Perbandingan Penurunan Jumlah Flora Normal Di Kulit Wajah Yang Dibersihkan Menggunakan Air, Sabun Pencuci Wajah Biasa, dan Sabun Pencuci Wajah Antibakteri.

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERBANDINGAN PENURUNAN JUMLAH FLORA NORMAL DI KULIT WAJAH YANG DIBERSIHKAN MENGGUNAKAN AIR, SABUN

PENCUCI WAJAH BIASA, DAN SABUN PENCUCI WAJAH ANTIBAKTERI

Miselia Sandhika Nayunda, 2011. Pembimbing I : Djaja Rusmana, dr.,M.Si Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr.,M.Kes Kulit merupakan bagian tubuh yang terbesar dan terluar pada manusia.Kulit berfungsi sebagai pelindung, termoregulasi, sintesis biokimiawi (vitamin D), alat ekskresi dan absorbsi, juga fungsi sensoris. Karena lokasinya yang terletak paling luar, timbulnya masalah pada kulit, khususnya kulit wajah, kerap kali menimbulkan ketidaknyamanan pada penderitanya.

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan jumlah flora normal wajah yang tumbuh setelah dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa, dan sabun pencuci wajah antibakteri. Penelitian ini dilakukan pada 9 orang mahasiswi berusia 19-22 tahun dengan kulit wajah normal. Metode penelitian yang digunakan adalah uji eksperimental laboratorik dengan menggunakan apusan wajah (metode swab) dan dilakukan penghitungan koloni bakteri yang tumbuh pada agar nutrien.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan terdapatnya perbedaan jumlah bakteri yang bermakna antara wajah yang dibersihkan menggunakan air dan kedua sabun pencuci wajah. Namun tidak didapatkan perbedaan jumlah bakteri yang bermakna pada wajah yang dibersihkan menggunakan kedua sabun tersebut.


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

COMPARISON OF REDUCTION IN THE NUMBER OF NORMAL FLORA OF SKIN FACE THAT BEING CLEANED WITH WATER, REGULAR FACE

WASHING SOAP, AND ANTIBACTERIAL FACE WASHING SOAP

Miselia Sandhika Nayunda, 2011. 1stTutor : Djaja Rusmana, dr.,M.Si 2ndTutor : Lisawati Sadeli, dr.,M.Kes The skin is the largest and the outer part of the human body. The skin function is for protection, thermoregulation, biochemical synthesis (vitamin D), excretion and absorption, and also sensory function. Because of its outer location, when there is skin problems, especially at facial skin, it often cause discomfort to the person who suffer it.

The purpose of this research was to compare the number of face normal flora that grows after the face being cleaned using water, regular face washing soap, and antibacterial face washing soap. The subject of this research is 9 female college students at age 19-22 with normal skin. This research is using an experimental laboratory method, using facial swabs and colony counting.

Based on the result of this research, it can be concluded that there is significant differences of the normal flora amount between the face that being cleansed using water and both face washing soap. But there is no significant differences of the normal flora amount between the face that being cleansed using regular facewashing soap, and antibacterial facewashing soap.


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 3

1.5 Metodologi ... 3

1.7 Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Histologi Kulit Manusia ... 5

2.2. Fisiologi Kulit Manusia ... 12

2.3. Flora Normal pada Kulit Manusia ... 13

2.4. Asam Salisilat ... 14

2.5. Asam Laurat ... 15


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Bahan,Alat dan Subjek Penelitian ... 18

3.1.1 Bahan dan Alat ... 18

3.1.2 Subjek Penelitian ... 18

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.2. Metode Penelitian ... 19

3.2.1 Penentuan Sampel Minimal ... 19

3.2.2 Variabel Penelitian ... 19

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... ... 19

3.22.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.3. Prosedur Kerja ... 20

3.2.1 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 20

3.2.2 Cara Kerja ... 20

3.4. Cara Pemeriksaan ... 22

3.4.1 Metode Analisis ... 22

3.4.1.1 Hipotesis Penelitian ... 23

3.4.1.2 Kriteria Uji ... 23

3.4.1.3 KeterbatasanPenelitian ... 23

3.5. Aspek Etik Penelitian ... 23

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 4.1. Uji Bahan ... 24

4.2. Penelitian ... 25

4.2.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji Statistik ... 27

4.3. Pembahasan ... 28

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 29

5.2. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 32


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambaran mikroskopis dari kulit tebal ... 5

Gambar 2.2 Gambaran tonofilamen pada stratum spinosum ... 7

Gambar 2.3 Gambaran serabut elastin ... 8

Gambar 2.4 Hubungan antara kulit dan adneksanya ... 9

Gambar 2.5 Glandula sebasea ... 10

Gambar 2.6 Glandula sudorifera ... 11

Gambar 2.7 Struktur kimia asam salisilat ... 15

Gambar 4.1 Lempeng agar nutrien steril ... 24

Gambar 4.2 Tidak adanya kontaminan dari kapas swab dan air akuades ... 25


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbandingan minimal inhibitory concentration (MIC) pada 15 asam lemak... 16


(7)

32

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN


(8)

33

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN II : HASIL KRUSKALL WALLIS TEST

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

BAKTERI 27 40.89 52.746 1 178

PERLAKU 27 2.00 .832 1 3

Ranks

PERLAKU N Mean Rank

BAKTERI Air 9 22.39

Sabun 9 11.67

Anti bakteri 9 7.94

Total 27

Test Statistics(a,b)

BAKTERI Chi-Square 16.119

df 2

Asymp. Sig. .000 a Kruskal Wallis Test


(9)

34

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN III : HASIL WILCOXON SIGNED RANKS TEST

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Air 9 98.33 54.827 25 178

Sabun Biasa 9 17.89 18.884 1 56

Anti Bakteri 9 6.44 6.106 1 18

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 9(a) 5.00 45.00

Positive Ranks 0(b) .00 .00

Ties 0(c)

Sabun Biasa - Air

Total 9

Negative Ranks 9(d) 5.00 45.00

Positive Ranks 0(e) .00 .00

Ties 0(f)

Anti Acne - Air

Total 9

Negative Ranks 7(g) 5.29 37.00

Positive Ranks 2(h) 4.00 8.00

Ties 0(i)

Anti Acne - Sabun Biasa

Total 9

a Sabun Biasa < Air b Sabun Biasa > Air c Sabun Biasa = Air d Anti Bakteri < Air e Anti Bakteri > Air f Anti Bakteri = Air

g Anti Bakteri < Sabun Biasa h Anti Bakteri > Sabun Biasa i Anti Bakteri = Sabun Biasa

Test Statistics(b)

Sabun Biasa - Air

Anti Bakteri - Air

Anti Bakteri - Sabun Biasa

Z -2.666(a) -2.666(a) -1.719(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .008 .008 .086 a Based on positive ranks.


(10)

35

Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP

Nama : Miselia Sandhika Nayunda

NRP : 0810088

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 24 April 1990

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Komplek Puri Cipageran Indah blok G no 11 Cimahi Riwayat Pendidikan :

Allison Kindergarten, Indiana Polis, USA SDK BPK Andreas, Cimahi

SMP Negeri 1, Cimahi SMA Negeri 3, Bandung


(11)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Kulit merupakan bagian tubuh terluar dan terbesar dari manusia.Sebagai

bagian terbesar dari tubuh, kulit memiliki beberapa fungsi penting diantaranya

kulit berfungsi sebagai pelindung, termoregulasi, sintesis biokimiawi (vitamin D),

alat ekskresi dan absorbsi, juga fungsi sensoris (Nicol H. N., 2005, Fox, Merk,

Bickers, 2006). Fungsi lain kulit yaitu mencegah absorbsi atau kehilangan air dan

elektrolit terlalu banyak (Fox, Merk, Bickers, 2006). Kelainan yang terjadi pada

kulit menimbulkan rasa tidak nyaman, kelainan pada kulit ini juga mengurangi

kualitas hidup dari penderitanya (Green L., 2010).Salah satu hal yang

dipengaruhinya adalah keadaan psikososial penderitanya seperti rasa tidak

percaya diri, depresi, penolakan, frustasi, tertekan, kesulitan berhubungan sosial

dengan sesama (Barankin and DeKoven, 2002).

Kulit pada daerah wajah merupakan bagian yang penting dan merupakan

bagian yang dapat terlihat langsung oleh semua orang. Kelainan kulit yang sering

terjadi adalah acne vulgaris (80% terjadi pada usia pubertas), dermatitis atopik

(sering pada usia anak), dan psoriasis. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kelainan-kelainan tersebut adalah hormon, genetik, faktor lingkungan (polusi

udara, lingkungan kerja), asupan makanan, penggunaan obat-obatan tertentu, serta

keadaan emosi pasien (Wolff, Johnson, Suurmond, 2003).

Salah satu cara untuk mencegah timbulnya berbagai kelainan di daerah

tersebut adalah dengan menjaga kebersihan kulit. Pada penelitian ini,


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

membersihkan muka dilakukan dengan menggunakan air mineral dalam kemasan,

sabun pencuci wajah biasa dan sabun pencuci wajah antibakteri. Kedua sabun

yang digunakan memiliki komposisi yang sama, namun pada sabun pencuci wajah

antibakteri mengandung asam salisilat. Asam salisilat adalah agen keratolitik

(Fox, Merk, Bickers, 2006). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin

mengetahui efek penurunan jumlah bakteri diantara ketiganya dengan melihat

perbedaan jumlah populasi yang tumbuh pada biakan.

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah adalah apakah

terdapat perbedaan jumlah flora normal pada wajah setelah dibersihkan

menggunakan air mineral steril, sabun pencuci wajah biasa, dan sabun pencuci

wajah antibakteri.

1.3.

Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah :

-

Mengetahui jumlah flora normal kulit wajah sesudah dibersihkan

menggunakan air.

-

Mengetahui jumlah flora normal kulit wajah sesudah dibersihkan

dengan sabun pencuci wajah biasa.

-

Mengetahui jumlah flora normal kulit wajah sesudah dibersihkan

dengan sabun pencuci wajah antibakteri.

Tujuan penelitian ini adalah :

-

Mengetahui seberapa banyak perbedaan jumlah flora normal setelah

dibersihkan menggunakan air dengan sabun pencuci wajah biasa.

-

Mengetahui seberapa banyak perbedaan jumlah flora normal setelah

dibersihkan menggunakan air dengan sabun pencuci wajah antibakteri.

-

Mengetahui seberapa banyak perbedaan jumlah flora normal setelah

dibersihkan dengan sabun pencuci wajah biasa dengan setelah

dibersihkan menggunakan sabun pencuci antibakteri.


(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.4.

Manfaat Penelitian

-

Manfaat akademis : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui

perbandingan jumlah flora normal pada kulit wajah yang hanya

dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa, dan dengan

sabun pencuci wajah antibakteri.

-

Manfaat praktis : Penelitian ini memberi informasi kepada pembaca

mengenai jenis sabun pencuci wajah mana yang lebih baik untuk

membersihkan kulit wajah.

1.5.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka pemikiran

Kebersihan wajah merupakan hal yang penting untuk menghindarkan

wajah dari timbulnya berbagai kelainan. Sabun pencuci wajah antibakteri

yang mengandung asam salisilat dapat menjadi pilihan untuk membersihkan

wajah. Hal ini dikarenakan asam salisilat bekerja sebagai keratolitik. Asam

salisilat bekerja dengan cara melarutkan jaringan ikat interseluler dan

mengurangi adhesi korneosit (Fox, Merk, Bickers, 2006). Asam salisilat

bersifat bakteriostatik dengan cara menghambat oksidasi glukosa dan piruvat

(Bosund, 1960) .

1.5.2. Hipotesis

Wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah antibakteri

lebih efektif menurunkan jumlah flora normal dibandingkan dengan

menggunakan air dan sabun pencuci wajah biasa.

1.6.

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah uji eksperimental laboratorik

dengan menggunakan apusan wajah (metode swab) mahasiswa setelah

dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa dan sabun pencuci

wajah antibakteri. Dilakukan penghitungan koloni yang tumbuh pada agar nutrien.


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

Uji statistik ini dilakukan dengan uji satu arah. Uji perbedaan antar

kelompok

dilakukan dengan “

Kruskal-Wallis Test

”. Apabila didapatkan

perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan

Wilcoxon Signed Ranks

Test

dengan

α=0,05

dan nilai p<0,05 dianggap signifikan.

1.7.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha mulai Desember 2010 sampai dengan November

2011.


(15)

29

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil yang didapat, simpulan penelitian ini adalah :

- Jumlah bakteri pada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah biasa dan sabun pencuci wajah antibakteri lebih sedikit daripada wajah yang dibersihkan menggunakan air.

- Jumlah bakteri pada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah antibakteri lebih sedikit daripada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah biasa, namun secara statistik tidak berbeda bermakna.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah :

- Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar. - Dilakukan identifikasi koloni kuman yang tumbuh setelah wajah

dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa, dan sabun pencuci_wajah_antibakteri.


(16)

30

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.http://www.grantinc.com/cosmetics/active_series/granactive_acne.ph

p.

Barankin B., DeKoven J. 2002. Psychosocial effect of common skindiseases.

Canadian Family Physician, (48): 712-716.

Bolognia

J.L.,

Jorizzo

J.L,

Rapini

R.P.

2008.

Dermatology.

http://www.expertconsultbook.com/expertconsult/op/book.do?method=displa

y&type=bookPage&decorator=none&eid=4-u1.0-B978-1-4160-2999-

1..50134-X--cesec107&isbn=978-1-4160-2999-

1#lpState=open&lpTab=contentsTab&content=4-u1.0-B978-1-4160-2999-

1..50134-X--cesec107%3Bfrom%3Dprev%3Btype%3DbookPage&search=noneic.%20%E

2%80%A6.

Bosund I., 1960. The Bacteriostatic Action of Benzoic and Salicylic Acids. Acta

Chemica Scandinavia, 14: 111-5.

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s

Medical Microbiology. 23

rd

ed. New York : McGraw-Hill Companies.

p.196-197.

Forbes B.A., Sahm D.F, Weissfeld A.S. 2002. Bailey & Scott’s : Diagnostic

Microbiology. 11

th

ed. Missoury : Mosby, Inc. p.972-973.

Fox L.P., Merk H.F, and Bickers D.R. 2006.

Goodman & Gilman’s The

Pharmacological Basis of Theurapeutics. 11th ed. New York :The

McGraw-Hill Companies, Inc.


(17)

31

Universitas Kristen Maranatha

Galbraith H., Miller T.B. 1973. Effect of Long Chain Fatty Acids on Bacterial

Respiration and Amino Acid Uptake. Journal of Applied Microbiology, 36(4):

659-675.

Green L. 2010.

The effect of skin conditions on patients’ quality of life

.Nursing

standard, 9(25): 48-54.

Levinson W. 2008. Medical Microbiology and Immunology. 10

th

ed. New York :

McGraw-Hill Companies. p.25-27.

Junquiera L.C, Carneiro J. 2005. Basic Histology Text and Atlas. 11

th

ed. New

York : McGraw-Hill Companies. p.360-372.

Kabara J.J., Swieczkowski D.M., Conley A.J, Truant J.P. 1972. Fatty Acids and

Derivatives

as

Antimicrobial

Agents.

Antimicrobial

Agents

and

Chemotherapy, 2(1): 23-8.

Katzung B.G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. 10

th

ed. New York :

McGraw-Hill Companies.

Kuehnel W. 2003. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic

Anatomy. 4

th

ed. New York : Thieme. p.444-445.

Nicol

N.H.

2005.

Anatomy

and

physiology

of

the

skin.

http://www.medscape.com/viewarticle/499499., January 10

th

, 2011.

Siddon S. 2011. How to Wash Your Face.

http://health.howstuffworks.com/skin-care/cleansing/basics/how-to-wash-face.htm.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2009. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda, Mochtar

Hamzah, Siti Aisah: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

Wolff K., Johnson R.A., Surmond D. 2003.

Fitzpatrick’s

color atlas and synopsis

of clinical dermatology. 5

th

ed. New York:McGraw-Hill Companies.


(18)

32


(1)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Manfaat Penelitian

- Manfaat akademis : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui perbandingan jumlah flora normal pada kulit wajah yang hanya dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa, dan dengan sabun pencuci wajah antibakteri.

- Manfaat praktis : Penelitian ini memberi informasi kepada pembaca mengenai jenis sabun pencuci wajah mana yang lebih baik untuk membersihkan kulit wajah.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka pemikiran

Kebersihan wajah merupakan hal yang penting untuk menghindarkan wajah dari timbulnya berbagai kelainan. Sabun pencuci wajah antibakteri yang mengandung asam salisilat dapat menjadi pilihan untuk membersihkan wajah. Hal ini dikarenakan asam salisilat bekerja sebagai keratolitik. Asam salisilat bekerja dengan cara melarutkan jaringan ikat interseluler dan mengurangi adhesi korneosit (Fox, Merk, Bickers, 2006). Asam salisilat bersifat bakteriostatik dengan cara menghambat oksidasi glukosa dan piruvat (Bosund, 1960) .

1.5.2. Hipotesis

Wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah antibakteri lebih efektif menurunkan jumlah flora normal dibandingkan dengan menggunakan air dan sabun pencuci wajah biasa.

1.6. Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah uji eksperimental laboratorik dengan menggunakan apusan wajah (metode swab) mahasiswa setelah dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa dan sabun pencuci wajah antibakteri. Dilakukan penghitungan koloni yang tumbuh pada agar nutrien.


(2)

4

Universitas Kristen Maranatha Uji statistik ini dilakukan dengan uji satu arah. Uji perbedaan antar kelompok dilakukan dengan “Kruskal-Wallis Test”. Apabila didapatkan

perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan “Wilcoxon Signed Ranks Test” dengan α=0,05 dan nilai p<0,05 dianggap signifikan.

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mulai Desember 2010 sampai dengan November 2011.


(3)

29

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil yang didapat, simpulan penelitian ini adalah :

- Jumlah bakteri pada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah biasa dan sabun pencuci wajah antibakteri lebih sedikit daripada wajah yang dibersihkan menggunakan air.

- Jumlah bakteri pada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah antibakteri lebih sedikit daripada wajah yang dibersihkan menggunakan sabun pencuci wajah biasa, namun secara statistik tidak berbeda bermakna.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah :

- Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar. - Dilakukan identifikasi koloni kuman yang tumbuh setelah wajah

dibersihkan menggunakan air, sabun pencuci wajah biasa, dan sabun pencuci_wajah_antibakteri.


(4)

30

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.http://www.grantinc.com/cosmetics/active_series/granactive_acne.ph p.

Barankin B., DeKoven J. 2002. Psychosocial effect of common skindiseases.

Canadian Family Physician, (48): 712-716.

Bolognia J.L., Jorizzo J.L, Rapini R.P. 2008. Dermatology. http://www.expertconsultbook.com/expertconsult/op/book.do?method=displa

y&type=bookPage&decorator=none&eid=4-u1.0-B978-1-4160-2999-

1..50134-X--cesec107&isbn=978-1-4160-2999- 1#lpState=open&lpTab=contentsTab&content=4-u1.0-B978-1-4160-2999-

1..50134-X--cesec107%3Bfrom%3Dprev%3Btype%3DbookPage&search=noneic.%20%E 2%80%A6.

Bosund I., 1960. The Bacteriostatic Action of Benzoic and Salicylic Acids. Acta

Chemica Scandinavia, 14: 111-5.

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology. 23 rd ed. New York : McGraw-Hill Companies. p.196-197.

Forbes B.A., Sahm D.F, Weissfeld A.S. 2002. Bailey & Scott’s : Diagnostic Microbiology. 11 th ed. Missoury : Mosby, Inc. p.972-973.

Fox L.P., Merk H.F, and Bickers D.R. 2006. Goodman & Gilman’s The

Pharmacological Basis of Theurapeutics. 11th ed. New York :The


(5)

31

Universitas Kristen Maranatha Galbraith H., Miller T.B. 1973. Effect of Long Chain Fatty Acids on Bacterial Respiration and Amino Acid Uptake. Journal of Applied Microbiology, 36(4): 659-675.

Green L. 2010.The effect of skin conditions on patients’ quality of life.Nursing

standard, 9(25): 48-54.

Levinson W. 2008. Medical Microbiology and Immunology. 10 th ed. New York : McGraw-Hill Companies. p.25-27.

Junquiera L.C, Carneiro J. 2005. Basic Histology Text and Atlas. 11 th ed. New York : McGraw-Hill Companies. p.360-372.

Kabara J.J., Swieczkowski D.M., Conley A.J, Truant J.P. 1972. Fatty Acids and Derivatives as Antimicrobial Agents. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 2(1): 23-8.

Katzung B.G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. 10 th ed. New York : McGraw-Hill Companies.

Kuehnel W. 2003. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4 th ed. New York : Thieme. p.444-445.

Nicol N.H. 2005. Anatomy and physiology of the skin. http://www.medscape.com/viewarticle/499499., January 10th , 2011.

Siddon S. 2011. How to Wash Your Face. http://health.howstuffworks.com/skin-care/cleansing/basics/how-to-wash-face.htm.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2009. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Wolff K., Johnson R.A., Surmond D. 2003. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5thed. New York:McGraw-Hill Companies.


(6)

32