Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008015 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tatanan Penelitian
Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Panti Wilasa (RSPW)
Citarum Semarang. Rumah sakit ini berdiri di naungan YAKKUM
(Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum) yang berada di Solo.
RSPW Citarum memiliki beberapa ruang rawat inap yaitu: Ruang
Anggrek (perawatan pasca operasi), Bougenvil (obgin), Cempaka
(penyakit dalam), Dahlia (anak), Flamboyan (VIP), HCU, ICU, Peristi.
RSPW Citarum juga memiliki kamar bersalin, poliklinik, UGD dan
kamar bersalin. Penelitian dilakukan di Ruang Angrrek, Ruang
Anggrek memiliki beberapa ruang rawat inap seperti: ruang utama
terdapat 4 ruangan, kelas 1 terdapat 5 ruangan, kelas 2 terdapat 4
ruangan masing-masing berisi 2 tempat tidur, kelas 3 terdapat 3
ruangan masing-masing berisi 4 tempat tidur. Selain itu,

Ruang

Anggrek memiliki 1 nurse station, 1 ruang tindakan, 1 ruang obat, 1
ruang perawat, 1 dapur, 1 kamar mandi dan WC, 1 ruang alat bersihbersih dan gudang.
Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September sampai 9

Oktober 2013 di di RSPW Citarum, yaitu di ruang Anggrek. Karena
sebelumnya peneliti melakukan praktek RSPW Citarum sehingga
memudahkan peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit tersebut.

Partisipan tiga orang suami yang masing-masing istri mereka
dengan kanker payudara, pasca mastektomi kurang dari setahun.
Alasan peneliti memilih partisipan dengan istri yang sudah
melakukan operasi kurang dari 1 tahun adalah untuk mengetahui
bagaimana partisipan dapat mengkondisikan kembali dirinya setelah
operasi yang telah dilakukan terhadap orang istrinya.
Partisipan dalam penelitian ini disarankan oleh kepala ruangan.
Wawancara

dilakukan

2

kali

untuk


melengkapi

data

yang

dibutuhkan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan
bhsp (bina hubungan saling percaya) dengan partisipan atau istri
dan melakukan kontrak waktu. Jika partisipan dan istri bersedia,
maka

peneliti

melakukan

penelitian

awal


yaitu

peneliti

memberitahukan tujuan penelitian dan hal-hal apa yang akan
ditanyakan selama wawancara. Setelah itu peneliti mengajukan
pertanyaan wawancara, sesudah wawancara dilakukan peneliti
meminta izin untuk bertemu lagi, jika masih ada data yang kurang.
Selain itu, kendala yang ditemukan peneliti saat melakukan
penelitian yaitu ada beberapa pasien yang belum menikah dan ada
juga yang sudah berstatus janda sehingga peneliti tidak bisa
melakukan penelitian pada pasien-pasien tersebut.

4.2 Gambaran Umum Riset Partisipan
1.2.1

Gambaran Partisipan I
Partisipan pertama Bapak A, usia 49 tahun, suku Jawa,
tinggal di Semarang. Pernikahan Bapak A dan Ibu T sudah
berjalan selama 17 tahun. Mereka memiliki 3 orang anak,

yang pertama berinisial D duduk dikelas 2 SMA, yang kedua
berinisial G sekarang duduk dikelas 3 SD dan anak yang
ketiga berinisial Y siswa TK.
Bapak

A

Bekerja

sebagai

marketing

salah

satu

perusahaan obat dan Ibu T adalah ibu rumah tangga. Bapak
A sering keluar kota karena tuntutan pekerjaan. Pada saat
Ibu T dioperasi, Bapak A tidak mendampingi Ibu T, karena

saat itu beliau bertugas diluar kota.
Ciri-ciri fisik Bapak A memiliki tinggi badan ± 165 cm,
berkulit

gelap,

rambut

sudah

mulai

beruban

dan

mengenakan celana panjang jeans berwarna biru dan kaos
berkerah warna putih.
Penelitian dilakukan dengan interval waktu 1 bulan setelah
operasi. Wawancara dilakukan pada tanggal 15 september

2013, pukul 18.00-19.30 WIB di rumah Bapak A. Saat peneliti
tiba, Bapak A sedang bercerita dengan tetangganya di depan
rumah. Posisi wawancara yaitu peneliti duduk berhadapan
dengan Bapak A, tepatnya diruang tamu. Awal wawancara

peneliti meminta izin

merekam percakapan menggunakan

handphone dan meminta menandatangani inform consent.
Suasana wawancara sangat tenang dan Bapak A dapat
menjawab semua pertanyaan yang diajukan walaupun ada
beberapa jawaban yang menyimpang dari pertanyaan. Saat
wawancara Bapak A sangat kooperatif dan sangat humoris
sehingga membuat suasana wawancara sangat nyaman.
1.2.2

Gambaran partisipan II
Partisipan kedua Bapak R, usia 46 tahun, suku Jawa,
berdomisili di Demak. Istri yang bernama Ibu S, usia

pernikahan mereka telah menginjak 22 tahun. Mereka
dikaruniai 2 orang anak laki-laki, yang pertama bernama B
telah lulus SMA, sekarang bekerja ditempat kerja bapaknya
sebagai karyawan di salah satu perusahaan kayu di
Semarang. Dan anak kedua bernama P, duduk dibangku
kelas 2 SMP. Ibu S sebagai ibu rumah tangga.
Bapak R selalu berada di samping ibu bahkan ketika Ibu S
operasi 7 bulan lalu, Bapak R selalu mendampingi. Awalnya
Ibu S tidak ingin dioperasi karena takut, namun Bapak R
memberi pengertian dan penjelasan kepada Ibu S bahwa
tindakan operasi sangat penting untuk kesehatan ibu.
Ciri-ciri fisik Bapak R memiliki tinggi badan ± 170 cm,
berkulit gelap, rambut mulai beruban. Saat wawancara Bapak

R mengenakan jaket kulit berwarna coklat dan celana kain
berwarna hitam.
Penelitian dilakukan dengan interval waktu 7 bulan setelah
operasi. Wawancara dilakukan di ruang rawat yaitu Kamar
pasien pada hari selasa 17 September 2013, pukul 13.0014.30 WIB. Diruang rawat pasien tersebut berisi 4 tempat
tidur pasien dan semua terisi sehingga suasana wawancara

saat itu agak terganggu.
Ketika peneliti menemui Ibu S, ibu sedang istirahat di
tempat tidur tanpa ada yang menemani karena Bapak R
sedang kerja. Ibu meminta peneliti menunggu sampai jam 1
siang, saat Bapak R pulang kerja. Saat bertemu dengan
Bapak R terlihat rambut masih acak-acakan dan Bapak R
sedikit pendiam. Posisi saat wawancara peneliti dan Bapak R
duduk berhadapan di samping tempat tidur pasien. Awal
wawancara peneliti meminta izin menggunakan perekam
suara yaitu handphone dan meminta menandatangani inform
consent. Selama wawancara Bapak R dapat menjawab
semua pertanyaan, walaupun ada beberapa jawaban yang
menyimpang, tetapi peneliti tetap berusaha fokus pada topik
dan mengulangi beberapa

pertanyaan

karena Bapak R

kurang mengerti. Selain itu, suara Bapak R sangat kecil

sehingga peneliti meminta membesarkan volume suara.

1.2.3

Gambaran Partisipan III
Partisipan ketiga Bapak S, usia 59 tahun, suku Jawa,
berasal dari Grobogan. Bapak S telah menikah dengan Ibu S
selama 22 tahun. Mereka mempunyai 3 orang anak, yang
pertama adalah bernama T sudah bekerja sebagai karyawan
di salah satu perusahaan swasta dan telah menikah, anak
kedua bernama U sebagai wiraswasta dan anak ketiga
bernama

W bekerja sebagai karyawan. Bapak S adalah

petani dan Ibu S bekerja sebagai wiraswasta. Ibu S telah
menjalani operasi 1 bulan lalu dan selalu ditemani oleh
Bapak S. Selama masa kemoterapi, Ibu S selalu mengikuti
nasihat dokter dan selalu mendengar apa yang dikatakan
Bapak S.

Ciri-ciri fisik Bapak S yaitu tinggi badan ± 155 cm, kulit
putih berkeriput, hampir semua rambutnya beruban, saat
wawancara Bapak S menggunakan kaos berwarna putih dan
menggunakan celana panjang hitam berbahan kain.
Wawancara dilakukan di ruang rawat kamar pasien, hari
Selasa 09 Oktober 2013, pukul 17.00-18.30 WIB. Kamar
pasien berisi 4 tempat tidur dan semua terisi sehingga proses
wawancara sedikit terganggu. Saat peneliti datang menemui
Bapak S, terlihat Ibu S sedang makan malam yang dibantu
oleh menantunya dan Bapak S sedang duduk bersila

disamping tempat tidur Ibu S. Pada saat wawancara, Bapak
S dan menantunya duduk saling berhadapan. Bapak S tidak
menguasai bahasa Indonesia sehingga dibantu menantunya
yaitu istri dari anak pertama partisipan, sebagai penerjemah.
Bapak S kurang memahami beberapa pertanyaan sehingga
menantunya mengulangi pertanyaan agar

mengerti dan


menjawab pertanyaan. Namun peneliti berusaha membuat
suasana akrab agar Bapak S merasa nyaman.
1.3 Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Burhan
Bungin (2003). Langkah pertama yaitu mengumpulkan data dengan
cara wawancara mendalam pada partisipan yang dipilih sesuai
karakteristik. Pertemuan pertama peneliti membuat janji, jika
pasrtisipan bersedia maka peneliti melakukan wawancara awal dan
pertemuan kedua peneliti melakukan wawancara lanjutan untuk
melengkapi data. Semua pertanyaan dapat dijawab oleh partisipan
walaupun kadang terjadi miss comunication tapi peneliti berusaha
fokus pada pertanyaan yang diajukan. Semua hasil wawancara
direkam menggunakan handphone. Peneliti juga menggunakan
catatan lapangan untuk menggambarkan situasi dan ekspresi
partisipan saat peneliti melakukan wawancara.

Data

yang

telah

dikumpulkan

dalam

rekaman,

peneliti

mendengarkan secara berulang-ulang kemudian hasil wawancara
tersebut dibuat jadi satu percakapan yang tersusun sesuai dengan
pertanyaan. Selanjutnya peneliti membuat transkrip dalam bentuk
tulisan secara verbatim. Hasil transkrip dicari pernyataan yang
signifikan dengan mempertebal pada kalimat yang bermakna sesuai
dengan fenomena yang diteliti mengenai dukungan sosial suami
terhadap istri dengan kanker payudara pasca mastektomi. Setelah
itu peneliti melakukan analisis terhadap pernyataan yang signifikan
tersebut dan mengelompokan data-data sesuai tema dan memotong
pernyataan yang tidak dibutuhkan. Hasil dari tema tersebut
dikelompokan lagi, dianalis untuk mendapatkan sub tema yang dari
kelompok yang dikategorikan.
Penelitian ini menemukan 3 tema utama dan sub tema yang
menjawab tujuan umum terkait dengan dukungan sosial suami
kepada istri dengan kanker payudara pasca mastektomi. Adapun
tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sejauh
mana dukungan sosial suami terhadap pasien dengan kanker
payudara pasca mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum,
Semarang. Tema-tema tersebut adalah (1) Bentuk-bentuk dukungan
sosial suami yang diberikan kepada istri dengan sub tema :
dukungan emosional, dukugan informasi, dukungan instrumen, (2)
Sumber-sumber yang perlu memberikan dukungan sosial kepada

istri dengan sub tema : sumber dukungan yang berasal dari orangorang yang selalu ada dalam sepanjang hidup istri, sumber
dukungan yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan
dalam kehidupan istri, sumber dukungan yang berasal dari individu
yang sangat jarang memberi dukungan dalam kehidupan istri, (3)
Pengaruh dukungan sosial yang diberikan suami kepada istri.
Tema-tema yang dihasilkan dari penelitian ini dibahas secara
terpisah untuk mengungkap makna atau arti dari berbagai
pengalaman partisipan dalam menjalani hidupnya. Namun tematema tersebut saling berhubungan satu sama lainnya untuk
menjelaskan suatu esensi pengalaman suami dalam memberikan
dukungan sosial kepada istri dengan kanker payudara pasca
mastektomi.
1.3.1

Analisa Kasus Partisipan I
1.3.1.1 Dukungan Emosional
1. Percaya dan pasrah pada Yang Di Atas dapat
Menyembuhkan Penyakit Istri
Indikator

ini

menjelaskan

bahwa

partispan

memberikan dukungan emosional kepada istrinya.
Partisipan pasrah

dan memberikan semangat

kepada istri, jika kita dapat meyakinkan diri kita
sendiri sembuh pasti sembuh.

“Saya kaget, karena selama ini ibu tidak pernah
merasa sakit.

Apapun yang terjadi Saya hanya

pasrah kepada yang di Atas serta memberikan
semangat, obat yang paling manjur itu adalah dari
diri kita”
Selain itu partisipan percaya bahwa Yang Diatas
akan memberikan yang terbaik bagi keluarganya
khususnya untuk istrinya.
“Saya

percaya

sungguh-sungguh

kalau

kita

kepasa

meminta

Tuhan,

dengan

pasti

akan

diberikan yang terbaik bagi saya dan keluarga,
Amin”
2. Memberikan perhatian penuh kepada istri
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan
memberikan perhatian bukan hanya materi saja
tapi juga dukungan emosional. Walapun partisipan
jarang dirumah karena tuntutan pekerjaan tetapi
partisipan selalu memberikan perhatian lewat
telepon.
“Jika saya bekerja di luar daerah saya selalu
menghubungi

ibu serta memberi kekuatan. Ibu

sering mengeluh soal biaya. Saya mengatakan

pada ibu jangan pikirkan mengenai biaya, selama
kita masih bekerja Tuhan pasti akan memberikan
yang terbaik”
Partisipan juga mengatakan bahwa rasa sayang
harus ditunjukan melalui rasa tanggung jawab
kepada istri dan anak-anak.
“Menurut saya rasa sayang tidak perlu ditunjukan,
yang penting kita harus mempunyai rasa tanggung
jawab”
Partisipan juga berusaha membuat istri tidak
terlalu memikirkan penyakit yang dialami dengan
mengajak jalan-jalan, jika ada waktu kosong.
“Saya memotivasi ibu seperti memberi semangat,
memberi perhatian penuh, mengajak jalan-jalan,
membuat suasana selalu riang dan apapun yang
membuat ibu selalu senang”
3. Memberikan pemahaman kepada istri mengenai
penyakit yang dialami
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan
berusaha membuat istrinya tidak takut dengan
penyakit

yang

dialami

dengan

memberi

pemahaman mengenai penyakit yang dialami.

“Memberikan gambaran bahwa penyakit itu begini
penyakit ini begitu. Namun tidak usah takut karena
semua itu kita kembalikan sama yang Diatas”
4. Meyakinkan istri pasti sembuh
Indikator ini menjelaskan partisipan meyakinkan
istrinya agar selalu berpikir

bahwa obat yang

paling mujarab itu adalah diri kita sendiri, jika istri
berpikir sembuh, pasti akan sembuh.
“Obat yang paling mujarab adalah dari keyakinan
diri kita sendiri kita pasti sembuh”
5.

Menyetujui operasi yang dilakukan istri
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan
memberikan dukungan informasi kepada istri.
Partisipan percaya dokter dapat menyembuhkan
penyakit istri dibandingkan penyembuhan alternatif.
“Menurut saya lebih baik ke dokter karena dokter
lebih dapat percaya. Jika kita ke penyembuhan
alternatif, biaya lebih banyak dan belum tentu
sembuh”

1.3.1.2 Dukungan Informasi
Menyarankan periksa ke dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan memberikan
dukungan informasi kepada istri terbukti dengan
partisipan

menyatakan

bahwa

sangat

setuju

dengan operasi yang dilakukan karena diagnosa
penyakit

dapat

dibuktikan

dengan

hasil

laboratorium
“Saya

sangat

setuju

dengan

operasi

yang

dilakukan, karena data dan diagnosanya dapat
dibuktikan

dengan

hasil

laboratorium

yang

menyatakan bahwa penyakit ibu Stadium 1”
1.3.1.3 Dukungan Instrumen
Biaya Pengobatan Ditanggung Asuransi
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan
menggunakan asuransi kesehatan dari pemerintah
karena biaya kemoterapi sangat mahal, sehingga
asuransi sangat membantu.
“Bukan

hanya

dukungan

emosional,

juga

dibutuhkan dukungan materil. Mengenai penyakit
ibu, jujur saja saya tidak mampu. Alhamdulillah,
kemarin waktu ibu kemoterapi saya menggunakan
asuransi dari pemerintah”

Partisipan mengatakan bahwa obat kanker
sangat mahal sehingga ada beberapa obat yang di
beli sendiri karena kebetulan partisipan bekerja di
salah satu perusahaan obat
“Obat kanker mahal dan kebetulan saya bekerja di
perusahaan obat. Obat kemoterapi saya beli
sendiri, jadi dapat mengurangi biaya pengobatan”
1.3.1.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orang-orang
yang selalu ada sepanjang hidup istri
Orang-orang terdekat
Indikator

yang

diberikan

partisipan

ini

menjelaskan bahwa anak-anak dan keluarga
dekat banyak memberi dukungan kepada istri.
“Anak-anak, kakak dan adik-adik saya dan
keluarga ibu juga sangat mendukung”
1.3.1.5 Sumber dukungan yang berasal dari individu
yang sedikit berperan dalam kehidupan istri
Teman kerja
Indikator ini menjelaskan bahwa teman kerja
partisipan memberi dukungan, mereka datang
menjenguk istrinya dirumah. Partisipan tidak

menyangka mereka akan datang dan memberi
dukungan moril kepada istrinya
“Atasan dan rekan kerja saya juga memberi
dukungan. Mereka datang menjenguk ibu sambil
memberikan

dukungan

moril.

Saya

tidak

bayangkan sebelumnya, atas perhatian mereka
kepada keluarga saya”
1.3.1.6 Sumber dukungan yang berasal dari individu
yang sangat jarang memberi dukungan dalam
kehidupan istri
Tetangga, teman sekolah anak dan orang
yang tidak dikenal
Indikator

ini

menjelaskan

partisipan

menyatakan bahwa banyak orang yang datang
kerumah

menjenguk

istri

seperti

tetangga-

tetangga, teman sekolah anak bahkan orang
yang tidak dikenal sekalipun. Partisipan merasa
sangat terbantu dengan dukungan mereka dan
merasa tidak sendiri.
“Tetangga-tetangga, teman TK anak saya bahkan
orang yang tidak ada hubungan keluarga datang
menjenguk ibu sambil memberi motivasi. Dengan

suasana seperti ini kami keluarga merasa tidak
sendiri”
1.3.1.7 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan Kondisi
Psikologis Istri
1. Istri menerima nasihat yang diberikan
Indikator ini menjelaskan bahwa istri dapat
menerima dukungan yang diberikan. Terbukti
saat partisipan pulang kerja malam, istri tidak
marah-marah. Yang paling penting adalah saling
mengerti satu sama lain.
“Ibu sangat menerima dukungan saya, menuruti
setiap

nasihat

yang

saya

berikan,

saling

memahami keadaan masing-masing. Walaupun
saya kerja pulang malam kadang tidak pulang.
Ibu menerima keadaan ini yang penting kami
saling mengerti”
2. Istri tampak kuat dan seperti tidak sakit
Indikator ini menjelaskan bahwa partisipan
merasa puas dan tenang karena istri mulai
sembuh bahkan tampak seperti orang yang tidak
sakit. Istri tampak baik-baik saja dan dapat
meneruskan kehidupannya sehari-hari.

“Saya lihat ibu kuat menghadapi hal ini. Ibu
kelihatan

seperti

tidak

mengalami

masalah.

Melihat keadaan ini saya merasa puas yang
penting bagi saya ibu bisa sembuh, bisa tehindar
dari penyakit yang menakutkan dan ibu merasa
terayomi”
1.3.2

Analisa Kasus Partisapan II
1.3.2.1 Dukungan Emosional
1. Memberi kekuatan kepada istri
Indikator

menjelaskan

partisipan

memberi

dukungan emosional kepada istri. Partisipan
memberi kekuatan kepada istri untuk dapat
menerima keadaan dengan sabar, fokus pada
kesehatan dan banyak berdoa. Dengan tujuan
istri cepat sembuh dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
“Saya mengatakan kepada ibu agar kita sabar
menghadapi keadaan ini dan berusaha

agar

sembuh sambil berserah kepada Tuhan. Tuhan
pasti menolong kita”
Partisipan juga memberi semangat kepada istri
agar tidak sedih memikirkan penyakit yang

dialami dan terus berpikir positif bahwa istri pasti
sembuh.
“Semaksimal mungkin saya memberi semangat
kepada ibu, agar ibu tidak sedih dan kepikiran
penyakitnya”
2. Meyakinkan istri pasti sembuh
Indikator

ini

menjelaskan

partisipan

meyakinkan istrinya pasti sembuh walaupun
banyak anggapan penyakit kanker itu adalah hal
yang menjurus pada kematian. Tetapi partisipan
percaya semua penyakit pasti ada obatnya.
“Orang-orang

awam beranggapan penyakit

seperti adalah penyakit yang istilahnya sudah
dekat dengan kematian. Tapi saya yakin semua
penyakit yang ada didunia ini, Insyah Allah ada
obatnya”

3. Menyetujui operasi yang dilakukan istri
Indikator ini menjelaskan partisipan sangat
setuju dengan operasi yang dilakukan istri
walaupun istri takut dioperasi. Tetapi partisipan

berusaha memberi pemahaman bahwa operasi
dilakukan demi kesehatan istri.
“Dokter menyarankan agar segera di operasi.
Saya sangat setuju, tetapi ibu tidak setuju karena
takut dioperasi. Saya memberi kekuatan kepada
ibu bahwa tidak ada pengobatan lain yang harus
ditempuh

selain

melalui

operasi.

Ini

harus

dilakukan demi kesehatan ibu”
1.3.2.2 Dukungan Informasi
Menyarankan periksa ke dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan memberi
dukungan informasi kepada istri. Dapat dibuktikan
dengan

pernyataan

paham

dengan

partisipan
penyakit

yaitu
istri

kurang
sehingga

menyarankan istri periksa ke dokter.
“Bagaimana hasilnya, itu penyakit apa, saya kan
orang kurang paham tentang penyakit seperti itu
makanya saya langsung periksakan k dokter.
Ternyata

setelah

diperiksakan

k

dokter

B

dinyatakan besok operasi. Sesudah operasi,
dokter

B

menjelaskan

bahwa

penyakit

termasuk kanker payudara yang ganas”

ini

1.3.2.3 Dukungan Instrumen
1. Biaya pengobatan ditanggung asuransi
Indikator ini menjelaskan biaya pengobatan
istri dari partisipan dibantu oleh asuransi dari
kantor tempat kerja partispan. Walaupun tidak
semua biaya pengobatan ditanggung asuransi,
partisipan merasa sangat terbantu karena biaya
pengobatan istri sangat mahal.
“Biaya Pengobatan ibu sangat mahal , untungnya
sebagian dari pengobatan ini ditanggung kantor
saya”
2. Membantu

Mengerjakan

pekerjaan

istri

dirumah
Indikator ini menjelaskan partisipan membantu
pekerjaan

istri

dirumah

yaitu

mengerjakan

pekerjaan ibu rumah tangga. Partisipan mengaku
kewalahan tapi partisipan ikhlas mengerjakan
karena ibu harus istrahat total demi kesembuhan.
“Awalnya saya kebingungan, semua pekerjaan
ibu saya yang mengerjakan karena ibu harus
istirahat total. Tetapi hal itu tidal menjadi masalah
bagi saya, yang penting ibu cepat sembuh”

1.3.2.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orangorang yang selalu ada sepanjang hidup istri
Orang-orang terdekat
Indikator ini menjelaskan istri dari partisipan
mendapat dukungan dari partisipan sendiri, anak
serta

keluarga

besarnya.

Partisipan

sangat

bersyukur akan hal tersebut dan merasa keluarga
tidak meninggalkan mereka.
“Dukungan suami sangat perlu, juga dukungan
anak-anak dan keluarga besar. Saya sangat
bersyukur karena semua keluarga juga memberi
dukungan”
1.3.2.5 Sumber dukungan yang berasal dari individu
yang sedikit berperan dalam kehidupan istri
Teman kerja
Indikator ini menjelaskan partisipan dan istri
mendapat dukungan dari teman kerja dan ibu-ibu
ngaji

datang

menjenguk

dirumah

serta

mendoakan agar istri cepat sembuh.
“Teman-teman kerja saya dan teman ibu-ibu ngaji
istri juga datang memberi dukungan. Mereka
datang kerumah mendoakan ibu. Saya tidak
menyangka mereka begitu peduli pada istri saya”

1.3.2.6 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan
Kondisi Psikologis Istri
Istri pasrah dan dapat menerima keadaan
Indikator ini menjelaskan istri dari partisipan
menerima dukungan yang diberikan terbukti
dengan dapat menerima keadaan. Partisipan
mengatakan istrinya merasa jauh lebih baik, lebih
sabar dan tidak berkecil hati.
“Ibu merasa jauh lebih baik, lebih sabar dan tidak
berkecil hati”
1.3.3

Analisa Kasus Riset Partisipan III
4.3.3.1 Dukungan Emotional
Percaya Sepenuhnya pada Dokter
Indikator

ini menjelaskan partisipan tidak

mengetahui penyakit yang dialami istri. Partisipan
menyerahkan semua dan percaya sepenuhnya
pada dokter.
“Awalnya saya tidak mengetahui penyakit seperti
itu. Apa yang dikatakan dokter itulah yang terbaik“

4.3.3.2 Dukungan Informasi
Menyarankan kepada istri memberiahu anak
tentang penyakit istri
Indikator

ini

menjelaskan

partisipan

menyarankan kepada istri untuk memberitahu
penyakit istri pada anak pertama. Pada hari
dimana mengetahui penyakit istri, hari itu juga
anaknya menjemput ibu dan ayahnya dari desa
dan dibawa ke Semarang.

Dengan tujuan

memeriksakan ibunya kedokter.
“Saat mengetahui ada benjolan di payudara ibu,
saya menyarankan memberitahu anak pertama
yang berada di Semarang. Saat mengetahui
penyakit

ibunya,

hari

itu

juga

anak

saya

menjemput ibunya di desa dan dibawa ke
Semarang”
4.3.3.3 Dukungan Instrumen
Mendapat bantuan materi dari dokter
Indikator

ini

menjelaskan

partisipan

dan

istrinya mendapat bantuan materi dari dokter.
Partisipan mengaku tidak mampu membiayai
kemoterapi istrinya. Ketika dokter mengetahui
keluhan partisipan maka dokter menyarankan

untuk

melakukan

kemoterapi

di

tempat

prakteknya dengan biaya lebih terjangkau.
“Biaya kemoterapi sangat mahal kami tidak
mampu

untuk

menangani

ibu

dikemoterapi
bayaran

di

lebih

membayar.
memberi
tempat

Dokter

yang

kemudahan
prakteknya

murah.Saya

agar

dengan

bersyukur

bisa

bertemu dr. B”
4.3.3.4 Sumber Dukungan yang Berasal dari orangorang yang selalu ada sepanjang hidup istri
Orang terdekat
Indikator

ini

menjelaskan

istri

mendapat

dukungan dari orang terdekat seperti partisipan
sebagai suami dan anak-anaknya.
“Menurut

saya

dukungan

dari

orang-orang

terdekat sangat perlu yaitu suami dan anak-anak”
4.3.3.5 Sumber Dukungan yang Berasal dari Individu
yang Sangat Jarang Berperan dalam
Kehidupan Istri
Mendapat dukungaan dari dokter
Indikator ini menjelaskan partisipan dan istri
mendapat dukungan dari dokter. Dokter sangat

membantu dan tidak mempersulit pengobatan
istrinya.

Selain

itu,

dokter

juga

membantu

meringankan biaya pengobatan.
“saya beruntung ketemu dr. B, beliau sangat
membantu

kami

dan

tidak

mempersulit

pengobatan ibu”
4.3.3.6 Pengaruh Dukungan dengan Perubahan
Kondisi Psikologis Istri
1. Istri sangat membutuhkan perhatian
Indikator
membutuhkan

ini

menjelaskan
perhatian

dari

istri

sangat

suami

yaitu

partisipan. Jika partisipan keluar kamar harus
beritahu istrinya, saat makan juga minta disuap.
“Setelah operasi , ibu ingin perhatian penuh dari
bapak. Kalau keluar kamar akan ditanyakan mau
kemana, menanyakan keluar lama atau tidak
bahkan makan minta untuk disuap”
2. Istri pasrah dan dapat menerima keadaan
Indikator ini menjelaskan istri pasrah dan dapat
menerima keadaan, tidak banyak menuntut.

“Ibu pasrah dengan keadaannya dan tidak
memaksakan

kehendaknya

apakah

dituruti

kemauannyya atau tidak”
4.4 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
triangulasi. Triangulasi yang dilakukan pada istri partisipan.
4.4.1

Triangulasi Riset partisipan I
Pada partisipan I peneliti melakukan triangulasi pada istri
partisipan. Informasi yang didapatkan dari istri partisipan
adalah sebagai berikut; Menurut istri partisipan, partisipan
adalah seorang yang perhatian. Walaupun partisipan jarang
dirumah tetapi partisipan selalu menanyakan kabar istri. Hal
itu terbukti saat peneliti melakukan kontrak waktu dengan
istri partisipan, istri sedang menerima telepon dari suami
yang saat itu sedang berada di luar kota. Istri partisipan
juga mengatakan, partisipan memiliki sifat humoris. Disaat
ibu lagi stres, partisipan mengajak berbicara diselingi
guyonan.

Istri

partisipan

juga

mengatakan

selama

mengetahui penyakit yang dialami istri sampai saat
triangulasi dilakukan, partisipan sangat perhatian dan selalu
mendukung apa yang dilakukan istri, yang penting tidak
mengganggu kesehatan istri. Istri mengatakan sangat

bersyukur karena mempunyai suami yang sangat perhatian
dan dapat menerima dirinya apa adanya.
4.4.2

Triangulasi Riset Partisipan II
Partisipan II triangulasi yang dilakukan kepada istri
partisipan sendiri. Informasi yang didapatkan dari istri
partisipan adalah sebagai berikut; Menurut istri partisipan,
partisipan adalah seorang yang sangat peduli keluarga.
Saat partisipan mengetahui ada benjolan dipayudara istri,
partisipan

mengajak

periksa

kedokter.

Ketika

dokter

mengatakan istri akan dioperasi, partisipan setuju dengan
operasi yang akan dilakukan. Tetapi istri tidak mau dan
takut dioperasi, partisipan memberi pemahaman kepada
istri bahwa operasi sangat penting untuk kesehatan istri.
Istri merasa partisipan sangat peduli dengan kesehatan istri.
Hal itu yang membuat istri berpikir partisipan mendukung
segala hal yang berhubungan dengan kesehatan istri.
4.4.3

Triangulasi Riset Partisipan III
Pada partisipan III triangulasi dilakukan pada istri
partisipan. Informasi yang didapatkan adalah sebagai
berikut; menurut istri partisipan, partisipan adalah seorang
yang pendiam. Partisipan tidak banyak bicara, saat
mengetahui ada benjolan di payudara istri, partisipan

memberitahukan anak pertamanya. Ketika mengetahui
penyakit ibunya, anak sulung tersebut membawa istri dan
partisipan ke Semarang untuk diperiksakan kedokter.
Selama pengobatan dilakukan baik itu operasi sampai
kemoterapi, partisipan selalu mendampingi istri. Mulai dari
menyuapi istri sampai membantu ibu kekamar kecil
partisipan

selalu

mendampingi

dan

membantu.

Istri

partisipan mengatakan, walaupun istri selalu mengeluh sakit
partisipan selalu sabar mendampingi ibu dan memberi
kekuatan.
4.5 Pembahasan
Pembahasan dilakukan berdasarkan tiga tema yang telah
ditentukan yaitu; bentuk-bentuk dukungan sosial, sumber-sumber
dukungan sosial dan pengaruh dukungan sosial. Ketiga tema
tersebut dibagi lagi menjadi beberapa sub tema.
4.5.1

Tema I Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
Dari hasil wawancara yang dilakukan dari ketiga partisipan,
ketiga partisipan tersebut dapat memberikan dukungan sosial
kepada istri. Dukungan sosial yang diberikan kepada istri
berupa;

1. Dukungan Emosional
Indikator ini menjelaskan bahwa suami, keluarga dan
orang disekitar memberikan dukungan emosional kepada
istri dengan kanker payudara pasca mastektomi. Bentuk
dukungan emosional yang diberikan sangat berpengaruh.
Menurut Sarafino (2006)

dukungan emosional dapat

menyebabkan penerima merasa nyaman, tentram, dan
merasa dimiliki bantuan tersebut dapat berupa semangat,
kehangatan

personal,

dan

cinta.

Terbukti

dengan

partisipan I memberikan beberapa dukungan emosional,
dalam penelitian ini disebut sub tema. Sub tema yang
dimaksud yaitu; pasrah dan percaya kepada Yang Diatas
dapat

memberikan

menyembuhkan

penyakit

istri,

memberikan perhatian kepada istri, memberi pemahaman
kepada istri mengenai penyakit yang dialami, meyakinkan
istri pasti sembuh, menyetujui operasi yang dilakukan istri.
Partisipan

II

juga memberikan

beberapa dukungan

emosional kepada istri seperti; memberi kekuatan kepada
istri, meyakinkan istri pasti sembuh, menyetujui operasi
yang dilakukan istri. Begitu juga dengan partisipan III
memberi dukungan sosial kepada istri seperti; percaya
sepenuhnya kepada dokter dapat membantu proses
penyembuhan penyakit istri.

2. Dukungan informasi
Indikator ini menjelaskan bahwa dukungan informasi
dibutuhkan oleh seseorang dalam menghadapi suatu
masalah yang membuat dirinya stres. Menurut Sarafino
(2006) dukungan informasi dapat berupa saran untuk
memilih beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan
penerima dukungan dalam mengatasi masalah contohnya
seperti nasehat, arahan, saran ataupun penilaian tentang
bagaimana penerima dukungan melakukan sesuatu.
Ketiga partisipan dalam penelitian menunjukan bahwa
mereka sanggup memberi dukungan informasi berupa
saran kepada istri mereka masing-masing. Partisipan I dan
partispan II memberikan dukungan informasi, peneliti
mengkategorikan dukungan informasi menjadi sub tema
yaitu;

menyarankan

partisipan

III

periksa

memberi

kedokter.

dukungan

Sedangkan

informasi

berupa;

menyarankan istri memberitahu anak tentang penyakit
istri.
3. Dukungan instrumen
Indikator ini menjelaskan bahwa dukungan instrumen
merupakan dukungan yang berupa bantuan secara
langsung dan nyata seperti membantu meringankan tugas
orang yang sedang stres dan mendapatkan keringanan

biaya

dalam

kesehatan

proses

(Sarafino,

pengobatan
2006).

seperti

Partisipan

I

asuransi
dan

istri

mendapat dukungan instrumen berupa asuransi dari
pemerintah. Partisipan II dan istri mendapat dukungan
instrumen berupa asuransi dari tempat partisipan II
bekerja dan

partisipan

II

juga memberi dukungan

instrumen kepada istri dengan membantu mengerjakan
pekerjaan dirumah seperti bersih-bersih rumah dan
menyiapkan makanan. Partisipan III dan istri mendapat
dukungan instrumen yaitu keringanan biaya pengobatan
dari dokter.
Dukungan tersebut diberikan kepada istri dengan tujuan,
agar istri merasa nyaman, tentram, percaya diri, merasa
bernilai, dapat menghargai dirinya sendiri, merasa dimiliki dan
dicintai ketika mengalami stres (Sarafino, 2006).
4.5.2

Tema II Sumber-sumber Dukungan Sosial
Sumber dukungan sosial banyak diperoleh individu dari
lingkungan sekitarnya. Sumber dukungan sosial merupakan
aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami. Dengan
pemahaman tersebut, seseorang akan mengetahui pada siapa
ia akan mendapatkan dukungan sosial yang sesuai dengan
situasi dan keinginannya yang spesifik, sehingga dukungan
sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua bela pihak.

Sama halnya dengan ketiga partisipan, dari hasil wawancara
yang dilakukan ketiga partisipan. Istri dari masing-masing
partisipan menerima dukungan sosial dari berbagai sumber.
Indikator ini menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat
diperoleh

dari

berbagai

sumber.

Ketiga

partisipan

mengungkapkan bahwa istri mereka mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Partisipan I mengatakan bahwa istrinya
mendapat dukungan orang terdekat yaitu dari partisipan
sebagai suami, anak, keluarga, atasan kerja dan rekan kerja
partisipan, tetangga, teman sekolah anak, bahkan orang tidak
dikenal.

Partisipan

II

mengungkapkan

bahwa

istrinya

mendapat dukungan dari semua orang yaitu dari partisipan
sebagai suami, anak-anak, keluarga besarnya, teman kerja
partisipan dan ibu-ibu ngaji istri. Sama halnya dengan
partisipan III mengatakan bahwa istri mendapat dukungan dari
partisipan sebagai suami, anak-anak dan dokter yang
membantu dalam proses pengobatan istri.
4.5.3

Tema III Pengaruh Dukungan Sosial
Indikator ini menjelaskan bahwa istri dari partisipan dapat
menerima dukungan yang diberikan. Partisipan I mengatakan
istri dapat menerima nasihat yang diberikan, istri terlihat kuat
dan seperti tidak sakit. Partisipan II juga mengatakan istri
dapat menerima keadaan. Partisipan III mengatakan istri dapat

menerima keadaan dan istri perlu perhatian lebih. hal tersebut
sangat didukung oleh Hawari (2004) yang mengemukakan
bahwa secara teori dukungan sosial dapat menurunkan
kecenderungan

munculnya

kejadian

yang

dapat

mengakibatkan stress dan kecemasan. Apabila kejadian
tersebut

muncul,

interaksi

dengan

orang

lain

dapat

memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian
tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi
munculnya stres.

Dukungan sosial juga dapat mengubah

hubungan antara respon individu pada kejadian yang dapat
menimbulkan stres dan stres itu sendiri.
Dari ketiga tema diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga
partisipan dapat memberikan dukungan sosial kepada istri
masing-masing. Terbukti dengan adanya respon positif ketiga
istri partisipan yaitu; istri dapat menerima nasihat, istri dapat
menerima keadaan dan istri terlihat kuat dan kelihatan tidak
sakit. Dukungan sosial yang diberikan suami dan orang
disekitar memiliki kedekatan interpersonal yang memiliki
manfaat yang sangat baik untuk istri dengan kanker payudara.
Pemberian dukungan sosial yang tepat dapat membantu istri
untuk mengurangi tekanan psikologis yang dihadapinya.
Sehingga penderita memiliki keseimbangan untuk menahan
emosi yang dirasakannya dan membuat lebih bersemangat

dalam menjalani proses pengobatan. Karena bagi penderita
kanker

payudara

dukungan

sosial

merupakan

bentuk

perhatian, merasa dicintai, dimiliki sehingga mereka lebih
merasa nyaman, lebih baik dan memperoleh keyakinan untuk
sehat.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB I

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB II

0 3 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB IV

0 3 248

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Family Centered Care dengan Efek Hospitalisasi pada Anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, Semarang T1 462007022 BAB IV

2 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008015 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008015 BAB II

0 1 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008015 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Suami kepada Istri dengan Kanker Payudara Pasca Mastektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

0 0 16