Tindak Tutur Dalam Serat Kalatidha Implikasinya dalam Falsafah Kehidupan Masyarakat Jawa di Surakarta (Suatu Kajian Pragmatik).

Tindak Tutur Dalam Serat Kalatidha Implikasinya dalam Falsafah Kehidupan Masyarakat Jawa
di Surakarta (Suatu Kajian Pragmatik)
Mulyoto
Penelitian yang berjudul “Tindak Tutur dalam Serat Kalatidha Implikasinya dalam Falsafah
Kehidupan Masyarakat Jawa Di Surakarta (Suatu Kajian Pragmatik) ini akan mengkaji tindak
tutur Ranggawarsita di dalam Serat Kalatidha dengan strategi berfikir hermeneutik dalam
perspektif holistik. Strategi berfikir demikian ini dalam rangka untuk menemukan dan
mengungkap makna dan maksud yang sesungghnya tindak tutur Ranggawarsita dalam Serat
Kalatidha tersebut dengan berpangkal pada kajian faktor-faktor objektif, genetik dan afektif.
Kajian faktor objektif dalam rangka menemukan jenis-jenis tindak tutur dalam Serat Kalatidha,
beserta aspek-aspeknya seperti jenis-jenis tindak tutur, implikatur dan daya pragmatik, serta
bentuk-bentuk kesantunannya guna menghindari FTA (tindakan mengancam muka). Kajian
faktor genetik dalam rangka menemukan konteks yang melingkupi dan mempengaruhi tindak
tutur Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha tersebut yang berupa konteks situasi dan
sosiokultural. Kajian faktor afektif dalam rangka menemukan implikasi tindak tutur dan
kesantunan tersebut dalam falsafah kehidupan masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Jawa di
Surakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut kajian akan dilakukan berdasarkan metode simak,
catat, dan wawancara mendalam. Sedang teknik analisisnya dilakukan dengan cara interaktif
dengan model analisis kontekstual dan metode padan dengan alat penentu referen dan lawan
bicara. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi usaha mereaktualisasi dan merevitalisasi
nilai-nilai kepribadian asli yang sangat berguna bagi usaha pembinaan mental atau character

building bangsa, yang saat ini sedang mengalami degradasi mental dan spiritual.
Hasil yang dapat dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Ada enam (6) jenis tindak tutur yang
terkandung di dalam serat Kalatidha. Berdasar urutan dominan atau kurang/tidak dominan,
tindak tutur tersebut adalah : tindak tutur ekspresif (paling dominan), tindak tutur direktif,
tindak tutur verdiktif, tindak tutur asertif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur patis. Sedang
tindak tutur performatif tidak ada. 2. Tindak tutur yang dominan adalah tindak tutur ekspresif
keluhann yang menunjukkan bahwa Ranggawarsita dalam keadaan sedih, prihatin, karena
dalam konteks sebagai pejabat kerajaan yang sudah lama mengabdi tidak mendapatkan
penghargaan sebagaimana layaknya. 3. Tindak tutur ekspresif Ranggawarsita mengandung
implikatur dan daya pragmatik yang sangat mempengaruhi langkah-langkah kebijakan
penguasa. 4. Tindak tutur Ranggawarsita dalam serat Kalatidha, sarat dengan kesantunan yang
implikasinya mempengaruhi falsafah kehidupan orang Jawa dewasa ini.