Tapak-Tapak Iwan.
KORANeTEMPO
o Selasa
456
20
21
o Mar
OApr
.
Rabu
o Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
9
7
22
23
OMei
OJun
10
24
12
11
25
.Jul
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
16
30
ONov
31
ODes
.
.~--- -ka anggota Wanadri. Mobil merah
Wanadri sedari awal sudah nongkrong di halaman Salihara. Teb dan
kopi jahe dihidangkan kepada siapa
saja. Sebagian penonton yang tak
mengenal pribadi Iwan, tapi pencinara Iwan Abdulrahman,
ta balada, juga datang. Kepada me62 tahun, melantunkan lareka semua Iwan berbagi pengalamgu-lagunya khas. Tempoan. Lirik lagu Tapak-tapak seolah
nya rendah dan cara
sebuah pengakuan atas perjalanan
mengeja kalimat-kalimathidupnya yang berwarna: "Terkejut
nya tak cepat-cepat. Bila nada agak
aku betapa banyak noda...tak terameninggi sedikit, tarikan suaranya
sa...Semua yang terjadi".
demikian halus. Caranya memetik
Malam itu, sebelum pertunjukan,
gitar juga sederhana. Gitar itu seo- Aat Suratin dari Rumah Nusantara
lah ineresapkan satu demi satu kaliBandung berkisah bagaimana unikmat yang diucapkannya.
nya perjalanan Iwan. Sejak umur 17
Begitulah, konon tak ada bedatahun Iwan bergabung dengan Wanya bila Iwan Abdulrahman--denadri. Ia menjalin hubungan dedengkot pencinta alam Wanadringan Sarwo Edhi Wibowo, Komanmenyanyi seorang diri di hadapan
dan Resiinen Para Komando Angbatu-batu di pegunungan, pohonkatan Darat. Untuk meredam suapohon di hutan, ombak di lepas
sana "panas" mahasiswa di Banpantai, jeram sungai, atau di tengah
dung yang bentrok dengan militer
khalayak ramai. Kehalusannya terpada 1978, Sarwo Edhi pernah mejaga.
minta Iwan bersama Grup Pencinta
Seperti pada malam itu (Senin, 6 Lagu Universitas Padjadjaran berJuli) di Salihara, ia bernyanyi di de- nyanyi di Akademi Militer Magepan para sahabatnya. Ada yang
lang. Iwan kemudian mengikuti pekhusus jauh-jauh datang dari Ma- latihan combat-antiterror di Amerika dan kursus Mercenary-yang
-lang atau Bali. Sebagian
--- dari
-=-mere--.......Tapak-tapak yang dulu kulalui
Kutelusuri balik satu-satu
Tertegun aku, terhenyak bagai
mimpi
c
___0_..._______
Kliping
Humas
Unpad
2009
terkenal sebagai pelatihan bagi tentara bayaran.
Iwan kemudian menjadi instruktur para anggota Kopassus untuk
bertahan (survival) di hutan tropis.
Iwan juga pernah ikut merancang
pembebasan sandera Mapenduma
1996, yang dipimpin Prabowo Subianto. Iwan lalu diangkat sebagai
anggota kehormatan Kopassus. Bebuah slide pada malam itu menayangkan foto Prabowo menyematkan baret merah Kopassus kepada
lwan.
Semua itu membayangi pikiran
ketika menyaksikan dia bernyanyi.
Kita dapat terhenyak, bagaimana bisa, dari sosok yang ditempa dalam
dunia kemiliteran, muncullagu-Iagu
yang sedemikian menyapa hati tanpa
terdengar melankolis. Kita telah telanjur mengerti bahwa para pahlawanfoUe dunia, seperti Woodhi Guthrie, Bob Dylan, Paul Simon, adalah
sosok yang antimiliter. Sementara
itu, Iwan dari pergaulan dengan militer justru memuncu1kan balada-balada alam yang menyentuh.
Saat berpentas pada malam itu
Iwan juga mengatakan dirinya terpesona oleh tradisi kelembutan lagu-Iagu seriosa Indonesia- tahun
1950-an generasi Mochtar Embut
dan F.X. Sutopo-sebuah
tradisi
yang kini boleh dikatakan hilang
karena tidak ditorehkan lagi oleh
musisi-musisi Indonesia sekarang.
Malam itu ia menyanyikan lagu
Cempaka Kuning karya saudara
Mochtar Embut, Syafei Embut, lagu
-Lebur
karya F.X. Sutopo, dan se-
buah lagu karya Syaiful Bachri. Ia
mengakui lagu-Iagu mereka mengendap di alam bawah sadarnya, sehingga ketika ia menulis lagu, muncul suasana batin mirip lagu-Iagu
mereka. "Mengakui bahwa saya terpengaruh oleh mereka membuat perasaan saya jadi ringan," kata Iwan.
Mengalirlah kemudian lagu Iwan
pada tahun 1970-an: Melati Jayagiri. Iwan menceritakan barn-barn
ini mengunjungi hutan Jayagiri.
Dan suasananya masih seperti dulu.
Ia juga menyanyikan Flamboyanlagunya yang begitu populer. Terasa
berbeda saat lagu ini dinyanyikan
Bimbo dan dinyanyikannya sendiri.
Ia bercerita bagaimana daun-daun
flamboyan di seputar bulan September selalu berguguran. Memberi
kita bayangan bagaimana guguran
daunan itu menjadikan jalanan di
Bandung yang dulu penuh flamboyan seperti karpet merah.
Di barisan penonton tampak
Ebiet G. Ade, Eros Jarot, Slamet
!!aharjo~hingga mantan Ketua Ba-
dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Aceh Kuntoro Mangkusubroto,
yang seangkatan Iwan di Wanadri,
angkatan IV Singa Walang, 1968.
Iwan mempersembahkan
kepada
Ebiet lagunya yang sangat syahdu:
1000 Mil Lebih Sedepa. Sebuah lagu yang tercipta ketika Iwan menatap danau di daerah Lembang: "Sore ini sore Sabtu...Sore biasa kita
berdua...Membelai mentari senja di
ujung jalan Bandung Utara...Mentarinya yang ini juga...Cuma jarak
yang memisah kita".
Di usia 62 tahun ini, Iwan masih
memiliki obsesi gila. Ia kini tengah
melatih fisik. Sebab, pada 17 Agustus tahun ini ia ingin mendaki Cartenz. Ia ingin memakai bandana
jingga Wanadri, menancapkan Merah-Putih di Puncak Cartenz, dan
menyanyikan lagunya yang berjudul Mentari.
Meskipun tembok yang tinggi
mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satu pun yang mampu menghalangiku
Menyala di dalam hatiku
Beberapa lagu terbaik Iwan berkisah tentang renungan ketakutan
tentang ajal. Menyaksikan Iwan menyanyikan lagu ini, kita melihat seolah betapa yang jantan, yang gahar,
dan yang berani mengarungi keganasan alam di hadapan yang llahi,
tetap nisbi, bukan apa-apa. Simaklah lagu Cerita buat Orang yang Lupa: "Bahwa mati akan datang suatu
waktu, menyergap dirimu ketika
kau lengah. Tak seorang pun orang
menduga, saat itu datang".
Pada malam itu Iwan juga menampilkan diri sebagai seorang
penghibur. Ia membawakan lagulagu Barat yang disukainya sewaktu SMP. Seperti lagu kelompok Trubador yang berbahasa Spanyol, w.a;
lau tak dimengerti arti liriknya. Pada adegan itu, Iwan berganti-ganti
aksesori. Melepas jaket serta memakai rompi, ikat pinggang berpisau,
bandana, sombrero, dan anting. Aksesori itu adalah pemberian temantemannya, yang ia sebut satu per satu saat memakainya.
Tapi yang tetap membekas adalah lagu-Iagu Iwanyang berbicara
ketenangan alamo Seusai pergelaran
yang banyak tawa itu, membeli dua
album keping cakramnya: Mentari
dan Renungan Ramadhan, lalu
mendengarkan sendiri di kamar, kita akan lebih bisa merasakan kesubliman lagu Iwan.
.
soo
JOKO SUYOHO, IBHU RUSYDI
o Selasa
456
20
21
o Mar
OApr
.
Rabu
o Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu
9
7
22
23
OMei
OJun
10
24
12
11
25
.Jul
26
13
27
0 Ags OSep
14
28
OOkt
15
29
16
30
ONov
31
ODes
.
.~--- -ka anggota Wanadri. Mobil merah
Wanadri sedari awal sudah nongkrong di halaman Salihara. Teb dan
kopi jahe dihidangkan kepada siapa
saja. Sebagian penonton yang tak
mengenal pribadi Iwan, tapi pencinara Iwan Abdulrahman,
ta balada, juga datang. Kepada me62 tahun, melantunkan lareka semua Iwan berbagi pengalamgu-lagunya khas. Tempoan. Lirik lagu Tapak-tapak seolah
nya rendah dan cara
sebuah pengakuan atas perjalanan
mengeja kalimat-kalimathidupnya yang berwarna: "Terkejut
nya tak cepat-cepat. Bila nada agak
aku betapa banyak noda...tak terameninggi sedikit, tarikan suaranya
sa...Semua yang terjadi".
demikian halus. Caranya memetik
Malam itu, sebelum pertunjukan,
gitar juga sederhana. Gitar itu seo- Aat Suratin dari Rumah Nusantara
lah ineresapkan satu demi satu kaliBandung berkisah bagaimana unikmat yang diucapkannya.
nya perjalanan Iwan. Sejak umur 17
Begitulah, konon tak ada bedatahun Iwan bergabung dengan Wanya bila Iwan Abdulrahman--denadri. Ia menjalin hubungan dedengkot pencinta alam Wanadringan Sarwo Edhi Wibowo, Komanmenyanyi seorang diri di hadapan
dan Resiinen Para Komando Angbatu-batu di pegunungan, pohonkatan Darat. Untuk meredam suapohon di hutan, ombak di lepas
sana "panas" mahasiswa di Banpantai, jeram sungai, atau di tengah
dung yang bentrok dengan militer
khalayak ramai. Kehalusannya terpada 1978, Sarwo Edhi pernah mejaga.
minta Iwan bersama Grup Pencinta
Seperti pada malam itu (Senin, 6 Lagu Universitas Padjadjaran berJuli) di Salihara, ia bernyanyi di de- nyanyi di Akademi Militer Magepan para sahabatnya. Ada yang
lang. Iwan kemudian mengikuti pekhusus jauh-jauh datang dari Ma- latihan combat-antiterror di Amerika dan kursus Mercenary-yang
-lang atau Bali. Sebagian
--- dari
-=-mere--.......Tapak-tapak yang dulu kulalui
Kutelusuri balik satu-satu
Tertegun aku, terhenyak bagai
mimpi
c
___0_..._______
Kliping
Humas
Unpad
2009
terkenal sebagai pelatihan bagi tentara bayaran.
Iwan kemudian menjadi instruktur para anggota Kopassus untuk
bertahan (survival) di hutan tropis.
Iwan juga pernah ikut merancang
pembebasan sandera Mapenduma
1996, yang dipimpin Prabowo Subianto. Iwan lalu diangkat sebagai
anggota kehormatan Kopassus. Bebuah slide pada malam itu menayangkan foto Prabowo menyematkan baret merah Kopassus kepada
lwan.
Semua itu membayangi pikiran
ketika menyaksikan dia bernyanyi.
Kita dapat terhenyak, bagaimana bisa, dari sosok yang ditempa dalam
dunia kemiliteran, muncullagu-Iagu
yang sedemikian menyapa hati tanpa
terdengar melankolis. Kita telah telanjur mengerti bahwa para pahlawanfoUe dunia, seperti Woodhi Guthrie, Bob Dylan, Paul Simon, adalah
sosok yang antimiliter. Sementara
itu, Iwan dari pergaulan dengan militer justru memuncu1kan balada-balada alam yang menyentuh.
Saat berpentas pada malam itu
Iwan juga mengatakan dirinya terpesona oleh tradisi kelembutan lagu-Iagu seriosa Indonesia- tahun
1950-an generasi Mochtar Embut
dan F.X. Sutopo-sebuah
tradisi
yang kini boleh dikatakan hilang
karena tidak ditorehkan lagi oleh
musisi-musisi Indonesia sekarang.
Malam itu ia menyanyikan lagu
Cempaka Kuning karya saudara
Mochtar Embut, Syafei Embut, lagu
-Lebur
karya F.X. Sutopo, dan se-
buah lagu karya Syaiful Bachri. Ia
mengakui lagu-Iagu mereka mengendap di alam bawah sadarnya, sehingga ketika ia menulis lagu, muncul suasana batin mirip lagu-Iagu
mereka. "Mengakui bahwa saya terpengaruh oleh mereka membuat perasaan saya jadi ringan," kata Iwan.
Mengalirlah kemudian lagu Iwan
pada tahun 1970-an: Melati Jayagiri. Iwan menceritakan barn-barn
ini mengunjungi hutan Jayagiri.
Dan suasananya masih seperti dulu.
Ia juga menyanyikan Flamboyanlagunya yang begitu populer. Terasa
berbeda saat lagu ini dinyanyikan
Bimbo dan dinyanyikannya sendiri.
Ia bercerita bagaimana daun-daun
flamboyan di seputar bulan September selalu berguguran. Memberi
kita bayangan bagaimana guguran
daunan itu menjadikan jalanan di
Bandung yang dulu penuh flamboyan seperti karpet merah.
Di barisan penonton tampak
Ebiet G. Ade, Eros Jarot, Slamet
!!aharjo~hingga mantan Ketua Ba-
dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Aceh Kuntoro Mangkusubroto,
yang seangkatan Iwan di Wanadri,
angkatan IV Singa Walang, 1968.
Iwan mempersembahkan
kepada
Ebiet lagunya yang sangat syahdu:
1000 Mil Lebih Sedepa. Sebuah lagu yang tercipta ketika Iwan menatap danau di daerah Lembang: "Sore ini sore Sabtu...Sore biasa kita
berdua...Membelai mentari senja di
ujung jalan Bandung Utara...Mentarinya yang ini juga...Cuma jarak
yang memisah kita".
Di usia 62 tahun ini, Iwan masih
memiliki obsesi gila. Ia kini tengah
melatih fisik. Sebab, pada 17 Agustus tahun ini ia ingin mendaki Cartenz. Ia ingin memakai bandana
jingga Wanadri, menancapkan Merah-Putih di Puncak Cartenz, dan
menyanyikan lagunya yang berjudul Mentari.
Meskipun tembok yang tinggi
mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satu pun yang mampu menghalangiku
Menyala di dalam hatiku
Beberapa lagu terbaik Iwan berkisah tentang renungan ketakutan
tentang ajal. Menyaksikan Iwan menyanyikan lagu ini, kita melihat seolah betapa yang jantan, yang gahar,
dan yang berani mengarungi keganasan alam di hadapan yang llahi,
tetap nisbi, bukan apa-apa. Simaklah lagu Cerita buat Orang yang Lupa: "Bahwa mati akan datang suatu
waktu, menyergap dirimu ketika
kau lengah. Tak seorang pun orang
menduga, saat itu datang".
Pada malam itu Iwan juga menampilkan diri sebagai seorang
penghibur. Ia membawakan lagulagu Barat yang disukainya sewaktu SMP. Seperti lagu kelompok Trubador yang berbahasa Spanyol, w.a;
lau tak dimengerti arti liriknya. Pada adegan itu, Iwan berganti-ganti
aksesori. Melepas jaket serta memakai rompi, ikat pinggang berpisau,
bandana, sombrero, dan anting. Aksesori itu adalah pemberian temantemannya, yang ia sebut satu per satu saat memakainya.
Tapi yang tetap membekas adalah lagu-Iagu Iwanyang berbicara
ketenangan alamo Seusai pergelaran
yang banyak tawa itu, membeli dua
album keping cakramnya: Mentari
dan Renungan Ramadhan, lalu
mendengarkan sendiri di kamar, kita akan lebih bisa merasakan kesubliman lagu Iwan.
.
soo
JOKO SUYOHO, IBHU RUSYDI