Sistem Rancang Bangun Brankas Berpassword Berbasis Mikrokontroller Atmega32 Menggunakan Program Code Vision AVR

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Code Vision AVR
Ada banyak jenis software yang dapat digunakan sebagai editor yang
sekaligus menyediakan compiler untuk mikrokontroler Atmel AVR dengan
menggunakan bahasa C, diantaranya MikroC for AVR, WinAVR, Image Craft
ICC AVR, IAR Embedded Workbench for AVR, dan CodeVision AVR.
Atmel AVR Atmel AVR jenis ATmega8 yang populer dipakai Atmel
AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang
elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC
(Reduce Instruction Set Computing ) delapan bit, di mana semua instruksi dikemas
dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1
(satu ) siklus clock. Nama AVR sendiri berasal dari "Alf (Egil Bogen) and Vegard
(Wollan) 's Risc processor" dimana Alf Egil Bogen dan Vegard Wollan adalah
dua penemu berkebangsaan Norwegia yang menemukan mikrokontroller AVR
yang kemudian diproduksi oleh Atmel. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan
dalam 10 kelas, yaitu: Keluarga AVR Otomotif Keluarga AVR Z-Link Keluarga
AVR Manajemen Batere Keluarga AVC CAN Keluarga AVR LCD Keluarga
AVR Pencahayaan Keluarga TinyAVR Keluarga MegaAVR ATMega8 Keluarga
AVR USB Keluarga XMEGA Untuk menulis program dan pada AVR, telah
disediakan sebuah software yang bernama AVR Studio.

Selain itu, terdapat beberapa cross compiler dari pihak ketiga yang dapat
digunakan seperti CodeVision AVR Compiler atau ICC AVR.pat beberapa cross

4
Universitas Sumatera Utara

compiler dari pihak ketiga yang dapat digunakan seperti CodeVision AVR
Compiler atau ICC AVR.
CodeVisionAVR adalah sebuah compiler C yang telah dilengkapi dengan
fasilitas Integrated Development Environment (IDE) dan didesain agar dapat
menghasilkan kode program secara otomatis untuk mikrokontroler Atmel AVR.
Program ini dapat berjalan dengan menggunakan sistem operasi Windows® XP,
Vista, Windows 7, dan Windows 8, 32-bit dan 64-bit.
Integrated Development Environment (IDE) telah dilengkapi dengan

fasilitas pemrograman chip melalui metode In-System Programming sehingga
dapat secara otomatis mentransfer file program ke dalam chipmikrokontroler
AVR setelah sukses dikompilasi.
Software


In-System

didesain

Programmer

untuk

bekerja

ketika

dihubungkan dengan development board STK500, STK600, AVRISP mkII, AVR
Dragon, AVRProg (AVR910 application note ), Atmel JTAGICE mkII, Kanda
System STK200+STK300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-SIP,
Futurlec

JRAVR

and


MicroTronics

ATCPU,

dan

Mega2000.Untuk

mengingkatkan kehandalan program ini, maka pada CodeVisionAVR (Automatic
Voltage Regulator) juga terdapat kumpulan pustaka (library) untuk:
a.

Modul LCD Alphanumeric

b.

Philips I2C bus

c.


National Semiconductor Sensor Temperatur LM75

d.

Philips PCF8563, PCF8583, dan Maxim/Dallas Semiconductor Real
Time Clock DS1302 dan DS1307

e.

Maxim/Dallas Semiconductor 1wire protocol

5
Universitas Sumatera Utara

f.

Maxim/Dallas

Semiconductor


Temperatur DS1820,

Sensor

DS18S20, dan DS18B20
g.

Maxim/Dallas Semiconductor Termometer/Thermostat DS1621

h.

Maxim/Dallas Semiconductor EEPROMs DS2430 dan DS2433

i.

SPI

j.


Power Management

k.

Delays

l.

Gray Code Conversion

m.

MMC/SD/SD HC Flash memory cards low level access

n.

Akses FAT pada MMC/SD/SD HC Flash memory card

CodeVisionAVR dapat menghasilkan kode program secara otomatis
melalui fasilitas CodeWizardAVR Automatic Program Generator . Dengan adanya

fasilitas ini maka penulisan program dapat dilakukan dengan cepat dan lebih
efisien. Seluruh kode dapat diimplementasikan dengan fungsi sebagai berikut:
a.

Identifikasi sumber reset

b.

Mengatur akses memori eksternal

c.

Inisialisasi port input/output

d.

Inisialisasi interupsi eksternal

e.


Inisialisasi timer/counter dan watchdog timer

f.

Inisialisasi USART dan interupsi buffer untuk komunikasi serial

g.

Inisialisasi komparator analog dan ADC

h.

Inisialisasi interface SPI dan Two Wire Interface (TWI)

i.

Inisialisasi interface CAN

6
Universitas Sumatera Utara


j.

Inisialisasi I2C Bus, sensor suhu LM75, thermometer/thermostat
DS1621, dan real time clock PCF8563, PCF8583, DS1302, DS1307

k.

Inisialisasi 1 wire bus dan sensor suhu DS1820/DS18S20

l.

Inisialisasi modul LCD

Gambar 2.1.1. Software Code Vision AVR
2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam
sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah
kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.
Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis
dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca
dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar
membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa
membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun
bisa pula menulis hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir

7
Universitas Sumatera Utara

membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat program untuk membuat
suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan
Anda.
Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem
elektronik

yang


sebelumnya

banyak

memerlukan

komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya
terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan
secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor,
peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran,
biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan
mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran
mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih
ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :



Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.



Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang
kompak.
Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler

tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem
minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock

8
Universitas Sumatera Utara

dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem
clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah
beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian
mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.
Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada
dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang
sama.Pada pembahasan ini Mikrokntroler yang digunakan adalah AVR
Atmega32. Fitur lengkap pada AVR ATMega32 adalah:
1.

High-performance, Low-power Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller

2.

Advanced RISC Architecture

3.

Powerful Instructions – Most Single-clock Cycle Execution

4.

32 × 8 General Purpose Working Registers

5.

Fully Static Operation

6.

Up to 16 MIPS Throughput at 16MHz

7.

On-chip 2-cycle Multiplier

8.

High Endurance Non-volatile Memory segments
a. 32Kbytes of In-System Self-programmable Flash program memory
b. 1024Bytes EEPROM
c. 2Kbytes Internal SRAM
d. Write/Erase Cycles: 10,000 Flash/100,000 EEPROM
e. Data retention: 20 years at 85°C/100 years at 25°C
f. Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits In-System
Programming by On-chip Boot Program True Read-While-Write
Operation

9
Universitas Sumatera Utara

g. Programming Lock for Software Security
9.

JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant) Interface
a. Boundary-scan Capabilities According to the JTAG Standard
b. Extensive On-chip Debug Support
c. Programming of Flash, EEPROM, Fuses, and Lock Bits through the JTAG
Interface

10. Peripheral Features
a. Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes
b. One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and
Capture Mode
c. Real Time Counter with Separate Oscillator
d. Four PWM Channels
e. 8-channel, 10-bit ADC 8 Single ended Channels 7 Differential Channels in
TQFP Package Only 2 Differential Channels with Programmable Gain at
1x, 10x, or 200x
f. Byte-oriented Two-wire Serial Interface
g. Programmable Serial USART
h. Master/Slave SPI Serial Interface
i. Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator
j. On-chip Analog Comparator
11. Special Microcontroller Features
a. Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection
b. Internal Calibrated RC Oscillator
c. External and Internal Interrupt Sources

10
Universitas Sumatera Utara

d. Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down,
Standby and Extended Standby
12. I/O and Packages
a. 32 Programmable I/O Lines
b. 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, and 44-pad QFN/MLF
13. Operating Voltages
a. 2.7V - 5.5V for ATmega32L
b. 4.5V - 5.5V for ATmega32
14. Speed Grades
a. 0 - 8MHz for ATmega32L
b. 0 - 16MHz for ATmega32
15. Power Consumption at 1MHz, 3V, 25°C
a. Active: 1.1mA
b. Idle Mode: 0.35mA
c. Power-down Mode: < 1μA

Gambar 2.2.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega32
11
Universitas Sumatera Utara

2.3 Pengertian Keypad
Keypad adalah saklar-saklar push button yang disusun secara matriks yang
berfungsi untuk menginput data seperti, input pintu otomatis, input absensi, input
datalogger dan sebagainya. Saklar-saklar push button yang menyusun keypad
yang digunakan umumnya mempunyai 3 kaki dan 2 kondisi, kondisi pertama
yaitu pada saat saklar tidak ditekan, maka antara kaki 1, 2 dan 3 tidak terhubung
(berlogika 1), sebagaimana terlihat pada gambar gambar 2.2.1.

Gambar 2.3.1 : Keypad 4x4
Sedangkan pada kondisi kedua adalah saat saklar ditekan, maka kaki 1, 2
dan 3 akan terhubung dan berlogika 0 sebagaimana terlihat pada gambar 3.2 (b).
2.4 Selonoid Door Lock
Solenoid Door Lock adalah salah satu selenoid pengunci otomatis yang
difungsikan khusus sebagai selenoid untuk pengunci pintu brankas. Door Lock
Selenoid ini membutuhkan tegangan supply 12V. Sistem kerja dari Selenoid Door
Lock ini adalah NC (Normally Close). Katup selenoid akan tertarik jika ada
tegangan dan sebaliknya katub selenoid akan memanjang jika tidak ada tegangan.
Spesifikasi dari Selonoid Door Lock ini adalah:
a. Material : Metal, Electronic Parts
b. Rated Voltage : DC 12V

12
Universitas Sumatera Utara

c. Current : 1A
d. Stroke : 10mm
e. Force : 15N
f. Total Size : 6.4 x 2.6 x 2cm/2.5'' x 1'' x 0.8''(L*W*H)
g. Cylinder Size : 2.8 x 1.8cm/1.1'' x 0.7'' (L*D)
h. Cable Length : 18cm/7.1''
i. Net Weight : 108g
j. Package Content : 1 x Door Solenoid Electromagnet
k. Designed for 1-10 seconds long activation time

Gambar 2.4.1. Selonoid Door Lock
2.5 LCD 2 X 16
LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai
banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari
penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan
13
Universitas Sumatera Utara

manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih),
maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan
dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang
digunakan

sebelum

transistor

ditemukan.

Beberapa

keuntungan

LCD

dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,
tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor
CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.

Gambar 2.5.1 LCD 2x16
LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi
piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan
baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),
yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang
ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang
digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan
berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar
dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa
microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat
menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang
14
Universitas Sumatera Utara

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di
bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu
(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.
LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2
baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data
dan 3 bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7

RS
4
RW 5
EN 6

LCD 16x2

1
GND
3
LCD Drv
16
V-BL

10
11
12
13
11
12
13
14

2
VCC
V+BL15

+5VDC

Gambar 2.5.2. Konfigurasi Pin LCD
Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses
proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan
instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap
karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter
(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah
utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display

15
Universitas Sumatera Utara

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.2 menunjukkan operasi
dasar LCD.
Tabel 2.5.1 Operasi Dasar LCD
RS R/W

Operasi

0

0

Input Instruksi ke LCD

0

1

Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1

0

Menulis Data

1

1

Membaca Data

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan
suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan
untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,
mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film
Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah
ditingkatkan daru yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan
warna.
Tabel 2.5.2 Konfigurasi Pin LCD
Nomor Pin

Nama

Keterangan

1

GND

Ground

2

VCC

+5V

3

VEE

Contras

4

RS

Register Select

16
Universitas Sumatera Utara

5

RW

Read/write

6

E

Enable

7-14

D0-D7

Data bit 0-7

15

A

Anoda (back light)

16

K

Katoda (back light)

Tabel 2.5.3. Konfigurasi LCD
Pin

Bilangan Biner

Keterangan

0

Inisialisasi

1

Data

0

Tulis LCD / W (write)

1

Baca LCD / R (read)

0

Pintu Data Terbuka

1

Pintu data tertutup

RS

RW

E

Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng
kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan disatukan
pada beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun
diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil
pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,
atau gambar sesuai bagian yang di aktifkan.
LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular
untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain
seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter

17
Universitas Sumatera Utara

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan
mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam
satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom
dan baris secara bersamaan digunakan metode Screening.
LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai
banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari
penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan.
LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai
pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi
piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan
baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane).
2.6 Light Emiting Diode (LED)
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda , merupakan komponen
yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan
bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa
energi panas dan energi cahaya.

Gambar 2.6.1: Light Emiter Diode (LED)
18
Universitas Sumatera Utara

LED dibuat agar lebih efisien mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan
emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah galium, arsenic
dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang
berbeda pula.
Jika diberi tegangan maju, LED akan mengeluarkan cahaya. Warna cahaya
yang akan dihasilkan tergantung dengan jenis material dari pertemuan intensitas
cahayanya yang berbanding dengan arus maju yang mengalir. Arus maju yang
diserap berkisar antara 10 sampai 20 mA untuk kecerahan nyala maksimum. LED
juga dapat bekerja ketika kutub anoda dihubungkan pada tegangan listrik searah
DC positif (+), dan kutub katode dihubungkan pada tegangan DC negative (-) .
Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai
2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik
maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt,
LED hijau 5 volt.

Gambar 2.6.2 : Konstruksi LED
Fungsi dari LED yaitu dimana konsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil
bentuknya (tidak makan tempat). Setelah itu terdapat keistimewaan tersendiri dari
LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya dingin, umur tidak dipendekan

19
Universitas Sumatera Utara

oleh peng on-off-an yang terus menerus, tidak memancarkan sinar inframerah
(terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).
2.7 Potensiometer
Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang
berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio,
Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga
sering digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light
Dimmer Circuit) dan Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator).
Jadi apa sebenarnya Potensiometer itu?
Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.

Gambar 2.7.1. Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan simbol
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper

20
Universitas Sumatera Utara

2. Element Resistif
3. Terminal
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari
bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu
Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang
melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut.
Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan
Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB
dan jarang dilakukan pengaturannya.

Gambar 2.7.2. Jenis – Jenis Potensiometer

21
Universitas Sumatera Utara

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang
membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal
lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan
campuran

Metal

(logam)

dan

Keramik

ataupun

Bahan

Karbon

(Carbon).Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer)
dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,
Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika
dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti
Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3. Sebagai Pembagi Tegangan
4. Aplikasi Switch TRIAC
5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6. Sebagai Pengendali Level Sinyal

22
Universitas Sumatera Utara

2.8 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada era teknologi modern ini,
pastinya alarm sudah tersedia di beberapa perangkat elektronik seperti ponsel dan
juga jam memiliki alarm sebagai tanda peringatan. Rangkaian alarm atau tanda
pengingat ini sudah menjadi salah satu penunjang penting dan tidak dapat
dipisahkan di beberapa perangkat elektronik tersebut.
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat
(alarm).

Gambar 2.8.1 Buzzer

23
Universitas Sumatera Utara