ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. I USIA 19 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN

  1. Definisi Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginokologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2010; h 139).

  Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, dkk, 2010; h 75).

  Kesimpulan yang dapat ditarik dari dua pengertian diatas, Kehamilan adalah hasil konsepsi dengan bertemunya sel sperma dan ovum, terjadi fertilisasi (pembuahan), dan implantasi hingga terbentuk janin serta mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

  2. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh, kembang basil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, dkk, 2010; h 75)

  9 a. OvuIasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. (Manuaba, dkk, 2010; h 75) b. Spermatozoa

  Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. (Manuaba, dkk, 2010; h 76-77)

  c. Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot. (Manuaba,dkk, 2010; h 77-79)

  d. Proses Nidasi atau Implantasi Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda

  Hartman. (Manuaba, dkk, 2010; h 79&82)

  e. Pembentukan Plasenta Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. (Manuaba, dkk, 2010; h 82-85)

  3. Diagnosa Kehamilan Adapun penegakkan diagnosis kehamilan yang dapat dilakukan bidan yaitu dengan melakukan salah satu pemeriksaan, baik tanda awal kehamilan, pemeriksaan hormonal sederhana dan atau pemeriksaan penunjang. (Irianti, dkk, 2014; h 205) a. Usia Kehamilan

  Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: 1) Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.

  2) Usia kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.

  3) Usia kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm. 4) Usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus). (Manuaba, dkk, 2010, h 107) b. Triwulan Kehamilan

  Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan. (Manuaba, dkk, 2010; h 107) c. Tanda Dugaan Kehamilan Berikut ini adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan.

  1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pernbentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  2) Mual dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.

  3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

  4)

Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah

  kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu. 5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-progestron, payudara bertambah besar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. 6) Sering miksi. 7) Konstipasi atau obstipasi. pengaruh progesteron menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  8) Pigmentasi kulit. Menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi

  (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara). 9) Epulis.

  Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.

  10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen dan progestron. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan. (Manuaba, dkk, 2010; h 107-108)

  d. Tanda

Tidak Pasti Kehamilan

  Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan oleh: 1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.

  2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement.

  3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu. (Manuaba, dkk, 2010; h 108) e. Tanda

Pasti Kehamilan

  Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui: 1) Gerakan janin dalam rahim.

  2) Terlihat/ teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin. 3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.

  Pemeriksaan yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi. (Manuaba, dkk, 2010; h 109)

  4. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Plasenta dalam perkembangannya megeluarkan hormon

  

somatomamotropin, estrogen, dan progestron yang menyebabkan

  perubahan pada bagian-bagian tubuh di bawah ini :

  a. Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut

  tanda Hegar.

  Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya. 2) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat. 3) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus. 4) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat.

  5) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. 6) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul. (Manuaba, dkk, 2010, h 87-88)

  Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm, dan umur hamil 36 minggu, panjangnya 30 cm. Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim (SBR). Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda

  Piskaseck. Perubahan konsentrasi hormonal yang

  memengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progestron menyebabkan progestron mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton Hicks. kontraksi Braxton Hicks, tidak dirasakan nyeri dan terjadi bersamaan di rahim. Kontraksi Braxton Hicks akan berlanjut menjadi kontraksi untuk persalinan. (Manuaba, dkk, 2010; h 88- 91)

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

  Usia kehamilan Panjang janin Ciri khas Organogenesis 4 minggu 7,5-10 mm Rudimenter: hidung, telinga, dan mata 8 minggu 2,5 cm Kepala fleksi ke dada

  Hidung, kuping dan jari terbentuk 12 minggu 9 cm Kuping lebih jelas Kelopak mata terbentuk Genitalia eksterna terbentuk

  Usia fetus 16 minggu 16-18 cm Genital jelas terbentuk Kulit merah tipis

  Uterus telah penuh, desidua parietalis dan kapsularis 20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo

  24 minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis &n bulu tampak Masa parietal 28 minggu 35 cm Berat badan 1000 gram Menyempurnakan janin 40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan Kulit berambut dengan balk

  Kulit kepala tumbuh balk Pusat penulangan pada tibia proksimal

  Sumber : Manuaba, dkk, 2010; h 89

  b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks). (Manuaba, dkk, 2010; h 92)

  c. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon

  

korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis

anterior. (Manuaba, dkk, 2010; h 88)

  d. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI sebagai berikut : 1) Estrogen, berfungsi menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar.

  2) Progesteron, berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi dan meningkatkan jumlah sel asirms.

  3)

  Somatomamotrofin, berfungsi sebagai penimbunan lemak di

  sekitar alveolus payudara dan merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan. (Manuaba, dkk, 2010; h 88) Penampilan payudara pada ibu hamil : payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin hiperpigmentasi-hitam, glandula

  Montgomery makin tampak, puting susu makin menonjol. 1) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena proloktin belum berfungsi, karena hambatan dari PH

  (prolactine inhibiting hormone), untuk rnengeluarkan ASI.

  2) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung. (Manuaba, dkk, 2010; h 93) e. Sirkulasi Darah Ibu

  Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

  (Manuaba, dkk, 2010; h 92-93)

  Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan : 1) Sistem peredaran darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. 2) Sistem respirasi.

   Pada kehamilan, terjadi desakan diafragma

  karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. (Manuaba, dkk, 2010; h 93) 3) Sistem pencernaan

  . Oleh karena pengaruh estrogen, pengeluaran

  asam Iambung meningkat dan dapat menyebabkan:

   pengeluaran

  air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala, emesis gravidarum, hiperemesis gravidarum dan obstipasi.

   (Manuaba, dkk, 2010; h

  93-94) 4)

  

Traktus urinarius. Karena pengaruh desakan hamil muda dan

  turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. (Manuaba, dkk, 2010; h 94) 5) Perubahan pada kulit.

   Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

  gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). (Manuaba, dkk, 2010, h 94) 6) Metabolisme

  . Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

  mengalami perubahan yang mendasar, di mana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. (Manuaba, dkk, 2010; h 95)

Tabel 2.2 Pertambahan berat badan pada kehamilan

  Berat badan Janin Plasenta Air ketuban Rahim sekitar Timbunan lemak Timbunan protein Retensi air-garam

  Berat badan 3-3,5 kg 0,5 kg 1 kg 1 kg 1,5 kg 2 kg 1.,5 kg

  Sumber : manuaba, dkk, 2010; h 95

  f. Plasenta dan Air Ketuban Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu dalam bentuk 0

  2

  , asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO

  2

  . Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 g. Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16. Peredaran darah 300 cc setiap menit pada usia kehamilan 20 minggu, 600 cc setiap menit pada usia kehamilan 40 minggu. (Manuaba, dkk, 2010; h 94-96) 1) Fungsi plasenta : Sebagai alat nutritif untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

  Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan: a) Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme. e) Sebagai barier atau filter. Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barier terhadap beberapa bakteria atau virus dihalangi masuk melalui plasenta. (Manuaba, dkk, 2010; h 97)

  b) Sebagai alat pernapasan di mana janin mengambil O

  2

  dan membuang CO

  2 .

  c) Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI.

  d) Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin. Janin mempunyai kekebalan pasif sampai usia 4 bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang.

  sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin, dan

  spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan

  anorganik (air, garam yang larut dalam air). Peredaran cairan ketuban sekitar 500 cc/jam atau sekitar 1% yang ditelan bayi dan dikeluarkan sebagai urine. (Manuaba, dkk, 2010; h 98). Fungsi air ketuban : a. Saat kehamilan berlangsung : memberikan kesempatan berkembangnya janin, menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung, sebagai penyangga terhadap panas dan dingin, menghindari trauma langsung terhadap janin.

  b. Saat in partu : menyebarkan kekuatan His sehingga serviks dapat membuka, membersihkan jalan lahir, sebagai pelicin saat persalinan:

  5. Tanda

  • – tanda Bahaya Kehamilan

  a) Keluhan Kehamilan pada Trimester I :

  a) Mual Muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah (Frekuensi kurang dari 5 kali). b) Hipersalivasi. Air liur berlebihan adalah peningkatan sekresi air liur yang berlebihan (1-2 L/hari).

  c) Pusing. Pengaruh hormone progesterone yang memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah (TD).

  d) Mudah Lelah. Dipengaruhi oleh penurunan metabolisme.

  e) Konstipasi. Konstipasi terjadi akibat aktivitas ibu yang kurang, penyererapan air dan suplemen zat besi. (Irianti, dkk, 2014; h 60- 64)

  b) Patologi pada TM I : 1) Hiperemesis Gravidarum (HEG) adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan (BB).

  2) Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu.

  3) Kehamilan Ektopik adalah kehamilan diluar rongga Rahim, dimana telur yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar Rahim. 4)

  Molahidatidosa merupakan kehamilan tropoblas pada kehamilan,

  • – dimana sel-sel villi koriolis berkembang membentuk gelembung gelembung putih (seperti anggur) berisi cairan yang akan menyebabkan kegagalan dalam pembentukan janin. (Irianti, dkk, 2014; h 67-81)
c) Keluhan Kehamilan pada Trimester II (1) Pusing. Jika peningkatan volume sel darah merah tidak diimbangi dengan kadar haemoglobin yang cukup, akan mengakibatkan terjadinya anemia

  (2) Sering berkemih (3) Nyeri perut bawah. Disebabkan oleh semakin membesarnya uterus (4) Nyeri punggung. (5) Flek kecoklatan pada wajah dan

  skatrik (streatch mark)

  (6) Konstipasi (7) Penambahan Berat Badan (BB). (Irianti, dkk, 2014; h 84-93)

  d) Patologi TM II : Penyakit penyerta ibu hamil, nyeri perut, kehamilan ektopik, keputihan. disertai adanya rasa gatal, adanya rasa panas, berbau dan berwarna, ukuran uterus yang tidak normal, hipertensi atau kenaikan tekanan darah pada kehamilan. (Irianti, dkk, 2014; h 100-117) e) Keluhan kehamilan pada TM III

  (a) Sering berkemih (b) Varises dan wasir. Varises terlihat pada kaki, sering muncul pada vulva dan anus yang disebut juga sebagai haemoroid.

  (c) Sesak nafas. Wanita hamil megalami sesak nafas pada usia kehamilan diatas 30 minggu. Sesak nafas disebabkan oleh meningkatnya usaha nafas ibu hamil. (d) Bengkak dan kram pada kaki. Bengkak/odema adalah penumpukan cairan pada daerah luar akibat dari berpindahnya cairan intraseluler dan ekstraseluler.

  (e) Gangguan tidur dan mudah lelah (f) Nyeri perut bawah (g) Kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini dapat terjadi 10-20 menit.

  f) Patologi TM III 1) Plasenta Previa. Yaitu keadaan dimana plasenta ternidasi secara tidak normal sehingga menghalangi jalan lhair.

  2) Solusio plasenta. Terlepasnya implantasi plasenta sebagian atau seluruhnya dari normal implantasi dinding uterus sebelum melahirkan setelah 20 minggu usia kehamilan. 3) Infeksi saluran kemih (ISK). Masalah ini mulai dirasakan pada minggu ke-6 kehamilan dan puncaknya pada usia 22-24 minggu.

  (Irianti, dkk, 2014; h 144-155)

Tabel 2.3 Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

  

Tinggi fundus uteri Usia kehamilan

1/3 di atas simfisis 12 minggu 1/2 di atas simfisis-pusat 16 minggu 2/3 di atas simfisis 20 minggu Setinggi pusat 22 minggu 1 1/3 di atas pusat 28 minggu /2 pusat-prosesus xifoideus 34 minggu Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu Dua jari (4 cm) di bawah prosesus xifoideus 40 minggu

  Sumber : Manuaba, dkk, 2010; h 100 verniks kaseosa atau bersih, rambut lanugo tumbuh baik, testis sudah turun ke dalam skrotum, pusat penulangan berkembang, labia mayora menutupi labia minora. (Manuaba, dkk, 2010; h 100-101)

  6. Standar Asuhan Kebidanan Pelayanan antenatal

   dinilai berkualitas apabila pelayanan antenatal telah

  memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu 10 T :

  a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

  b. Ukur tekanan darah c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa),

  d. Ukur tinggi fundus uteri,

  e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

  f. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus bila diperlukan g. Pemberian tablet tambah darah

  h. Pemeriksaan laboratorium sederhana (rutin/khusus) i. Tatalaksana/penanganan kasus j. Temu wicara/konseling. (Jurnal kedokteran dan Kesehatan, Volume

  3, No. 1, Januari 2016; h 355-362)

  7. Pengawasan Antenatal Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah - langkah . dalam pertolongan persalinannya. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali. (Manuaba, dkk, 2010; h 110)

Tabel 2.4 Perbandingan antara primipara dan multipara

  Primipara Multipara Perut Pusat Rohim Payudara Labia mayora Himen Vagina Serviks Pembukaan serviks Perineum Tegang

  Menoniol Tegang Tegang, tegak Bersatu Koyak beberapa tempat Sempit dengan rugae utuh Licin, lunak, tertutup Mendatar dulu diikuti pembukaan Masih utuh

  Longgar, terdapat striae Dapat datar Agak lunak Menggantung, agak lunak Terdapat striae Agak terbuka Karunkula himenalis Lebar, rugae kurang Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan Membuka bersamaan dengan mendatar Bekas luka episiotomy

  Sumber : Manuaba, dkk, 2010; h 110 a. Tujuan Pelayanan Kebidanan

  

WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care

  mengemukakan tujuan

  maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu: 1) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan.

  2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan. 3) Perawatan neonatus-bayi. 4) Pemeliharaan dan pemberian laktasi.

  Dari Tujuan pelayanan kebidanan tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah berikut: 1)

  Antenatal care : pengawasan sebelum persalinan terutama

  ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

  3)

Antenatal care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya

  Sebagai batasan pemeriksaan antenatal (pengawasan antenatal) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. (Manuaba, dkk, 2010; h 110-111)

  b. Tujuan Pengawasan antenatal Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan untuk: 1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.

  2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.

  3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. 5) Dengan memerhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal.

  .

  (Manuaba, dkk, 2010; h 111)

  c. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

  2) Pemeriksaan ulang: a) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan.

  b) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.

  c) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

  3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu. (Manuaba, dkk, 2010; h 111) d. Konsep pemeriksaan/pengawasan antenatal

  1) Anamnesis : Data biologis, keluhan hamil, fisiologis dan patologis (abnormal).

  2) Pemeriksaan fisik

  a) Pemeriksaan fisik umum

  b) Pemeriksaan fisik khusus : Obstetri, Pemeriksaan dalam/rectal, Pemeriksaan ultrasonografi.

  c)

  Pemeriksaan psikologis

  3) Status kejiwaan dalam menghadapi kehamilan Dalam menggali berbagai aspek kehamilannya dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan laboratorium khusus yaitu pemeriksaan reaksi serologis, pemeriksaan faktor rhesus, hepatitis, dan AIDS. (Manuaba, dkk, 2010; h 111-113) e. Kunjungan Antenatal

  Kunjungan Antenatal

   dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1) Asuhan Trimester I Berdasaran pada kebutuhan kehamilan, prinsip pemeriksaan ANC trimester I, pada usia kehamian <12 minggu, yaitu : a) Menegakkan diagnosa kehamilan baik dengan metode sederhana maupun dengan USG untuk penegakkan diagnosis.

  b) Penapisan kebiasaan ibu yang kurang baik.

  c) Melakukan penapisan penyakit penyerta dalam kehamilan.

  d) Pemeriksaan berat badan (BB) dan Indeks masa tubuh (IMT).

  e) Pemeriksaan Tekanan Darah (TD).

  f) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS deteksi infeksi bakeri uria.

  g) Pemenuhan kebutuhan tablet Fe, dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang.

  Tiap tablet mengandung FeSO 320 mg (zat besi 60 mg) dan

  4 Asam Folat 500 µgram, minimal masing – masing 90 tablet.

  Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan mengganggu penyerapan. Menurut (Saefudin, 2009; h 91) h) Kebutuhan vitamin A sebesar 700 µgram selama kehamilan. i) Menyiapkan psikologis ibu terhadap kehamilan yang terjadi. j) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada awal kehamilan. k) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdasarkan temuan. l) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan melakukan tindakan kolaborasi atau rujukan dengan tepat. m) Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan. (Irianti, dkk, 2014; h 274)

  2) Asuhan Trimester II Adapun yang menjadi dasar dalam pemantauan pada trimester I kehamilan yaitu pada usia 13

  • – 26 minggu, diantaranya :

  a) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu; b) Pemeriksaan Tekanan Darah (TD);

  c) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada usia kehamilan 24 minggu; d) Melakukan palpasi abdominal;

  e) Melakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ);

  f) Pemeriksaan lab urine untuk mendeteksi secara dini kelainan tropoblas yang terjadi serta diabetes gestasional; g) Deteksi anemia akibat hemodialusi; h) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan. i) Kebutuhan

  exercise ibu yaitu dengan senam hamil;

  j) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi dan atau pemeriksaan kolaborasi dengan USG; k) Pemberian vaksinasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorium pada bayi. Menurut Asrinah (2010, h 103), imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi statusnya T0. Jika telah mendapatkan dua dosis dengan interval minimal 4 minggu (atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali) statusnya T2. Bila telah mendapatkan dosis TT yang ke-3 (interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2), statusnya T3. Status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (intervalnya minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 status didapat bila 5 dosis sudah didapatkan (interval minimal 1 tahun dari dosis ke-4). l) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester II; m) Memenuhi kebutuhan kalsium dan asam folat ibu, multivitamin dan suplemen lain hanya diberikan jika terdeteksi terjadinya pemenuhan yang tidak adekuat pada ibu; n) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester II dan melakukan tindakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat; o) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan. (Irianti, dkk, 2014; h

  275) 3) Asuhan Trimester III

  Dasar dalam pemantauan trimester III kehamilan yaitu pada usia 27 s/d 42 minggu, diantaranya : a) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan IMT ibu;

  b) Pemeriksaan tekanan darah;

  c) Pemeriksaan tinggi fundus uteri dan penentuan berat badan janin; d) Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal;

  e) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin;

  f) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan; g) Kebutuhan

  exercise ibu yaitu dengan senam hamil;

  h) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi; i) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III; j) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan tindakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat; k) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan; l) Persiapan laktasi; m) Persiapan persalinan; n) Melakukan kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kemungkinan kelainan letak janin, letak placenta, atau penurunan kesehjateraan janin; o) Lakukan rujukan jika ditemukan tanda

  • – tanda patologi pada trimester III. (Irianti, dkk, 2014; h 275 - 276)

  f. Konsep Pemeriksaan Obstetri Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care

   sebanyak 12 sarnpai 13 kali selama hamil.

  1) Teknik pemeriksaan palpasi kehamilan Pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri dari pemeriksaan menu-rut Leopold I-IV atau pemeriksaan yang sifatnya membantu pemeriksaan Leopold: a) Membantu Leopold II (pemeriksaan menurut Budine, pemeriksaan- menurut Ahifeld) b) Membantu pemeriksaan Leopold III (pemeriksaan Kneble) Dengan memahami pemeriksaan menurut Leopold dengan baik, kedudukan janin dapat ditentukan. (Manuaba, dkk, 2010; h 116)

  2) Pemeriksaan denyut jantung janin .

  Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 140 denyut per menit. Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti dengan pemeriksaan denyut jantung janin sebagai berikut: 1) Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding perut ibu.

  2) Punktum maksimum denyut jantung janin ditetapkan di sekitar skapula. (Manuaba, dkk, 2010; h 116)

  3) Pemeriksaan menurut Leopold a) Tahap persiapan pemeriksaan Leopold.

  a) Ibu tidur telentang dengan kepala lebih tinggi.

  b) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat di atas kepala atau membujur di samping badan.

  c) Kaki ditekukkan sedikit sehingga dinding perut lemas.

  d) Bagian perut penderita dibuka seperlunya.

  e) Pemeriksa menghadap ke muka penderita scat melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan scat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki.

  b) Tahap pemeriksaan Leopold.

  a. Leopold I.

  1) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri.

  2) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

  b. Leopold II.

  a) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.

  b) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

  c) Pada letak lintang dapat ditetapkan di many kepala janin.

  c. Leopold III.

  a) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.

  b) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong.

  d. Leopold IV.

  a) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.

  b) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksa divergen, bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen

  Leopold I:

  a. Pemeriksa menghadap ke arah wajah ibu hamil b. Menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin dalam fundus, dan konsistensi fundus

  Variasi Knebel: Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan Gambar : 2.1 Leopold I di fundus dan tangan lain di atas

  (Manuaba, dkk ; h 118) simfisis. Leopold II:

  c. Menentukan batas samping rahim kanan-kiri d. Menentukan letak punggung janin

  e. Pada letak lintang, tentukan di mana kepala janin Variasi Budin: Menentukan letak

Gambar 2.2 : Leopold II punggung dengan satu tangan menekan

  (Manuaba, dkk ; h 118) di fundus.

  Leopold III: 1) Menentukan bagian terbawah janin 2) Apakah bagian terbawah janin sudah masuk atau masih goyang Variasi Ahifeld: Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri

Gambar 2.3 Leopold III diletakkan tegak di tengah perut.

  (Manuaba, dkk ; h 118) Leopold IV: 3) Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil 4) Juga menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh janin sudah masuk pintu atas

Gambar 2.4 Leopold III panggul

  (Manuaba, dkk ; h 118)

  g. Pendidikan Kesehatan Bidan penting memberikan nasihat dan panduan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan adaptasi terhadap kehamilan.

  (1) Pantang diet saat hamil. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kilogram selama hamil. (2) Pekerjaan rumah tangga semakin dikurangi dengan semakin tua. (3) Wanita pekerja di luar rumah. Wanita karier yang hamil mendapat hak cuti hamil selama tiga bulan.

  (4) Hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila : terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, terjadi perdarahan saat hubungan seksual, terdapat pengeluaran cairan yang mendadak, sering mengalami keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami kematian dalam kandungan, sekitar dua minggu menjelang persalinan. (5) Olah raga saat hamil. (6) Pakaian hamil yang longgar dan menyerap keringat. (7) Pemeliharaan payudara.

   Perawatan payudara sebelum lahir

(prenatal breast care) bertujuan memelihara higiene payudara,

  melenturkan/ menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam

  (retracted nipple).

  Perawatan payudara setelah melahirkan

  (postnatal breast care)

  bertujuan memelihara higiene payudara, memperbanyak/memperlancar produksi ASI, dan merangsang sel-sel payudara. (Manuaba, dkk, 2010; h 116-121)

  (8) Pengawasan gigi. Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis-hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. (9)

Istirahat dan tidur untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.

(10) Obat-obatan.

   Memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin. (11) Tidak merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotik. (12) Keadaan darurat pada kehamilan. Keadaan darurat saat hamil yang mengharuskan ibu hamil untuk memeriksakan diri.

  (13) Imunisasi. Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus.

  Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan 2 kali selama hamil. (14) Persiapan persalinan dan laktasi.

Untuk dapat mencapai

  keadaan optimal menjelang persalinan. (Manuaba, dkk, 2010; h 121-123)

  B. PERSALINAN

  1. Definisi Persalinan Yang dimaksud dengan kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga di sebut sebagai kala pengeluaran bayi. (Walyani, 2015, h 51 – 52).

  Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Sukarni, 2013, h 185).

  Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses yang alamiah dari pembukaan lengkap hingga pengeluaran janin tanpa bantuan alat apapun.

  2. Teori Terjadinya Persalinan Ada beberapa teori tentang mulainya persalinan yaitu penurunan kadar progesterone, Teori oxytosin, Peregangan otot-otot uterus yang berlebihan (destended uterus), Pengaruh janin, Teori prostaglandin. Lamanya (durasi) kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah sekitar 40 menit pada primigravida dan 15 menit pada multipara.

  Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira

  • – kira 2 menit yang berlangsung 60 – 90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya. (Walyani, 2015; h 51 – 52).

  3. Faktor yang mempengaruhi Persalinan

  a. Penumpang (

  Passenger)

  Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal

  • – hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran kepala, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin; sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar dan luasnya.

  b. Jalan Lahir (

  Passage)

  Jalan lahir terbagi menjadi dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal

  • – hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir adalah ukuran dan bentuk tulang panggul; sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina.

  c. Kekuatan ( Power) Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu : 1) Kekuatan Primer (Kekuatan

  Involunter) antara lain frekuensi,

  durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks menipis (

  effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun. 2) Kekuatan Sekunder (Kontraksi Volunter). Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.

  d. Posisi Ibu (

  Positioning)

  Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (contoh : posisi berdiri, bejalan, duduk, jongkok), membantu dalam penurunan janin dan dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusat.

  e. Respons Psikologis (

  

Psychology Response)

  Respon psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh : 1) Dukungan ayah bayi / pasangan selama proses persalinan.

  3) Saudara kandung bayi selama persalinan. (Sondakh, 2013; h 4-5)

  4. Mekanisme Persalinan Gerakan utama kepala janin pada proses persalinan:

  a. Engagement Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentasi biparietal (diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5-9,5 cm) atau 70% pada panggul ginekoid. Masuknya kepala : 1) Pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan 2) Pada multi terjadi pada permulaan persalinan Kepala masuk pintu atas panggul dengan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (

  sinklitismus) atau

  miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul ( asinklitismus

  anterior/posterior). (Sukarni, 2013; h 200)

  b. Desent Penurunan kepala janin tergantung pada arsitektur pelvis dengan hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala berlangsung lambat. (Sukarni, 2013; h 202)

  c. Flexion (Fleksi) Pada umumnya terjadi flexi penuh/sempurna sehingga sumbu panjang kepala sejajar sumbu panggul membantu penurunan kepala selanjutnya. (Sukarni, 2013; h 202) d.

  Internal Rotation

  Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis. (Sukarni, 2013; h 204) e.

Extension

  Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di simfisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati introitus vagina.

  Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu. (Sukarni, 2013; h 204 - 205) f.

External Rotation (Restitution)

  Setelah seluruh kepala sudah lahir tejadi putaran kepala ke posisi pada saat engagement. Dengan demikian bahu depan dan belakang dilahirkan lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong dan seluruh tungkai. (Sukarni, 2013; h 205) g. Ekspulsi

  Setelah putaran paksi luar : bahu depan di bawah simfisis menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak : badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki. (Sukarni, 2013; h 209)

  5. Tanda

  • – tanda Persalinan Terjadi lightening. Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi

  Braxton Hicks, ketegangan

  dinding perut, ketegangan

  ligamentum rotundum, gaya berat janin di

  mana kepala ke arah bawah. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering berkemih.

  Tanda persalinan sudah dekat :

  a. Terjadinya His persalinan. His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah. b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Pembukaan menyebabkan lendir dan perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

  c. Pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. (Manuaba, dkk, 2010; h 173)

  6. Tahapan Persalinan

  a. Persalinan Kala I Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan Iengkap (10 cm).

  Persalinan kala 1 dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. 1) Fase Laten. Persalinan dimulai dari pembukaan servik kurang dari 4 cm, berlangsung selama 8 jam.

  2) Fase Aktif. Persalinan servik membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan Iengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin. Fase aktif di bagi menjadi 3 : a) fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

  b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

  c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi Iengkap.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. A UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. W UMUR 21 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA Ny. Y UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. E UMUR 24 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. E UMUR 24 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 86

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.S UMUR 29 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.K USIA 31 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.K USIA 31 TAHUN DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan

0 1 11

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. I USIA 19 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. I USIA 19 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 108