BAB I - PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR PADA PELAKSANAAN PRAKTIKUM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI SISWA SMA - Repository Unja

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Selain itu, dijelaskan juga bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Ruang lingkup penilaian hasil belajar peserta didik meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

  Penilaian adalah satu diantara tugas dan tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik dalam pembelajaran. Salah satu fungsi penilaian yaitu untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi pembelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk mengambil keputusan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Pemendinas) Nomor 20 Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilian adalah menyuluruh dan berkesinambungan. Penilaian secara menyeluruh memiliki arti bahwa penilian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu aspek tertentu saja, namun meliputi berbagai aspek yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan), maka penilaian dalam pembelajaran juga harus meliputi ketiga aspek tersebut.

  Menurut Zulfiani dalam Abadi (2016:1) proses penilaianan yang hanya terfokus pada kemampuan kognitif peserta didik tidak sesuai dengan karakteristik

  IPA yang lebih menekankan pada pengalaman langsung yang dilakukan oleh siswa secara mandiri dengan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk membangun keterampilan proses penyelidikan atau enquiry skills. Keterampilan proses penyelidikan dalam pembelajaran IPA dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah untuk membuktikan kesesuaian konsep dengan fakta ilmiah yang terjadi. Selain mengembangkan keterampilan proses penyelidikan, kegiatan praktikum juga dapat melatih keterampilan kerja laboratorium. Kegiatan praktikum penting dilakukan pada proses pembelajaran kimia karena dapat membantu peserta didik dalam menemukan fakta-fakta serta prinsip-prinsip kimia secara langsung.

  Dengan dilaksanakannya kegiatan praktikum, maka penilaian terhadap kemampuan psikomotor peserta didik sangat penting untuk dilakukan, sehingga tingkat keberhasilan peserta didik dapat diketahui. Hal ini sejalan dengan pendapat Ningtiyas, 2014 yang menyatakan bahwa penilaian psikomotor (unjuk kerja) merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut Griffin dalam Supardi (2014:296) instrumen yang baku adalah instrumen yang memiliki karakteristik : (1) disusun oleh para pakar, instrumen dikalibrasi, dianalisis dan diperbaiki, (2) mempunyai petunjuk pelaksanaan dan penyekoran yang jelas, dan (3) memiliki acuan norma untuk menginterprestasikan suatu skor.

  Satu diantara mata pelajaran yang erat kaitannya dengan kegiatan praktikum di laboratorium adalah kimia. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran kimia sangat penting . Hal ini dikarenakan dengan kegiatan praktikum dapat membantu siswa untuk memahami pengetahuan kimianya. Praktikum merupakan salah satu proses pembelajaran yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melakukan uji atau eksperimen di laboratorium. Kegiatan praktikum erat kaitannya dengan ilmu kimia karena jika ditinjau ilmu kimia dibangun dengan metode ilmiah (Jumaini dalam Amelia 2015 : 1). Metode ilmiah pada ilmu kimia dapat melatih kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuan mencoba, menemukan, dan menyimpulkan hasil eksperimen. Praktikum yang dilakukan oleh siswa harus di nilai oleh guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran pada aspek psikomotor yang dilakukan siswa. Maka dari itu perlu melakukan penilaian psikomotor pada kegiatan praktikum yang dilakukan siswa.

  Satu di antara kompetensi dasar pembelajaran kimia adalah kompetensi dasar 4.7 merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Cara untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, siswa dilatih merancang percobaan, kemudian siswa melakukan percobaan tersebut dan dilakukan penilaian terhadap psikomotor praktikum siswa. Faktanya sebagian besar pendidik belum membuat instrumen penilaian psikomotor dan keterlaksanaan penilaian psikomotor masih rendah. Hal tersebut bersesuaian dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Amelia, dkk (2015) yang mengungkapkan bahwa umumnya kegiatan praktikum telah dilaksanakan oleh siswa, namun guru tidak maksimal dalam penilaian terhadap keaktifan siswa dalam bertanya atau menyampaikan pendapat, kedisiplinan siswa, dan kerjasama.

  Berdasarkan studi pendahuluan di SMA N 4 Kota Jambi diketahui dalam pembelajaran kimia untuk materi-materi tertentu dilakukan kegiatan praktikum.

  Salah satu materi dilakukan kegiatan praktikum adalah materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi di kelas XI sesuai dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk melaksanakan praktikum tepatnya yaitu pada K.D 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Pada pelaksanaan praktikum, guru menggunakan panduan praktikum dari LKS dan buku paket. Dalam petunjuk praktikum yang digunakan ini tidak tersedia instrumen penilaian yang harus digunakan guru untuk dapat menilai aspek psikomotor peserta didik, sehingga pendidik tidak menilai peserta didik secara individual dan spesisfik terhadap kemampuan psikomotormya saat melaksakan kegiatan praktikum, melainkan hanya melakukan penilaian pada keaktifan secara umum bekerja dalam kelompoknya dan hanya menilai laporan akhir praktikum saja. Jadi penilaian hanya memiliki dua kategori yaitu kategori yang baik sekali dan buruk sekali tanpa melihat karakter dari setiap materi yang dipraktikumkan.

  Pendidik mengatakan instrumen penilaian psikomotor yang digunakan pada praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi masih bersifat global/umum. Jadi indikator terpenuhi atau tidak terpenuhinya suatu kompetensi pada aspek psikomotor dalam praktikum materi satu dengan yang lainnya dianggap sama. Faktanya antara materi satu dan lainnya sangat berbeda pada peserta didik yang harus dinilai pun akan berbeda. Tidak terlaksananya penilaian psikomotor ini menyebabkan penilaian terhadap kompetensi keterampilan psikomotor tidak terpenuhi secara keseluruhan sehingga penilaian tidak memenuhi standar penilaian yang harus mencakup semua aspek. Dan dilihat dari perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terjadi pada saat ini, rasa ingin tahu peserta didik sangat tinggi dan kemampuan peserta didik untuk mengexplore kemampuan psikomotor bisa melalui berbagai cara, sehingga berbeda hasil penilaian jika penilaian masih menggunakan instrumen penilaian yang lama. Dengan alasan tersebut diperlukan pengembangan instrumen penilaian psikomotor praktikum yang efisien, mudah dipelajari, praktis, tidak membebani pendidik dalam menilai kemampuan peserta didik secara efektif dan spesifik untuk praktikum faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

  Berdasarkan kenyataan diatas, maka peneliti mengembangkan instrumen penilian psikomotor pada praktikum kimia secara spesifik dalam materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang mengukur keterampilan – keterampilan pada praktikum secara terperinci. Selain itu, instrumen penilaian yang dikembangkan dilengkapi dengan pedoman penskoran untuk menghindari kesubyektifan dalam peniliaian. Diharapkan dengan adanya pengembangan instrumen peniliaian psikomotor ini dapat menjadi solusi bagi guru untuk dapat melakukan penilaian psikomotorik pada praktikum kimia, oleh sebab itu peneliti merasa memandang perlu dan penting untuk melakukan penelitian pengembangan instrumen penilaian psikomotor. Sehingga judul dari penelitian pengembangan ini yaitu “Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor Pada Praktikum

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian psikomotor untuk praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reasksi di kelas XI SMA ?

  2. Bagaimana respon pendidik terhadap instrumen penilaian psikomotor untuk praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?

  1.3 Batasan Masalah

  Agar penelitian ini terpusat dan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :

  1. Instrumen penilaian yang dikembangkan hanya untuk 3 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu pengaruh luas permukaan, pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi.

  2. Peneliti menggunakan tiga sekolah sebagai subjek penelitian, yaitu SMA N

  4 Kota Jambi, SMA N 5 Kota Jambi dan SMA N 1 Muaro Jambi

  3. Instrumen penilaian psikomotor yang dikembangkan pada kegiatan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium.

  1.4 Tujuan Pengembangan

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan ini adalah :

  1. Untuk mengembangkan instrumen penilaian psikomotor untuk praktikum faktor-faktor yang mepengaruhi laju reaksi.

  2. Untuk mengetahui respon pendidik tehadap instrumen penilaian psikomotor untuk praktikum faktor-faktor yang mepengaruhi laju reaksi.

  1.5 Manfaat Pengembangan

  Manfaat penelitian pengembangan instrumen penilaian psikomor ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi pendidik Dapat digunakan sebagai instrumen share untuk rekan-rekan guru dalam meningkatkan efektifitas penilaian psikomotor untuk praktikum kimia.

  2. Bagi peserta didik Dapat meningkatkan keterampilan proses sains saat melakukan praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan dapat mengetahui aspek- aspek yang akan dinilai oleh pendidik sehingga peserta didik lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan aspek yang dinilai tersebut

  3. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang cara mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian psikomotor pada praktikum faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

  4. Bagi peneliti lain Dapat dijadikan sebagai acuan mengenai instrumen penilaian psikomotor pada kegiatan praktikum di laboratorium.

  1.6 Spesifikasi Produk

  Spesifikasi produk hasil pengembangan instrumen berpikir kreatif adalah :

  1. Produk instrumen penilaian psikomotor diperuntukan pada materi faktor- faktor yang mepengaruhi laju reaksi.

  2. Produk instrumen penilaian psikomotor yang dikembangkan dalam bentuk

  3. Produk instrumen penilaian psikomotor yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017.

  4. Karakteristik instrumen penilaian psikomotor yang efisien, mudah dipahami dan dibutuhkan guru.

  5. Pengembangan instrumen penilaian psikomotor untuk praktikum kimia pada materi faktor-faktor yang mepengaruhi laju reaksi yang dibuat, hanya meliputi pengujian kelayakan berdasarkan validasi ahli (materi dan konstruk) serta respon dari pendidik .

1.7 Definisi Istilah

  Peneliti mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan untuk menghindari penafsiran yang berbeda. Definisi beberapa istilah tersebut adalah:

  1. Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

  2. Instrumen penilaian adalah format atau alat penilaian terdiri dari tes dan non tes yang menjadi pendoman para pendidik untuk membuat keputusan dan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan atau pencapaian kompetensi peserta didik

  3. Penilaian psikomotor adalah proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu