Rancang Bangun Mesin Perontok Padi Portabel Bagian Silinder Perontok BAB I

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa kajian pasokan dan permintaan beras menunjukkan bahwa
dalam jangka panjang Indonesia masih memerlukan impor beras untuk
kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Maka, diperlukan strategi
peningkatan produksi padi dalam 10 tahun kedepan. Oleh karena itu, pilihan
jatuh ke dalam peningkatan produksi dengan laju 2.5 % per tahun, karena
rialistis untuk dilaksanakan dalam jangka pendek (2

5 tahun), dengan

melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi terbatas. (Fagi. Et, AM al 2002)
Panen padi di Indonesia secara umum dilakukan

dengan 2 cara


yaitu (a) secara manual dan (b) secara mekanis, ke dua cara tersebut
didahului

dengan aktivitas panen, padi dipotong pendek atau dipotong

panjang menggunakan perkakas sabit atau menggunakan mesin semacam
reapper atau mower untuk dirontok secara manual (gebot) atau dirontok
secara mekanis menggunakan mesin thresher. (Purwadaria dan KoesSulistiadji, 2003).
Keberadaan mesin perontok padi di Indonesia dan perkembangan serta
pertumbuhan saat ini tidak dapat lepas dari sejarah introduksi thresher
IRRI pada tahun 1997. Jenis thresher TH6 mengalami banyak perubahan
dan modifikasi dan sekarang telah popular di tingkat masyarakat tani. (KoesSulistiadji, 1998).
Kapasitas perontokan padi dengan cara gebot sangat bervariasi, tidak
lebih dari 100 kg/jam/orang. Dengan menggunakan perkakas pedal thresher,
kinerjanya dapat meningkat menjadi 120 kg/jam, dan apabila menggunakan
power

thresher


berkisar

antara 600 kg/jam sampai

1.000

kg/jam

tergantung jenis thresher yang dipergunakan. (Koes-Sulistiadji, 1998)
Pada umumnya mesin panen padi mekanis, baik thresher ataupun
combine harvester dirancang dengan susut tercecer tidak lebih dari 1 hingga
2%. Apabila angka tersebut terlampaui maka terdapat 3 alternatif

commit to user
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2


kemungkinan kesalahan, yaitu (a) kesalahan pada operator, (b) kesalahan
desain mesin itu sendiri, dan (c) kondisi lingkungan kerja yang tidak sesuai.
(Koes-Sulistiadji, 2008).
Terdapat banyak jenis serta tipe alat dan mesin perontok padi mekanis
yang telah dipakai di berbagai tingkatan usaha tani padi mulai dari subsisten,
menengah dan besar (agribisnis). Mahalnya harga mesin thresher yang
beredar di pasaran

saat

ini

dipengaruhi oleh mahalnya harga engine

penggerak, sehingga masih sedikit kelompok tani yang memilikinya. Selain
itu keterbatasan tempat untuk meletakkan mesin thresher yang berukuran
cukup besar ditengah lahan persawahan juga menjadi salah satu alasan para
petani enggan menggunakan mesin ini.


1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah merancang dan
membuat mesin perontok padi yang mudah dibawa dan dapat ditempatkan di
tengah lahan persawahan, dengan kapasitas produksi 150 kg per jam.

1.3 Batasan Masalah
a. Perancangan komponen silinder perontok.
b. Perancangan komponen agar mudah dibawa dan ditempatkan di tengah
lahan persawahan.
c. Pengujian alat perontok padi portabel.

1.4 Metodologi Perancangan
Dalam perencanaan dan pembuatan dari mesin perontok padi portabel
digunakan metode sebagai berikut:
a. Pengidentifikasian masalah / kebutuhan, pada proses perontokkan padi
para petani menginginkan kapasitas perontokan yang tinggi dengan
jumlah tenaga manusia yang sedikit, namun saat ini harga mesin di
pasaran masih kurang terjangkau oleh para petani serta mesin yang ada
tidak dapat ditempatkan ditengah lahan persawahan.


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

b. Pengumpulan data terkait dengan kebutuhan, pengumpulan data secara
teori dan observasi.
c. Penganalisaan, data-data dianalisa dari lapangan.
d. Perancang alat, menghitung dan merancang komponen yang akan
digunakan.
e. Pembuatan sketsa, menggambar berdasarkan perhitungan dan rancangan.
f. Pembuatan gambar, menggambar alat di Solidwork sesuai dengan
gambar yang sudah direncanakan.
g. Pembuatan alat, dalam pembuatan ini meliputi pembelian komponen dan
membuat komponen, dan dirakit menjadi sebuah alat yang utuh dan
berfungsi.
h. Pengujian alat, pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja alat agar
berjalan dengan baik, serta mengetahui kapasitas alat.


1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan proyek akhir ini menggunakan sistematika atau
format penulisan sebagai berikut:
a.

BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, metodologi perancangan, sistematika
penulisan serta tujuan dan manfaat proyek akhir.

b.

BAB II DASAR TEORI, berisi pembahasan mengenai konsep teori
gaya, bantalan, dan komponen lain pendukung rangka mesin.

c.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR, berisi pembahasan
mengenai perhitungan dan perencanaan alat serta gambar 3 dimensi dan
gambar teknik dari alat yang dibuat.


d.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN, berisi pembahasan
mengenai proses pembuatan rangka dan komponen mesin lain serta
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari alat yang
dibuat.

e.

BAB V PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

1.6 Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir

Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah

untuk melakukan

rekayasa dan rancangan silinder perontok padi tipe raspbar yang dapat
memenuhi parameter desain atau sifat kinerja sebagai berikut :
1) Konstruksi sederhana, bobot ringan, dan dapat digerakkan dengan
mesin pemotong rumput.
2) Kapasitas produksi yang dihasilkan hingga 150 kg per jam untuk
komoditas padi.
Manfaat dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
1) Teoritis, memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai
perancangan alat serta menciptakan suatu unit rekayasa yang efektif
dan efisien yang berwujud mesin perontok padi portabel.
2) Praktis, menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah
dengan mengaplikasikannya dalam suatu bentuk nyata dalam sebuah
karya mesin perontok padi portabel dan melatih ketrampilan dalam
proses produksi meliputi bidang perancangan, pengelasan dan
permesinan.


commit to user