Rancang Bangun Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube Satu Laluan Cangkang Empat Laluan Tabung Chapter III V

44

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 2 bulan 14 hari, yaitu
pada tanggal 10 April 2017- 24Juni 2017.

3.1.2 Tempat
Penelitian ini bertempat di Jalan Sutomo Ujung, Medan, Sumatera Utara
dan Laboratorium Foundry Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.

3.2 Membuat Desain Alat Penukar Kalor
Sebelum merancang sebuah alat penukar kalor tipe shell and tube,
dibutuhkan asumsi-asumsi data dari laju aliran yaitu menentukan jenis fluida,
temperatur masuk dan temperatur keluar dari dan tekanan operasi kedua fluida.
Data ini dibutuhkan terutama untuk fluida gas jika densitas gas tidak diketahui.
Untuk fluida berupa cairan, data tekanan operasi tidak terlalu dibutuhkan karena
sifat-sifatnya tidak banyak berubah apabila tekanannya berubah.

Langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam merencanakan atau
mendesain alat penukar kalor adalah:
1. Penentuan besar kalor (Q) yang diperlukan. Penukarkalor yang
direncanakan harus memenuhi atau melebihi syarat ini.
2. Menentukan ukuran alat penukar kalor dengan perkiraan yang masuk akal
untuk koefisien perpindahan kalor keseluruhannya.
3. Menentukan fluida yang akan mengalir disisi tabung atau cangkang.
Biasanya sisi tabung direncanakan untuk fluida yang bersifat korosif,
beracun, bertekanan tinggi, atau bersifat mengotori dinding. Hal ini
dilakukan agar lebih mudah dalam proses pembersihan atau perawatannya.
4. Langkah selanjutnya adalah memperkirakan jumlah tabung (Nt).

Universitas Sumatera Utara

45

5. Menentukan ukuran cangkang. Langkah ini dilakukan setelah kita
mengetahui jumlah tabung yang direncanakan. Kemudian perkirakan
jumlah laluan dan jarak dua sumbu tabung yang akan digunakan.
6. Langkah selanjutnya adalah memperkirakan jumlah sekatdan jarak antar

sekat yang akan digunakan. Biasanya, sekat memiliki jarak yang seragam
dan minimum jaraknya 1/5 dari diameter cangkang tapi tidak kurang dari 2
inchi.
7. Langkah yang terakhir adalah memeriksa kinerja dari alat penukar kalor
yang telah direncanakan. Hitung koefisien perpindahan panas di sisi
tabung dan sisi cangkang, hitung faktor pengotorannya apakah sesuai
dengan standar yang diizinkan, dan penurunan tekanan di sisi tabung dan
cangkang.

3.3 Menggambar Desain dengan Autocad
Autocad adalah perangkat lunak CAD untuk menggambar dua dimensi dan
tiga dimensi yang dikembangkan oleh autodesk. Keluarga produk autoCAD,
secara keseluruhan, adalah software yang paling banyak digunakan didunia.
Dimana pada perancangan alat penukar kalor ini, penulis menggunakan
software autocad. Hasil gambar desain alat penukar kalor dapat dilihat pada
lampiran.

3.4 Alat dan Bahan
Pada tahap ini dilakukan pencarian dari pengumpulan bahan-bahan yang
diperlukan dalam pengkonstruksian alat penukar kalor ini. Berikut ini adalah alatalat dan bahan yang diperlukan dalam mengkonstruksi alat penukar kalor.


3.4.1 Alat
Berikut ini alat-alat yang diperlukan dalam pengerjaan alat penukar kalor
sederhana tipe shell and tube satu laluan cangkang empat laluan tabung.

Universitas Sumatera Utara

46

1. Water Heater
Heater digunakan untuk mengkondisikan agar fluida panas oli dapat
dipanaskan kepada suhu yang diinginkan. Water heater yang digunakan
memiliki daya 1000 Watt.

Gambar 3.1 Water heater

2. Pompa
Pompa digunakan untuk mendorong fluida yang mengalir dalam pengujian
alat penukar kalor. Jenis pompa yang digunakan adalah pompa aquarium.
Mengapa digunakan pompa aquarium karena pompa aquarium memiliki

daya 6 Watt dan pada penelitian tidak membutuhkan daya pompa yang
besar untuk mendorong fluida dengan debit maximal 400 l/jam.

Gambar 3.2 Pompa

Universitas Sumatera Utara

47

3. Flowmeter
Digunakan untuk mengukur kecepatan aliran atau debit fluida panas dan
fluida dingin dalam satuan liter per menit ataupun galon per menit. Jenis
flowmeter yang digunakan merupakan jenis flowmeter manual vertikal
dengan kemampuan mengukur debit air minimum sebesar 1 liter/menit
dan debit fluida maximal 15 liter/menit.

Gambar 3.3 Flowmeter

3.4.2 Bahan
Berikut ini adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam pengerjaan alat

penukar kalor.
1. Pelat Besi
Digunakan sebagai tempat menampung fluida panas dan fluida dingin.
Pelat besi yang digunakan berukuran 300 mm x 300 mm dengan ketebalan
2 mm. Dipilih pelat besi karena memiliki nilai konduktifitas termal sebesar
80,2 W/m.K (tabel 4.2) yang mampu menahan panas hingga mencapai
100oC dan memiliki kemudahan dalam pengelasan.

2. Glasswool
Digunakan untuk melapisi alat penukar kalor untuk meminimalisir panas
yang keluar atau sebagai isolator.Glasswool yang digunakan memiliki

Universitas Sumatera Utara

48

ketebalan 3,5 cm. Dipilih glasswool sebagai isolator karena memiliki
kehilangan panas yang rendah.

3. Besi Segiempat

Besi segi empat digunakan sebagai pembuatan rangka alat penukar
kalor.Dimensi besi segiempat 40 mm x 40 mm dan tebal 2 mm. Dipilih
besi segi empat karena kemudahan dalam penyatuan yaitu pengelasan dan
memiliki kemampuan untuk menahan massa dari alat penukar kalor itu
sendiri.

4. Pipa Tembaga
Pipa tembaga digunakan sebagai tempat mengalirnya fluida panas. Dipilih
pipa tembaga dengan ketebalan 20 BWG karena memiliki nilai
konduktivitas termal tertinggi kedua setelah perak yaitu sebesar 401
W/m.K (tabel 4.2) yang mampu menahan fluida pada suhu tinggi dan
tahan akan korosi.

5. Stop keran (Ball Valve)
Stop keran digunakan sebagai pemutus atau penyambung aliran fluida.
Pada perancangan alat penukar kalor ini dipilih stop keran jenis ball valve
karena kemudahan dalam mengatur debit fluida yang mengalir
dibandingkan dengan jenis yang lain dan ball valve memiliki nilai
koefisien kehilangan minor paling rendah.


Tabel 3.1 Koefisien kehilangan minor
No

Jenis Katup

Koefisien Kehilangan Minor

1

Katup Globe, terbuka penuh

10

2

Katu Angle, terbuka penuh

2

3


Katup Gate, terbuka penuh

0,15

4

Katup Gate, ¼ tertutup

0,26

5

Katup Gate, ½ tertutup

2,1

6

Katup Gate, ¾ tertutup


17

Universitas Sumatera Utara

49

7

Katup Ball, terbuka penuh

0,05

8

Katup Gate, 1/3 tertutup

5,5

6. Pipa Besi

Pipa besi digunakan sebagai tempat mengalirnya fluida dingin. Dimensi
pipa besi yang digunakan pada perancangan alat penukar yaitu 5 inci.
Dipilih pipa besi karena memiliki nilai konduktivitas termal sebesar 80,2
W/m.K (tabel 4.2), tidak terlalu besar dibandingkan material yang lain
karena pipa besi hanya sebagai tempat mengalirnya fluida dingin yaitu air
dengan suhu tidak terlalu besar.

7. Engine oil
Engine oil atau oli mesin digunakan sebagai fluida panas. Oli yang
digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

50

3.5 Skema Alat Penukar Kalor
Berikut adalah skema dari alat penukar kalor yang dibuat:
1

Tangki

dingin air

2

Tangki
panas oli

2

Fluida dingin air

Heater
Fluida panas oli

3

Stop kran
ball valve

3

4
4

Pompa

Stop kran
ball valve

Flowmeter

5

5

Termocouple

6

6

7
7

Tangkidi
ngin air

8

8

Tangkip
anas oli

9

Gambar 3.4 Skema alat penukar kalor

3.6 Diagram Alir Pembuatan Alat
Dalam rancang bangun sebuah alat penukar kalor, sebelumnya diperlukan
tahapan-tahapan dalam proses pembuatannya hingga menghasilkan sebuah model
jadi yang sesuai dengan keinginan yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

51

Mulai

Studi literatur

Perhitungan dimensi alat penukar kalor

Menggambar desain dengan autocad

Pembuatan alat penukar kalor

Apakahalat
berfungsi
baik?

Tidak

Ya
Selesai
Gambar 3.5 Diagram alir pembuatan alat penukar kalor

Universitas Sumatera Utara

52

BAB IV
DIMENSI ALAT PENUKAR KALOR
4.1 Perancangan Dimensi Alat Penukar Kalor
Dalam perancangan alat penukar kalor ini akan dilakukan terlebih dahulu
penentuan spesifikasi dari alat penukar kalor seperti yang terlihat pada tabel 4.1,
yang kemudian dilakukan analisa perhitungan perancangan alat penukar kalor
untuk mendapatkan dimensi dari alat penukar kalor.
Tabel 4.1 Spesifikasi alat penukar kalor
Spesifikasi desain APK

Shell and Tube

Laju aliran fluida masuk tabung (mh)

0,025 kg/s

Temperatur fluida panas masuk (Thi)

100 °C

Temperatur fluida panas keluar (Tho)

40 °C

Perencanaan alat penukar kalor digunakan nantinya di industri-industri di
sumatera utara terkhusus kota Medan sebagai alat pendinginan oli yang
menggunakan air sebagai media pendingin. Temperatur air masuk alat penukar
kalor ditentukan berdasarkan tempat perencanaan alat penukar kalor digunakan.
Oleh karena itu dipilih temperatur air masuk alat penukar kalor sebesar 27 °C .
Kemudian kenaikan suhu air pendingin direncanakan sebesar 7 °C , sehingga
temperatur air pendingin keluar alat penukar kalor sebesar 34 °C .
Pipa yang digunakan sebagai media tempat mengalirnya fluida panas oli
dipilih pipa berbahan tembaga dengan diameter ½ in dan tebal 20 BWG. Alasan
dipilih pipa berbahan tembaga, karena tembaga tahan terhadap korosi dan
memiliki konduktivitas termal tertinggi kedua setelah perak seperti yang terlihat
pada tabel 4.2.

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 4.2 Konduktivitas Material
No

Material

Konduktivitas termal (300K) W/m.K

1

Aluminium

237

2

Berillium

200

3

Boron

27

4

Cadmium

96,8

5

Kromium

93,7

6

Kobalt

99,2

7

Tembaga

401

8

Germanium

59,9

9

Emas

317

10

Iridium

147

11

Besi

80,2

12

Magnesium

156

13

Molybdenum

138

14

Nikel

90,7

15

Platinum

71,6

16

Perak

429

17

Silicon

148

18

Titanium

21,9

19

Tungsten

174

20

Vanadium

30,7

Berikut perhitungan perancangan dimensi alat penukar kalor:
1. Menghitung besar aliran energi panas yang diterima oleh fluida dingin
(Qh), agar mendapatkan besar aliran energi panas yang diterima fluida
dingin maka panas jenis fuida panas oli diasumsikan sebesar Cph = 2131
J/kg.K dan juga suhu fluida panas oli keluar dirancang sebesar 40 °C .
Qh = m h . Cp h (Thi − Tho )
Q h = 0,025kg / s . 2131 J / kg.K . (100°C − 40°C )
Qh = 3196,5 Watt

Universitas Sumatera Utara

54

2. Menghitung laju aliran air pendingin (mc), agar mendapatkan nilai laju
aliran air pendingin, maka panas jenis fluida dingin air juga diasumsikan
sebesar Cpc = 4178 J/kg.K.
Q h = Qc

mc =
mc =

Qc
Cp c .∆Tc

3196,5 Watt
4178 J / kg.K (34°C − 27°C )
m c = 0,1 kg / s

3. Menghitung perbedaan temperatur rata-rata logaritma kedua fluida dari
alat penukar kalor untuk aliran searah (LMTD).

LMTD =

LMTD =

(Thi − Tc i ) − (Tho − Tc o )
(Thi − Tc i )
ln
(Tho − Tc o )

(100°C − 27°C ) − (40°C − 34°C )
(100°C − 27°C )
ln
(40°C − 34°C )

LMTD = 26,81°C

4. Menghitung faktor koreksi (F) dapat dicari terlebih dahulu dengan menghitung
Rdan P.

R=

T1 − T2
27 °C − 34 °C
=
= 0,11
t 2 − t1
40 °C − 100 °C

P=

t 2 − t1 40 °C − 100 °C
=
= 0,82
T1 − t1 27 °C − 100 °C

 1− P 
R 2 + 1 ln 

1 − PR 
F=
2

 2 − P( R + 1 − R + 1 

( R − 1) ln 

2

 2 − P( R + 1 + R + 1 


Universitas Sumatera Utara

55

F=


 1 − 0,82
0,112 + 1 ln 

1 − (0,82)(0,11) 
 2 − 0,82(0,11 + 1 − 0,112 + 1 
(0,11 − 1) ln 

 2 − 0,82(0,11 + 1 + 0,112 + 1 

F = 0,93

5. Menghitung perbedaan temperatur rata-rata (∆Tlm )
∆Tlm = F . LMTD
∆Tlm = 0,93 x 26,81°C = 25,02°C

6. Kemudian menentukan perencanaan jumlah tabung (Nt) yang akan
digunakan. Jumlah tabung dipilih sebesar 16 tube.
7. Menghitung jarak dua sumbu tabung (Pt) dan bundle diameter (Db).

Pt = 1,25 do
Pt = 1,25 (12,7 mm)
Pt = 15,87 mm

N 
Db = d o  t 
 K1 

1 / n1

 16 
Db = 12,7 mm 

 0,158 

1 / 2 , 263

Db = 97,72 mm

Universitas Sumatera Utara

56

8. Tentukan jenis floating head dari alat penukar kalor. Jenis floating head
dipilih jenis fixed and U-tube dan untuk mendapatkan Bundle Diameter
Clearence (BDC) menggunakan grafik dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

57

BDC = 10 mm

9. Menghitung diameter cangkang (Ds).
Ds = Db + BDC

Ds = 97,72 mm + 10 mm
Ds = 107,72 mm
Ds ≈ 110 mm
Maka dipilih pipa besi dengan ukuran 5 inci dengan diameter luar pipa
(OD) 139,8 mm dan diameter dalam pipa (ID) 126,6 mm sesuai dengan
permintaan Ds dengan diameter dalam cangkang 110 mm.

Universitas Sumatera Utara

58

10. Menghitung jarak antar sekat (B).

B = 0,4 Ds
B = 0,4 (126,6 mm)
B = 50,64 mm

11. Menghitung panjang tabung (L).
Untuk menghitung panjang tabung keseluruhan yang dibutuhkan sesuai
dengan fungsinya yaitu sebagai tempat mengalirnya fluida panas oli, maka
dapat dihitung menggunakan parameter-parameter fluida dan dimensidimensi yang sudah dintentukan sebagai berikut ini:

Tabel 4.3 Dimensi Cangkang dan Tabung
No

Parameter

Simbol

Nilai

Satuan

1

Diameter cangkang (shell)

Ds

0,1266

m

2

Diameter tabung (tube)

di

0,0109

m

3

Jarak antar sekat

B

0,05064

m

4

Tebal tabung (tube)

T

20

BWG

5

Jarak 2 sumbu tabung

Pt

0,01587

m

6

Jumlah tabung (Nt)

Nt

16

Tube

Kemudian diperlukan data-data dari sifat fisik fluida yang digunakan pada
alat penukar kalor. Sifat fisik fluida diperoleh melalui temperatur rata-rata
dari fluida.
Temperatur rata-rata fluida dingin air (Tfc):

Tf c =

Tc i + Tc o
+ 273
2

Tf c =

27°C + 34°C
+ 273 = 303,5 K
2

Universitas Sumatera Utara

59

Tabel 4.4 Sifat fisik fluida dingin air berdasarkan tabel A.6
Temperatur, T

Massa jenis, ρ

Viskositas, µ x 10-3

Konduktifitas, k

(K)

(kg/m3)

(N.s/m2)

x 10-3(W/m.K)

300

995,7

0,798

613

303,5

995,5

0,79

617,9

305

992,2

0,653

620

Temperatur rata-rata fluida panas oli (Tfh):

Tf h =

Thi + Tho
+ 273
2

Tf h =

100°C + 40°C
+ 273 = 343 K
2

Tabel 4.5 Sifat fisik fluida panas oli berdasarkan tabel a.5
Temperatur, T

Massa jenis, ρ

Viskositas, µ x 10-2

Konduktifitas, k

(K)

(kg/m3)

(N.s/m2)

x 10-3(W/m.K)

340

859,9

5,31

139

343

858,1

4,78

138,7

350

853,9

3,56

138

Analisis Fluida Didalam Tabung:
Menghitung luas aliran (At),
At =

At =

π di 2
4

3,14 (0,0109 m) 2
= 0,000093 m 2
4

Menghitung kecepatan massa aliran (Gt).
Gt =
Gt =

mh
At

0,025 kg / s
0,000093 m 2

Gt = 268,8 kg / m 2 s

Universitas Sumatera Utara

60

Menghitung bilangan reynold (Re),
mh
N
Re =
π .d i .µ
4.

0,025 kg / s
4
Re =
3,14 (0,0109 m).4,78 x 10 − 2 Ns / m 2
4.

Re = 15,3 (Re< 2300, Aliran Laminar)
Menghitung bilangan prandtl (Pr),
Pr =
Pr =

µ . Cp
k

4,78 x 10 −2 N .s / m 2 . 2088,6 J / kg.K
138 ,7 x 10 −3 W / m.K
Pr = 719,8

Kemudian hitung bilangan nusselt untuk aliran laminar (Nu),
D

Nu = 1,86  Re . Pr . 
L


1/ 3

 µ

 µw





0 ,14

Karena untuk mencari bilangan nusselt membutuhkan variabel L yaitu
panjang tabung, sementara itu panjang tabung belum diketahui, maka
panjang tabung dapat dicari dengan try and error dengan persamaan:
L=

Ao
π .d i .N t

Iterasi I:
Menghitung luas area (Ao),
Ao =
Ao =

Q
U .F .∆Tlm

3196,5 Watt
U .F .∆Tlm

Menghitung koefisien perpindahan panas menyeluruh (U),
1 1
1 T
= +
+ + Rf i + Rf o
U hi ho k

Universitas Sumatera Utara

61

Diperoleh nilai faktor pengotoran untuk kedua fluida berdasarkan tabel
2.2,
Oli (Rfi) = 0,0009 m 2 K / W
Air (Rfo) = 0,0001 m 2 K / W
Kemudian diasumsikan koefisien perpindahan panas pada sisi tabung dan
cangkang berdasarkan tabel 2.1,
hi = 60 W / m 2 K

Asumsi:

ho= 400 W / m 2 K

U=

1


1
1
0,0018


+
+
+
0
,
0009
+
0
,
0001
2
2
401
60
/
400
/
W
m
K
W
m
K


U = 49,6 W / m 2 K

Menghitung luas area (Ao),
Ao =

3196,5Watt
= 0,25 m 2
49,6W / m 2 K x 25,02°C

Menghitung panjang tabung (L),
L=

L=

Ao
π.di . Nt

0,25 m 2
= 0,47 m
3,14 x 0,0109 m x16

Menghitung bilangan nusselt (Nu),

0,0109 m 

Nu = 1,86 15,3 x 719,8 x
0,47 m 


1/ 3

 µ

 µw





0 ,14

Untuk nilai µ pada suhu rata-rata, sedangkan nilai µ w pada suhu dinding.
Namun karena variabel belum lengkap, maka nilai µ µ w diabaikan
sementara, sehingga

0,0109 m 

Nu = 1,86 15,3 x 719,8 x
0,47 m 


1/ 3

Nu = 4,9

Universitas Sumatera Utara

62

Maka koefisien perpindahan panas (hi),
hi = Nu

hi = 4,9

k
di

138,7 x 10 −3 W / m.K
= 62,3W / m 2 K
0,0109 m

Analisis Fluida Dalam Cangkang:
Menghitung luas aliran (As).
As =
As =

(Pt

− d o ) Ds . B
Pt

(15,87 mm − 12,7 mm ) 126,6 mm . 50,64 mm
15,87 mm

As = 1280,58 mm 2 ≈ 0,00128 m 2

Menghitung kecepatan massa aliran (GS).
Gs =

Gs =

mc
As

0,1 kg / s
0,00128 m 2

G s = 78,1 kg / m 2 s

Menghitung diameter hidrolik (Dh),

Dh =
Dh =

4 x ( Pt ) 2
− do
π.do

4 x (0,01587) 2
− 0,0127 m = 0,0129 m
3,14 (0,0127 m)

Menghitung bilangan reynold (Re),
Re =
Re =

G s . Dh

µ

78,1 kg / m 2 s . 0,0129 m
0,79 x 10 -3 N .s / m 2

Re = 1275,3 (Re