Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Talibeng - Kecamatan Sidemen - Kabupaten Kalibeng.

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM REGULER UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN

: DESA TALIBENG

KECAMATAN

: SIDEMEN

KABUPATEN/KOTA

: KARANGASEM

NAMA MAHASISWA

: MELIA HENDIYANI

FAK/P


: KEDOKTERAN HEWAN/PENDIDIKAN
DOKTER HEWAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Pendampingan Keluarga di Desa Talibeng, Karangasem ini tepat waktu. Laporan
ini merupakan salah satu program dari program KKN-PPM Reguler (Kuliah Kerja
Nyata–Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) Periode XIII yang
dilaksanakan oleh Universitas Udayana.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis memperoleh banyak petunjuk,
arahan, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
-


Bapak Dr. Ir. I Gusti Lanang Oka Cakra, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL), atas bimbingannya dalam menyelesaikan program.

-

Bapak I Ketut Mudiasa selaku Kepala Desa Talibeng atas bimbingannya
selama program KKN-PPM berlangsung.

-

Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa beserta keluarga atas kesempatan yang
diberikan untuk mendampinginya.

-

Teman-teman KKN Desa Talibeng yang selalu memberikan semangat dan
kompak hingga program KKN-PPM Reguler ini terselesaikan dengan baik

Serta semua pihak yang terkait dan rekan-rekan mahasiswa KKN-PPM

Universitas Udayana Periode XIII Tahun 2016 di Desa yang telah memberikan
bantuan moral dan material dalam menyelesaikan program serta penyusunan
laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan segala kritikdan saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan
bagi masyarakat desa dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.

Talibeng, 26 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................


ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ..................

1

1.1 Profil Keluarga Dampingan .....................................................

2

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ...............................................


3

1.2.1 Pendapatan Keluarga Dampingan ...................................

3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga Dampingan ..................................

3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH .......................

6

2.1 Permasalahan Keluarga ............................................................

6

2.1.1 Permasalahan Ekonomi....................................................


6

2.1.2 Permasalahan Kesehatan .................................................

7

2.2 Masalah Prioritas .......................................................................

7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ....................................

8

3.1 Program .....................................................................................

8

3.1.1 Penyelesaian Permasalahan Ekonomi .............................


8

3.1.2 Penyelesaian Permasalahan Kesehatan............................

8

3.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................

10

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARG 12
4.1 Waktu .........................................................................................

12

4.2 Lokasi ........................................................................................

12

4.3 Pelaksanaan ...............................................................................


12

4.4 Hasil ...........................................................................................

13

4.5 Kendala ......................................................................................

13

BAB V PENUTUP .......................................................................................

14

5.1 Simpulan ....................................................................................

14

5.2 Rekomendasi .............................................................................


14

LAMPIRAN ....................................................................................................

16

BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan
salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945
dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional juncto
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Melalui KKN PPM, mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan
pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pelaksanaa KKN PPM ada program pokok dan program non tema. Dimana
program pokok non tema, yakni Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program
unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM
di Universitas Udayana. PPK termasuk program yang wajib dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.

Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan
kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan
mahasiswa mempelajari serta mengawasi permasalahan keluarga melalui bantuan
penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif
melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.
Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke
dalam keluarga pra-sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertingalan sehingga
perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Dalam program ini setiap mahasiswa
wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong rumah tangga miskin atau keluarga prasejahtera.
Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap
banjar di Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Desa

Sidemen

memiliki 8 banjar dinas yaitu Banjar Dinas Wangsian, Banjar Dinas Wanasari, Banjar Dinas
Dukuh, Banjar Dinas Sari, Banjar Dinas Talibeng, Banjar Dinas Delod Yeh Kawan, Banjar
Dinas Delod Yeh Kangin, dan Banjar Dinas Celatiga. Kemudian jumlah KK miskin di
kedelapan banjar tersebut dibagi kepada 17 mahasiswa KKN-PPM Reguler Unud, yang mana
tiap mahasiswa mendampingi satu keluarga dampingan. Pendampingan di Desa Talibeng ini

diperuntukkan kepada masyarakat dengan kelompok kurang mampu bagian keluarga harapan
yang berjumlah 17 kepala keluarga (KK).

1.1 Profil Keluarga
Pada program pendampingan keluarga KKN PPM Reguler Unud Periode XIII Tahun
2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat
tinggal di Banjar Dinas Sari, yaitu keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Keluarga Bapak I
Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah keluarga yang tergolong kurang mampu dengan beliau
sebagai kepala keluarga. Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa beranggotakan 5
orang yaitu istri beliau yang bernama Ni Luh Rudiantini beserta ketiga putranya yang
bernama I Gusti Ngurah Adi Wiranata, I Gusti Ayu Rismayanti, dan I Gusti Ngurah Arya
Palguna. Selain itu tinggal pula ibu kandung Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa yaitu I
Gusti Biah Rati.
Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa tinggal di Banjar Dinas Sari dengan luas
pekarangan

rumah 4 are. Rumah yang sekarang bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa

tempati merupakan rumah milik ibunya. Dalam satu pekarangan tersebut terdapat satu
kepala keluarga saja. Di rumah I Gusti Ngurah Ardi Bawa terdiri atas 3 kamar tidur, I
ruang tamu, dan 1 dapur yang terpisah dari rumah utama serta terdapat kamar mandi
dengan kondisi yang kurang memadai. Bangunan untuk kamar tidur memiliki luas 8 x 6
meter yang dibagi menjadi 3 ruangan dengan kondisi yang sangat sederhana. Lantai
rumah tersebut memakai sudah emnggunakan keramik dan kondisi plafon yang sudah
rusak.
Kondisi dapur bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa merupakan bangunan semi permanen
yang terbuat dari tembok bedeg dengan luas 2x2 meter beralaskan tanah serta berdinding
papan kayu sederhana, yang dilengkapi dengan jendela dari kawat. Pekarangan rumah
bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa sudah dibatasi dengan pagar tembok semi permanen.
Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan bermata pencaharian buruh bangunan lepas. Penghasilan beliau dapat dikatakan tidak
seberapa banyak dan belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Adapun identitas
keluarga dampingan adalah sebagai berikut :

Identitas Keluarga Dampingan
No

1

2

3

4

5

Nama
I Gusti Ngurah
Ardi Bawa
Ni Luh
Rudiantini

Status

Umur

Pendidikan

Pekerjaan
Buruh

Kawin

38 tahun

SMA/STM

Bangunan
Lepas

Kawin

I Gusti Ngurah

Belum

Adi Wiranata

Kawin

I Gusti Ayu

Belum

Rismayanti

Kawin

I Gusti Ngurah

Belum

Arya Palguna

Kawin

Ibu Rumah

Keterangan
Kepala
Keluarga

34 tahun

SD

12 tahun

SD

Pelajar

Anak KK

9 tahun

SD

Pelajar

Anak KK

4,5 tahun

-

-

Anak KK

Tangga

Istri KK

Ibu
6

I Gusti Biah Rati

Kawin

80 tahun

SD

-

Kandung
KK

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
a. Sumber Penghasilan
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendapatan keluarga Bapak I Gusti
Ngurah Ardi Bawa sebagian besar berasal dari penghasilan Bapak I Gusti Ngurah
Ardi Bawa. I Gusti Ngurah Ardi Bawa bekerja sebagai tukang bangunan lepas,
sehingga setiap harinya belum tentu mendapatkan order. Apabila ada order,
biasanya bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa mendapatkan upah Rp.
100.000,00/hari. Selain itu, istri I Gusti Ngurah Ardi Bawa berprofesi sebagai ibu
rumah tangga dan juga bekerja sampingan untuk menambah pendapatan. Ni Luh
Rudiantini bekerja sampingan mengamplas dan mengecat sanggah (tempat
sesajen) dengan penghasilan Rp. 20.000,00/buah. Penghasilan Ni Luh Rudiantini
juga tidak menentu tergantung order dari pengepul yang mengirim barang.
Biasanya dalam sebulan Ni Luh Rudiantini bisa mendapatkan 2-3 kali orderan
untuk mengamplas dan mengecat. Penghasilan dari Ni Luh Rudiantini biasanya
sekitar Rp. 200.000,00 sekali order. Selain itu, untuk mendapatkan tambahan

penghasilan lain keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga beternak ayam kampung
aduan sekitar 25 ekor. Ayam aduan jantan bisa dijual dengan harga Rp.
200.000,00/ekor akan tetapi tidak setiap saat bisa dijual hanya apabila ada pembeli
saja yang membutuhkan. Sedangkan untuk ayam betina biasanya dijual ke pasar
dengan harga Rp. 30.000,00/ekor. Akan tetapi, dengan tambahan penghasilan
tersebut juga belum tentu bisa mencukupi kehidupan keluarganya selama sebulan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Kebutuhan dari keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebagian besar pada
pemenuhan kebutuhan pokok atau kebutuhan primer seperti kebutuhan konsumsi,
pendidikan, kesehatan, kerohanian dan sosial.
a. Kebutuhan sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari – hari, keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa
memerlukan sekitar Rp 45.000,00 per hari untuk kebutuhan lauk pauk dan beras.
Sedangkan untuk uang jajan ketiga putranya Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa
harus mengeluarkan biaya Rp. 30.000,00 setiap harinya. Untuk biaya listrik dan
air per bulannya Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa rata – rata mengeluarkan biaya
sebesar Rp 80.000,00/bulan. Semua pengeluaran tersebut belum pasti, karena
mengingat adanya pengeluaran tidak tentu untuk upacara agama misalnya seperti
banten atau canang saat odalan dan keperluan mendadak seperti iuran sosial dan
pengeluaran apabila anggota keluarga jatuh sakit.

b. Pendidikan
Untuk bidang pendidikan, keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa tidak
mengeluarkan biaya untuk putra pertama dan keduanya, karena masih duduk di
bangku sekolah dasar yang tidak dikenakan biaya SPP. Akan tetapi, bapak I gusti
Ngurah Ardi Bawa masih harus mengeluarkan biaya untuk bekal sekolah anak
pertama dan keduanya sekitar Rp. 10.000,00/hari.
c. Kesehatan
Untuk bidang kesehatan, Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa beserta istri dan
ketiga anaknya tidak memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah, sedangkan
ibunya sudah memiliki JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) untuk
keperluan berobat ke puskesmas. Jika anggota keluarganya mengalami sakit
biasanya Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa mengajak berobat ke puskesmas

pembantu yang jaraknya hanya 2 km dari tempat tinggal beliau dengan biaya
pengobatan Rp 40.000,00 untuk sekali pengobatan. Untuk penyakit ringan
biasanya beliau dan keluarga mengupayakan untuk berobat dirumah saja dengan
cara istirahat yang cukup dan meminum obat yang dijual di warung.
d. Kerohanian
Dalam bidang kerohanian, keluarga bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa yang
memeluk agama Hindu biasanya mengeluarkan biaya untuk upakara sembahyang
harian

serta

hari

raya

keagamaan

tertentu

untuk

membuat

upakara

persembahyangan. Rata–rata pengeluaran harian untuk kerohanian adalah Rp.
5.000,00. Biaya ini belum termasuk biaya jika ada hari raya keagamaan tertentu
yang bisa menghabiskan biaya hingga ratusan ribu rupiah.
e. Sosial
Untuk bidang sosial, keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa yang
termasuk masyarakat Banjar Sari diwajibkan untuk mebanjar dan mengikuti
segala aturan di banjar tersebut. Terdapat beberapa pengeluaran social yang
merupakan iuran rutin banjar yaitu sebesar Rp 50.000,00 per bulan. Biaya ini
belum termasuk biaya ketika ada kematian, pernikahan dan upacara adat lainnya
yang tidak diduga.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Dilakukan

beberapa

kali

kunjungan

ke

rumah

keluarga

dampingan

untuk

mengidentifikasi masalah yang sedang dialami. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa mengenai program KKN terutama program KK
dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati
suasana tempat tinggal I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Pertemuan dimulai pada tanggal 27 Juli
2016 untuk berkenalan dan memperoleh data. Setelah beberapa kali kunjungan ke rumah
keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan
hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu:
2.1 Permasalahan Keluarga
Selama lima minggu pendampingan, telah dilakukan 18 kali pertemuan dengan
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa. Dalam jangka waktu tersebut telah teridentidikasi
beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan
pengamatan penulis adalah sebagai berikut :
2.1.1 Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa bergantung pada gaji sebagai
buruh bangunan lepas yang belum tentu ada orderan tiap harinya. Apabila ada orderan
penghasilan I Gusti Ngurah Ardi Bawa sekitar Rp. 100.000,00/hari. Perekonomian
keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa saat ini bisa dikategorikan cukup atau dengan kata
lain hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan kedua orang
anaknya. Pekerjaan I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebagai tukang bangunan lepas dengan
penghasilan tidak menentu membuat keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa harus
memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih lagi tanah yang mereka
tempati sekarang bukan milik mereka, melainkan milik orangtua dari bapak I Gusti
Ngurah Ardi Bawa. Untuk itu, keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa harus bisa
menyisihkan sedikit penghasilannya untuk menabung demi kelangsungan hidup
mereka dan biaya pendidikan anak-anaknya kelak di masa mendatang. Namun,
dengan adanya kerja sampingan dari istri I Gusti Ngurah Ardi Bawa sedikit membantu
ekonomi keluarga.

2.1.2 Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan yang ada pada keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah
masalah kesehatan lingkungan. Dimana kamar mandi untuk keperluan MCK keluarga ini
masih kurang memadai dan ruangan yang berdebu dapat memberi peluang gangguan
kesehatan pernafasan keluarganya. Bangunan utama keluarga ini terdiri dari 3 kamar tidur
dengan kondisi kurang tertata dan banyak debu yang menempel. Kondisi plavon rumah
juga sudah bocor. Rumah yang penuh debu menyebabkan penghuninya rentan terserang
gangguan pernapasan. Selain itu, dengan kondisi toilet untuk keperluan MCK yang
kurang memadai, yakni tidak terdapatnya sumur galian sendiri, sehingga untuk keperluan
memasak dan MCK keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa hanya mengandalkan air PAM
Desa yang lebih sering macet, sehingga untuk keperluan mandi biasanya di lakukan di
sungai atau pancoran terdekat. I Gusti Ngurah Ardi Bawa memiliki Ibu yang sudah lansia
yang rentan terserang penyakit degeneratif. Selain itu akibat usia lanjut penglihatan dan
pendengaran beliau juga mengalami penurunan.

2.1.3 Kurangnya Keterampilan yang dimiliki
Istri I Gusti Ngurah Ardi Bawa yakni Ni Luh Rudiantini yang hanya sebagai ibu
rumah tangga dengan hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD), beliau hanya bisa
bekerja di sela-sela waktu luang dengan menerima order mendempul dan mengecat
sanggah (tempat sesajen) dari pengepul, mengingat bahwa istri I Gusti Ngurah Ardi
Bawa masih mempunyai anak kecil sehingga dalam mengerjakan pekerjaan sampingan
belum bisa maksimal, dengan kerja sampingan tersebut dapat memberikan sedikit
tambahan penghasilan bagi keluarganya. Ni Luh Rudiantini tidak memiliki keterampilan
lain sehingga pendapatan yang didapatpun hanya bisa menutupi sebagian dari beberapa
pengeluaran di keluarganya.
2.2 Masalah Prioritas

Berdasarkan identifikasi masalah yang terjadi di keluarga dampingan, dapat
ditentukan prioritas masalah yang dapat dipecahkan terlebih dahulu. Adapun prioritas
dari tiga identifikasi masalah yang didapat adalah masalah ekonomi keluarga dan
kesehatan keluarga, serta masalah kurangnya keterampilan yang dimiliki.

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program
Usulan solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa bertujuan untuk mensejahterakan keluarga itu sendiri. Solusi yang
diusulkan tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari keluarga, dan
tentunya harus memungkinkan untuk dilaksanakan. Diharapkan usulan solusi ini
dapat

meningkatkan

kesejahteraan

keluarga

dampingan.

Adapun

alternatif

pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang di hadapi oleh keluarga Bapak I
Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah :

3.1.1 Program Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga Dampingan
Masalah keuangan merupakan satu hal penting bagi manusia dalam
menjalankan hidup serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Permasalahan dalam
keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah penghasilan keluarga yang terbatas
dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari. Memerikan saran dan solusi
mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan perekonomian
keluarganya dengan melakukan usaha-usaha yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup keluarganya. Salah satu contohnya adalah dengan cara menjual
bunga jepun kering, karena di halaman rumah keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa
terdapat beberapa pohon jepun yang berbunga. Selain itu, dengan mengarahkan untuk
membeli ternak ayam yang lebih banyak lagi, ternak itik, atau kambing sebagai
tabungan untuk di kemudian hari nanti, yang tentunya dengan hal ini akan
memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga dan dapat mempersiapkan dana
guna pendidikan anak–anaknya nanti. Mengacu kembali pada kebiasaan merokok I
Gusti Ngurah Ardi Bawa, diberikan pula pemahaman bahwa menghentikan kebiasaan
merokok sekaligus menghemat pengeluaran untuk membeli rokok, dengan demikian
alokasi dana untuk membeli rokok dapat dialihkan ke keperluan lain yang lebih
bermanfaat.

3.1.2 Program Usaha Peningkatan Kesehatan Keluarga Dampingan
Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
kondisi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial yang baik seseorang akan mampu
bekerja dengan baik dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Saran di
bidang kesehatan yang dapat disampaikan kepada Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa
diantaranya terkait kesehatan lingkungan tempat tinggal. Hal ini bisa diatasi dengan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diantaranya menjaga
kebersihan lingkungan serta kebersihan diri sendiri.
Edukasi lain yang diberikan kepada keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa
mengenai bahaya penyakit rabies meliputi cara mencegah, gejala, dan
pengobatannya. Hal ini penting, mengingat karangasem merupakan daerah merah
penyakit rabies, dan juga keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa memelihara anjing
penjaga di rumahnya. Penyakit ini sendiri bersifat zoonosis yang bisa ditularkan ke
manusia. Metode yang dipakai adalah metode penyuluhan yang diberikan oleh
mahasiswa KKN jurusan kedokteran hewan dan juga sesi tanya jawab.
Selain itu, bangunan tempat tinggal Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga
banyak yang berdebu sehingga rentan membuat anggota keluarga terserang
penyakit gangguan pernapasan dan penyakit kulit. Terkait dengan kebiasaan
merokok, Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa diberikan penjelasan mengenai
pentingnya mengurangi kebiasaan merokok sejak awal. Merokok dalam jangka
waktu lama selain menimbulkan gangguan pernapasan juga memberikan dampak
buruk pada sistem organ lainnya.
3.2 Agenda Kegiatan
Kegiatan dampingan keluarga dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah
Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa sebanyak 18 kali dalam lima minggu selama
pelaksanaan KKN-PPM. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut
adalah sebagai berikut :

3.2.1 Jadwal Kegiatan

No

Tanggal

1

25 Juli 2016

2

3

4

27 Juli 2016

Waktu

Kegiatan

14.00-

Bertemu

16.00

pembagian KK dampingan

14.0016.00

dengan

kepala

Jam
Desa

untuk

1x2 jam

Survei alamat keluarga KK dampingan I
Gusti Ngurah Ardi Bawa bersama dengan

1x2 jam

ketua Banjar Sari
Berbincang–bincang

dan

berkenalan

02 Agustus

14.00-

2016

17.00

03 Agustus

13.00-

Mengetahui dan mencari tahu informasi

2016

17.00

detail keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa

dengan keluarga I Gusti Ngurah Ardi

1x3 jam

Bawa
1x4 jam

Mengidentifikasi masalah-masalah secara
5

05 Agustus

13.00-

umum yang dihadapi keluarga I Gusti

2016

17.00

Ngurah Ardi Bawa dan membantu anak-

1x4 jam

anak I Gusti Ngurah Ardi Bawa belajar
6

7

8

06 Agustus

14.00-

Membantu I Gusti Ngurah Ardi Bawa

2016

17.00

merawat dan memperbaiki kandang ayam

07 Agustus

12.00-

2016

18.00

08 Agustus

13.00-

Membantu Ni Luh Rudiantini mendempul

2016

16.00

dan mengecat sanggah.

Berbincang-bincang dengan istri I Gusti
Ngurah Ardi Bawa dan membantu anak

1x6 jam

KK dampingan mengerjakan tugas sekolah

Berbincang-bincang
9

1x3 jam

dengan

mengenai

Ni

1x3 jam

Luh

09 Agustus

13.00-

Rudiantini

perekonomian

2016

17.00

keluarga dan memberikan saran untuk

1x4 jam

meningkatkan perekonomian keluarga

10

11

Memberikan informasi mengenai potensi

12 Agustus

14.00-

2016

17.00

15 Agustus

13.00-

Memberikan penyuluhan tentang penyakit

2016

18.00

rabies.

ekonomi yang dapat dikembangkan oleh

1x3 jam

keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa.
1x5 jam

Memberikan
12

penyuluhan

tentang

16 Agustus

14.00-

pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya

2016

18.00

dan membantu anak-anak I Gusti Ngurah

1x4 jam

Ardi Bawa belajar
Penyuluhan Pentingnya Perilaku Hidup
13

19 Agustus

13.00-

Bersih dan Sehat (PHBS) kepada keluarga

2016

18.00

I Gusti Ngurah Ardi Bawa dan membantu

1x5 jam

ngayah untuk acara odalan
14

20 Agustus

10.00-

membantu Ni Luh Rudiantini mendempul

2016

18.00

dan mengamplas sanggah (tempat sesajen)
Berdiskusi

15

21 Agustus

10.00-

2016

18.00

dengan

keluarga

I

1x8 jam

Gusti

Ngurah Ardi Bawa tentang pentingnya
menabung

untuk

masa

depan

dan

1x8 jam

membantu anak-anak IGusti Ngurah Ardi
Bawa mengerjakan tugas sekolah
Berdiskusi

dengan

keluarga

I

Gusti

Ngurah Ardi Bawa tentang cara beternak
16

22 Agustus

09.00-

ayam yang baik dan benar agar dapat

2016

18.00

meningkatkan perekonomian keluarga dan

1x9 jam

membantu anak-anak I Gusti Ngurah Ardi
Bawa belajar
Diskusi dan peninjauan kembali mengenai
17

24 Agustus

10.00-

saran yang telah diberikan kepada KK

2016

17.00

Dampingan

dan membantu anak-anak I

1x7 jam

Gusti Ngurah Ardi Bawa belajar
Pemberian

18

26 Agustus

09.00-

2016

12.00

bantuan

berupa

sembako

sekaligus berfoto bersama, berpamitan,
dan memberikan kenang-kenangan sebagai
tanda perpisahan dengan keluarga I Gusti
Ngurah Ardi Bawa

1x3 jam

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja
Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15
kali dalam lima minggu. Adapun waktu jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang
penulis lakukan selama lima minggu adalah sebanyak 18 kali dengan total waktu
kunjungan selama 81 jam.

4.2 Lokasi
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah
ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Talibeng, Kecamatan
Sidemen, Kabupaten Karangasem. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
rumah keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa yang terletak di Banjar Dinas Sari, Desa
Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.

4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK

Dampingan dilakukan selama lima minggu yaitu

selama berlangsungnya kegiatan KKN-PPM Reguler UNUD. Pelaksanaan kegiatan
pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
oleh kelompok mahasiswa KKN-PPM Periode XIII Universitas Udayana di Desa
Talibeng. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga I Gusti Ngurah
Ardi Bawa. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan-obrolan santai bersama
anggota keluarga untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam
menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal
kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 18 kali selama lima minggu,
dimana kunjungan rata-rata 2-9 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan
mencapai 81 jam.

4.4 Hasil
4.4.1 Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi
Mengatasi suatu permasalahan ekonomi dalam suatu KK dampingan
diperlukan waktu yang cukup lama, sehingga kegiatan pendampingan yang
dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Untuk masalah perekonomian, keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa
sudah mau menambah ternak ayam yang dipelihara untuk menambah pendapatan.
Sedangkan istrinya Ni Luh Rudiantini selain bekerja sampingan mendempul dan
mengecat sanggah (tempat sesajen) sekarang sudah mulai menjual kembang
jepun kering sehingga bisa menambah penghasilan keluarga meskipun sedikit.
Selain itu penulis juga memberikan bantuan berupa sembako dan alat tulis guna
membantu meringankan keperluan sehari–hari KK Dampingan.
4.4.2 Pendampingan Keluarga Bidang Edukasi Kesehatan
Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang kesehatan belum
menunjukkan hasil sepenuhnya. Untuk mengurangi kebisaaan merokok
memerlukan waktu dan kemauan kuat dari perokok itu sendiri serta motivasi kuat
dari keluarga. Namun dari segi perilaku hidup bersih dan sehat sudah mulai
menampakkan hasil. Dengan adanya penyuluhan PHBS keluarga Bapak I Gusti
Ngurah Ardi Bawa lebih sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan guna
menjaga kesehatan keluarga. Keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa juga sekarang
telah mengetahui bahaya dari penyakit rabies dan cara mencegah hal tersebut.

4.5

Kendala
Selama penulis mendampingi keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa, tidak
terdapat kendala yang terlalu berat. Kendala dalam melakukan kegiatan pendampingan
keluarga dengan keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa terdapat pada masalah waktu
kunjungan KK dampingan yang kurang. Hal ini disebabkan karena jadwal kunjungan
KK dampingan yang bentrok dengan Program Kerja KKN-PPM di Desa Talibeng yang
sudah terjadwal

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah keluarga yang tergolong kurang
mampu dengan pendapatan terbatas sebagai buruh bangunan lepas.
2. Permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa adalah
masalah ekonomi dan kesehatan.

Permasalahan ekonomi yang dihadapi adalah

keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari karena pendapatan yang minim.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi adalah masalah dari segi kebersihan fisik dan
kebersihan lingkungan.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan pengalaman mendampingi keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi
Bawa, selama periode KKN-PPM UNUD Periode XIII, rekomendasi yang dapat
diberikan penulis adalah:
1.

Dalam masalah yang akan dihadapi keluarga I Gusti Ngurah Ardi Bawa, penulis
menyarankan agar menambah jumlah ternak ayam yang dimiliki dan memelihara
ternak yang lebih beragam seperti itik ataupun kambing sebagai tabungan masa
depan.

2.

Diharapkan pada keluarga Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya karena banyak penyakit yang
dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta keluarga
Bapak I Gusti Ngurah Ardi Bawa diharapkan mampu mengaplikasikan solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi menuju kehidupan yang
lebih baik.

3.

Agar dalam pelaksanaan program KK Dampingan oleh pihak penyelenggara KKN
PPM UNUD ini mampu dilakukan secara berkelanjutan pada KK bersangkutan
sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan secara tuntas.

4.

Rekomendasi bagi mahasiswa peserta KKN PPM UNUD berikutnya agar
memahami dengan baik mengenai program KK Dampingan dari mulai pembekalan
sehingga pada saat pelaksanaan KKN, mahasiswa peserta KKN PPM UNUD telah
memiliki pengetahuan yang memadai dan dapat mempersiapkan diri serta waktu

dalam melakukan kunjungan ke rumah KK Dampingan sehinga kegiatan KK
dampingan yang dilaksanakan benar-benar memberikan manfaat dan memberikan
solusi yang berarti bagi keluarga dampingan.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja
Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Universitas Udayana

LAMPIRAN