MAKALAH FONOLOGI MORFEM TUGAS MATA KULIA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
bersosialisasi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar. Dalam berkomunikasi,
bahasa
sebagai
media
penyampai
pesan
untuk
menyampaikan
dan
mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan. Maka dari itu sudah
seharusnya dalam berkomunikasi kita mengethaui dan memperhatikan struktur
atau kajian yang terkandung di bahasa yang digunakan. Dalam hal ilmu bahas,
perlu ada pembelajaran mengenai berbagai aspek yang ada didalamnya. Salah satu
cabang ilmu kebahasaan adalah morfologi.
2.
a)
b)
c)
d)
Perumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan morfologi ?
Apa yang dimaksud dengan morfem?
Apa yang dimaksud dengan morf dan alomorf?
Apa saja klasifikasi morfem?
B. Pembahasan
1. Morfologi
1
Morfologi berasal dari kata Morphologie (bahasa Yunani) yang terbentuk
dari kata morphed (bentuk) dan logos (ilmu). Morfologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahanbentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Morfologi mengenal satuan gramatikal
terkecil, yaitu morfem, wujud lahirnya, jenisnya, hubungannya dengan kata, serta
makna gramatikalnya.
1.1 Identifikasi Morfem
Morfem adalah unit terkecil dalam bahasa sebagai unsur pembentuk kata
yang mempunyai makna. Dalam Bahasa Indonesia, morfem bisa berupa imbuhan
atau kata yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya imbuhan. Namun, ada morfem
yang harus bergandeng dengan imbuhan.
Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan kita
harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentukbentuk lain. Kalau bentuk tersebut bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk
lain, bentuk tersebut adalah morfem. Sebagai contoh kita ambil bentuk [kesatu]
dalam sebuah ajaran. Ternyata bentuk [kedua] dapat kita banding-bandingkan
dengan bentuk-bentuk sebagai berikut:
(1) Kedua
(2) Ketiga
(3) Kelima
(4) Ketujuh
(5) Kedelapan
(6) Kesembilan
(7) Kesebelas
Ternyata juga semua bentuk ke pada deret di atas dapat disegmentasikan
sebagai satuan tersendiri dan yang mempunyai makna yang sama, yaitu
menyatakan tingkat atau derajat. Dengan demikian, bentuk ke- pada deret di atas
adalah morfem karena bentuk terkecil yang berulang-ulang dan mempunyai
2
makna yang sama. Perhatikan bentuk ke- pada deret berikut (di sini kaidah ejaan
tidak diindahkan).
(1) Kepasar
(2) Kekampus
(3) Kedapur
(4) Kemasjid
(5) Kealun-alun
(6) Keterminal
Ternyata bentuk ke- pada deret di atas dapat diperlihatkan sebagai satuan
tersendiri dan juga mempunyai arti yang sama, yaitu mnyatakan daerah atau
tujuan. Dengan demikian, ke- pada deret tersebut adalah sebuah morfem.
Persoalan sekarang adalah apakah ke- pada deretan kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya dengan ke pada deratan kepasar, dan kekampus, dan seterusnaya itu
merupakan
morfem
yang
sama,
atau
tidak.
Dalam
hal
ini,
makna
bentuk ke pada kedua dan kepasar tidak sama, kedua ke itu bukan morfem yang
sama. Keduanya merupakan dua buah morfem yang berbeda meskipun bektuknya
sama. Jadi, kesamaan arti dan kesamaan bentuk merupakan ciri atau indentitas
sebuah morfem.
Perhatikan bentuk meninggalkan yang juga terdapat pada arus ujaran di
atas, lalu bandingkan dengan bentuk-bentuk lain yang ada dalam deret berikut!
meninggalkan
peninggalan
ditinggal
ketinggalan
tertinggal
sepeninggal
Dalam deretan tersebut terlihat ada bentuk yang sama, yang dapat
disegmentasikan dari bagian unsur-unsur lainnya. Bagian yang sama itu adalah
bentuk tinggal atau ninggal. Betuk tinggal pun adalah sebuah morfem karena dan
betuk maknanya sama. Untuk menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau
bukan kita harus mngetahui atau mngenal maknanya. Perhatikan deret berikut!
3
Menelantarkan
Telantar
lantaran
Meskipun bentuk lantar terdapat berulang-ulang pada deret tersebut,
bentuk lantar adalah bukan bentuk sebuah morfem karena tidak ada maknanya.
Lalu, ternyata juga pula bahwa bentuk menelantarkan mempunyai hubungan
dengan telantar, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan lantaran.
1.2.
Morf dan Alomorf
Morf yaitu nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya,
sedangkan alomorf yaitu nama untuk bentuk tersebut jika sudah diketahui status
morfemnya.
1.3.
Klasifikasi Morfem
1.1.1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas adalah morfem yang dapat digunakan tanpa kehadiran
morfem lain. Artinya, morfem bebas dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan
morfem lain. Contohnya, kata {pulang}, {makan}, {tidur}, {indah}, yang dapat
digunakan tanpa harus dibantu oleh morfem lain.
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat digunakan tanpa adanya
bantuan dari morfem lain atau morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai
kata. Agar menjadi morfem bebas, maka morfem terikat harus didampingi
imbuhan, seperti {lanjur}, {juang}, {lantar} merupakan beberapa morfem yang
tidak pernah diucapkan tanpa bantuan imbuhan/morfem lain. Kata {lanjur} dapat
disandingkan dengan imbuhan {ter-} yang menjadi {terlanjur}. Kata {juang}
dapat disandingkan dengan imbuhan {ber-}, {per-an}, {diper-kan} menjadi kata
{berjuang}, {perjuangan}, {diperjuangkan}. Sedangkan kata {lantar} dapat
disandingkan dengan imbuhan {ter-}, {men-kan} yang menjadi {terlantar} dan
{menelantarkan}.
4
1.1.2. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi
Morfem
utuh
adalah
morfem-morfem
yang
unsur-unsurnya
bersambungan secara langsung. Contoh: {makan}, {tidur}, dan {pergi}.
Sedangkan morfem terbagi adalah morfem-morfem yang tidak tergantung menjadi
satu keutuhan. Morfem-morfem itu terbelah oleh morfem yang lain. Misalnya kata
{kehujanan} dan {bertabrakan} terdapat imbuhan ke-an atau {ke….an} dan
imbuhan ber-an atau {ber….an}.
1.1.3. Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem-morfem yang terbentuk dari unsurunsur segmental. Maksudnya, morfem segmental dapat dibagi ke dalam segmensegmen/ bagian-bagian. Segmen-segmen itu berciri linear, contohnya kata {tried}
dalam bahasa Inggris memiliki dua morfem yaitu {try} dan {-ed}.
Morfem suprasegmental adalah morfem yang berupa tekanan, yakni nada
turun, nada datar, nada turun naik, dan nada naik. Morfem suprasegmental harus
hadir bersama morfem segmental. Hal ini merupakan syarat dalam pemakaian
bahasa.
1.1.4. Morfem Beralomorf Zero
Morfem beralomorf zero yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak
berwujud bunyi segmental ataupun suprasegmental, tetapi berupa “kekosongan”
yang dilambangkan “0”. Alomorf
zero merupakan salah satu alomorf dari
morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
1.1.5. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren telah
memiliki makna sendiri tanpa berproses dulu dengan morfem lain. Misalnya :
{kuda}, {pergi}, {lari}.Morfem tidak bermakna leksikal yaitu morfem yang tidak
mempunyai makna pada dirinya sendiri. yang termasuk morfem tidak bermakna
leksikal yaitu morfem-morfem afiks, seperti {ber-}, {me-}, {ter-}.
5
1.1.6. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (stem), dan Akar (root)
Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dangan morfem
afiks. Misalnya : bentuk-bentuk seperti {juang}, {kucing} dll. Bentuk dasar atau
dasar (base) biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi
dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya : kata keanekaragaman bentuk
dasarnya aneka ragam. Pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar
dalam proses infleksi. Contoh : kata books pangkalnya book. Sedangkan akar
(root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh
lagi. Misalnya kata “untouchable” akarnya “touch”.
C. Kesimpulan
1) Morfologi adalah suatu ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahanbentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
2) Morfem adalah unit terkecil dalam bahasa sebagai unsur pembentuk kata yang
mempunyai makna.
3) Morf yaitu nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya,
sedangkan alomorf yaitu nama untuk bentuk tersebut jika sudah diketahui
status morfemnya.
4) Klasifikasi morfem
a) Morfem bebas dan morfem terikat
b) Morfem utuh dan morfem terbagi
c) Morfem segmental dan morfem suprasegmental
d) Morfem beralomorf zero
e) Morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal
f) Morfem dasar, bentuk dasar, pangkal (stem), dan akar (root)
6
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
bersosialisasi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar. Dalam berkomunikasi,
bahasa
sebagai
media
penyampai
pesan
untuk
menyampaikan
dan
mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan. Maka dari itu sudah
seharusnya dalam berkomunikasi kita mengethaui dan memperhatikan struktur
atau kajian yang terkandung di bahasa yang digunakan. Dalam hal ilmu bahas,
perlu ada pembelajaran mengenai berbagai aspek yang ada didalamnya. Salah satu
cabang ilmu kebahasaan adalah morfologi.
2.
a)
b)
c)
d)
Perumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan morfologi ?
Apa yang dimaksud dengan morfem?
Apa yang dimaksud dengan morf dan alomorf?
Apa saja klasifikasi morfem?
B. Pembahasan
1. Morfologi
1
Morfologi berasal dari kata Morphologie (bahasa Yunani) yang terbentuk
dari kata morphed (bentuk) dan logos (ilmu). Morfologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahanbentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Morfologi mengenal satuan gramatikal
terkecil, yaitu morfem, wujud lahirnya, jenisnya, hubungannya dengan kata, serta
makna gramatikalnya.
1.1 Identifikasi Morfem
Morfem adalah unit terkecil dalam bahasa sebagai unsur pembentuk kata
yang mempunyai makna. Dalam Bahasa Indonesia, morfem bisa berupa imbuhan
atau kata yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya imbuhan. Namun, ada morfem
yang harus bergandeng dengan imbuhan.
Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan kita
harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentukbentuk lain. Kalau bentuk tersebut bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk
lain, bentuk tersebut adalah morfem. Sebagai contoh kita ambil bentuk [kesatu]
dalam sebuah ajaran. Ternyata bentuk [kedua] dapat kita banding-bandingkan
dengan bentuk-bentuk sebagai berikut:
(1) Kedua
(2) Ketiga
(3) Kelima
(4) Ketujuh
(5) Kedelapan
(6) Kesembilan
(7) Kesebelas
Ternyata juga semua bentuk ke pada deret di atas dapat disegmentasikan
sebagai satuan tersendiri dan yang mempunyai makna yang sama, yaitu
menyatakan tingkat atau derajat. Dengan demikian, bentuk ke- pada deret di atas
adalah morfem karena bentuk terkecil yang berulang-ulang dan mempunyai
2
makna yang sama. Perhatikan bentuk ke- pada deret berikut (di sini kaidah ejaan
tidak diindahkan).
(1) Kepasar
(2) Kekampus
(3) Kedapur
(4) Kemasjid
(5) Kealun-alun
(6) Keterminal
Ternyata bentuk ke- pada deret di atas dapat diperlihatkan sebagai satuan
tersendiri dan juga mempunyai arti yang sama, yaitu mnyatakan daerah atau
tujuan. Dengan demikian, ke- pada deret tersebut adalah sebuah morfem.
Persoalan sekarang adalah apakah ke- pada deretan kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya dengan ke pada deratan kepasar, dan kekampus, dan seterusnaya itu
merupakan
morfem
yang
sama,
atau
tidak.
Dalam
hal
ini,
makna
bentuk ke pada kedua dan kepasar tidak sama, kedua ke itu bukan morfem yang
sama. Keduanya merupakan dua buah morfem yang berbeda meskipun bektuknya
sama. Jadi, kesamaan arti dan kesamaan bentuk merupakan ciri atau indentitas
sebuah morfem.
Perhatikan bentuk meninggalkan yang juga terdapat pada arus ujaran di
atas, lalu bandingkan dengan bentuk-bentuk lain yang ada dalam deret berikut!
meninggalkan
peninggalan
ditinggal
ketinggalan
tertinggal
sepeninggal
Dalam deretan tersebut terlihat ada bentuk yang sama, yang dapat
disegmentasikan dari bagian unsur-unsur lainnya. Bagian yang sama itu adalah
bentuk tinggal atau ninggal. Betuk tinggal pun adalah sebuah morfem karena dan
betuk maknanya sama. Untuk menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau
bukan kita harus mngetahui atau mngenal maknanya. Perhatikan deret berikut!
3
Menelantarkan
Telantar
lantaran
Meskipun bentuk lantar terdapat berulang-ulang pada deret tersebut,
bentuk lantar adalah bukan bentuk sebuah morfem karena tidak ada maknanya.
Lalu, ternyata juga pula bahwa bentuk menelantarkan mempunyai hubungan
dengan telantar, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan lantaran.
1.2.
Morf dan Alomorf
Morf yaitu nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya,
sedangkan alomorf yaitu nama untuk bentuk tersebut jika sudah diketahui status
morfemnya.
1.3.
Klasifikasi Morfem
1.1.1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas adalah morfem yang dapat digunakan tanpa kehadiran
morfem lain. Artinya, morfem bebas dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan
morfem lain. Contohnya, kata {pulang}, {makan}, {tidur}, {indah}, yang dapat
digunakan tanpa harus dibantu oleh morfem lain.
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat digunakan tanpa adanya
bantuan dari morfem lain atau morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai
kata. Agar menjadi morfem bebas, maka morfem terikat harus didampingi
imbuhan, seperti {lanjur}, {juang}, {lantar} merupakan beberapa morfem yang
tidak pernah diucapkan tanpa bantuan imbuhan/morfem lain. Kata {lanjur} dapat
disandingkan dengan imbuhan {ter-} yang menjadi {terlanjur}. Kata {juang}
dapat disandingkan dengan imbuhan {ber-}, {per-an}, {diper-kan} menjadi kata
{berjuang}, {perjuangan}, {diperjuangkan}. Sedangkan kata {lantar} dapat
disandingkan dengan imbuhan {ter-}, {men-kan} yang menjadi {terlantar} dan
{menelantarkan}.
4
1.1.2. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi
Morfem
utuh
adalah
morfem-morfem
yang
unsur-unsurnya
bersambungan secara langsung. Contoh: {makan}, {tidur}, dan {pergi}.
Sedangkan morfem terbagi adalah morfem-morfem yang tidak tergantung menjadi
satu keutuhan. Morfem-morfem itu terbelah oleh morfem yang lain. Misalnya kata
{kehujanan} dan {bertabrakan} terdapat imbuhan ke-an atau {ke….an} dan
imbuhan ber-an atau {ber….an}.
1.1.3. Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem-morfem yang terbentuk dari unsurunsur segmental. Maksudnya, morfem segmental dapat dibagi ke dalam segmensegmen/ bagian-bagian. Segmen-segmen itu berciri linear, contohnya kata {tried}
dalam bahasa Inggris memiliki dua morfem yaitu {try} dan {-ed}.
Morfem suprasegmental adalah morfem yang berupa tekanan, yakni nada
turun, nada datar, nada turun naik, dan nada naik. Morfem suprasegmental harus
hadir bersama morfem segmental. Hal ini merupakan syarat dalam pemakaian
bahasa.
1.1.4. Morfem Beralomorf Zero
Morfem beralomorf zero yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak
berwujud bunyi segmental ataupun suprasegmental, tetapi berupa “kekosongan”
yang dilambangkan “0”. Alomorf
zero merupakan salah satu alomorf dari
morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
1.1.5. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren telah
memiliki makna sendiri tanpa berproses dulu dengan morfem lain. Misalnya :
{kuda}, {pergi}, {lari}.Morfem tidak bermakna leksikal yaitu morfem yang tidak
mempunyai makna pada dirinya sendiri. yang termasuk morfem tidak bermakna
leksikal yaitu morfem-morfem afiks, seperti {ber-}, {me-}, {ter-}.
5
1.1.6. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (stem), dan Akar (root)
Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dangan morfem
afiks. Misalnya : bentuk-bentuk seperti {juang}, {kucing} dll. Bentuk dasar atau
dasar (base) biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi
dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya : kata keanekaragaman bentuk
dasarnya aneka ragam. Pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar
dalam proses infleksi. Contoh : kata books pangkalnya book. Sedangkan akar
(root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh
lagi. Misalnya kata “untouchable” akarnya “touch”.
C. Kesimpulan
1) Morfologi adalah suatu ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahanbentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
2) Morfem adalah unit terkecil dalam bahasa sebagai unsur pembentuk kata yang
mempunyai makna.
3) Morf yaitu nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya,
sedangkan alomorf yaitu nama untuk bentuk tersebut jika sudah diketahui
status morfemnya.
4) Klasifikasi morfem
a) Morfem bebas dan morfem terikat
b) Morfem utuh dan morfem terbagi
c) Morfem segmental dan morfem suprasegmental
d) Morfem beralomorf zero
e) Morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal
f) Morfem dasar, bentuk dasar, pangkal (stem), dan akar (root)
6