Sinergitas Antara Majelis Pengawas Wilayah Notaris dan Majelis Pengawas Daerah Notaris Dalam Pelaksanaan Pengawasan dan Pembinaan Notaris.

@. @. UU No 30 th 2004 ( UUJN) menempatkan notaris sebagai
pejabat umum yg menjalankan profesi hk oleh karena itu
perlu mendapat jaminan perlindungan hukum notaris
secara profesi dan bukan secara pribadi.
Notaris adalah pejabat umum ang berwenang untuk
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam UU ini.(pasa 1 )
Notaris secara kodrati sebagai manusia biasa yg dpt
melakukan kesalahan dan kekeliruan baik secara pribadi
maupun secara profesional.

Notaris merupakan jabatan tertentu yang menjalankan
profesindalam pelayanan hukum kepada masyarakat perlu
mendapat perlindungan hukum dan jamnan kepastian hukum
agar dapat terlaksananya tugas notaris dengan baik danefektif.
Untuk menjamin kepastian,ketertiban, dan perlindungan
hukum maka notaris dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang nya harus berdasarkan pada peraturan per UU an
yang berlaku serta Kode Etik jabatan notaris serta tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan larangan bagi
notaris sebagaimana diatur dalam UU jabatan Notaris.

Notaris dalam proses pembangunan ekonomi semakin
mempunyai peranan penting dalam memberikan jaminan dan
kepastian hukum bagi masyarakat dalam melakukan perbuatanperbuatan hukum baik yang berkaitan dengan perbuatan
hukum perjanjian yang bersifat komersial, maupun yang bukan
komersial.

Era globalisasi ekonomi dewasa ini terutama
globalisasi dibidang perdangan yang ditandai dengan
adanya kesepakatan-kesepakatan baik regional
maupun internasional akan berdampak terhadap
persoalan-persoalan hukum, terutama bagi para
penegak hukum.
Notaris sebagai salah satu pejabat umum yang
berwenang dan tugas dalam memberikan pelayanan
hukum bagi masyarakat baik dalam melakukan
kontrak-kontrak maupun perbuatan hukum lainnya
yang berkaitan dengan kepentingan pribadi
masyarakat harus dijamin kepastian hukumnya.

Profesi Notaris didasarkan pada keahlian tertentu yang

diperoleh melalui :
Pendidikan Formal.
Pelatihan-pelatihan.
Pengalaman-pengalaman
sehingga Notaris adalah orang orang profesional.
@. Mengingat kedudukan dan fungsi Notaris yg sedemikian
penting dan berhubungan dengan hukum pembuktian,
sehingga tidak hanya notaris tetapi orang lain yg mengemban
jabatan notaris dituntut dan wajib menjalankan jabatannya
dengan baik sesuai dengan :
- kode etik profesi.
- kehormatan.
- martabat.
- dan tanggung jawab sebagai notaris.

Bentuk Perlindungan Hukum bagi profesi Notaris
ditandai denngan adanya :
Organisasi profesi
aturan-aturan kode etik profesi yg ditetapkan sendiri
oleh organisasi profesi.

penjatuhan sanksi pencabutan izin profesi dilakukan
oleh organisasi profesi.
tidak ada campur tangan lembaga eksekutif, yudikatif
maupun legeilatif terhadap profesi tersebut.

UU No 30 th 2004 tentang UUJN Ps 66 telah
mengatur tentang perlindungan hukum bagi profesi
notaris al :
Untuk kepentingan proses peradilan penyidik,
penuntut umum, atau hakim dg persetujuan MPD
berwenang :
mengambil foto copy minuta akta dan ……….. Dst
memanggil notaris untuk hadir dlm pemeriksaan ……..dst.
_ Pengambilan minuta akte dan atau surat-surat lain sebagaimana
dimaksud (1) dibuat berita acara penyerahan.

Mengingat dalam Ps 66 UUJN tidak dirinci lebih detail
tentang pemanggilan notaris oleh penyidik, penuntut
umum maupun oleh hakim akan menimbulkan beberapa
persoalan al :

1.

2.

Pemanggilan notaris oleh penyidik, penuntut umum, atau
hakim dlm pemeriksaan atas suatu perkara baik perdata,
pidana maupun administrasi negara yg tidak berkaitan dg
akte yg dibuat atau protokol dlm penyimpanan notaris
memerlukan ngak persetujuan MPD ?
Apakah persetujuan pemanggilan notaris yg dimaksudkan
dlm ps 66 hanya sebatas dalam status sebagai saksi baik
dlm perkara pidana, perdata atau administrasi negara
ataukah termasuk juga sebagai tersangka baik dlm perkara
pidana atau sbg tergugat atau turut tergugat dlm perkara
perdata ?

Pengawasan dan pembinaan terhadap prilaku notaris
yg diatur dlm Kode Etik Profesi dan pelaksanaan
jabatan Notaris yg diatur dalam UUJN dilakukan oleh
Pengawas Notaris secara berjenjang dari mulai MPD,

MPW, dan MPP.
Dalamkaitan dengan hal ini timbul suatu persoalan ,
apabila notaris terbukti melakukan tindak pidana
siapakah yang berwenang menjatuhkan sanksi
pencabutan ijin selaku notaris ?
Apakah MenKum Ham dapat secara langsung
berwenang menjatuhkan sanksi kepada notaris.?

Bentuk perlindungan hukum bagi Notaris sebagai
profesi Notaris difokuskan dalam persefektif Peran
Majelis pengawas Notaris dalam tindakan-tindakan
projustitia yang dilakukan oleh penegak-penegak
hukum dlm sistim peradilan Pidana yg dari sudut
entititasnya mencakup Kepolisian, kejaksaan, dan
pengadilan.
Dalam suatu perkara Perdata yg melibatkan akte-akte
notaris , dimana notaris ditarik sebagai saksi atau
tergugat dan Penjatuhan sanksi bagi notaris sebagai
profesi yg dilakukan oleh dan atau melalui Majelis
PengawasNotaris.


Implementasi Ps 66 UUJN dan Masalah Hukumnya.
Notaris adalah pejabat umum yg menjalankan jabatannya
berdasarkan keahliannya.
Yang dapat menentukan notaris telah melakukan kesalahan
atau kekeliruan dalam menjalankan jabatannya hanyalah
orang-orang yg mempunyai keahlian dibidang notariat.
Secara idial yg dapat menentukan kesalahan notaris adalah
organisasiprofesinyasendiri melalui instrumennya yg lazim
disebut Dewan Kehormatan Profesi.
Majelis Pengawas Notaris yg oleh Ps 66 diberikan
kewenanagn untuk memberikan perlindungan jaminan
hukum bagi profesi notaris terhadap campur tangan pihakpihak lain berkaitan dg pelaksanaan jabatan Notaris.

Prosedur Khusus Penegakan Hukum Terhadap
Notaris.
UUJN melalui Ps 66 telah memberikan prosedur
khusus dalam penegakan hukum terhadap Notaris baik
dalam Pemanggilan Notaris maupun dalam
pengambilan Foto Copy minuta akte.

Peraturan Menteri Huklum dan Ham RI No M
03.HT.03.10 Tahun 2007 Pengambilan minuta akte dan
pemanggilan notaris yg merupakan perluasan dari
substansi Ps 66 UUJN.
Nota Kesepahaman Kepolisian RI Dengan Ikatan PPAT
No Pol B /1055/V/2006 tentang pemanggilan saksi atau
tersangka dan penyitaan bukti tulisan atau surat yg
disimpan oleh notarisdlm protokolnya.

Keputusan MPD Merupakan Produk Hukum Tata
Usaha Negara.
UUJN
mengatur
bahwa
Menteri
melakukan
pengawasan terhadap notaris dan kewenangan menteri
untuk melakukan pengawasan oleh UUJN diberikan
dalam bentuk pendelegasian legislatif (UU) ke pada
Menteri untuk membentuk Majelis Pengawas Notaris.

Keputusan MPD merupakan keputusan tertulis yg
bersifat kongkrit(Obyek tertentu),Individual (orang
tertentu ), dan Final ( putusan bersifat difinitif dan
tidak dapat dibanding ), baik dalam mengijinkan
maupun penolakan atas pemanggilan dan pemeriksaan
suatu perkara .

Notaris dalam melakukan tugas, wewenang dan fungsinya
sebagai pejabat umum harus dilakuka pengawasan untuk
terwujudnya jaminan kepastian hukum bagi masyarakat.
Pengawasan terhadap Notaris sebagaimana di atur
dalam UUJN (Pasal 67) pengawasan atas Notaris dilakukan
oleh Menteri , yang dalam melakukan pengawasanya
membentuk Majelis Pengawas. Pengawasan terhadap Notaris
meliputi prilaku Notaris dan pelaksanaan jabatan Notaris
Pengawasan terhadap Notaris dilakukan dengan
membentuk Majelis Pengawas yang terdiri dari :
Majelis Pengawas Daerah
Majelis Pengawas Wilayah
MAJELIS Pengawas Pusat.


Majelis Pengawas Daerah, Wilayah dan Pusat daam
melakukan
pengawasan
terhadap
Notaris
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 69, 72 dan 76
UUJN arus dilaksanakan secara efektif.
Pengawasan yang dilakukan oleh MPD,MPW dan MPP
harus didasarkan pada beberapa hal antara lain :
memiliki moral Integritas yang tinggi
Dedikasi/ loyalitas yang tinggi dari majelis
Memiliki komitmen yang tinggi
Memiliki kinerja yang baik
Memiliki
wawasan
keilmuan
yang
memadai
dibidangnya

Memiliki komitmen dalam penegakan hukum

Majelis Pengawas baik Majelis Pengawas daerah, Majelis
Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas Pusat sebagai
perangkat yang dibentuk berdasarkan UU dalam
melaksanakan pengawasan dan pembinaan kepada Notaris
hendaknya melakukan pengawasan secara objektif dan
professional demi terwujudnya ketertiban dan pelayanan
hukum yang baik bagi masyarakat.
Majelis Pengawas dalam melaksanakan tugas pengawasan
dan pembinaan kepada Notaris dilakukan dengan
integritas yang tinggi sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan
konflik vertical anatara Notaris dengan masyarakat dan
konplik horizontal anatara Majelis Pengawas baik di
tingkat daerah maupun di tingkat pusat.

Rekomendasi
Majelis Pengawas (MPD,MPW dan MPP ) dalam
melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
Notaris harus bersinergi baik dalam pemahaman

maupun tindakan-tindakan yang akan diambl demi
terwujudnya pengawasan yang efektif dan efisien.
Majelis Pengawas dalam melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap Notaris didasarkan pada
peraturan per UU sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan yang dimiliki.
Majelis Pengawas dalam melakukan tugasnya
memiliki komitment yang tinggi dalam melakukan
penegakan
hukum
terhadap
pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh Notaris.