Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung Di Kecamatan Stm Hulu Kabupaten Deli Serdang

6
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Faktor-Faktor Produksi
Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup
panjang dan penuh resiko. Disamping panjangnya waktu yang dibutuhkan kecukupan
faktor produksi pun ikut menentukan hasil dari produksi.
Sukirno (2003 : 6) berpendapat bahwa ” Faktor produksi adalah benda- benda
yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang-barang atau jasa-jasa.”
Pada umumnya, suatu barang dan jasa yang diproduksi dipengaruhi oleh alam
(tanah), modal dan tenaga kerja sebagai faktor-faktor produksi. Disamping itu, terdapat
faktor-faktor produksi lain yang pengaruhnya tergantung pada barang atau jasa yang
diproduksi.
Menurut Mubyarto (2000 : 57) ”Pembagian faktor-faktor produksi ke dalam
tanah, tenaga kerja dan modal adalah konvensional. Sumbangan tanah adalah
berupa unsur-unsur tanah yang asli da sifat-sifat tanah yang tak dapat dirusakkan
(original and indestructible properties of the soil) dengan nama, hasil pertanian
dapat diperoleh. Tetapi untuk memugkinkan diperolehnya produksi diperlukan

tangan manusia yaitu tenaga kerja petani (labor). Akhirnya yang dimaksud
dengan modal adalah sumber-sumber ekonomi yang diluar tenaga kerja yang
dibuat oleh manusia.”

Tanah merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses produksi. Untuk
mendapatkan hasil produksi yang maksimal, petani harus menjaga unsur- unsur tanah
yang sudah ada, dengan mengelola tanah dengan baik. Tanah yang subur akan
9
Universitas Sumatera Utara

membantu dalam produksi usaha tani yang maksimal.
Moehar (2001 : 50 ) mengatakan bahwa ”Faktor produksi terdiri dari tanah,
modal dan tenaga kerja.” masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai fungsi
yang berbeda namun saling berhubungan satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak
tersedia maka proses produksi tidak akan berbeda. Dapat dilihat bahwa ketiga faktor
produksi tersebut merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan dalam proses produksi.
Petani harus mampu untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan faktro- faktor
produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian
sebagaimana yang diharapkan.


2.2. Lahan
Lahan adalah salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan penting dalam
pertanian. Lahan merupakan tempat penghasil produk pertanian. Dimana menurut
Moehar (2001 : 66) bahwa ”Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian.”
Tidak semua tanah merupakan lahan pertanian akan tetapi sebaliknya semua lahan
pertanian merupakan tanah, lahan merupakan bagian dari tanah, hal ini karena tidak
semua tanah dapat digunakan sebagai lahan dalam usaha pertanian.
Menurut Suratiah (2002 : 61) Lahan dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengukur besar kecilnya usaha tani. Ukuran-ukuran tersebut antara lain:
a. Total lahan usaha tani, yakni jumlah luas lahan yang digunakan untuk usaha tani.
Biasanya dalam ukuran hektar (ha)
b. Total luas pertanian, yakni jumlah aljabar dari luas pertanaman pada lahan usaha
tani yang diusahakan dalam waktu satu tahun.
c. Luas tanaman utama, yakni pengukuran terhadap tanaman utama dimana tidak
dipersoalkan apakah sebagian digolongkan lahan kering yang tidak disawahkan
yang diusahakan untuk tanaman lain.

10
Universitas Sumatera Utara


Menurut Soekartawi (2002 : 15 ) ”Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala
usaha dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efesiensi atau tidaknya
suatu pertanian”.
Luas lahan dapat mempengaruhi jumlah produksi petani, semakin luas lahan
semakin besar pula hasil produksi yang diperoleh petani. Akan tetapi jika petani tidak
dapat memanfaatkan luas lahan tersebut maka semakin luas lahan tidak menjamin
pendapatan petani meningkat dikarenakan denga lahan yang akan sulit untuk dilakukan
pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi, selain lahan yang luas juga
memerlukan tenaga kerja dan modal yang cukup besar pula.
Menurut Tohir (2001 : 94) ”Dengan lahan usaha tani yang sempit akan
membatasi petani berbuat pada rencana

yang lebih lapang. Keadaan yang

demikian akan membuat petani serba salah, bahan menjurus kepada keputusasaan. Tanah
yang sempit dengan kualitas tanah yang kurang baik akan menjadi beban bagi petani
pegelola usaha tani.”
Luas lahan pada usaha tani harus disesuaikan dengan jenis komoditi ynag akan
dikembangkan, lahan juga harus mudah dikontrol sehingga petani dapat dengan mudah
melakukan efesiensi usaha tani.

Lahan yang ada harus diolah dengan menggunkan teknik-teknik pertanian yang
sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat fisik dari tanah dan juga untuk
medapatkan hasil tanaman yang lebih baik.
Menurut Suhadi (Muliati, 2002 : 5) proses pengelolahan lahan dapat dilakukan
dengan 3 cara, yakni :
1. Pembajakan
Pembajakan adalah pengelolahan tanah dengan menggunakan bajak yang
bertujuan untuk meningnkatkan peredaran air dan udara dalam tanah. Dengan
11
Universitas Sumatera Utara

pembajakan maka volume tanah akan menjadi lebih besar karena tanah yang
tadinya padat menjadi lebih longgar sehingga pori-pori juga menjadi lebih besar.
2. Penanaman
Untuk mendapatkan hasil tanaman yang terbaik, sebaiknya penanaman dilakukan
dengan menggunakan varietas bibit unggul dan juga disesuaikan dengan waktu
yang tepat untuk memindahkan tanaman ke lahan pertanian.
3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan dengan cara pemupukan dan pengairan
yang berguna untuk meningkatkanatau mempertahankan kesuburan tanah dan

meingkatkan kualitas tanaman.
Dapat disimpulkan pengolahan lahan adalah salah satu hal yang terpenting dari
usaha pertanian, melalui pegolahan lahan secara maksimal akan dapat menghasilkan
hasil taaman dan menciptakan lingkungan pertanian yang baik. Luas lahan usaha tani
juga menentukan pendapatan, taraf hidup dan derajat kesejahteraan rumah tangga tani.

2.3. Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral).
Pupuk

diberikan

agar

tanaman

(tumbuhan


yang

diusahakan

manusia)

dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia selalu
menuntut lebih terhadap kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan lingkungan di
lakukan agar tanaman memberikan kinerja yang lebih baik. Dengan bantuan hasil
tanaman tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah masuk ke dalam tubuh manusia.

12
Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Manfaat Pemupukan Bagi tanaman
Tujuan pemupukan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang tidak sesuai di
dalam tanah sehingga produksi meningkat. Hal ini berarti penggunaan pupuk dan input
lainnya diusahakan agar mempunyai efisiensi tinggi. Keefisienan pupuk adalah jumlah
kenaikan hasil yang dapat dipanen atau parameter pertumbuhan lainnya yang diukur
sebagai akibat pemberian satu satuan pokok atau hara.

Manfaat dari pemupukan dapat mengembalikan unsur hara baik makro atau mikro
untuk memperbaiki struktur tanah. Sehingga danpak positif dari pemupukan adalah
meningkatkan kapasitas kation, menambah kemampuan tanah menahan air dan
meningkatkan kegiatan biologis tanah, dapat menurunkan jeratan keasaman tanah.
Naman, ada dampaknegatif dari pemupukan karena kandungan hara rendah pupuk yang
dibutuhkan cukup banyak hal ini berakibat biaya ekonomi dan perhitungan dosis agak
susah.
Tanaman memerlukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk tubuhnya dan
memenuhi semua kegiatan hidupnya, unsur-unsur tersebut dihisap oleh tanaman dan
mempunyai guna tertentu. Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh kualitas tanah
yang baik, dan dibatasi oleh ketersediaan unsur hara yang minimum dalam tanah,
kandungan unsur-unsur hara dalam tanah ini sangat mempengaruhi kondisi tanah. Untuk
tanah yang mempunyai keharaan rendah, dapat diberi pupukagar tingkat keharaan
menjadi lebih tinggi dan menjadikan tanah lebih subur.
Aplikasi penggunaan pupuk organik diberikan pada lahan sebelum tanaman
ditanam. Pupuk organik dapak memperbaiki degradasi lahan, terutama kekurangn unsur
karbon. Perombakan bahan organik dari pupuk organik dapat mengembalikan unsur hara
tanah yang berperan menyediakan hara bagi tanaman untuk mendapat produktifitas yang
optimal.


13
Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jenis- Jenis Pupuk
1. Pupuk Organik
a. Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis
polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.
b. Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya
sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
c. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya
jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang.
Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman
pot atau holtikultura.
Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara, daya
resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga membentuk humus
(bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya,
peruraian dari humus akan menambah ketersediaan unsur-unsur hara.
2.

Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)

Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor,

pupuk, majemuk, dan pupuk daun.

2.4. Tenaga Kerja
Setiap usaha pertanian yang dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Tenaga
kerja juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan proses produksi.
Tenaga kerja sangat diperlukan dalam menghasilkan produksi dan dalam mengelola
hasil produksi usaha tani.
Secara umum tenaga kerja (manpower) didefinisikan sebagai penduduk yang
berada pada usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan

14
Universitas Sumatera Utara

jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan Undang-Undang
Tenaga Kerja Tahun 2003 pasal 1 : 2 menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Hernanto (dalam Muliati 2001 : 6) ”Tenaga kerja adalah individu yang
memilki kemampuan bekerja dan tergolong dalam angkatan kerja, bersedia bekerja pada
tingkat upah tertentu yang ditujukan untuk menghasilkan benda ekonomis (produksi).”
Tenaga kerja tersebut mencakup manusia yang bersedia bekerja untuk menghasilkan
barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari manusia
itu sendiri yang kemampuannya di ukur secara usia.
Kebutuhan

tenaga

kerja

pada

setiap

cabang

usaha


akan

berbeda

berdasarkan jenis, kegiatan, jenis komoditi, tingkat teknologi, serta skala usaha dan
waktunya. Pada kegiatan usaha tani sangat memerlukan tenaga kerja dimana
kebutuhannya meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung.
Menurut Tohir (2001 : 70) tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam usaha tani,
yakni dibutuhkan pada usaha:
a. Persiapan tananam
b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat, hama /
penyakit yang digunakan sebelum tanam).
c. Penanaman/ Persemaian
d. Pemeliharaan Penyiangan
Pemangkasan Pemupukan
Pengobatan
Pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air
e. Panen dan Pengangkutan hasil
f. Penjualan
15
Universitas Sumatera Utara

Agar hasil produksi dapat diperoleh secara maksimal, maka perekrutan pekerjaan
harus dilakukan dengan baik.
Menurut Rahardi (2000:16) perekrutan tenaga kerja didasarkan atas tiga macam
golongan yaitu :
1. Tenaga Staf merupakan tenaga ahli degan ingkat pendidikan strata/ sarjana
muda. Tenaga kerja ini bertugas sebagai perencana, pengawas dan mengurus
segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan pemasaran hasil
produksi. Disamping itu terdapat beberapa tenaga lulusan sekolah menengah
atas sebagai tenaga administrasi.
2. Tenaga kerja harian tetap terdiri dari tenaga-tenaga lulusan sekolah pertanian
menengah atas dan buruh tani yang yang berdomisili di sekitar lokasi usaha
dimana tenaga ini bertugas memelihara tanaman.

3. Tenaga kerja harian lepas umumnya mengerjakan pembukaan lahan,
pembuatan kontur awal,penentuan alir dan sebagainya. Pekerjaana ini
dilakukan oleh para buruh tani dengan sistem borongan dan di bawah
pengawasan tenaga ahli.
Sedangkan menurut Suratiah (2002 : 28) tenaga kerja dalam usaha tani terbagi 2,
yakni:
a. Tenaga kerja keluarga petani yaitu tenaga kerja yang bersal dari sekelompok
manusia yang hidup dari satu sumber pendapatan.
b. Tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga yang
pada umumya diberi upah.
Peranan anggota keluarga dalam usaha tani adalah sebagai tenaga kerja disamping
mereka juga mempekerjakan tenaga kerja dari luar yang diupah. Dalam menentukan
16
Universitas Sumatera Utara

jumlah tenaga kerja luar kelurga yang dibutuhkan umumnya tergantung dari dana yang
tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut.
Hermanto (2002:65) berpendapat bahwa ada beberapa cara untuk memperoleh
tenaga kerja luar keluarga yakni:
a. Upahan
Tenaga upahan itu bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Upah
umumnya tidak rasional karena daya mampu tidak diukur secara jelas tetapi
dihitung sama untuk setiap tenaga kerja. Upah untuk pria berbeda dengan
wanita maupun anak-anak.
b. Sambatan
Tenaga kerja sambatan adalah sistem tolong menolong di anatara para petani.
Umumya tidak berdasarkan pertimbangan ekonomi. Sistem ini lebih terikat
dengan adat istiadat.
c.

Arisan Tenaga Kerja
Setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada
anggota lainnya.

Soekartawi (2002:26) menyatakan bahwa ”Skala usaha akan mempengaruhi
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Usaha pertanian skala kecil menggunakan tenaga
kerja dalam keluarga dan tidak memerlukan tenaga kerja yang memilki keahlian.
Sebaliknya pada usaha pertanian skala besar lebih banyak menggunakan tenaga kerja
luar keluarga.”
Mubyarto (2000:123) berpendapat bahwa ”Dalam Usahatani sebagian besar
tenaga kerja berasal dari petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala
keluarga, istri dan anak-anak petani. Anak-anak berumur 12 tahun misalnya
sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat
membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk kesawah atau
17
Universitas Sumatera Utara

membantu penggarapan sawah".
Pada usaha pertanian dengan skala kecil peranan tenaga kerja dalam keluarga
sangat penting. Hal ini menjadi suatu sumbangan dalam keluarga untuk kelancaran
kegiatan produksi usahatani mereka. Dalam melakukan kegiatan usahanya tenaga kerja
dalam keluarga tidak selalu dinilai dengan uang, ini dilakukan mereka untuk menekan
ongkos tenaga kerja yang mestinya dikeluarkan.

2.5. Modal
Modal merupakan aspek ketiga yang penting dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa
memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan walaupun syarat- syarat lain
untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki.
Menurut Mubyarto (2000:106) "Modal adalah barang atau uang yang bersamasama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang
baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian".
Meskipun modal selalu dinyatakan nilainya dalam bentuk uang, namun ada
juga penciptaan modal tanpa penggunaan uang. Meskipun demikian, uang masih
merupakan alat tukar dan pengukur nilai-nilai dari modal tersebut. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa uang adalah alat utama modal. Modal juga termasuk juga
peralatan seperti mesin-mesin, alat-alat besar, dan alat-alat penangkutan.
Modal dalam usaha tani dapat bersumber dari modal sendiri dan modal luar
usaha tani. Dimana modal sendiri bersumber dari pemberian hadiah, warisan dan
menabung. Sedangkan modal dari luar usahatani bersumber dari berbagai jenis
hubungan seperti sewa, hutang atau kredit. Berdasarkan sumbernya tersebut, untuk
modal sendiri petani bebas menggunakannya. Untuk kredit yang milik orang lain
tentunya ada persyaratan. Persyaratan dapat diartikan pembebanan yang menyangkut
waktu pengambilan maupun jumlah serta angsurannya. Untuk modal yang bersumber
18
Universitas Sumatera Utara

dari warisan/ hadiah tentunya tergantung dari si pemberi.
Menurut Rahardi (2006:53-54 ), Modal terdiri atas 2 jenis, yakni:
a. Modal Investasi
Modal investasi adalah modal yang disediakan untuk pengadaan sarana
usaha yang bersifat fisik. modal ini meliputi pembiayaan untuk
pembelian atau penyewaan tanah, pembuatan bangunan gudang dan tempat
penjaga lahan, mesin pertanian alat pertanian, biaya perizinan, saluran irigasi,
jalan atau jika perlu jembatan, dan lain-lain
b. Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal yang diperlukan untuk membiayai semua
kegiatan usaha. modal ini digunakan untuk pembiayaan, seperti bibit, pupuk,
obat (pembasmi dan atau pencegahan hama, penyakit, dan gulma tanaman),
upah tenaga kerja serta biaya pemasaran
Petani yang telah melewati batas kebutuhannya dan dapat menyisihkan
pendapatannya, dalam bentuk investasi, berupa alat-alat Pertanian dan mengatur yang
memberi kemungkinan memperbesar modal yang dapat digunakan untuk memperbesar
pendapatan.
Modal dapat menghasilkan barang baru, dengan demikian akan mendorong
minat tumbuhnya pembentukan modal. Pembentukan modal ini menjadi keharusan untuk
ditumbuhkan di kalangan petani.
Modal dapat dikatakan produktif apabila dalam penggunannya atau akibat
penggunaannya dapat menghasilkan sesuatu hasil yang lebih dari jumlah yang
diperlukan untuk menutupi biaya bagi semua faktor produksi.
Menurut Moehar (2001:21) "Kekurangan modal menyebabkan kurangnya
masukan yang diberikan sehingga menimbulkan risiko kegagalan atau rendahnya hasil
yang akan diterima". Dengan modal yang cukup maka petani dapat memaksimalkan
19
Universitas Sumatera Utara

input dalam pertanian seperti pembelian pupuk, penyediaan teknologi. Penggunaan
modal yang maksimal akan meningkatkan pendapatan petani serta dapat meminimalisasi
kemungkinan kerugian yang terjadi.

2.6.

Pendapatan
Kegiatan usaha tani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang pertanian.

Melalui penjualan produksi pertanian maka akan didapat pendapatan petani.

Petani

dapat menggunakan pendapatannya untuk berbagai kegunaan seperti biaya produksi
selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Menurut Tohir (2001 : 176) "Pendapatan petani adalah jumlah sisa dari
penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya untuk imbalan faktor-faktor luar dan
bunga modal dari luar".
Hernanto (2002:202) mengatakan bahwa penerimaan usaha tani (farm receipts),
yaitu penerimaan dari semua sumber usaha tani meliputi:
a. Jumlah penambahan inventaris.
b. Nilai penjualan hasil.
c. Nilai dari penggunaan rumah dan yang dikonsumsi.

Salah satu tujuan dari pengembangan usaha tani adalah meningkatkan
pendapatan petani dalam melakukan kegiatan usaha tani tersebut. Pada dasarnya petani
menginginkan pendapatan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnva.
Kegiatan usaha tani dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi
setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan yang
besar akan terjadi bila petani memaksimalkan penggunaan faktor-faktor produksi yang
telah tersedia.
Soekartawi (2002 - 14) menyatakan bahwa, "Ada dua cara yang sering dipakai
20
Universitas Sumatera Utara

oleh seorang pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya
yaitu:

1)

menekan

total

biaya

produksi

sekecil-kecilnya

dengan

mempertahankan total penerimaan (cost minimization), 2) menambah total
penerimaan sebesar-besarnya dengan mempertahanakan total biaya (revenue
maximization). Kedua konsep ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk
mencapai keuntungan yang sebesar-besamya7.

Menurut Hermanto (2002: 203) ada beberapa ukuran pendapatan, yakni:
a. Pendapatan kerja petani (operator's farm income) pendapatan ini
diperhitungkan dari: penerimaan dari penjualan hasil ditambah dengan
kenaikan nilai inventaris kemudian dikurangi dengan pengeluaran tunai
kemudian dikurangi pengeluaran yang tidak diperhitungkan.
b. Penghasilan kerja petani (operator's farm labor earning) diperoleh dari
pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai
seperti tanaman dan hasilnya yang di konsumsi keluarga.
c. Pendapatan kerja – ketuarga (family farm labor earning) diperoleh dari
penghasilan kerja petani ditambah dengan nilai tenaga kerja dalam
keluarga.
d. Pedapatan keluarga (family income) diperoleh dengan menjumlah total
pendapatan keluarga dari berbagai sumber.

Menurut Hermanto (2002:208) dalam peningkatan pendapatan petani, ada
beberapa hal yang ikut menentukan, yakni:
a. Jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani
Jumlah produksi dari satu usahatani ditentukan oleh skala usaha produktivitas
21
Universitas Sumatera Utara

yang dapat diperoleh satu unit usahatani.
b.

Harga penjualan
Harga penjualan yang dapat diperoleh petani ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu mutu hasil, pengolahan hasil dan sistem pemasaran serta struktur pasar
yang dihadapi.

c.

Biaya produksi petani
Faktor-faktor yang menentukan biaya produksi adalah ketersediaan modal
yang digunakan, produktivitas tenaga kerja dan kemampuan pengelolaan
usaha tani untuk meningkatkan efisiensi.

Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendapatan petani adalah hal yang sangat
kompleks, dimana banyak sekali faktor-faktor yang menentukan keberhasilannya.
Kegiatan

usaha

tani

bertujuan

untuk

mencapai

produksi

di

bidang

pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari produksi
setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan
usahatani atau pendapatannya nantinya akan mendorong petani untuk dapat
memanfaatkannya dalam berbagai kegunaan seperti untuk : biaya produksi periode
selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

2.7. Teknik Pengumpulan Data
2.7.1.Jenis dan Sumber Data
Prosedur Pengambilan data penelitian menggunakan data primer. Data tersebut
diperoleh dari hasil wawancara langsung dan diskusi dengan petani yang menjadi
sampel atas kuisioner penelitian. Sedangkan untuk data sekunder, data diperoleh dari
instansi yang terkait atau perusahaan setempat, buku – buku ilmiah, media internet,
jurnal penelitian maupun dari referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
22
Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Cara Pengumpulan Data
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.

Observasi

Observasi yaitu mengamati langsung pada objek yang akan diteliti. Disini yang
diamati adalah keadaan yang ada di Desa Huta II Kecamatan Hatonduan Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara.
b.

Wawancara dan Diskusi

Peneliti melakukan wawancara dan diskusi dengan petani, kelompok tani, untuk
memperoleh informasi mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan usahatani
jagung
c.

Angket

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada
responder untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap Pertanyaan tersebut ditentukan
skor-nya dengan menggunakan rating scale.
2.8.

Metode Analisis Data

Suatu penelitian akan menjadi jelas, terarah tujuannya bila didukung oleh organisasi
pengolahan data yang baik dan sistematis. Tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis

data

dengan perhitungan angka-angka dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian
tersebut, dengan menggunakan rumus-rumus berikut ini :
2.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Untuk menguji apakah instrumen angket yang dipakai cukup layak digunakan
sehingga mampu menghasilkan data yang akurat yang sesuai dengan tujuan ukurannya
maka dilakukan uji validitas. Sugiyono (2003, hal. 114) menyatakan bahwa pengukuran
validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan (content validity)
dengan cara mengkolerasikan skor item masing-masing variabel dengan skor total
23
Universitas Sumatera Utara

masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang layak dan tidak
layak. Perhitungan kolerasi antara pernyataan atau pertanyaan ke-1, ke-2 dan seterusnya
dengan skor total digunakan alat uji kolerasi Pearson (product moment coefficient of
correlation) dengan menggunakan perangkat lunak statistic package for social sciences
(SPSS) versi 15. Adapun rumus korelasi Pearson (Sugiyono, 2003. hal 182) adalah :

b. Uji Reliabilitas
Setelah diperoleh item-item soal yang valid maka langkah selanjutnya menguji
reliabilitas tes yang sudah valid dengan menggunakan rumus alpha yang bertujuan untuk
mengetahui apakah tes yang sudah diberikan sudah layak atau tidak kepada sampel yang
telah ditetapkan. Menurut Nugroho (2005, hal. 53) menyatakan reliabilitas atau
keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai reliabilitas dalam penelitian ini,
hasil reabilitas dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi nilai r, sebagai berikut
(Arikunto, 2006, hal. 18) :
Tabel. 2.1. Interpretasi besarnya nilai r
Besarnya Nilai r

Interpretasi

0,81 – 1,00

Sangat Tinggi

0,61 – 0,80

Tinggi

0,41 – 0,60

Sedang

0,21 – 0,40

Rendah

0,00 – 0,20

Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2006)

24
Universitas Sumatera Utara

20

2.8.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar
variabel di mana variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Model regresi linear berganda secara matematik dinyatakan dalam
persamaan berikut :

Dimana :
Y

= variabel terikat

X₁, X₂,..Xn

= variabel bebas

α

= konstanta

b₁,b₂,…bn

= koefisien regresi Y atas X

Dalam tulisan ini

Y = α0 + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3+b4 X4

2.8.3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Total
Sampling adalah pengambilan sampel dari semua anggota populasi.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 KK dengan taraf kesalahan 10% dimana
yang dijadikan sampel adalah petani yang memiliki tanaman jagung.

25
Universitas Sumatera Utara

2.8.4. Variabel Peneltian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor produksi yaitu
- Luas lahan (Ha)
- Tenaga kerja (Orang)
- Modal (Rp)
- Pupuk (Ton/Ha)
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan

2. Definisi Operasional
a.

Lahan adalah areal tempat penanaman jagung yang di ukur dengan per satuan
luas. Indikator lahan yaitu :
-

Luas Lahan (Ha)

b. Pupuk adalah Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun nonorganik (mineral). Indikator pupuk yaitu
-

Jenis pupuk yang digunakan

c. Tenaga kerja adalah efektifitas tenaga kerja untuk mengelola usaha tani jagung
baik dalam keluarga maupun luar keluarga. Indikator tenaga kerja yaitu :
-

kemampuan tenaga kerja

-

pengetahuan dan keterampilan

-

aktivitas

-

Jumlah tenaga kerja

d. Modal adalah dana atau biaya yang digunakan atau dikeluarkan dalam mengelola
usaha tani jagung. Indikator Modal yaitu:
-

Biaya produksi atau usahatani (Rp)
26
Universitas Sumatera Utara

e. Pendapatan adalah seluruh hasil yang diperoleh dari penjualan jagung setelah
dikurangi dengan dengan biaya-biaya produksi. Indikator Pendapatan yaitu:
-

Jumlah Produksi (ton/ Ha)

-

Harga Jual (Rp/Kg)

Tabel 2.2. Operasional Variabel
Variabel
Lahan (X1)

-

Indikator
Luas Lahan

Pupuk (X2)

-

Biaya Produksi

Modal (X3)

-

Biaya Produksi

Tenaga Kerja (x4)

-

Jumlah Tenaga kerja
Pengetahuan
Keterampilan
Aktivitas
Jumlah produksi
Harga jual

Pendapatan (Y)

Nomor
1,2,3,4,
5,6,7
8,9,10,
11,12,
13,14,
15
16, 17,
18, 19,
20, 21,
22
23,24,
25,26,
27,28
29.30,
31.32,
33,34,
35

27
Universitas Sumatera Utara