Increasing Compititivness of Food Commodity Through Vertical and Horizontal Integration

lnreasing Competitiveness of Food Commodity Through Vertical and
Horizontal Integration
Zainal Abidin*) dan Pawana Nur lndah**)
*) dan ** )Lecturers of Agriculture Faculty of UPN "Veteran" East Java
Abstract
As strategic program, food security is determined to be a compulsory
matter because it influences the life quality of man resources. Production surplus
does not guarantee enough availability forfarmers or villagers because they
depend on the sociaty accessability of food distribution system , stability,
production , food price, production diversity, and food consumption .
Food security acceleration, and reinforcement of food commodity
competitiveness is determined through some policies, namely (a) changing food
farm management orientation wich is generally a subsystem irecting to farm
management oriented to commercial farm, (b) developing vertical and horizontal
integration strategies on the basis of local main products, principles of added
values , zerowaste prnciples, and complementary devek;ipment certain branches
of farm management, (c) empowering farmer groups to scale up and develop
economies of scale and economies of scope.
Key words: food security, acceleration strategies, vertical integration, horizontal
integration, scale business, agribusiness system
Meningkatkan Dayasaing Komoditas Pangan melalui lntegrasi Vertikal

dan Horizontal
Oleh :
Zainal Abidin *) dan Pawana Nur lndah **)
*) dan **)Dasen Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jawa Timur
Abstrak
Sebagai program strategis, ketahanan pangan ditetapkan menjadi urusan
wajib karena menentukan kualitas kehidupan sumberdaya manusia. Surplus
produksi tidak menjamin ketersediaan yang cukup bagi petani maupun
masyarakat pedesaan karena masih sangat tergantung pada aksesibilitas
masyarakat terhadap pangan , sistem distribusi, stabilitas produksi dan harga
pangan, serta keragaman produksi dan konsumsi pangan.
Percepatan ketahanan pangan dan penguatan dayasaing komoditas
pangan diterapkan melalui beberapa kebijakan, yaitu : (a) merubah orientasi
usahatani pangan yang pada umumnya bersifat subsisten diarahkan pada
usahatani yang berorientasi komersial (commercial farm), (b) mengembangkan
strategi integrasi vertikal dan horizontal berbasis produk unggulan lokal, prinsip
penciptaan nilai tambah, tidak ada limbah atau pemanfaatan limbah (zero waste
principles), maupun pengembangan sifat komplemen dari suatu cabang usaha
dengan cabang usaha lainnya ; dan (c) pemberdayaan Kelompok Tani
merupakan usaha pembesaran dan pengembangan skala ekonomi usaha

maupun cakupannya .
Kata kunci: ketahanan pangan, strategi percepatan, integrasi vertikal, integrasi
horizontal, ska/a usaha, sistem agribisnis

44

Seminar Nasional Agribisnis 2016
"Standarisa si dan Sertifikasi Produk Agribisnis Yang Berdaya Saing

u

Sub Terna : Daya Saing

Meningkatkan Dayasaing Komoditas Pangan
melalui lntegrasi Vertikal dan Horizontal
Oleh Zainal Abidin dan Pawana Nur lndah
Pendahuluan
Sumberdaya yang berlimpah seharusriya menjadi peluang yang sangat
besar untuk membangun keunggulan komparatif (comparative advantage),
memroduksi dengan biaya rendah, sehingga mempunyai dayasaing yang kuat.

Produksi pangan dengan berbagai kepentingan, manfaat dan persoalannya
cukup banyak ditemukan. Sebagai komoditas politik dan sangat strategis,
pangan berperan sangat penting sebagai sumber kehidupan. Pangan
menentukan hidup matinya suatu bangsa, untuk kecukupan pangan, kebutuhan
industri, pasar domestik dan ekspor, menjadi senjata dalam perang dagang,
bahkan pangan ditengarai akan menjadi pecetus perang dimasa yang akan
datang. Dalam budidaya dan pengusahaannya, dari hulu ke hilir, keterkaitan
kebelakang dan ke depan (backward dan· for.Nard tfrikage) sangat panjang ,
melibatkan banyak tenaga kerja yang tidak terampil hingga yang sangat terampil.
Persoalannya cukup rumit, karena harga pangan mempunyai dampak yang luas
bagi perekonomian .
Fenomena Globalisasi dan Permasalahan di Tingkat Usahatani
Pasar yang semakin terbuka menunjukkan persaingan yang semakin
ketat, ketidak pastian tinggi dan paradoksial. Hal tersebut ditandai dengan
semakin maraknya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga
hubungan antar negara seakan tanpa batas (borderless). Kondisi demikian
nampaknya disertai semakin menguatnya ekonomi neoliberal yang nampak dari
transnasionalisasi keuangan dan investasi. Keunggulan IPTEK menjadi faktor
determinan bagi
kemajuan suatu bangsa. Pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan sangat dipengaruhi oleh sistem manajamen dan teknologi
pemberdayaan sumberdaya.
Menilik pada kemajuan ekonomi di negara berkembang, ternyata sektor
pertanian menjadi penggerak utama perekonomian; sehingga pertanian
seharusnya tidak identik dengan keterbelakangaan, tradisional, perdesaan dan
kemiskinan. Tekanan ekonomi global dalam berbagai bentuk dan dampaknya
merasuk dalam sistem kehidupan politik , ekonomi dan masyarakat. Dibukanya
pasar global, disadari ataupun tidak, persaingan telah terjadi. Keragaan ekspor
hasil pertanian Indonesia sebagian besar masih berupa produk primer.
Dayasaing nasional (national competitiveness) merupakan solusi yang
seharusnya ditempuh untuk kemandirian ekonomi nasional. Persoalannya
darimana akan dimulai?
Di tingkat usahatani, khususnya tanaman pangan, sebagian besar
diusahakan dalam skala usaha sempit dan belum sepenuhnya komersial.
Menjual produk dalam bentuk produk primer, belum berorientasi ke pasar, masih
berstatus penerima harga. Para petani masih bekerja dibawah kemampuan
(undermanaged). Pengelolaan usahatani masih· bersifat parsial , belum
terintegrasi antar komoditas (integrasi horizonal) maupun pengolahan produk

Sel'llinar Nasional Agribisnis 2016


"Standarisasi dan Sertifikasi Prociuk Agribisnis Yang Berdaya Saing"

45

Sub Tema : Daya Saing

primer menjadi olahan (integrasi vertikal). Sebagian besar petani tidak
mempunyai kemampuan teknis, manajemen dan pengetahuan bisnis yang
memadai. Sistem pasar yang kurang mendukung bagi hasil petani menyebabkan
petani hampir selalu menjadi objek eksploitasi.
Secara keseluruhan, permasalahan aktual di tingkat petani dapat
dikemukakan antara lain usahatani masih bersifat subsisten (subsistence
farming), berskala kecil, terpencar, heterogen, posisinya terjepit diantara dua
kekuatan di hulu dan hilir, posisi tawar lemah, dayasaing lemah, dan sangat peka
terhadap perubahan kebijakan. Disinilah pentingnya manajemen agribisnis yang
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi keputusan bisnis.
Arah Kebijakan dan Program Utama
Tantangan industri pertanian ke depan antara lain: tingkat penguasaan
input, lahan yang semakin mahal, harga sarana produksi cenderung meningkat,

modal usahatani kecil, ketersediaan tenaga kerja semakin sulit dan upah
semakin mahal, teknologi budidaya dan pengolahan hasil dilakukan secara
tradisional; akses lemah kepada bank, informasi dan teknologi, akses ke pasar;
tekanan konsumen: ingin kualitas tinggi, harga murah; tekanan persaingan
pasar: dayasaing lemah , dan bisnis pertanian yang kurang menarik (high risk).
Di era liberalisasi perdagangan, efektifitas kebijakan akan sangat
ditentukan oleh kesiapan melepaskan proteksi. Untuk hal tersebut, maka arah
kebijakan
difokuskan
pada kecepatan antisipasi pasar vs national
competitiveness, kemampuan meamalkan (forecasting) -7 untuk perencanaan
dan langkah korektif yang tepat waktu, menerapkan manajemen logistik yang
lebih efektif dan efisien karena kendala geografis dan iklim/musim, mencegah
aktivitas yang hanya berorientasi cari untung (directly unproductive profit seeking
= DUP activities), mencegah kebocoran dan pemborosan; selanjutnya
menghapus sikap morale hazard di kalangan petani dan produsen untuk
pendewasaan agribisnis.
Adapun program utamanya adalah : pembinaan onfarm, disertai
membangun sektor pendukung (supporting systems) yang lebih mendasar,
dalam kerangka perencanaan berjangka panjang, antara lain: penyuluhan

pertanian, pendidikan dan latihan membangun skill and ability, kemampuan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, manajemen
standarisasi mutu, eningkatkan peran perbankan, diterapkannya asuransi
pertanian; pmberdayaan hasil-hasil riset pertanian bagi kesejahteraanpelaku
usaha, dan kebijakan pemerintah yang lebih efektif dan efisien. Strategi bisnis
menggunakan teknologi , antara lain strategi produksi (hulu -7 proses), strategi
harga menuju efisiensi, strategi keunggulan mutu, strategi segmen pasar, strategi
keunggulan melalui clean technology (GAP)
lmplikasi bagi Kebijakan
Dalam rangka memantapkan ketahanan pangan dan dayasaing
komoditas pangan melalui integrasi vertikal dan horizontal, memerlukan kesiapan
kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi revitalisasi pertanian dan era
pasar bebas . Revitalisasi pertanian berarti tindakan penguatan dari berbagai titik

46

Seminar Nasional Agribisnis 2016
"Standarisasi dan Sertifikasi Prociuk Agribisnis Yang Berdaya Saing"

Sub Tema : Daya Saing


lemah sejak dari hulu hingga hilir dengan prinsip menciptakan nilai tambah ,
tanpa limbah, maupun penguatan sifat komplementer dari suatu cabang usaha
dengan cabang usaha lainnya dalam rumahtangga (whole-farm approach) . lni
dapat terselenggara melalui peningkatan peranan penyuluh, membangun
kemampuan dan keterampilan dalam penguasaan teknologi yang relevan
dengan dunia bisnis maupun kepentingan pelestarian lingkungan hidup .
Pembangunan nasional seharusnya berbasis dan bertumpu pada pembangunan
pertanian yang mengintegrasikan teknologi dalam semua sub sistem agribisnis
se.cara serentak (simultaneously), terus menerus (continuously) dan
berkelanjutan (sustainability) sehingga terjadi sinergi antara agribisnis
(agroindustry) dengan industri lainnya maupun sarana-prasarana perkotaan .
Keberhasilan revitalisasi pertanian sangat tergantung pada (a) profesionalisme ,
keunggulan dan keterandalan sumberdaya manusia dalam mengelola
sumberdaya alam dan lingkungan bisnis, (b) kelembagaan sebagai rekayasa
sosial (social engineering) membangun sinergi dalam integrasi vertikal maupun
horizontal agribisnis, (c) economies of scale - ·dan ec-ono'mies of scope yang
mengarahkan pada kondisi lingkungan internal dan eksternal secara lebih efektif
dan efisien; meningkatkan keberpihakan pemerintah kepada petani , nelayan ,
peternak dan pesanggem untuk memperkuat bargaining position dalam suasana

keadilan, melalui: (a) pendidikan , latihan dan penyuluhan , inkubator bisnis , (b)
kegiatan pendukung seperti pembinaan kelompok dan kelembagaan , peranan
terminal agribisnis disertai paket pelatihan dan pusat informasi bisnis ; (c)
penyediaan fasilitas pendukung.
Dalam hubungan internasionalisasi bisnis, maka penguatan dayasaing
pangan melalui penguatan dari fase substitusi imper digeser kearah promos i
ekspor produk-produk pertanian, maka diperlukan pergeseran kebijakan makro
dari akumulasi sumberdaya manusia dan teknologi menuju ke arah peningkatan
tabungan dan investasi. Menerapkan model sistem pembangunan agribisnis
yang berkerakyatan, berdaya saing dan berkelanjutan . Mempercepat
pendewasaan infant industry melalui pembinaan intensif dan tunta s, menekan
risiko bisnis. Kebijakan membangun supporting systems sebagai kebija kan
pelaya nan dasar, berjangka panjang dan berdampak luas, antara lain.
penyediaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikai, transportasi.·
massal, cepat, murah, membangun aksesibilitas petani terhadap informasi, bank,
pasar
(domes tik,
ekspor},
pemberdayaan
/embaga

penelitian
dan
pengembangan (R&D) dan standarisasi, serta reformasi politik yang lebih bias
kepada penguatan petani dan usaha kecil, menengah dan koperasi.

DAFT AR PUST AKA

Abidin , Zainal , 2000. Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap
Keragaan lndustri Gula Indonesia: Suatu Analisis Kebijakan.
Disertasi. lnstitut Pertanian Bogar, Bogar.

Sel)linar Nasional Agribisnis 2016
"Standarisasi dan Sertifikasi Prociuk Agribisnis Yang Berdaya Saing "

47

Sub Terna : Daya Saing

Abidin , Zainal, Pawana Nur lndah dan Nuriyah Yuliati (2007). Model
Agribisnis Terpadu di Jawa Timur. Laporan Hibah Bersaing Tahun I,

Dikti, Jakarta
Abidin , Zainal, Pawana Nur lndah d?n Nuriyah Yuliati (2008) . Model
Agribisnis Terpadu di Jawa Timur. Laporan Hibah Bersaing Tahun
II, Dikti, Jakarta
Abidin, Zainal dan Endang Yektiningsih (2005) . Pemantapan Ketahanan
Pangan Rumahtangga di Kabupaten Sampang. Kerjasama Sadan
Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang dengan P4M UPN
"Veteran" Jawa Timur.
Abidin , Zainal (2010). Pengembangan Peranan Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan dalam Stabilisasi Harga, Ketahanan Ekonomi Rumah
Tangga Petani dan Ketahanan Pangan di Jatim . Penelitian Mandiri.
UPN "Veteran" Jawa Timur, Surabaya

Arifin , Bustanul. 2005. Ekonomi Kelembagaan Pangan . LP3ES , Jakarta.
Sadan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan , Tahun 2012 , 2013 dan 2014 ,
Lamongan Dalam Angka. Pemerintah Kabupaten Lamongan ,
Lamongan
Sadan Ketahanan Pangan , 2010. Pedoman Teknis Penangan Daerah
Rawan Pangan. Kementerian Pertanian , Jakarta
Beirlein. J. G. Schneefenger, K.C. and Osburn , D.D . 2003. Principles of
Agribusiness Management. Thirr Edition . Waveland Press . Inc.
Long Grove . Illinois.
Downey, W. D and Erickson , S.P. 1987. Manajemen Agrlbisnis. Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Rattan Hal, David Hausen , Norman Uphoff and Steven Slack . 2003. Food
Security and Environmental Quality in the Developing World , Lewis
Publishers, CRC Press , Taylor & Francis Group 6000 , Broken
Sound Parkway NW , Suite 300, Boca Ratoon.
Sukendah, Zainal Abidin, dan Sri Wiyatiningsih (2010). Pengembangan
dan Pemberdayaan Petani Berbasis Kelapa Kopyor di Kabupaten
Sumenep. Laporan Hi-Link, Tahun I, Dikti , Jakarta
Sukendah, Zainal Abidin, dan Sri Wiyatiningsih (2011 ). Pengembangan
dan Pemberdayaan Petani Berbasis Kelapa Kopyor di Kabupaten
Sumenep, Laporan Hi-Link, Tahun II , Dikti , Jakarta
Siswono Judo Husodo, 2001. Kemandirian di Bidang Pangan Kebutuhan
Negara Kita . Seminar PATPI di Semarang.
Singarimbun , Masri dan Effendi, 1988. Metode Penelitian Survei, LP3ES .
Jakarta.
Yunus ,
Muhammad, 2002 . Menciptakan Ounia Tanpa Kemiskinan :
Bagaimana Bisnis Sosial Mengubah Kehidupan Kita . PT Gramedia ,
Jakarta

48

Seminar Nasional Agribisnis 2016

"Sta ndarisasi dan Sertifikasi Produk Agribi snis Yang Berdaya Saing "