AL QURAN and EMBRIOLOGI Ayat Ayat Tentan (1)

IDENTITAS BUKU
Data Buku
1. Judul Asli
2.
3.
4.
5.
6.

: Dalil Anfus Al-Qur’an & Embriologi (Ayat-

Ayat Tentang Penciptaan Manusia)
Pengarang
: Muhammad Izzuddin Taufiq
Penerbit
: Tiga Serangkai
Tahun Terbit
: 2006
Tempat Terbit
: Solo
Tebal Buku

: 254 halaman

RINGKASAN (ISI BUKU)
Dalil Anfus dan Ayat Penciptaan
Iman kepada Allah SWT merupakan rukun iman yang pertama di dalam akidah Islam.
Oleh karena itu, iman kepada-Nya merupakan tujuan dari tanda-tanda yang ada pada diri
manusia yang akan menunjukkannya. Tanda-tanda yang ada pada diri manusia ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian yang menunjukkan sifat penciptaan makhluk dan bagian
yang menunjukkan hikmah penciptaannya.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan tanda-tanda yang ada pada diri manusia
menunjukkan sifat penciptaan (makhluk) dan hikmahnya dengan dua cara berikut.
Pertama, mengarahkan pandangan manusia ke semua bentuk asalnya (dari satu fase ke
fase yang lain), kemudian mengarahkan pandangannya ke asal individu seseorang, dari awal
sampai akhir.
Kedua, mengarahkan pandangan manusia kepada dirinya sendiri, kemudian
difokuskan pada beberapa anggota tertentu. Hal ini sangat jelas tertera di dalam beberapa ayat
Al-Qur’an, seperti penggunaan kata khalaqakum, khalaqa lakum, ja’alakum, ja’ala lakum.
Dua cara ini menggabungkan antara pandangan lengkap yang mengambil bentuk
manusia secara keseluruhan dan pandangan yang difokuskan pada individu seseorang, bahkan
yang difokuskan pada bagian-bagian di dalamnya.

Ayat-ayat Al-Qur’an berbeda dalam ijaz dan tafsilnya, sebagiannya lebih jelas dari
sebagian yang lain. Dapat dikatan bahwa kedua ayat berikut telah mencakup ayat-ayat
penciptaan dan hikmahnya dengan seluruh pembahasannya.

Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apa ia diciptakan.(QS Ath-Thariq:5) dan Maka
hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya. (QS Abasa:24)
Ayat pertama meringkasa ayat-ayat yang memisahkan dalil-dalil penciptaan, dan
hikmah penciptaan manusia, sejak awal sampai akhir. Ayat kedua meringkas ayat-ayat yang
memisahkan dalil-dalil penciptaan, hikmah dalam anggota badan, dan tugas-tugasnya.
Ketika Al-Qur’an mengingatkan manusia dengan beberapa tahp penciptaannya, hal ini
dimaksudkan untuk memngingatkan ibrah-nya yang besar, yaitu sesuatu yang dilupakan
manusia hingga ia mengetahui tahap-tahap dan namanya.
Manusia lupa dengan ibrah (pelajaran) tahap-tahap penciptaan ini karena sebagiannyaseperti seperti pada fase janin dan kanak-kanak-belum hidup bersama. Setiap kali memasuki
fase baru ia lupa terhadap fase sebelum. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyampaikan fase-fase
ini di depan pemikiran dan imajinasinya sehingga fase yang telah lalu, sekarang, dan yang
akan datang berada pada satu pita yang terikat.
Jadi maksud Al-Qur’an bukanlah sekedar memberinya bekal penegtahuan untuk
mengenal sehingga manusia melihat fase-fase itu pada dirinya sendiri dan yang lainnya. Akan
tetapi, Al-Qur’an menghendaki ketika manusia membaca fase-fase penciptaaannya, ia dapat
kembali mengingatnya dengan diikuti imajinasinya, lalu mengumpulkan antara teori susunan

yang jelas yang terdapat pada ayat-ayat dan susunan yang terjadi sesungguhnya, sebagaimana
ia melewati fase demi fase.
Ketika manusia mengamati ayat-ayat ini, ia akan merasakan bahwa ayat-ayat ini
langsung ditujukan kepadanya. Fase-fase ini disebutkan dalam beberapa ayat dan secara jelas
ada dua surat yang menyebutkannya secara rinci, yaitu Surat Al-Mu’minun dan Al-Mu’min
(Ghafir).
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu
sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS Al-Mu’minun: 12-16)

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah dan kemudian dari setetes air mani, sesudah itu
dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai anak, kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu
hidup lagi) sampai tua, di antara kamu yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu

memahami(nya). Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan
sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah.”Maka jadilah ia. (QS AlMu’minun: 67-68)
Fase Tanah
       
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah
(QS Al-Mu’minun: 12)
Pengertian ayat ini mempunyai dua pendapat. Pertama, kata insan pada ayat tersebut
berartiAdam a.s., dan dikatakan sulalah karena ia berasal dari tanah. Pendapat ini berdasarkan
mazhab Salman Al-Farisi dan Ibnu Abbas dalam riwayat Qatadah. Kedua, kata insan berarti
anak Adam, sedangkan sulalah berarti nutfah yang berasal dari tanah, dan yang berasal dari
tanah adalah Adam a.s. pendapat ini didasarkan pada pendapat Abu Shaleh dari Ibnu Abbas.
Pemilik pendapat pertama mengatakan bahwa kata thin dalam Al-Qur’an kebanyakan
digunakan untuk Adam a.s., sedangkan pemilik pendapat kedua mengatakan bahwa lafal
insane dimaksudkan untuk menunjukkan jenis. Jadi, ketika bermkana anak Adam, kalimat itu
memakai athaf (Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani) sehingga berbeda kalau lafal
itu bermakna Adam karena taqdirnya tidak disebutkan, seperti dikatakan (Kemudian Kami
jadikan ia). Oleh karena itu, kedua pendapat ini sama-sama kuat, dan inilah yang dipilih oleh
Ibnu Jarir.
Ada pendapat lain (ketiga) yang menyatakan bahwa (sulalah min thin) menunjukkan
sperma laki-laki dan ovum wanita. Keduanya berasal dari makanan berasal dari tanah. Inilah

makna yang benar dan menunjukkan pada kenyataan.
Dengan ketiga makna ini, ayat tersebut menunjukkan pada asal manusia pertama dan
asal manusia secara langsung (setelah Adam). Keduanya berasal dari tanah. Adam dari tanah,
sedangkan sperma (pertama) berasal dari Adam, dan sperma merupakan sari dari makanan,

sedangkan makanan berasal dari tanah. Jadi, yang dikatakan dalam ayat Surat Al-Mu’minun
dikatakan pula dalam ayat Surat Al-Mu’min.
Fase Nutfah

      
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).(QS Al-Mu’minun: 13)
Fase pertama merupakan awal penciptaan manusia dan awal penciptaan masingmasing individu manusia. Ayat ini diawali dengan kata pendek tsumma (kemudian)yang hanya
membutuhkan beberapa detik saja untuk mengucapkannya. Akan tetapi, sudah berapa banyak
nutfah yang ada sejak penciptaan Adam sampai awal penciptaan diri kita?
Kata itu sangat pendek, tetapi maknanya sangat dalam menembus batas waktu, mulai
dari setiap manusia sampai ke masa penciptaan manusia pertama, Adam a.s. dan kembali dari
Adam a.s. sampai ke semua keturunannya.
Kata tsumma pada ayat di atas menghubungkan antara awal penciptaan manusia dan
awal penciptaan setiap individu manusia. Kata itu mencakup masa yang sangat panjang yang

memisahkan individu manusia dari moyangnya-Adam-dan generasi yang ada di antara itu
selama ratusan tahun.
Proses penciptaan manusia tidak hanya berhenti pada fase nutfah, tetapi terus
memanjang sampai ke masa anak cucu Adam hingga generasi seterusnya. Seseorang tidak
akan tercantum dalam salah satu urutan anak cucu Adam jika tidak mempunyai
ketersambungan dengan nama-nama sebelumnya.
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sulalah
dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya nutfah di dalam tempat yang kukuh.” (QS AlMu’minun: 12-13)
Nutfah yang dimaksud di sini adalah nutfah amsyaj yang terdiri atas unsur nutfah lakilaki dan perempuan. Laki-laki mengeluarkan sebagai nutfah dari tubuhnya agar keturunannya
berlanjut setelah ia tiada, demikian juga perempuan. Mereka berperan dalam pembentukkan
nutfah amsyaj itu dengan kadar yang seimbang.
Fase ‘Alaqah
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ….. (QS Al-Mu’minun: 14)

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah …... (QS Al-Mu’min :67)
Ibnul Jauzi dalam kitab Zad Al-Masir berpendapat ‘alaqah adalah sejenis darah yang
bergumpalan dan kental. Dikatakan juga karena sifat lembab dab bergantung pada periode
yang dilaluinya.
Pendapat beliau mendekati kebenaran karena ‘alaqah memang bukan darah,

melainkan sesuatu yang menyelam dalam darah. Pendapat kedua ini benar karena pada fase
ini ‘alaqah menggantung pada dinding rahim.
Fase Mudhgah
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain …. (QS Al-Mu’minun: 14)
Mudhgah adalah sepotong daging tempat pembentukkan janin. Fase ini dimulai kirakira pada minggu keempat. Setelah kapsul janin (embrio) terbentuk menjadi tiga tingkatan
pada minggu ketiga, mulai terlihat ciri-ciri pertama susunan saraf dan aliran darah.
Pada minggu keempat atau setelah dua puluh hari masa pembuahan, terlihan
permulaan munculnya anggota-anggota tubuh terpenting. Oleh karena itu, ilmu kedokteran
menyatakan bahwa minggu ini adalah awal pembentukkan anggota-anggota tubuh.
Permulaan pembentukkan anggota tubuh ini dimulai pada hari kedua puluh dalam
bentuk gumpalan daging kecil yang merupakan awal mula anggota tubuh dalam lapisan janin.
Setelah muncul gumpalan berbentuk badan, janin mulai terlihat seperti mudhgah kecil dan
menyerupai sesuatu yang dikunyah yang terdapat pada bekas gigi.
Inilah keistimewaan-keistimewaan terpenting pada minggu keempat. Oleh karen itu,
minggu ini dianggap sebagai awal pembentukkan anggota-anggota tubuh. Selama fase ini
janin berbentuk seperti mudhgah (segumpal daging).
Fase Tulang dan Daging

… Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging …. (QS AL-Mu’minun: 14)

Al-Qur’an telah menamakan tiap-tiap fase sesuai dengan kejadian terpenting yang
terdapat pada tiap fase. Pada fase ini-secara umum-merupakan permuulaan pembentukkan
tulang dan perbedaannya dengan mudhgah, sebagaimana fase sebelumnya yang secara
keseluruhan adalah munculnya gumpalan daging kecil. Pada fase selanjutnya, tulang tersebut
dengan otot-otot.
Sekalipun proses yang terus berkelanjutan antara munculnya gumpalan daging,
permulaan tulang belulang, dan pembunhgkusannya dengan otot-otot serta tercapainya semua
itu dalam waktu singkat selama minggu keempat, tetapi buku-buku kedokteran tidak
membedakan antara fase mudhgah, tulang dan daging (otot). Buku-buku kedokteran hanya
menyusunnya dengan standar minggu dan hari, serta membagi fase pertumbuhan janin
menjadi dua, yaitu fase janin (embrio) dan fase kehamilan (fetus).
Setelah kita ikuti urutan terjadinya perubahan-perubahan selama minggu keempat
sesuai dengan ilmu kandungan, kita temukan kesesuaian urutan-urutan tersebut dengan urutan
dalam Al-Qur’an tentang hal ini lebih akurat.
Fase Penciptaan Makhluk yang Berbentuk Lain




….











   

… Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS Al-Mu’minun: 14)
Ayat ini mengisyaratkan pada janin tentang perkembangannya di
bulan


keempat

dan

setelahnya.

Sebagaimana

pemakaian

predikat

“fakasauna” (Kami bungkus dengan daging) pada ayat sebelumnya, ayat
ini juga benar-benar cermat dalam pemakaian predikat “ansya’nahu”
(Kami jadikan dia). Kata “insya” berarti menciptakan sesuatu dan
memeliharanya. Masa pencitaan telah terjadi pada periode sebelumnya.
Oleh karena itu, periode ini adalah periode pemeliharaan dan penumbuhan
janin yang telah tercipta. Setelah menggunakan kata “ansya’nahu”
dengan keakuratan dan kecermatan yang sama, ayat ini juga memakai
kata “khalaqan akhar” (makhluk yang berbentuk lain). Pengungkapan


seperti ini merupakan pengungkapan teringkas dan dapat memberikan
gambaran yang dalam serta tepat mengenai keadaan janin ketika tumbuh.
Perubahan-perubahan baru yang terjadi pada periode ini mempunyai
dua sisi.
1. Dapat dipantau oleh ilmu eksakta dengan berbagai peralatannya,
yaitu

perkembangan

yang

tampak

pada

janin

ketika

telah

mendapatkan karakter kemanusiaannya yang telah terlihat jenis
kelaminnya serta mulai bergerak.
2. Dibawa oleh wahyu, yaitu peniupan roh di dalamnya.
Peniupan roh adalah puncak dari persiapan-persiapan jasmani yang
terjadi pada janin untuk memberikan sifat-sifat manusia kepadanya.
Dengan

peniupan

roh

ini,

selesailah

fase

terakhir

dari

fase-fase

pembentukkan janin-dengan badan dan rohnya-sebagai (makhluk yang
berbentuk lain”, yang berbeda dari makhluk hidup yang lain. Peniupan roh
dapat dikatakan sebagai peresmian bahwa janin benar-benar telah
menjadi “makhluk yang berbentuk lain” meskipun persiapan itu telah
dimulai

sejak

diketahui

periode

setiap

penciptaan

periode

tidak

segumpal

dilepaskan

daging.
oleh

Sebagaimana

janin

hingga

ia

mendapatkan semua unsur asasinya. Sifat-sifatnya pun dapat terlihat
dominan padanya.
Isyarat yang ditunjukkan dalam ayat tersebut juga mencakup
penyempurnaan badan dan akal sehingga dapat menambah perbedaan
antara bayi-bayi yang lahir. Ayat ini merupakan fase terakhir yang
disebutkan Surat Al-Mu’minun. Setelah itu datang ayat, “Kemudian,
sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” Ini
berarti ayat “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain”
mencakup masa yang ada antara peniupan roh dan kematian. Pada Surat
Al-Mu’min

disebutkan

secara

rinci

sebagaimana yang akan kita bahas nanti.
Masa Kanak-Kanak

tentang

fase-fase

tersebut,

….. sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak
…. (QS Al-Mu’min: 67)
Maksud ayat tersebut adalah mengeluarkan manusia dari rahim ke dunia sebagai anakanak.
Masa Dewasa

      ...
…. 
…. Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup)
supaya kamu sampai kepada masa (dewasa)…. (QS Ghafir :67)
Para ahli tafsir berselisih mengenai makna mengenai makna kata asyudd. Sesuai
dengan urutan ayat Al-Qur’an, kata asyudd adalah masa yang dimulai dari akhir masa kanakkanak sampai dengan permulaan masa tua. Ayat Al-Qur’an menyebut masa asyudd di anatara
keduanya.
Masa dewasa adalah masa saat seseorang sedang dalam puncak kekuatannya. Dengan
mulainya masa dewasa ini, pembebanan syariat pun dimulai. Oleh karena itu, ayat Al-Qur’an
dalam surat Al-Hajj menyebutkan tentang kematian sebelum dan sesudah saat itu. Ayat itu
juga menyebutkan kata nukhrijukum (Kami keluarkan kamu) dan kata nuqirru (Kami
tetapkan) tanpa huruf lam (yang berarti “agar”), sedangkan kata litablughu (agar kamu
sampai) tertulis dengan “lam”. Ini menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan adalah agar
kalian sampai pada umur dewasa sehingga kalian dibebani dengan syariat dan diuji.
Masa Tua
….. Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),
kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua … (QS Al Mu’min: 67)
“Tua” berarti saat manusia telah mencapai umur tua dan dipanjangkan umurnya
sampai pikun. Tua tidak memiliki batasan umur tertentu, tetapi tua adalah hal yang sudah
umum diketahui manusia.
Anggota Tubuh dan Tugas-Tugasnya

Ayat-ayat al-Qur’an-pada bab satu-menjelaskan penciptaan dalam periode-periode
yang besar serta menunjukkan hikmah dan urgensi yang terkandung di dalamnya secara
komprehensif dan global.
Sekarang kita akan membahas ayat-ayat Al-Qur’an yang memaparkan penciptaan serta
hikmah yang tersebar dalam tubuh manusia, terlepas dari periode-periodenya.
Sisi Tak Sadar
Dalam tubuh manusia, kita dapat memerhatikan pembagian tugas yang sangat teratur,
bahkan melampaui keteraturan pembagian tugas dalam suatu tatanan masyarakat yang telah
teratur. Pembagian tugas ini berkaitan dengan susunan sel. Kita menamakan kumpulan sel-sel
yang tersusun dalam suatu susunan khusus dan mempunyai tugas fisiologis tertentu dengan
nama jaringan.
Suatu organ tubuh dapat memiliki bermacam jaringan sehingga tugas yang ada di
dalamnya bermacam-macam. Adakalanya tugas yang dilakukan itu rumit sehingga harus
dilakukan dengan bantuan lebih dari satu organ. Keterkaitan antara tugas-tugas tubuh dan
organnya sangat kompleks. Hal ini menjelaskan rumitnya proses penciptaan di dalam rahim
dan tepatnya keterkaitan penciptaan tiap organ, tiap jaringan, dan tiap sel pada masa
pembentukkan.
Apabila kita melihat organ-organ tak sadar, misalnya, kita akan mendapatkan organorgan itu saling melengkapi dengan tujuan untuk memberikan dua hal penting kepada tubuh.
Pertama, memberikan semua unsur asasi dalam kehidupan yang memungkinkannya untuk
terus hidup. Kedua, memberikan kemungkinan pada organ-organ bawah sadar untuk
melakukan gerakan-gerakan bebas yang berjalan di bawah intruksi otak dan kemauan.
Untuk mewujudkan kedua hal ini, kita melihat bermacam proses yang menjelaskan
usaha keras yang menakjubkan yang di keluarkan oleh organ-organ tak sadar ini serta
menjelaskan “integritas” yang menjadi ciri khasnya ketika ia melakukan tugasnya. Tubuh
yang memberikan sekumpulan tugas pada satu organ tidak memberikan tempat bagi organorgan yang tidak memiliki peran dalam tugas itu. Setiap organ tubuh atau jaringan diberi hak
untuk mendapatkan makanan dan perlindungan selama ia masih menjalakan tugas yang
bermanfaat bagi tubuh.
Perbedaan Tugas Jaringan

Dalam membahas rahasia keragaman tugas jaringan, para peneliti-pada saat ini-lebih
cenderung membahasnya pada gen-gen yang tersembunyi di dalam inti setiap sel. Mereka
berpendapat bahwa penafsiran mengenai perbedaan tugas jaringan-jaringan kembali pada
perbedaannya dalam proses kontruksi dan proses asimilasi. Penjelasan mengenai kedua proses
itu dimulai dari gen-gen ini. Organ-organ tubuh dapat diibaratkan sebagai kumpulankumpulan besar dari sel. Sel-sel ini pada intinya merupakan laboratorium-laboratorium yang
digunakan dalam pembuatan protein. Protein yang dibuat di dalam sel ini terbagi menjadi dua,
yaitu protein konstruksi dan protein asimilasi, yang dinamakan juga dengan enzim. Protein
pertama bertugas memperbarui sel-sel tubuh, sedangkan yang kedua mempunyai tugas dalam
proses-proses biologi di dalamnya.
Nutrisi
Manusia hendaknya memerhatikan makanannya agar dapat mengambil manfaat dan
pelajaran darinya pada setiap periode, baik ketika telah siap untuk dimakan maupun ketika
telah siap untuk diproses dalam tubuh untuk digunakan. Setiap makanan menyeru manusia
untuk merenungkan dua periode yang dijalaninya, yaitu ketika di luar tubuh dan di dalam
tubuh.
Organ Pencernaan
Organ pencernaan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, saluran pencernaan yang
dipakai sebagai tempat berlalunya makanan. Kedua, kelenjar-kelenjar tambahan yang ikut
mencerna makanan secara kimia.
Adapun organ-organ pencernaan yang terlibat secara langsung yaitu meliputi: mulut,
esophagus, lambung, usus besar, usus halus, dan berakhir di anus.
Penyerapan
Proses penyerapan adalah proses akhir dari kerja berat yang dilakukan oleh saluran
pencernaan bersama organ-organ sekunder di dalam pencernaan. Oleh sebab itu, serabutserabut “memberikan penghargaan” atas usaha ini. Serabut-serabut itu menyerapnya dengan
penuh ketelitian, hanya 5% dari lemak dan 15% dari protein yang dapat lolos.
Penyerapan dapat dipandang sebagai proses fisiologis yang sangat rumit, khususnya
pada mekanisme penyerapan zat-zat yang berlainan itu tidak sama. Proses penyerapan ini

dilakukan melalui kontraksi-kontraksi berkala yang dilakukan oleh serabut-serabut. Ketika
serabut berkontraksi, kandungan pipa-pipanya tertekan sehingga ia mendorongnya ke
pembuluh darah dan pembuluh limfa yang lebih besar. Saat beristirahat, mater-materi
makanan kembali masuk menuju pembuluh-pembuluh kecil ini.
Organ Peredaran
Makanan yang telah terserap sari-sarinya masuk ke dalam pembuluh darah, lalu
terdorong dengan kuat ke dalam suatu tempat tertutup yang di dalamnya beredar cairan yang
dinamakan darah.
Unsur-Unsur Pembentuk Darah
Darah adalah cairan merah agak asin dan mempunyai ciri-ciri alkali. Rata-rata,
manusia mempunyai lima sampai enam liter darah, atau sama dengan 1:13 berat tubuhnya.
Darah dibentuk dari benda cair yang dinamakan plasma dan dari sel-sel darah, yaitu
sel-sel darah merah dan putih serta dari lempengan darah. Plasma berjumlah 58% dan sel
darah merah berjumlah 42%. Plasma adalah cairan berwarna kuning cerah (warna darah
dihasilkan dari sel-sel darah merah). Susunannya sangat rumit karena mengandung semua
materi yang ikut membentuk jaringan tubuh.
Organ Pernapasan (Peredaran Kecil)
Perjalanan kita bersama makanan yang terserap masih berlanjut meskipun kita telah
meninggalkannya dalam keadaan telah berjalan selaras di dalam peredaran darah. Agar dapat
menyaksikannya terbakar di dalam jaringan-jaringan otot, kita harus mengantar darah ke paruparu untuk melihat bagaimana oksigen yang cukup akan di datangkan ke sana untuk
pembakaran ini.
Kita tinggalkan darah saat ia berjalan dari bilik jantung bagian kanan menuju
pembuluh paru-paru agar kita dapat mendahuluinya dengan cepat keluar tubuh. Kita akan
mengenal udara ini pada tempatnya yang asli sebelum sejumlah darinya masuk ke dalam paruparu.
Peredaran Besar
Makanan berjalan bersebelahan dengan oksigen. Makanan larut dalam cairan darah
(plasma) dan oksigen di bawa ke “kotak-kotak” sel darah merah. Kapiler-kapiler membawa
keduanya menuju setiap jaringan, kelenjar, dan sel.

Perlindungan
….. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu ….. (QS AnNaml: 88)
Fenomena dalam tubuh, seperti mata tidak akan salah melihat karena mempunyai
kesempurnaan susunan dan kejadian serta kecakapannya dalam melakukan pekerjaannya.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu. Kesempurnaan
dalam sisi anatomi dan tugas inilah yang mengurangi keracunan-keracunan yang mungkin
terjadi.
Sisi Sadar

      
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (QS At-Tin: 4)
Yang pertama kali tampak pada diri manusia adalah organ-organ kehendaknya. “Sisi
dimensi kehendak” dalam hal ini adalah organ penerima (atau indra) dan organ motorik
(tulang dan otot) karena organ-organ itu relatif tunduk pada kehendak manusia. Organ-organ
kehendak yang tampak pada penglihatan kita, selain sebagai keindahan dan kesempurnaan
tubuh manusia, juga merupakan poros perilaku kehendakna.
Akal sebagai pangkal kelebihan manusia dari segi peradaban tidak dapat memainkan
perannya jika tidak ditopang oleh bentuk-sempurna-tubuh manusia dengan organ-organnya
yang patuh menerima perintah akal. Semua bentuk penundukan yang dilakukan manusia di
muka bumi ini kembali pada akal dan bentuk tubuh yang sempurna secara bersamaan. Di
dunia hewan terdapat medan yang luas untuk penelitian perbandingan yang diserukan oleh
ayat Al-Qur’an di atas.
Berbeda dengan organ non kehendak, organ kehendak tidak bekerja terus-menerus,
tetapi kesepian dan kemampuan memfungsikannya harus mengikuti kehendak.
Tulang
Tulang memiliki dua keistimewaan, dan keduanya dapat melakukan peran penting
pada setiap pekerjaan bawah sadar. Pertama, tulang itu menegakkan tubuh dengan
kekuatannya. Kekuatan ini di dapatkan dari meresapnya garam mineral dalam jaringan-

jaringan dan ikatan-ikatan kuat yang mengikatnya. Kedua, tulang itu memungkinkan tubuh
untuk bergerak. Hal ini disebabkan adanya persendian-persendian dan cairan kental yang
memudahkan gerakan persendian. Jika bukan karena dua keistimewaan yang dimiliki tulang
ini, otot tidak akan dapat berkontraksi dan beristirahat.
Otot
Otot memilki kelebihan, yaitu kuat dan lentur. Otot ini sangat kuat sehingga pada saat
mendesak, ia mampu menanggung beban sampai seribu kali beratnya. Otot lentur
memungkinkannya berkontraksi dan beristirahat dalam sekian persen detik, seperti pada
gerakan-gerakan cepat yang bertujuan untuk menghindarkan tubuh dari bahaya yang tiba-tiba.
Kekuatan dan kelenturan terkumpul dalam otot karena sifat mengerut hanya dimiliki olehnya
di dalam tubuh. Sifat mengerut ini adalah salah satu sifat yang aneh, yang tersembunyi di
dalam serabut-serabut tali otot, yang darinya terbentuk sabuk-sabuk pembentuk otot.
Tangan
Tangan dapat bergerak disebabkan beberapa hal, antara lain tulang-tulangya yang
berbeda, sendi-sendi yang ada pada bahu, sikut, dan sebagainya, pembagian ganda pada tulang
yang menyebabkan salah satunya dapat berkontraksi dan yang lain beristirahat, saraf-saraf
yang ada di sela-sela tangan, dan posisi umum pada bagian atas tubuh.
Pada dasarnya, keadaan tangan itu sangat sederhana. Kesederhanaannya ini merupakan
tanda yang sangat mengagumkan bagi manusia karena bertolak belakang dengan tugasnya
yang besar dan banyak. Ia dapat bekerja dan merasa dalam satu waktu atau bersamaan dengan
kelima jarinya. Letak ibu jari di bagian depan ke empat jarinya yang lain membuatnya mampu
bekerja semaksimal mungkin.
Kaki
Dua kaki tidak lebih sedikit penting daripada dua tangan. Keduanya tidak sekedar
menahan berat badan, tetapi juga membawanya kemana pun, baik dengan cepat maupun
pelan, sesuai kehendak.
Di antara sebagian kenikmatan adalah ia selalu menyertai manusia-dan hal ini sangat
mudah-agar dapat diketahui bagaimana kedua kakinya memindahkan ke setiap tempat yang
dikehendaki.

Di antara keistimewaan tubuh, ia dikuatkan dengan gerakan-gerakan, dan hal ini tidak
melemahkannya. Otot-otot akan bertambah besar dengan latoihan-latihan, bahkan akan
bertambah kuat. Oleh karena itu, banyak berjalan dapat menguatkan otot kaki.
SARAN
Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk memberikan saran dari buku yang
berjudul Dalil Anfus Al-Qur’an dan Embriologi (Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia) )ini
diantaranya :
A. Bagi Pengarang
1) Dalam penulisan istilah-istilah asing hendanknya di sertai penjelasanya.
2) Jika hendak merevisi isi buku, pesan yang disampaikan haruslah lebih baik lagi dari
edisi sebelumnya sehingga pembaca dan penulis merasa puas dalam mamahami isi buku
tersebut.
B. Bagi Penulis dan Pembaca
1) Bagi penulis jika hendak mereview sebuah buku, harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana cara mereview yang baik dan benar;
2) Buku yang hendak di review harus banyak mengandung nilai yang mendidik dan
memberikan pengetahuan luar yang bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis;
3) Bagi pembaca jika hendak mereview sebuah buku harus melihat dan membaca
keseluruhan isi dari buku tersebut.
C. Bagi Penerbit
Bagi pihak penerbit agar buku ini bisa diperbanyak dan dipublikasikan kembali karena
isinya yang sangat menarik.

KOMENTAR

Berdasarkan uraian di atas dan juga hasil pengamatan yang telah saya lakukan, dapat
disimpulkan bahwa buku ini menguraikan secara detail tentang kejadian manusia, terciptanya
sel, perjalanan spermatozoa menuju ovum, terbentuknya nutfah sampai bayi yang sempurna.
Diterangkan pula keadaan bayi ketika lahir, masa kanak-kanak, dan dewasa. Semuanya ini
dijelaskan secara ilmiah (menurut ilmu kedokteran) dan berdasarkan keterangan-keterangan
Al-Qur’an tentang ilmu embriologi.
Diantara ayat-ayat yang ada dalam diri manusia adalah perkembanga janin dalam
kandungan sang ibu dan susunan sel saraf manusia. Semua ini menunjukkan kebenaran AlQur’an dan kekuasaan Allah, Pencipta alam semesta beserta isinya. Hanya dari setetes air
mani, Allah SWT membentuk bayi menjadi sempurna wujudnya. Maha Suci Allah yang Maha
Pencipta.
KELEBIHAN & KEKURANGAN
Kelebihan buku:
Buku karangan Muhammad Izzuddin Taufiq ini sangat kaya akan makna dan ilmu
yang sangat bermanfaat, sehingga buku ini banyak sekali memiliki kelebihan diantaranya
adalah:
a) Buku ini cukup menarik untuk dibaca bagi semua kalangan.
b) Setiap Bab di lengkapi dengan ayat Al-Qur’an.
Kelemahan buku:
Walau buku ini memiliki banyak sekali kelebihan, namun masih ada kekurangan
diantaranya adalah:
a) Banyak bahasa dan istilah asing yang terdapat dalam buku ini, namun tidak disertai
dengan penjelasan sehingga pembaca kadang merasa kesulitan untuk mencerna
maksud dari beberapa kalimat.
b) Menggunakan bahasa yang terlalu tinggi sehingga pembaca sedikit kesulitan dalam
memahami isi buku tersebut.