Pemetaan Kualitas Sinyal Operator Telekomunikasi Berbasis Global System For Mobile Communication di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

BAB II
TEORI DASAR

2.1

Umum
Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi

bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua terminal dengan salah satu atau
kedua terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem
komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi. Sistem
komunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan area geografis
yang cukup luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga menawarkan
kualitas yang cukup tinggi dan tidak kalah dibandingkan dengan telepon tetap
Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

jangkauannya dibatasi dengan adanya pembagian area menjadi cell. Dengan
adanya cell ini, kanal radio dapat dipergunakan kembali (re-use) oleh base station
pada jarak yang berjauhan. Proses handover terjadi kerika pengguna jasa seluler
berpindah dari satu cell ke cell lain, handover berguna untuk menjaga agar
panggilan yang dilakukan tidak terputus ketika pengguna jasa berada diluar

jangkuan suatu cell [1].

2.2

Global System for Mobile Communication (GSM)

Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan suatu

teknologi yang digunakan dalam komunikasi bergerak dengan teknik digital.
GSM telah memberikan alternatif berkomunikasi baru bagi dunia telekomunikasi

5
Universitas Sumatera Utara

yang lebih powerfull. Dengan menggunakan sistem sinyal digital dalam transmisi
datanya, membuat kualitas data maupun bit rate yang dihasilkan menjadi lebih
baik dibandingkan sistem analog.
Sebagai pengguna telepon seluler dari cell ke cell, percakapan dilakukan
dengan teknik hand off antara cell ke cell untuk mempertahankan layanan
komunikasi agar berjalan lancar (tidak terputus). Saluran frekuensi yang

digunakan dalam satu cell dapat digunakan kembali di cell lain yang letaknya
agak jauh. Cell dapat ditambahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan
pelanggan, menciptakan cell ke cell baru di daerah yang belum terlayani atau
overlay cell di daerah yang telah terlayani.

Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih
sekitar delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 kHz per
satuan waktu. Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada
perkembangannya frekuensi yang digunakan adalah 1800 MHz dan 1900 MHz.
Kelebihan dari GSM adalah interface yang lebih bagi para provider maupun para
penggunanya. Selain itu, kemampuan roaming antar sesama provider membuat
pengguna dapat bebas berkomunikasi. Arsitektur jaringan GSM seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.1 [2].

Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

6
Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari perangkatperangkat yang saling mendukung, dari 4 subsistem yang terkoneksi dan

berinteraksi antar sistem dan dengan user melalui network interface, 4 subsistem
tersebut yaitu : MS (Mobile Station), BSS (Base Station Subsystem), NSS
(Network Sub-System) dan OSS (Operation and Support System).

2.3

Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)

Sistem Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) didesain
untuk komunikasi multimedia berupa komunikasi person-to-person dapat
disajikan dengan tingkat kualitas gambar dan video yang baik, dan akses terhadap
informasi serta layanan-layanan pada public dan private network akan disajikan
dengan data rate dan kemampuan sistem komunikasi pada generasi ketiga ini
lebih fleksibel. Sistem ini merupakan evolusi dari sistem Code Division Multiple
Access (CDMA). Infrastrukturnya mampu mendukung user dengan data rate

tinggi, mendukung operasi yang bersifat asinkron, lebar pitanya secara
keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem GSM.
Teknologi telekomunikasi wireless generasi ketiga yaitu Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS). UMTS merupakan suatu evolusi dari GSM,


dimana interface radionya adalah WCDMA, serta mampu melayani transmisi data
dengan kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan data yang berbeda untuk aplikasiaplikasi dengan Quality of Service (QoS) yang berbeda. Arsitektur jaringan
WCDMA terlihat pada Gambar 2.2 [3].

7
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan WCDMA
Dari gambar diatas terlihat bahwa arsitektur jaringan WCDMA terdiri dari
perangkat-perangkat yang saling mendukung, yaitu User Equipment (UE), UMTS
Terresterial Radio Access Network (UTRAN) dan Core Network (CN).

2.4

Long Term Evolution (LTE)

Layanan

mobile


broadband

terus

berkembang

seiring

dengan

meningkatnya mobilitas masyarakat dalam beraktivitas serta kebutuhan layanan
internet. Berbagai teknologi seluler terus dikembangkan mulai dari GSM,
WCDMA, dan LTE. LTE adalah standar terbaru dalam teknologi jaringan seluler
dibandingkan GSM dan WCDMA. LTE adalah sebuah nama baru dari layanan
yang mempunyai kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak yang
merupakan langkah menuju generasi keempat dari teknologi radio yang dirancang
untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon mobile. LTE adalah
suatu proyek dalam Third Generation Partnership Project (3GPP).
Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet

switching dengan mobilitas tinggi, Quality of Service (QoS), dan latency yang

8
Universitas Sumatera Utara

kecil. Pendekatan packet switching ini memperbolehkan semua layanan termasuk
layanan voice menggunakan koneksi paket. Oleh karena itu pada arsitektur
jaringan LTE dirancang sesederhana mungkin, yaitu hanya terdiri dari dua node
yaitu eNodeB dan Mobility Management Entity/Gateway (MME/GW). Hal ini
sangat berbeda dengan arsitektur teknologi GSM dan UMTS yang memiliki
struktur lebih kompleks dengan adanya Radio Network Controller (RNC).
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan hanya adanya single node
pada jaringan akses adalah pengurangan latency dan distribusi beban proses RNC
untuk

beberapa

eNodeB.

Pengeliminasian


RNC

pada

jaringan

akses

memungkinkan karena LTE tidak mendukung soft handover . Arsitektur dasar
jaringan LTE dapat dilihat pada Gambar 2.3 [4].

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan LTE

9
Universitas Sumatera Utara

Semua interface jaringan pada LTE adalah berbasis Internet Protocol (IP).
eNodeB saling terkoneksi dengan interface X2 dan terhubung dengan MME/SGW
melalui interface S1 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Pada LTE

terdapat 2 logical gateway, yaitu Serving Gateway (S-GW) dan Packet Data
Network Gateway (P-GW). S-GW bertugas untuk melanjutkan dan menerima

paket ke dan dari eNodeB yang melayani User Equipment (UE). P-GW
menyediakan interface dengan jaringan Packet Data Network (PDN), seperti
internet. Selain itu P-GW juga melakukan beberapa fungsi lainnya, seperti alokasi
alamat, packet filtering, dan routing.

2.5

Operator Telekomunikasi
Operator adalah perusahaan atau pihak penyelenggara, penyedia atau

pemberi jasa tertentu. Operator telepon seluler adalah pihak penyelenggara
jaringan dan layanan telepon seluler. Saat ini, di Indonesia operator telepon seluler
GSM adalah Telkomsel (dengan produk SIM card Simpati, As, Halo), Indosat
(dengan produk SIM card Mentari, IM3, Matrix), Excelcomido (dengan produk
SIM card XL Bebas, XL Jempol, Xplore), dan Hutchison (dengan produk SIM
card Three “3”) [1].


2.6

Pemetaan
Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan, dan

penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga
didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data
spasial vektor. Pemetaan juga dapat diartikan sebagai proses pembuatan peta.

10
Universitas Sumatera Utara

Tujuan utama pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu
fenomena geografis, informasi spasial dan non-spasial, informasi tentang jenis
fitur (titik, garis dan polygon) [5].

2.7

Global Positioning System (GPS)


GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan tiga-dimensi (3D) serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu
diseluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara
simultan. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi
dari beberapa milimeter sampai dengan puluhan meter [5].

2.8

Test Mobile System (TEMS) Investigation

Dalam pengukuran parameter-parameter, TEMS dapat bekerja dalam dua
mode, yaitu :
1. Drive Test
Drive Test ialah proses pengukuran sistem komunikasi bergerak pada sisi

gelombang radio di udara yaitu dari arah BTS ke MS atau sebaliknya,
dengan menggunakan telepon seluler yang didesain secara khusus untuk
pengukuran. Drive Test bertujuan untuk mengukur kualitas sinyal dan
memperbaiki segala masalah yang berhubungan dengan signal.


11
Universitas Sumatera Utara

2. Replay
Informasi yang ditampilkan pada mode ini dibaca dari logfile. Dalam
mode ini ketika bisa replay logfile untuk inspeksi dan analisa. Kondisi
peralatan tidak ter-connect.
TEMS Investigation digunakan untuk drive test di luar ruangan (outdoor )
dan didalam ruangan (indoor ) menggunakan GPS sebagai alat navigasi dan
plotting parameter pada rute drive test yang dilalui. Berikut Gambar 2.4

merupakan tampilan TEMS Investigation [6].

Gambar 2.4 Tampilan TEMS Investigation

2.9

Parameter Pada Teknologi Telekomunikasi
Parameter pada teknologi telekomunikasi berbeda-beda. Pada jaringan

GSM parameternya adalah Receive Level Signal (RxLevel), Receive Quality
Signal (RxQual), dan Speech Quality Indicator (SQI). Sedangkan pada jaringan

12
Universitas Sumatera Utara

WCDMA parameternya adalah Received Signal Code Power (RSCP), Energy
Chip/Noise (Ec/No), Speech Quality Indicator (SQI), dan Throughput. Serta pada

jaringan LTE parameternya yang adalah Reference Signal Received Power
(RSRP), Reference Signal Received Quality (RSRQ), Signal to Noise Ratio
(SINR), dan Throughput.

2.9.1

Parameter GSM
Parameter yang harus diketahui pada jaringan GSM (generasi kedua)

adalah sebagai berikut :
1. Receive Level Signal (RxLevel)
RxLevel adalah kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya sinyal
yang diterima pada sisi penerima Mobile Station (MS). Nilai RxLevel merupakan
suatu nilai yang menunjukkan level kekuatan sinyal yang ditunjukkan dalam
rentang minus dBm.
Standar nilai RxLevel pada masing- masing provider berbeda. Pada Tugas
Akhir ini, digunakan standar nilai RxLevel seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 [7].
Tabel 2.1 Rentang Nilai RxLevel
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

-50 s/d -70 dBm

Sangat Baik

Biru Muda

-70 s/d -80 dBm

Baik

Hijau

-80 s/d -90 dBm

Cukup Baik

Kuning

-90 s/d -100 dBm

Buruk

Merah

-100 s/d -120 dBm

Sangat Buruk

13
Universitas Sumatera Utara

Hasil RxLevel merupakan dari persamaan rumus BER. Dalam hal ini, Key
Performance Indicator (KPI) menyatakan standar hasil yang bagus atau dapat

juga diartikan kebalikan dari rumus BER yang ditunjukkan pada Persamaan 2.1
berikut :

BER =

...............................................................................(2.1)

Sehingga dapat dijabarkan pada Persamaan 2.2 berikut :

RxLevel =

x 100% ...........................................................(2.2)

Namun untuk mencapai standard KPI dinyatakan pada Persamaan 2.3 berikut :

Rxlevel =

x 100% ............................................................(2.3)

Standarisasi RxLevel yang bagus berdasarkan Key Performance Indicator
(KPI) yaitu : 0 s/d -95 dBm dan Jumlah RxLevel KPI seluruhnya adalah 0 s/d 120 dBm [7].
2. Receive Quality Signal (RxQual)
RxQual yang merupakan tingkat kualitas sinyal penerimaan di Mobile
Station (MS) adalah kualitas sinyal suara ( voice ) yang diukur dalam BER,

persamaan BER (Bit Error Rate) tersebut dapat dihitung dengan Persamaan 2.4
berikut :

BER =

...............................................................................(2.4)

14
Universitas Sumatera Utara

Nilai RxQual ini berfungsi sebagai penanda kualitas sinyal, apakah sudah
bagus atau belum. Rentang nilai RxQual adalah antara 0 hingga 7, dimana nilai
tersebut dipengaruhi oleh jumlah BER yang terjadi. Semakin besar nilai RxQual,
maka semakin buruk kualitas sinyalnya. Setiap nilai penetapan RxQual
berdasarkan oleh jumlah BER yang terjadi yang telah disesuaikan, seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.2 [7].
Tabel 2.2 Penetapan RxQual Berdasarkan BER
RxQual

BER (Bit Error Rate)

0

< 0,2 %

1

0,2 % hingga 0,4 %

2

0,4 % hingga 0,8 %

3

0,8 % hingga 1,6 %

4

1,6 % hingga 3,2 %

5

3,2 % hingga 6,4 %

6

6,4 % hingga 12,8 %

7

> 12,8 %

Pengukuran RxQual dapat digunakan untuk memverifikasi cakupan sitesite BS (Base Station) yang dipilih. Selain itu, dengan adanya nilai RxQual juga
dapat diperlihatkan sebuah gambaran bagaimana cakupan yang bagus yang
disediakan dari site – site BS dan seberapa besar interferensi yang dihasilkan.
Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai RxQual dan setiap operator
memiliki ambang yang berbeda-beda. Walaupun demikian, karena RxQual

15
Universitas Sumatera Utara

digunakan sebagai ukuran perfomansi hubungan antara Mobile Station (MS) dan
Base Station (BS), maka perlu ditentukan RxQual minimum untuk mendapatkan

perfomansi sistem yang memadai. Pada Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai
RxQual seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3 [7].
Tabel 2.3 Rentang Nilai RxQual
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru

0 s/d 2 dB

Sangat Baik

Hijau

2 s/d 4 dB

Baik

Kuning

4 s/d 6 dB

Buruk

Merah

6 s/d 7 dB

Sangat Buruk

3. Speech Qualit Indicator (SQI)
SQI dapat diartikan sebagai indikator kualitas suara dalam keadaan
menelepon (dedicated mode). Nilai SQI ini berkisar antara -20 hingga 30.
Semakin besar nilai SQI, semakin baik pula kualitas suara. Nilai SQI dihitung
oleh TEMS secara otomatis yang di-update setiap 0.5 detik. SQI dihitung
berdasarkan FER dan BER. Pada persamaan BER merupakan persamaan yang
sama dengan RxQual diatas, kinerja pendekatan simulasi di atas adalah diselidiki
oleh perbandingan dengan analisis batas pada FER.
FER (Frame Error Rate) merupakan rata-rata kesalahan frame dalam satu
detik. Nilai FER maksimum yang disyaratkan adalah 1%, jika suatu coverage
memiliki FER lebih dari 1% akan mengakibatkan adanya drop call. Persamaan
FER (Frame Error Rate) tersebut dapat dihitung dengan Persamaan 2.5 berikut :

16
Universitas Sumatera Utara

FER =

..........................................................................(2.5)

Untuk Komunikasi suara FER yang masih diijinkan adalah dalam kisaran 1%
interference.

Standar nilai SQI pada masing - masing provider berbeda - beda. Pada
Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai SQI seperti ditunjukkan pada Tabel 2.4
[7].
Tabel 2.4 Rentang Nilai SQI

2.9.2

Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

20 s/d 30

Sangat Baik

Biru Muda

4 s/d 20

Baik

Hijau

3 s/d 4

Cukup Baik

Kuning

1 s/d 2

Buruk

Merah

-20 s/d 0

Sangat Buruk

Parameter WCDMA
Parameter yang harus diketahui pada jaringan WCDMA (generasi ketiga)

adalah sebagai berikut :
1. Received Signal Code Power (RSCP)
RSCP adalah kuat sinyal penerima yang menyatakan besarnya daya pada
satu kode yang diterima oleh User Equipment (UE) yang merupakan salah satu
parameter yang menentukan nilai Ec/No. Nilai RSCP merupakan suatu nilai yang
menunjukkan level kekuatan sinyal.

17
Universitas Sumatera Utara

Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai RSCP. Setiap operator
memiliki ambang yang berbeda-beda. Nilai RSCP yang digunakan pada Tugas
Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 2.5 [7].
Tabel 2.5 Rentang Nilai RSCP
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

-50 s/d -70 dBm

Sangat Baik

Biru Muda

-70 s/d -80 dBm

Baik

Hijau

-80 s/d -90 dBm

Cukup Baik

Kuning

-90 s/d -100 dBm

Buruk

Merah

-100 s/d -120 dBm

Sangat Buruk

2. Energy Chip/Noise (Ec/No)
Ec/No adalah rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari sinyal
pilot dengan total energi yang diterima. Ec/No juga menunjukkan level daya
minimum (threshold) dimana MS masih bisa melakukan suatu panggilan. Rasio
perbandingan antara energi yang dihasilkan dari setiap pilot dengan total energi
yang diterima diberikan oleh Persamaan 2.6 berikut :
RSCP = RSSI + Ec/No.......................................................................................(2.6)
Dimana :
Ec/No = Rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari sinyal pilot
dengan total energi yang diterima (dB)

18
Universitas Sumatera Utara

RSCP = Received Signal Code Power (dBm)
RSSI = Receive Signal Strength Interference (dBm)
Tidak ada standar yang ditetapkan untuk nilai Ec/No. Setiap operator
memiliki ambang yang berbeda-beda. Nilai Ec/No yang digunakan pada Tugas
Akhir ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 [7].
Tabel 2.6 Rentang Nilai Ec/No
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

0 s/d -6 dB

Sangat Baik

Biru Muda

-6 s/d -9 dB

Baik

Hijau

-9 s/d -12 dB

Cukup Baik

Kuning

-12 s/d -15 dB

Buruk

Merah

-15 s/d -25 dB

Sangat Buruk

3. Speech Quality Indicator (SQI)
SQI dapat diartikan sebagai indikator kualitas suara dalam keadaan
menelepon (dedicated mode). Nilai SQI ini berkisar antara -20 hingga 30.
Semakin besar nilai SQI, semakin baik pula kualitas suara. Nilai SQI dihitung
oleh TEMS secara otomatis yang di-update setiap 0.5 detik. SQI dihitung
berdasarkan FER dan BER.
Standar nilai SQI pada masing - masing provider berbeda - beda. Pada
Tugas Akhir ini, digunakan standar nilai SQI seperti ditunjukkan pada Tabel 2.7
[7].

19
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.7 Rentang Nilai SQI
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

20 s/d 30

Sangat Baik

Biru Muda

4 s/d 20

Baik

Hijau

3 s/d 4

Cukup Baik

Kuning

1 s/d 2

Buruk

Merah

-20 s/d 0

Sangat Buruk

4. Throughput

Throughput adalah jumlah bit yang diterima dengan sukses perdetik

melalui sebuah sistem atau media komunikasi (kemampuan sebenarnya suatu
jaringan dalam melakukan pengiriman data). Throughput merupakan kecepatan
(rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah
total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada daerah tujuan (destination)
selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Tugas
Akhir ini, digunakan standar nilai Throughput ditunjukkan pada Tabel 2.8 [7].
Tabel 2.8 Rentang Nilai Throughput
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

3000 s/d 10000

Sangat Baik

Biru Muda

1000 s/d 3000

Baik

Hijau

500 s/d 1000

Cukup Baik

Kuning

100 s/d 500

Buruk

Merah

0 s/d 100

Sangat Buruk

20
Universitas Sumatera Utara

2.9.3

Parameter LTE
Parameter yang harus diketahui pada jaringan LTE (generasi keempat)

adalah sebagai berikut :
1. Reference Signal Received Power (RSRP)
RSRP adalah power dari sinyal reference atau kuat sinyal yang diterima
dalam satuan dBm. Parameter ini adalah parameter yang spesifik pada drive test
LTE dan digunakan oleh perangkat untuk menentukan titik handover . Pada
teknologi GSM parameter ini bisa dianalogikan seperti RxLevel, sedangkan pada
teknologi WCDMA dianalogikan seperti RSCP. Di bawah ini ditunjukkan rentang
nilai RSRP yang digunakan pada suatu operator pada Tabel 2.9 [7].
Tabel 2.9 Rentang Nilai RSRP
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

-50 s/d -70 dBm

Sangat Baik

Biru Muda

-70 s/d -80 dBm

Baik

Hijau

-80 s/d -90 dBm

Cukup Baik

Kuning

-90 s/d -100 dBm

Buruk

Merah

-100 s/d -120 dBm

Sangat Buruk

2. Reference Signal Received Quality (RSRQ)
RSRQ merupakan parameter yang menunjukkan kualitas sinyal pada cell
tertentu yang digunakan untuk membandingkan antar candidate set berdasarkan

21
Universitas Sumatera Utara

kualitas sinyalnya. Adapun rumus RSRQ dapat ditunjukkan pada Persamaan 2.7
berikut :

RSRQ =

......................................................................................(2.7)

Tabel 2.10 menunjukkan rentang nilai RSRQ yang digunakan pada suatu
operator [7].
Tabel 2.10 Rentang Nilai RSRQ
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

0 s/d -6 dB

Sangat Baik

Biru Muda

-6 s/d -9 dB

Baik

Hijau

-9 s/d -12 dB

Cukup Baik

Kuning

-12 s/d -15 dB

Buruk

Merah

-15 s/d -25 dB

Sangat Buruk

Dimana N merupakan jumlah Resource Block (RB) yang merupakan blok
yang membawa simbol-simbol OFDM pada LTE carrier . RSRQ memiliki rentang
nilai dari 0 dB hingga -25 dB. Sedangkan untuk nilai threshold yang digunakan
sebagai performance indicator RSRQ yang dapat ditoleransi dalam jaringan tidak
boleh lebih kecil dari pada -15 dB.

22
Universitas Sumatera Utara

3. Signal to Noise Ratio (SINR)
SINR = S/(I+N) adalah perbandingan kuat sinyal terhadap noise
background.

S : Mengindikasikan daya dari sinyal yang diinginkan.
I : Mengindikasikan daya dari sinyal yang diukur atau sinyal interferensi dari cellcell yang lain dan dari cell inter-RAT.

N : Mengindikasikan noise background, yang berkaitan dengan perhitungan
bandwidth dan koefisien noise yang diterima.

Pada teknologi GSM parameter ini bisa dianalogikan seperti RxQual,
sedangkan pada teknologi WCDMA dianalogikan seperti EcNo. Tabel 2.11
menunjukkan range SINR yang digunakan pada suatu operator [7].
Tabel 2.11 Rentang Nilai SINR
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

20 s/d 30

Sangat Baik

Biru Muda

4 s/d 20

Baik

Hijau

3 s/d 4

Cukup Baik

Kuning

1 s/d 2

Buruk

Merah

-20 s/d 0

Sangat Buruk

23
Universitas Sumatera Utara

4. Throughput

Throughput adalah jumlah bit yang diterima dengan sukses perdetik

melalui sebuah sistem atau media komunikasi (kemampuan sebenarnya suatu
jaringan dalam melakukan pengiriman data).
Throughput merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur

dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang
diamati pada daerah tujuan (destination) selama interval waktu tertentu dibagi
oleh durasi interval waktu tersebut. Persamaan throughput dapat dilihat pada
Persamaan 2.8 berikut :

.............(2.8)

Throughput =

Tabel 2.12 menunjukkan rentang nilai Throughput yang digunakan pada
suatu operator [7].
Tabel 2.12 Rentang Nilai Throughput
Warna

Rentang Nilai

Keterangan

Biru Tua

20 s/d 100

Sangat Baik

Biru Muda

10 s/d 20

Baik

Hijau

5 s/d 10

Cukup Baik

Kuning

1 s/d 5

Buruk

Merah

0 s/d 1

Sangat Buruk

24
Universitas Sumatera Utara