Pemetaan Kualitas Sinyal Operator Telekomunikasi Berbasis Global System For Mobile Communication di Lingkungan Universitas Sumatera Utara

(1)

Lampiran


(2)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sunomo. “Pengantar Sistem Telekomunikasi Nirkabel”, Program penulisan Buku teks DP3M Dirjen Dikti, 2003.

[2] Eberspacher, J and friends. “GSM – Architecture, Protocols and Services Third Edition”, John Wiley & Sons, 2009.

[3] Chen, Yue. “Soft Handover Issues in Radio Resource Management for 3G

WCDMA Networks”, Department of Electronic Engineering : Inggris,

2003.

[4] Khan, Farooq. “LTE For 4g Mobile Broadband Air Interface Technologies

And Performance”, Cambridge University Press, 2009.

[5] Arifin, Muhammad Zaenal. “Sistem Informasi Geografis Untuk Fasilitas Perguruan Tinggi Berbasis Android di Kota Surabaya”, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS, 2012.

[6] Gairola, Shailendra. “TEMS Investigation (GSM)”, ADA Cellworks, 2007.

[7] Widjaja Damar, Anthonyus Joseph. “Pengukuran Kualitas Pada Jaringan GSM”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), 2009.


(3)

BAB III

SISTEM PENGUKURAN

3.1 Umum

Drive test adalah suatu pekerjaan yang bertujaan untuk mengumpulkan

data dari hasil pengukuran kualitas sinyal suatu jaringan. Drive test merupakan bagian dari proses optimasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu jaringan dan mengembangkan kapasitas jaringan.

Drive test dalam dunia telekomunikasi adalah suatu istilah yang digunakan

karena dalan pekerjaannya pada saat berada dalam mobil yang diam lalu berjalan dan diam lagi sesuai dengan kebutuhan pengukuran tertentu. Perjalanan pun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset dan perangkat lunak drive test TEMS Investigation.

Drive test digunakan untuk outdoor (luar ruangan) karena dilakukan

dengan berkendara (drive) mobil sedangkan walk test untuk indoor (dalam ruangan) karena dilakukan dengan berjalan (walk). Pada Gambar 3.1 ditunjukkan proses optimasi drive test [6].


(4)

Optimasi merupakan langkah penting dalam siklus suatu jaringan. Penggunaan jaringan GSM melihat kinerja layanan jaringan berdasarkan cakupan jaringan dan kualitas panggilan. Drive test merupakan langkah awal proses, dengan tujuan untuk mengumpulkan data pengukuran yang berkaitan dengan lokasi pengguna setelah data terkumpul sepanjang luas cakupan RF yang diingikan, maka data ini akan diproses pada suatu perangkat lunak tertentu. Setelah masalah, penyebab dan solusi telah dapat diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan pemecahan masalah tersebut. Drive test dilakukan kembali untuk memverifikasi apakah tindakan yang dilakukan sudah benar atau belum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan QoS, menjaga pelanggan lama dan menarik pelanggan baru sambil mengembangkan kapasitas jaringan [6].

3.2 Prinsip Drive Test

Drive test memungkinkan operator untuk melakukan optimasi yang terus

menerus. Umumnya, drive test dilakukan dengan menghubungkan MS ke PC/laptop. Pelanggan seluler biasanya melihat kinerja layanan jaringan berdasarkan cakupan jaringan dan kualitas panggilan. Perangkat drive test menggunakan MS untuk mensimulasikan masalah yang dialami pelanggan ketika akan/saat melakukan panggilan.

Sistem drive test melakukan pengukuran, menyimpan data di komputer, dan menampilkan data menurut waktu dan tempat. Beberapa tipe sistem drive test yang tersedia adalah drive test berbasis MS, berbasis receiver yang mampu mengukur semua sinyal pilot yang ada, dan kombinasi keduanya.


(5)

Perangkat berbasis MS merupakan konfigurasi minimum yang dibutuhkan dalam melakukan drive test. Pengukuran umum seperti panggilan gagal ataupun terputus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana performa jaringan dari sudut pandang pelanggan. Gambar 3.2 menunjukkan sistem drive test berbasis MS dengan receiver GPS untuk menentukan lokasi akurat suatu peristiwa yang dialami MS.

Gambar 3.2 Konfigurasi Sistem Drive Test Berbasis MS dengan Laptop, dan Receiver GPS Termasuk Antena (biasanya jenis trimble)

Sistem drive test diterapkan dalam kenderaan dan dikemudikan sepanjang area cakupan operator seperti pada Gambar 3.3 [6].


(6)

3.3 Persyaratan Drive Test

Metode dalam drive test ini,berupaya untuk mengumpulkan data. Antara lain sebagai berikut [6]:

1. Drive test harus dilakukan didalam mobil dengan menggunakan antena

eksternal untuk membantu menangkap sinyalnya. 2. Posisi GPS harus diletakkan diatap mobil.

3. Posisi telepon seluler dalam mobil (taruh di dashboard).

3.4 Model Drive Test

Untuk penerimaan site baru ada dua macam drive test dilakukan. Mereka adalah idle mode dan dedicated mode [6].

1. Idle Mode

Pada saat Idle Mode drive test dilakukan dengan cara tidak melakukan panggilan pada saat drive test sedang berlangsung. Tujuan Idle Mode adalah untuk mengetahui cakupan sebenarnya dari site.

2. Dedicated Mode

Pada saat Dedicated Mode drive test dilakukan dengan cara melakukan panggilan pada saat drive test sedang berlangsung. Tujuan Dedicated

Mode adalah untuk mengukur kualitas suara (RxQual, SQI) dan kinerja site.


(7)

3.5 Penerapan Pengambilan Data

Ada empat tahap dalam melakukan persiapan drive test, yaitu mempersiapkan perangkat drive test, persiapan rute drive test, pengambilan data

drive test, dan pemetaan area drive test seperti diperlihatkan pada Gambar 3.4 [6].

Mulai

Persiapan perangkat drive test

Persiapan rute drive test

Pengambilan data drive test

Pemetaan Area drive test

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart Persiapan Drive Test

3.6 Pemetaan Area


(8)

Pada proses ini yang perlu diperhatikan adalah, jika pemetaan area semakin banyak (luas area tiap model kecil) berarti semakin banyak pula drive test yang harus dilakukan, dan sebaliknya semakin sedikit pemetaan area (luas area tiap model besar) semakin sedikit juga drive test yang akan dilakukan. Jadi, semuanya tergantung resource dan waktu yang dimiliki [6].

3.7 Persiapan Drive Test

Untuk melakukan drive test, hal pertama yang perlu dilakukan adalah rute

drive test. Rute mempermudah proses pengambilan data. Hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan rute diantaranya ialah rute diusahakan memiliki bentuk yang kembali ke tempat dimulai drive test pertama kali, rute dibagi menjadi beberapa sub rute agar dalam prose drive test diusahakan tidak ada yang dilewatkan lebih dari sekali, dan drive test dijalankan dengan sub rute yang tetap. Rute drive test dapat dibuat dengan menggunakan MapInfo Professional 12. Gambar 3.5 menunjukkan peta yang telah dimasukkan pada Workspace.


(9)

Menentukan daerah mana yang akan dijadikan daerah yang dilewati rute

drive test. Pada laporan tugas akhir ini, daerah yang dipilih ialah daerah

Universitas Sumatera Utara. Setelah menentukan daerah mana yang akan dilewati. Untuk mempermudah pengamatan sebaiknya menggati gaya garis yang sebelumnya titik-titik menjadi garis lurus [6].

3.8 Proses Pengambilan Data Drive Test

Setelah persiapan pengambilan data selesai dilakukan, maka pengambilan data pun siap dilakukan. Adapun caranya ialah sebagai berikut [6]:

1. Merpersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan saat drive test, yaitu mobil, seperangkat laptop yang berisi perangkat lunak TEMS Investigation 11 dan 16, MS dan GPS.

2. Memasang semua peralatan yang dibutuhkan. GPS dan MS dipasang melalui port USB laptop. Pemasangan peralatan tersebut harus sesuai dengan port pada saat pertama kali menginstall peralatan tersebut. Membuka program TEMS Investigation 11, kemudian melakukan pengaturan port configuration.

3. Mengendarai mobil pada rute drive test yang telah ditentukan.

4. Pada saat mendekati titik awal dari tiap rute, proses pengambilan data siap dilakukan.

5. Ketika mendekati titik akhir dari sub rute, maka mobil akan bersiap untuk diberhentikan dititik tersebut. Selain itu, pastikan terlebih dahulu apakah


(10)

6. Pengambilan data dilakukan hingga rute telah dilalui.

3.9 Hasil Pemrosesan Drive Test

Terkait dengan penerimaan Key Performance Indicator (KPI), drive test pada saat idle mode digunakan untuk mengetahui cakupan sebenarnya dari site dibandingkan dengan prediksi plot cakupan. Langkah ini untuk mendapatkan nilai akhir dari hasil uji KPI drive test, sebagai berikut :

1. Ekspor DT log file pada Tab file menggunakan TEMS. 2. Buka Target plot wilayah dengan menggunakan MapInfo.

3. Tambahkan diekspor DT log file (*. Tab) pada lapisan cakupan sasaran plot.

4. Lakukan seleksi pada target plot wilayah.

Pada data hasil drive test dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan statistik dan drive test target KPI yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada Gambar 3.6 ditunjukkan contoh plot RxLevel (Idle Mode) hasil drive test.


(11)

Dari warna tersebut memiliki nilai RxLevel yang berbeda-beda. Nilai RxLevel yang paling baik kualitas sinyalnya adalah warna biru tua, sedangkan nilai RxLevel yang terburuk adalah warna merah. Sebenarnya dari setiap provider memiliki ketentuan warna yang tidak sama dalam menentukan nilai RxLevel [6].


(12)

BAB IV

HASIL PEMETAAN DAN ANALISA

4.1 Umum

Pada bab ini akan melakukan analisa hasil dari pemetaan yang telah dilakukan melalui pengujian penelitian & pengambilan data menggunakan metode

drive test pada lingkungan Universitas Sumatera Utara. Adapun parameter yang

akan dianalisa meliputi kuat sinyal (RxLevel, RSCP, RSRP), kualitas sinyal (RxQual, Ec/No, RSRQ), kualitas suara (SQI), kualitas pengunduhan data (SINR), & kecepatan pengunduhan data (Throughput DL) pada GSM, WCDMA, & LTE. Hal ini akan memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas layanan pada setiap operator telekomunikasi di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Informasi tersebut berupa persentasi atau perbandingan setiap nilai parameter pada keadaan diam & beraktifitas pada setiap operator telekomunikasi. Informasi lainnya adalah mengetahui lokasi yang mempengaruhi posisi atau letak terbaik untuk menikmati layanan dari setiap operator telekomunikasi yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Kemajuan teknologi komputer secara nyata telah mampu memperluas wahana & wawasan kita mengenai peta. Peta yang terkelola dengan mode digital, memiliki keuntungan penyajian & penggunaan secara konvensional peta hasil cetakan (hardcopy) & keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis, & penyajiannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer (softcopy).


(13)

4.2 Peta Pemetaan GSM

Peta pemetaan kualitas sinyal GSM dilingkungan Universitas Sumatera Utara berdasarkan parameter RxLevel, RxQual, dan SQI.

4.2.1 Pemetaan RxLevel Pada MS1 Saat Idle

Gambar 4.1 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxLevel Idle

Berdasarkan Gambar 4.1 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel yang dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d 50 dBm) persentasi sebesar 22,24% dari total RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,97% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) ditandai warna biru muda & cukup baik (-90 s/d -80 dBm) ditandai


(14)

persentasi sebesar 17,26% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning.

Gambar 4.2 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxLevel Idle

Berdasarkan Gambar 4.2 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 22,78% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,65% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,25% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru muda, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 18,19% dari total nilai RxLevel yang diperoleh


(15)

persentasi sebesar 18,13% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning.

Gambar 4.3 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxLevel Idle

Berdasarkan Gambar 4.3 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 24,05% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,99% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 19,36% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori baik (80 s/d


(16)

-dBm) persentasi sebesar 16,97% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning.

Gambar 4.4 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxLevel Idle

Berdasarkan Gambar 4.4 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 22,16% dari total RxLevel yang diperoleh ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,99% dari total RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 19,96% dari total RxLevel yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,55% dari total RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru muda &


(17)

yang terakhir diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 16,33% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning.

4.2.2 Pemetaan RxQual Pada MS1 Saat Idle

Gambar 4.5 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxQual Idle

Berdasarkan Gambar 4.5 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 99,28% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 0,47% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 0,26% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir


(18)

diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 0,00% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah.

Gambar 4.6 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxQual Idle

Berdasarkan Gambar 4.6 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 100% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau, diikuti kategori sangat baik (0 s/d 2 dB) ditandai warna biru, buruk (4 s/d 6 dB) ditandai warna kuning, & sangat buruk (6 s/d 7 dB) ditandai warna merah persentasi sebesar 0,00% dari total nilai RxQual yang diperoleh.


(19)

Gambar 4.7 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxQual Idle

Berdasarkan Gambar 4.7 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 97,73% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 1,32% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 0,83% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, & yang terakhir diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 0,12% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning.


(20)

Gambar 4.8 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxQual Idle

Berdasarkan Gambar 4.8 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 99,30% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 0,35% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) ditandai warna hijau, & buruk (4 s/d 6 dB) ditandai warna kuning persentasi sebesar 0,18% dari total nilai RxQual yang diperoleh.


(21)

4.2.3 Pemetaan RxLevel Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.9 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxLevel Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.9 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 22,39% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 21,94% dari total nilai RxLevel yang diperoleh ditandai warna kuning, selanjutnya kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) sebesar 20,13% dari total RxLevel yang diperoleh ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi 18,86% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 16,68% dari total nilai


(22)

Gambar 4.10 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxLevel Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.10 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 26,11% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 22,52% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,28% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi yang sama yaitu sebesar 16,83% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 14,27% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(23)

Gambar 4.11 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxLevel Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.11 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 21,83% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,89% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 20,36% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi yang sama yaitu sebesar 20,09% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 16,82% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai


(24)

Gambar 4.12 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxLevel Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.12 ditunjukkan bahwa nilai RxLevel dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 25,76% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 21,63% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,32% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi yang sama yaitu sebesar 18,69% dari total nilai RxLevel yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 13,60% dari total nilai RxLevel yang diperoleh &


(25)

4.2.4 Pemetaan RxQual Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.13 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxQual Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.13 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 81,70% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 15,01% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 1,79% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 1,50% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(26)

Gambar 4.14 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxQual Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.14 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 91,78% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 6,19% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 1,29% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 0,74% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning.


(27)

Gambar 4.15 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxQual Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.15 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 90,09% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 7,46% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 1,37% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 1,08% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(28)

Gambar 4.16 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxQual Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.16 ditunjukkan bahwa nilai RxQual dominan berada dikategori sangat baik (0 s/d 2 dB) persentasi sebesar 91,19% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna biru, diikuti kategori sangat buruk (6 s/d 7 dB) persentasi sebesar 6,47% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (4 s/d 6 dB) persentasi sebesar 1,20% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (2 s/d 4 dB) persentasi sebesar 1,14% dari total nilai RxQual yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(29)

4.2.5 Pemetaan SQI Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.17 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.17 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 38,00% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 35,60% dari total SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (4 s/d 20) persentasi sebesar 17,42% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru muda, kemudian diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi yang sama yaitu sebesar 8,93% dari total nilai SQI yang diperoleh ditandai warna hijau & terakhir diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 0,05% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning.


(30)

Gambar 4.18 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.18 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 66,18% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 33,50% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori baik (4 s/d 20) ditandai warna biru muda & buruk (1 s/d 2) ditandai warna kuning persentasi sebesar 0,11% dari total nilai SQI yang diperoleh, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 0,10% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(31)

Gambar 4.19 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.19 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 35,62% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 33,97% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 22,16% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (4 s/d 20) persentasi yang sama yaitu sebesar 6,71% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru muda & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 1,55% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(32)

Gambar 4.20 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.20 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 41,37% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 29,88% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 20,56% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (4 s/d 20) persentasi yang sama yaitu sebesar 6,76% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 1,44% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(33)

4.3 Peta Pemetaan WCDMA

Peta pemetaan kualitas sinyal WCDMA dilingkungan Universitas Sumatera Utara berdasarkan parameter RSCP, Ec/No, SQI dan Throughput.

4.3.1 Pemetaan RSCP Pada MS1 Saat Idle

Gambar 4.21 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Idle

Berdasarkan Gambar 4.21 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 25,52% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,85% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 18,72% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm)


(34)

hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 16,75% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

Gambar 4.22 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Idle

Berdasarkan Gambar 4.22 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 21,76% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,98% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 20,32% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 19,60% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar


(35)

Gambar 4.23 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Idle

Berdasarkan Gambar 4.23 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori baik (-80 s/d –70 dBm) persentasi sebesar 27,43% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 24,28% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori sangat baik (-70 s/d -50 dBm) persentasi sebesar 20,70% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 15,36% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 12,23%


(36)

Gambar 4.24 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Idle

Berdasarkan Gambar 4.24 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 24,91% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (-100 s/d -90dBm) persentasi sebesar 21,71% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,51% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,87% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 12,01% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(37)

4.3.2 Pemetaan Ec/No Pada MS1 Saat Idle

Gambar 4.25 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Idle

Berdasarkan Gambar 4.25 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 22,68% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 20,73% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 19,82% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 18,49% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 18,28% dari total


(38)

Gambar 4.26 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Idle

Berdasarkan Gambar 4.26 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 27,24% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 21,57% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 19,41% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 19,01% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 12,77% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(39)

Gambar 4.27 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Idle

Berdasarkan Gambar 4.27 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 26,96% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (12 s/d -12 dB) persentasi sebesar 25,73% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 20,32% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 17,97% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 9,02% dari total


(40)

Gambar 4.28 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Ec/No Idle

Berdasarkan Gambar 4.28 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 35,76% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (12 s/d -12 dB) persentasi sebesar 29,83% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 20,32% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 7,28% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 6,82% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(41)

4.3.3 Pemetaan RSCP Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.29 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.29 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 22,77% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 21,21% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,59% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,51% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 14,92% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(42)

Gambar 4.30 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.30 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 24,51% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,82% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 18,38% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 18,23% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 17,07% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(43)

Gambar 4.31 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.31 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 23,62% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 22,30% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,23% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 17,79% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 15,06% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(44)

Gambar 4.32 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.32 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat buruk (-120 s/d –100 dBm) persentasi sebesar 22,91% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (-70 s/d -50 dBm) persentasi sebesar 21,95% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 21,60% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,18% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 14,36% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning.


(45)

4.3.4 Pemetaan Ec/No Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.33 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.33 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 25,52% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 23,28% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 22,78% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 14,97% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 13,46% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(46)

Gambar 4.34 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.34 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 29,57% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 25,74% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 20,36% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 14,29% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 10,04% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(47)

Gambar 4.35 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.35 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 24,69% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 21,86% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 18,45% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 18,00% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 17,00% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(48)

Gambar 4.36 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.36 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 21,92% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda, diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 20,71% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 20,50% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 20,02% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 16,85% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(49)

4.3.5 Pemetaan SQI Pada MS2 Saat Dedicated

Gambar 4.37 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.37 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 36,98% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 25,29% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 17,90% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi yang sama yaitu sebesar 10,89% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (4 s/d 20) persentasi sebesar 8,94% dari total nilai SQI yang diperoleh &


(50)

Gambar 4.38 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.38 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 33,37% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 31,93% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 17,66% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori baik (4 s/d 20) persentasi yang sama yaitu sebesar 17,00% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 0,04% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning.


(51)

Gambar 4.39 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.39 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 100% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna hijau, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) ditandai warna biru tua, baik (4 s/d 20) ditandai warna biru muda, buruk (1 s/d 2) ditandai warna kuning, & sangat buruk (-20 s/d 0) ditandai warna merah persentasi sebesar 0,00% dari total nilai SQI yang diperoleh.


(52)

Gambar 4.40 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan SQI Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.40 ditunjukkan bahwa nilai SQI dominan berada dikategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 71,42% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 28,35% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 0,15% dari total nilai SQI yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori baik (4 s/d 20) ditandai warna biru muda & cukup baik (3 s/d 4) ditandai warna hijau persentasi sebesar 0,04% dari total nilai SQI yang diperoleh.


(53)

4.3.6 Pemetaan RSCP Pada MS3 Saat Dedicated

Gambar 4.41 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.41 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 22,56% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,53% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,28% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 19,19% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 17,44% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(54)

Gambar 4.42 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.42 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 23,26% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 22,26% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,79% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,22% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 12,47% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau.


(55)

Gambar 4.43 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.43 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 24,81% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 22,04% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 21,24% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 18,39% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 13,52% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(56)

Gambar 4.44 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.44 ditunjukkan bahwa nilai RSCP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 28,14% dari total RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 23,09% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 16,76% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 16,65% dari total RSCP yang diperoleh & ditandai warna hijau & terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 15,36% dari total nilai RSCP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(57)

4.3.7 Pemetaan Ec/No Pada MS3 Saat Dedicated

Gambar 4.45 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.45 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 40,73% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 28,12% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 11,32% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 10,51% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 9,32% dari total


(58)

Gambar 4.46 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.46 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 30,92% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 24,21% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 17,15% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 15,83% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 11,90% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(59)

Gambar 4.47 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.47 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori cukup baik (-12 s/d 9 dB) persentasi sebesar 25,55% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, diikuti kategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 24,18% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 22,24% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 16,38% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 11,65% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(60)

Gambar 4.48 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Ec/No Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.48 ditunjukkan bahwa nilai Ec/No dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 38,79% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 29,33% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 11,21% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 11,08% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 9,58% dari total nilai Ec/No yang diperoleh & ditandai warna biru muda.


(61)

4.3.8 Pemetaan Throughput Download Pada MS3 Saat Dedicated

Gambar 4.49 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.49 ditunjukkan bahwa nilai Throughput Download dominan berada dikategori sangat baik (3000 s/d 10000) persentasi sebesar 20,35% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (0 s/d 100) persentasi sebesar 20,15% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d 500) persentasi sebesar 20,13% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (500 s/d 1000) persentasi sebesar 19,92%


(62)

yang terakhir diikuti kategori baik (1000 s/d 3000) persentasi sebesar 19,45% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

Gambar 4.50 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.50 ditunjukkan bahwa nilai Throughput Download dominan berada dikategori sangat buruk (0 s/d 100) persentasi sebesar 27,18% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (3000 s/d 10000) persentasi sebesar 26,74% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (500 s/d 1000) persentasi sebesar 19,97% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian diikuti kategori baik (1000 s/d 3000) persentasi sebesar 19,73% dari total nilai


(63)

terakhir diikuti kategori buruk (100 s/d 500) persentasi sebesar 6,38% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna kuning.

Gambar 4.51 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.51 ditunjukkan bahwa nilai Throughput Download dominan berada dikategori sangat baik (3000 s/d 10000) persentasi sebesar 38,13% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (0 s/d 100) persentasi sebesar 37,68% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori baik (1000 s/d 3000) persentasi sebesar 19,83% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru muda,


(64)

dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (100 s/d 500) persentasi sebesar 0,89% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna kuning.

Gambar 4.52 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.52 ditunjukkan bahwa nilai Throughput Download dominan berada dikategori sangat buruk (0 s/d 100) persentasi sebesar 27,16% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (3000 s/d 10000) persentasi sebesar 26,79% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori cukup baik (500 s/d 1000) persentasi sebesar 19,57% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna hijau, kemudian


(65)

diikuti kategori baik (1000 s/d 3000) persentasi sebesar 19,50% dari total nilai

Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang

terakhir diikuti kategori buruk (100 s/d 500) persentasi sebesar 6,98% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna kuning.

4.4 Peta Pemetaan LTE

Peta pemetaan kualitas sinyal LTE dilingkungan Universitas Sumatera Utara berdasarkan parameter RSRP, RSRQ, SINR dan Throughput.

4.4.1 Pemetaan RSRP Pada MS1 Saat Dedicated

Gambar 4.53 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRP Dedicated


(66)

70 s/d -50 dBm) persentasi sebesar 20,13% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 20,06% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru muda, kemudian diikuti kategori buruk (-100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 19,75% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 19,67% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.54 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRP Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.54 ditunjukkan bahwa nilai RSRP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 20,72% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat


(67)

buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,25% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,24% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 19,80% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 18,99% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

4.4.2 Pemetaan RSRQ Pada MS1 Saat Dedicated

Gambar 4.55 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRQ Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.55 ditunjukkan bahwa nilai RSRQ dominan berada dikategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 21,14% dari total nilai


(68)

warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 20,65% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna biru tua, kemudian diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 19,45% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 17,96% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.56 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRQ Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.56 ditunjukkan bahwa nilai RSRQ dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 22,19% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 21,09% dari total nilai RSRQ yang diperoleh &


(69)

ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (-15 s/d 12 dB) persentasi sebesar 20,64% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) ditandai warna biru muda, & cukup baik (-12 s/d -9 dB) ditandai warna hijau persentasi sebesar 18,04% dari total nilai RSRQ yang diperoleh.

4.4.3 Pemetaan SINR Pada MS1 Saat Dedicated

Gambar 4.57 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SINR Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.57 ditunjukkan bahwa nilai SINR dominan berada dikategori baik (4 s/d 20) persentasi sebesar 20,18% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru muda, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) ditandai warna biru tua, & sangat buruk (-20 s/d 0) ditandai warna merah


(70)

diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 19,58% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.58 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SINR Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.58 ditunjukkan bahwa nilai SINR dominan berada dikategori baik (4 s/d 20) persentasi sebesar 20,36% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru muda, diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 20,29% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 19,97% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru tua, kemudian diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 19,92% dari total nilai


(71)

SINR yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 19,46% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna kuning.

4.4.4 Pemetaan Throughput Download Pada MS1 Saat Dedicated

Gambar 4.59 Hasil Plot Operator Telkomsel Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.59 ditunjukkan bahwa nilai Throughput Download dominan berada dikategori buruk (1 s/d 5) persentasi sebesar 20,91% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna kuning, diikuti kategori sangat baik (20 s/d 100) persentasi sebesar 20,82% dari total nilai

Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, selanjutnya


(72)

Download yang diperoleh & ditandai warna biru muda, & yang terakhir diikuti

kategori cukup baik (5 s/d 10) persentasi sebesar 18,38% dari total nilai

Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.60 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Throughput Download Dedicated

Berdasarkan Gambar 4.60 ditunjukkan bahwa nila Throughput Download dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 100) persentasi sebesar 20,95% dari total nilai Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori cukup baik (5 s/d 10) persentasi sebesar 20,93% dari total nilai

Throughput Download yang diperoleh & ditandai warna hijau, selanjutnya diikuti

kategori sangat buruk (0 s/d 1) persentasi sebesar 20,30% dari total nilai


(73)

kategori buruk (1 s/d 5) persentasi sebesar 19,59% dari total nilai Throughput

Download yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti

kategori baik (10 s/d 20) persentasi sebesar 18,23% dari total nilai Throughput

Download yang diperoleh & ditandai warna biru muda. 4.4.5 Pemetaan RSRP Pada MS2 Saat Idle

Gambar 4.61 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRP Idle

Berdasarkan Gambar 4.61 ditunjukkan bahwa nilai RSRP dominan berada dikategori buruk (-100 s/d –90 dBm) sebesar 20,37% dari total RSRP yang diperoleh & ditandai warna kuning, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,09% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai


(74)

diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm) persentasi sebesar 20,03% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna hijau & terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,43% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

Gambar 4.62 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRP Idle

Berdasarkan Gambar 4.62 ditunjukkan bahwa nilai RSRP dominan berada dikategori sangat baik (-70 s/d –50 dBm) persentasi sebesar 20,43% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-120 s/d -100 dBm) persentasi sebesar 20,24% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (100 s/d -90 dBm) persentasi sebesar 20,02% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-90 s/d -80 dBm)


(75)

persentasi sebesar 19,84% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (-80 s/d -70 dBm) persentasi sebesar 19,48% dari total nilai RSRP yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

4.4.6 Pemetaan RSRQ Pada MS2 Saat Idle

Gambar 4.63 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRQ Idle

Berdasarkan Gambar 4.63 ditunjukkan bahwa nilai RSRQ dominan berada dikategori sangat buruk (-25 s/d –15 dB) persentasi sebesar 21,39% dari total RSRQ yang diperoleh & ditandai warna merah, diikuti kategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 21,26% dari total RSRQ yang diperoleh ditandai warna biru tua, diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 19,56% dari total


(76)

yang diperoleh & ditandai warna kuning, & yang terakhir diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 18,52% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.64 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRQ Idle

Berdasarkan Gambar 4.64 ditunjukkan bahwa nilai RSRQ dominan berada dikategori sangat baik (-6 s/d 0 dB) persentasi sebesar 22,35% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-25 s/d -15 dB) persentasi sebesar 21,68% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (-15 s/d -12 dB) persentasi sebesar 19,27% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (-12 s/d -9 dB) persentasi sebesar 18,54% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang


(77)

terakhir diikuti kategori baik (-9 s/d -6 dB) persentasi sebesar 18,16% dari total nilai RSRQ yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

4.4.7 Pemetaan SINR Pada MS2 Saat Idle

Gambar 4.65 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SINR Idle

Berdasarkan Gambar 4.65 ditunjukkan bahwa nilai SINR dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 20,40% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 20,22% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna kuning, selanjutnya diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 20,02% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna merah, kemudian


(78)

cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 19,68% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna hijau.

Gambar 4.66 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SINR Idle

Berdasarkan Gambar 4.66 ditunjukkan bahwa nilai SINR dominan berada dikategori sangat baik (20 s/d 30) persentasi sebesar 20,93% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru tua, diikuti kategori sangat buruk (-20 s/d 0) persentasi sebesar 20,31% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna merah, selanjutnya diikuti kategori buruk (1 s/d 2) persentasi sebesar 19,73% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna kuning, kemudian diikuti kategori cukup baik (3 s/d 4) persentasi sebesar 19,63% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna hijau, & yang terakhir diikuti kategori baik (4 s/d 20)


(79)

persentasi sebesar 19,41% dari total nilai SINR yang diperoleh & ditandai warna biru muda.

4.5 Perbandingan Kualitas GSM

Persentasi Key Performance Indicator (KPI) jaringan GSM kategori terbaik ditunjukkan pada Gambar 4.67.

Gambar 4.67 Grafik Kualitas Jaringan GSM

Berdasarkan Gambar 4.67 persentasi KPI parameter RxLevel terbaik dimiliki oleh operator XL sebesar 60,025%, diikuti oleh 3 sebesar 59,86%, selanjutnya Telkomsel sebesar 59,345%, dan Indosat sebesar 58,715%. Persentasi KPI parameter RxQual terbaik dimiliki oleh operator Indosat sebesar 96,535%, diikuti oleh 3 sebesar 95,905%, selanjutnya Telkomsel sebesar 94,24%, dan XL sebesar 95,11%. Persentasi KPI parameter SQI terbaik dimiliki oleh operator Indosat sebesar 67,1%, diikuti oleh Telkomsel sebesar 64,35%, selanjutnya XL

59,345 94,24 64,35 58,715 96,535 67,1 60,025 95,11 43,88 59,86 95,905 38,08 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

RxLevel RxQual SQI

%

GSM


(80)

4.6 Perbandingan Kualitas WCDMA

Persentasi Key Performance Indicator (KPI) jaringan WCDMA kategori terbaik ditunjukkan pada Gambar 4.68.

Gambar 4.68 Grafik Kualitas Jaringan WCDMA

Berdasarkan Gambar 4.68 persentasi KPI parameter RSCP terbaik dimiliki oleh operator XL sebesar 60,517%, diikuti oleh Telkomsel sebesar 59,238%, selanjutnya Indosat sebesar 59,165%, dan 3 sebesar 59,115%. Pesentasi KPI parameter Ec/No terbaik dimiliki oleh operator Telkomsel sebesar 60,43%, diikuti oleh Indosat sebesar 58,177%, selanjutnya XL sebesar 57,355%, dan 3 sebesar 54,522%. Persentasi KPI parameter SQI terbaik dimiliki oleh operator XL sebesar 100%, diikuti oleh Indosat sebesar 68,03%, selanjutnya Telkomsel sebesar 63,82%, dan 3 sebesar 28,43%. Persentasi KPI parameter Throughput DL terbaik dimiliki oleh operator Indosat sebesar 66,44%, diikuti oleh 3 sebesar 65,86%, selanjutnya XL sebesar 61,44%, dan Telkomsel sebesar 59,72%.

59,2375 59,165 60,43 58,1775 63,82 59,72

68,03 66,44

59,115 54,5225 28,43 65,86 60,5175 57,355 100 61,44 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

RSCP EC/NO SQI DL

%

WCDMA


(81)

4.7 Perbandingan Kualitas LTE

Persentasi Key Performance Indicator (KPI) jaringan LTE kategori terbaik ditunjukkan pada Gambar 4.69.

Gambar 4.69 Grafik Kualitas Jaringan LTE

Berdasarkan Gambar 4.69 persentasi KPI parameter RSRP terbaik dimiliki oleh operator Telkomsel sebesar 59,7% dan XL sebesar 59,63%. Pesentasi KPI parameter RSRQ terbaik dimiliki oleh operator Telkomsel sebesar 58,7% dan XL sebesar 58,66%. Persentasi KPI parameter SINR terbaik dimiliki oleh operator XL sebesar 60,11% dan Telkomsel sebesar 59,81%. Persentasi KPI parameter

Throughput DL terbaik dimiliki oleh operator XL sebesar 60,11% dan Telkomsel

sebesar 58,75%.

59,7 59,63 58,7 58,66 59,81 60,11 58,75 60,11

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

RSRP RSRQ SINR DL

%

LTE


(82)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Operator Indosat merupakan teknologi jaringan GSM terbaik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

2. Operator XL merupakan teknologi jaringan WCDMA terbaik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

3. Operator XL merupakan teknologi jaringan LTE terbaik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

5.2 Saran

Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini ke depan diharapkan:

1. Area cakupan yang digunakan lebih luas seperti kota dan provinsi. 2. Perangkat lunak yang digunakan untuk drive test selain TEMS

Investigation yaitu Genex Probe dan NEMO.


(83)

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Umum

Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi. Sistem komunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan area geografis yang cukup luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga menawarkan kualitas yang cukup tinggi dan tidak kalah dibandingkan dengan telepon tetap

Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

jangkauannya dibatasi dengan adanya pembagian area menjadi cell. Dengan adanya cell ini, kanal radio dapat dipergunakan kembali (re-use) oleh base station pada jarak yang berjauhan. Proses handover terjadi kerika pengguna jasa seluler berpindah dari satu cell ke cell lain, handover berguna untuk menjaga agar panggilan yang dilakukan tidak terputus ketika pengguna jasa berada diluar jangkuan suatu cell [1].

2.2 Global System for Mobile Communication (GSM)

Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan suatu


(84)

yang lebih powerfull. Dengan menggunakan sistem sinyal digital dalam transmisi datanya, membuat kualitas data maupun bit rate yang dihasilkan menjadi lebih baik dibandingkan sistem analog.

Sebagai pengguna telepon seluler dari cell ke cell, percakapan dilakukan dengan teknik hand off antara cell ke cell untuk mempertahankan layanan komunikasi agar berjalan lancar (tidak terputus). Saluran frekuensi yang digunakan dalam satu cell dapat digunakan kembali di cell lain yang letaknya agak jauh. Cell dapat ditambahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan, menciptakan cell ke cell baru di daerah yang belum terlayani atau

overlay cell di daerah yang telah terlayani.

Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 kHz per satuan waktu. Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada perkembangannya frekuensi yang digunakan adalah 1800 MHz dan 1900 MHz. Kelebihan dari GSM adalah interface yang lebih bagi para provider maupun para penggunanya. Selain itu, kemampuan roaming antar sesama provider membuat pengguna dapat bebas berkomunikasi. Arsitektur jaringan GSM seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 [2].


(85)

Pada Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM terdiri dari perangkat-perangkat yang saling mendukung, dari 4 subsistem yang terkoneksi dan berinteraksi antar sistem dan dengan user melalui network interface, 4 subsistem tersebut yaitu : MS (Mobile Station), BSS (Base Station Subsystem), NSS (Network Sub-System) dan OSS (Operation and Support System).

2.3 Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)

Sistem Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) didesain untuk komunikasi multimedia berupa komunikasi person-to-person dapat disajikan dengan tingkat kualitas gambar dan video yang baik, dan akses terhadap informasi serta layanan-layanan pada public dan private network akan disajikan dengan data rate dan kemampuan sistem komunikasi pada generasi ketiga ini lebih fleksibel. Sistem ini merupakan evolusi dari sistem Code Division Multiple

Access (CDMA). Infrastrukturnya mampu mendukung user dengan data rate

tinggi, mendukung operasi yang bersifat asinkron, lebar pitanya secara keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem GSM.

Teknologi telekomunikasi wireless generasi ketiga yaitu Universal Mobile

Telecommunication System (UMTS). UMTS merupakan suatu evolusi dari GSM,

dimana interface radionya adalah WCDMA, serta mampu melayani transmisi data dengan kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan data yang berbeda untuk aplikasi-aplikasi dengan Quality of Service (QoS) yang berbeda. Arsitektur jaringan WCDMA terlihat pada Gambar 2.2 [3].


(86)

Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan WCDMA

Dari gambar diatas terlihat bahwa arsitektur jaringan WCDMA terdiri dari perangkat-perangkat yang saling mendukung, yaitu User Equipment (UE), UMTS

Terresterial Radio Access Network (UTRAN) dan Core Network (CN).

2.4 Long Term Evolution (LTE)

Layanan mobile broadband terus berkembang seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dalam beraktivitas serta kebutuhan layanan internet. Berbagai teknologi seluler terus dikembangkan mulai dari GSM, WCDMA, dan LTE. LTE adalah standar terbaru dalam teknologi jaringan seluler dibandingkan GSM dan WCDMA. LTE adalah sebuah nama baru dari layanan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak yang merupakan langkah menuju generasi keempat dari teknologi radio yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon mobile. LTE adalah suatu proyek dalam Third Generation Partnership Project (3GPP).

Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet


(1)

vii

4.3.2 Pemetaan Ec/No Pada MS1 Saat Idle... 59

4.3.3 Pemetaan RSCP Pada MS2 Saat Dedicated ... 63

4.3.4 Pemetaan Ec/No Pada MS2 Saat Dedicated ... 67

4.3.5 Pemetaan SQI Pada MS2 Saat Dedicated ... 71

4.3.6 Pemetaan RSCP Pada MS3 Saat Dedicated ... 75

4.3.7 Pemetaan Ec/No Pada MS3 Saat Dedicated ... 79

4.3.8 Pemetaan Throughput Download Pada MS3 Saat Dedicated .. 83

4.4 Peta Pemetaan 4G LTE ... 87

4.4.1 Pemetaan RSRP Pada MS1 Saat Dedicated ... 87

4.4.2 Pemetaan RSRQ Pada MS1 Saat Dedicated ... 89

4.4.3 Pemetaan SINR Pada MS1 Saat Dedicated ... 91

4.4.4 Pemetaan Throughput Download Pada MS1 Saat Dedicated .. 93

4.4.5 Pemetaan RSRP Pada MS2 Saat Idle ... 95

4.4.6 Pemetaan RSRQ Pada MS2 Saat Idle ... 97

4.4.7 Pemetaan SINR Pada MS2 Saat Idle ... 99

4.5 Perbandingan Kualitas GSM ... 101

4.6 Perbandingan Kualitas WCDMA ... 102

4.7 Perbandingan Kualitas LTE ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... xiii


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM... 6

Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan WCDMA ... 8

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan LTE ... 9

Gambar 2.4 Tampilan TEMS Investigation ... 12

Gambar 3.1 Prose Optimasi Drive Test ... 25

Gambar 3.2 Konfigurasi Sistem Drive Test Berbasis MS dengan Laptop dan Receiver GPS Termasuk Antena ... 27

Gambar 3.3 Proses Drive Test Dalam Mobil Pada Jaringan GSM ... 27

Gambar 3.4 Flowchart Persiapan Drive Test ... 29

Gambar 3.5 Peta yang Telah Dimasukkan Pada Workspace ... 30

Gambar 3.6 Contoh Plot RxLevel (Idle Mode) Hasil Drive Test ... 32

Gambar 4.1 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxLvl Idle ... 35

Gambar 4.2 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxLvl Idle ... 36

Gambar 4.3 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxLvl Idle ... 37

Gambar 4.4 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxLvl Idle ... 38

Gambar 4.5 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxQual Idle ... 39

Gambar 4.6 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxQual Idle ... 40

Gambar 4.7 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxQual Idle ... 41

Gambar 4.8 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxQual Idle ... 42

Gambar 4.9 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxLvl Dedicated 43 Gambar 4.10 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxLvl Dedicated .... 44

Gambar 4.11 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxLvl Dedicated ... 45


(3)

ix

Gambar 4.13 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RxQual Dedicated 47

Gambar 4.14 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RxQual Dedicated .. 48

Gambar 4.15 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RxQual Dedicated ... 49

Gambar 4.16 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RxQual Dedicated ... 50

Gambar 4.17 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SQI Dedicated ... 51

Gambar 4.18 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan SQI Dedicated ... 52

Gambar 4.19 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SQI Dedicated ... 53

Gambar 4.20 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan SQI Dedicated ... 54

Gambar 4.21 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Idle ... 55

Gambar 4.22 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Idle ... 56

Gambar 4.23 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Idle... 57

Gambar 4.24 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Idle ... 58

Gambar 4.25 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Idle ... 59

Gambar 4.26 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Idle ... 60

Gambar 4.27 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Idle ... 61

Gambar 4.28 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Ec/No Idle ... 62

Gambar 4.29 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Dedicated 63 Gambar 4.30 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Dedicated ... 64

Gambar 4.31 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Dedicated ... 65

Gambar 4.32 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Dedicated ... 66

Gambar 4.33 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Dedicated 67 Gambar 4.34 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Dedicated .... 68

Gambar 4.35 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Dedicated ... 69


(4)

Gambar 4.37 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SQI Dedicated ... 71 Gambar 4.38 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan SQI Dedicated ... 72 Gambar 4.39 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SQI Dedicated ... 73 Gambar 4.40 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan SQI Dedicated ... 74

Gambar 4.41 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSCP Dedicated 75

Gambar 4.42 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan RSCP Dedicated ... 76

Gambar 4.43 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSCP Dedicated ... 77 Gambar 4.44 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan RSCP Dedicated ... 78

Gambar 4.45 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Ec/No Dedicated 79

Gambar 4.46 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Ec/No Dedicated .... 80

Gambar 4.47 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Ec/No Dedicated ... 81 Gambar 4.48 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Ec/No Dedicated ... 82 Gambar 4.49 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Throughput DL

Dedicated... 83 Gambar 4.50 Hasil Plot Operator Indosat Berdasarkan Throughput DL

Dedicated... 84 Gambar 4.51 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Throughpu DL

Dedicated... 85

Gambar 4.52 Hasil Plot Operator 3 Berdasarkan Throughput DL Dedicated 86

Gambar 4.53 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRP Dedicated 87

Gambar 4.54 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRP Dedicated ... 88

Gambar 4.55 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRQ Dedicated 89

Gambar 4.56 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRQ Dedicated ... 90


(5)

xi

Gambar 4.58 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SINR Dedicated ... 92

Gambar 4.59 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan Throughput DL Dedicated... 93

Gambar 4.60 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan Throughput DL Dedicated... 94

Gambar 4.61 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRP Idle ... 95

Gambar 4.62 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRP Idle... 96

Gambar 4.63 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan RSRQ Idle ... 97

Gambar 4.64 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan RSRQ Idle ... 98

Gambar 4.65 Hasil Plot Operator Telkomsel Berdasarkan SINR Idle ... 99

Gambar 4.66 Hasil Plot Operator XL Berdasarkan SINR Idle ... 100

Gambar 4.67 Grafik Kualitas Jaringan GSM ... 101

Gambar 4.68 Grafik Kualitas Jaringan WCDMA ... 102


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rentang Nilai RxLevel ... 13

Tabel 2.2 Penetapan RxQual Berdasarkan BER ... 15

Tabel 2.3 Rentang Nilai RxQual ... 16

Tabel 2.4 Rentang Nilai SQI ... 17

Tabel 2.5 Rentang Nilai RSCP ... 18

Tabel 2.6 Rentang Nilai Ec/No ... 19

Tabel 2.7 Rentang Nilai SQI ... 20

Tabel 2.8 Rentang Nilai Throughput ... 20

Tabel 2.9 Rentang Nilai RSRP ... 21

Tabel 2.10 Rentang Nilai RSRQ ... 22

Tabel 2.11 Rentang Nilai SINR... 23