Informasi Kurikulum 2013
PSG Rayon 1 24 UNM
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 1 24
Universitas Negeri Makassar
PSG Rayon 1 24 UNM
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1994
Kurikulum 1994
1968
Kurikulum
Sekolah Dasar
1945 1955
1965
1985
1975
1995
1984
Kurikulum 1984
1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
Materi pengetahuan
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
2013
‘Kurikulum 2013’
2005
2015
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1997
Revisi Kurikulum 1994
Produk
2
PSG Rayon 1 24 UNM
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
TUJUAN
ISI
BAHAN PELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
3
Landasan Yuridis
PSG Rayon 1 24 UNM
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS
PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP)
PERATURAN MENDIKBUD
NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70
TAHUN 2013
NO.
Nomor PERMENDIKBUD
URIAN
1.
54
Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen.
2.
65
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
3.
66
Standar Penilaian Pendidikan.
4.
67
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI
5.
68
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP
6.
69
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA
7.
70
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK
8.
71
Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
4
PSG Rayon 1 24 UNM
KURIKULUM 2013
KERANGKA
DASAR
STRUKTUR
KURIKULUM
SILABUS
RPP
KOMPONEN UTAMA KURIKULUM 2013
PENGEMBANGAN
• Rasional
• Elemen Perubahan
RANCANGAN
IMPLEMENTASI
• Guru, KS, PS
• Buku Guru dan Siswa
PROSES
PEMBELAJARAN
MONEV
Landasan
1. Filosofis (pendidikan akar budaya
bangsa, mengembangkan kecerdasan)
2. Teoritis (pend. Berdasarkan standar
dan Kurikulum berbasis Kompetensi
3. Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK.MAK
Kompetensi inti;
Kompetensi dasar;
materi pembelajaran;
kegiatan pembelajaran;
penilaian;
alokasi waktu; dan
sumber belajar.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
Kelas/semester
Materi pokok
Alokasi waktu
Tujuan pembelajaran
Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Media pembelajaran
Sumber belajar
Langkah-langkah pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran
PSG Rayon 1 24 UNM
RASIONAL KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar
KURIKULUM 2013
PESERTA DIDIK
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
(PEMBELAJARAN)
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
STANDAR SARANA-PRASARANA
LULUSAN
STANDAR (PROSES)
PENILAIAN
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku
STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)
STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah
7
PSG Rayon 1 24 UNM
Perkembangan Penduduk sebagai Modal
Kompeten
SDM
Usia Produktif
(2020-2035)
Melimpah
Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan
Tidak
Kompeten
Beban
Pembangunan
Kurikulum
PTK
Sarpras
Pendanaan
Pengelolaan
8
PSG Rayon 1 24 UNM
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
4. Penyesuaian Beban
3. Penguatan Proses
KBK 2004
KTSP 2006
2. Pendalaman dan
Perluasan Materi
KURIKULUM
2013
1. Penataan Pola
Pikir dan Tata
Kelola
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
9
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No
KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata
Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
10
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir
1
Berpusat pada Guru
Berpusat pada Siswa
2
Satu Arah
Interaktif
3
Isolasi
Lingkungan Jejaring
4
Pasif
Aktif-Menyelidiki
5
Maya/Abstrak
Konteks Dunia Nyata
6
Pribadi
Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi
diajarkan)
8
Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)
Alat Tunggal (papan tulis)
Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi pendidikan)
Hubungan Satu Arah
Kooperatif
9
10
Menuju
Perilaku Khas Memberdayakan
Kaidah Keterikatan
11
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11
Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dgn
ketertarikan sesuai potensinya)
12
Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13
Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)
Menuju
14
Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)
15
Pemikiran Faktual
Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara
guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
12
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah Penguatan Proses
Proses
Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Pembelajaran
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
13
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
Pelaku
Beban
Menyusun Silabus.
Mencari buku yang sesuai.
Penyelesaian
Disediakan buku pegangan guru
Mengajar beberapa mata pelajaran
dengan cara berbeda.
Guru
Mengajar banyak mata pelajaran.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran yang lain
sehingga selaras.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembahasan.
Mempelajari banyak mapel.
Murid
Pendekatan tematik terpadu
menggunakan satu buku untuk
semua mata pelajaran sehingga
dapat selaras dengan
kemampuan Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge.
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda.
Membeli buku.
Membeli lembar kerja siswa.
Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.
14
PSG Rayon 1 24 UNM
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1
PT
SMA/SMK
SMP
SD
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
15
PSG Rayon 1 24 UNM
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
PSG Rayon 1 24 UNM
PSG Rayon 1 24 UNM
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan
Belakang
19
PSG Rayon 1 24 UNM
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)
38 cm
saku
86 cm
kerah
58 cm
92 cm
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
20
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi Lulusan
Standar Proses
Elemen Perubahan
Standar Isi
Standar Penilaian
21
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu
dalam semua
mata pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran
Vokasinal
22
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD
• Holistik berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi 6
Struktur
• Jumlah jam
Kurikulum
bertambah 4
(Mata pelajaran
JP/minggu akibat
dan alokasi
perubahan
waktu)
pendekatan
(ISI)
pembelajaran
SMP
• TIK menjadi media
semua
matapelajaran
• Pengembangan diri
terintegrasi pada
setiap
matapelajaran dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran dari
12 menjadi 10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
SMA
SMK
• Perubahan
sistem: ada
matapelajaran
wajib dan ada
matapelajaran
pilihan
• Penambahan jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program keahlian,
40 bidang keahlian,
121 kompetensi
keahlian)
• Terjadi
pengurangan
matapelajaran
yang harus
diikuti siswa
• Jumlah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif
• produktif
disesuaikan
dengan trend
perkembangan di
Industri
23
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Proses
pembelajaran
Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
• Tematik dan
terpadu
• IPA dan IPS
masingmasing
diajarkan
secara
terpadu
• Adanya mata
• Kompetensi
pelajaran wajib
keterampilan yang
dan pilihan
sesuai dengan standar
sesuai dengan
industri
bakat dan
minatnya
24
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
Penilaian hasil
belajar
Ekstrakurikuler
SD
SMP
SMA
SMK
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
•
•
•
•
Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
•
•
•
•
•
Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll
25
PSG Rayon 1 24 UNM
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
[sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua
Jenjang
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain
dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap
dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan
yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait
dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau
integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
26
PSG Rayon 1 24 UNM
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Ket
Tematik untuk kelas I – III Tematik Integratif untuk Kelas I – VI
[belum integratif]
SD
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge
SMP/
SMA/SMK
Untuk SMA, ada
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran
penjurusan sejak kelas XI wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang
sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK
sangat detil [sampai
keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
27
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan
pengetahuan kepada
siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu tentang
materi yang harus
dihafal [siswa diberi
tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar
[siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan
portofolio.
28
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru
berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi
berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
1
29
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah antara
Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika,
Kimia, Biologi
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan
benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut.
Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika,
kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3
Materi ilmu bumi dan anta-riksa
masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan
standar internasional
4
Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis
dan analitis sesuai dengan standar internasional
5
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut
sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam
30
pada jenjang selanjutnya
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Matematika
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian
ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2
Banyak rumus yang harus dihafal
untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika selalu
diasosiasikan dengan [direduksi
menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa
angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data,
dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan
standar internasional
7
Matematika adalah eksak
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
31
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan
32
PSG Rayon 1 24 UNM
No
Perubahan pada
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan
berdasarkan empat pilar
dengan pembahasan yang
terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan
tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa
2
Materi disajikan
berdasarkan pasokan yang
ada pada empat pilar
kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma,
asas, dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang
baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
33
PSG Rayon 1 24 UNM
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan
kontekstual
PROSES
PEMBELAJARAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
Penilaian Otentik
PROSES PENILAIAN
penilaian berbasis portofolio
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,
dll
34
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
UU 20/2003 Sisdiknas
Perpres 5/2010 RPJMN
PP 19/2005 SNP
PP 32/2013 Perubahan SNP
Dokumen Kurikulum
satuan/program
pendidikan
Dokumen Kurikulum
mapel
Pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru
Dokumen Kurikulum lain
DOKUMEN
KURIKULUM
Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
…
SKL
Muatan lokal
KERANGKA DASAR
KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
NASIONAL
KTSP
SILABUS
Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Penilaian
Alokasi waktu
Sumber belajar.
Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar,
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Beban belajar
Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)
PAUD
DIKDAS
DIKMEN
PNF
PSG Rayon 1 24 UNM
STRUKTUR
KURIKULUM
PAUD
DIKDAS
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
DIKMEN
PNF
Pengembangan
kepribadian
Muatan umum: nasional, lokal
Muatan umum : nasional, lokal
Peminatan akademik
Peminatan kejuruan
Peminatan lintas minat/ penalaman
minat
Program kecakapan hidup
SIKAP
`
KETERAMPILAN
Kompetensi inti
Kompetensi
Dasar
PENGETAHUAN
Pemerintah
Provinsi
Kab/kota
PENGELOLAAN
KURIKULUM
Satuan pend
Kurikulum satuan/ program
pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru.
Mulok dikmen
Mulok dikdas`
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan
wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata
yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi
akhir
38
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN
ELEMEN
PENGETAHUAN
SMP
SMA-SMK
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Individu
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB,
PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI,
MOTIVASI INTERNAL
Sosial
TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
Alam
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA
PERDAMAIAN
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
Abstrak
MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
Konkret
MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI,
MEMBUAT, MENCIPTA
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
Obyek
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Subyek
MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
SIKAP
KETERAMPILAN
SD
39
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN
SD
SMP
SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
SIKAP
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN
40
PSG Rayon 1 24 UNM
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru
SK-KD Lama Mapel
per kelas
SKL Baru
•
Evaluasi
•
•
Mempertahankan SK KD
lama yang sesuai dengan SKL
Baru
Merevisi SK KD lama
disesuaikan dengan SKL Baru
Menyusun SK KD Baru
Sumber Kompetensi
[Mapel per kelas]
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar Baru
41
PSG Rayon 1 24 UNM
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti Kelas I
Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat bermain
Menerima dan menjalankan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan
konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni,
budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
42
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap
Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat
bermain
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Serta dalam
menempatkan dirinya
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
Orang beriman, berakhlak
mulia, mandiri, kreatif,
bertanggung jawab ,
berbudaya, dan
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam
Serta berkontribusi aktif
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
termasuk berperan dalam
pergaulan dunia dengan
menjunjung tinggi
penegakan hukum
43
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif, kreatif dan
inovatif dalam ranah
abstrak dan konkret
Terkait dengan yang
ditugaskan
kepadanya.
Terkait dengan yang
dipelajari di sekolah
Terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah
(Sesuai dengan apa
yang dipelajari di
sekolah yang
ditugaskan
kepadanya.)
(Sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah
dan dari berbagai
sumber lainnya yang
sama dalam sudut
pandang /teori)
(Dari berbagai
sumber berbeda
dalam informasi dan
sudut pandang/teori
yang dipelajarinya di
sekolah, masyarakat,
dan belajar mandiri)
Terkait dengan
pengembangan dir
sesuai dengan bakat,
minat, dan
kemampuannya.
Serta mampu
memberikan petunjuk
dalam memilih
berbagai alternatif
solusi secara mandiri
dan/ atau kelompok
44
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki
pengetahuan
Faktual dan
konseptual dalam
Memiliki
pengetahuan
Faktual, konseptual
dan prosedural dalam
Memiliki
pengetahuan
Prosedural dan
metakognitif dalam
Memiliki pengetahuan
Prosedural dan
metakognitif dalam
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Konsep teoritis bidang
pengetahuan tertentu
secara umum dan
khusus serta
mendalam dengan
wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Terkait dg fenomena
dan kejadian yang
mencakup penyebab,
alternatif solusi,
kendala dan solusi
akhir
Terkait fenomena dan Terkait fenomena dan Terkait penyebab
kejadian di
kejadian yang tampak fenomena dan
lingkungan rumah,
mata
kejadian
sekolah, dan tempat
bermain
45
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti
untuk PPKN Kelas I SD DASAR
Kompetensi Inti
KD lama (KTSP 2006)
Rumusan Kompetensi Dasar
1. Menerima dan
menjalankan
ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi
dengan keluarga,
teman, dan guru.
1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,
agama, dan suku bangsa
2. Memberikan contoh hidup rukun
melalui kegiatan di rumah dan di
sekolah
3. Menerapkan hidup rukun di rumah dan
di sekolah
4. Menjelaskan pentingnya tata tertib di
rumah dan di sekolah
5. Melaksanakan tata tertib di rumah dan
di sekolah
6. Menjelaskan hak anak untuk bermain,
belajar dengan gembira dan didengar
pendapatnya
7. Melaksanakan hak anak di rumah dan di
sekolah
8. Mengikuti tata tertib di rumah dan di
sekolah
9. Melaksanakan aturan yang berlaku di
masyarakat
1. Menerima keberagaman karakteristik
individu (agama, suku, fisik, psikis)
sebagai anugerah Tuhan
1. Menunjukkan perilaku baik (jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli/kasih sayang, dan percaya
diri) dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru, sebagai
perwujudan nilai dan moral
Pancasila.
2. Memiliki sikap dan perilaku patuh
pada tata tertib dan aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari
di rumah dan sekolah.
3. Memiliki sikap toleran terhadap
keberagaman karakteristik individu
(agama, suku, fisik, psikis) di rumah
dan sekolah.
4. Menunjukkan perilaku kebersamaan
dalam keberagaman di rumah dan
sekolah
46
PSG Rayon 1 24 UNM
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota.
1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di
propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota
terkait.
48
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Implementasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang
pendidikan yaitu:
• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X
• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun
2013 - 2015
49
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Implementasi Kurikulum
Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru
dari tahun 2012 – 2014
Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah
(budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK,
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi
untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi
dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016
50
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN,
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
SD, SMP, SMA, SMK
GURU
DIKLAT KURIKULUM
2013
KEPALA
SEKOLAH
PENGAWAS
51
PSG Rayon 1 24 UNM
Rencana Implementasi
Pelatihan Guru
Persiapan
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru
PELAKSANAAN
Pendampingan
EVALUASI
PERSIAPAN (Jan-Jun)
IMPLEMENTASI (Jul)
52
PSG Rayon 1 24 UNM
Pelaksanaan Kurikulum 2013
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK
IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)
PENDAMPINGAN
Guru Inti
Kepala Sekolah
Pengawas
53
PSG Rayon 1 24 UNM
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
55
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
tahu e gapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
ateri ajar agar peserta didik tahu bagai a a .
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
ateri ajar agar peserta didik tahu apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
56
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.
57
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experimenting
(mencoba)
Networking
(membentuk
Jejaring)
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
58
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
o Meningkatkan kolaborasi.
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
o Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
PSG Rayon 1 24 UNM
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Operasional
1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR
6
EVALUASI
PENGALAMAN
2
MENYUSUN
PERECANAAN PROYEK
3
MENYUSUN JADUAL
5
4
MENGUJI HASIL
MONITORING
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world)
68
PSG Rayon 1 24 UNM
KELEBIHAN PBL
1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas
ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan
69
PSG Rayon 1 24 UNM
KELEBIHAN PBL
(2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta
didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks
yang relevan
(3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.
70
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pe belajara da
e dapatka peta ya g akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran
71
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
PSG Rayon 1 24 UNM
2. Pendefinisian Masalah (Defining the
Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario
atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat
72
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan
di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam
bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan
pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan
satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
73
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul
sesuai kelompok dan fasilitatornya.
74
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek
pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
75
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas,
peserta didik terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang
ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik
untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
76
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
77
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
PERILAKU GURU
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yg dibutuhkan
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Membantu peserta didik mendefinisikan
danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
hasil kerja
78
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
79
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan
authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan
portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam
kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam
belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugastugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam
kelompoknya
80
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Met
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 1 24
Universitas Negeri Makassar
PSG Rayon 1 24 UNM
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1947
Rencana Pelajaran →
Dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai
1994
Kurikulum 1994
1968
Kurikulum
Sekolah Dasar
1945 1955
1965
1985
1975
1995
1984
Kurikulum 1984
1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar
1973
Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
Materi pengetahuan
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
2013
‘Kurikulum 2013’
2005
2015
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1997
Revisi Kurikulum 1994
Produk
2
PSG Rayon 1 24 UNM
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
TUJUAN
ISI
BAHAN PELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
3
Landasan Yuridis
PSG Rayon 1 24 UNM
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS
PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP)
PERATURAN MENDIKBUD
NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70
TAHUN 2013
NO.
Nomor PERMENDIKBUD
URIAN
1.
54
Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen.
2.
65
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
3.
66
Standar Penilaian Pendidikan.
4.
67
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI
5.
68
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP
6.
69
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA
7.
70
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK
8.
71
Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
4
PSG Rayon 1 24 UNM
KURIKULUM 2013
KERANGKA
DASAR
STRUKTUR
KURIKULUM
SILABUS
RPP
KOMPONEN UTAMA KURIKULUM 2013
PENGEMBANGAN
• Rasional
• Elemen Perubahan
RANCANGAN
IMPLEMENTASI
• Guru, KS, PS
• Buku Guru dan Siswa
PROSES
PEMBELAJARAN
MONEV
Landasan
1. Filosofis (pendidikan akar budaya
bangsa, mengembangkan kecerdasan)
2. Teoritis (pend. Berdasarkan standar
dan Kurikulum berbasis Kompetensi
3. Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK.MAK
Kompetensi inti;
Kompetensi dasar;
materi pembelajaran;
kegiatan pembelajaran;
penilaian;
alokasi waktu; dan
sumber belajar.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
Kelas/semester
Materi pokok
Alokasi waktu
Tujuan pembelajaran
Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Media pembelajaran
Sumber belajar
Langkah-langkah pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran
PSG Rayon 1 24 UNM
RASIONAL KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar
KURIKULUM 2013
PESERTA DIDIK
STANDAR ISI
STANDAR PROSES
(PEMBELAJARAN)
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
STANDAR SARANA-PRASARANA
LULUSAN
STANDAR (PROSES)
PENILAIAN
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku
STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)
STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah
7
PSG Rayon 1 24 UNM
Perkembangan Penduduk sebagai Modal
Kompeten
SDM
Usia Produktif
(2020-2035)
Melimpah
Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan
Tidak
Kompeten
Beban
Pembangunan
Kurikulum
PTK
Sarpras
Pendanaan
Pengelolaan
8
PSG Rayon 1 24 UNM
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
4. Penyesuaian Beban
3. Penguatan Proses
KBK 2004
KTSP 2006
2. Pendalaman dan
Perluasan Materi
KURIKULUM
2013
1. Penataan Pola
Pikir dan Tata
Kelola
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
9
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No
KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata
Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
10
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir
1
Berpusat pada Guru
Berpusat pada Siswa
2
Satu Arah
Interaktif
3
Isolasi
Lingkungan Jejaring
4
Pasif
Aktif-Menyelidiki
5
Maya/Abstrak
Konteks Dunia Nyata
6
Pribadi
Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi
diajarkan)
8
Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)
Alat Tunggal (papan tulis)
Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi pendidikan)
Hubungan Satu Arah
Kooperatif
9
10
Menuju
Perilaku Khas Memberdayakan
Kaidah Keterikatan
11
PSG Rayon 1 24 UNM
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11
Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dgn
ketertarikan sesuai potensinya)
12
Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13
Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)
Menuju
14
Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)
15
Pemikiran Faktual
Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara
guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
12
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah Penguatan Proses
Proses
Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Pembelajaran
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
13
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
Pelaku
Beban
Menyusun Silabus.
Mencari buku yang sesuai.
Penyelesaian
Disediakan buku pegangan guru
Mengajar beberapa mata pelajaran
dengan cara berbeda.
Guru
Mengajar banyak mata pelajaran.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran yang lain
sehingga selaras.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembahasan.
Mempelajari banyak mapel.
Murid
Pendekatan tematik terpadu
menggunakan satu buku untuk
semua mata pelajaran sehingga
dapat selaras dengan
kemampuan Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge.
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda.
Membeli buku.
Membeli lembar kerja siswa.
Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.
14
PSG Rayon 1 24 UNM
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1
PT
SMA/SMK
SMP
SD
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
15
PSG Rayon 1 24 UNM
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
PSG Rayon 1 24 UNM
PSG Rayon 1 24 UNM
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan
Belakang
19
PSG Rayon 1 24 UNM
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)
38 cm
saku
86 cm
kerah
58 cm
92 cm
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
20
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi Lulusan
Standar Proses
Elemen Perubahan
Standar Isi
Standar Penilaian
21
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu
dalam semua
mata pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran
Vokasinal
22
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD
• Holistik berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi 6
Struktur
• Jumlah jam
Kurikulum
bertambah 4
(Mata pelajaran
JP/minggu akibat
dan alokasi
perubahan
waktu)
pendekatan
(ISI)
pembelajaran
SMP
• TIK menjadi media
semua
matapelajaran
• Pengembangan diri
terintegrasi pada
setiap
matapelajaran dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran dari
12 menjadi 10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
SMA
SMK
• Perubahan
sistem: ada
matapelajaran
wajib dan ada
matapelajaran
pilihan
• Penambahan jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program keahlian,
40 bidang keahlian,
121 kompetensi
keahlian)
• Terjadi
pengurangan
matapelajaran
yang harus
diikuti siswa
• Jumlah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif
• produktif
disesuaikan
dengan trend
perkembangan di
Industri
23
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Elemen
Proses
pembelajaran
Deskripsi
SD
SMP
SMA
SMK
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
• Tematik dan
terpadu
• IPA dan IPS
masingmasing
diajarkan
secara
terpadu
• Adanya mata
• Kompetensi
pelajaran wajib
keterampilan yang
dan pilihan
sesuai dengan standar
sesuai dengan
industri
bakat dan
minatnya
24
PSG Rayon 1 24 UNM
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
Penilaian hasil
belajar
Ekstrakurikuler
SD
SMP
SMA
SMK
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
•
•
•
•
Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
•
•
•
•
•
Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll
25
PSG Rayon 1 24 UNM
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
[sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua
Jenjang
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain
dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap
dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan
yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait
dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau
integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
26
PSG Rayon 1 24 UNM
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Ket
Tematik untuk kelas I – III Tematik Integratif untuk Kelas I – VI
[belum integratif]
SD
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge
SMP/
SMA/SMK
Untuk SMA, ada
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran
penjurusan sejak kelas XI wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang
sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK
sangat detil [sampai
keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
27
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan
pengetahuan kepada
siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu tentang
materi yang harus
dihafal [siswa diberi
tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar
[siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan
portofolio.
28
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru
berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi
berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
1
29
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah antara
Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika,
Kimia, Biologi
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan
benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut.
Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika,
kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3
Materi ilmu bumi dan anta-riksa
masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan
standar internasional
4
Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis
dan analitis sesuai dengan standar internasional
5
Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut
sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam
30
pada jenjang selanjutnya
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Matematika
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian
ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2
Banyak rumus yang harus dihafal
untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika selalu
diasosiasikan dengan [direduksi
menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa
angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data,
dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan
standar internasional
7
Matematika adalah eksak
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
31
PSG Rayon 1 24 UNM
Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris
No
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan
32
PSG Rayon 1 24 UNM
No
Perubahan pada
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan
berdasarkan empat pilar
dengan pembahasan yang
terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan
tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa
2
Materi disajikan
berdasarkan pasokan yang
ada pada empat pilar
kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma,
asas, dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang
baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
33
PSG Rayon 1 24 UNM
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan
kontekstual
PROSES
PEMBELAJARAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
Penilaian Otentik
PROSES PENILAIAN
penilaian berbasis portofolio
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,
dll
34
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
UU 20/2003 Sisdiknas
Perpres 5/2010 RPJMN
PP 19/2005 SNP
PP 32/2013 Perubahan SNP
Dokumen Kurikulum
satuan/program
pendidikan
Dokumen Kurikulum
mapel
Pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru
Dokumen Kurikulum lain
DOKUMEN
KURIKULUM
Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
…
SKL
Muatan lokal
KERANGKA DASAR
KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
NASIONAL
KTSP
SILABUS
Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Penilaian
Alokasi waktu
Sumber belajar.
Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar,
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Beban belajar
Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)
PAUD
DIKDAS
DIKMEN
PNF
PSG Rayon 1 24 UNM
STRUKTUR
KURIKULUM
PAUD
DIKDAS
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
DIKMEN
PNF
Pengembangan
kepribadian
Muatan umum: nasional, lokal
Muatan umum : nasional, lokal
Peminatan akademik
Peminatan kejuruan
Peminatan lintas minat/ penalaman
minat
Program kecakapan hidup
SIKAP
`
KETERAMPILAN
Kompetensi inti
Kompetensi
Dasar
PENGETAHUAN
Pemerintah
Provinsi
Kab/kota
PENGELOLAAN
KURIKULUM
Satuan pend
Kurikulum satuan/ program
pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru.
Mulok dikmen
Mulok dikdas`
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan
wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata
yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi
akhir
38
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN
ELEMEN
PENGETAHUAN
SMP
SMA-SMK
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Individu
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB,
PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI,
MOTIVASI INTERNAL
Sosial
TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
Alam
POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA
PERDAMAIAN
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
Abstrak
MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
Konkret
MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI,
MEMBUAT, MENCIPTA
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
Obyek
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Subyek
MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
SIKAP
KETERAMPILAN
SD
39
PSG Rayon 1 24 UNM
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN
SD
SMP
SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
SIKAP
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN
40
PSG Rayon 1 24 UNM
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru
SK-KD Lama Mapel
per kelas
SKL Baru
•
Evaluasi
•
•
Mempertahankan SK KD
lama yang sesuai dengan SKL
Baru
Merevisi SK KD lama
disesuaikan dengan SKL Baru
Menyusun SK KD Baru
Sumber Kompetensi
[Mapel per kelas]
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar Baru
41
PSG Rayon 1 24 UNM
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti Kelas I
Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat bermain
Menerima dan menjalankan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan
konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni,
budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain
Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
42
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap
Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat
bermain
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam
Serta dalam
menempatkan dirinya
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
Orang beriman, berakhlak
mulia, mandiri, kreatif,
bertanggung jawab ,
berbudaya, dan
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam
Serta berkontribusi aktif
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
termasuk berperan dalam
pergaulan dunia dengan
menjunjung tinggi
penegakan hukum
43
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak
dan konkret
Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif, kreatif dan
inovatif dalam ranah
abstrak dan konkret
Terkait dengan yang
ditugaskan
kepadanya.
Terkait dengan yang
dipelajari di sekolah
Terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah
(Sesuai dengan apa
yang dipelajari di
sekolah yang
ditugaskan
kepadanya.)
(Sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah
dan dari berbagai
sumber lainnya yang
sama dalam sudut
pandang /teori)
(Dari berbagai
sumber berbeda
dalam informasi dan
sudut pandang/teori
yang dipelajarinya di
sekolah, masyarakat,
dan belajar mandiri)
Terkait dengan
pengembangan dir
sesuai dengan bakat,
minat, dan
kemampuannya.
Serta mampu
memberikan petunjuk
dalam memilih
berbagai alternatif
solusi secara mandiri
dan/ atau kelompok
44
PSG Rayon 1 24 UNM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD
SMP
SMA/SMK
DIKTI-SARJANA
Memiliki
pengetahuan
Faktual dan
konseptual dalam
Memiliki
pengetahuan
Faktual, konseptual
dan prosedural dalam
Memiliki
pengetahuan
Prosedural dan
metakognitif dalam
Memiliki pengetahuan
Prosedural dan
metakognitif dalam
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, humaniora,
dengan wawasan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Konsep teoritis bidang
pengetahuan tertentu
secara umum dan
khusus serta
mendalam dengan
wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban
Terkait dg fenomena
dan kejadian yang
mencakup penyebab,
alternatif solusi,
kendala dan solusi
akhir
Terkait fenomena dan Terkait fenomena dan Terkait penyebab
kejadian di
kejadian yang tampak fenomena dan
lingkungan rumah,
mata
kejadian
sekolah, dan tempat
bermain
45
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti
untuk PPKN Kelas I SD DASAR
Kompetensi Inti
KD lama (KTSP 2006)
Rumusan Kompetensi Dasar
1. Menerima dan
menjalankan
ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi
dengan keluarga,
teman, dan guru.
1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,
agama, dan suku bangsa
2. Memberikan contoh hidup rukun
melalui kegiatan di rumah dan di
sekolah
3. Menerapkan hidup rukun di rumah dan
di sekolah
4. Menjelaskan pentingnya tata tertib di
rumah dan di sekolah
5. Melaksanakan tata tertib di rumah dan
di sekolah
6. Menjelaskan hak anak untuk bermain,
belajar dengan gembira dan didengar
pendapatnya
7. Melaksanakan hak anak di rumah dan di
sekolah
8. Mengikuti tata tertib di rumah dan di
sekolah
9. Melaksanakan aturan yang berlaku di
masyarakat
1. Menerima keberagaman karakteristik
individu (agama, suku, fisik, psikis)
sebagai anugerah Tuhan
1. Menunjukkan perilaku baik (jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli/kasih sayang, dan percaya
diri) dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru, sebagai
perwujudan nilai dan moral
Pancasila.
2. Memiliki sikap dan perilaku patuh
pada tata tertib dan aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari
di rumah dan sekolah.
3. Memiliki sikap toleran terhadap
keberagaman karakteristik individu
(agama, suku, fisik, psikis) di rumah
dan sekolah.
4. Menunjukkan perilaku kebersamaan
dalam keberagaman di rumah dan
sekolah
46
PSG Rayon 1 24 UNM
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota.
1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di
propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota
terkait.
48
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Implementasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang
pendidikan yaitu:
• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X
• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun
2013 - 2015
49
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Implementasi Kurikulum
Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru
dari tahun 2012 – 2014
Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah
(budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK,
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi
untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi
dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016
50
PSG Rayon 1 24 UNM
Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN,
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
SD, SMP, SMA, SMK
GURU
DIKLAT KURIKULUM
2013
KEPALA
SEKOLAH
PENGAWAS
51
PSG Rayon 1 24 UNM
Rencana Implementasi
Pelatihan Guru
Persiapan
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru
PELAKSANAAN
Pendampingan
EVALUASI
PERSIAPAN (Jan-Jun)
IMPLEMENTASI (Jul)
52
PSG Rayon 1 24 UNM
Pelaksanaan Kurikulum 2013
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK
IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)
PENDAMPINGAN
Guru Inti
Kepala Sekolah
Pengawas
53
PSG Rayon 1 24 UNM
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
55
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
tahu e gapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
ateri ajar agar peserta didik tahu bagai a a .
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
ateri ajar agar peserta didik tahu apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
56
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.
57
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experimenting
(mencoba)
Networking
(membentuk
Jejaring)
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
58
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
o Meningkatkan kolaborasi.
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
o Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
PSG Rayon 1 24 UNM
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-Langkah Operasional
1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR
6
EVALUASI
PENGALAMAN
2
MENYUSUN
PERECANAAN PROYEK
3
MENYUSUN JADUAL
5
4
MENGUJI HASIL
MONITORING
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world)
68
PSG Rayon 1 24 UNM
KELEBIHAN PBL
1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas
ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan
69
PSG Rayon 1 24 UNM
KELEBIHAN PBL
(2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta
didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks
yang relevan
(3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.
70
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pe belajara da
e dapatka peta ya g akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran
71
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
PSG Rayon 1 24 UNM
2. Pendefinisian Masalah (Defining the
Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario
atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat
72
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan
di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam
bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan
pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan
satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi
tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
73
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini
dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul
sesuai kelompok dan fasilitatornya.
74
PSG Rayon 1 24 UNM
Langkah-langkah Operasional dalam
Proses Pembelajaran
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek
pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
75
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas,
peserta didik terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik
untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang
ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik
untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
76
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
77
PSG Rayon 1 24 UNM
Contoh Penerapan
Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
PERILAKU GURU
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yg dibutuhkan
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Membantu peserta didik mendefinisikan
danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
hasil kerja
78
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
79
PSG Rayon 1 24 UNM
SISTEM PENILAIAN
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan
authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan
portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan
peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam
kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam
belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugastugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam
kelompoknya
80
PSG Rayon 1 24 UNM
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
PSG Rayon 1 24 UNM
Definisi/Konsep
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
PSG Rayon 1 24 UNM
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Met