ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

  

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI

USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI

  

Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

PUTRI KURNIA JATI

041334037

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI

USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI

  

Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

PUTRI KURNIA JATI

041334037

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

M OTTO DAN PERSEM BAHAN

Ser ahkan per buat anmu kepada Tuhan, maka

t er laksanalah segala r encanamu.

  (Amsal 16:3) Kemauan dan ker j a ker as adalah kunci keber hasilan Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus K ristus, Bunda M aria, Santa Teresia

  Kedua Orangtuaku M as Antok dan M as Rigar

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : PUTRI KURNIA JATI

  Nomor Mahasiswa : 041334037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 07 Januari 2009 Yang menyatakan (PUTRI KURNIA JATI)

  

ABSTRAK

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN

KERJA, STATUS SOSIAL EKONOMI

Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta

  

Putri Kurnia Jati

Universitas Sanata Dharma

2008

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau (1) usia, (2) pengalaman kerja, (3) status sosial ekonomi.

  Penelitian ini dilaksanakan di sekolah-sekolah di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Atas dengan

jumlah sample sebesar 359 guru. Adapun teknik pengambil sampel menggunakan

propotional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis chi square.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada perbedaan kompetensi

sosial guru ditinjau dari usia (chi square hitung = 15,769 < chi square tabel =

16,919), (2) tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman

kerja (chi square hitung = 5,328 < chi square tabel = 16,919), (3) tidak ada

perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi (chi square

hitung = 6,266 < chi square tabel = 12,592).

  

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF SOCIAL COMPETENCE PERCEIVED FROM

AGES, WORKING EXPERIENCES, AND ECONOMY SOCIAL STATUS

  

An Empirical Study on Teachers of Senior High School in Yogyakarta Special

Province

Putri Kurnia Jati

Sanata Dharma University

  

2008

The research aims to find out the differences of social competence of

teachers perceived from (1) Ages (2) working experiences (3) economy social

status.

  The research had been done at schools in Yogyakarta Special Province.

The sourses of sample in this research were 359 teachers of senior high school.

The technique of sampling was propotional stratified random sampling. The

technique of collecting data was questionnaire. The technique of analyzing the

data was chi square analysis.

  The results of the research show that (1) there is no difference of social

competence of teacher perceived from ages (calculation of chi square= 15,769 <

table of chi square = 16,919). (2) there is no difference of social competence of

teacher perceveid from working experiences (calculation of chi square= 5,328 <

table of chi square = 16,919). (3) there is no difference of social competence of

teacher perceived from economy social status (calculation of chi square= 6,266 <

table of chi square = 12,592).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat

dan kasih karunia, sehingga atas kehendakNya penulis dapat menyusun skripsi ini.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sripsi ini tidak terlepas

dari berbagai pihak yang menyumbangkan waktu, pikiran, tenaga dan bimbingan

baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

  

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma.

  

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  

3. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi

  

5. Sebastianus Widanarto Priyowuntanto, S.Pd., M.Si., selaku dosen

pembimbing, yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  

6. Seluruh staf pengajar program studi Pendidikan Akuntansi yang telah

memberikan bekal ilmu terhadap penulis selama mengikuti perkuliahan di

  

7. Seluruh guru-guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah

meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.

  

8. Seluruh keluargaku : bapak Rb. Basuki Atmaja dan ibu Agnes Bakti Widarti

yang telah berjuang keras memenuhi segala kebutuhanku selama kuliah dan terima kasih atas dorongan semangat serta doa yang tiada hentinya untuk aku. Mbah uti atas segala doa dan cinta buat aku. Mas L. Tyas Adi Kristanto dan FX. Rigar Widi Sulistyawan terima kasih atas dukungan moril, materiil, nasihat, omelan, dan kerjasamanya hingga akhirnya aku lulus.

  

9. Sahabat-sahabat terbaikku: Margaretha Novita (kamu selalu membantu,

menemani dan menghiburku, ayo berjuang untuk menggapai segala impianmu), Agnes Sri paulina (terima kasih atas perhatian dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini), Alfonsa ika Andriani dan Agustina Susanti (terima kasih atas kerjasama dan semangat, akhirnya kerja keras mampu menggapai impian kita), Yanita Minarmi, Rini Wulandari, Evi Purwandari, Sella Windya, Pascalia, Febriantari Eka (Rani), terima kasih atas perhatian, semangat, bantuan, nasihat, dan kerja samanya agar aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih atas persahabatan yang tela h kalian berikan. Cayo… Tuhan bersama orang pemberani!!!

  

10. Ignatius Didit Pulunggono terima kasih atas semangat dan perhatian yang

begitu berarti bagiku.

  

11. Ari Budiyanto terima kasih pinjaman buku-bukunya (maaf aku selalu

merepotkanmu), Aloysius Widiyatmoko atas desain kuesionernya, mas Victor

  

12. Teman-teman PAK’04, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan indah

selama kuliah.

  

13. Teman-teman kost 9C : Eli, mbak Beta, mbak Siska, mbak Lala, Helmy, mbak

Iin, mbak Bity, mbak Paul, Sari, Erry, mbak Yanti, Ratna, mbak Ambar terima kasih atas pengalaman yang indah hidup bersama yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri.

  14. Teman-teman mudika St. Yustinus Manjung, terima kasih atas doanya.

  15. Semua pihak yang memberikan bantuan sehingga skripsi ini selesai.

  Semoga Tuhan membalas kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan

selama penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena terbatasnya kemampuan serta pengetahuan yang ada. Untuk itu semua

saran dan kritik sangat diharapkan untuk membangun penulisan ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

  Yogyakarta,6 November 2008 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... v ABSTRAK .................................................................................................. vi ABSTRACT................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................

  1 B. Batasan Masalah ..............................................................................

  5 C. Rumusan Masalah ...........................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian ...........................................................................

  6 E. Tujuan Penelitian .............................................................................

  6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Teori.................................................................................

  8

1. Kompetensi ...............................................................................

  8

  

3. Pengertian guru .........................................................................

  12

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial guru .....

  13 B. Kerangka Berfikir ............................................................................

  16

1. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari usia ...................

  16

  2. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman kerja 17

  3. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi17

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................

  19 B. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................

  19 C. Subyek dan obyek penelitian ...........................................................

  19 D. Populasi, sampel dan teknik penarikan sampel ...............................

  20 E. Operasional Penelitian ....................................................................

  22 F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

  35 G. Pengujian Instrumen Penelitian ......................................................

  35 H. Teknik Analisis Data .......................................................................

  38 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  A. Deskripsi Data variabel usia, pengalaman kerja, status sosial ekonomi

dan kompetensi sosial guru..............................................................

  45 B. Analisis data ....................................................................................

  50 C. Pembahasan .....................................................................................

  60 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan .....................................................................................

  66

  

C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  72 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Variabel Kompetensi Sosial Guru ...............................................

  29 Tabel 3.11 Pendapatan Keluarga per Bulan ..................................................

  32 Tabel 3.19 Kebun Yang Dimiliki...................................................................

  31 Tabel 3.18 Sawah Yang Dimiliki...................................................................

  31 Tabel 3.17 Jumlah Kamar Mandi...................................................................

  31 Tabel 3.16 Sumber Air Yang Digunakan.......................................................

  30 Tabel 3.15 Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki.......................................

  30 Tabel 3.14 Status Rumah ..............................................................................

  30 Tabel 3.13 Jumlah Tanggungan Keluarga .....................................................

  30 Tabel 3.12 Jumlah Anggota Keluarga ...........................................................

  28 Tabel 3.10 Kriteria Pengalamn Kerja ............................................................

  10 Tabel 3.1 Jumlah Sampel ............................................................................

  28 Tabel 3.9 Kriteria Usia ................................................................................

  27 Tabel 3.8 Penilaian Acuan Norma tipe II ....................................................

  27 Tabel 3.7 Kriteia Kompetensi Sosial ...........................................................

  26 Tabel 3.6 Variabel Status Sosial Ekonomi ..................................................

  26 Tabel 3.5 Variabel Pengalaman kerja .........................................................

  25 Tabel 3.4 Variabel usia ................................................................................

  23 Tabel 3.3 Rancangan Kuesioner Kompetensi Sosial Guru .........................

  21 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kompetensi Sosial Guru................................................

  32

Tabel 3.21 Ruang Golo ngan...........................................................................

  46 Tabel 4.3 Distribusi Re sponden Menurut Status Sosial Ekonomi ................

  55 Tabel 4.7 Kompetensi Sosial dan Status Sosial Ekonomi............................

  52 Tabel 4.8 Kompetensi Sosial dan Pengalaman Kerja ..................................

  51 Tabel 4.7 Kompetensi Sosial dan Usia .........................................................

  50 Tabel 4.6 Rangkuman hasil pengujian homogenitas variabel kompetensi sosial guru, usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi .............

  49 Tabel 4.5 Rangkuman hasil pengujian normalitas variabel kompetensi sosial guru, usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi .............

  47 Tabel 4.4 Interpretasi Data Kompetensi Sosial Guru...................................

  45 Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pengalaman Kerja ......................

  33 Tabel 3.22 Jabatan Dalam Keorganisasian ....................................................

  43 Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia ............................................

  36 Tabel 3.27 Interpretasi Koefisien Kontingensi ..............................................

  34 Tabel 3.26 Hasil Pengukuran Validitas Kompetensi Sosial Guru .................

  34 Tabel 3.25 Pendidikan Terakhir Guru............................................................

  33 Tabel 3.24 Keaktifan Dalam Kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan.............

  33 Tabel 3.23 Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan.......................................

  58

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ...................................................................................

  74 Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ...........................................................

  79 Lampiran 3. Data Induk Penelitian ................................................................

  81 Lampiran 4. Distribusi Frekuensi ...................................................................

  98 Lampiran 5. Uji Homogenitas dan Normalitas .............................................. 100

Lampiran 6. Analisis Chi Square ................................................................... 101

Lampiran 7. Perhitungan Sampel ................................................................... 103

Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu di

  berbagai bidang atau sektor, dan dalam berbagai bidang dan sektor tersebut memungkinkan untuk saling menampilkan keunggulannya. Dalam hal ini, kualitas sumber daya manusialah yang menduduki peranan penting, sebab bangsa yang maju dan mampu menghadapi persaingan itu tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusianya.

  Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikanlah yang mempunyai tugas untuk memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya berkembang sehat, wajar, optimal, dan bersifat adaptif sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan kreatif bisa berkembang dengan menemukan artikulasinya dalam wadah pendidikan (Pujo Suharso, 1993 :7).

  Banyak faktor yang sangat menentukan kualitas pendidikan, salah satu faktor yang dominan adalah guru profesional dan bermartabat. Guru profesional dan bermartabat menjadi impian kita semua karena akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, kritis, inovatif, demokratis, dan berakhlak. Gur u profesional dan bermartabat memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat.

  Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga

pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas adalah salah satunya dengan

sertifikasi guru yaitu yang termuat dalam UU No. 14 Tahun 2005. Yang di

dalamnya termuat peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1/D4,

peningkatan kompetensi guru, pembinaan karir guru, pemberian tunjangan

guru, pemberian maslahat tambahan, penghargaan, dan perlindungan guru.

  

Jika guru lolos uji sertifikasi berarti guru tersebut dapat dikatakan memiliki

kompetensi dan layak untuk menerima tambahan penghasilan (tunjangan).

  Namun masih banyak guru yang belum lolos sertifikasi. Hal ini tampak

dari data hasil ujian sertifikasi rayon 11, 1.274 guru profesional dari 1.710

guru yang mengikuti uji sertifikasi atau lulus 73%. Mereka adalah guru di

propinsi di DIY yang meliputi kabupaten Sleman sebanyak 85 orang, Kulon

Progo sebanyak 40 orang, Gunung Kidul sebanyak 45 orang, Ba ntul sebanyak

85 orang dan kotamadya sebanyak 57 orang. Sedangkan untuk Jawa Tengah

meliputi kabupaten Purworejo sebanyak 181 orang, Banjarnegara sebanyak 69

orang, Purbalingga sebanyak 66 orang, Cilacap sebnyak 87 orang, Magelang

sebanyak 148 orang, kotamadya Magelang 41 orang, Kebumen sebanyak 64

orang, Temanggung sebanyak 119 orang, dan Banyumas sebanyak 135 orang

(www.uny.ac.id). Pada sertifikasi tahap II yang dipusatkan di UNY dari 4.590

guru yang mengikuti ujian ha nya 3.025 orang atau 66% yang dinyatakan lolos.

  

Sisanya sebanyak 1.553 orang atau 34% dinyatakan tidak lolos dan 12 lainnya

diberi kesempatan memperbaiki berkas

  Melihat kenyataan di atas, masih banyak yang belum lolos uji sertifikasi.

Hal ini menunjukkan bahwa guru profesional belum semuanya memiliki. Guru

belum dapat dikatakan profesional apabila belum memilikinya kompetensi

guru. Kompetensi guru terdiri dari empat kompetensi yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi

sosial.

  Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi

yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa,

arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka

membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

  Problem kompetensi guru muncul ketika di lapangan masih banyak

ditemukan guru yang tidak kompeten untuk mengajar, misalnya ditemukannya

kasus guru yang tidak mampu mengajar di kelas karena keterbatasannya

  

kekerasan terhadap murid, guru yang menjadi pengedar narkoba, di antaranya

ada pula yang melakukan pelecehan terhadap muridnya sendiri, bahkan di

sebuah sekolah di daerah Jawa Barat ada yang menjual muridnya sendiri untuk

menjadi PSK, dan sebagainya (www.dprd-diy.go.id). Meskipun secara

matematis jumlah guru yang kurang berkompeten lebih kecil dibandingkan

guru yang bermutu, namun kondisi ini seolah-olah telah menihilkan prestasi

para guru lainnya Dari fenomena di atas, menimbulkan pertanyaan bagi penulis

“bagaimana sumber daya manusia (SDM) akan berkualitas apabila guru

sebagai pendongkraknya tidak memiliki kompetensi?”. Pertanyaan tersebut

menjadikan keresahan penulis, untuk itu dalam penelitian ini akan meneliti

kompetensi guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja dan latar belakang status

sosial ekonomi.

  Pertimbangan meneliti hal tersebut di atas adalah pada kenyataannya

tidak semua guru memiliki kompetensi. Masyarakat menduga bahwa faktor

usia, status sosial ekonomi, pengalaman kerja dan lain- lain menjadi faktor

yang mempengaruhi kompetensi guru. Usia yang lebih tua diduga memiliki

kompetensi guru yang lebih dibandingkan dengan usia yang lebih muda, dan

diduga dengan status sosial ekonomi guru di lingkungan sekolah maupun di

lingkungan masyarakat yang tinggi memiliki kompetensi guru yang tinggi

dibandingkan dengan status sosial ekonomi guru yang rendah, dan masyarakat

menduga bahwa dengan pengalaman kerja yang sudah lama (lebih dari 24 yang tinggi dibandingkan guru yang memiliki pengalaman kerja yang masih baru (kurang dari 24 tahun).

  Dengan permasalahan yang terjadi di atas, diperlukan pengembangan kompetensi untuk guru. Untuk mengembangkan kompetensi, seorang pendidik mampu memberi teladan serta mentransferkan pengetahuan terhadap peserta didik.

  B. Batasan Masalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru SMA se Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka obyek penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi sosial guru yang ditinjau dari tiga aspek yaitu usia, pengalaman kerja dan latar belakang status sosial ekonomi.

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia ?

  2. Apakah ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari pengalaman kerja ?

  3. Apakah ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari latar balakang status sosial ekonomi ?

D. Manfaat Penelitian

  1. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia.

  2. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari pengalaman kerja.

  3. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari latar belakang sosial ekonomi.

E. Tujuan Penelitian

  1. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada guru mengenai pentingnya memiliki kompetensi sosial dan sebagai pertimbangan atau refleksi mengenai hal- hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik, rekan kerja, dan masyarakat.

  2. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan mengenai pentingnya kompetensi sosial guru bagi mahasiswa khususnya untuk calon guru.

  3. Bagi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan mengenai pentingnya kompetensi sosial guru dan sebagai pertimbangan mengenai hal- hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik, dan masyarakat.

  4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi bekal bila kelak penulis terjun ke dunia pendidikan. Dengan penelitian ini diharapkan setelah terjun kedunia pendidikan, penulis mampu memiliki kompetensi sosial yang matang.

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Teori 1. Kompetensi Menurut kamus umum bahasa Indonesia WJS. Purwadarminta

  kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

  Istilah lain kompetensi memiliki banyak makna sebagaimana yang dikemukakan berikut : “Descriptive of quality nature of behavior to be entity meanful”

  (broke and stone, 1975). Maka Kompetensi merupakan gambaran hakikat dari peristiwa guru yang tampak sangat berarti.

  “Competency as a rational reformance with satisfactory meet the objective for a desired condition” (Charles E. Johnson, 1974). Ini berarti Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

  Adapun kompetensi guru (teacher competency) “the ability of a teacher to responsibility perform has or her duties appropriately”.

  Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

  Pada umumnya, pengertian dari kompetensi yang telah terurai di

atas adalah cerminan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan

tugasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Djohar (Ellis,

1984:17), pada dasarnya kompetensi guru pada garis besarnya terdiri dari

3 hal yakni (a) Standar atau kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru,

sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan (b) keterampilan yang

diperlukan oleh seorang guru (c) syarat seorang guru yang telah memiliki

keterampilan.

  Pasal 10 Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005

menyebutkan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal

8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbaga i potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah

karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan

guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

2. Kompetensi Sosial Guru

  Dalam penjelasan Undang-Undang no. 14 tahun 2005 kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru adalah sebagai berikut : Tabel 2.1

  Variabel kompetensi sosial guru Kompetensi Inti Kompetensi guru mata pelajaran 1) Bersikap inklusif bertindak

  a. Bersikap inklusif dan obyektif obyektif, serta tidak terhadap peserta didik, teman deskriminatif karena sejawat dan lingk ungan sekitar pertimbangan jenis dalam melaksanakan pembelajaran. kelamin, agama, ras,

  b. Tidak bersikap deskriminatif kondisi fisik, latar terhadap peserta didik, teman belakang, dan status sosial sejawat, dan lingkungan sekolah ekonomi. karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) Berkomunikasi secara

  c. Berkomunikasi dengan teman efektif, empatik dan santun sejawat dan komunitas ilmiah sesama pendidik,tenaga lainnya secara santun, empatik dan kependidikan, orang tua efektif. dan masyarakat.

  d. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif terhadap program pembelajaran dan kemajuan peserta didik

  e. Mengikutsertakan orang tua peserta Kompetensi Inti Kompetensi guru mata pelajaran mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 3) Beradaptasi ditempat

  a. Beradaptasi dengan lingkungan bertugas diseluruh wilayah tempat bekerja dalam rangka Republik Indonesia yang meningkatkan efektivitas sebagai memiliki keragaman sosial pendidik. budaya.

  b. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan didaerah yang bersangkutan. 4) Berkomunikasi dengan

  c. Berkomunikasi dengan teman komunitas profesi sendiri sejawat, profesi ilmiah dan dan profesi lain secara komunitas ilmiah lainnya melalui lisan dan tulisan atau berbagai media dalam rangka bentuk lain. meningkatkan kualitas pembelajaran.

  d. Mengkomunikasikan hasil motivasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

  Terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar

dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di

masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai

berikut (E. Mulyasa, 2004 : 176) :

a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama

  b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

  c. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

  d. Memiliki pengetahuan tentang estetika

  e. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

  f. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

3. Pengertian Guru

  Undang-Undang RI No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 mengemukakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota dari masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam RUU tentang guru pasal 1

  Guru adalah tenaga professional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajar ya ng memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal. Sesuai dengan kutipan di atas, menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.

  Guru ialah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolah (taman kanak-kanak) sampai kepada guru swasta (Ametembun, 1973 : 3). Menurut Imam Al- Ghazali (E. Mulyasa, 2004 : 174) menempatkan profesi guru pada profesi tertinggi dan termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan di masyarakat. Dalam pandangan beliau, guru mengemban dua misi sekaligus yaitu, tugas keagamaaan ketika guru melakukan kebaikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia sebagai mahkluk termulia di muka bumi ini, sedangkan yang termulia dari manusia adalah hatinya, tugas kedua adalah sosiopolitik dimana guru membangun, memimpin dan menjadi teladan yang menegakkan keteraturan, kerukunan dan menjamin keberlangsungan masyarakat, yang kedua berujung pada pencapaiaan kebahagiaan di akhirat, oleh karena itu guru harus memilki standar kualitas pribadi tertentu.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi guru

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru meliputi tiga hal antara lain: a. Usia Usia dapat diartikan juga umur, yang dimaksud dengan umur adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai

seseorang lahir ke dunia sampai saat penelitian tersebut diadakan.

  Menurut Stephen T. Robbins (1996 : 217) pekerja dengan umur semakin tua akan semakin memiliki disiplin kerja, rasa tanggung jawab dan kesetiaan yang semakin tinggi terhadap pekerjaan dan

  Dalam kaitannya dengan kompetensi sosial guru, maka usia merupakan faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial guru.

  Semakin tua usia seseorang maka kompetensi sosialnya semakin tinggi.

  b. Pengalaman kerja Arti kata dari pengalaman menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah barang siapa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan yang berasal dari kata alam berarti lebih mengetahui atau tahu benar (Poerwodarminto 1976:28). Sedangkan menurut Webster New World Dictionary (1974) maka pengalaman dapat berarti pengetahuan, keterampilan, partisipasi langsung dalam suatu peristiwa.

  Berdasarkan arti kata pengalaman menurut beberapa pendapat di atas maka pengalaman mengajar dalam hal ini diartikan sebagai segala pengetahuan, keterampilan maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan ataupun partisipasi langsung selama mengajar di sekolah.

  Kompetensi guru tidak berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar (Hamzah, 2007:64). Dengan demikian, pengalaman kerja menunjukkan lamanya seseorang keterlibatannya dala m masyarakat atau menggeluti bidang kerjanya. Semakin lama seseorang terlibat dalam masyarakat dan menggeluti bidang kerjanya, maka c. Latar belakang status sosial ekonomi Menurut Soerjono Sukanto (1990:264-265) status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dan kelompok tersebut atau suatu kelompok dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

  Soerjono Soekamto mengemukakan beberapa kriteria untuk menggolongkan status sosial masyarakat yang lain: (Soerjono Soekanto, 1990:263): 1) Ukuran kekayaan

  Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas.

  Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara berpakaian, bahan pakaian yang dipakainya, dan kebiasaan berbelanja barang mahal.

  2) Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau memiliki wewenang menempati lapisan tertinggi. 3) Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran- ukuran kekuasaan. Orang yang paling disegani dan paling dijumpai pada masyarakat tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua dan pernah berjasa pada masyarakat.

  4) Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengertahuan dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Masyarakat sering menggunakan tingkatan pendidikan sebagai indikator penggolongan status sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia mempunyai

status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat.

B. Kerangka berpikir 1. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Usia

  Usia menunjukkan lamanya hidup seseorang. Semakin tua maka ia telah lama tinggal dan bersama-sama dengan orang-orang di sekitarnya.

  Sebagai seorang guru yang melakukan pekerjaannya di sekolah dan sekaligus menjadi anggota masyarakat sebagai tempat tinggal, tentu mampu berkomunikasi dan berinteraksi yang berbeda. Guru yang usianya lebih tua mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan telah memiliki banyak teman dibandingkan dengan guru yang usianya lebih muda. Oleh sebab itu guru yang usianya lebih tua memiliki kompetensi sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang usianya lebih muda.

  Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan : H 1 = Ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia.

  2. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Pengalaman Kerja Di dalam kehidupan, manusia semakin tua maka ia mempunyai pengalaman yang banyak. Sebagai seorang guru yang melakukan pekerjaan di lingkungan sekolah dan masyarakat, tentu memiliki pengalaman dalam hal berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang di sekitarnya yang berbeda. Guru yang lebih dulu (lebih lama) masuk dalam lingkungan tempat ia bekerja dan tempat tinggalnya tentu memliki kompetensi untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu guru yang sudah lama bergaul akan semakin luwes terhadap peserta didik, teman sejawat dan masyarakat disekitarnya.

  Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan : H = Ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari

  2 pengalaman kerja

  

3. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi

Guru dalam menjalankan tugasnya selalu berinteraksi dengan masyarakat tempat ia tinggal selain di sekolah tempat ia bekerja. Dalam interaksinya, terbentuklah status sosial ekonomi. Penilaian status sosial ekonomi dinilai dari segi status sosial dan status ekonomi. Status sosial ditinjau dari ukuran kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan,

  

sosial ekonomi yang tinggi, guru dirasa lebih dihormati dan disegani di

lingkungan sekolah maupun masyarakat dibandingkan guru yang memiliki

status sosial ekonomi rendah. Misalkan, siswa akan lebih menghormati

guru yang memiliki posisi atau wewenang yang tinggi dalam lingkungan

sekolahnya, guru yang memiliki gaji besar dipandang mampu memenuhi

kebutuhan untuk kepentingan peningkatan profesi guru, atau keikutsertaan

guru dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. Dengan demikian ada dugaan

terdapat perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial

ekonomi.

  Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan : H

3 = Ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari

latar belakang status sosial ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong metode komparatif. Metode komparatif adalah

  metode penelitian yang berusaha menentukan sebab, atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu (Consuelo,dkk.