Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Tingkat Kecerdasan Logis Matematis pada Kelas VII MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri Kab. Wajo - Repositori UIN Alauddin Makassar

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

  

KELAS VII DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS PADA

MTs. AS'ADIYAH KAMPIRI KAB. WAJO

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  UIN Alauddin Makassar

  

Oleh:

MUH. NURHIDAYAT A.

  

NIM: 20700112040

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2016

  Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Rab

  yang Maha pengasih tapi tidak pilih kasih, Maha penyayang yang tidak pilih sayang penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW ,Sang Murabbi segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta orang-orang yang senantiasa ikhlas berjuang di jalan-Nya.

  Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah SWT yang senantiasa mengirimkan bantuan-Nya dan dukungan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga tercinta yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak mampu penulis gantikan. Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam hidayah-Nya.

  Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV.

KATA PENGANTAR

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, dan III serta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.

  3. Dra. Andi Halimah. M.Pd selaku ketua dan Sri Sulasteri. S.Si., M.Si selaku sekretaris jurusan Program Studi Pendidikan matematika serta stafnya atas izin, pelayanan, kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A. selaku pembimbing I dan Nursalam, S.Pd., M.Si. sebagai pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini.

  5. Dosen-dosen yang telah mendidik dan mengajar hingga penulis dapat menambah ilmu dan wawasan serta staf akademik yang secara konkrit memberikan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

  6. Drs. Muh. Hasan Basri, M.Ag selaku kepala madrasah MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri dan guru-guru beserta seluruh staf, siswa kelas VII atas segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

  7. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2012, khususnya teman-teman Examtha yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

  Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan

  DAFTAR ISI andil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT. HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

  PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

  karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

  PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

  kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita

  DAFTAR ISI ................................................................................................... v semua, Amin. DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

  Samata, November 2016

  DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN Penulis A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian....................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian..................................................................... 8 BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Kajian Teori .............................................................................. 10 B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 28 C. Kerangka Pikir .......................................................................... 29 D. Hipotesis Penelitian................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Jenis dan Desain Penelitian .................................. 33 B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 34 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 34 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 35 E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 36 F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 37 G. Validitas dan Realibilitas Penelitian .................................................. 37 H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN v

  vi

  2

Tabel 3.5. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ....................... 40Tabel 3.6. Cara Untuk Menentukan Kesimpulan Hipotesis Anava ............. 41Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

  2 (Kelas

  Eksperimen ................................................................................. 43

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Eksperimen .............. 43Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen ............. 45Tabel 4.4. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

  1

  (Kelas Kontrol) ....................................................................................... 46

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Kontrol ..................... 47Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol.................... 48Tabel 4.7. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

  (Kelas Eksperimen) Berdasarkan Tingkat Kecerdasan LogisMatematis 50

Tabel 3.3. Validasi Instrumen Kecerdsasan Logis Matematis ..................... 36Tabel 4.8. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

  2

  (Kelas Kontrol) Berdasarkan Tingkat Kecerdasan LogisMatematis ...... 51

Tabel 4.9. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................... 53Tabel 4.10. Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa MTs. As’adiyah No.

  8 Kampiri Kelas VII

  1

  dan Kelas VII

  2

  ......................................... 55

Tabel 4.11. Uji Hipotesis Paired Samples T Test .......................................... 56Tabel 4.12. Uji ANAVA Dua Arah ............................................................... 58Tabel 4.13. Hasil Belajar Berdasarkan Kelompok Kelas Dan Tingkat KecerdasanTabel 3.4. Reliabilitas Tes ........................................................................... 37Tabel 3.2. Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ......................................... 36

  A. Hasil Penelitian

  1

  1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen (VII

  2

  ) ............................................................. 45

  2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol (VII

  1 ) ................................................................................. 49

  3. Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Kecerdasan Logis Matematis Tinggi (B

  1 ), Kecerdasan Logis Matematis

  Sedang (B

  2

  ) dan Kecerdasan Logis Matematis Rendah (B

  3

  ) yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran

  Problem Based Instruction (PBI) (A

  ) pada Kelas Eksperimen. ....................................................................... 53

Tabel 3.1. Desain Penelitian Faktorial ......................................................... 31

  4. Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Kecerdasan Logis Matematis Tinggi (B

  1

  ), Kecerdasan Logis Matematis Sedang (B

  2

  ) dan Kecerdasan Logis Matematis Rendah (B

  3

  ) yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (A

  2 ) pada Kelas Kontrol ................................... 54

  5. Uji Prasyarat ...................................................................... 56

  6. Uji Hipotesis ...................................................................... 59

  B. Pembahasan ............................................................................... 66

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 73 B. Saran .......................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Model Problem Based Instruction ............................... 18

  Logis Matematis ......................................................................... 59

  ABSTRAK Nama : Muh. Nurhidayat A. NIM : 20700112040 Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Matematika Judul : “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Tingkat Kecerdasan Logis Matematis pada Kelas VII MTs.

  As’adiyah No. 8 Kampiri Kab. Wajo “

  Skripsi ini membahas tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Problem

  Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar matematika siswa ditinjau dari tingkat

  kecerdasan logis matematis pada kelas VII MTs. A s’adiyah No. 8 Kampiri Kab. Wajo bertujuan untuk : (1) mengungkap mengungkap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. As’Adiyah No. 8 Kampiri Kab. Wajo, (2) menguji pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs. A s’adiyah No. 8 Kampiri yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung, (3) mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada

  DAFTAR GAMBAR

  kategori kecerdasan logis matematis tinggi yang belajar dengan model pembelajaran Problem

  Based Instruction

  (PBI) dengan model pembelajaran langsung, (4) mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan logis matematis sedang yang belajar dengan

Gambar 4.1 Nilai Pre Test Kelas Eksperimen ................................................ 44 model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung,

  (5) mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan logis matematis

Gambar 4.2 Nilai Post Test Kelas Eksperimen .............................................. 45 rendah yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) denganGambar 4.3 Nilai Pre Test Kelas Kontrol ....................................................... 48 model pembelajaran langsung.Gambar 4.4 Nilai Post Test Kelas Kontrol ..................................................... 49

  quasi experimen

  serta desain penelitian factorial 2x3 .Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas

  VII MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri berjumlah 42 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII

  2 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas VII 1 sebagai kelas

  kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik, berupa pre-test dan post-test serta tes kecerdasan logis matematis.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran Problem

  Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs.

  A s’adiyah No. 8 Kampiri, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs. A s’adiyah No. 8 Kampiri yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung, (3) terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan logis matematis tinggi yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung, (4) terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan logis matematis sedang yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung, (5) terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan logis matematis rendah yang belajar dengan model pembelajaran

  Problem Based Instruction (PBI) dengan model pembelajaran langsung. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan sangat vital dalam tatanan kehidupan suatu bangsa. Tanpa

  adanya pendidikan yang berkualitas maka dapat dipastikan bangsa tersebut akan mengalami kemunduran dari berbagai aspek. Oleh karena itulah pentingnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dengan berkualitasnya pendidikan maka hasil belajar peserta didik tentu akan baik. Namun, peneliti menemukan bahwa hasil belajar peserta didik di MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri masih jauh dari kata memuaskan, termasuk hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan masih banyak guru yang mengajar dengan menggunakan cara lama yang tidak efektif dalam proses pembelajaran. Mereka tidak menerapkan model-model pembelajaran yang sekiranya bisa membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga berimbas pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi peneliti yang menemukan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai matematika di bawah rata-rata ataupun di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

  Berangkat dari permasalahan di atas, maka peneliti ingin mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran yang tentunya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran

  Problem Based Instruction

  (PBI). Mengapa model pembelajaran PBI bukan model pembelajaran yang lain? Karena peneliti menilai model pembelajaran ini menuntut siswa untuk lebih aktif mencari dan memperoleh informasi, tidak sekadar menunggu “disuap” oleh guru seperti yang sering terjadi pada proses pembelajaran di sekolah- sekolah pada umumnya.

  Model pembelajaran yang cocok dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan salah satu model yang dipaparkan diatas adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem

  BasedInstruction (PBI). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu

  pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk meransang berfikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang beriorentasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar.

  Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dankonsep yang esensial dari materi pelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang di formulasikan masalah, penguasaan sikap positif, dan keterampilan secara bertahap dan berkesinambungan. Pembelajaran Berdasarkan Masalah menuntut aktifitas mental siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran. Situasi atau masalah menjadi titik tolak pembelajaran untuk memahami prinsip, dan mengembangkan keterampilan yang

1 Pembelajaran berdasarkan masalah

  kinesthteic

  3 Susan Y. Osciak dan William D. Milheim, “Multiple Intelligences andThe Design of Web- Based Instruction” (International Journal of Instructional Media). 4 J,J. Reza Prasetyo, “Melatih 8 Kecerdasan Majemuk pada Anak dan Dewasa” (Cet. 1; Yogyakarta: Andi, 2009), h. 2.

  orang memiliki kedelapan jenis kecerdasan ini, namun tiap-tiap individu berbeda-beda jenis kecerdasan yang menonjol dalam dirinya. Kecerdasan yang lebih menonjol jika terus menerus diasah akan cepat berkembang, tetapi bukan berarti bahwa kecerdasan yang kurang menonjol tidak akan berkembang. Jika terus menerus diasah maka kecerdasan yang kurang menonjol pun tentu akan berkembang tetapi tidak secepat perkembangan dari kecerdasan yang lebih menonjol tersebut. Olehnya itu, mengetahui kecerdasan yang menonjol dalam diri kita akan sangat penting.

  4 Setiap

  (kecerdasan interpersonal), intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal), dan naturalist intelligence (kecerdasan naturalis).

  interpersonal intelligence

  (kecerdasan kinestetik-tubuh), musical inteligence (kecerdasan musikal),

  berbeda pembelajaran pada umumnya.

  merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari untuk belajar dalam memecahkan masalah dari materi pembelajaran.

  inteligence (kecerdasan linguistic), logikal-mathematical intelligence (kecerdasan

  delapan kategori yang komprehensif atau delapan “kecerdasan dasar”yaitu, linguistic

  3 Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas menjadi

  Gardner (1993) describes eight intelligences: linguistic, logicalmathematical, spatial, musical, bodily kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, and naturalistic. A rich research base that combines physiology, anthropology, personal and cultural history supports Gardner's model (Silver, Strong &Perini, 1997) and attention to these intelligences and their impact in the classroom is significantly changing education.

  2 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 241-242. 2 Saifuddin Azwar, “Pengantar Psikologi Inteligensi” (Cet. 1; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 41.

  Gardner merumuskan teori Inteligensi Ganda yang didorong oleh pendapatnya bahwa pandangan dari sisi psikometri dan kognitif saja terlalu sempit untuk menggambarkan konsep inteligensi. Pendekatan teori Gardner sangat berorietasi pada struktur inteligensi.

  Namun, patut diketahui faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik bukan hanya bersumber dari gurunya, namun juga peserta didik itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang bersumber dari peserta didik yakni faktor kecerdasan atau faktor inteligensi. Faktor intelegensi sangat berpengaruh dalam memahami pelajaran. Dengan intelegensi manusia mampu memecahkan permasalahan hidup yang dihadapinya dari yang sederhana sampai yang kompleks. Peserta didik yang cerdas akan cenderung lebih mudah dalam menyelesaikan soal. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, akan semakin mudah baginya dalam menyelesaikan masalah yang sama dibanding orang lain yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini juga tergantung dari jenis masalah dan kecerdasan mana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

  logika-matematika), visual-spatial intellegence (kecerdasan visual- spasial), bodily- Peneliti akan meninjau pengaruh penerapan model PBI tadi berdasarkan kecerdasan logis-matematis peserta didik, karena peserta didik yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang tinggi tentu akan lebih mudah memahami pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika yang memang sangat sesuai dengan karakteristik kecerdasan logis-matematis itu sendiri.

  Logical- mathematical intelligence refers to an individual’s sensitivity to, and capacity to discern, logical or numerical patterns; and ability to handle long chains of reasoning. These individuals like to experiment, solve puzzles, and ask cosmic questions. Strength in logical-mathematical intelligence often implies great scientific ability.

5 Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa kecerdasan logis mengacu

  kepada sensitivitas seorang individu, mempunyai kemampuan untuk membedakan serta menggunakan penalaran untuk mengatasi suatu permasalahan. Orang yang memiliki kemampuan ini biasanya memiliki kemampuan ilmiah yang besar.

  Manusia pada dasarnya merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tiin / 95: 4 yang berbunyi

  يمِوقَت ِنَسحَأ ِفِ َنََٰسنِلإٱ اَنقَلَخ دَقَل ٤

  Terjemahannya:

  Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.

  6 5 Fred C. Lunenburg dan Melody R. Lunenburg, “Applying Multiple Intelligences in the Classroom: A Fresh Look at Teaching Writing ” (International Journal of Scholarly Academic Intellectual Diversity). 6 Departemen Agama RI , “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002), h.598.

  Secara fisik, manusia memiliki struktur tubuh yang sangat sempurna, ditambah lagi dengan pemberian akal, maka ia adalah makhluk jasadiyah dan ruhaniyah. Akal yang dianugrahkan kepada manusia memiliki tingkatan kecerdasan yang berbeda- beda. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa manusia memiliki delapan jenis kecerdasan, namun pada masing-masing individu terdapat jenis kecerdasan yang menonjol disbanding kecerdasan lainnya. Peserta didik yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang menonjol diyakini akan memiliki hasil belajar matematika yang baik apalagi ditambah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based

  Instruction (PBI) dengan segala keunggulan yang telah diuraikan sebelumnya.

  Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu penulis tertarik meneliti tentang

  “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs. As’Adiyah No. 8 Kampiri Ditinjau dari Tingkat Kecerdasan Logis- Matematis” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs. As’Adiyah No. 8 Kampiri Kab. Wajo?

  2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri yang diajar menggunakan

  3.

  model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan siswa yang Untuk mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan diajar menggunakan model pembelajaran langsung? logis matematis tinggi yang belajar dengan model pembelajaran Problem

  Based Instruction

  3. Pada kategori kecerdasan logis matematis tinggi, apakah hasil belajar (PBI) dengan model pembelajaran langsung.

  4.

  matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Untuk mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan

  Based Instruction

  (PBI) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar logis matematis sedang yang belajar dengan model pembelajaran Problem

  Based Instruction

  menggunakan model pembelajaran langsung? (PBI) dengan model pembelajaran langsung.

  5.

  4. Pada kategori kecerdasan logis matematis sedang, apakah hasil belajar Untuk mengungkap perbedaan hasil belajar siswa pada kategori kecerdasan matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem logis matematis rendah yang belajar dengan model pembelajaran Problem

  Based Instruction Based Instruction

  (PBI) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar (PBI) dengan model pembelajaran langsung. menggunakan model pembelajaran langsung? D.

   Manfaat Penelitian

  5. Pada kategori kecerdasan logis matematis rendah, apakah hasil belajar

  1. Manfaat Teoritis matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dapat menjadi

  Based Instruction

  (PBI) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar rujukan, juga menambah khasanah kelimuan yang berguna untuk dunia menggunakan model pembelajaran langsung? pendidikan.

  C.

  2. Manfaat Praktis

   Tujuan Penelitian 1.

   Untuk mengungkap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs. As’Adiyah

  a. Bagi sekolah No. 8 Kampiri Kab. Wajo sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah dalam

  Problem Based Instruction (PBI).

  upaya meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri, khususnya dalam pengembangan 2.

   Untuk menguji pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa model pembelajaran yang efektif dalam proses belajar mengajar.

  kelas VII MTs. As’adiyah No. 8 Kampiri yang diajar menggunakan model

  b. Bagi guru pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan siswa yang diajar Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru agar ke depannya menggunakan model pembelajaran langsung. informasi dalam penelitian dapat digunakan atau diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas, dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik,

  TINJAUAN TEORITIK khususnya hasil belajar matematika.

  c. Bagi peserta didik A.

   Kajian Teori 1.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam Model Pembelajaran Problem based Instruction (PBI) upaya mengembangkan dirinya dalam hal ini meningkatkan hasil belajarnya.Juga

  A.

   Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecerdasan logis-matematisnya.

  Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan merupakan suatu model

  d. Bagi peneliti selanjutnya pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ataupun referensi penyelidikan autentik yakni penyelidikan nyata dari permasalahan yang nyata.

  Menurut Dewey dalam Trianto belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model-model pembelajaran pada stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. umumnya dan model pembelajaran PBI pada khususnya.

  Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan secara efektif sehingga maslah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan

  7 belajarnya.

  Boud dan Feleti dalam Rusman mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.Margetson mengemukakan bahwa kurikulum Pembelajaran Berdasarkan Masalah membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Kurikulum PBI memfasilitasi 7 Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Kencana, 2007), h.67-68. keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi

  8 interpersonal dengan baik dibanding pendekatan yang lain.

  masalah yang dihadapi di lingkungannya. Untuk dapat mengadaptasi suatu informasi Pendapat kedua ahli diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa pengajaran baru melalui proses sehingga cocok dengan schemata yang dimiliki anak/individu. berdasarkan masalah merupakan pendekan yang efektif untuk pengajaran proses Sedangkan akomodasi adalah pemodifikasian skema-skema yang ada untuk berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi mencocokkannya dengan situasi-situasi baru. Proses pemulihan kesetimbangan antara yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang pemahaman saat ini dan pengalaman-pengalaman baru disebut ekuilibrasi. Menurut dunia sosial sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan Piaget, pembelajaran bergantung pada proses ini. Saat kesetimbangan terjadi, anak dasar maupun kompleks. memiliki kesempatan bertumbuh dan berkembang. Guru dapat mengambil keuntungan ekuilibrasi dengan menciptakan situasi yang mengakibatkan kesetimbangan, oleh

  John R.Mergendoller berpendapat bahwa Instead, students pursue their own

  problem solutions by clarifying a problem, posing necessary questions, karena itu menimbulkan keingintahuan peserta didik. researching thesequestions, and producing a product that displays their thinking. These activities are generally conducted in collaborative learning

  Dalam kaitannya dengan teori konstruktivisme , Piaget dikenal sebagai

  groups that often solve the same problem indifferent ways and arrive at

  9 different answers.

  konstruktivis pertama, menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak. Ada beberapa teori belajar yang melandasi pendekatan PBI, yakni sebagai

  Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi berikut: pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta

  a. Teori belajar Jean Piaget dan pandangan konstruktivisme didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru

  Menurut Piaget bahwa belajar adalah sebuah proses interaksi anak didik dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan peserta didik dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus- kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan menerus. Teori piaget tentang perkembangan intelektual adalah proses yang membuat membelajarkan peserta didik dengan secara sadar menggunakan metode mereka anak secara aktif membangun pengetahuannya dengan melakukan asimilasi dan sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi peserta didik kepemahaman yang lebih

  10 akomodasi.

  tinggi. Menurut Slavin dalam Besse asimilasi merupakan pengintegrasian pengalaman

  Kaitan antara teori belajar Piaget dan pandangan konstruktivisme dengan PBI baru dan hubungannya dengan skema-skema yang telah ada. Dalam proses asimilasi 8 adalah prinsip-prinsip PBI sejalan dengan pandangan teori belajar tersebut. Peserta 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran, hal. 230. 10 John R.Mergendoller,

  Besse Astriana, “ Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan metode “The Effectiveness of Problem-Based Instruction: A Comparative Study of Instructional Methods and Student Characteristics

  Inquiry terhadap motivasi dan hasil belajar siswa Mts Nurul Ulum As’adiyah Kabupaten Wajo”, Tesis , Interdisciplinar y Journal of Problem- Based Learning ,Vol. 1, No. 2, 17November 2006, h. 2.

  (Maakassar: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, 2014), h. 12. didik secara aktif mengkonstruksi pemahamannya, dengan cara interaksi dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan akomodasi.

  b. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel Ausubel membedakan antara belajar bermakna (meaningfull learning) dengan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana infomasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telai diketahui. Kaitannya dengan PBI dalam hal mengaitkan informasi baru denagn struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

  bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting memengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan teori ausbel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah , dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

  12

  c. Teori belajar Vigotsky Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan 11 Rusman, Model-Model Pembelajaran, hal. 230. 12 Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , h. 25-26. masalah yang dimunculkan. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya kemudian membangun pengertian baru Vigotsky meyakini bahwa interaksi social dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan pembelajaran berbadasarkan masalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi social dengan teman lain.

  13 Menurut Vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran.

  Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit diatas daerah perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.

11 Inti dari teori Ausbel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar

  14

  d. Teori belajar Jerome S. Bruner Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. 13 Rusman, Model-Model Pembelajaran, hal. 244. 14 Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , h. 26.

  Bruner juga menggunakan konsep Scaffolding dan interaksi social di kelas secara pribadi pengetahuan bermakna. Tetapi hal ini tidak akan terwujud tanpa maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu siswa didampingi oleh seseorang yang lebih luas pengetahuannya (guru) sebagai fasilitator menuntaskan masalah tetentu melampaui kapasitas perkembangannya melaui bantuan yang membantu dalam proses pembelajaran. Selain itu sekolah seharusnya menjadi

  15 guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.

  laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan secara nyata. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian B.

   Ciri-ciri khusus model pembelajaran Problem Based Instruction

  pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya member hasil yang Dari segi paedagogis, pembelajaran berdasarkan masalah didasarkan pada paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan teori belajar konstruktivisme, dengan ciri: yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-banar bermakna. Bruner

  a. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif lingkungan belajar. dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh

  b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiri masalah menciptakan disonansi pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk kognitif yang menstimulasi belajar.

  16 menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.

  c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi

  17 Dari beberapa teori dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa teori terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.

  diatas bahwa pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu rangkaian Menurut Arends dalam Trianto berbagai pengembang pengajaran berdasarkan pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan berikut: dalam kehidupannya dikemudian hari dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntut a. Pengajian pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di sekitar terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok. prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan

  Berdasarkan teori-teori belajar yang telah dikemukakan diatas, maka dapat masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dikatakan Problem Based Instruction berorientasi pada keterlibatan atau keaktifan dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. peserta didik. Proses pembelajaran tidak mengharapkan peserta didik harus aktif

  b. Berfokus pada keterkaitan antara disiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan berpikir, berkomunikasi, dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya untuk masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu- mengekspresikan pemikiran seluas-luasnya dalam belajar sehingga dapat membangun ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar 15 dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajran. 16 Rusman, Model-Model Pembelajaran, hal. 244. 17 Trianto, Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik , h. 26.

  Rusman, Model-Model Pembelajaran, hal. 231. c. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah seharusnya siswa Menurut Depdiknas, ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi melakukan penyeledikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap mengorientasikan siswa kepada masalah atau pertanyaan yang autentik, multidisiplin, masalah nyata untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka menuntut kerja sama dalam penyelidikan, dan menghasilkan karya. Dalam harus menganalisis dan mendefenisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan pembelajaran berbasis masalah situasi atau masalah menjadi titik tolak pembelajaran membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan untuk memahami konsep, prinsip dan mengembangkan keterampilan memecahkan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. masalah. Sudah barang tentu yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang Pierce dan Jones dalam Husamah mengemukakan bahwa kejadian-kejadian dipelajari. yang harus muncul pada waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah adalah

  d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut: menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata a. Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untuk berperan sebagai atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan pihak lain, menghadapkan siswa masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat pada situasi yang mendorong untuk mampu menemukan maslah dan meneliti seperti pada pelajaran “ Roots and wings”. Produk ini dapat juga berupa laporan, permasalahan sambil mengajukan dugaan dan rencana penyelesaian. model fisik, video maupun program computer. Karya nyata dan peragaan seperti

  b. Inkuiri dan investigasi (inquiry and investigation) yang mencakup kegiatan yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mengekplorasi dan mendistribusikan informasi. mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka c. Performa (performance) yaitu menyajikan temuan. pelajari dan menyediakan suatu alternatif terhadap laporan tradisional atau

  d. Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan

  19 makalah.

  refleksi terhadap proses pemecahan masalah.

  1.

  e. Kolaborasi .pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Instruction sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam PBI melibatkan siswa sendiri yang memungkinkan mereka menginprestasikan kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun tentang fenomena itu. terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk bebagai Ibrahim dan Nur dan Ismail mengemukakan langkah-langkah Pembelajaran inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan Berbasis Masalah adalah sebagai berikut:

  Tabel 2.1

  18 keterampilan berpikir. 18 19 Trianto, Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik, h. 69-70.

  Husamah ,Outdoor Learning ( Cet. I; Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013), h. 92.

  Tahapan Model Problem Based Instruction

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penerapan Goal Oriented Evaluation Model (GOEM) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 111

Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Congruence Evaluation Model pada Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Ulum Guppi Datara Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 94

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Perencanaan Pembelajaran Model Van Gelder pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 3 Sinjai Utara - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 70

Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Ballard and Clandchy pada Siswa Kelas VII MTs. Madani Alauddin Pao-pao Kab. Gowa. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 64

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada Siswa Kelas VII2 MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 112

Efektivitas Strategi Mengakraban Kembali dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 83

Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pitumpanua Kab. Wajo - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 76

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe the Learning Cell terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI Min Salekoa Kab. Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 69

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Deeper Learning Cycle (DELC) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas VII MTs. DDI Parangsialla Kab. Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 71

Perbandingan Antara Kegiatan Pembelajaran di Luar Kelas dan Kegiatan Pembelajaran di dalam Kelas Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Turatea Kab. Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 92