S SEJ 1202822 Chapter 1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Sekira bulan Juni sampai Agustus 2015 Menteri Pendidikan Anies
Baswedan mengeluarkan beberapa pernyataan dan kebijakan. Di antaranya
adalah yang dilansir dalam Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Anies Baswedan secara simbolis meluncurkan gerakan literasi
sekolah

„Bahasa

Penumbuh

Budi

Pekerti‟.

Gerakan


Literasi

Sekolah

dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan
memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi
pekerti. Oleh karena itu, Pentingnya membaca juga harus diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah. Adapun dari tujuan pembelajaran membaca di sekolah
yaitu memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca, mampu
membaca dalam hati dengan kecepatan membaca yang fleksibel, serta
memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan (Abidin, 2012,
hlm.5).
Menurut Tarigan (2015, hlm.7), membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sesuai
dengan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa membaca adalah suatu
kegiatan untuk memperoleh informasi. Dengan membaca seseorang dapat
memperoleh wawasan yang lebih luas dan dapat memahami hal-hal baru yang

belum pernah dia ketahui sebelumnya. Banyak sekali informasi yang dapat
digali dari kegiatan

membaca. Orang

yang

banyak

membaca

akan

mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang
yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca.
Sesuai dengan tujuan tersebut diperlukan jenis aktifitas membaca
yang tepat, salah satunya adalah membaca intensif. Dengan membaca intensif ini
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

menjadikan siswa dapat lebih memahami lagi isi atau materi dari hasil
bacaannya. Membaca Intensif atau intensif reading adalah studi saksama, telaah
teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu
tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari (Tarigan,
2015, hlm.36). Membaca intensif lebih mengutamakan kepada pemahaman
terhadap bacaan, bukan pada keterampilan-keterampilan membaca yang indah
dan terlihat. Selain itu menurut Ghazali (2010, hlm.297) berpendapat bahwa
membaca intensif adalah membaca teks-teks pendek untuk mencari informasi
dan mengembangkan akurasi di dalam memahami teks secara terinci. Dari kedua
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa membaca intensif adalah membaca
secara seksama dan teliti untuk menemukan informasi yang terdapat dalam
bacaan dan membaca ini juga bersifat untuk lebih memahami terhadap suatu isi
bacaan.
Pemahaman tentang sejarah dapat diperoleh salah satunya adalah
dengan membaca. Namun, dalam membaca siswa tidak hanya melafalkan kata
demi kata, kalimat demi kalimat tanpa arti, tetapi siswa juga dapat memahami

makna yang dibacanya. Membaca merupakan suatu hal yang sangat penting guna
mengetahui tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi. Selain itu
banyaknya konsep-konsep dalam materi buku pelajaran juga membutuhkan suatu
teknik membaca yang tepat agar siswa mudah memahami bacaannya. Merupakan
hal yang mustahil apabila mempelajari sejarah tanpa ada proses membaca.
Seorang siswa dapat memutuskan untuk mempelajari sejarah dengan berbagai
alasan. Diantara alasan-alasan itu ialah suatu rasa ingin tahu misalnya mengenai
masa silsilah keluarga atau tempat tinggal, hasrat untuk menerangkan kepada diri
sendiri mengenai asal-usul budaya, suatu minat patriotik kepada asal usul negeri
kita, kehendak ingin mengetahui latar belakang sosial dan suasana intelektual
seorang tokoh atau bahkan dengan membaca buku sejarah dapat memperoleh
nilai pada saat ulangan (Gottschalk, 2008:138). Untuk mengetahui semua itu
maka seorang siswa perlu membaca sumber bacaan agar dapat menemukan
jawabannya.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


Melalui kegiatan membaca intensif tentu siswa akan memiliki suatu
pemahaman tentang materi sejarah yang lebih baik, karena dengan membaca
intensif siswa akan mengalami proses berpikir untuk mendapatkan pemahaman.
Dalam pembelajaran sejarah, siswa dituntut untuk mendapatkan pemahaman
tentang materi sejarah agar dapat memiliki keterampilan berpikir kesejarahan.
Hal tersebut tercantum dalam tujuan pembelajaran sejarah menurut Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (2013, hlm.4) dalam kurikulum 2013, yaitu:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan
tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan berkelanjutan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di Indonesia.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking) yang
menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan
inovatif.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan
sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri, masyarakat,
dan proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air, melahirkan empati
dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan masayarakat dan bangsa.
6. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa.
7. Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan.
Dari tujuan pembelajaran di atas disebutkan bahwa pembelajaran
sejarah harus mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking)
dan juga menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri,
masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia. Dalam membaca setiap
bagian sejarah, siswa harus dapat mengidentifikasi siapa yang terlibat dalam aksi
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

itu, apa yang terjadi, di mana hal itu terjadi, dan apa peristiwa menyebabkan
tindakan, dan apa konsekuensi atau hasil diikuti tindakan. Dengan cara tersebut

siswa akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir historisnya. Berpikir
historis menurut Frederick D. Drake (Supardan, 2014, hlm.8) adalah lima
keterampilan berpikir yang harus dikuasai siswa saat mempelajari sejarah yaitu
mencakup: (1) chronological thinking, atau “berpikir kronologis”, (2) historical
comprehension atau “pemahaman kesejarahan”, (3) historical analysis and
interpretation atau “analisis dan interpretasi kesejarahan”, (4) historical research
skills atau “keterampilan penelitian kesejarahan”, (5) historical issues; analysis
and decision-making atau “isu-isu kesejarahan; analisis dan pemgambilan
keputusan”. Dari ke lima keterampilan berpikir sejarah tersebut, salah satu
keterampilan yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
sejarah yaitu menumbuhkan pemahaman. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
keterampilan pemahaman kesejarahan (historical comprehension). Menurut
Ma‟mur (2008, hlm.8) menyatakan bahwa historical comprehension adalah
kemampuan untuk mendengar dan membaca cerita dan narasi sejarah dengan
penuh pengertian, untuk mengidentifikasi elemen dasar dari suatu narasi atau
struktur kisah, dan untuk mengembangkan kemampuan menggambarkan
masa lalu berdasarkan pengalaman pelaku sejarah, literatur sejarah, seni, artefak,
dan catatan-catatan sejarah dari masanya.
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa pemahaman
kesejarahan adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa guna

meningkatkan pemahamanya untuk mengidentifikasi makna dari materi sejarah,
baik itu melalui membaca sumber literatur sejarah maupun sumber-sumber
sejarah lainnya. Namun, pemahaman kesejarahan maupun keterampilan
membaca siswa intensif siswa belum nampak pada proses pembelajaran sejarah
di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung. Berdasarkan hasil observasi awal di
kelas X IIS 2 terdapat beberapa permasalahan terkait keterampilan membaca
siswa dalam pembelajaran sejarah.
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Permasalahan tersebut dapat tergambar saat guru menugaskan siswa
untuk membaca buku teks. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak membawa
buku teks dan akhirnya guru menyuruh siswa tersebut untuk meminjam buku
teks ke kelas lain. Selain itu, pada saat membaca buku teks ada beberapa siswa
yang terlihat tidak sedang membaca, melainkan melakukan aktivitas lain seperti
ngobrol dengan temannya, izin ke toilet, memainkan gadget, dan membuat

kegaduhan lainnya.
Masalah lainnya adalah ketika selesai membaca buku teks tersebut,
guru menanyakan beberapa pertanyaan mengenai materi sejarah yang terdapat
dalam buku teks tersebut. Namun, ada siswa yang terlihat belum memahami
betul mengenai materi dalam buku teks karena setelah dia ditanya oleh guru dia
masih belum bisa menjawabnya. Kemudian guru menyuruh dia untuk membaca
kembali jawabanya dalam buku teks dan dia tetap belum bisa menjawab. Sampai
akhirnya dia dibantu oleh temannya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam
kasus ini dapat diketahui bahwa pemahaman kesejarahan siswa juga belum
terlihat.
Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, dapat dikatakan bahwa
pemahaman kesejarahan maupun membaca intensif siswa kelas X IIS 2 pada
pembelajaran sejarah itu rendah. Siswa yang memiliki pemahaman kesejarahan
maupun keterampilan membaca intensif dapat diketahui setelah siswa membaca
bahan bacaan dengan baik dan dapat memahami materi atau isi bacaan tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat sesuai dengan indikatornya, yaitu siswa membaca judul
dan ide utama materi ajar, siswa membuat pertanyaan berdasarkan bahan bacaan,
siswa membaca bahan bacaan dengan baik untuk menemukan jawaban dari
pertanyaan sebelumnya, dan siswa menyusun ringkasan isi bacaan dengan
menggunakan bahasa sendiri. Keempat indikator tersebut harus dilakukan siswa

agar dapat memiliki pemahaman kesejarahan melalui membaca intensif dengan
baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman kesejarahan siswa melalui membaca intensif dalam proses
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

pembelajaran sejarah adalah dengan cara pemilihan teknik yang dirasa tepat,
yakni menggunakan teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Tujuan utama penerapan teknik ini adalah untuk meningkatkan pemahaman atas
isi bacaan, dan mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka waktu yang
lebih panjang. Kita ketahui bahwa dalam pelajaran sejarah banyaknya bahan
bacaan yang harus dibaca dan dipahami oleh siswa. Kebanyakan siswa menjadi
malas untuk membaca materi tersebut, oleh karena itu dengan teknik ini menjadi
salah satu upaya untuk mempermudah siswa dalam membaca materi dalam
bahan bacaan.

Teknik ini mengacu pada pengertian
mengolah

kegiatan

belajar

mengajar bahasa

langkah-langkah
yang

dimulai

dalam
dari

merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran.
Menurut Syah (dalam Purnamasari dkk, 2013, hlm.3) mengemukakan langkahlangkah pembelajaran membaca dengan menggunakan teknik SQ3R, yaitu:
(1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh
teks; (2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan
dengan teks; (3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

telah

tersusun;

(4)

Recite,

maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan, dan (5)
Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
Teknik SQ3R merupakan suatu teknik pembelajaran yang baik
untuk

kepentingan

membaca

secara intensif agar siswa adapat memiliki

pemahaman kesejarahan. Teknik membaca untuk studi ini dianjurkan oleh
seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P.
Robinson, tahun 1941 (Sulistyoningsih, 2008). Teknik ini merupakan salah
satu teknik membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak
digunakan baik dalam penelitian tindakan kelas maupun penelitian eksperimen.

Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Berdasarkan uraian di atas serta hasil observasi prapenelitian di kelas
X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung, maka penerapan teknik pembelajaran SQ3R
(Survey, Qusetion, Read, Recite, Review) diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman kesejarahan sisawa melalui membaca intensif di kelas tersebut.
Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Meningkatkan
Pemahaman Kesejarahan melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R
dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas X IIS 2 SMAN 23
Bandung)”.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan utama adalah
mengenai “Bagaimana Menerapkan Metode Membaca Intensif Teknik
SQ3R untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa ?”. Berdasarkan
latar

belakang

masalah

yang

telah

dikemukakan,

peneliti

membatasi

permasalahan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode
membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan
siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung ?
2. Bagaimana melaksanakan metode membaca intesif teknik SQ3R untuk
meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23
Bandung ?
3. Bagaimana upaya mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam penerapan
metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa di kelas X IIS 2 SMA Negeri 23 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan penerapan
metode membaca intensif teknik SQ3R dalam meningkatkan pemahaman
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

kesejarahan siswa. Namun, secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami penerapan metode membaca intensif teknik SQ3R untuk
meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah.
2. Memperoleh keterampilan pelaksanaan penerapan metode membaca intensif
teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam
pembelajaran sejarah.
3. Mengkaji dan mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam penerapan
metode membaca intensif teknik SQ3R untuk meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa dalam pembelajaran sejarah.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat kepada
dunia pendidikan maupun semua pihak yang terlibat. Kegunaan yang ingin
dicapai oleh peneliti mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis, adapun
manfaatnya ialah :
A. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat pada teori
belajar yang digunakan oleh peneliti yaitu dari Vygotsky. Mengenai hubungan
antara bahasa dan berpikir ini dapat kita simpulkan dari pendapat Vygotsky
bahwa bahasa atau ujaranlah yang mengatur perilaku kognitif serta
membimbing tindakan-tindakan seseorang (Papalia & Odds dalam Tarigan,
2011, hlm.13). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa semakin
terampil seseorang berpikir, maka semakin terampil pula dia berbahasa, dan
sebaliknya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin pula dia berpikir.
Berkaitan dengan teori tersebut maka penelitian ini memberikan manfaat pada
dunia pendidikan dan peneliti menggunakan judul meningkatkan pemahaman
kesejarahan siswa melalui metode membaca intensif teknik SQ3R dalam
pembelajaran sejarah.
B. Secara Praktis
Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Khususnya untuk mata pelajaran sejarah manfaat praktis yang diharapkan
yaitu:
1. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam
setiap proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah.
2. Bagi Guru, dapat memberikan gambaran mengenai metode pembelajaran
yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah.
3. Bagi

Sekolah,

memberikan

referensi

bagi

sekolah

dalam

mengembangkan berbagai macam metode yang digunakan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut
khususnya dalam pembelajaran sejarah.

E.

Struktur Organisasi
Untuk mempermudah penulisan skripsi akan dijabarkan dalam struktur
organisasi skripsi sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang yang menjadi
alasan peneliti sehingga merasa perlu untuk mengkaji dan melakukan penelitian
tindakan kelas tersebut, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dari
penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Teori. Di dalam bab ini akan dijabarkan secara
terperinci menegenai konsep-konsep yang terkait dengan judul penelitian yang
meliputi; pengertian metode pembelajaran aktif, metode SQ3R, tinjauan umum
mengenai

kemampuan

berpikir

mengenai

pemahaman

kesejarahan,

keterampilan membaca intensif dan penerapan metode SQ3R dalam
meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa melalui membaca intensif dalam
pembelajaran sejarah.

Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai
metode yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri atas metode
penelitian, prosedur penelitian, subjek, dan lokasi penelitian, definisi
operasional, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik pengolahan
dan analisis, serta validasi data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai
hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta mengenai seluruh informasi dan
data-data yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. Bab
ini meliputi tentang gambaran umum sekolah dan deskripsi hasil dan
pembahasan mengenai penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan
pemahaman kesejarahan melalui membaca intensif dalam pembelajaran sejarah.
Bab V Simpulan dan rekomendasi. Dalam bab ini akan disimpulkan
bagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan serta berisi pula rekomendasi
untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA. Berisi daftar literatur yang digunakan dalam penulisan
baik buku maupun sumber lain yang relevan.
LAMPIRAN. Berisi berbagai dokumen yang digunakan dalam penelitian
seperti

RPP, instrumen, surat izin penelitian dan foto selama kegiatan

penelitian berlangsung.

Erni Supartini, 2016
Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Melalui Metode Membaca Intensif Teknik SQ3R dalam
Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu