sp lycopersici pada

ujung

perlakuan pemberiaan ekstrak daun sirih

konidiofornya tumbuh sel yang bentuknya

diduga karena telah terjadi reaksi antara

menyerupai botol (fialida), sel ini dapat

senyawa anti cendawan dari ekstrak daun

berbentuk tunggal maupun berkelompok.

sirih terhadap F.oxysporum f.sp lycopersici

Konidia berbentuk semi bulat hingga oval

(Gambar 7). Semakin besar konsentrasi

berwarna hijau cerah, berukuran (2,8-3,2) x

ekstrak daun sirih yang diberikan diduga

Konidiofornya
verticillate.

Pada

kandungan fenol semakin banyak dan

secara

reaksi yang ditimbulkan akan semakin kuat.

aseksual dengan membentuk spora di ujung

Menurut Andarwulan dan Nuri (2000),

fialida atau cabang dari hifa.

semakin banyak fenol maka aktifitas

Trichoderma

dan

bagian

halus.

(2,5-2,8)

μm,

bercabang

berdinding

berkembangbiak

antioksidan akan semakin meningkat.

Pengamatan yang dilakukan selama

Adanya

7 hari menunjukkan perlakuan ekstrak daun

penghambatan

terhadap

cendawan

pertumbuhan F.oxysporum f.sp lycopersici.

F.oxysporum f.sp lycopersici pada tiap-tiap

diduga karena adanya fenol sebagai zat anti

kosentrasi sangat berbeda dan lebih kecil

mikroba yang terdapat dalam ekstrak daun

pada kosentrasi ekstrak yang lebih tinggi.

sirih telah merusak dinding sel cendawan

sirih

pada

pertumbuhan

sirih

F.oxysporum f.sp lycopersici, sehingga

mengandung minyak atsiri 1-4,2% yang

menyebabkan pertumbuhan jamur menjadi

terdiri

lambat.

Secara

dari

umum

daun

hidroksikavikol,

kavikol,

Lebih

lanjut
bahwa

Ingram

(1981)

kavibetol, metal eugenol, karvakol, terpena,

menjelaskan

seskuiterpena, fenilpropana, tannin, enzim

fenol mampu memutuskan ikatan silang

diastasae 0,8- 1,8%, enzim katalase, gula,

(cross

linkage)

senyawa-senyawa

peptidoglikan

dalam

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
365

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950
Trichoderma

usahanya menerobos dinding sel cendawan.

cendawan

Ekstrak daun sirih juga telah dilaporkan

menghambat pertumbuhan F.oxysporum

menghambat

f.sp lycopersici dalam waktu 7 hari dan

perkecambahan

spora

Alternaria porri (Foeh, 2000).
Perkembangan

mampu

koloni

menutupi

sp.

seluruh

mampu

permukaan

cawan (Gambar 11).

cendawan

Adanya

antagonis dan cendawan patogen sangat

hambatan

perkembangan

berbeda. Pengamatan pada hari ke dua

pertumbuhan koloni cendawan patogen

cendawan Trichoderma sp sudah mulai

F.oxysporum

terlihat

cendawan

adanya

pertumbuhan

koloni

f.sp

lycopersici
Trichoderma

antagonis

oleh
sp.

sedangkan pada pengamatan hari ke dua

disebabkan karena pertumbuhan koloni

cendawan F.oxysporum f.sp lycopersici

cendawan antagonis Trichoderma sp. jauh

belum terlihat adanya pertumbuhan koloni.

lebih cepat dibanding cendawan patogen

Pengamatan

F.oxysporum f.sp lycopersici.

perkembangan

cendawan

Baker dan Cook

antagonis dan patogen menunjukkan rata-

(1974) dalam

rata pertumbuhan pada 7 hari setelah

Basuki dan Situmorang (1994) cendawan

inkubasi yaitu pada cendawan Trichoderma

Trichoderma

sp mencapai 52,68 % sedangkan pada

misellium cendawan patogen dengan cara

cendawan F.oxysporum f.sp lycopersici

menembus dinding sel dan masuk ke dalam

pertumbuhannya

sel

agak

lambat

44.31%

dapat

mengambil

memparasiti

zat

makanan,

sehingga cendawan patogen akan mati.

(Tabel 2 dan 3).
Menurut

untuk

sp

Clayton

(1923)

Cendawan

penyakit

Trichoderma

sp

dapat

berkembang pada suhu tanah 21 - 33 ˚C.

mengeluarkan enzim dan toksin yang

Suhu optimumnya adalah 28˚ C. Sedangkan

bersifat racun terhadap cendawan Fusarium

kelembaban

Trichoderma

tanah

yang

membantu

sp. Cendawan

ternyata

juga

membantu

menghasilkan antibiotik viridin, glotoxin

Seperti

dan paraceltin yang dapat mengahancurkan

kebanyakan Fusarium, penyebab penyakit

sel cendawan dan enzim : ß (1,3) glukanase

ini dapat hidup pada pH tanah yang luas

serta chitinase yang dapat mengakibatkan

variasinya. Penyakit akan lebih berat bila

menipisnya dinding sel cendawan patogen.

tanaman,

perkembangan

penyakit.

sp dapat

Terjadinya perbedaan hasil persentase

tanah mengandung banyak nitrogen tetapi

penghambatan

miskin akan kalium (Semangun, 1991).

dapat

disebabkan

oleh

adanya kebutuhan nutrisi, kemampuan

Kemampuan daya hambat cendawan
Trichoderma sp. terus meningkat dimana

dalam

berkompetisi,

antibiosis

dan

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
366

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950
1998. Ilmu Penyakit Tumbuhan
(Edisi
Ketiga)
Gadja
Mada
University Press, Yogyakarta.

parasitisme terhadap patogen. Mikroba
dapat menekan perkembangan patogen atau
penyakit dengan mekanisme kompetisi

Agusta A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan
TropikaIndonesia.
Bandung,
Penerbit ITB Press.

terhadap nutrisi atau ruang (bersaing untuk
mendapatkan

makanan

atau

tempat),

antibiosis (memproduksi antibiosis), dan
parasitisme

(berperan

sebagai

Andarwulan dan Nuri. 2000. Phenolic
synthesis in selected root cultures,
and seeds. Food Science Study
Program. Post Graduated Program.
Bogor Agricultural University,
Bogor. 70 hal.

parasit)

(Mukerji and Garg, 1988).
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam

penelitian

ini

maka

dapat

BPS. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia
Tahun 1997-2012.

disimpulkan sebagai berikut :
1.

Ekstrak

daun

sirih

memiliki
Baker KF & Cook RJ., 1974. Biological
Control of Pathogen. San Fransisco:
WH Freeman and Company. 433p.

kemampuan daya hambat yang lebih
efektif

dibandingkan

Trichoderma sp
perkembangan

dengan

dalam menekan
cendawan

Basuki

dan Situmorang A. 1994.
Trichoderma
koningi
dan
manfaatnya dalam pengendalian
penyakit akar putih (Rigidoporus
microporus) pada tanaman karet.
Warta Perkaretan 13(1).

Endah

J
dan
Novizan.
2002.
Mengendalikan Hama dan Penyakit
Tanaman. Agromedia. Jakarta

patogen

F.oxysporum f,sp lycopersici pada taraf
uji t.
2.

Ekstrak daun sirih kosentrasi 0,05 %
memiliki daya hambat sebesar 57,80
%, kosentrasi 0,15 % memiliki daya
hambat sebesar 64,45 % dan kosentrasi

Fardiaz, S. 1989. Keamanan Pangan Jilid I.
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
Fakultas
Teknologi
Pertanian
Institut Pertanian Bogor. 65 hal.

0,25 % memiliki daya hambat sebesar
68,89 %.
Perlu adanya penelitian lanjut tentang

Foeh, R. H. 2000. Pengujian efek fungisidal
beberapa ekstrak tanaman terhadap
Alternaria porri (Ell) secara in
vitro. Skripsi Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor. 60 hal.

pemanfaatan ekstrak daun sirih dalam
menekan perkembangan cendawan patogen
F.oxysporum di lapang dengan kosentrasi
ekstrak yang lebih besar.

Hariana A. 2007. Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya.Edisi ketiga. Jakarta:
Penebar Swadaya.

DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N., 2005. Plant Pathology (3ʳ ʳͩ
edn.). Academic Press, New York.
(Diterjemahkan Oleh Busnia, M.,

Imtiaj

A, and Soo Lee T, 2008.
Antagonistic of Theree Trichoderma

Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
367

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :355-368
Desember 2015

ISSN: 2338-0950

Species on the Alternaria porri
Pathogen
of
Onion
Boltch.
Department of Biology, University
of Incheon, Korea.

Sastrahidayat, I.R., 1988. Ilmu Penyakit
Tumbuhan.
Usaha
Nasional,
Surabaya.

Ingram, L. O. 1981. Mechanism of lysis of
E. coli by ethanol and other
chaotropic agents. Journal of
Bacteriology. 146 (1): 331-335.

Semangun H. 2001. Penyakit-Penyakit
Tanaman
Perkebunan
Indonesia.Yogyakarta: Gajah Mada
Univ Press.

Koesmiati, S. 1966. Daun sirih (Piper betle
Linn) sebagai desinfektan. Skripsi.
Departemen
Farmasi.
Institut
Teknologi Bandung. Bandung. 65
hal.
Mukerji, KG and KL Garg. 1988.
Biocontrol of Plant Disease.
Volume 1. CRC Press, Florida. 159
p.

Walpole, R. E., 2009. Pengantar Statistika
Edisi Ke-3. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Wibowo, A. 2005. Kemampuan Strain
Bakteri
Antagonis
Terhadap
Fusarium Penyebab Layu pada
Tomat dalam Kolonisasi Perakaran
Tomat.
Jurnal
Perlindungan
Tanaman Indonesia. 11 (2)

Novizan.
2002.
Membuat
dan
Memanfaatkan Pestisida Ramah
Lingkungan. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Oka

IN. 1995. Pengendalian Hama
Terpadu dan Implementasinya di
Indonesia. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Phabiola, T. A. 2004. Penggunaan Ekstrak
Beberapa jenis Tumbuhan untuk
Mengendalikan Penyakit Layu
Pisang pada Pembibitan dari
Bonggol.
Thesis.
Denpasar.
Program
Studi
Bioteknologi
Pertanian. Universitas Udayana
Rifai, M., Mujimin, S., dan Aeny, T.N.,
1996. Pengaruh Lama Infestasi
Trichoderma
viride
Terhadap
Intensitas Serangan Phytium sp.
Pada Kedelai. Jurnal Penelitian
Pertanian. 8. (8). 20-25
Rostiana, O., S. M. Rosita, dan D. Sitepu.
1991. Keanekaragaman genotipa
sirih (Piper betle Linn) asal dan
penyebaran. Warta Tumbuhan Obat
Indonesia I (1) : 16-18.
Uji Ekstrak Daun Sirih Dan Cendawan Trichoderma sp Dalam Menghambat Perkembangan
Fusarium oxysporum f.sp lycopersici

(Desi Wahyuni Arsih)
368

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Uji Efektifitas Jamur Antagonis Trichoderma sp. Dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium

23 267 52

Pengelompokan Isolat Fusarium oxysporum f.sp.cubense Dari Beberapa Jenis Pisang (Musa spp.) Serta Uji Antagonisme Fusarium oxyspomm Non Patogenik Dan Trichoderma koningii Di Laboratorium

0 30 85

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum f.sp cúbense ) Pada Beberapa Varietas Tanaman Pisang ( Musa paradisiaca L. )

2 30 74

Uji Efektifitas Beberapa Fungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum (schlecht.) f.sp lycopersici (sacc.) Synd.ei Hans Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)

4 63 70

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95