IMPLEMENTASI METODE SHAPING DALAM MENANAMKAN KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK A TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PONTIANAK SELATAN - Repository UM Pontianak

  

IMPLEMENTASI METODE SHAPING

DALAM MENANAMKAN KEMANDIRIAN ANAK

DI KELOMPOK A TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA

PONTIANAK SELATAN

MAWADDAH ARHAN

  

Prgram Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan Ilmu Pedidikan Universitas Muhammadiyah

Pontianak

Email :

  

Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh implementasi metode shaping

  dalam menanamkan kemandirian anak.Kurangnya kemandirian anak dalam memasang sepatu sejak dini sehingga anak menjadi manja dan apa yang dikerjakan nya selalu ingin dibantu. Tujuan Penelitian ini (1) Persiapan implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan. (2) pelaksanaan implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan. (3) Evaluasi implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah TK Negeri Pembina Pontianak Selatan dan sumber yang diperoleh dari guru dan anak. Peneliti menggunakan teknik dan alat pengumpulan data yang meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi. Agar peneliti mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.keabsahan data data dalam penelitian ilmiah mutlak diperlukan untuk mengetahui keabsahan data pada penelitian dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan cara

  • – cara tertentu. Adapun cara untuk pemeriksaan data dalam penelitian ini adalah: triangulasi dan membercheck, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa metode shaping terdapat pengaruh kemandirian anak terhadap kehidupan sehari-harinya, anak lebih percaya diri ketika memasang sepatu dan meletakan sepatu pada tempat nya.

  Kata kunci : metode shaping, kemandirian anak

  TK merupakan salah satu bentuk Meski pendidikan TK bukan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan yang diwajibkan, tetapi pendidikan formal untuk rentang usia keberadaannya mampu dalam empat sampai dengan enam tahun. membantu anak mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang di pengukuh atau penguat jika telah milikinya. Strategi pembelajaran muncul prilaku-prilaku yang merupakan salah satu aspek yang mendekati prilaku yang di inginkan, menentukan keberhasilan pendidikan sehingga pada akhirnya Taman Kanak-kanak. memunculkan yang mungkin di Sistem Pendidikan Nasional inginkan. Sedangkan, menurut UU pasal 28 No 20/2003 ayat 1 Moeslichatoen (2004:112) bahwa yang termasuk anak usia dini menyatakan bahwa demonstrasi

  • – adalah anak yang masuk dalam merupakan kegiatan menjelaskan
  • – rentang usia 0-6 tahun yang menunjukkan mengerjakan dilakukan melalui rangsangan pekerjaan guru. pendidikan untuk membantu Adapun fokus penelitian masalah perkembangan jasmani dan rohani dalam penelitian ini secara umum agar anak memiliki kesiapan dalam Bagaimana implementasi metode memasuki jenjang pendidikan lebih shaping dalam menanamkan lanjut. kemandirian anak di kelompok A TK Kemandirian merupakan Negeri Pontianak Selatan? dari kebiasaan sehari-hari yang biasa masalah tersebut yang menjadi dilakukan sendiri atau setidaknya pertanyaan sebagai berikut : dengan sedikit bantuan, tetapi

  1. persiapan Bagaimana sekarang tanpa di sadari anak-anak di implementasi metode manjakan oleh orang tuanya dalam shaping dalam menanamkan melakukan hal-hal yang seharusnya kemandirian anak di bisa diajarkan untuk mandiri. Metode kelompok A TK Negeri shaping sangatlah cocok untuk Pontianak Selatan ? membentuk kemandirian anak karena 2. pelaksanaan

  Bagaimana shaping adalah pembentukan prilaku implementasi metode baru atau prilaku yang belum pernah shaping dalam menanamkan dilakukan individu dan mungkin kemandirian anak di memunculkan prilaku baru yang di kelompok A TK Negeri

  3. evaluasi meningkatkan frekuensi Bagaimana implementasi metode perilaku hanya dengan

  shaping dalam kemandirian menunggu sampai terjadi dan

  anak di kelompok A TK kemudian baru Negeri Pontianak Selatan ? menguatkannya. Oleh karena

  Adapun yang menjadi tujuan itu, untuk memperkuat perilaku dalam penelitian ini adalah harus memperkuat respon untuk mengetahui dan mulai dari nol sampai ke mendeskripsikan: frekuensi yang lebih besar. 1. implementasi Akhirnya bahwa perilaku awal

  Persiapan metode shaping dalam dapat dibentuk sehingga bentuk menanamkan kemandirian akhir tidak lagi menyerupai anak di kelompok A TK perilaku awal. Negeri Pontianak Selatan. Menurut Yamin dan Sanan

  (2013:65) memberikan 2. Pelaksanaan implementasi pengertian “Kemandirian metode shaping dalam merupakan suatu sikap individu yang diperoleh kumulatif menanamkan kemandirian selama masa perkembangan, anak dikelompok A TK dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri Negeri Pontianak Selatan. dalam menghadapi berbagai

  3. implementasi situasi dilingkungan, sehingga Evaluasi individu tersebut pada akhirnya metode shaping dalam mampu berpikir dan bertindak menanamkan kemandirian sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang anak di kelompok A TK dapat memilih jalan hidupnya Negeri Pontianak Selatan. untuk dapat berkembang dengan lebih mantap”.

  Martin (1996:5) berpendapat Pelaksanaan adalah kegiatan bahwa:Shaping itu adalah yang akan dilakukan sebelum prosedur yang digunakan untuk pembelajaran. Jadi, membentuk perilaku seorang pelaksanaan metode shaping individu. Karena perilaku untuk menumbuhkan memiliki tingkat kejadian, kemandirian yang ada pada

  Pelaksanaan harus di sesuaikan rupa sehingga prilaku dengan persiapan yang sudah dapat diidentifikasi. di lakukan agar kegiatan 2. membentuk

  Untuk berjalan lancer sesuai yang di prilaku anak agar bisa inginkan. Kegiatan yang mandiri dalam menggunakan metode shaping memasang sepatu, berkaitan dengan anak dengan memperkuat memasang sepatu sendiri. titik awal ke akhir yang kegiatan pelaksanaannya diinginkan meskipun adalah melakukan pengarahan, titik awal mungkin bimbingan sama sekali berbeda dantermasuk dengan prilaku akhir. koordinasi. Adapun 3. akhir

  Anggaplah menerapakan dari langkah- prilaku yang di langkah metode shaping yakni: harapkan dalam 1. program membentuk

  Langkah pertama dalam shaping adalah seorang anak bisa mengidentifikasi memasang sepatu dengan jelas prilaku sendiri telah ditetapkan akhir yang diinginkan, bahwa anak berkata sering di sebut sebagai susah dalam respon ini prilaku akhir. Dalam diatur sebagai prilaku kasus ini anak yang awal. Untuk memulai, mencoba belajar penguatan diberikan memasang sepatu pada sejumlah sendiri dengan kesempatan untuk mengikuti arahan sari prilaku awal yang guru terlebih dahulu. susah. Ketika prilaku Akhir prilaku yang ini terjadi guru bergerak diinginkan harus ke langkah berikutnya langkah demi langkah bagi sampai anak berkata seorang anak mengikat bisa. tali sepatu dengan benar 4. tidaklah mudah. Meskipun

  Jangan bergerak terlalu cepat ke langkah begitu, bukan berarti orang berikutnya. Masukkan ke tua hanya membelikan langkah selanjutnya dapat sepatu yang tak bertali di lakukan apabila langkah untuknya. Belajar sebelumnya telah mapan. mengikat tali sepatu Lanjutrkan dalam langkah- sendiri ada manfaatnya. langkah cukup kecil. Jika Antara lain, melatih tidak langkah sebelunya motorik halus si anak. akan hilang. Jika karena untuk mengikat tali kehilangan suatu prilaku sepatu menggunakan jari kerena guru bergerak telunjuk dan ibu jarinya terlalu cepat atau terlalu sehingga seperti melatih besar mengambil langkah, jari-jemari si anak. kembali ke langkah awal di mana guru dapat METODE mengambil prilaku lagi

  Penelitian ini adalah metode dari anak. deskriptif. Sugiono (2012:207)

  Evaluasi program adalah menyatakan bahwa deskriptif suatu rangkaian kegiatan adalah menganalisis data yang dilakukan dengan dengan cara mendeskripsikan sengaja untuk melihat atau mengambarkan data yang tingkat keberhasilan telah terkumpul sebagaimana program. Ketika memasuki adanya tanpa bermaksud usia sekolah, sekitar 4-5 membuat kesimpulan yang tahun, si anak mulai berlaku untuk umum atau belajar mengikat tali generalisasi. Prosedur pemecahan masalah yang deskriptif berupa kata tertulis diteliti. atau lisan dari orang-orang dan Sementara menurut Nawawi perilaku yang diamati‘‘. (2005:63) menyatakan bahwa

HASIL DAN

  “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah PEMBAHASAN yang diselidiki dengan

  Hasil

  mengambarkan keadaan Data yang akan dipaparkan subjek/objek penelitian, berikut ini adalah data (gejala, fenomena, seseorang, yang sesuai dengan fokus lembaga, masyarakat, dan lain- penelitian dan pertanyaan- lainnya) pada saat sekarang pertanyaan penelitian. berdasarkan fakta yang tampak Data tersebut meliputi data hasil pengamatan atau sebagaimana adanya”.

  1. observasi, data hasil

  Pendekatan Peneliti dalam memilih wawancara dan data pendekatan hendak disesuaikan dokumentasi yang berupa dengan masalah dan tujuan foto-foto pada saat penelitian. Pendekatan yang penggunaan implementasi digunakan dalam penelitian ini metode dalam

  shaping adalah kualitatif. Menurut menanamkan kemandirian.

  Subana dan Sudrajat (2005:13- Teknik ini menggunakan 25) ‘‘Penelitian kualitatif analisis data yang yang cenderung dipakai untuk bersifat non angka atau mengkaji objek berdasarkan data yang dikumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang berupa kata-kata, gambar, laporan penelitian berisi muncul‘‘. Menurut Bodgan dan

  Taylor (Moleong 2004:4) kutipan data yang penelitian kualitatif adalah diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan

  ‘‘sebagai prosedur penelirian melainkan tetap dalam bentuk narasi yang di anggap sesuai dengan pokok permasalahan

  PEMBAHASAN a.

  Persiapan implementasi metode “shaping” dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK

  Negeri Pontianak Selatan Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti mengenai manajemen persiapan kegiatan implementasi metode shaping, peneliti menemukan beberapa langkah persiapan kegiatan kemandirian memasang sepatu menggunakan metode shaping Seperti yang dijelaskan oleh guru kelas kelompok A bahwa langkah-langkah persiapan kegiatan dimulai.

  b.

  Pelaksanaan implementasi metode “shaping” dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, bahwa dalam melaksanakan kegiatan implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan meteode shaping. Sejalan dengan Zainal Aqib (2011:45) mengatakan bahwa “kegiatan evaluasi penilaian bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi secara jelas, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Cara penilaian yang dapat dilakukan guru yaitu menggunakan pengamatan.

  1. Pengamatan

  Pengamatan yaitu suatu cara untuk mengetahui perkembangan dan sikap anak yang dilakukan dengan mengamati cara anak dari memasang kaos kaki yang di mulai dari kaki sebelah kiri kemudian memasang kaos kaki sebelah kanan, memasang sepatu dari sebelah kanan kemudian memasng sepatu merekatkan sepatu sebelah kanan kemudian merekatkan sepatu sebalah kiri kanan. Agar kita juga bisa mengamati tingkah laku anak dalam kegiatan tersebut.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan cara evaluasi guru dapat mengetahui sajauh mana kemandirian anak dalam kegiatan memasang sepatu dengan melalui penilaian yang dapat dilakukan menggunakan pengamatan.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dari hasil observasi, maka dapat di simpulkan bahwa implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok TK Negeri Pontianak Selatan. Dapat di ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Persiapan implementasi metode shaping dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan.

  Guru terlebih dahulu merumuskan tujuan kegiatan, menyiapkan materi kegiatan dan metode kegiatan untuk menanamkan kemandirian menggunakan metode

  shaping sesuai dengan perkembangan anak.

  2. Pelaksanaan implementasi metode

  shaping

  dalam menanamkan kemandirian anak di kelompok A TK Negeri Pontianak Selatan mempunyai langkah- langkah sebagi berikut: a. menentukan prilaku yang diinginkan b. pemilihan pemulaian tingkah laku (memilih prilaku) c. pemilihan langkah- langkah pembentukan d. khusus nya memasang Dalam pelaksanaan kegiatan anak dapat sepatu walaupun sepele

  Menjadi mandiri tapi bernampak besar bagi tanpa bantuan dari kehidupan anak. orang lain. 2. dharapkan

  Pelaksanaan 3. implementasi menyenangkan dengan

  Evaluasi metode shaping dalam memberi reward setiap kemandirian anak di tahap kemandirian yang kelompok A TK Negeri dilakukannya. Pontianak Selatan bisa 3.

  Evaluasi diharapkan dapat melalui pengamatan agar memberikan kesan kita dapat mengetahui terhadap anak untuk seberapa jauh atau mengingatnya dan akan berhasilnya pencapaian menjadi kebiasaan yang tujuan-tujuan yang telah baik bagi anak bagaimana ditentukan pada kegiatan cara memasang sepatu memasang sepatu yang dimulai dari kaki menggunakan metode sebalah kanan kemudian shaping kaki sebelah kiri dan sampai cara meletakkan

Saran sepatu pada tempatnya.

Berdsasarkan hasil dari kesimpulan yang DAFTAR PUSTAKA dilakukan di atas, penulis

  Andi. (2006). Kamus Istilah

  mengajukan saran-saran

  Konseling dan

  antara lain:

  Terapi. Jakarta : PT. Raja 1.

  Grafindo

  Diharapkan guru lebih membiasakan anak dalam Debora K.Parker M. Ed. mempersiapkan Menumbuhkan menanamkan kemandirian

  

Kemandirian Anak dan Sugiyono. (2012). Metode

Harga Diri Anak Penelitian Kualitatif dan R&D.

  Martin, G & Pear, J. (1996). Artikel Bandung : Alfabeta

  Behavior Modification : Sumiati & Asra (2011). Metode What It Is and How To Pembelajaran. Bandung : Do It. New York. Prentice Bumi Rancaekek Kencana.

  Hall International. Sunardi (2010). Artikel Modifikasi

  Moeslichatoen. Metode Pengajaran Prilaku. Jogyakarta

  Di Taman Kanak-kanak. Tarbox &Rachel. (2006). The

  Jakarta: PT. Renika Cipta. Effects of Token Moleong J. Lexy. (2004). Metode Reinforcement on Attending

  Penelitian Kualitatif. in A Young Childwith Autism. Jurnal of Behavioral

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Interventions. Moleong J. Lexy. (2010). Metode Umar (2009). Strategi Penelitian Penelitian Kualitatif. Pendidikan. Bandung : Aksara.

  Bandung: PT. Remaja Yamin & Sanan (2013) .Panduan Rosdakarya. PAUD. Ciputat : Gaung Persada Nawawi Hadari. (2005). Metode Press Group.

  Penelitian Bidang Sosial. Zainal, aqib. 2011. Pedoman Teknis Yogyakarta : PT. Penyelenggaraan PAUD.

  Gajahmada University Bandung: press. Nuansa Aulia Rasyid. (2000). Metode Penelitian

  kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama.

  Pontianak : Kopma STAIN. Subana & Sudrajat. (2005). Statistik Pendidikan. Jakarta : Renika Cipta.