Penanganan boarding pada PT. Prathita Titian Nusantara Di Bandara Internasional Minangkabau

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarik-

dan akhirnya, kebutuhan akan perjalanan memberikan inspirasi bagi penemuanpenemuan atau inovasi yang tidak pernah berkesudahan dalam bidang perdagangan,
eksplorasi, penaklukan, atau hanya untuk sekedar besenang-senang, tidak ada
pengalaman lain yang pernah bisa menandingi pengalaman yang diberikan oleh
petualangan yang gagah berani. Perjalanan berkembang karena adanya kebutuhan untuk
tetap bertahan hidup, keinginan untuk memperluas jaringan perdagangan, dan keinginan
untuk menaklukkan atau memperluas daerah jajahan. Kekuatan pendorong di balik
perkembangan pariwisataadalah rasa ingn tahu tentang dunia dan keinginan untuk
melepaskan diri dari tekanan kehidupan perkotaan.

Jauh sebelum manusia dapat menaklukkan perjalanan lewat jalan raya, berlayar
dengan kapal, atau terbang dengan pesawat udara, satu-satunya metode transportasi yang
dapat mereka lakukan adalah dengan kaki mereka sendiri. Manusia-manusia pertama
adalah nomadic, dipaksa untuk berjalan karena kebutuhan mereka untuk berburu rusa,
bison, burung, dan binatang buruan lainnya. Tidak lama setelah zaman batu es berakhir,

sekitar 8.000 tahun sebelum masehi (SM), para pedagang muncul, menggunkan kulit
kerang sebagai uang. Orang yang tinggal di pedalaman, jauh dari pantai, menghargai
kulit kerang sebagai permata, memberikan inspirasi pada apa yang mungkinboleh
disebut fashion pertama di dunia.

1

Penerbangan lintas samudera mengubah bentuk transportasi udara. Hanya pesawat
terbang besar dengan tiga mesin atau lebih dapat terbang melintasi samudera. Yang
pertama dari jenis adalah buatan Jerman dari jenis Focke-Wulf Condor, dapat
mengangkut penumpang dari Berlin ke New Yorkdalam waktu 24 jam.

Pesawat terbang transport modern pertama, Boing 247, mulai beroperasi pada 1933.
Pesawat terbang dengan mesin kembar ini dapat mengangkut 10 penumpang dan terbang
dengan kecepatan 155 mph pada ketinggian 18.000 kaki. Sebagaimana perjalanan
dengan pesawat jet menjadi sesuatu yang biasa, Bandar di paksa membangun landasan
pacu baru dan menambah bangunan terminal untuk bisa menampung dan melayani
pesawat terbang yang lebih baru dan lebih besar.

Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan
helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana
minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad ( untuk pendaratan helikopter),
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik
untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya seperti bangunan
terminal

dan

hangar.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) : Bandar udara
adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT
(Persero) Angkasa Pura I adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas
bagi angkutan udara untuk masyarakat.

2


Ground Handling berasal dari kata “Ground” dan “Handling”. Ground artinya darat
atau di darat, yang dalam hal ini di Bandara (Airport). Handling berasal dari kata Hand
atau Handle yang artinya tangan atau tangani. To Handle berarti Menangani, Melakukan
suatu pekerrjaan tertentu dengan dengan penuh kesadaran. Handling berarti Penanganan
atau pelayanan (Service ot To Service, sehingga pada banyak kesempatan, kita sering
menjumpai pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam banyak kasus. Kita juga sering
menemukan kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”,
“Ground Operation” maupun “Airport Service”, pada dasarnya mengandung maksud dan
pengertian yang sama, yaitu merujuk kepada “Suatu aktifitasperusahaan penerbangan
yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut
bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat
terbang itu sendiri selama berada di Bandara, untuk keberangkatan (Departure) maupun
untuk kedatangan atau ketibaan (Arrival)”. Secara sederhana “Ground Handling” atau
“Tata Operasi Darat” adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat
di Apron,penanganan penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo serta pos cargo
area.
Menurut Erawati ( 2013 : 5) boarding adalah proses naiknya penumpang kedalam
pesawat mulai dari boarding gate sampai ke cabin pesawat.
Kegiatan-kegiatan boarding

a.

Menempatkan staf pada boarding gate yang telah ditentukan.

b.

Mempersiapkan perlengkapan peralatan boarding gate antara lain : Sigh board,
Radio HT, Hand count, Handling label, Kertas print, Anouncement Board, Prepare
Activity Check list.

c.

Memastikan letak pesawat.

d.

Menginformasikan ke unit transport tentang parker pesawat bila diperlukan.

3


e.

Menginformasikan ke unit Ramp Handling tentang special passenger.

f.

Menginformasikan ke unit yang terkait antara lain security airport, information
service perihal proses passenger masuk ruangan tunggu keberangkatan.

g.

Memeriksa dan memastikan kesesuaian identitas penumpang antara identitas KTP
dengan identitas di boarding pass dengan tujuan tidak adanya kekeliruan atau
kesalahan data pada penumpang.

h.

Memeriksa boarding pass penumpang untuk melihat rute dan registrasi pesawat
serta jam penerbangan dan ruang tunggu agar tidak terjadi kesalahan dalam
memasuki ruang tunggu ( boarding gate ).


i.

Memastikan antara seat numer yang ada di boarding pass atau transit card
penumpang dengan information sheet.

j.

Apabila pada saat pesawat sudah akan flight, tetapi penumpang boarding tidak
sesuai atau masih ada kekurangan, maka petugas boarding gate harus melakukan
pemberitahuan panggilan terakhir ( last minute called ) kepada penumpang yang
bersangkutan, agar segera menuju pesawat.

k.

Apabila pesawat tidak menggunakan avio bridge maka petugas boarding gate akan
menyiapkan anak tangga.

l.


Terakhir petugas boarding gate menyerahkan flight document pada awak kabin..

PTN adalah perusahaan Airport Service independen yang dikelola oleh manajemen
yang professional. Memiliki jaringan yang luas di 33 (tiga puluh tiga) bandara di
Indonesia, dan memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan. PTN merupakan perusahaan
airport services yang melayani dengan baik dan lebih dari 300 unit GSE motorized dan
lebih dari 700 unit non motorized yang beroperasi serta groundstaff yang
terlatih,ramah,terampil dan gesit.

4

1.2.

Alasan Pemilihan Judul
Adapun alasan penulis memilih judul kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui ruang lingkup dan prosedur Penanganan Boarding di Bandara
Internasional Padang.
2. Sebagai mahasiswa Program Studi D3 Pariwisata merasa berkewajiban untuk
membicarakan masalah tersebut.


5

3. Masalah ini belum pernah digarap dan dibicarakan secara terperinci.

1.3.

Pembatasan Masalah

Pembatasan ini sangat penting karena hal-hal yang menyangkut pelayanan yang
diberikan kepada penumpang.Disini penulis tidak mungkin membicarakannya secara
menyeluruh. Karena itu, penulis membuat batasan-batasan yang akan dibicarakan
yaitu hanya mengenai bagaimana prosedur penanganan untuk boarding PT.PTN.

1.4.

Tujuan Penelitian
Setiap penelitian akan mempunyai tujuan agar penelitian tersebut mempunyai arah

dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan prosedur

ground handling, penanganan boarding dan penanganan bagasi.

1.5.

Metode Penelitian

Untuk keabsahan isi kertas karya ini, penulis mempersiapkan data dan keterangan yang
akurat yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun teknik yang digunakan:
1. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu melaksanakan penelitian langsung ke
lapangan, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan
tersebut.
2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu mengumpulkan data dari berbagai
sumber tertulis yang relevan dengan objek penulisan baik berupa buku,
6

majalah,surat kabar, brosur dan literatur lainnya yang mendukung judul kertas karya
ini.

1.6.


Sistematika Penulisan
Didalam penulisan kertas karya ini, penulis mengadakan pembabakan, adapun tujuan

pembabakan ini untuk mempermudah hal-hal yang akan dibahas .
Untuk itu penulis menguraikannya dalam V bab yaitu:
BAB I.

Merupakan Pendahuluan, Latar Belakang, Alasan Pemilihan Judul,
Pembatasan Masalah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II.

Uraian

Teoritis

Tentang

pengertian


Pariwisata,

Pengertian

Kepariwisataan, Prasarana dan Sarana Kepariwisataan, Ruang Lingkup
Kepariwisataaan, dan Mitologi.

BAB III. Tinjauan umum tentang PT.PTN.
Pengertian Groundhandling, Ruang Lingkup Ground Handling, Profil
PT. Pratihita Titian Nusantara, Struktur Organisasi Perusahaan Dan
Uraian Tugas.
BAB IV. Membicarakan tentang Penanganan Boarding PT.PTN Bandara
Internasional

Minangkabau,

Pengertian

Boarding,

Pengertian

Penumpang, Jenis-Jenis Penumpang, Yang Terkait Dalam Penanganan
Penumpang,

Pelaksanaan

7

Loading

Dan

Unloading,

Prosedur

Penanganan Bagasi Rusak Dan Kehilangan Bagasi, Jenis Pesawat
Yang Beroperasi Dan Operational Flight Plan.
BAB V.

Akhirnya pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan dan saran
yang mungkin akan bermanfaat untuk membina kegiatan tersebut
dalam rangka peningkatan selanjutnya.

8