NASKAH PUBLIKASI Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Bagi Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 3 Klaten Tahun 2011.
NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE INVESTIGASI BAGI SISWA KELAS X SEMESTER 2
SMA NEGERI 3 KLATEN TAHUN 2011
Diajukan Kepada
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pendaftaran Ujian Tesis
Magistre dalam Ilmu Pendidikan
Disusun oleh
S u p r a p t a
NIM : Q 100 070 642
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
BAGI SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 3 KLATEN TAHUN 2011
Oleh
Suprapta
Guru SMA Negeri 3 Klaten
Abstract
Physics Learning Quality Improvement Through Cooperative Learning Strategies
Students Study Investigation For Class X Semester 2 SMA Negeri 3 Klaten Year
2011. Thesis. Surakarta: Graduate Program in Muhammadiyah University of
Surakarta. 2012.
Fieldwork contains 2 (two) purposes. First. To find out the quality
improvement process of learning physics in the standard of competence
concepts of heat and energy conservation principles in the various energy
changes. Second. To determine the quality of the output in physics with methods
of cooperative learning type of investigation in class X semester 2 SMA Negeri 3
Klaten in 2011.
The research was conducted using classroom action research design. This
research was conducted with the help of a kind teacher. Subjects were students
of class X semester 2 SMA Negeri 3 Klaten in 2011. Methods of data collection
with participant observation, documentation, observation worksheets students,
and evaluation. Data analysis techniques with data reduction, data presentation,
and conclusions.
This study shows two (2) research results. First. Quality of learning
physics concepts competency standards and the principle of conservation of heat
energy by investigating the type of cooperative learning strategies to increase
from Pre Cycle to Cycle III.Observations average quality of learning from cycle to
cycle I Pre 0.57 to 0.61. Judging from the values achieved do not meet the
criteria of quality second. Output quality of student learning, by looking at the
average results of students in Pre Deuteronomy Daily Cycle to Cycle I from 46 to
51.71 an increase of 12.41%. In Cycle I to Cycle II from 51.71 to 62.14 an increase
of 20.17%. In Cycle II Cycle III to 67.29 from 51.71 to an increase of 8.29%.
Keywords: cooperative , investigation, quality, output.
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,
pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan
suasana belajar yang kondusif yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik,
memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif, dan
inovatif dalam mengekplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan
hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi
manager belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu
menciptakan kondisi belajar yang menantang kreatifitas dan aktifitas siswa,
memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode, dan multisumber
agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya menyampaikan konsep
dan teori saja tetapi juga menekankan pada bagaimana caranya agar siswa dapat
memperoleh konsep dan teori tersebut. Penggunaan metode kooperatif tipe
Investigasi dapat memudahkan siswa memperoleh konsep dan teori. Karena
dengan penggunaan metode kooperatif tipe Investigasi siswa dilatih untuk
mengamati, mengelompokkan, menaksirkan, meneliti, dan kemudian
mengkomunikasikan.
Menurut beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompokdapat disimpulkan bahwa
sebagian besar menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis, kualitas
pembelajaran, dan keterampilan proses sains siswa.
Penelitian Patricia
Mc.Cracken (2005) dengan judul “Cooperative Learning as a Classroom
Management Startegy” mengangkat masalah pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan kelompok‐
kelompok, karena keberhasilan kelompok tergantung pada interaksi antara
anggota‐anggotanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai strategi
manajemen kelas, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat, motivasi,
kesuksesan, kreativitas, pemahaman dan kesetaraan. Penelitian Ian Abardo dan
Samuel Gaikwad (2005) dengan judul “Group Investigation : How Does It work”
mengangkat masalah model sosial sebagai fokus grup investigasi. Hasil
temuannya bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe investigasi sebagai
pendekatan pembelajaran yang realistis karena memberikan pengalaman yang
seimbang antara teori dan praktek, mengembangkan ketrampilan sosial dan
membangun kepercayaan diri. Persoalannya sekarang adalah Bagaimana strategi
guru dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas mengajar dan
meningkatkan output belajar siswa?
Salah satu usaha yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan menerapkan metode kooperatif tipe investigasi, metode ini dipilih
karena dapat dipakai guru dalam mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara
perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk
membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti
pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia social (Mafune,
2005:4). Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses
pembelajaran yang aktif sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses
pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi
pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan
untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran fisika siswa kelas X, (2)
meningkatkan kualitas output belajar siswa kelas X.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Klaten, tempat penelitian dimana
peneliti melaksanakan tugas mengajar sehari‐hari. Hal ini akan mempermudah
peneliti untuk membangun kolaborasi dengan guru mitra sejenis dalam
merencanakan, mengamati pelaksanaan dan melakukan refleksi dalam
pembelajaran. Sedang subjek penelitian mencakup 3 hal, yaitu subjek yang
melakukan, menerima dan membantu. Subjek yang menerima adalah SMA
Negeri 3 Klaten kelas X‐D dengan jumlah siswa 35, terdiri dari 18 (delapan belas)
laki‐laki dan 17 (tujuh belas) perempuan. Subjek yang melakukan adalah peneliti
sendiri, sedangkan subjek yang membantu adalah mitra guru sejenis sebagai
observer.
Dalam penelitian ini dengan metode : (1) lembar observasi, untuk
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar fisika, (2)
kegiatan pengamatan siswa, teknik ini untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap proses pembelajaran yang telah di ikuti, (3) Dokumentasi, teknik ini
merupakan penelaahan terhadap referensi yang berhubungan dengan fokus
penelitian. Dokumen tsb.bisa berupa dokumen pribadi siswa, dokumen resmi,
foto‐foto, rekaman kaset, rapor siswa, dan absensi siswa. Pengumpulan data
melalui teknik ini juga untuk melengkapi data yang diperoleh dengan observasi
atau yang lain. Dengan metode pengumpulan data melalui dokumentasi ini
diharapkan data yang diperoleh benar‐benar valid, (4) evaluasi, teknik ini
digunakan peneliti untuk menguji subjek guna mendapatkan data tentang hasil
belajar peserta didik, dengan menggunakan buti‐butir soal yang mengukur hasil
belajar sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti.
Data dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, antara
lain, (1) hasil belajar, dengan cara menganalisis ulangan harian apakah telah
memenuhi KKM atau belum, (2) aktivitas siswa dalam PBM dengan metode
kooperatif tipe investigasi dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam
PBM yang meliputi aspek semangat, kerjasama, dan mengeluarkan pendapat, (3)
implementasi pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan menganalisis
tingkat keberhasilan.
Hasil dan Pembahasan
Kualitas Pembelajaran fisika pada Standar Kompetensi Menerapkan
Konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
dapat dilihat dari hasil pengamatan kualitas pembelajaran, observasi dan angket
respon siswa. Hasil pengamatan kualitas pembelajaran dan kualitas output
pembelajaran dari Pra siklus hingga siklus III terlihat pada gambar 1 dan 2
Awal
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.91
0.8
0.57
0.61
Awal
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 1
Diagram peningkatan kualitas pembelajaran
80
62.14
60
40
46
67.29
51.71
20
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2.
Diagram output peningkatan kualitas pembelajaran
Patricia McCracken (2005) dengan judul “Cooperative Learning as a
Classroom Management Startegy” mengangkat masalah pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan
menggunakan kelompok‐kelompok, karena keberhasilan kelompok tergantung
pada interaksi antara anggota‐anggotanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagai strategi manajemen kelas, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
minat, meningkatkan kualitas pembelajaran, motivasi, kesuksesan, kreativitas,
pemahaman dan kesetaraan,
Hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe investigasi pada mata pelajaran fisika
cenderung meningkat dari pra siklus hingga siklus III, demikian juga kualitas
output pembelajaran cenderung meningkat. Kualitas Pembelajaran Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1: Kualitas Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III.
Kegiatan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Awal,inti dan
0,57
0,61
0,80
0,91
penutup
Dari table di atas kualitas pembelajaran dari pra siklus ke siklus I belum
memenuhi target kualitas pembelajaran walaupun ada kenaikan dari 0,57
menjadi 0,61. Dari Siklus I ke Siklus II dari 0,61 menjadi 0,80 berarti ada
peningkatan sebesar 0,19 atau naik 19 % serta nilai 0,80 melampaui target
kualitas pembelajaran. Sedang dari Siklus II ke Siklus III 0,80 menjadi 0,91 ,
berarti naik 0,06 atau meningkat 6 %. Jadi, secara keseluruhan kualitas
pembelajaran meningkat.
Demikian juga kualitas output siswa mengalami peningkatan seperti pada
table 2.
Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Pra Siklus, Siklus II, dan Siklus III.
No
1
2
3
4
Siklus
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Rata‐rata Hasil Ulangan Harian
46
51.71
62,14
67,29
Dari table 2 diatas terlihat bahwa dari Pra Siklus ke Siklus I dari 46
menjadi 51,71 berarti naik 12,41 %. Pada Siklus I ke Siklus II dari 51,71 menjadi
62,14 berarti naik 20,17 %. Pada Siklus II ke Siklus III dari 51,71 menjadi 67,29
berarti naik 8,29 %. Jadi, secara keseluruhan kualitas output pembelajaran
meningkat.
Pembahasan tersebut di atas member penegasan bahwa peningkatan
kualitas pembelajaran dengan strategi kooperatif tipe investigasi yang diterapkan
dalam pembelajaran mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas
output. Tindakan‐tindakan yang dilakukan mengacu pada pendapat para ahli. Itu
artinya, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini memenuhi standar teori
layaknya penelitian ilmiah. Disamping itu tindakan yang dilakukan membawa
hasil dalam bentuk peningkatan kualitas kiberja maupun kompetensi seperti
yang diharapkan.
Simpulan
Penerapan metode kooperatif tipe investigasi dalam mata pelajaran fisika
ternyata mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mampu
meningkatkan output, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan baik dari pra
siklus hingga siklus ketiga.
Berkenaan dengan beberapa kesimpulan hasil penelitian tindakan maka
peneliti menyampaikan beberapa saran, yaitu (1) Kepala Sekolah, agar Model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi perlu disosialisasikan kepada guru‐guru
untuk menambah pengetahuan dan kekayaan model pembelajaran, karena
model ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas
dalam output siswa, (2) Instansi Terkait, model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas
guru. Oleh karena itu, bagi instansi terkait guna meningkatkan mutu pendidikan
perlu sosialisasi kepada guru fisika, (3) Guru Fisika, dalam pembelajaran fisika
hendaknya tidak disampaikan monoton terfokus pada guru dan kurang
perencanaan yang berakibat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Guru bisa
berkolaborasi dengan mitra guru sejenis atau lainnya untuk menyusun RPP,
pemilihan materi, pemilihan media dan strategi penyajian, sehingga membuat
suasana belajar yang menarik, sehingga kualitas pembelajaran dan kualitas
output siswa juga meningkat.
Daftar Pustaka
Bernard Chemwei, Joel K Kiboss, Emillia Ilieva, 2005, ”Effect of Cooperative
Learning pn Teaching Poetry” Washington.Vol.6, Iss.4 ;pg.25, 9 pgs
Depdiknas. 2008. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Direktorat Tenaga
Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.Jakarta.
Helen Patrick., Nancy J Bangel, Kyung‐nam Jeon, Michael AR Townsend., 2005
.Journal For the Education or the Gifted.Waco:Vol.29,Iss.1;pg.90, 21 pgs.
Ian Abordo and Samuel Gaikwad, 2005” Group Investigation : How does It
Work?” Vo.8, Nos. 1 & 2,pp. 79 – 98.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kunandar . 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Lie, A. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang‐ruang Kelas. Jakarta
: Grasindo.
Nen‐Chen Richard Hwang, Gladie Lui, Marian Yew Jen Wu Tong.2008
”Cooperative Learning in a Passive Learning Environment “: A Replication
and Extension. Sarasota.Vol.23, Iss.1; pg.67, 9 pgs.
Muried F.Strahm, 2007 ”Cooperative Learning:Group Processing and Student
Needs for Self –Worth and Belonging. Australia.Vol.53.No.1, 63‐76.
Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Patricia Mccracken. 2005 “Learning as a Classroom Management Strategy”
.Washington.Vol.36, Iss. 4; pg.10, 3 pgs.
Rusman. 2010. Model‐Model Pembelajaran .Jakarta: Rajawali Pers.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan: Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK.Semarang : CV.Citra Mandiri Utama.
Suryobroto. 2004. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung :Rineka Cipta
Slavin, Robert.E. 2005.”Cooperative Learning :Theory, Research and Practice
“.London : Allymand Bacon.Terjemahan.Oleh Lita.Tahun 2009. Bandung :
Penerbit Nusa Media.
Sagala, S. 2006 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, U. 2009. Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Wijanarka, B. 2009.” Manajemen Baku Mutu dari Faktor Pelaksanaan Pendidikan
Pada Sekolah Menengah Kejuruan”. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Lembaga Penelitian UNY dalam rangka Dies Natalis UNY ke‐45.
Yogyakarta, 25 April 2009.
Zamroni. 2009.”Kebijakan Peningkatan Mutu Sekolah di Indonesia”. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional Lembaga Penelitian UNY dalam rangka
Dies Natalis UNY ke‐45.Yogyakarta, 25 April 2009.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE INVESTIGASI BAGI SISWA KELAS X SEMESTER 2
SMA NEGERI 3 KLATEN TAHUN 2011
Diajukan Kepada
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pendaftaran Ujian Tesis
Magistre dalam Ilmu Pendidikan
Disusun oleh
S u p r a p t a
NIM : Q 100 070 642
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
BAGI SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 3 KLATEN TAHUN 2011
Oleh
Suprapta
Guru SMA Negeri 3 Klaten
Abstract
Physics Learning Quality Improvement Through Cooperative Learning Strategies
Students Study Investigation For Class X Semester 2 SMA Negeri 3 Klaten Year
2011. Thesis. Surakarta: Graduate Program in Muhammadiyah University of
Surakarta. 2012.
Fieldwork contains 2 (two) purposes. First. To find out the quality
improvement process of learning physics in the standard of competence
concepts of heat and energy conservation principles in the various energy
changes. Second. To determine the quality of the output in physics with methods
of cooperative learning type of investigation in class X semester 2 SMA Negeri 3
Klaten in 2011.
The research was conducted using classroom action research design. This
research was conducted with the help of a kind teacher. Subjects were students
of class X semester 2 SMA Negeri 3 Klaten in 2011. Methods of data collection
with participant observation, documentation, observation worksheets students,
and evaluation. Data analysis techniques with data reduction, data presentation,
and conclusions.
This study shows two (2) research results. First. Quality of learning
physics concepts competency standards and the principle of conservation of heat
energy by investigating the type of cooperative learning strategies to increase
from Pre Cycle to Cycle III.Observations average quality of learning from cycle to
cycle I Pre 0.57 to 0.61. Judging from the values achieved do not meet the
criteria of quality second. Output quality of student learning, by looking at the
average results of students in Pre Deuteronomy Daily Cycle to Cycle I from 46 to
51.71 an increase of 12.41%. In Cycle I to Cycle II from 51.71 to 62.14 an increase
of 20.17%. In Cycle II Cycle III to 67.29 from 51.71 to an increase of 8.29%.
Keywords: cooperative , investigation, quality, output.
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,
pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan
suasana belajar yang kondusif yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik,
memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif, dan
inovatif dalam mengekplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan
hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus menjadi
manager belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu
menciptakan kondisi belajar yang menantang kreatifitas dan aktifitas siswa,
memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode, dan multisumber
agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya menyampaikan konsep
dan teori saja tetapi juga menekankan pada bagaimana caranya agar siswa dapat
memperoleh konsep dan teori tersebut. Penggunaan metode kooperatif tipe
Investigasi dapat memudahkan siswa memperoleh konsep dan teori. Karena
dengan penggunaan metode kooperatif tipe Investigasi siswa dilatih untuk
mengamati, mengelompokkan, menaksirkan, meneliti, dan kemudian
mengkomunikasikan.
Menurut beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompokdapat disimpulkan bahwa
sebagian besar menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis, kualitas
pembelajaran, dan keterampilan proses sains siswa.
Penelitian Patricia
Mc.Cracken (2005) dengan judul “Cooperative Learning as a Classroom
Management Startegy” mengangkat masalah pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan kelompok‐
kelompok, karena keberhasilan kelompok tergantung pada interaksi antara
anggota‐anggotanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai strategi
manajemen kelas, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat, motivasi,
kesuksesan, kreativitas, pemahaman dan kesetaraan. Penelitian Ian Abardo dan
Samuel Gaikwad (2005) dengan judul “Group Investigation : How Does It work”
mengangkat masalah model sosial sebagai fokus grup investigasi. Hasil
temuannya bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe investigasi sebagai
pendekatan pembelajaran yang realistis karena memberikan pengalaman yang
seimbang antara teori dan praktek, mengembangkan ketrampilan sosial dan
membangun kepercayaan diri. Persoalannya sekarang adalah Bagaimana strategi
guru dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas mengajar dan
meningkatkan output belajar siswa?
Salah satu usaha yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan menerapkan metode kooperatif tipe investigasi, metode ini dipilih
karena dapat dipakai guru dalam mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara
perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk
membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti
pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia social (Mafune,
2005:4). Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses
pembelajaran yang aktif sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses
pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi
pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan
untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran fisika siswa kelas X, (2)
meningkatkan kualitas output belajar siswa kelas X.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Klaten, tempat penelitian dimana
peneliti melaksanakan tugas mengajar sehari‐hari. Hal ini akan mempermudah
peneliti untuk membangun kolaborasi dengan guru mitra sejenis dalam
merencanakan, mengamati pelaksanaan dan melakukan refleksi dalam
pembelajaran. Sedang subjek penelitian mencakup 3 hal, yaitu subjek yang
melakukan, menerima dan membantu. Subjek yang menerima adalah SMA
Negeri 3 Klaten kelas X‐D dengan jumlah siswa 35, terdiri dari 18 (delapan belas)
laki‐laki dan 17 (tujuh belas) perempuan. Subjek yang melakukan adalah peneliti
sendiri, sedangkan subjek yang membantu adalah mitra guru sejenis sebagai
observer.
Dalam penelitian ini dengan metode : (1) lembar observasi, untuk
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar fisika, (2)
kegiatan pengamatan siswa, teknik ini untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap proses pembelajaran yang telah di ikuti, (3) Dokumentasi, teknik ini
merupakan penelaahan terhadap referensi yang berhubungan dengan fokus
penelitian. Dokumen tsb.bisa berupa dokumen pribadi siswa, dokumen resmi,
foto‐foto, rekaman kaset, rapor siswa, dan absensi siswa. Pengumpulan data
melalui teknik ini juga untuk melengkapi data yang diperoleh dengan observasi
atau yang lain. Dengan metode pengumpulan data melalui dokumentasi ini
diharapkan data yang diperoleh benar‐benar valid, (4) evaluasi, teknik ini
digunakan peneliti untuk menguji subjek guna mendapatkan data tentang hasil
belajar peserta didik, dengan menggunakan buti‐butir soal yang mengukur hasil
belajar sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti.
Data dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, antara
lain, (1) hasil belajar, dengan cara menganalisis ulangan harian apakah telah
memenuhi KKM atau belum, (2) aktivitas siswa dalam PBM dengan metode
kooperatif tipe investigasi dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam
PBM yang meliputi aspek semangat, kerjasama, dan mengeluarkan pendapat, (3)
implementasi pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan menganalisis
tingkat keberhasilan.
Hasil dan Pembahasan
Kualitas Pembelajaran fisika pada Standar Kompetensi Menerapkan
Konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
dapat dilihat dari hasil pengamatan kualitas pembelajaran, observasi dan angket
respon siswa. Hasil pengamatan kualitas pembelajaran dan kualitas output
pembelajaran dari Pra siklus hingga siklus III terlihat pada gambar 1 dan 2
Awal
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.91
0.8
0.57
0.61
Awal
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 1
Diagram peningkatan kualitas pembelajaran
80
62.14
60
40
46
67.29
51.71
20
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2.
Diagram output peningkatan kualitas pembelajaran
Patricia McCracken (2005) dengan judul “Cooperative Learning as a
Classroom Management Startegy” mengangkat masalah pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan
menggunakan kelompok‐kelompok, karena keberhasilan kelompok tergantung
pada interaksi antara anggota‐anggotanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagai strategi manajemen kelas, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
minat, meningkatkan kualitas pembelajaran, motivasi, kesuksesan, kreativitas,
pemahaman dan kesetaraan,
Hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe investigasi pada mata pelajaran fisika
cenderung meningkat dari pra siklus hingga siklus III, demikian juga kualitas
output pembelajaran cenderung meningkat. Kualitas Pembelajaran Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1: Kualitas Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III.
Kegiatan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Awal,inti dan
0,57
0,61
0,80
0,91
penutup
Dari table di atas kualitas pembelajaran dari pra siklus ke siklus I belum
memenuhi target kualitas pembelajaran walaupun ada kenaikan dari 0,57
menjadi 0,61. Dari Siklus I ke Siklus II dari 0,61 menjadi 0,80 berarti ada
peningkatan sebesar 0,19 atau naik 19 % serta nilai 0,80 melampaui target
kualitas pembelajaran. Sedang dari Siklus II ke Siklus III 0,80 menjadi 0,91 ,
berarti naik 0,06 atau meningkat 6 %. Jadi, secara keseluruhan kualitas
pembelajaran meningkat.
Demikian juga kualitas output siswa mengalami peningkatan seperti pada
table 2.
Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Pra Siklus, Siklus II, dan Siklus III.
No
1
2
3
4
Siklus
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Rata‐rata Hasil Ulangan Harian
46
51.71
62,14
67,29
Dari table 2 diatas terlihat bahwa dari Pra Siklus ke Siklus I dari 46
menjadi 51,71 berarti naik 12,41 %. Pada Siklus I ke Siklus II dari 51,71 menjadi
62,14 berarti naik 20,17 %. Pada Siklus II ke Siklus III dari 51,71 menjadi 67,29
berarti naik 8,29 %. Jadi, secara keseluruhan kualitas output pembelajaran
meningkat.
Pembahasan tersebut di atas member penegasan bahwa peningkatan
kualitas pembelajaran dengan strategi kooperatif tipe investigasi yang diterapkan
dalam pembelajaran mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas
output. Tindakan‐tindakan yang dilakukan mengacu pada pendapat para ahli. Itu
artinya, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini memenuhi standar teori
layaknya penelitian ilmiah. Disamping itu tindakan yang dilakukan membawa
hasil dalam bentuk peningkatan kualitas kiberja maupun kompetensi seperti
yang diharapkan.
Simpulan
Penerapan metode kooperatif tipe investigasi dalam mata pelajaran fisika
ternyata mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mampu
meningkatkan output, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan baik dari pra
siklus hingga siklus ketiga.
Berkenaan dengan beberapa kesimpulan hasil penelitian tindakan maka
peneliti menyampaikan beberapa saran, yaitu (1) Kepala Sekolah, agar Model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi perlu disosialisasikan kepada guru‐guru
untuk menambah pengetahuan dan kekayaan model pembelajaran, karena
model ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas
dalam output siswa, (2) Instansi Terkait, model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas
guru. Oleh karena itu, bagi instansi terkait guna meningkatkan mutu pendidikan
perlu sosialisasi kepada guru fisika, (3) Guru Fisika, dalam pembelajaran fisika
hendaknya tidak disampaikan monoton terfokus pada guru dan kurang
perencanaan yang berakibat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Guru bisa
berkolaborasi dengan mitra guru sejenis atau lainnya untuk menyusun RPP,
pemilihan materi, pemilihan media dan strategi penyajian, sehingga membuat
suasana belajar yang menarik, sehingga kualitas pembelajaran dan kualitas
output siswa juga meningkat.
Daftar Pustaka
Bernard Chemwei, Joel K Kiboss, Emillia Ilieva, 2005, ”Effect of Cooperative
Learning pn Teaching Poetry” Washington.Vol.6, Iss.4 ;pg.25, 9 pgs
Depdiknas. 2008. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Direktorat Tenaga
Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.Jakarta.
Helen Patrick., Nancy J Bangel, Kyung‐nam Jeon, Michael AR Townsend., 2005
.Journal For the Education or the Gifted.Waco:Vol.29,Iss.1;pg.90, 21 pgs.
Ian Abordo and Samuel Gaikwad, 2005” Group Investigation : How does It
Work?” Vo.8, Nos. 1 & 2,pp. 79 – 98.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kunandar . 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Lie, A. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang‐ruang Kelas. Jakarta
: Grasindo.
Nen‐Chen Richard Hwang, Gladie Lui, Marian Yew Jen Wu Tong.2008
”Cooperative Learning in a Passive Learning Environment “: A Replication
and Extension. Sarasota.Vol.23, Iss.1; pg.67, 9 pgs.
Muried F.Strahm, 2007 ”Cooperative Learning:Group Processing and Student
Needs for Self –Worth and Belonging. Australia.Vol.53.No.1, 63‐76.
Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Patricia Mccracken. 2005 “Learning as a Classroom Management Strategy”
.Washington.Vol.36, Iss. 4; pg.10, 3 pgs.
Rusman. 2010. Model‐Model Pembelajaran .Jakarta: Rajawali Pers.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan: Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK.Semarang : CV.Citra Mandiri Utama.
Suryobroto. 2004. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung :Rineka Cipta
Slavin, Robert.E. 2005.”Cooperative Learning :Theory, Research and Practice
“.London : Allymand Bacon.Terjemahan.Oleh Lita.Tahun 2009. Bandung :
Penerbit Nusa Media.
Sagala, S. 2006 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, U. 2009. Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Wijanarka, B. 2009.” Manajemen Baku Mutu dari Faktor Pelaksanaan Pendidikan
Pada Sekolah Menengah Kejuruan”. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Lembaga Penelitian UNY dalam rangka Dies Natalis UNY ke‐45.
Yogyakarta, 25 April 2009.
Zamroni. 2009.”Kebijakan Peningkatan Mutu Sekolah di Indonesia”. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional Lembaga Penelitian UNY dalam rangka
Dies Natalis UNY ke‐45.Yogyakarta, 25 April 2009.